BELAJAR BONSAI
Konsep seni pohon ini yang menjadi leluhur keilmuan Penjing china dan bisa dibilang konsep seni pohon
yang tertua. Seni pohon yang banyak dipengaruhi oleh seni lukis ,syair maupun seni budaya tradisional
Seni pohon yang sangat penuh filosofi budaya, romantika lirikan sastra, makna intelektual, kaya akan
garis dan bentuk yang ekspresionis imajinatif. Sehingga dalam cara mengapresiasinya pun
memerlukan tingkat wawasan yang memadai dengan renungan dan penafsiran, disertai
Sebuah karya yang sangat personal karena didalamnya terkandung emosi sang artis yang sangat
meditative dan contemplative. Dalam hal ini, objek pohon hanya sekedar media bagi sang artis dalam
merefleksikan gagasan yang ingin disampaikan baik secara implicit maupun eksplicit.
bunjin yang menitikberatkan konsep komposisi yang asimetris tetapi berimbang dengan pondasi yang
kokoh. Dalam seni kaligrafi cina, walaupun setiap guratan garis individu bisa saja terkesan
kegelisahan yang tidak berimbang, tetapi pada komposisi secara keseluruhan harus tetap
menampilkan keseimbangan yang harmonis. Dalam hal ini, ukuran dan bentuk wadah tanam menjadi
salah satu elemen komposisi yang sangat penting dalam menunjang keseimbangan penampilan secara
keseluruhan.
Bunjin yang menerapkan konsep keseimbangan visual (visual balance) walaupun ritme pohon tidak
tegak vertical dan penuh dengan gerak yang dinamis dan dramatis, tetapi keseimbangan visual yang
harmonis sangat penting. Setiap liukan harus diimbagi dengan manuver yang menghasikan
keseimbangan visual.
Bunjin yang meniru seni kaligrafi china. Struktur kanopi, penempatan percabangan dan ranting serta
garis utama batang harus mengesankan kesederhanaan yang ramping dan anggun dan harus mampu
Shu mi de yu
Bunjin yang lebat tetapi tidak rumit. Alur cabang dan ranting harus jelas dan transparan, penataan
ruang kosong pada bentuk ini sangat penting dan dituntut suatu kejelian tinggi dalam teori komposisi.
Bunjin yang Alur, ritme, tekukan, plintiran gerak batang, cabang dan ranting harus bervariasi,
dinamis dan tidak monoton tetapi tidak berkesan kontradiktif dan chaos. Garis dasar yang dipakai
bias saja tergabung dari beberapa jenis karater garis ( garis zig-zag yang energik disertai dengan
maneuver garis meliuk dan direlease dengan tarikan garis yang luwes). Disini dibutuhkan kepiawean
dalam mengelola garis-garis tersebut sehingga terkemas dalam suatu harmonisasi yang singkron dan
sinergis.
Bunjin yang alunan ritme dan gerak harus lembut, tetapi goresan harus penuh energy dan tenaga
ibarat gerak senam taichi. Kombinasi antara guratan yang tegas harus diimbangi dengan tarikan yang
luwes sehingga terjadi suatu keseimbangan energy yang singkron dan harmonis. Hal tersebut tidak
terlepas dari filsafat “Yin dan Yang” yg menutamakan keseimbangan universal dengan aliran “Qi” yang
sempurna.
Dari uraian diatas seyogyanya bunjin kita terjemahkan sebagai ”gaya kaligrafi” bukan “gaya tua
renta”.
Seni china kuno dalam menanam pohon atau tanaman yang dibuat supaya tetep berukuran kecil
dengan cara pemangkasan untuk menghasilkan bentuk bentuk yang memenuhi kriteria estetika dan
Penjing pohon (shumu penjing) yang sekarang lebih kita kenal sebagai bonsai
Seni menanam dan memelihara pohon keras yang dikerdilkan dalam pot sesuai dengan pakem2
estetika yang banyak dipengaruhi oleh budaya jepang pada saat itu yang disiplin dan Dogmatis.
PERKUMPULAN PENGGEMAR BONSAI INDONESIA
[INDONESIAN BONSAI SOCIETY]
PANITIA BELAJAR BONSAI RANTING SELATAN
JL. Bumijawa – Jejeg, Kab. Tegal
RANTING SELATAN
Pengibaratan pohon tunggal ditanah datar yang hidup normal karena mendapat full sinar
matahari dan hidupnya nyaris tanpa gangguan baik itu gangguan dari luar atau gangguan dari
Pengibaratan pohon hidup ditanah datar yang hidupnya terganggu olih pohon lain disekitarnya,
yang pada akhirnya usaha untuk mencari sinar matahari membuat batang pohon bergerak
kekanan atau kekiri sehingga mengakibatkan batangnya berliku kiri kanan atau sebaliknya.
Pengibaratan pohon hidup ditanah yang miring ,dari kontur tanah yang miring maka pohon mulai
terkena tarikan grafitasi bumi mengakibatkan pohon tumbuh miring kearah tanah yang lebih
rendah.
Pengibaratan pohon tumbuh ditebing, jadi gangguan alamnya makin kuat ditambah tiupan angin
dan tarikan grafitasi bumi makin besar menyebabkan pohon melengkung kearah tebing tapi
Pengibaran pohon tumbuh ditebing yang sangat curam sehingga tarikan grafitasinya sangat
kuat akibatnya ujung pohon tumbuh semakin panjang dan tertarik terus kebawah ditambah
berat berdaunan yang menjadikan ujung pohon lebih rendah dari pangkal pohon.
