Anda di halaman 1dari 15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia

Manusia adalah sumber daya yang terpenting dalam menentukan

kelangsungan hidup dan keberhasilan suatu lembaga maupun

perusahaan. Oleh karena itu diperlukan pembinaan yang sistematik

dan intensif terhadap para sumber daya tersebut.

Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia menurut Hasibuan

(2006:10), adalah ‘’ilmu dan seni yang mengatur hubungan dan

peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya

tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat’’.

Menurut Bohlarander dan Snell (2010:4), ‘’Manajemen Sumber

Daya Manusia adalah ilmu yang mempelajari bagaimana

memberdayakan karyawan dalam perusahaan, membuat pekerjaan,

kelompok kerja, mengembangkan para karyawan yang mempunyai

kemampuan, mengidentifikasi suatu pendekatan untuk dapat

mengembangkan kinerja karyawan dan memberikan imbalan kepada

karyawan atas usahanya dalam bekerja.’’

6
7

2.1.2 Pengertian Kinerja

1. Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2009:67), ‘’Kinerja adalah

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya.’’

2. Menurut Sedarmayanti (2011:260), ‘’Kinerja adalah hasil kerja

seorang pekerja, sebuah proses manajemen atau suatu organisasi

secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus dapat

ditunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat diukur

(dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan).’’

3. Menurut Wibowo (2010:7), ‘’Kinerja adalah tentang melakukan

pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut.

2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Tinggi rendahnya kinerja seorang pegawai tentunya ditentukan

oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya baik secara langsung

ataupun tidak langsung.

Menurut A. Dale Timple yang dikutip oleh Anwar Prabu

Mangkunegara (2006:15), faktor-faktor kinerja terdiri dari faktor

internal dan faktor eksternal : ‘’Faktor internal yaitu faktor yang

dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang. Sedangkan faktor eksternal

adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang

berasal dari lingkungan. seperti perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan


8

rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja, dan iklim

organisasi.’’

2.1.4 Pengertian Semangat Kerja

Setiap perusahaan selalu mengharapkan tercapainya tujuan

organisasi, untuk itu diperlukan peranan dari karyawan. Oleh

karenanya, perusahaan menghendaki para karyawan memiliki

semangat dan gairah tinggi dalam melakukan pekerjaannya karena

dengan adanya semangat kerja yang tinggi akan mencapai

penyelesaian pekerjaan dengan teliti dan cepat, kerusakan dapat

dikurangi dan absensi dapat diperkecil. Maka sudah selayaknya setiap

perusahaan selalu berusaha meningkatkan semangat kerja pada

karyawannya. Sehingga dengan demikian dapat menunjang

perusahaan dalam mencapai produktivitas yang tinggi.

Adapun pengertian semangat kerja menurut pendapat beberapa

ahli sebagai berikut:

1. Menurut Hasibuan (2009:94), “Semangat Kerja adalah keinginan

dan kesungguhan seseorang mengerjakan pekerjaannya dengan

baik serta berdisiplin untuk mencapai prestasi yang maksimal”.

2. Menurut Alexander Leightemy dalam Nitisemito (2010:160),

“Semangat Kerja adalah sebagai sesuatu yang positif dan sesuatu

yang baik, sehingga mampu memberikan sumbangan terhadap

pekerjaan dalam arti lebih baik”.


9

Dari pendapat ahli tersebut di atas, peneliti menyimpulkan

bahwa apa yang dimaksud dengan semangat kerja adalah kondisi

psikologis seseorang dalam hal ini tenaga kerja, yang dipengaruhi oleh

keinginan atau motif tertentu, sesuai dengan kebutuhannya. Jika

keinginan atau motif tersebut tidak dapat terpenuhi, maka dapat

menurunkan semangat kerja karyawan, dan sebaliknya jika kebutuhan

tersebut dapat terpenuhi maka dapat meningkatkan semangat kerja

karyawan.

Berikut beberapa unsur yang diharapkan dapat dimiliki oleh

masing-masing karyawan:

1. Kerjasama

Dalam hal ini, pengertian kerjasama adalah bekerjasama

untuk mencapai suatu tujuan yang sama pula. Sehingga didalam

menjalankan tugas karyawan haruslah mempunyai keyakinan

terhadap diri sendiri atas kemampuan serta kecakapan yang

dimiliki didalam mencapai tujuan dari perusahaan.

2. Semangat Kerja

Menurut Nitisemito (2006:160), Semangat Kerja adalah

melakukan pekerjaan lebih giat sehingga dapat diharapkan lebih

cepat dan lebih baik. Sedangkan menurut Alexander Leigthen

dalam Moekijat (2006:130), mendefinisikan bahwa Semangat

Kerja adalah sebagai kemampuan sekelompok orang untuk

bekerja sama dengan giat dan konsekuen dalam mengejar tujuan


10

bersama. Semangat kerja harus dimiliki oleh karyawan dalam arti

tenaga kerja tersebut harus selalu dapat menunjukkan suatu

peningkatan/ prestasi kerja. Untuk dapat menunjukkan

prestasinya dituntut adanya suatu semangat kerja yang tinggi.

2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Semangat Kerja

Peningkatan semangat kerja karyawan dalam suatu perusahaan

merupakan suatu hal yang sangat penting. Sudah selayaknya setiap

perusahaan akan selalu berusaha untuk dapat meningkatkan semangat

kerja karyawannya semaksimal mungkin. Oleh karena itu maka

pimpinan perusahaan sangat penting untuk mengetahui faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi semangat kerja.

Menurut Claude S. George dalam kutipan buku Manajemen

Sumber Daya Manusia oleh S.P. Hasibuan (2010:163), mengatakan

bahwa seorang karyawan akan semangat bila perusahaan

memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :

1. Pembagian upah yang adil dan layak sesuai dengan jasa-jasa yang

telah diberikan karyawan pada perusahaan.

2. Perusahaan memberikan kesempatan kepada setiap karyawannya

untuk maju dalam pekerjaannya. Salah satunya dengan

mengadakan promosi jabatan yang diberikan pada setiap

karyawan untuk mengembangkan diri mencapai jenjang karir

yang lebih baik.


11

3. Pengakuan karyawan sebagai individu. Hal ini penting mengingat

karyawan juga manusia yang tidak dapat diberlakukan semena-

mena. Karyawan harus dianggap sebagai subjek bukan hanya

sebagai objek.

4. Terjaminnya keamanan di tempat kerja, baik keamanan kerja pada

waktu bekerja maupun keamanan harta di tempat tinggal.

5. Tempat kerja yang baik dan layak.

6. Penerimaan karyawan oleh kelompoknya agar karyawan tersebut

dapat bekerja sama dengan kelompok di tempat kerjanya.

Dari pendapat tersebut jelaslah bahwa perusahaan

seharusnya berusaha meningkatkan semangat kerja karyawannya. Bila

hal ini diabaikan, dikhawatirkan karyawan menyatakan

ketidakpuasannya dengan membolos kerja. Lebih berbahaya lagi bila

sampai mempengaruhi produktivitas kerja mereka.

2.1.6 Pengertian Produktivitas Kerja

Menurut L. Greenberg dalam Sinungan (2009:127),

mengungkapkan bahwa “Produktivitas Kerja adalah sebagai

perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi

totalitas masukan selama periode tersebut”.

Menurut Hasibuan (2010:128), “Produktivitas merupakan

perbandingan antara keluaran dan masukan serta mengutarakan cara


12

pemanfaatan baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi suatu

barang atau jasa”.

Menurut Ardana dkk (2012:270), “Produktivitas merupakan

perbandingan efektivitas menghasilkan keluaran (output) dengan

efisiensi penggunaan sumber-sumber masukan (input)”.

Dapat disimpulkan bahwa Produktivitas Kerja adalah

kemampuan menghasilkan barang dan jasa dari berbagai sumber daya

atau faktor produksi yang digunakan untuk meningkatkan kualitas dan

kuantitas pekerjaan yang dihasilkan dalam suatu perusahaan.Serta

dalam arti luas produktivitas kerja adalah segala sesuatu yang

menyangkut hubungan antara keluaran (output) dengan masukan

(input) dari tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan output

tersebut.

2.1.7 Pentingnya Produktivitas Kerja

Dalam setiap perusahaan atau organisasi akan selalu

dihadapkan pada masalah-masalah yang berkenaan dengan

pemanfaatan sumber-sumber daya untuk memproduksi barang dan

jasa. Dengan menggunakan sumber-sumber tersebut secara efektif dan

efisien akan memberikan usaha yang lebih baik bagi perusahaan.

Dewasa ini, peningkatan produktivitas merupakan sasaran

yang hendaknya dicapai perusahaan. Hal ini dilakukan karena

semakin ketatnya persaingan produk-produk yang ada dipasar. Untuk

mengatasi persaingan, perusahaan berusaha meningkatkan


13

produktivitas dengan harapan dapat menekan biaya-biaya produksi,

sehingga mampu bersaing baik dalam mutu maupun harga.

Produktivitas kerja secara umum dapat menjadi tolak ukur

keberhasilan suatu organisasi. Ketika perusahaan mampu mencapai

target/budgeting yang telah ditetapkan, maka perusahaan tersebut

dapat dikatakan memiliki produktivitas yang cukup baik namun harus

dalam penilaian beberapa aspek tertentu.

Produktivitas kerja juga merupakan motif ekonomi untuk

memperoleh hasil sebanyak mungkin dengan biaya sekecil-kecilnya.

Dan produktivitas sebagai aksentuasi penerapan motif ekonomi yang

banyak terletak pada faktor manusia pelaksana kegiatan organisasi itu

sendiri yaitu para anggota,karyawan atau pelaksana, sehingga

organisasi selalu berupaya agar karyawan selalu terlibat untuk

mengembangkan dirinya dan memberikan produktivitas kerja setinggi

mungkin untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja di suatu

perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi

produktivitas kerja karyawan tersebut. Banyak faktor yang dapat

mempengaruhi produktivitas kerja baik yang berhubungan dengan

tenaga kerja itu sendiri maupun faktor-faktor yang berhubungan

dengan lingkungan peusahaan dan kebijakan pemerintah secara

keseluruhan.
14

Menurut Pandji Anoraga (2005: 56-60), ada 10 faktor yang

sangat diinginkan oleh para karyawan untuk meningkatkan

produktivitas kerja karyawan, yaitu:

1. Pekerjaan yang menarik

2. Upah yang baik

3. Keamanan dan perlindungan dalam pekerjaan

4. Etos kerja

5. Lingkungan atau sarana kerja yang baik

6. Promosi dan perkembangan diri mereka sejalan dengan

perkembangan perusahaan

7. Merasa terlibat dalam kegiatan-kegiatan organisasi

8. Pengertian dan simpati atas persoalan-persoalan pribadi

9. Kesetiaan pimpinan pada diri pekerja

10. Disiplin kerja yang keras.

2.1.8 Hubungan Semangat Kerja dengan Produktivitas Kerja

Dari uraian di atas mengenai semangat kerja serta produktivitas,

maka dapat diambil kesimpulan sementara bahwa apabila dalam suatu

perusahaan dimana semangat kerja dari karyawan rendah, maka

produktivitasnya pun juga rendah. Tetapi apabila semangat kerja para

karyawan tinggi, maka akan mempermudah pimpinan untuk

menggerakkan para karyawan tersebut dalam menunjang perusahaan

untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.


15

Faktor-faktor yang merupakan indikator dari motivasi yang

dapat dipergunakan untuk mengetahui adanya semangat kerja pada

karyawan yang tinggi ataupun rendah tersebut dapat dilihat dari

beberapa faktor yang akan penulis uraikan di bawah ini:

1. Sering Tejadinya Kesalahan

Sering terjadinya kesalahan pekerja dalam melaksanakan

tugas sehari-harinya, yang bukan merupakan pekerjaan baru bagi

mereka. Dapat juga disebabkan karena faktor-faktor diluar

kemampuan manusia, seperti kesalahan material kemudian

kerusakan pada mesin, layout serta kendala-kendala yang lain.

Tetapi apabila bukan faktor-faktor tersebut yang menjadi sebab,

maka perlu diteliti dari faktor internal karyawan.Faktor internal

yang dimaksud adalah terjadi penurunan semangat kerja sehingga

terjadi ketidak tenangan bekerja atau bahkan timbul suatu rasa

kebosanan pada karyawan dengan pekerjaannya.

2. Adanya Keluhan dan Kegelisahan

Ketidak puasan dari diri karyawan akan menimbulkan

kegelisahan, Hal ini perlu diketahui sebab kegelisahan merupakan

salah satu indikator turunnya semangat dan kegairahan kerja.

Kegelisahan dengan tingkat terbatas dengan dibiarkan begitu saja

mungkin akan berhenti dengan sendirinya, tetapi pada tingkat

tertentu membiarkan begitu saja bukanlah tindakan yang bijaksana.


16

3. Adanya Kelambanan Kerja

Turunnya semangat kerja yang dilihat atau ditunjukkan

dengan kelambanan kerja dari waktu yang sudah ditentukan,

disebabkan karena faktor manusianya. Untuk keterlambanan kerja

tersebut dapat disebabkan pula oleh bermacam-macam faktor,

yaitu:

a. Fasilitas peralatan yang dipergunakan oleh para pekerja tidak

memungkinkan untuk dipergunakan secara maksimal.

b. Rendahnya tingkat keterampilan dari para karyawan yang ada.

c. Pelayanan bahan-bahan (raw material) yang dibutuhkan tidak

lancar/ mengalami hambatan, hal ini juga dapat

mempengaruhinya.

d. Lingkungan kerja, baik pada gedung/ bangunannya maupun

suasana antar karyawan itu sendiri kurang sehat ataupun kurang

menggairahkan.

Apabila dari faktor tersebut di atas dan faktor-faktor lain

yang berpengaruh tidak dapat teratasi, maka kelambatan dan

kesalahan kerja, karyawan sering mengalami gangguan sakit serta

yang lainnya, pastilah pada usaha pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan semula oleh perusahaan akan mengalami hambatan pula.

Jadi, agar semangat kerja dari para karyawan dapat selalu

dijaga pada tingkatan tinggi, sebaiknya faktor-faktor penghambat

tersebut di atas diusahakan untuk dihilangkan atau dikurangi.


17

Sehingga dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan dapat

dilaksanakan dengan efektif serta efisien.

2.2 Penelitian Terdahulu

1. Prima Laili Kamilani(2010) “ Pengaruh Upah Dan Insentif Terhadap

Peningkatan Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada

PT.Mufasufu Sejati Jaya Lestari Ploso Jombang”. Hasil analisis yang

didapat adalah :

a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh upah terhadap

produktivitas kerja karyawan di PT. Mufasufu Sejati Jaya Lestari

Ploso Jombang. Dari hasil perhitungan korelasi berganda diperoleh

hasil bahwa R Square merupakan uji R determinan menunjukkan

besar kontribusi yang diberikan variabel bebas yang terdiri dari

variabel upah (X1) dan insentif (X2) terhadap variabel terikat yaitu

kinerja karyawan (Y) adalah sebesar 0,615 atau 61,5%.

b. Kesimpulan yang bisa diambil adalah ada pengaruh upah dan insentif

terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan bagian produksi

pada PT. Mufasufu Sejati Jaya Lestari.

2. Adjis Siswanto(2013) “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Produktivitas Dalam Pencapaian Target Perusahaan”. Hasil analisis yang

didapat adalah :
18

a. Peningkatan produktivitas perusahaan ditahun 2012 banyak

mengalami perubahan dan telah mencapai target yang telah

ditentukan, walaupun tidak terlalu signifikasi.

b. Langkah-langkah perusahaan dalam meningkatkan produktivitas

perusahaan ditahun 2013 belum begitu terlihat secara signifikan di

quarter pertama, padahal sistem manajemen telah diterapkan dalam

lingkup perusahaan.

3. Wiyono Putro (2016) “ Pengaruh Semangat Kerja Pegawai Terhadap

Produktivitas Kerja Pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan

Kabupaten Kutai Timur”.Hasil analisis yang didapat adalah bahwa

variabel semnagat kerja pegawai berpengaruh positif terhadap

produktivitas dalam pengurusan dokumen. Hal ini terbukti dari hasil

analisis data dengan menggunakan korelasi product moment ( Pearson )

diperoleh koefisien korelasi r= 0.86, dimana dalam criteria interpretasi

pada table 1, yaitu 0.80 – 0.100 adalah tingkat hubungannya sangat kuat.

Ini berarti semakin tinggi semangat kerja pegawai terhadap produktivitas

kerja pada kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kutai

Timur, maka semakin tinggi produktivitas dalam pengurusan dokumen.

4. Weri Sanjaya (2015) “Pengaruh Semangat Kerja Pegawai Terhadap

Produktivitas Kerja Pada Kantor UPT – BPP Balai Penyuluhan Pertanian

Rantau Pulung Kabupaten Kutai Timur”. Hasil analisis yang di dapat

bahwa variabel semangat kerja pegawai berpengaruh positif terhadap

produktivitas dalam penyelesaian dokumen. Hal ini terbukti dari hasil


19

analisis data dengan menggunakan Korelasi Product Moment ( Pearson )

diperoleh koefesien korelasi r = 0,86. Dimana dalam kriteria interpretasi

pada tabel 1, yaitu 0,80 – 0,100 adalah tingkat hubungannya (

korelasinya ) sangat kuat. Ini berarti semakin tinggi semangat kerja

pegawai Terhadap Produktivitas Kerja Pada Kantor UPT-BPP Balai

Penyuluhan Pertanian Rantau Pulung Kabupaten Kutai Timur, maka

semakin tinggi pula produktivitas dalam penyelesaian dokumen.

Amelia R.Musak, dkk (2015) “Pengaruh Semangat Kerja Terhadap Produktivitas

Kerja Karyawan Pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara Dan Lelang Manado”.

Hasil analisis yang didapat menunjukkan bahwa koefisien korelasi dan

koefisisen determinasi dari semangat kerja terhadap produktivitas kerja

karyawan (r=0,827 dan r2 = 0,6839) adalah signifikan pada taraf kepercayaan

0,99 atau 99%. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa semangat kerja

mempunyai hubungan kuat dengan daya

penentu (pengaruh) signifikan terhadap peningkatan produktivitas kerja

karyawan KPKNL Manado. Dari penelitian ini ,diperoleh hasil bahwa semangat

kerja berpengaruh secara positif terhadap produktivitas kerja, yang berarti

bahwa dengan meningkatnya semangat kerja maka produktivitas kerja Kantor

Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Manado.

Selain itu, Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Manado perlu

memperhatikan semangat kerja karyawan yaitu dengan memberikan perhatian

setiap hari kerja terhadap absensi dan jam kerja karyawan, memberi

pengarahan dan pencerahan.


20

2.3 Kerangka Pemikiran

Kebutuhan Individu

Harapan Individu

Semangat Kerja Produktivitas Kerja


(X) Perilaku Adil (Y)

Kejelasan Tujuan

2.4 Hipotesis

Berdasarkan landasan teori yang ada, maka dapat dikemukakan

beberapa hipotesa. Hipotesa ini masih merupakan dugaan sementara dan

masih perlu diuji kebenarannya.

Hipotesis penelitian ini adalah :

1. Ada pengaruh secara parsial semangat kerja yang terdiri dari kebutuhan

individu, harapan individu, perilaku adil dan kejelasan tujuan terhadap

produktivitas kerja karyawan UD. Anyar Motor Jombang.

2. Ada pengaruh secara simultan semangat kerja yang terdiri dari kebutuhan

individu, harapan individu, perilaku adil dan kejelasan tujuan terhadap

produktivitas kerja karyawan UD. Anyar Motor Jombang.

3. Variable yang berpengaruh dominan terhadap produktivitas kerja

karyawan UD. Anyar Motor Jombang adalah kebutuhan individu.

Anda mungkin juga menyukai