SINDROM NEFROTIK
Oleh :
12000040
FAKULTAS KEDOKTERAN
2016
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME atas segala rahmat dan karunia-Nya
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun Referat yang berjudul
Sindroma Nefrotik. Penyusunan tugas ini masih jauh dari sempurna baik isi maupun penyajiaannya
sehingga diharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak agar dikesempatan yang
akan datang penulis dapat membuatnya lebih baik lagi.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Yunita Tampubolon, Sp.PD serta
berbagai pihak yang telah membantu penyelesaikan presentasi kasus ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I. PENDAHULUAN 4
A. Anatomi Ginjal 5
A. Definisi 8
B. Insidens 8
C. Etiologi 9
D. Patofisiologi 11
E. Manifestasi Klinis 17
G. Penatalaksanaan 19 22
H. Komplikasi 24
I. Prognosis 24
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Sindroma Nefrotik merupakan penyakit yang sering ditemukan dari beberapa penyakit ginjal
dan saluran kemih. Sindroma Nefrotik (SN) dapat terjadi secara primer dan sekunder, primer apabila
tidak menyertai penyakit sistemik. Sekunder apabila timbul sebagai bagian daripada penyakit
Sistemik atau yang berhubungan dengan obat / Toksin. Sindrom nefrotik primer biasanya terjadi
pada anak-anak dan sindrom nefrotik sekunder sering terjadi pada orang dewasa.1
Sindrom nefrotik terjadi pada usia berapapun, tetapi yang lebih menonjol pada anak-anak, sebagian
besar berusia antara 1½ dan 4 tahun. Di usia muda (<8 thn), anak laki-laki lebih sering terkena
dibandingkan anak perempuan. Namun pada usia yang lebih tua dan kedua jenis kelamin,
berpengaruh sama terhadap etiologi primer atau sekunder. Sindrom nefrotik primer biasanya terjadi
pada anak-anak dan sindrom nefrotik sekunder sering terjadi pada orang dewasa. 1
BAB II
A. Anatomi Ginjal
Pasokan darah pada setiap ginjal biasanya terdiri dari arteri renalis utama yang
keluar dari aorta ; arteri renalis multipel bukannya tidak lazim dijumpai. Arteri renalis utama
membagi menjadi medula ke batas antara korteks dan medula. Pada daerah ini, arteri interlobaris
bercabang membentuk arteri arkuata, dan membentuk arteriole aferen glomerulus. Sel-sel otot yagn
terspesialisasi dalam dinding arteriole aferen, bersama dengan sel lacis dan bagian distal tubulus
(mukula densa) yang berdekatan dengan glomerulus, membentuk aparatus jukstaglomeruler yagn
mengendalikan sekresi renin. Arteriole aferen membagi m