Anda di halaman 1dari 4

Hari Jadi dan Sejarah Kota Tarakan

Tarakan menurut cerita rakyat berasal dari bahasa Tidung “Tarak” (bertemu) dan
“Ngakan” (makan) yang secara harfiah dapat diartikan “Tempat para nelayan untuk istirahat
makan, bertemu serta melakukan barter hasil tangkapan dengan nelayan lain. Selain itu Tarakan
juga merupakan tempat pertemuan arus muara sungai Kayan, Sesayap dan Malinau.
Ketenangan masyarakat setempat agak terganggu ketika pada tahun 1896, sebuah
perusahaan perminyakan Belanda, BPM (Bataavishe Petroleum Maatchapi) menemukan adanya
sumber minyak di pulau ini. Banyak tenaga kerja didatangkan terutama dari pulau Jawa seiring
dengan meningkatnya kegiatan pengeboran. Mengingat fungsi dan perkembangan wilayah ini,
pada tahun 1923 perkembangan wilayah ini, Pemerintah Hindia Belanda merasa perlu untuk
menempatkan seorang asisten residen di pulau ini yang membawahi 5 (lima) wilayah yakni;
Tanjung Selor, Tarakan, Malinau, Apau Kayan dan Berau. Namun pada masa pasca
kemerdekaan, Pemerintah RI merasa perlu untuk merubah status kewedanan Tarakan menjadi
Kecamatan Tarakan sesuai dengan Keppres RI no.22 tahun 1963.
Letak dan posisi yang strategis telah mampu menjadikan kecamatan Tarakan sebagai
salah satu sentral industri di wilayah Kalimantan Timur bagian utara sehingga Pemerintah perlu
untuk meningkatkan statusnya menjadi kota Administratif sesuai dengan Peraturan Pemertintah
No.47 Tahun 1981.
Status kota Administratif kembali ditingkatkan menjadi kotamadya berdasarkan UU RI
No.29 Tahun 1997 yang peresmiannya dilakukan langsung oleh Menteri dalam Negeri pada
tanggal 15 Desember 1997, sekaligus tanggal tersebut menandai sebagai hari jadi kota
Tarakan.[14]
Analisis Otonomi Daerah

Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Secara harfiah, otonomi daerah berasal dari kata otonomi dan daerah. Dalam
bahasa Yunani, otonomi berasal dari kata autos dan namos. Autos berarti sendiri dan namos berarti
aturan atau undang-undang, sehingga dapat diartikan sebagai kewenangan untuk mengatur sendiri atau
kewenangan untuk membuat aturan guna mengurus rumah tangga sendiri. Sedangkan daerah adalah
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah.

Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai implementasi
tuntutan globalisasi yang harus diberdayakan dengan cara memberikan daerah kewenangan yang lebih
luas, lebih nyata dan bertanggung jawab, terutama dalam mengatur, memanfaatkan dan menggali
sumber-sumber potensi yang ada di daerah masing-masing. Pelaksanaan otonomi daerah merupakan
titik fokus yang penting dalam rangka memperbaiki kesejahteraan rakyat. Pengembangan suatu daerah
dapat disesuaikan oleh pemerintah daerah dengan potensi dan kekhasan daerah masing-masing.

Otonomi dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 18 menyatakan
otonomi daerah merupakan prinsip daerah mengatur dan mengurus sendiri pemerintahannya menurut
asas otonomi dan tugas pembantuan (menegaskan pemerintah daerah adalah pemerintah otonomi
dalam NKRI).Hal tersebut juga menjelaskan bahwa dalam otonomi daerah tidak boleh melebihi batas-
batas yang telah ditentukan negara sebagai aturan nasional yaitu, urusan pemerintahan yang oleh UU
ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat (politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi,
moneter dan fiskal, agama).

Adapun tujuan pemberian otonomi daerah adalah sebagai berikut

Peningkatan pelayanan masyarakat yang semakin baik.

Pengembangan kehidupan demokrasi.

Keadilan nasional.

Pemerataan wilayah daerah.

Pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah


serta antar daerah dalam rangka keutuhan NKRI.

Mendorong pemberdayaaan masyarakat.

Menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta masyarakat, mengembangkan peran
dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Secara konseptual, Indonesia dilandasi oleh tiga tujuan utama yang meliputi: tujuan politik, tujuan
administratif dan tujuan ekonomi. Hal yang ingin diwujudkan melalui tujuan politik dalam pelaksanaan
otonomi daerah adalah upaya untuk mewujudkan demokratisasi politik melalui partai politik dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah. Perwujudan tujuan administratif yang ingin dicapai melalui pelaksanaan
otonomi daerah adalah adanya pembagian urusan pemerintahan antara pusat dan daerah, termasuk
sumber keuangan, serta pembaharuan manajemen birokrasi pemerintahan di daerah. Sedangkan tujuan
ekonomi yang ingin dicapai dalam pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia adalah terwujudnya
peningkatan indeks pembangunan manusia sebagai indikator peningkatan kesejahteraan masyarakat
Indonesia.

Kota Tarakan atau juga dikenal sebagai Bumi Paguntaka, berada pada sebuah pulau kecil yang terletak di
bagian utara sebelah Pulau Kalimantan, sekarang masuk Provinsi Kalimantan Utara. Semboyan dari kota
Tarakan adalah Tarakan BAIS (Bersih, Aman, Indah, Sehat dan Sejahtera).

Letak dan posisi yang strategis telah mampu menjadikan kota Tarakan sebagai salah satu sentra Industri
di wilayah Kalimantan Timur bagian utara (sekarang Kalimantan Utara). Kebijakan Otonomi Daerah
berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah merupakan
kebijakan yang lahir dalam rangka menjawab dan memenuhi tuntutan reformasi akan demokratisasi
hubungan pusat dan daerah serta upaya pemberdayaan daerah. Otonomi Daerah menurut Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 1999 dipahami sebagai kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan di sini bahwa inti
dari Otonomi Daerah adalah demokratisasi dan pemberdayaan. Demokratisasi yang ingin dimunculkan
adalah dalam upaya mewujudkan good governance. Dengan otonomi daerah dapat mengubah perilaku
sebagian masyarakat Indonesia yang sebelumnya hanya terfokus pada pemerintah pusat.

Pemekaran daerah di Indonesia menurut UU no. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
adalah pembentukan wilayah administratif baru di tingkat provinsi maupun kota dan kabupaten dari
induknya. Desentralisasi merupakan salah satu elemen penting dalam pelaksanaan kebijakan
desentralisasi dan otonomi daerah, yaitu pembentukan daerah yang pada dasarnya dimaksudkan untuk
meningkatkan pelayanan publik guna mempercepat kesejahteraan masyarakat dan Daya Saing Daerah.
Pemekaran wilayah atau pembentukan daerah otonomi baru semakin marak sejak disahkannya
UU No 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah yang kemudian direvisi menjadi UU No 32 Tahun 2004.
Hingga Desember 2008 telah terbentuk 215 daerah otonom baru yang terdiri dari tujuh provinsi, 173
kabupaten, dan 35 kota. Dengan demikian total jumlahnya mencapai 524 daerah otonom yang terdiri dari
33 provinsi, 398 kabupaten, dan 93 kota. Berikut adalah pemekaran kabupaten dan kota di Indonesia
yang sebenarnya sudah berlangsung sejak 1991.
Tarakan ini merupakan salah satu kota dari privinsi yang baru dibentuk oleh Indonesia, yakni
Kalimantan Utara sebagai bentuk pemekaran daerah. Salah satu daerah otonom baru (DOB) yang
disahkan oleh DPR menjadi provinsi ke 34 di Indonesia. Provinsi baru ini diharapkan dapat mencegah
pencaplokan pulau-pulau Indonesia oleh Malaysia. Salah satu alasan pengesahan kebijakan ini adalah
untuk memperpendek rentang kendali pemerintah kepada masayarakat di Kalimantan utara sebagai
wilayah yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Sehingga diharapkan bisa mengangkat harkat dan
martabat masyarakat tidak saja masyarakat Kalimantan Utara, tetapi masyarakat Indonesia secara
umum.
Khusus pembentukan Provinsi Kalimatan Utara, yang menjadi provinsi ke-34 di Indonesia yang
berbatasan langsung dengan negara Malaysia, Komisi II berharap pencaplokan pulau seperti terjadi pada
tahun 2002 tidak akan terjadi lagi. Berdasarkan prinsip efektifitas, perlu adanya tindakan nyata dari
pemerintah yang berdampak pada rawannya pencaplokan daerah baik darat maupun laut.

Anda mungkin juga menyukai