Terbitan : Kepala Puskesmas Bumijawa SPO No.Revisi Tangggal mulai berlaku: :
Halaman:
PUSKESMAS Dr. Silvan Wahyudi
BUMIJAWA NIP. 1975110 200604 1 021
1. Pengertian Membantu melahirkan pada ibu bersalin agar tidak menemui
kesulitan pada saat dan sesudah bersalin agar ibu dan bayi dalam keadaan baik dan normal.
2. Tujuan 3. Agar tindakan dapat dilakukan dengan baik dan benar
4. Agar persalinan berjalan lancar dan normal. 5. Untuk mencegah terjadinya komplikasi 3. Kebijakan 1. Dokter dan bidan lebih terampil
2. Referensi APN
3. Alat dan bahan 1.Persiapan alat:
4. Meja dorong (trolley ) berisi: - Set partus dan set hecting - Obat-obatan uterotonika -Slym zuiger - Sarung tangan DTT /steril - Handuk bayi - Waslap 1 pasang - Pembalut dan tali - Pakaian pasien ( kain ,baju atasan,handuk) - Plastik plasenta - spuit 1cc,2.5 cc,5 cc, 10cc - Alas tempat tidur 5. Bak berisi larutan clorin 0,5% 6. Baskom berisi air DTT 7. Baskom untuk memanandikan pasien 8. Ember berisi larutan detergen 9. Tempat sampah terkontaminasi dan tempat sampah tidak terkontaminasi 10. Meja dorong untuk penanganan bayi baru lahir lengkap 11. Meja resusitasi lengkap 2. Persiapan Pasien: Pasien diberitahu akan mengalami proses persalinan Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan 3.Persiapan petugas Memakai alat perlindungan diri lengkap 12. Langkah- langkah Bagan Alir 1. Petugas memakai alat perlindungan diri lengkap dan mencuci tangan lalu keringkan dengan menggunakan tissu. 2. Pasien diberitahu dan diposisikan setengah duduk 3. Jika pembukaan sudah lengkap dan pasien ingin meneran dipimpin untuk meneran, sebelumnya petugas memeriksa djj ,suami atau keluarga diminta untuk mendampingi. 4. Alat-alat pertolongan persalinan didekatkan kepada pasien 5. Buka penutup bak instrumen, petugas mematahkan ampul oksitosin dan membuka pembungkus spuit 2,5 cc kemudian memasukan spuit kedalam bak intrumen lalu menutup kembali bak instrumen (petugas tanpa memakai sarung tangan). 6. Petugas memakai sarung tangan kanan untuk memasukan oksitosin kedalam spuit,lalu spuit yang sudah berisi oksitosin dimasukan kedalam bak instrumen partus. 7. Petugas meminggirkan alat pemecah ketuban diantara tutup wadah partus set,bila ketuban belum pecah. 8. Petugas memakai sarung tangan sebelah kiri. 9. Petugas mengambil 3 buah kapas DTT untuk membersihkan vulva. 10. Lakukan pemeriksaan dalam,bila pembukaan lengkap ketuban utuh lakukan amniotomi (SPO Amniotomi) , bila pembukaan belum lengkap catat hasil pemeriksaan pada lembar partograf dan nilai kemajuan persalinan. 11. Tangan yang memakai sarung tangan, cuci dalam larutan clorin 0,5 % sambil membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendam selama 10 menit. 12. Cek DJJ dan kontraksi uterus kembali sebelum memimpin meneran. 13. Bila pembukaan lengkap,DJJ normal minta ibu untuk meneran saat ada his bila ibu sudah ingin meneran. 14. Minta bantuan suami /keluarga untuk menyiapkan posisi ibu. 15. Ibu dipimpin meneran 16. Saat kepala bayi terlihat di vulva diameter 5-6 cm,letakan kain bersih dan kering diatas perut ibu. 17. Buka penutup partus set dan petugas memakai sarung tangan DTT/ steril. 