Anda di halaman 1dari 8

1.

Pengertian Autoimun diseases


Penyakit autoimun timbul dari respon kekebalan terlalu aktif dari tubuh
terhadap zat dan jaringan biasanya hadir dalam tubuh. Dengan kata lain,
tubuh justru menyerang sel sendiri.

Penyakit autoimun merupakan penyakit yang terjadi ketika jaringan


tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuh sendiri. Sistem imun adalah
sebuah organisasi yang kompleks dalam tubuh yang biasanya dirancang untuk
mencari dan menghancurkan penyerbu dari tubuh, termasuk infeksi. Pasien
dengan penyakit autoimun sering memiliki antibodi tidak biasa yang beredar
di darah mereka yang menargetkan jaringan tubuh mereka sendiri. Penyakit
autoimun lebih sering dalam perempuan daripada laki-laki. Rasanya bahwa
estrogen perempuan
Autoimmune Disease muncul akibat dari respon imun yang terlalu
berlebihan sehingga menyebabkan perlawanan terhadap susbtansi atau
jaringan yang biasanya ada pada tubuh. Dengan kata lain imun dalam tubuh
menyerang sel-selnya sendiri. Ini dapat disebabkan oleh kerja sel imun yang
salah tempat (tidak sesuai dengan tempatnya) sehingga sel imun ini tidak
mengenali sel-sel yang biasanya sehingga menyerang sel lain ditempat
tersebut. Contohnya sel imun yang bekerja di ginjal dengan sebab tertentu
menjadi berada di paru-paru ini menyebabkan sel imun tersebut tidak
mengenali sel yang terdapat di paru-paru dan akibatnya sel tersebut
menyerang sel paru-paru. Sebab lain yang dapat menyebabkan terjadinya
Autoimmune Disease adalah karena pengaruh hormon dan adanya pendonoran
darah dari orang lain. Pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan immune
suppression yaitu suatu meditasi yang dapat menurunkan aktivitas respon
imun.
Sistem kekebalan tubuh kita melindungi kita dari penyakit dan infeksi.
Tapi jika kita memiliki penyakit autoimun, sistem kekebalan kita menyerang
sel yang sehat dalam tubuh kita secara tidak sengaja. Penyakit autoimun
dapat mempengaruhi banyak bagian tubuh. Penyakit ini cenderung untuk
berjalan dalam keluarga. Perempuan - terutama Afrika-Amerika, Hispanik-
Amerika, dan pribumi-Amerika wanita - memiliki risiko yang lebih tinggi untuk
beberapa penyakit autoimun. Ada lebih dari 80 jenis penyakit autoimun, dan
beberapa gejala yang sama. Hal ini membuat sulit bagi penyedia perawatan
kesehatan untuk mengetahui jika Anda benar-benar memiliki salah satu
penyakit ini. Pada banyak orang, gejala pertama ialah lelah yang masih dalam
taraf sedang, otot nyeri dan demam rendah.

2. Macam-macam Penyakit Auto Imun


Akut diseminata encephalomyelitis (ADEM), Penyakit Addison,
Pemfigoid bulosa, Penyakit seliaka, Penyakit Chagas, Penyakit paru obstruktif
kronis, anti-elastin Penyakit Crohn (salah satu dari dua jenis penyakit usus
inflamasi idiopatik "IBD"), Goodpasture Sindrom, Penyakit Kawasaki,
Nefropati IgA, Idiopathic thrombocytopenic purpura, Lupus eritematosus,
Multiple sclerosis (MS), Myasthenia gravis Diterima Neuromyotonia,
Pemphigus vulgaris, II Psorias, Psoriatis Arthritis Tersangka Polymyositis,
Sirosis bilier primer, Anti-p62, anti-sp100, Anti-mitokondria (M2)
Rheumatoid arthritis, Scleroderma III, Vitiligo, Wegener Granulomatosis.

