Banyak di antara kita yang sudah sangat familiar dengan kanker paru-paru, kanker
payudara, dan kanker prostat. Namun, apakah ada yang sudah familiar dengan kanker
nasofaring? Apakah ada yang tau di sebelah mana sih nasofaring itu bertengger? Padahal,
kanker nasofaring adalah jenis kanker kepala dan leher dengan insidensi tertinggi.
Padahal, kanker nasofaring adalah salah satu bahaya yang mengintai dari kebiasaan
merokok yang dimiliki sebagian besar penduduk Indonesia. Padahal, sebagian besar
penderita kanker nasofaring adalah kaum remaja dan dewasa muda. Yukk, kali ini kita
membahas kanker nasofaring..
Viral DNA pada kanker nasofaring telah membuktikan bahwa virus Epstein-Barr dapat
menyebabkan transformasi sel epithelial menjadi sel kanker. Faktor genetic, lingkungan,
dan gaya hidup juga memiliki peranan penting pada perkembangan penyakit ini.
Beberapa etnis dan ras tertentu terbukti memiliki insidensi lebih tinggi pada kejadian
kanker nasofaring. Faktor lingkungan seperti paparan substansi kimia tertentu juga
terbukti dapat meningkatkan risiko kanker nasofaring. Demikian pula beberapa
kebiasaan seperti kebiasaan merokok dan minum alkohol dapat meningkatkan risiko
kanker nasofaring.
Riwayat konsumsi ikan atau daging yang diasinkan dalam jumlah berlebih
Perokok
Apa saja tanda dan gejala yang dapat muncul pada penderita kanker nasofaring?
Kanker nasofaring cenderung lambat didiagnosis karena baru menimbulkan gejala saat
tahapan kanker sudah cukup lanjut. Biasanya pasien datang ke dokter dengan keluhan
yang sudah kronis, seperti gangguan penglihatan atau pendengaran yang berkelanjutan,
atau pembengkakan limfonodi yang tidak menghilang dalam kurun waktu lama. Berikut
adalah beberapa tanda dan
gejala yang dapat muncul pada
penderita kanker nasofaring:
Pembengkakan limfonodi
Nyeri tenggorokan
Suara serak
Mimisan/hidung berdarah
Gangguan pendengaran
Nyeri kepala.
Apa saja pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis kanker nasofaring?
Seorang dokter dapat melakukan beberapa tahap pemeriksaan dalam rangka menegakkan
diagnosis kanker nasofaring. Berikut adalah tahapan pemeriksaan yang dapat dilakukan:
Pemeriksaan fisik: pemeriksaan fisik secara umum, termasuk memeriksa adanya tanda-
tanda penyakit seperti pembengkakan limfonodi pada leher
Biopsy: merupakan pemeriksaan pada sample sel atau jaringan yang diteliti di bawah
mikroskop untuk mendeteksi adanya tanda-tanda perubahan sel menuju keganasan.
Sample dari biopsy dapat diperoleh dari prosedur nasoscopy maupun endoscopy
PET scan (Positron Emission Tomography scan): merupakan prosedur untuk mencari
sel tumor ganas pada tubuh dengan cara menginjeksikan sejumlah kecil radioactive
glucose ke dalam vena dan melakukan monitoring penggunaan glukosa tersebut dalam
tubuh. Sel tumor ganas akan tampak lebih terang dalam gambar karena mereka lebih
aktif dan mengambil lebih banyak glukosa daripada sel normal.
Stage merupakan proses yang digunakan untuk menentukan apakah sel kanker masih
terlokalisir pada lokasi awal atau sudah menyebar. Berikut adalah stage dari kanker
nasofaring:
Stage 0
Disebut juga carcinoma-in-situ, yaitu kondisi di mana sel kanker masih terbatas pada tepian
nasofaring. Sel kanker yang ganas masih sangat terlokalisir dari jaringan normal.
Stage I
Pada stage ini, kanker telah ditemukan secara jelas pada nasofaring, jika menyebar hanya
pada wilayah orofaring atau cavum nasi. Pengobatan yang dapat diberikan pada kanker
nasofaring stage 0 adalah terapi radiasi pada tumor dan limfonodi pada leher
Stage II
Pada stage ini, kanker dapat menyebar pada limfonodi leher atau belakang faring. Limfonodi
yang timbul maksimum berukuran 6 cm. Pengobatan yang dapat diberikan pada kanker
nasofaring stage II adalah kemoterapi dan terapi radiasi
Stage III
Pada stage ini, kanker dapat menyebar pada tulang atau sinus sekitar. Pengobatan yang
dapat diberikan pada kanker nasofaring stage III adalah kemoterapi, terapi radiasi, dan terapi
pembedahan termasuk pembedahan limfonodi leher
Stage IV
o Stage IVA:
Kanker dapat menyebar ke saraf kranialis, hipofaring, tulang area mata, serta
tulang area rahang.
o Stage IVB:
o Stage IVC:
Kanker dapat menyebar ke limfonodi yang jauh dari lokasi kanker primer
Ya, seperti yang telah dibahas pada bagian staging di atas, kanker nasofaring dapat
menyebar baik ke jaringan sekitar lokasi primer, limfonodi, maupun penyebaran ke organ
lain melalui aliran darah. Biasanya, penyebaran kanker nasofaring terjadi pada tulang
dan paru-paru.
Prognosis dari kanker nasofaring bervariasi antara penderita. Hal tersebut dapat
dipengaruhi oleh:
Ukuran tumor
Penderita kanker nasofaring yang menjalani terapi radiasi dan kemoterapi secara
simultan relative memiliki long-time-survival cukup baik, yaitu sekitar 50-80%.
Sedangkan 5-years-survival pada penderita yang hanya menjalani terapi radiasi adalah
42%.
Apakah kanker nasofaring dapat dicegah?
Ya, ada beberapa cara untuk meminimalisir risiko kita terkena kanker nasofaring, di
antaranya: