Anda di halaman 1dari 6

1.

pnpm
PNPM Mandiri Perdesaan (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesa
an) merupakan salah satu mekanisme program pemberdayaan masyarakat yang digunaka
n PNPM Mandiri dalam upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan k
esempatan kerja di wilayah perdesaan. Pendekatan PNPM Mandiri Perdesaan merupaka
n pengembangan dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK), yang selama ini dinila
i berhasil. Beberapa keberhasilan PPK adalah berupa penyediaan lapangan kerja da
n pendapatan bagi kelompok rakyat miskin, efisiensi dan efektivitas kegiatan, se
rta berhasil menumbuhkan kebersamaan dan partisipasi masyarakat. PNPM Mandiri Pe
rdesaan mengadopsi sepenuhnya mekanisme dan prosedur Program Pengembangan Kecama
tan (PPK) yang telah dilaksanakan sejak 1998. PNPM Mandiri sendiri dikukuhkan se
cara resmi oleh Presiden RI pada 30 April 2007 di Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Program pemberdayaan masyarakat ini dapat dikatakan sebagai programpemberdayaan
masyarakat terbesar di tanah air. Dalam pelaksanaannya, program ini memusatkan k
egiatan bagi masyarakat Indonesia paling miskin di wilayah perdesaan. Program in
i menyediakan fasilitasi pemberdayaan masyarakat/ kelembagaan lokal, pendampinga
n, pelatihan, serta dana Bantuan Langsung untuk Masyarakat (BLM) kepada masyarak
at secara langsung. Besaran dana BLM yang dialokasikan sebesar Rp750 juta sampai
Rp3 miliar per kecamatan, tergantung jumlah penduduk.
Dalam PNPM Mandiri Perdesaan, seluruh anggota masyarakat diajak terlibat dalam s
etiap tahapan kegiatan secara partisipatif, mulai dari proses perencanaan, penga
mbilan keputusan dalam penggunaan dan pengelolaan dana sesuai kebutuhan paling p
rioritas di desanya, sampai pada pelaksanaan kegiatan dan pelestariannya.Pelaksa
naan PNPM Mandiri Perdesaan berada di bawah binaan Direktorat Jenderal Pemberday
aan Masyarakat dan Desa (PMD), Kemen terian Dalam Negeri. Program ini didukung d
engan pembiayaan yang berasal dari alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negar
a (APBN), alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dana pinjaman/h
ibah luar negeri dari sejumlah lembaga pemberi bantuan dibawah koordinasi Bank D
unia.
Misi PNPM Mandiri Perdesaan adalah: (1) peningkatan kapasitas masyarakat dan kel
embagaannya; (2) pelembagaan sistem pembangunan partisipatif; (3) pengefektifan
fungsi dan peran pemerintahan lokal; (4) peningkatan kualitas dan kuantitas pras
arana sarana sosial dasar dan ekonomi masyarakat; (5) pengembangan jaringan kemi
traan dalam pembangunan. Dalam rangka mencapai visi dan misi PNPM Mandiri Perdes
aan, strategi yang dikembangkan PNPM Mandiri Perdesaan yaitu menjadikan rumah ta
ngga miskin (RTM) sebagai kelompok sasaran, menguatkan sistem pembangunan partis
ipatif, serta mengembangkan kelembagaan kerja sama antar desa. Berdasarkan visi,
misi, dan strategi yang dikembangkan, maka PNPM Mandiri Perdesaan lebih menekan
kan pentingnya pemberdayaan sebagai pendekatan yang dipilih. Melalui PNPM Mandir
i Perdesaan diharapkan masyarakat dapat menuntaskan tahapan pemberdayaan yaitu t
ercapainya kemandirian dan keberlanjutan, setelah tahapan pembelajaran dilakukan
melalui Program Pengembangan Kecamatan (PPK).
Dalam pelaksanaannya, PNPM Mandiri Perdesaan menekankan prinsip-prinsip pokok, y
ang terdiri dari:
Transparansi dan Akuntabilitas. Masyarakat harus memiliki akses yang memadai ter
hadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan, sehingga pengelolaan ke
giatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan dipertanggung-gugatkan, baik secara
moral, teknis, legasl maupun administratif
Desentralisasi. Kewenangan pengelolaan kegiatan pembangunan sektoral dan kewilay
ahan dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah atau masyarakat, sesuai dengan kapasit
asnya
Keberpihakan pada Orang/ Masyarakat Miskin. Semua kegiatan yang dilaksanakan men
gutamakan kepentingan dan kebutuhan masyarakat miskin dan kelompok masyarakat ya
ng kurang beruntung
Otonomi. Masyarakat diberi kewenangan secara mandiri untuk berpartisipasi dalam
menentukan dan mengelola kegiatan pembangunan secara swakelola

Partisipasi/ Pelibatan Masyarakat. Masyarakat terlibat secara aktif dalam setiap


proses pengambilan keputusan pembangunan dan secara gotong-royong menjalankan p
embangunan
Prioritas Usulan. Pemerintah dan masyarakat harus memprioritaskan pemenuhan kebu
tuhan untuk pengentasan kemiskinan, kegiatan mendesak dan bermanfaat bagi sebany
ak-banyaknya masyarakat, dengan mendayagunakan secara optimal berbagai sumberday
a yang terbatas
Kesetaraan dan Keadilan Gender. Laki-laki dan perempuan mempunyai kesetaraan dal
am perannya di setiap tahap pembangunan dan dalam menikmati secara adil manfaat
kegiatan pembangunan tersebut
2.UPK
UPK adalah unit yang mengelola operasional kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan di ke
camatan dan membantu BKAD mengkoordinasikan pertemuan-pertemuan di kecamatan. Pe
ngurus UPK terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara. Pengurus UPK berasal da
ri anggota masyarakat yang diajukan dan dipilih berdasarkan hasil musyawarah des
a.
Tugas dan tanggung jawab UPK diantaranya adalah :
a. Bertanggungjawab terhadap seluruh pengelolaan dana PNPM Mandiri Perdesaan di
kecamatan
b. Bertanggungjawab terhadap pengelolaan administrasi dan pelaporan seluruh tran
saksi kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan
c. Bertanggungjawab terhadap pengelolaan dokumen PNPM Mandiri Perdesaan baik yan
g bersifat keuangan maupun non keuangan
d. Bertanggungjawab terhadap pengelolaan dana bergulir
e. Melakukan pembinaan terhadap kelompok peminjam
f. Melakukan sosialisasi dan penegakan prinsip-prinsip PNPM Mandiri Perdesaan da
lam perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian PNPM Mandiri Perdesaan bersama deng
an pelaku lainnya
g. Melakukan administrasi dan pelaporan setiap transaksi baik keuangan ataupun n
on keuangan yang sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan program
h. Membuat perencanaan keuangan (anggaran) dan rencana kerja sesuai dengan kepen
tingan program yang disampaikan pada BKAD/MAD
i. Membuat pertanggungjawaban keuangan dan realisasi rencana kerja pada BKAD/MAD
sesuai dengan kebutuha. Bahan laporan pertanggungjawaban disampaikan kepada sel
uruh pelaku desa yang terkait langsung satu minggu sebelum pelaksanaan
j. Melakukan evaluasi dan pemeriksaan langsung Rencana Penggungaan Dan (RPD) dan
Laporan Penggunaan Dana (LPD) ynag dibuat oleh desa dalam setiap tahapan ptoses
PNPM Mandiri Perdesaan dan sesuai dengan kebutuhan
k. Melakukan bimbingan teknis dan pemeriksaan secara langsung administrasi dan p
elaporan pelaku desa
l. Membuat draft aturan perguliran yang sesuai dengan prinsip dan mekanisme PNPM
Mandiri Perdesaan untuk disahkan oleh BKAD/MAD dan menegakan dalam pelaksanaan
dengan tujuan pelestarian dana bergulir
m. Menyiapkan dukungan teknis bagi terbentuknya kerja sama dengan pihak luar/pih

ak lain dalam kaitannya dengan pengembangan potensi wilayah


n. Melakukan penguatan kelompok peminjam dalam kelembagaan, pengelolaan keuangan
, pengelolaan pinjaman dan memfasilitasi pengembangan usaha kelompok atau pemanf
aat
o. Membantu pengembangan kapasitas pelaku program melalui pelatihhan, bimbingan
lapangan dan pendampingan dalam setiap kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan
p. Mendorong transparansi dalam pengelolaan keuangan, pengelolaan pinjaman, perk
embangan program dan informasi lainnya melalui papan informasi dan menyampaikan
secara langsung kepada pihak yang membutuhkan
q. Melakukan fasilitasi (bersama pelaku lain) penyelesaian permasalahan-permasal
ahan yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian PNPM Mandiri Perde
saan.
3.Analisa keuangan
Analisis keuangan digunakan untuk menilai kelangsungan usaha, stabilitas, profit
abilitas dari suatu usaha, sub usaha atapun proyek.
Analisis keuangan dilakukan oleh seorang profesional yang menyajikan laporan dal
am bentuk rasio yang menggunakan informasi sebagaimana tersaji dalam laporan keu
angan. Laporan ini biasanya disajikan kepada pimpinan puncak suatu usaha sebagai
acuan untuk mengambil suatu kebijakan perusahaan.
Berdasarkan hasil analisis ini maka manajemen dapat memutuskan berbagai keputusa
n manajemen misalnya :
Melanjutkan atau tidak melanjutkan operasional suatu usaha atau bagian dari suat
u usaha.
Melakukan pembuatan atau pembelian bahan baku dalam proses produksi
Melakukan pembelian atau menyewa mesin-mesin produksi
Melakukan penerbitan saham atau melakukan negosiasi untuk memperoleh pinjaman ba
nk guna meningkatkan modal kerja perseroan.
Berbagai keputusan lainnya yang memungkinkan manajemen melakukan pilihan yang te
pat terhadap berbagai alternatif yang ada dalam mengelola perusahaan.
Analisis keuangan seringkali menilai suatu usaha berdasarkan :
Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan da
n menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitab
ilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income state
ment) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.
Solvabilitas adalah kemampuan perseroan untuk memenuhi seluruh kewajibannya, yan
g diukur dengan membuat perbandingan seluruh kewajiban terhadap seluruh aktiva d
an perbandingan seluruh kewajiban terhadap ekuitas
Likuiditas adalah kemampuan perseroan untuk memenuhi kewajiban lancarnya yang di
ukur dengan menggunakan perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban lanca
r.
Stabilitas adalah kemampuan perseroan dalam mempertahankan usahanya dalam jangka
waktu panjang tanpa harus menderita kerugian. Untuk menilai stabilitas perseroa
n digunakan laporan laba rugi dan neraca keuangan (balance sheet) perseroan sert
a berbagai indikator keuangan dan non keuangan lainnya.
Analisis keuangan seringkali menggunakan rasio keuangan dari tingkat solvabilita
s , profitabilitas, pertumbuhan usaha.
Kinerja masa lalu untuk suatu masa tertentu misalnya selama 5 tahun
Kinerja mendatang: menggunakan figur kinerja masa lalu dan teknik matematika ser

ta statistik, termasuk nilai sekarang dan nilai mendatang. Metode perhitungan in


i adalah merupakan penyebab dari kesalahan analisis keuangan dimana statistik ma
sa lalu dapat menyebabkan rendahnya prediksi masa mendatang.
Perbandingan kinerja yaitu membandingkan kinerja antara beberapa perusahaan dala
m industri sejenis.
1.

Pengertian Laporan Keuangan


Laporan keuangan merupakan data akuntansi yang memberikan informasi atau
data mengenai keuangan yang relevan bagi investor, keditur maupun pihak lain ya
ng membutuhkan informasi tersebut. Dari laporan keuangan tersebut dapat memperl
ihatkan dengan jelas kondisi keuangan suatu perusahaan, bank ataupun lembaga lai
nnya.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012:5) mengemukakan bahwa laporan keu
angan merupakan struktur yang menyajikan posisi keuangn dan kinerja keuangan dal
am sebuah entitas. Tujuan umum dari laporan keuangan ini untuk kepentingan umum
adalah penyajian informasi mengenai posisi keuangan (financial position), kinerj
a keuangan (financial performance) dan arus kas (cash flow) dari entitas yang sa
ngat berguna untuk membuat keputusan ekonomis bagi para penggunanya. Untuk dapat
mencapai tujuan ini, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai elemen dar
i entitas yang terdiri dari asset, kewajiban, networth, beban dan pendapatan (te
masuk gain dan loss), perubahan ekuitas dan arus kas. Informasi tersebut diikuti
dengan catatan, akan membantu pengguna memprediksi arus kas masa depan.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1), laporan keuangan merupakan ba
gian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya
meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapa
t disajikan dalam berbagai cara, seperti sebagai laporan arus kas atau laporan a
rus dana), catatan dan laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagi
an integral dari laporan keuangan.
Menurut Munawir (2010:5), pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari
neraca dan perhitungan laba
rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca menunj
ukkan/menggambarkan jumlah aset, kewajiban danekuitas dari suatu perusahaan pada
tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan (laporan) laba
rugi memperlihatkan hasi
l hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta beban yang terjadi selama perio
de tertentu, dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan ata
u alasan
alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan.
Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuan
gan merupakan salah satu informasi yang penting bagi suatu instansi dengan pihak
-pihak yang berkepentingan dengan data-data yang terdiri dari neraca, dan lapora
n laba-rugi serta keterangan-keterangan lainnya yang dimuat dalam lampiran lapor
an keuangan tersebut.
2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan
Seperti yang telah kita ketahui pada umumnya laporan keuangan suatu inst
ansi hanyalah sebagai alat pengkontrol dari pekerjaan bagian pembukuan. Namun se
iring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman, fungsi laporan keuangan tidak h
anya sebagai alat pengkontrol namun dapat dijadikan sebagai dasar untuk dapat me
nentukan atau melakukan penilaian atas posisi keuangan suatu instansi tersebut.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:3), tujuan laporan keuangan adalah menyed
iakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta peruahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam peng
ambilan keputusan ekonomi. Dan menurut Fahmi (2011:28), tujuan utama dari lapora
n keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang mencakup perubahan dari uns
ur-unsur laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak lain yang berkepenti
ngan dalam menilai kinerja keuangan terhadap perusahaan di samping pihak manajem
en perusahaan.
Dari pembahasan tujuan laporan yang telah dipaparkan diatas dapat disimp
ulkan tujuan laporan keuangan adalah :
1.
Dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan perbandingan untuk melihat da
mpak keuangan yang timbul dari keputusan diambilnya.
2.
Untuk menilai dan memprediksi kondisi kesehatan keuangan suatu perusahaa
n dimasa yang akan datang. Sehingga perusahaan mampu mengantisipasi kemungkinan

buruk yang akan terjadi di masa mendatang.