18. Pasang alas bokong dengan kain bersih dan kering,dilipat 1/3 bagian dan letakan dibawah bokong ibu. 19. Saat ibu dipimpin meneran minta utnuk mengedan sebentar – sebentar dan anjurkan untuk menarik nafas panjang apabila tidak ada his. 20. Kedua tangan pasien memegang pergelangan kaki. 21. Saat his dengankan djj. 22. Saat kepala bayi tampak di bawah simpisis, tangan kanan penolong melindungi perineum dengan alas kain yang berada dibawh bokong ibu, sementara tangan kiri penolong menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat. 23. Saat kepala bayi lahir minta ibu utnuk tidak meneran atau minta ibu untuk bernafas pendek- pendek. 24. Petugas mengecek apakah terdapat lilitan tali pusat disekitar leher, tunggu hingga kepala bayi selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan. Bila terdapat lilitan tali pusat yang erat dileher sampai menghambat putaran paksi luar potong tali pusat segera lahirkan bayi. 25. Setelah terjadi putaran paksi luar, tangan kanan penolong berada diatas kepala, tangan kiri berada dibawah kepala (secara biparietal) lakukan penarikan kebawah untuk melahirkan bahu depan dan lakukan penarikan ke atas untuk melahirkan bahu belakang. 26. Setelah bahu bayi lahir, tangan kanan penolong menyangga kepala, leher dan bahu bayi bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher (bagian bawah kepala) dan keempat jari pada bahu dan dada / punggung bayi, sementara tangan kiri memegang lengan dan bahu bayi bagian anterior saat badan dan lengan lahir. 27. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai bawah bayi untuk memegang tungkai bawah dengan cara menyelipkan jari telunjuk tangan kiri diantara 2 lutut bayi. 28. Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada lengan kanan sedemikian rupa sehingga bayi menghadap kearah penolong. 29. Nilai bayi dan lihat jenis kelamin kemudian letakan bayi diatas kain yang sudah diletakan diatas perut ibu dengan posisi kepala bayi agak lebih dari anggota badan, bila tali pusat pendek letakan bayi ditempat yang memungkinkan. 30. Bila bayi tidak ada usaha nafas, tonus otot tidak ada,potong tali pusat bayi, kemudian bawa bayi kemeja resusitasi (spo resusitasi bayi baru lahir), bila usaha bayi nafas ada tonus otot baik keringkn bayi dengan kain mulai dari kepala, badan, kaki dan punggung sambil dilakukan rangsangan taktil, bagian tangan bayi tidak usah dikeringkan. 31. Ganti kain dengan slimut bayi yang bersih dan kering, minta ibu untuk memegang bayinya. 32. Penolong mengecek fundus ibu apakah ada kehamilan ganda 33. Jika tidak ada, penolong mengambil spuit berisi oksitosin, beritahu kepada pasien bahwa pasien akan dilakukan penyuntikan. 34. Setelah selesai memberikan suntikan oksitosin 10 unit IM, letakan spuit bekas didalam bak instrumen sebelah pinggir , secara one hand. 35. Jepit tali pusat bayi dengan menggunakan klem uteri kurang lebih 5 cm dari arah umbilikus dan lakukan pengurutan pada tali pusat kearah ibu dan memasang klem kedua kurang lebih 2-3 cm dari klem satu. 36. Pegang tali pusat diantara kedua klem dengan menggunakan tangan kiri untuk melindungi bayi, kemudian tali pusat dipotong diantara kedua klem. 37. Letakan klem kedua didepan vulva, kemudian lakukan pengikatan tali pusat kurang lebih 1 cm dari klem satu dengan simpul mati dan diulang dua kali pengikatan, klem pada pangkal tali pusat dilepas dan dilekatan didalam bak instrumen. 