Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN

RISK AND RETURN I & II


Dosen Pengampu : DR. Bandi, M.Si;AK

Disusun Oleh:
David Chanjaya M S431708004
Dwi Ernawati S431708005
Fahmi Setiadi S431708006
Kadek Ari Rahayu S431708007

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2017
RISK AND RETURN PART 1

1. INVESTMENT RETURN
Investasi merupakan pembelanjaan uang pada masa kini dengan harapan keuntungan
di masa datang. Keuntungan investasi dapat diukur dalam dollar maupun dalam
prosentase. Keuntungan investasi dapat dihitung dengan rumus :
Dollar Return : jumlah yang diterima – jumlah yang dinvestasikan
Rate of Return : jumlah yang diterima – jumlah yang diinvestasikan
Jumlah yang dinvestasikan

2. RESIKO BERDIRI SENDIRI


Resiko dapat diartikan keadaan yang tidak menguntungkan. Resiko dari aset dapat
dianalisa dengan dua pendekatan (1) Investasi tunggal (2) investasi portofolio. Stand
alone risk adalah resiko investor jika hanya berinvestasi pada satu asset. Semakin
besar kemungkinan tingkat pengembalian lebih rendah atau negatif maka investasi
tersebut lebih beresiko.
A. Probability Distribution
Probability dapat diartikan sebagai kemungkinan . jika semua kemungkinan didaftar
menurut peristiwa maka inilah yang disebut probability distribution. Tingkat
probabilitas dari 0-100 %.
RATE OFRETURN ON
STOCK IF THIS DEMAND
OCCURS
Demand
for the Probability of this
company’s demand occuring Sale.com Basic Foods
product (2)
(1)
Strong 0.3 100% 40%
Normal 0.4 15 15
Weak 0.3 -70 -10
1.0

B. Tingkat Pengembalian yang diharapkan


Tingkat penegmbalian yang diharapakan (Expected Rate of Return) adalah tingkat
pengembalian yang diharapkan dari sutau investasi, rata-rata tertimbang dari distribusi
probabilitas atas kemungkinan-kemungkinan hasil yang terjadi.
SALE.COM BASIC FOOD
Rate of
Demand Probability
return
for the of this Rate of return if
Product: (2) x if this Product: (2) x
company’s demand this demand
(3) = (4) demand (5) = (6)
product occuring occurs (3)
occurs
(1) (2)
(5)
Strong 0.3 100% 30% 40% 12%
Normal 0.4 15 6 15 6
Weak 0.3 -70 -21 -10 -3
1.0 ȓ = 15 % ȓ = 15 %

Tingkat pengembalian dapat dirumuskan :

ȓ = ∑(𝑃𝑖 r𝑖
𝑖=1

Dengan :ȓ = rata-rata tertimbang dari kemungkinan hasil terjadi yang ke-i, R =


kemungkinan hasil terjadi yang ke-i, P= probabilitas terjadinya hasil yang ke-i
.

C. Menghitung Resiko Berdiri Sendiri : Standar Deviasi


1. Menghitung tingkat pengembalian yang diharapkan
𝑛

ȓ = ∑(𝑃𝑖 r𝑖
𝑖=1

2. Mengurangi tingkat pengembalian yang diharapkan dari masing-masing


keungkinan hasil untuk mendapatkan satu rangkain deviasi

σi = r i - ȓ
3. Menguadratkan setiap deviasi kemudian mengalikan hasilnya dengan probabilitas
terjadinya hasil yang terkait, dan kemudian menjumlahkan hasil-hasil tersebut
untuk mendapatkan varians dari distribusi probabilitas.
𝑛
σ² = ∑𝑖=1( r i - ȓ)²𝑃𝑖

4. Menghitung akar dari variance untuk mendapatkan angka deviasi standartnya

𝜎 = √∑𝑛𝑖=1( r i - ȓ)²𝑃𝑖
D. Menggunakan historical data untuk menghitung resiko
n

 (k -k
t Avg )2
Estimasi σ = S = t=1

n-1
k t = Tingkat pengembalian yang diterima di masa lalu dalam periode t
k Avg = Rata-rata pengembalian tahunan yang didapatkan selama n tahun terakhir

