Anda di halaman 1dari 11

PERKUMPULAN PENGGEMAR BONSAI INDONESIA

[INDONESIAN BONSAI SOCIETY]


PANITIA BELAJAR BONSAI RANTING SELATAN
JL. Bumijawa – Jejeg, Kab. Tegal
RANTING SELATAN

BELAJAR BONSAI

SEJARAH SENI POHON

WEN-REN/shu hua shi penjing/bunjin/literiti/Pujangga 265 M Dinasti SIN

Konsep seni pohon ini yang menjadi leluhur keilmuan Penjing china dan bisa dibilang konsep seni pohon

yang tertua. Seni pohon yang banyak dipengaruhi oleh seni lukis ,syair maupun seni budaya tradisional

dan seni kaligrafi China.

Seni pohon yang sangat penuh filosofi budaya, romantika lirikan sastra, makna intelektual, kaya akan

garis dan bentuk yang ekspresionis imajinatif. Sehingga dalam cara mengapresiasinya pun

memerlukan tingkat wawasan yang memadai dengan renungan dan penafsiran, disertai

pemahaman estetika yang konseptual.

Sebuah karya yang sangat personal karena didalamnya terkandung emosi sang artis yang sangat

meditative dan contemplative. Dalam hal ini, objek pohon hanya sekedar media bagi sang artis dalam

merefleksikan gagasan yang ingin disampaikan baik secara implicit maupun eksplicit.

Zhong xin ping wen

bunjin yang menitikberatkan konsep komposisi yang asimetris tetapi berimbang dengan pondasi yang

kokoh. Dalam seni kaligrafi cina, walaupun setiap guratan garis individu bisa saja terkesan

kegelisahan yang tidak berimbang, tetapi pada komposisi secara keseluruhan harus tetap

menampilkan keseimbangan yang harmonis. Dalam hal ini, ukuran dan bentuk wadah tanam menjadi

salah satu elemen komposisi yang sangat penting dalam menunjang keseimbangan penampilan secara

keseluruhan.

Dou zhong qiu zheng

Bunjin yang menerapkan konsep keseimbangan visual (visual balance) walaupun ritme pohon tidak

tegak vertical dan penuh dengan gerak yang dinamis dan dramatis, tetapi keseimbangan visual yang

harmonis sangat penting. Setiap liukan harus diimbagi dengan manuver yang menghasikan

keseimbangan visual.

Shang mi xia shu

Bunjin yang meniru seni kaligrafi china. Struktur kanopi, penempatan percabangan dan ranting serta

garis utama batang harus mengesankan kesederhanaan yang ramping dan anggun dan harus mampu

merefleksikan nuansa yang lirikal, puitis dan romantis.


PERKUMPULAN PENGGEMAR BONSAI INDONESIA
[INDONESIAN BONSAI SOCIETY]
PANITIA BELAJAR BONSAI RANTING SELATAN
JL. Bumijawa – Jejeg, Kab. Tegal
RANTING SELATAN

Shu mi de yu

Bunjin yang lebat tetapi tidak rumit. Alur cabang dan ranting harus jelas dan transparan, penataan

ruang kosong pada bentuk ini sangat penting dan dituntut suatu kejelian tinggi dalam teori komposisi.

Chan cha bian hua

Bunjin yang Alur, ritme, tekukan, plintiran gerak batang, cabang dan ranting harus bervariasi,

dinamis dan tidak monoton tetapi tidak berkesan kontradiktif dan chaos. Garis dasar yang dipakai

bias saja tergabung dari beberapa jenis karater garis ( garis zig-zag yang energik disertai dengan

maneuver garis meliuk dan direlease dengan tarikan garis yang luwes). Disini dibutuhkan kepiawean

dalam mengelola garis-garis tersebut sehingga terkemas dalam suatu harmonisasi yang singkron dan

sinergis.

Qu rou zhi gang

Bunjin yang alunan ritme dan gerak harus lembut, tetapi goresan harus penuh energy dan tenaga

ibarat gerak senam taichi. Kombinasi antara guratan yang tegas harus diimbangi dengan tarikan yang

luwes sehingga terjadi suatu keseimbangan energy yang singkron dan harmonis. Hal tersebut tidak

terlepas dari filsafat “Yin dan Yang” yg menutamakan keseimbangan universal dengan aliran “Qi” yang

sempurna.

Dari uraian diatas seyogyanya bunjin kita terjemahkan sebagai ”gaya kaligrafi” bukan “gaya tua

renta”.

PENJING CHINA 618 M Dinasti TANG

Seni china kuno dalam menanam pohon atau tanaman yang dibuat supaya tetep berukuran kecil

dengan cara pemangkasan untuk menghasilkan bentuk bentuk yang memenuhi kriteria estetika dan

tercipta ilusi mengenai usia tanaman.

