BAB I
RIWAYAT MEDIS
1.1 Identitas
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : perempuan
Umur : 106 tahun
Alamat : Kanggraksan Utara RT 03 Cirebon
Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam
1.2 Waktu Pelaksanaan Home Visit
Hari : Selasa
Tanggal : 12 April 2016
Waktu : 09.00 – 10.00
Alamat : Kanggraksan Utara RT 03 Cirebon
1.3 Deskripsi Kondisi Geriatri
1. Keluhan Utama : nyeri pada lengan kanan atas dan tungkai kanan
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
- Tidak dapat berjalan dan melakukan aktivitas (imobilitas).
- Nyeri pada kaki sebelah kanan dan lengan kanan sejak 1 minggu lalu setelah
terjatuh tiba-tiba ketika hendak keluar rumah.
- Setelah jatuh belum ada penanganan dan belum pernah diobati ke dokter
(karena keluarga menganggap pasien sudah terlalu tua).
- Terdapat luka pada bagian bokong akibat pemakaian popok terlalu lama
(dekubitus)
- Pasien sudah tidak mampu menahan ketika ingin BAK.
- Tidak merokok
6. Pemeriksaan fisik secara umum:
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : somnolen
Vital Sign
Tekanan Darah : 150/90 mmHg
Nadi : 88x/menit
Frekuensi Nafas : 12x/menit
Suhu : normal
Status Generalis
1.) Pemeriksaan Kepala
Rambut : tampak beruban, jarang, rontok
Mata
Palpebra : tidak anemis, tidak ada peradangan
Konjungtiva : tidak ada peradangan
Sclera : tidak ikterik
Pupil : isokor
Telinga : tidak ada peradangan, mebran timpani intak
Hidung : tidak ada peradangan dan sumbatan
Mulut : gigi sudah mulai berkurang (ompong)
2.) Pemeriksaan Leher : tidak ada pembesaran KGB
3.) Pemeriksaan Dada
Inspeksi : terlihat adanya benjolan pada payudara kanan
Palpasi : teraba adanya benjolan sebesar bola tenis pada
payudara kanan dengan konsistensi lunak, permukaan
rata dan tidak ada nyeri tekan
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : suara pernapasan vesikular
4.) Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : tidak terdapat adanya benjolan maupun tanda-tanda
peradangan
Auskultasi : terdengar bunyi bising usus pada keempat kuadran
15x/ menit
Perkusi : tidak dilakukan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
10) Pemeriksaan ekstremitas
Superior : nyeri pada lengan kanan, kekuatan otot lengan kanan
dan kiri = 3,
Inferior : nyeri pada tungkai kanan
5 PHYSICAL AMBULATION
4 Goes about .grounds or city
3 Ambulates within residence or about one block distant
2 Ambulates with assistance of (check one):another 0
person,railing,cane,walker,orwheelchair:gets in and outwithout
helpneeds help in getting in and out
1 Sits unsupported in chair or wheelchair, but cannot propel self
without help
0 Bedridden more than half the time
6 BATHING
4 Bathes self (tub, shower, sponge bath) without help
3 Bathes self, with help in getting in and out of tub
2 Washes face and hands only, but cannot bathe rest of body 1
1 Does not wash self but is cooperative with those who bathe him
0 Does not travel at all
7 RESPONSIBILITY FOR OWN MEDICATION
2 Is responsible for taking medication in correct dosage at correct time
1 Takes responsibility if medication is prepared in advancein separate 1
dosages
0 Does not try to wash self, and resists efforts to keep him clean
SCORE 4
6 MODE OF TRANSPORTATION
4 Travels independently on public transportation or drives own car
3 Arranges own travel via taxi, but does not otherwise use public
transportation
2 Travels on public transportation when assisted or accompanied by 0
another
1 Travel limited to taxi or automobile, with assistance of another
0 Does not travel at all
7 RESPONSIBILITY OF OWN MEDICATION
2 Is responsible for taking medication in correct dosages at correct
Time 1
1 Takes responsibility ifmedication is prepared in advance
in separate dosages
0 Is not capable of dispensing own medication
8 ABILITY TO HANDLE FINANCE
2 Manages financial matters independently
(budgets, write checks, pays rent and bills, goes to Bank)
collects and keeps track of income 0
1 Manages day-to-day purchases, but needs help with banking,
major purchases, etc.