3. Respon Imun Terhadap :


a. Terhadap Virus

1. Respon Imun Nonspesifik

Secara jelas terlihat bahwa respons imun yang terjadi adalah timbulnya
interferon dan sel natural killler (NK) dan antibodi yang spesifik terhadap
virus tersebut. Pengenalan dan pemusnahan sel yang terinfeksi vi rus sebelum
terjadi replikasi sangat bermanfaat bagi pejamu. Permukaan sel yang
terinfeksi virus mengalami modifikasi, terutama dalam struktur karbohidrat,
menyebabkan sel menjadi target sel NK. Sel NK mempunyai dua jenis
reseptor permukaan. Reseptor pertama merupakan killer activating
receptors, yang terikat pada karbohidrat dan struktur lainnya yang
diekspresikan oleh semua sel. Reseptor lainnya adalah killer inhibitory
receptors, yang mengenali molekul MHC kelas I dan mendominasi signal dari
reseptor aktivasi. Oleh karena itu sensitivitas sel target tergantung pada
ekspresi MHC kelas I. Sel yang sensitif atau terinfeksi mempunyai MHC
kelas I yang rendah, namun sel yang tidak terinfeksi dengan molekul MHC
kelas I yang normal akan terlindungi dari sel NK. Produksi IFN-α selama
infeksi virus akan mengaktivasi sel NK dan meregulasi ekspresi MHC pada sel
terdekat sehingga menjadi resisten terhadap infeksi virus. Sel NK juga dapat
berperan dalam ADCC bila antibodi terhadap protein virus terikat pada sel
yang terinfeksi.

Beberapa mekanisme utama respons nonspesifik terhadap virus, yaitu :

1. Infeksi virus secara langsung yang akan merangsang produksi IFN oleh
sel-sel terinfeksi; IFN berfungsi menghambat replikasi virus
2. Sel NK mampu membunuh virus yang berada di dalam sel, walaupun virus
menghambat presentasi antigen dan ekspresi MHC klas I. IFN tipe I
akan meningkatkan kemampuan sel NK untuk memusnahkan virus yang
berada di dalam sel. Selain itu, aktivasi komplemen dan fagositosis akan
menghilangkan virus yang datang dari ekstraseluler dan sirkulasi.

2. Respon Imun Spesifik

Mekanisme respons imun spesifik ada dua jenis yaitu respons imunitas
humoral dan selular. Respons imun spesifik ini mempunyai peran penting yaitu
:

1. Menetralkan antigen virus dengan berbagai cara antara lain


menghambat perlekatan virus pada reseptor yang terdapat pada
permukaan sel sehingga virus tidak dapat menembus membran sel, dan
dengan cara mengaktifkan komplemen yang menyebabkan agregasi virus
sehingga mudah difagositosis
2. Melawan virus sitopatik yang dilepaskan dari sel yang lisis.

Molekul antibodi dapat menetralisasi virus melalui berbagai cara.


Antibodi dapat menghambat kombinasi virus dengan reseptor pada sel,
sehingga mencegah penetrasi dan multiplikasi intraseluler, seperti pada virus
influenza. Antibodi juga dapat menghancurkan partikel virus bebas melalui
aktivasi jalur klasik komplemen atau produksi agregasi , meningkatkan
fagositosis dan kematian intraseluler.
b. Terhadap Benda Tajam
Penanganan masalah ini diatur oleh sel non spesifik. Tubuh yang terluka
oleh benda tajam akan mengakibatkan sel dalam tubuh yang terluka itu rusak.
Sel-sel yang rusak akan mengeluarkan suatu sinyal (panggilan) dengan
memancarkan zat-zat kimia. Sinyal kimiawi lainnya seperti histamin yang
dihasilkan oleh basofil yang memicu pembesaran dan peningkatan
permeabelitas kapiler di dekatnya. Selain mengeluarkan histamin sel darah
putih juga mengeluarkan prostaglandin yang akan meningkatkan aliran darah
ke tempat yang terluka. Peningkatan aliran darah dan permeabelitas
pembuluh akan membantu pengiriman unsur penggumpalan darah ke daerah
yang terluka. Penggumpalan darah menandai permulaan proses perbaikan dan
membantu menghambat penyebaran mikroba ke bagian tubuh yang lain.
Kemudian sel-sel fagositik akan bermigrasi ke dalam jaringan yang terluka
untuk membersihkan sel-sel jaringan yang rusak dan sisa-sisa neutrofil dalam
proses fagositik itu. Setelah itu darah tidak keluar lagi dan mikroba yang
mungkin masuk sudah dimakan oleh makrofaga.

