Teknik Tindakan Aseptik Dan Antiseptik Kamar Bedah
Teknik Tindakan Aseptik Dan Antiseptik Kamar Bedah
DI KAMAR BEDAH
A. Perkembangana Sejarah
Sejarah ilmu bedah berkaitan erat dengan sejarah infeksi bedah. Di masa yang
lalu tindakan bedah banyak mengalami komplikasi infeksi, dan saat itu pencegahan
infeksi ini belum diketahui karena belum diketahuinya mekanisme infeksi. Penelitian
mengenai infeksi dimulai oleh Semmelweis di tahun 1847 yang mengamati bahwa
angka kematian postpartum akibat febris puerperalis lebih tinggi pada ibu yang
persalinannya ditolong oleh dokter atau mahasiswa kedokteran daripada mereka yang
ditolong oleh bidan.
Kemudian dia membuat suatu prosedur pencucian luka pada patah tulang terbuka
dengan larutan asam karbol untuk mematikan mikroba. Terbukti kemudian kejadian
pernanahan sangat menurun. Setelah itu, didukung oleh teori Koch, lahirlah konsep
antisepsis, yaitu usaha membunuh kuman di luar tubuh agar tidak dapat masuk lagi
melalui luka bedah dan bertumbuh dalam tubuh.
2. Antisepsis
antisepsis adalah cara dan tindakan yang diperlukan untuk mencapai keadaan bebas
kuman patogen. Tindakan ini bertujuaan mencegah terjadinya infeksi dengan
membunuh kuman patogen. Obat-obat antiseptik, misalnya lisol atau kreolin,
adalah zat kimia yang dapat membunuh kuman penyakit.
Kuman-kuman penyebab sepsis adalah bakteri, dan bakteri yang paling banyak
dijumpai dalam pembedahan adalah berbagai jenis stafilokokus. Yang paling terkenal
ialah S.aureus, yang hidup komensal dikulit, dan dapat bertahan hidup lama di
lingkungan kering. Selain itu juga ada bakteri yang berasal dari usus, salah satu adalah
E.coli yang hidup di usus besar dan mudah keluar, tinggal komensal di daerah
perineum.
D. Sumber Infeksi
1. Udara
Udara merupakan sumber kuman, karena debu yang halus di udara mengandung
sejumlah mikroba yang dapat menempel pada alat bedah, permukaan kulit, maupun
alat lain di ruang pembedahan. Untuk tetap dapat hidup, bakteri membutuhkan
kondisi lingkungan tertentu seperti suhu, kelembaban, ada atau tidak adanya
oksigen, bahan nutrisi tertentu, dan udara.
Umumnya bakteri tumbuh subur pada suhu yang sama dengan suhu tubuh manusia.
Bakteri akan berbiak cepat pada suhu antara 20° sampai 37° C. Suasana yang
lembab merupakan kondisi yang baik buat pertumbuhan dan reproduksi bakteri
tetapi bakteri tertentu dapat pula tumbuh pada nanah yang mengering, ludah, atau
darah setelah waktu lama.
Bakteri anaerob umumnya berasal dari usus dan dapat hidup tanpa oksigen, tetapi
bakteri aerob memerlukan oksigen, dan bakteri yang disebut fakultatif aerob
anaerob dapat hidup dalam keadaan tanpa atau ada oksigen.
Mikroba atau bakteri dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain melalui
perantara. Pembawa kuman ini dapat berupa hewan misalnya serangga, manusia,
atau benda yang terkontaminasi seperti alat atau instrumen bedah. Jadi dalam hal
ini, alat bedah, personil, dan dokter pembedah merupakan pembawa yang potensial
untuk memindahkan bakteri.