3. RESIKO DALAM KONTEKS PORTOFOLIO


Sejauh ini, kita bisa melihat tingkat risiko suatu aset ketika aset tersebut dimiliki secara
terpisah. Sekarang, kita dapat menganalisis tingkat risiko aset sebagai bagian dari
portopolio. Aset yang dimiliki dalam bentuk portofolio memiliki risiko yang lebih kecil
jika dibandingkan dengan aset yang dimiliki secara terpisah. Karena itu, secara logis,
risiko dan pengembalian dari efek tertentu sebaiknya dianalisis dari sisi bagaimana efek
tersebut mempengaruhi risiko pengembalian portofolio dimana efek tersebut menjadi
bagian didalamnya.
A. Pengembalian Portofolio yang Diharapkan
Tingkat pengembalian portofolio yang diharapkan secara sederhana adalah rata-rata
tertimbang dari tingkat pengembalian yang diharapkan dari setiap aset dalam
portofolio dengan pembobotan berdasarkan persentase setiap aset dari total portofolio.

ȓp = w1ȓ1 + w2ȓ2 +…….+ wNȓN


N
= ∑ wiȓi
i=1
Keterangan:
ȓp = Pengembalian portofolio yang diharapkan
ȓi = Pengembalian yang diharapkan dari setiap saham
wi = Pembobotan
N = Saham dalam portofolio

B. Risiko Portofolio
Meskipun tingkat pengembalian portofolio yang diharapkan hanyalah rata-rata
tertimbang dari tingkat pengembalian yang diharapkan atas setiap aset di dalam
portofolio, tingkat risiko portofolio, ơp, bukanlah merupakan rata-rata tertimbang dari
standar deviasi setiap aset. Risiko portofolio umumnya lebih kecil dari rata-rata ơ aset.
Penggabungan saham-saham dalam satu portofolio dapat membentuk korelasi yaitu
korelasi positif sempurna (ρ = +1) dan korelasi negatif sempurna (ρ = -1). Apabila
terdapat kasus ketika penggabungan saham menghasilkan korelasi negatif sempurna (ρ
= -1), maka semua risiko dapat dihilangkan dengan proses diversifikasi. Sedangkan
apabila penggabungan saham menghasilkan korelasi positif sempurna (ρ = +1), maka
diversifikasi tidak akan berguna.
Apabila kita memasukkan lebih dari dua saham, maka risiko portopolio akan turun
seiring dengan meningkatnya jumlah saham dalam portofolio. Akan tetapi, meskipun
kita menambahkan cukup saham yang memiliki korelasi parsial secara umum tidak
akan menghilangkan risiko sepenuhnya karena dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Sampai sejauh apa penambahan saham ke suatu portofolio akan mengurangi risiko
portopolio tergantung pada tingkat korelasi diantara saham.
2. Bebarapa saham secara individual lebih berisiko dibandingkan saham-saham
lainnya sehingga beberapa saham akan lebih membantu dibanding saham lain
dalam penurunan risiko portofolio.
C. Risiko yang Dapat Didiversivikasi Versus Risiko Pasar
Bagian dari risiko suatu saham yang dapat dihilangkan disebut risiko yang dapat
didiversifikasi, sedangkan bagian yang tidak dapat dihilangkan disebut risiko pasar.
Risiko yang dapat didiversifikasi disebabkan oleh peristiwa-peristiwa acak seperti ;
gugatan hukum, mogok kerja, program pemasaran yang berhasil dan tidak berhasil
dan lainnya. Sedangkan risiko pasar muncul akibat faktor-faktor yang timbul secara