38. Tengkurepkan bayi di dada ibu dengan kepala bayi berada diantara payudara ibu, kedua kaki dibuat seperti kaki katak, biarkan bayi imd kurang lebih selama 1 jam. 39. Lakukan peregangan tali pusat terkenali dengan cara tangan kanan melakukan pergangan tali pusat dan tangan kiri diletakan diatas simfisis sambil mendorong kearah dorso kranial. 40. Peregangan tali pusat dilakukan kearah bawah pada saat terjadi kontraksi sesuai dengn kurve jalan lahir, bila klem tali pusat terlalu panjang pindahkan klem kedekat vagina hingga plasenta tampak pada vulva. 41. Setelah plasenta lahir tangan kiri penolong berada dibawah plasenta seolah untuk menampung plasenta. 42. Tangan kanan penolong memindahkan klem menjepit selaput plasenta dengan cara memutar selaput searah jarum jam dan dilakukan penrikan pada selaput plasenta secara hati – hati. 43. Segera setelah plasenta lahir seluruhnya, tangan kiri penolong melakukan massage pada fundus uteri selama 15 detik dengan menggunakan 4 jari palmar kiri secara sirkuler 44. Jika terjadi kontraksi setelah 15 detik massage dihentikan, lakukan pengecekan kelengkapan plasenta bagian maternal,foetal, jumlah kotiledon,panjang, lebar tebal dan panjang tali pusat. 45. Bila plasenta lengkap masukan kedalam larutan klorin 0,5% 46. Penolong melakukan massage kembali sambil memberitahu pasien akan dilakukan pengecekan apakah terdapat robekan dijalan lahir. 47. Pergunakan kassa DTT sebanyak 3 buah untuk melihat luka perineum. 48. Penolong melakukan massage kembali, kemudian mencuci tangan kedalam larutan clorin 0,5% lalu dibilas diair DTT, tangan penolong dilap dengan handuk bersih. 49. Penolong melakukan massage kembali dan mengajarkan kepada pasien cara melakukan massage yang baik supaya kontraksi uterus tetap baik dan tida terjadi perdaraha. 50. Penolong mengevaluasi ulang jumlah perdarahan kemudian memeriksa nadi ibu. 51. Alat – alat yang sudah digunakan dimasukan kedalam bak larutan klorin 0,5% dalam keadaan terbuka, untuk dilakukan dekontaminasi alat selama 10 menit. 52. Buang bahan – bahan terkontaminasi kedalam tempat sampah terkontaminasi (tempat sampah medis). 53. Bila pasien terdapat luka perineum lanjutkan dengan penjahitan. 54. Bila pasien tidak terdapat luka perineum pasien dimandikan dengan cara dibasuh dengan waslap seluruh badan. 55. Pastikan ibu merasa nyaman dan beri ibu minum dan makan. 56. Dekontaminasi tempat persalinan, meja dorong, sepatu boot dngan menggunakan larutan klorin 0,5 % kemudian bilas dengan air bersih. 57. Penolong mencuci tangan didalam larutan klorin 0,5 % dan melepas sarung tangan didalam larutan klorin. 58. Penolong melepas APD. 59. Penolong mencuci tangan dengan sabun di air mengalir dan tangan dikerngkan dengan handuk. 60. Pnolong memberi selamat pada pasien dan keluarga. 61. Enolong memeriksa TD,S,N, fundus uter kontraksi uterus ,perdarahan, kandung kemih tiap 15 menit pertama dan 30 menit pada jam kedua. 62. Penolong membuat dokumentasi secara lengkap dan mempersiapkan kembali alat- alat dan obat – obatan. 63. Catat perjalanan persalinan distatus dan buku laporan dan register partus. 64. Buat bon pemakaian obat. 65. Setelah satu jam lakukan pemeriksaan pada bayi baru lahir, buat dokumentasi status bayi dan jelaskan hasil pemeriksaan bayi baru lahir kepada pasien dan keluarga.
Hal- hal yang perlu diperhatikan
13. Unit terkait Poned Puskesmas Bumijawa
KIA 14. Dokumen terkait 1. Rekam Medis 2. Catatan tindakan