3. Kulit penderita.
Ada dua macam mikroorganisme yang tinggal pada kulit manusia. Flora komensal
misalnya Staphylococcus epidermis yang pada keadaan normal terdapat di kulit dan
tidak patogen sampai kulit terluka. Flora transien yang dipindahkan ke kulit
penderita melalui sumber pencemaran, misalnya S.aureus yang bersifat patogen
dan dapat menyebabkan infeksi yang mengancam hidup bila masuk lewat luka
operasi. Kulit penderita merupakan salah satu sumber bakteri, terutama karena
penderita dibawa masuk ke tempat pembedahan dari luar kadang tanpa persiapan
terlebih dahulu.
4. Visera
Usus, terutama usus besar, merupakan sumber bakteria yang dapat muncul ke luka
operasi melalui hubungan langsung yaitu melalui lubang anus atau melalui
pembedahan pada usus. Bakteria yang berada di usus dalam keadaan fisiologik
umumnya adalah bakteria komensal, tetapi dapat menjadi patogen melalui luka
pembedahan.
5. Darah
Darah penderita infeksi atau sepsis mengandung virus atau bakteria patogen
sehingga penyakit mudah ditularkan bila alat bedah yang digunakan pada penderita
demikian digunakan untuk penderita lain tanpa disucihamakan terlebih dahulu.
Tehnik aseptik kamar operasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya kontaminasi oleh mikroorganisme pada jaringan atau bahan-bahan dengan
cara menghambat atau menghancurkan tumbuhnya organisme dalam jaringan.
Prinsip aseptik dan antiseptik harus selalu dilaksanakan secara terus menerus oleh
tim kamar operasi, dan segera bertindak jika ada indikasi terjadinya kontaminasi.
Dalam upaya menerapkan tehnik aseptik dan antiseptik di kamar operasi harus ditaati
beberapa ketentuan sebagai berikut:
1. Daerah steril harus tegas batasnya
2. Daerah operasi harus dijaga sterilitasnya
3. Semua kasus pembedahan harus dijaga, dicegah terjadinya kontaminasi
4. Lingkungan kamar operasi harus selalu dalam keadaan bersih
5. Tim bedah dan pasien yang ada di kamar operasi tidak menjadi sumber kontaminasi
Untuk memepertahankan sterilitas kamar operasi harus diperhatikan 3 aspek yang
meliputi:
A. Lingkungan
Lingkungan kamar operasi harus selalu dalam keadaan bersih dan siap pakai
1. Alas kaki petugas harus dibedakan untuk ruang operasi, kamar kecil dan kegiatan di
luar kamar operasi
2. Pintu kamar operasi harus selalu dalam keadaan tertutup serta batasi lalu lintas
keluar masuknya petugas
3. Membuat jadwal-jadwal pembersihan rutin kamar bedah dilaksanakan dengan
disiplin dan cermat
4. Lakukan uji bakteriologi secara rutin, minimal 3 bulan sekali terhadap alat-alat, air,
dan debu. Sedangkan untuk pegawai dilakukan uji kesehatan secara periodik minimal 6
bulan sekali.
5. Air yang dipakai harus memenuhi syarat (bebas kuman dan pertikel)
6. Pengontrolan debu. Untuk mencegah debu berterbangan dan udara luar tidakmasuk
ke dalam operasi maka:
a) Tidak boleh meletakkan alat operasi tepat di depan lubang pembuangan udara
b) Memasang filter pada sistem ventilasi untuk membatasi masuknya debu
c) Membersihkan alat dan ruangan secara teratur setiap hari
B. Petugas
Semua petugas yang masuk kamar operasi harus mematuhi hal-hal sebagai berikut:
1. Dalam penerapan tehnik aseptik hanya tim bedah steril yang boleh berada di
daerah steril
2. Menaati batasan tegas tiga area di kamar operasi
3. Harus memakai baju khusus, topi dan masker
4. Ahli anestesi dan perawat sirkuler tidak boleh melintas di depan tim bedah
yang sudah
memakai baju steril
5. Tim bedah steril harus melakukan prosedur pemakaian topi, masker, cuci
tangan, pemakaian jas steril dan topi dengan cara sebagai berikut:
a) Cara memakai topi operasi
1. Topi dipasang bersamaan pada waktu mengganti pakaian dengan baju khusus
2. Topi harus menutupi seluruh rambut kepala
3. Tali diikat cukup kuat
C. Cuci tangan
Yang dimaksud cuci tangan adalah membersihkan tangan dengan menggunakan
sikat dan sabun di bawah air mengalir dengan prosedur tertentu agar tangan dan lengan
bagian bawah bebas dari mikroorganisme.
a. Time method complete surgical scrub (cuci tangan bedah sempurna dengan
menggunakan metoda lamanya waktu cuci tangan).