Penjing umumnya dibagi menjadi 3:

Penjing pohon (shumu penjing) yang sekarang lebih kita kenal sebagai bonsai

Penjing pemandangan (shanshui penjing)

Penjing air dan tanah ( shuihan penjing)

BONSAI JEPANG 1280 M Dinasti YUAN

Seni menanam dan memelihara pohon keras yang dikerdilkan dalam pot sesuai dengan pakem2

estetika yang banyak dipengaruhi oleh budaya jepang pada saat itu yang disiplin dan Dogmatis.
PERKUMPULAN PENGGEMAR BONSAI INDONESIA
[INDONESIAN BONSAI SOCIETY]
PANITIA BELAJAR BONSAI RANTING SELATAN
JL. Bumijawa – Jejeg, Kab. Tegal
RANTING SELATAN

Gaya bonsai secara umum:

1. Gaya Tegak lurus/ Chokkan ( Formal )

Pengibaratan pohon tunggal ditanah datar yang hidup normal karena mendapat full sinar

matahari dan hidupnya nyaris tanpa gangguan baik itu gangguan dari luar atau gangguan dari

pohon itu sendiri.

2. Gaya Tegak Berliku/ Mayogi (Informal)

Pengibaratan pohon hidup ditanah datar yang hidupnya terganggu olih pohon lain disekitarnya,

yang pada akhirnya usaha untuk mencari sinar matahari membuat batang pohon bergerak

kekanan atau kekiri sehingga mengakibatkan batangnya berliku kiri kanan atau sebaliknya.

3. Gaya Miring/ Shakan ( Slanting )

Pengibaratan pohon hidup ditanah yang miring ,dari kontur tanah yang miring maka pohon mulai

terkena tarikan grafitasi bumi mengakibatkan pohon tumbuh miring kearah tanah yang lebih

rendah.

4. Gaya setengah menggantung/ han Kengai ( Semi Cascade)

Pengibaratan pohon tumbuh ditebing, jadi gangguan alamnya makin kuat ditambah tiupan angin

dan tarikan grafitasi bumi makin besar menyebabkan pohon melengkung kearah tebing tapi

ujung pohontidak sampai menggantung dibawah tebing.

5. Gaya menggantung / Kengai (cascade)

Pengibaran pohon tumbuh ditebing yang sangat curam sehingga tarikan grafitasinya sangat

kuat akibatnya ujung pohon tumbuh semakin panjang dan tertarik terus kebawah ditambah

berat berdaunan yang menjadikan ujung pohon lebih rendah dari pangkal pohon.

Selain 5 gaya dasar yang kita kenal ada beberapa konsep bentuk yang harus juga kita ketahui

 Sapu terbalik (hokizukuri)

 Tertiup angin (pukinagashi)

 Terplintir (nejikan)

 Tumbuh dibatu (ishizuki)

 Mencengkram batu

 Menonjolkan akar (neagari)

 Cabang merunduk (shidarezukuri)

 Tumbuh dari batang (ikadabuki)


PERKUMPULAN PENGGEMAR BONSAI INDONESIA
[INDONESIAN BONSAI SOCIETY]
PANITIA BELAJAR BONSAI RANTING SELATAN
JL. Bumijawa – Jejeg, Kab. Tegal
RANTING SELATAN

 Akar terjalin (netsunagari)

Selain itu, keharmonisan dari sebuah bonsai merupakan lambang dari beberapa unsur utama yang

diantaranya terdiri dari langit, bumi dan manusia. Hal tersebut dapat dilihat dari bentuk bonsai yang

setelah ditarik garis, biasanya membentuk segitiga simetris maupun asimetris.

Seni pohon/bonsai/penjing secara umum

Seni membuat miniatur pohon tua yang ditanam dalam wadah pot atau tatakan yang menggambarkan

cerita hidup pohon dikondisi alam cuaca dimana dia tumbuh dan berkembang.

Seni adalah keahlian membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannnya, keindahannya,

fungsinya, bentuknya, makna dari bentuknya, dan sebagainya). Wikipedia

Seni adalah hasil dari keindahan yang dapat menggerakkan perasaan indah orang yang melihatnya. Ki

hajar dewantara

Miniatur adalah suatu tiruan objek yang berskala lebih kecil dari aslinya semakin merip kondisi

aslinya semakin bisa dikata indah.

Ukuran Bonsai

Mame Bonsai (sangat kecil) 5-15 cm

Ko bonsai/small (kecil) 15-30 cm

Chiu bonsai/ medium (sedang) 30-60 cm

Dai bonsai/large (besar) 60-90 cm

Raksasa bonsai/extra large (sangat besar) 90-150 cm

TEKNIK PEMBUATAN BONSAI


Menentukan garak batang dan konsep gaya bentuk yang akan dibuat.

a. Menanam pohon sesuai dengan gerak batang dan sudut terbaik.

b. Menkonsep desain gaya bentuk yang akan dibuat melalui pembuatan sketsa atau digambarkan

secara khayal.

c. Pengaturan model dan besaran cabang,ranting dan anak ranting.

