Anda di halaman 1dari 6

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pesan Dalam Ilmu Komunikasi

Dosen Pembimbing

Dr. Humaizi, MA

Disusun Oleh

Denny Rico Lubis (170904095)

Ratu Arethusa Fhandika (170904096)

Katie Stevani Br Sebayang (170904097)

Adli Arif Iskandar (170904098)

Muhammad Hidayat (170904099)

Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik


A. Apa itu Pesan?

Pesan, seperti yang terlampir dalam sebuah buku “Ilmu Komunikasi Teori
DAN Praktek” karangan Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M. A. adalah
suatu komponen dalam proses komunikasi berupa paduan dari pikiran dan
perasaan seseorang dengan menggunakan lambang, bahasa/lambang-
lambang lainnya disampaikan kepada orang lain. Tak jauh beda dengan
pendapat sebelumnya, Dr. Ir. Ratu Mutialela Caropeboka, M.S.
memberikan pendapat bahwa sejatinya pesan memiliki artian sebagai
Materi pernyataan yang disampaikan oleh komunikator pada komunikan
yang dapat berupa lisan maupun tulisan. Selain itu, dapat pula lambang-
lambang, gambar, warna, ataupun isyarat-isyarat lain yang dilakukan
dengan penggunaan bahasa verbal atau nonverbal namun harus bisa saling
dipahami oleh kedua belah pihak baik pengirim maupun penerima pesan.
Dalam suatu proses komunikasi, pihak-pihak yang terlibat dalam
komunikasi (pengirim dan penerima) akan memanfaatkan ataupun berbagi
pesan/informasi. Pesan mempunyai tiga komponen : makna, simbol yang
diguankan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan.
Dalam suatu proses komunikasi, pihak-pihak yang terlibat dalam
komunikasi (pengirim dan penerima) akan memanfaatkan ataupun berbagi
pesan/informasi.Simbol terpenting adalah kata – kata (bahasa), yang dapat
merepresentasikan objek (benda), gagasan, dan perasaan, baik ucapan
(percakapan, wawancara, diskusi, ceramah, dan sebagainya) ataupun
tulisan (surat, esai, artikel, novel, puisi, pamflet, dan sebagainya). Kata –
kata memungkinkan kita berbagi pikiran dengan orang lain. Pesan juga
dapat dirumuskan secara non verbal, seperti melalui tindakan atau isyarat
anggota tubuh.

B. Pesan dalam Komunikasi Verbal dan Nonverbal

Materi penyampaian yang biasa disampaikan oleh komunikator ke


komunikan dapat berupa lisan atau tulisan. Selain itu ada pula berupa
lambang-lambang, gambar, warna, atau isyarat lain yang biasa dilakukan
dengan menggunakan secara verbal maupun nonverbal. Namun harus bisa
dipahami oleh kedua belah pihak, baik pengirim atau penerima pesan.
Bahasa verbal yang dimaksud adalah kata, kalimat yang diucapkan atau
ditulis secara langsung. Komunikasi verbal dapat berupa penyampaian ide-
ide, pemikiran, atau keputusan secara tertulis dan lisan dengan
menggunakan penyampaian lewat mulut. Tujuannya adalah agar bisa lebih
mudah menyampaikan pesan daripada tidak verbal. Nah, dalam hal ini
seorang komunikan berperan sebagai pendengar atau pembaca bisa
memahami pesan-pesan lebih mudah saat disampaikan.
Sebaliknya, yang dimaksud dengan pesan nonverbal adalah adalah
lambang-lambang dalam bentuk ucapan atau kata-kata yang disampaikan
tidak secara lisan. Komunikator biasanya menggunakan isyarat berupa
warna, lambang, ataupun gerakan yang harus bisa dimaknai secara utuh
dan terjalinnya pemahaman antara kedua belah pihak, yakni komunikator
dan komunikan.
C. Bentuk-bentuk pesan

Informatif : Pesan yang informatif adalah pesan yang bentuknya


cenderung lebih menjurus kepada hal-hal yang bersifat untuk
menyampaikan keterangan dan informasi dari data-data yang dimiliki
Persuasif : Yaitu berisikan bujukan yakni membangkitkan pengertian dan
kesadaran manusia bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan
sikap berubah. Tetapi berubahnya atas kehendak sendiri. Jadi perubahan
seperti ini bukan terasa dipaksakan akan tetapi diterima dengan
keterbukaan dari penerima.
Koersif : Menyampaikan pesan yang bersifat memaksa dengan
menggunakan sanksi-sanksi bentuk yang terkenal dari penyampaian secara
inti adalah agitasi dengan penekanan yang menumbuhkan tekanan batin
dan ketakutan dikalangan publik. Koersif berbentuk perintah-perintah,
instruksi untuk penyampaian suatu target.
Pesan dapat dikatakan sebagai materi atau bentuk fisik dari ide yang
disampaikan kepada komunikan. Dari pesan yang dikirimkan, seorang
komunikator biasanya menghendaki reaksi dan umpan balik dari
komunikan.
Wilbur Schramm menyampaikan bahwa agar suatu pesan membangkitkan
tanggapan yang dikehendaki, maka pesan tersebut harus memenuhi empat
kondisi sebagai berikut :
Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga
menarik perhatian si komunikan. Hal ini terkait dengan format yang baik,
pemilihan kata yang tepat, serta waktu penyampaian (timing) yang sesuai.
Pesan harus menggunakan lambang-lambang yang mengacu pada bidang
pengalaman yang sama. Dengan demikian pesan dapat dipahami oleh
komunikator maupun komunikannya.
Misalnya, pemilihan bahasa ‘kedokteran’ yang dipahami oleh komunikator
maupun komunikannya yang memang merupakan mahasiswa kedokteran.
Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi dari komunikan dan
menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
Komunikator perlu memahami apa kebutuhan komunikan. Pesan harus
menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan yang telah disebut
di atas secara layak sesuai situasi ketika komunikan digerakkan untuk
memberi tanggapan yang dikehendaki oleh kominkator. Kelompok di
mana komunikan berada harus dipahami pula oleh komunikator. Pesan
juga merupakan seperangkat simbol verbal dan atau non verbal yang
mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud sumber lainnya.
Daftar Pustaka

1. Uchjana Effendi, Onong. (1984). Ilmu, Teori dan Praktek


Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.
2. Mutialela Caropeboka, Ratu. (2017). Konsep dan Aplikasi Ilmu
Komunikasi
3. Alo liliweri, (2011). Komunikasi Serba Ada Serba Makna

Anda mungkin juga menyukai