0 Incapable of handling money
SCORE 1
6
Skor 0-6 untuk ADL dan 0-8 untuk IADL menunjukan penilaian low function
artinya pasien tidak dapat mandiri dan harus membutuhkan orang lain untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya
BAB II
ANALISIS MASALAH
BAB III
10
PEMBAHASAN
3.1 Jatuh
3.1.1 Faktor Resiko dan Penyebab Jatuh pada Lansia
Kejadian Jatuh Pada Lanjut Usia
Pengertian
Faktor Resiko
a. Faktor instrinsik
Faktor intrinsik tersebut antara lain adalah gangguan muskuloskeletal
misalnya menyebabkan gangguan gaya berjalan, kelemahan ekstremitas
bawah, kekakuan sendi, sinkope yaitu kehilangan kesadaran secara tiba-tiba
yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke otak dengan gejala
lemah, penglihatan gelap, keringat dingin, pucat dan pusing (Darmojo, 2011)
b. Faktor ekstrinsik
Faktor-faktor ekstrinsik tersebut antara lain lingkungan yang tidak
mendukung meliputi cahaya ruangan yang kurang terang, lantai yang licin,
tempat berpegangan yang tidak kuat, tidak stabil, atau tergeletak di bawah,
tempat tidur atau WC yang rendah atau jongkok, obat-obatan yang diminum
dan alat-alat bantu berjalan (Darmojo, 2011).
c. Sistem sensorik
e. Kognitif
f. Muskuloskeletal
1. Aktivitas
12
Sebagian besar jatuh terjadi pada saat lansia melakukan aktivitas biasa
seperti berjalan, naik atau turun tangga, mengganti posisi. Hanya sedikit
sekali ( 5% ), jatuh terjadi pada saat lansia melakukan aktivitas berbahaya
seperti mendaki gunung atau olahraga berat. Jatuh juga sering terjadi pada
lansia dengan banyak kegiatan dan olahraga, mungkin disebabkan oleh
kelelahan atau terpapar bahaya yang lebih banyak. Jatuh juga sering
terjadi pada lansia yang imobil ( jarang bergerak ) ketika tiba – tiba dia
ingin pindah tempat atau mengambil sesuatu tanpa pertolongan. (Stanley,
2007).
2. Lingkungan
Sekitar 70% jatuh pada lansia terjadi di rumah, 10% terjadi di tangga,
dengan kejadian jatuh saat turun tangga lebih banyak dibanding saat naik,
yang lainnya terjadi karena tersandung / menabrak benda perlengkapan
rumah tangga, lantai yang licin atau tak rata, penerangan ruang yang
kurang (Stanley, 2007).
1. Alat – alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua, tidak stabil,
atau tergeletak di bawah.
2. Tempat tidur atau WC yang rendah / jongkok.
3. Tempat berpegangan yang tidak kuat / tidak mudah dipegang.
4. Lantai yang tidak datar baik ada trapnya atau menurun.
5. Karpet yang tidak dilem dengan baik, keset yang tebal / menekuk
pinggirnya, dan benda-benda alas lantai yang licin atau mudah tergeser.
6. Lantai yang licin atau basah.
7. Penerangan yang tidak baik (kurang atau menyilaukan).
8. Alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran, berat, maupun cara
penggunaannya. (Stanley, 2007)
1. Perlukaan (injury)
A. Rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat sakit berupa robek atau
tertariknya jaringan otot, robeknya arteri / vena
B. Patah tulang (fraktur) :
a) Pelvis
c) Humerus
d) Lengan bawah
e) Tungkai bawah
f) Kista
C. Hematom subdural
3.2 Imobilitas
Imobilisasi didefinisikan sebagai keadaan tidak bergerak/tirah baring selama 3
hari atau lebih, dengan gerak anatomi tubuh menghilang akibat perubahan fungsi
fisiologis. Berbagai faktor fisik, psikologis, dan lingkungan dapat menyebabkan
imobilisasi pada usia lanjut. Penyebab utama imobilisasi adalah adanya rasa nyeri,
lemah, kekakuan otot, ketidakseimbangan, dan masalah psikologis.Beberapa
informasi penting meliputi lamanya menderita disabilitas yang menyebabkan
imobilisasi, penyakit yang mempengaruhi kemampuan mobilisasi, dan pemakaian
obat-obatan untuk mengeliminasi masalah iatrogenesis yang menyebabkan
imobilisasi (Darmojo, 2011).
Karakteristik imobilitas :
a. Ketidakmampuan untuk bergerak dengan tujuan di dalam lingkungan,
termasuk mobilitas di tempat tidurm berpindah dan ambulasi
b. Keengganan untuk melakukan pergerakan
c. Keterbatasan rentang gerak
d. Penurunan kekuatan, pengendalian, atau masa otot
e. Mengalami pembatasan pergerakan, termasuk protocol-protokol mekanis dan
medis
f. Gangguan koordinasi
(Darmojo, 2011)
a) Dekubitus
Pada pasien ini telah ditemukan adanya dekubitus pada daerah sekitar
bokong.Hal ini dikarenakan karena pemakaian popok yang terlalu lama
pada pasien sehingga menyebabkan meningatnya gesekan antara kulit
pasien dengan benda sekitarnya.Menurut (darmojo, 2011) tekanan daerah
pada kapiler berkisar antara 16 mmHg-33 mmHg. Kulit akan tetap utuh
karena sirkulasi darah terjaga, bila tekanan padanya masih berkisar pada
batas-batas tersebut. Tetapi sebagai contoh bila seorang penderita
immobil/terpancang pada tempat tidurnya secara pasif dan berbaring
diatas kasur busa maka tekanan daerah sakrum akan mencapai 60-70
mmHg dan daerah tumit mencapai 30-45 mmHg. Tekanan akan
menimbulkan daerah iskemik dan bila berlanjut terjadi nekrosis jaringan
kulit (Darmojo, 2011).