Pemilihan cabang rating yang mau dipergunakan sesuai konsep yang akan dibuat.

a. Pengelosan cabang dan ranting untuk mendapatkan porsi besaran yang diperlukan.
PERKUMPULAN PENGGEMAR BONSAI INDONESIA
[INDONESIAN BONSAI SOCIETY]
PANITIA BELAJAR BONSAI RANTING SELATAN
JL. Bumijawa – Jejeg, Kab. Tegal
RANTING SELATAN

b. Pengawatan bertujuan mengarahkan cabang dan ranting sesuai dengan konsep percabangan

dan bentuk yang akan dibuat

Pengaturan perakaran

a. Pemilihan perakaran sesuai dengan konsep bonsai yang akan dibuat.

b. Pengelosan perakaran biar didapat porsi besaran akar yang diperlukan.

c. Pemotongan untuk menambah tahapan perakaran dan memilih akar-akar yang tidak

dipergunakan.

Pemangkasan batang, cabang, ranting, daun dan tunas daun.

a. Pemotongan dimaksudkan untuk memberi bentuk pada bonsai dengan memotong atau

memendekkan batang, cabang, ranting

Koreksi bonsai.

a. Mempertahankan konsep bonsai yang sudah kita proses dengan cara mengawat ulang,

memotong pertumbuhan-pertubahan yang tidak diperlukan, menjaga kesuburan dan merawat

pertumbuhan.

b. Menentukan pot sesuai dengan konsep bonsai yang sudah kita tentukan.

ESTETIKA SENI
Suatu hal yang mempelajari keindahan dari suatu bentuk objek seni dari penciptaan dan

pengamatannya.

Unsur2 estetika seni secara umum:

1. Unsur Bentuk

2 dimensi dan 3 dimensi

2. Unsur warna

3. Unsur tema

Ide atau gagasan yang ingin disampaikan oleh seniman

4. Unsur motif hias

ESTETIKA SENI POHON MENURUT PPBI/ kriteria penilaian seni pohon menurut PPBI

(Persatuan Pecinta Bonsai Indonesia)

A. PENAMPILAN

1. Keseimbangan optic
PERKUMPULAN PENGGEMAR BONSAI INDONESIA
[INDONESIAN BONSAI SOCIETY]
PANITIA BELAJAR BONSAI RANTING SELATAN
JL. Bumijawa – Jejeg, Kab. Tegal
RANTING SELATAN

Keseimbangan optic lebih mengutamakan atau menitikberatkan pada pengolahan rasa dan hal-

hal yg tersirat.

2. Realitas alam

Materi yang berkaitan dengan proses alam, diolah dengan cermat dan tidak meninggalkan

bekas rekayasa campur tangan manusia.

3. Penjiwaan (pesan dan kesan)

Menampilkan karya yang berkarakter dengan kekuatan garis tersendiri atau memiliki ciri

khas.

Makna garis

”Garis lurus mempunyai sifat kaku dan memberi kesan kokoh, sungguh-sungguh dan keras.

Garis zigzag mempunyai sifat semangat, gairah, membingungkan penuh misteri

Garis lengkung mempunyai sifat lembut, luwes, serta elastis”

B. GERAK DASAR: AKAR DAN BATANG

1. Gaya atau bentuk

Menilai bonsai sesuai dengan gaya yang sesuai dengan kriterianya.

2. Karakter

Setiap jenis tanaman memiliki karakter ketuaan yang berbeda satu sama lainnya, hal ini

terlihat dari ciri fisik anatominya.

3. Alur gerak

Alur gerak yang terdapat diseluruh anatomi, mulai dari akar hingga mahkota, juga

keharmonisan bagi tanaman yang berbatang lebih dari satu.

C. KESERASIAN

1. Kesehatan

Tanaman Nampak sehat menurut ilmu pertanian secara ilmiah.

2. Peletakan wadah atau pot.

a. Perspektif

Fenomena jarak pandang terhadap suatu objek

b. Proporsi

Tata ukuran besar, bentuk, peletakan dalam pot.

c. Harmoni

Tata keindahan hasil penggabungan dari beberapa komponen menjadi satu kesatuan.

3. Kesan Tua.
PERKUMPULAN PENGGEMAR BONSAI INDONESIA
[INDONESIAN BONSAI SOCIETY]
PANITIA BELAJAR BONSAI RANTING SELATAN
JL. Bumijawa – Jejeg, Kab. Tegal
RANTING SELATAN

Penampilan karakter dari tekstur kulit, atau kayu disertai struktur anatomi, sesuai rentag

perjalanan hidupnya dengan warna alami.