3.
Untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan dan kegiatan operasional pe
rusahaan selama periode tertentu
2.1.1.3 Jenis Laporan Keuangan
2.1.2 Kinerja Keuangan
Pada umumnya istilah kinerja berkaitan dengan kondisi keuangan suatu ins
tansi. Menurut Sukhemi (2007:23), kinerja dapat diartikan sebagai prestasi yang
dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keseha
tan perusahaan tersebut. Kinerja merupakan suatu implikasi hasil yang diraih ole
h suatu instansi dalam kegiatan operasionalnya baik menyangkut aspek keuangan, a
spek penghimpunan dan penyaluran dana, aspek sumber daya manusia serta berbagai
aspek lainnya. Karena kinerja sangat penting bagi suatu instansi yang mana berka
itan dengan keuangan maka pihak instansi perlu memahami dalam hal Kinerja Keuanga
n . Menurut Fahmi (2012:2) Kinerja keuangan merupakan gambaran dari pencapaian keb
erhasilan perusahaan dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai atas berba
gai aktivitas yang telah dilakukan. Dapat dijelaskan bahwa kinerja keuangan adal
ah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan tela
h melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik
dan benar.
2.1.3 Efektivitas
Menurut Mahmudi (2005:92), Efektivitas merupakan hubungan antara output
dengan tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian t
ujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan. Efektivitas berfo
kus pada outcome (hasil), program, atau kegiatan yang dinilai tepat guna dan men
capai tujuan yang telah ditargetkan ataupun diharapkan.
2.1.4 Penilaian Kinerja
2.1.4.1 Pengertian Kinerja
Penilaian kinerja keuangan perusahaan harus diketahui outputnya maupun i
nputnya. Output adalah hasil aktivitas maupun kegiatan dari suatu kinerja karyaw
an, sedangkan input adalah hasil yang diperoleh dari keterampilan yang digunakan
untuk mendapatkan hasil tersebut. Menurut Sofyandi (2008:122), Penilaian kinerj
a adalah proses organisasi dalam mengevaluasi pelaksanaan kerja karyawan. Dalam
penilaian dinilai kontribusi karyawan kepada organisasi selama periode waktu ter
tentu. Umpan balik kinerja memungkinkn karyawan mengetahui seberapa baik bekerja
jika dibandingkan dengan standar organisasi.
2.1.4.2 Tujuan Penilaian Kinerja
Tujuan penilaian kinerja adalah untuk memberikan motivasi karyawan dalam
bekerja yang mana hasilnya mampu mencapai sasaran suatu organisasi yang telah d
isepakati bersama. Dengan adanya penilaian kinerja mampu menimbulkan umpan balik
(feedback) antara pihak instansi maupun pihak karyawan. Bagi pihak instansi den
gan adanya penilaian kinerja dapat dijadikan sebagai tolak ukur kinerja masing-a
sing karyawan pada periode tertentu. Dengan begitu pihak instansi mampu mnegetah
ui sebagaimana perkembangan kinerja karyawannya selama periode tertentu. Dan has
ilnya dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi pihak instansi untuk terus menngkat
kan kualitas kinerja karyawannya dalam bekerja dan pencapaian target yang telah
diharapkan. Sedangkan bagi pihak karyawan dengan adanya penilaian kinerja mampu
dijadikan sebagai motivasi bagi mereka untuk mendapatkan penghargaan atau bonus
yang akan diterimanya dengan cara terus meningkatkan potensi mereka dalam bekerj
a dan mampu memberikan yang terbaik dari hasil yang mereka berikan dalam pencapa
ian target suatu instansi.
2.1.4.3 spek
Aspek yang Dinilai Dalam Penilaian Kinerja
Menurut Sedarmayanti (2008:268) mengemukakan bahwa dalam melakukan penil
aian pelaksanaan pekerjaan/prestasi kerja, yang dapat dibedakan dalam aspek peni
laian. Aspek penilaian adalah hal yang pada dasarnya merupakan sifat atau ciri y
ang dapat menunjukkan pelaksanaan suatu pekerjaan tertentu dapat berjalan dengan
lancar dan berhasil dengan baik. Terdapat 7 aspek untuk mengukur penilaian kine
rja yaitu :
1.
Prestasi Kerja
Penilaian menilai hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dapat dihasilk

an oleh karyawan tersebut mengenai uraian pekerjaannya.


2.
Tanggungjawab
Kejadian karyawan dalam mempertanggung jawabkan kebijaksanaannya, pekerjaannya d
an hasil kerjanya, sarana dan prasarana yang digunakannya, perilaku serta hasil
kerja dari bawahannya.
3.
Ketaatan
Karyawan mentaati segala peraturan yang ditetapkan oleh sebuah perusahaan atau o
rganisasi.
4.
Kejujuran Penilaian
Menilai kejujuran dalam melaksanakan tugas-tugasnya, memnuhi perjanjian baik unt
uk dirinya sendiri maupun terhadap orang lain seperti kepada para bawahannya.
5.
Kerjasama
Kesediaan karyawan berpartisipasi dan bekerjasama dengan karyawan lain, sehingga
hasil pekerjaan akan lebih baik.
6.
Prakarsa (Inisiatif)
Kemampuan berfikir yang rasional dan berdasarkan inisiatif sendiri untuk mengana
lisa, menilai, menciptakan, memberikan alasan, mendapat kesimpulan dan membuat k
eputusan.
7.
Kepimpinan
Kemampuan untuk memimpin, mempengaruhi, mempunyai pribadi yang kuat, dihormati,
berwibawa dan dapat memotivasi orang lain atau bawahannya untuk bekerja secara e
fektif.

Anda mungkin juga menyukai