c. Terhadap Sel Kanker

Jika tubuh mengidap sel kanker ada pertahanan nons[efifik yang


bernama sel Natural killer (sel NK). Sel ini tidak menyerang mikroorganisme
secara langsung tetapi mereka merusak sel tubuh yang diserang oleh sel-sel
abnormal yang dapat menimbulkan kanker. Sel NK ini tidak bersifat fagositik
tetapi menyerang membran sel sehingga sel tersebut mengalami lisis (pecah).
Selain dengan sel NK sel kanker juga akan dibunuh oleh limfosit T sitotoksik
yang sebelumnya diaktifkan oleh antigen, kemudian reseptor dari sel T
sitotoksik mengenali komplek yang terbentuk antara MHC (Major
Histocompatibility Complex) kelas I dengan antigen pada permukaan sel
kanker. Interaksi ini ditingkatkan oleh CD8 yang berikatan dengan protein
MHC kelas I dan juga oleh interleukin-2 oleh sel T helper. Sel T sitotoksik
yang telah aktif itu setelah berikatan akan melepaskan protein perforin,
kemudian perforin ini membuat pori pada membran sel yang terinfeksi
sehingga ion dan air dapat memasuki sel kanker akibat dari ini adalah sel
tersebut mengalami lisis (pecah). Namun cara ini berjalan dengan sangat lama
tidak sebanding dengan laju pertumbuhan sel kanker yang terus menerus dan
sangat cepat. Pertumbuhan sel limfosit T yang lama ini disebabkan oleh
pembentukkannya yang sangat spesifik dan hati-hati sehingga membutuhkan
waktu yang lama.

3. Respon Inflamasi
Respon Inflamasi terdiri dari 3 fase yaitu:

1. Perubahan dalam sel-sel dan sistem sirkulasi,

ada cedera pada bagian tubuh > terjadi penyempitan pembuluh darah
untuk mengendalikan perdarahan > terlepaslah histamin yang gunanya
untuk meningkatkan aliran darah ke daerah yang cedera. Pada saat yang
sama dikeluarkan kinin untuk meningkatkan permeabilitas kapiler yang
akan memudahkan masuknya protein, cairan, dan leukosit untuk suplai
daerah yang cedera. Setelah cukup aliran darah setempat menurun
untuk menjaga leukosit agar tetap di daerah yang cedera.

2. pelepasan eksudat, terjadi setelah leukosit memakan bakteri2 yang ada


di daerah cedera, kemudian eksudat dikeluarkan.
3. regenerasi, yaitu fase pemulihan perbaikan jaringan atau pembentukan
jaringan baru.
4. Macam-macam Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem pertahanan tubuh diperankan oleh sel darah putih (Leukosit).
Darah Putih sendiri dibagi menjadi 5 jenis, diantaranya:
1 .Eosinofil
2. Basofil
3. Neutrofil (Stab, Segmen)
4.Limfosit
5.Monosit