D. KEMATANGAN akar, batang, cabang, ranting dan daun

1. Tahapan

Tahapan perjalanan hidup bonsai:

a. Tahapan bayi (akar dan batang)

b. Tahapan anak (akar, batang dan cabang)

c. Tahapan remaja (akar, batang, cabang dan ranting)

d. Tahapan dewasa (akar, batang, cabang, ranting dan anak ranting)

e. Tahapan tua (akar, batang, cabang, ranting, anak ranting, cucu ranting dst)

2. Keseimbangan Anatomi

Semakin tua bonsai, maka ukuran diameter dan keberadaan anatominya semakin seimbang dan

bertambah lengkap.

3. Dimensi

Yaitu ukuran ruang bonsai berupa karya tiga dimensi yang menempati ruang dalam tiga

orientasi (volume, ruang, kedalaman).

4. Komposisi

Tata letak yang membentuk kesatuan yang harmonis, termasuk ukuran besaran akar, batang,

cabang, ranting dan daun.

Manfaat Estetika seni.

1. Mendalami pemaknaan tentang rasa indah terutama dalam sebuah kesenian.

2. Memperluas pengetahuan dan penyempurnaan pemaknaan terkait unsur yang OBYEKTIF

untuk membangkitkan rasa indah pada manusia dan faktor objektif yang mempengaruhinya.

3. Dapat memperluas pengetahuan dan penyempurnaan dalam pemaknaan unsur SUBYEKTIF

yang berpengaruh pada kemampuan menikmati rasa keindahan.

4. Memperkuat rasa cinta pada kesenian dan kebudayaan dalam mempertajam kemampuan

apresiasi atau menghargai suatu objek kesenian.

5. Dapat memupuk kehalusan rasa.

6. Dapat memperdalam pemaknaan pada ketertarikan wujud kesenian dengan tata kehidupan

yang lebih luas, budaya, dan aspek ekonomi yang bersangkutan.

7. Menguatkan kemampuan menilai karya seni dan mengapresiasinya.


PERKUMPULAN PENGGEMAR BONSAI INDONESIA
[INDONESIAN BONSAI SOCIETY]
PANITIA BELAJAR BONSAI RANTING SELATAN
JL. Bumijawa – Jejeg, Kab. Tegal
RANTING SELATAN

8. Meningkatkan kewaspadaan pada pengaruh - pengaruh negative perusak mutu atau kualitas

berkesenian, bahkan yang berbahaya untuk kelestarian dan aspek – aspek dan nilai – nilai

tertentu dalam sebuah kebudayaan.

9. Memperkokoh masyarakat dalam meyakini kesusilaan, moralitas, kemanusiaan, dan keTuhanan

dalam diri masing –masing.

10. Dapat melatih kedisiplinan dalam cara berfikir sehingga mampu mengatur pemikiran secara

sistimatis dan memberikan wawasan luas, baik secara spiritual atau psikologis.

Pertemuan pertama

a. Mematangkan teori.

Pemaparan teori.

Tanya jawab tentang teori yang dipaparkan.

b. Mempraktekkan teori.

Pemilihan media tanam yang sesuai dengan karakter pohon praktek.

Menanam batang utama sesuai dengan sudut pandang dan konsep gaya atau bentuk yang

sudah disepakati.

Membuat kerangka percabangan sesuai konsep gaya bentuk yang sudah disepakati.

Pertemuan kedua

a. Pengecekan keseburan tanaman dan media tanam.

b. Melanjutkan proses.

KARTU PROGRES POHON


PERKUMPULAN PENGGEMAR BONSAI INDONESIA
[INDONESIAN BONSAI SOCIETY]
PANITIA BELAJAR BONSAI RANTING SELATAN
JL. Bumijawa – Jejeg, Kab. Tegal
RANTING SELATAN

NAMA PEMILIK : ……………………………………………………………………………………………..

ALAMAT : ……………………………………………………………………………………………..

NO TELPON : ………………………………………………………………………………………………

JENIS POHON : ………………………………………………………………………………………………

UKURAN : ……………………………………………………………………………………………...

NO TANGGAL PERTEMUAN PENANGANAN CATATAN


PERKUMPULAN PENGGEMAR BONSAI INDONESIA
[INDONESIAN BONSAI SOCIETY]
PANITIA BELAJAR BONSAI RANTING SELATAN
JL. Bumijawa – Jejeg, Kab. Tegal
RANTING SELATAN
PERKUMPULAN PENGGEMAR BONSAI INDONESIA
[INDONESIAN BONSAI SOCIETY]
PANITIA BELAJAR BONSAI RANTING SELATAN
JL. Bumijawa – Jejeg, Kab. Tegal
RANTING SELATAN

Anda mungkin juga menyukai