Lama waktu yang diperlukan untuk cuci tangan ini adalah 5-7 menit.
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Basahi tangan dan lengan
2. Cuci tangan dan lengan dengan antiseptik secara menyeluruh sampai 5 cm diatas
sikut
3. Bilas dibawah air yang mengalir dengan posisi tangan lebih tinggi dari situ sehingga
memungkinkan bagi air untuk jauh menetes dari situ yang difleksikan
4. Ambil sikat yang steril, kemudian berilah 2-3 cc antiseptik. Sikatlah kuku, tangan
dan lengan masing-masing untuk sebelah kiri dan kanan setengah menit
5. Dengan sikat di tangan bersihkanlah daerah di bawah kuku dengan pembersih kuku
(nail cleaner) di bawah air yang mengalir
6. Sekali lagi sikatlah kuku dan tangan serta lengan dengan sikat tadi, masing-masing
setengah menit untuk sebelah kanan
7. Bilas tangan dan lengan dan buanglah sikat pada tempat alat kotor yang sudah
disediakan
8. Gosok tangan yang satu oleh yang lainnya yang sudah memakai antiseptik lagi dan
sebaliknya masing-masing satu setengah menit
9. Bilas tangan dan lengan
b. Brush stroke method complete surgical scrub (cuci tangan bedah sempurna dengan
menggunakan metoda banyaknya gosokan sikat).
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Basahi tangan dan lengan
2. Cuci tangan dan lengan sampai 5 cm di atas situ dengan antiseptik sebanyak
2-3 cc (±6 tetes)
3. Dengan menggunakan pembersih kuku yang terbuat dari plastik atau metal,
bersihkan daerah bawah kuku di bawah air yang mengalir
4. Bilas tangan dan lengan secara menyeluruh di bawah air yang mengalir
dengan posisi tangan lebih tinggi dari situ sehingga memungkinkan bagi air untuk
jatuh/menetes dari situ
5. Ambil sikat cuci tangan yang steril dari tempatnya. Bila sikat itu sebelumnya
tidak diberi antiseptik, pakailah 2-3 cc pada sikat tadi
6. Sikatlah :
Semua ujung jari tangan sebelah kiri sebanyak 30 kali gosokan
Kuku jari tangan sebelah kiri sebanyak 30 gosokan
Punggung tangan (dorsal) sebanyak 20 gosokan
Telapak tangan (palmar) sebanyak 20 gosokan
Lengan sampai 5 cm diatas situ, masing-masing permukaan 20
gosokan
Ulangi langkah diatas untuk tangan sebelah kanan
Catatan :
1. Sewaktu mengeringkan tangan, handuk tidak boleh menyentuh alat yang tidak steril,
seperti dinding, pakaian sendiri dan sebagainya.
2. Posisi tangan harus lebih tinggi dari siku dan agak ke depan.
D. Pasien
Pasien yang akan mengalami tindakan pembedahan pada daerah pembedahannya harus
bebas dari debu, mikroorganisme dan minyak yang menempel di kulit, guna menekan
semaksimal mungkin bahaya infeksi akibat sayatan kulit. Untuk mencapai tujuan
tersebut perlu dilakukan :
1. Persiapan daerah operasi:
a. Daerah operasi dan sekitarnya harus dibersihkan dengan antiseptik sebelum
ditutupdengan alat tenun steril (sebelum dilakukan drafting)