Anda di halaman 1dari 4

REFERAT

SINDROM NEFROTIK

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Profesi Dokter Umum

Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen

Pembimbing : dr. Yunita Tampubolon, Sp.PD

Oleh :

Susi Susanti Lumban Gaol

12000040

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

2016

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME atas segala rahmat dan karunia-Nya
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun Referat yang berjudul
Sindroma Nefrotik. Penyusunan tugas ini masih jauh dari sempurna baik isi maupun penyajiaannya
sehingga diharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak agar dikesempatan yang
akan datang penulis dapat membuatnya lebih baik lagi.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Yunita Tampubolon, Sp.PD serta
berbagai pihak yang telah membantu penyelesaikan presentasi kasus ini.

Semoga tugas ini dapat bermanfaat untuk kita semua.


Balige, November 2016

Penyusun

Susi Susanti Lumban Gaol

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I. PENDAHULUAN 4

BAB II. ANATOMI DAN FISIOLOGI GINJAL 5

A. Anatomi Ginjal 5

B. Fisiologi Dasar Ginjal 6

BAB III. SINDROMA NEFROTIK 8

A. Definisi 8

B. Insidens 8

C. Etiologi 9

D. Patofisiologi 11

E. Manifestasi Klinis 17
G. Penatalaksanaan 19 22

H. Komplikasi 24

I. Prognosis 24

BAB IV. KESIMPULAN 25

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

Sindroma Nefrotik merupakan penyakit yang sering ditemukan dari beberapa penyakit ginjal
dan saluran kemih. Sindroma Nefrotik (SN) dapat terjadi secara primer dan sekunder, primer apabila
tidak menyertai penyakit sistemik. Sekunder apabila timbul sebagai bagian daripada penyakit
Sistemik atau yang berhubungan dengan obat / Toksin. Sindrom nefrotik primer biasanya terjadi
pada anak-anak dan sindrom nefrotik sekunder sering terjadi pada orang dewasa.1

SN adalah keadaan klinis yang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas glomerulus


terhadap protein plasma yang menimbulkan proteinuria (> 3,5 g / 24 jam), hipoalbuminemia (<30 g /
L), edema dan hiperlipidemia.2

Sindrom nefrotik terjadi pada usia berapapun, tetapi yang lebih menonjol pada anak-anak, sebagian
besar berusia antara 1½ dan 4 tahun. Di usia muda (<8 thn), anak laki-laki lebih sering terkena
dibandingkan anak perempuan. Namun pada usia yang lebih tua dan kedua jenis kelamin,
berpengaruh sama terhadap etiologi primer atau sekunder. Sindrom nefrotik primer biasanya terjadi
pada anak-anak dan sindrom nefrotik sekunder sering terjadi pada orang dewasa. 1
BAB II

ANATOMI DAN FISIOLOGI GINJAL

A. Anatomi Ginjal

Ginjal terletak di dalam ruang retroperitoneum sedikit di atas ketinggian umbilikus


dan kisaran panjang serta beratnya berturut-turut dari kira-kira 6 cm dan 24 g pada bayi cukup bulan
sampai 12 cm atau lebih dari 150 g pada orang dewasa. Ginjal mempunyai lapisan luar, korteks yang
berisi glomeruli, tubulus kontortus proksimalis dan distalis dan dukturs koletivus, serta di lapisan
dalam, medula yang mengandung bagian-bagian tubulus yang lurus, lengkung (ansa) Henie, vasa
rekita dan duktus koligens terminal. 3

Pasokan darah pada setiap ginjal biasanya terdiri dari arteri renalis utama yang
keluar dari aorta ; arteri renalis multipel bukannya tidak lazim dijumpai. Arteri renalis utama
membagi menjadi medula ke batas antara korteks dan medula. Pada daerah ini, arteri interlobaris
bercabang membentuk arteri arkuata, dan membentuk arteriole aferen glomerulus. Sel-sel otot yagn
terspesialisasi dalam dinding arteriole aferen, bersama dengan sel lacis dan bagian distal tubulus
(mukula densa) yang berdekatan dengan glomerulus, membentuk aparatus jukstaglomeruler yagn
mengendalikan sekresi renin. Arteriole aferen membagi m

Anda mungkin juga menyukai