sistematis ysng mempengaruhi sebagian besar perusahaan seperti; perang, inflasi,
resesi, dan tingkat bunga yang tinggi.
D. Konsep Beta
Beta adalah satu unsur penting dari CAPM. Risiko pasar atas saham yang bergerak
naik turun tercermin dalam koefisien beta. Saham risiko rata-rata adalah saham yang
cenderung bergerak naik dan turun mengikuti pasar secara umum seperti yang diukur
oleh beberapa indeks, seperti indeks New York Stock Exchange. Berdasarkan
definisinya suatu contoh bila diberikan nilai beta sebesar b=1, maka saham dengan
b=1 umumnya akan bergerak naik sebesar 10 persen, jika pasar bergerak naik sebesar
10 persen. Jika pasar turun sebesar 10 persen, maka saham juga akan mengalami
penurunan yang sama sebesar 10 persen. Portofolio dari saham b=1 seperti itu akan
bergerak naik dan turun sesuai dengan rata-rata pasar secara luas, dan porofolio ini
juga akan sama berisikonya seperti saham rata-rata. Menurut teori, suatu saham
kemungkinan bisa memiliki nilai beta negatif. Dalam hal ini, pengembalian saham
akan naik ketika pengembalian saham-saham yang lain turun.
4. HUBUNGAN ANTARA RISIKO DAN TINGKAT PENGEMBALIAN
Jika pada sebelumnya, beta merupakan ukuran risiko relevan saham yang paling tepat,
maka berapakah tingkat pengembalian yang diminta sebagai kompensasi bagi investor
akibat menanggung resiko tersebut akan dijelaskan pada bagian ini.
A. Dampak Inflasi
Secara khusus inflasi juga dapat mempengaruhi risiko dan tingkat pengembalian
saham. Semakin kecil inflasi, maka tingkat pengemabalian akan meningkat dan
sebaliknya. Namun seiring dengan naiknya tingkat pengembalian yang diharapkan,
harus ada premi yang dittambahkan ke tingkat pengembalian nyata bebas risiko untuk
kompensasi atas inflasi yang terjadi.
B. Perubahan Dalam Penghindaran Risiko
Kemiringan garis pasar saham mencerminkan tingkat sampai sejauh mana investor
akan menghindari risiko makin curamnya kemiringan garis, maka semakin besar
penghindaran risiko rata-rata investor. Dengan meningkatnya penghindaran risiko,
maka akan meningkat pula premi risiko, dan hal ini menyebabkan kemiringan SML
menjadi lebih curam.
C. Perubahan Dalam Koefisien Beta Saham
Beta sebuah perusahaan dapat juga berubah karena faktor-faktor eksternal seperti
meningkatnya persaingan dalam industri, habis masa berlakunya paten-paten dasar,
dan lain-lain. Ketika terjadi perubahan seperti itu, tingkat pengembalian yang diminta
juga akan ikut berubah, dan akan mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut.
5. BEBERAPA KEKHAWATIRAN TENTANG BETA DAN CAPM
Model Penetapan Aset Modal (CAPM) bukan hanya sekedar teori abstrak yang
diuraikan dalam buku teks, tetapi juga sering dipakai secara luas oleh para analis,
investor, dan peruusahaan. Namun seiring perkembangannya, para peneliti dan pratisi
mulai berpaling pada model-model multi beta. Model multi beta adalah suatu
generalisasi yang menarik dari pandangan CAPM tradisional bahwa risiko pasar tidak
dapat dihilangkan melalui deversifikasi penilaian atas aktiva.
RISK AND RETURN PART 2