b) Inkontinensia
Inkontinensia adalah pengeluaran urin atau feses tanpa disadari, dalam
jumlah dan frekuensi yang cukup sehingga dapat menyebabkan
masalah gangguan kesehatan dan sosial.
Penyebab inkontinensia dapat berasal dari :
1) Kelainan urologik : misalnya radang, batu, tumor, divertikel
2) Kelainan neurologik : misalnya stroke, trauma pada medula
spinalis, demensia dll
3) Lain-lain : mmisalnya hambatan mobilitas, situasi tempat
berkemih yang tidak memadai/jauh atau sebagainya
(Darmojo, 2011)
Masalah yang ada pada Ny. S adalah ketidakmauan Ny. S untuk makan.
Hal ini dapat menyebabkan kekurangan gizi sehingga dapat menyebabkan
sarkopenia.
3.4 Lingkungan
Menurut Darmojo, 2011 lingkungan rumah yang aman untuk lanjut usia adalah
lingkungan di dalam rumah dan di luar rumah. Lingkungan di dalam rumah meliputi
kamar mandi yaitu terdapat pegangan di daerah kamar mandi dan mudah dicapai bila
diperlukan, permukaan lantai pancuran di kamar mandi tidak licin, belakang kesed
berlapis karet yang tidak bisa licin, pembuangan air baik sehingga mencegah lantai
licin setelah dipakai. Kamar tidur yaitu keset tidak merupakan hambatan yang
memungkinkan terpeleset atau tergelincir, terdapat meja di samping tempat tidur
untuk meletakkan kacamata atau barang lain. Dapur yaitu lantai terbuat dari bahan
yang tidak licin, tumpahan-tumpahan cepat dibersihkan untuk mencegah terpeleset,
tempat penyimpanan dapat dijangkau dengan mudah, tersedia tempat pijakan yang
stabil untuk mencapai barang yang letaknya tinggi. Ruang tamu yaitu keset-keset
tidak terletak di atas karpet, perabotan diletakkan sedemikian rupa sehingga jalan lalu
17
lebar, tinggi kursi dan sofa cukup sehingga mudah bagi lanjut usia ( Darmojo, 2011) .
Pada lingkungan rumah pasien, masih belum terdapat keset didepan toiletnya
sehingga dapat menyebabkan lantai menjadi licin maka dari itu perlu ada
penambahan keset agar lantai tidak licin. Begitu juga kasur dengan seprai yang jarang
diganti dapat menyebabkan gatal-gatal dan infeksi pada kulit pasien.
BAB IV
Simpulan dan Saran
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan dan pembahasan mengenai
Ny.S saat Home Visit dapat ditarik kesimpulan, sebagai berikut :
1. Pasien sudah 1 minggu tidak dapat berjalan diakibatkan oleh terjatuh
sendiri di depan rumahnya.
2. Keluhan nyeri pasien dirasakan pada bagian ekstremitas inferior dan
superior sebelah kanan.
3. Pasien tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari seperti sebelum
pasien terjatuh dan pasien hanya mampu berbaring ditempat tidur.
4. Hasil pemeriksaan ADL maupun IADL pasien menunjukkan Dependent
atau pasien sudah tidak mandiri.
5. Faktor keluarga, social dan lingkungan sangat mempengaruhi baik
kesehatan fisik maupun kesehatan psikis pasien.
4.2 Saran
1. Dekubitus :
18
4. Lingkungan :
a) Menyarankan kepada keluarga pasien untuk tetap menjaga
kebersihan pasien selama pasien sakit dengan megganti popok dan
sprei secara rutin.
b) Menyarankan kepada keluarga pasien untuk melakukan penataan
tata ruang rumah dan pencahayaan yang cukup supaya nyaman
bagi pasien lansia.
c) Menyarankan kepada keluarga psien untuk membeli keset dan
membuat pegangan dinding dekat kloset agar tidak terjatuh ketika
hendak buang air.
19
DAFTAR PUSTAKA
Miller, Carol A. 2004. Nursing Care of Older Adults: Theory and Practice.
Philadepia: Lippincott
Stanley, Mickey, and Patricia Gauntlett Beare. 2007. Buku Ajar Keperawatan
Gerontik, ed 2. Jakarta: EGC.
20
Lampiran gambar :