Sementara itu pertahanan tubuh manusia / system immune dibagi


menjadi 2 jenis, yaitu
1. Innate immunity (alami)
2. Adaptive immunity (Acquired/didapat/buatan).
1. Sistem Kekebalan Alami (Innate Immunity)
Jika tubuh terserang suatu penyakit, misalnya campak tubuh akan
membentuk antibodi untuk melawan campak jika antibodi tersebut berhasil
mengalahkan campak, tubuh akan membentuk antibodi yang lebih kuat untuk
melawan campak jika suatu saat menyerang lagi.
Dibentuknya antibodi yang lebih kuat ini menyebabkan tubuh menjadi
kebal (imun) terhadap campak itulah sebabnya tubuh tidak akan terserang
campak dua kali.
Kekebalan (imunitas) terhadap suatu penyakit yang dimiliki tubuh tanpa
perlakuan dari luar ini dinamakan kekebalan alami/kekebalan pasif. Contoh
kekebalan alami yang lain adalah kebalnya bayi terhadap beberapa penyakit
setelah menyusu pada hari pertama. Di dalam air susu ibu tersebut
terkandung kolostrum yang kaya antibodi dan mineral. Kekebalan bayi ini
bertahan beberapa hari sampai beberapa minggu. Bagaimana tubuh dapat
mengingat dan mengenali antigen yang menyerang sebelumnya. Ternyata
tubuh mempunyai sel-sel khusus yang bertugas untuk itu yang disebut sel-sel
memori.
Pengingatan dan pengenalan terhadap antigen tersebut merupakan ciri
khas sistem kekebalan tubuh. Ciri lainnya adalah kekhususan yang berarti
suatu antibodi hanya cocok untuk antigen tertentu. Sebagai contoh antibodi
cacar hanya cocok untuk antigen tertentu. Sebagai contoh antibodi cacar
hanya cocok untuk antigen cacar dan tidak cocok untuk antigen lainnya.

2. Sistem Kekebalan Buatan (Adaptive Immunity)


Kekebalan yang dimiliki tubuh dapat disesuaikan dengan keinginan kita.
Kita dapat menyuruh tubuh untuk membuat antibodi penghancur antigen polio,
tuberculosis, dan lainnya melalui pemberian vaksin. Vaksin adalah bibit
penyakit yang telah dilemahkan. Proses pemberian vaksin dalam tubuh
dinamakan vaksinasi. Jadi jika menginginkan tubuh memproduksi antibodi
tetanus, kita harus menyuntiknya bakteri tetanus yang telah dilemahkan.
Vaksin tetanus tersebut yang masuk tersebut akan dianggap tubuh
sebagai penyakit, sehingga tubuh akan memproduksi antibody untuk
menghancurkan penyakit tetanus tersebut. Akibatnya tubuh akan kebal
terhadap tetanus jika suatu saat penyakit tersebut menyerang. Kekebalan
yang dibuat oleh tubuh dengan pemberian vaksin ini dinamakan kekebalan
buatan atau kekebalan aktif.
Tidak semua penyakit dapat dicegah dengan cara vaksinasi. Banyak
penyakit yang masih tahan terhadap perusakan oleh antibodi. Contoh penyakit
yang sampai sekarang belum mempunyai vaksin yang efektif adalah AIDS dan
malaria. Salah satu sebab sulitnya mencari vaksin yang efektif ini karena
cepat berubahnya sifat virus penyebab penyakit. Vaksin yang umum digunakan
selama ini diantaranya adalah vaksin DPT untuk mencegah penyakit dipteri -
pertusis - tetanus - BCG untuk mencegah TBC, vaksin tetanus, dan campak.

Secara singkat perbedaan kedua sistem pertahanan tubuh adalah sebagai


berikut:
d. Innate immune system
 Response tidak spesifik
 Paparan menimbulkan respon maksimal yangsegera
 Tanpa memori imun
 Ditemukan pada hampir semua makhluk Cell-mediated and Humoral
components
e. Adaptive immune system
 Respon Spesifik terhadap patogen & antigen
 Ada jeda waktu antara eksposur & respon maksimal
 Paparan memicu memori imun
 Hanya ada pada Vertebra berahang
Sistem Pertahanan Tubuh

Alami Buatan

Bersifat Fisik Bersifat Larutan Seluler Spesifik


Non-spesifik

Kulit 1. Biokimia 1. Fagosit Humoral


Seluler
Silia a. As Lambung 2. Sel NK
Lendir b. Lisozim
c. Laktoferin Limfosit B
Limfosit T
2. Humoral
a. Komplemen
b. C-Reaktif Protein

Anda mungkin juga menyukai