Anda di halaman 1dari 3

Autoimmune Disease dan Respon Imun..

menjawab pertanyaan seseorang..maka posting ini ditujukan sebagai sumbangsih ilmu bagi sang
penanya…semoga bermanfaat….
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Autoimmune Disease ?
2. Jelaskan respon imun yang terjadi jika :
a. Tubuh terkontaminasi virus
b. Tubuh terluka benda tajam
c. Tubuh mengidap sel kanker

Jawab :

1. Autoimmune Disease muncul akibat dari respon imun yang terlalu berlebihan sehingga
menyebabkan perlawanan terhadap susbtansi atau jaringan yang biasanya ada pada tubuh.
Dengan kata lain imun dalam tubuh menyerang sel-selnya sendiri. Ini dapat disebabkan oleh
kerja sel imun yang salah tempat (tidak sesuai dengan tempatnya) sehingga sel imun ini
tidak mengenali sel-sel yang biasanya sehingga menyerang sel lain ditempat tersebut.
Contohnya sel imun yang bekerja di ginjal dengan sebab tertentu menjadi berada di paru-
paru ini menyebabkan sel imun tersebut tidak mengenali sel yang terdapat di paru-paru dan
akibatnya sel tersebut menyerang sel paru-paru. Sebab lain yang dapat menyebabkan
terjadinya Autoimmune Disease adalah karena pengaruh hormon dan adanya pendonoran
darah dari orang lain. Pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan immune suppression
yaitu suatu meditasi yang dapat menurunkan aktivitas respon imun.
2. a. Tubuh terkontaminasi virus
Jika tubuh terkontaminasi virus, maka kumpulan protein dalam tubuh akan menyediakan
pertahanan non spesifik yang disebut interferon. Interferon ini disekresikan oleh sel-sel yang
terinfeksi virus. Interferon ini sebenarnya tidak menguntungkan bagi sel yang terinfeksi
virus tersebut namun protein antivirus tersebut berdifusi masuk ke dalam sel-sel yang berada
disekitarnya dan menginduksi sel-sel tersebut untuk menghasilkan zat kimia lain yang
menghambat reproduksi virus. Dengan cara ini interferon akan membatasi penyebaran virus
dari sel ke sel lain didalam tubuh, dan membantu mengontrol infeksi virus seperti influenza.
Pertahanan ini bukanlah bersifat spesifik bagi virus, interferon yang dihasilkan sebagai
tanggapan terhadap virus bisa memberikan resistensi terhadap virus lain. Selain peranannya
sebagai agen antivirus, satu jenis interferon mengaktifkan fagosit sehingga meningkatkan
kemampuannya untuk menelan dan membunuh mikroorganisme.
b. Tubuh terluka benda tajam
Penanganan masalah ini diatur oleh sel non spesifik. Tubuh yang terluka oleh benda
tajam akan mengakibatkan sel dalam tubuh yang terluka itu rusak. Sel-sel yang rusak akan
mengeluarkan suatu sinyal (panggilan) dengan memancarkan zat-zat kimia. Sinyal kimiawi
lainnya seperti histamin yang dihasilkan oleh basofil yang memicu pembesaran dan
peningkatan permeabelitas kapiler di dekatnya. Selain mengeluarkan histamin sel darah
putih juga mengeluarkan prostaglandin yang akan meningkatkan aliran darah ke tempat
yang terluka. Peningkatan aliran darah dan permeabelitas pembuluh akan membantu
pengiriman unsur penggumpalan darah ke daerah yang terluka. Penggumpalan darah
menandai permulaan proses perbaikan dan membantu menghambat penyebaran mikroba ke
bagian tubuh yang lain. Kemudian sel-sel fagositik akan bermigrasi ke dalam jaringan yang
terluka untuk membersihkan sel-sel jaringan yang rusak dan sisa-sisa neutrofil dalam proses
fagositik itu. Setelah itu darah tidak keluar lagi dan mikroba yang mungkin masuk sudah
dimakan oleh makrofaga.
c. Tubuh mengidap sel kanker
Jika tubuh mengidap sel kanker ada pertahanan nons[efifik yang bernama sel Natural
killer (sel NK). Sel ini tidak menyerang mikroorganisme secara langsung tetapi mereka
merusak sel tubuh yang diserang oleh sel-sel abnormal yang dapat menimbulkan kanker. Sel
NK ini tidak bersifat fagositik tetapi menyerang membran sel sehingga sel tersebut
mengalami lisis (pecah). Selain dengan sel NK sel kanker juga akan dibunuh oleh limfosit T
sitotoksik yang sebelumnya diaktifkan oleh antigen, kemudian reseptor dari sel T sitotoksik
mengenali komplek yang terbentuk antara MHC (Major Histocompatibility Complex) kelas I
dengan antigen pada permukaan sel kanker. Interaksi ini ditingkatkan oleh CD8 yang
berikatan dengan protein MHC kelas I dan juga oleh interleukin-2 oleh sel T helper. Sel T
sitotoksik yang telah aktif itu setelah berikatan akan melepaskan protein perforin, kemudian
perforin ini membuat pori pada membran sel yang terinfeksi sehingga ion dan air dapat
memasuki sel kanker akibat dari ini adalah sel tersebut mengalami lisis (pecah). Namun cara
ini berjalan dengan sangat lama tidak sebanding dengan laju pertumbuhan sel kanker yang
terus menerus dan sangat cepat. Pertumbuhan sel limfosit T yang lama ini disebabkan oleh
pembentukkannya yang sangat spesifik dan hati-hati sehingga membutuhkan waktu yang
lama.

Anda mungkin juga menyukai