1. MENGHITUNG RISIKO PORTOFOLIO


Rumus menghitung risiko adalah:
σp = [W2A σ2A + W2Bσ2B + 2(WA)(WB)(ρAB)σAσB]1/2
dimana:
σp = standar deviasi portofolio
WA = bobot portofolio pada aset A
ρAB = koefisien korelasi aset A dan B

2. DIVERSIFIKASI
Ada 2 macam jenis diversifikasi antara lain :
 Diversifikasi random adalah investasi oleh investor pada berbagai jenis aset dan
saham yang bervariasi yang dipilih secara acak (random) untuk menurunkan varians
return sebagai ukuran risiko fotopolio.
 Diversifikasi markowitz adalah investasi yang dilakukan pada berbagai macam
sektor. Hal ini dikarenakan pendapat markowitz bahwa “jangan letakkan telur pada
satu keranjang yang sama”. Hal terebut akan mengakibatkan seluruh telur akan
pecah ketika keranjang tersebut tumpah. Oleh karena itu, uang yang kita miliki harus
kita investasikan ke berbagai sektor.

3. CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM)


CAPM adalah model equilibrium yang digunakan untuk menetapkan hubungan antara
risiko dan return yang disyaratkan (required rate of return) untuk aset yg dipegang dalam
portofolio (well-diversified portfolios), yang dimana berfokus pada hubungan antara
risiko dan return pada aset yang berisiko.
Asumsi-asumsi pada CAPM
1. Asumsi
a. Semua aset berisiko dimiliki oleh semua investor
b. Semua investor akan memiliki portofolio aset berisiko yang sama
c. Portfolio adalah portofolio pasar—>nilai portofolio tertimbang dari semua aset
berisiko.
2. Semua investor:
a. Menggunakan informasi sama untuk menghasilkan batas investasi yang efisien
(efficient frontier)
b. Memiliki horison waktu satu-periode
c. Dapat pinjam atau meminjamkan uang pada tingkat return bebas risiko
3. Tidak ada biaya transaksi, tidak ada pajak pribadi, tidak ada inflasi
4. Tidak ada investor tunggal yang dapat mempengaruhi harga saham
5. Pasar modal dalam ekuilibrium
Portofolio feasibel (feasible set of portfolios) yaitu semua portofolio yang dapat
dibangun dari sejumlah saham tertentu. Portofolio dikatakan efisien apabila portofolio
menawarkan return tertinggi pada jumlah risiko tertentu, atau risiko terkecil pada
sejumlah return tertentu.
Konsep CAPM/SML didasarkan pada ekspektasian, sedangkan beta dihitung
dengan menggunakan data historis. Model lain sedang dikembangkan yang suatu saat
bisa menggantikan CAPM, tetapi masih tetap memberikan rerangka yang baik untuk
berfikir tentang risiko dan return.
Garis Pasar Sekuritas (SML : Security Market Line)
Garis yang menghubungkan tingkat return yang diharapkan dari suatu sekuritas
dengan risiko sistematis (beta). SML dapat digunakan untuk menilai sekuritas secara
individual dalam kondisi pasar yang seimbang
Risiko sekuritas adalah beta, karena pada pasar seimbang portofolio yang
terbentuk sudah terdiversifikasi dengan baik sehingga risiko yang relevan adalah risiko
sistematis (beta). Beta dapat digunakan untuk membanding risiko sistematis antara satu
sekuritas dengan sekuritas lain Persamaan SML atau disebut sebagai Capital Asset
Pricing Model : E(Ri) = RBR + βi [E(RM) – RBR]
Pada kondisi pasar yang seimbang, harga-harga sekuritas seharusnya berada pada
SML. Tapi kadang-kadang bisa terjadi harga sekuritas tidak berada pada SML karena
sekuritas-sekuritas tersebut undervalued atau overvalued.
Estimasi SML
Untuk membentuk, garis SML diperlukan estimasi 3 variabel :
a. Tingkat return bebas risiko
b. Tingkat return yang diharapkan investor (diwakili indeks pasar)
c. Besarnya beta untuk masing-masing sekuritas
4. ARBITRAGE PRICING THEORY (APT)
Arbitrage Pricing Theory (APT) adalah teori yang menyatakan bahwa sekuritas
yang mempunyai karakteristik yang sama, tidak akan bisa dihargai dengan harga yang
berbeda. Hal ini didasari atas dasar prinsip hukum satu harga,. APT menyatakan bahwa
tingkat keuntungan suatu saham dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu, yang jumlahnya
bisa lebih dari satu.
Perbedaan CAPM dan APT adalah jika CAPM menggunakan model faktor
tunggal (single factor model), maka APT menggunakan model banyak faktor (multiple
factors) APT menganjurkan hubungan antara risiko dan return adalah lebih kompleks
dan disebabkan oleh banyak faktor seperti pertumbuhan GDP, inflasi harapan, perubahan
tarif pajak, dan tingkat penghasilan dividen (dividend yield). APT digunakan untuk
beberapa aplikasi praktik sesungguhnya (real world applications). Salah satu alternatif
teori model keseimbangan selain CAPM. Estimasi return yang diharapkan dengan APT
tidak terlalu dipengaruhi portofolio pasar seperti dalam CAPM. APT didasari oleh
pandangan bahwa return yang diharapkan dari suatu sekuritas bisa dipengaruhi oleh
beberapa sumber risiko lainnya (tidak hanya diukur dengan beta). Model APT
mengasumsikan investor percaya bahwa return sekuritas akan ditentukan oleh sebuah
model factorial dengan n factor risiko E(Ri) = RF + bi1 (premi risiko untuk faktor 1) + bi2
(premi risiko untuk faktor 2) + … + bin (premi risiko untuk faktor n). CAPM pada
dasarnya merupakan model APT yang hanya mempertimbangkan satu factor risiko yaitu
risiko sistematis. Salah satu kritik atas model APT adalah adanya kesulitan dalam
menentukan faktor-faktor risiko yang relevan

5. MODEL FAMA DAN FRENCH


Fama dan French mengemukakan 3 faktor:
1. Ekses Return pasar, rM-rRF.
2. Return pada saham S dikurangi return pada saham B, disebur rSMB
3. Return pada saham H dikurangi retrun pada saham L, disebur rHML.

Anda mungkin juga menyukai