Selain 5 gaya dasar yang kita kenal ada beberapa konsep bentuk yang harus juga kita ketahui
Terplintir (nejikan)
Mencengkram batu
Selain itu, keharmonisan dari sebuah bonsai merupakan lambang dari beberapa unsur utama yang
diantaranya terdiri dari langit, bumi dan manusia. Hal tersebut dapat dilihat dari bentuk bonsai yang
Seni membuat miniatur pohon tua yang ditanam dalam wadah pot atau tatakan yang menggambarkan
cerita hidup pohon dikondisi alam cuaca dimana dia tumbuh dan berkembang.
Seni adalah keahlian membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannnya, keindahannya,
Seni adalah hasil dari keindahan yang dapat menggerakkan perasaan indah orang yang melihatnya. Ki
hajar dewantara
Miniatur adalah suatu tiruan objek yang berskala lebih kecil dari aslinya semakin merip kondisi
Ukuran Bonsai
b. Menkonsep desain gaya bentuk yang akan dibuat melalui pembuatan sketsa atau digambarkan
secara khayal.
Pemilihan cabang rating yang mau dipergunakan sesuai konsep yang akan dibuat.
a. Pengelosan cabang dan ranting untuk mendapatkan porsi besaran yang diperlukan.
PERKUMPULAN PENGGEMAR BONSAI INDONESIA
[INDONESIAN BONSAI SOCIETY]
PANITIA BELAJAR BONSAI RANTING SELATAN
JL. Bumijawa – Jejeg, Kab. Tegal
RANTING SELATAN
b. Pengawatan bertujuan mengarahkan cabang dan ranting sesuai dengan konsep percabangan
Pengaturan perakaran
c. Pemotongan untuk menambah tahapan perakaran dan memilih akar-akar yang tidak
dipergunakan.
a. Pemotongan dimaksudkan untuk memberi bentuk pada bonsai dengan memotong atau
Koreksi bonsai.
a. Mempertahankan konsep bonsai yang sudah kita proses dengan cara mengawat ulang,
pertumbuhan.
b. Menentukan pot sesuai dengan konsep bonsai yang sudah kita tentukan.
ESTETIKA SENI
Suatu hal yang mempelajari keindahan dari suatu bentuk objek seni dari penciptaan dan
pengamatannya.
1. Unsur Bentuk
2. Unsur warna
3. Unsur tema
ESTETIKA SENI POHON MENURUT PPBI/ kriteria penilaian seni pohon menurut PPBI
A. PENAMPILAN
1. Keseimbangan optic
PERKUMPULAN PENGGEMAR BONSAI INDONESIA
[INDONESIAN BONSAI SOCIETY]
PANITIA BELAJAR BONSAI RANTING SELATAN
JL. Bumijawa – Jejeg, Kab. Tegal
RANTING SELATAN
Keseimbangan optic lebih mengutamakan atau menitikberatkan pada pengolahan rasa dan hal-
hal yg tersirat.
2. Realitas alam
Materi yang berkaitan dengan proses alam, diolah dengan cermat dan tidak meninggalkan
Menampilkan karya yang berkarakter dengan kekuatan garis tersendiri atau memiliki ciri
khas.
Makna garis
”Garis lurus mempunyai sifat kaku dan memberi kesan kokoh, sungguh-sungguh dan keras.
2. Karakter
Setiap jenis tanaman memiliki karakter ketuaan yang berbeda satu sama lainnya, hal ini
3. Alur gerak
Alur gerak yang terdapat diseluruh anatomi, mulai dari akar hingga mahkota, juga
C. KESERASIAN
1. Kesehatan
a. Perspektif
b. Proporsi
c. Harmoni
Tata keindahan hasil penggabungan dari beberapa komponen menjadi satu kesatuan.
3. Kesan Tua.
PERKUMPULAN PENGGEMAR BONSAI INDONESIA
[INDONESIAN BONSAI SOCIETY]
PANITIA BELAJAR BONSAI RANTING SELATAN
JL. Bumijawa – Jejeg, Kab. Tegal
RANTING SELATAN
Penampilan karakter dari tekstur kulit, atau kayu disertai struktur anatomi, sesuai rentag
1. Tahapan
e. Tahapan tua (akar, batang, cabang, ranting, anak ranting, cucu ranting dst)
2. Keseimbangan Anatomi
Semakin tua bonsai, maka ukuran diameter dan keberadaan anatominya semakin seimbang dan
bertambah lengkap.
3. Dimensi
Yaitu ukuran ruang bonsai berupa karya tiga dimensi yang menempati ruang dalam tiga
4. Komposisi
Tata letak yang membentuk kesatuan yang harmonis, termasuk ukuran besaran akar, batang,
untuk membangkitkan rasa indah pada manusia dan faktor objektif yang mempengaruhinya.
4. Memperkuat rasa cinta pada kesenian dan kebudayaan dalam mempertajam kemampuan
6. Dapat memperdalam pemaknaan pada ketertarikan wujud kesenian dengan tata kehidupan
8. Meningkatkan kewaspadaan pada pengaruh - pengaruh negative perusak mutu atau kualitas
berkesenian, bahkan yang berbahaya untuk kelestarian dan aspek – aspek dan nilai – nilai
10. Dapat melatih kedisiplinan dalam cara berfikir sehingga mampu mengatur pemikiran secara
sistimatis dan memberikan wawasan luas, baik secara spiritual atau psikologis.
Pertemuan pertama
a. Mematangkan teori.
Pemaparan teori.
b. Mempraktekkan teori.
Menanam batang utama sesuai dengan sudut pandang dan konsep gaya atau bentuk yang
sudah disepakati.
Membuat kerangka percabangan sesuai konsep gaya bentuk yang sudah disepakati.
Pertemuan kedua
b. Melanjutkan proses.
ALAMAT : ……………………………………………………………………………………………..
NO TELPON : ………………………………………………………………………………………………
UKURAN : ……………………………………………………………………………………………...