Anda di halaman 1dari 8

PENERAPAN MODEL KREATIF-PRODUKTIF DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

MATERI SUHU, KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR UNTUK


MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS X MIA 2
SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN 2015/2016
Amy Mukaromatun L, Rini Budiharti, Dyah Fitriana M
Pendidikan Fisika,Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Email: amy.mukaromatunl@gmail.com/rini.budiharti@yahoo.com/ dfm.ana@gmail.com

ABSTRACT
This research aims to increase the creativity of student class X MIA 2 SMA Negeri 2
Surakarta in the academic years of 2015/2016 on Temperature, Heat and Transfer Heat subject
using kreatif-produktif model.
This research was Classroom Action Research which conducted in two cycles. Each cycle
was started with preparation stage and continued implementation stage consisting of planning,
acting, observing, and reflecting. The subject of research was class X MIA 2 SMA Negeri 2
Surakarta in the academic years of 2015/2016, consisting of 28 students. The data observation, rate
of the product, and interview for the creativity abilities of student analyzed using qualitative and
quantitative technique.
As the result, the effort of implementation kreatif-produktif model increased the creativity of
student in X MIA 2 SMA Negeri 2 Surakarta years 2015/2016. Subject used a simple product and
low price materials. Futhermore , the percentage of the creativity abilities of student increased from
40,04 % in cycle I to 60,13% in cycle II.

Keywords: Kreatif-Produktif, Creativity, Temperature, Heat and Transfer Heat

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri
2 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016 pada materi Suhu, Kalor dan Perpindahan Kalor melalui
penerapan model pembelajaran kreatif-produktif.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang
dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus diawali dengan tahap persiapan dilanjutkan tahap
pelaksanaan siklus yang terdiri dari: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan
refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran
2015/2016 sebanyak 28 siswa. Data hasil observasi, penilaian produk, dan wawancara kreativitas
siswa dianalisis menggunakan teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif.
Berdasarkan dari hasil analisis data dan pembahasan penelitian, dapat disimpulkan bahwa:
kreativitas siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016 pada materi
Suhu, Kalor dan Perpindahan Kalor mengalami peningkatan setalah diterapkan model
pembelajaran kreatif-produktif dengan produk yang sederhana dan bahan murah. Persentase
ketercapaian siswa berdasarkan indikator kreativitas meningkat dari 40,04 % pada Siklus I menjadi
66,13 % pada Siklus II.

Kata kunci: Kreatif-Produktif, Kreativitas, Suhu, Kalor dan Perpindahan Kalor

PENDAHULUAN
Studi pendahuluan dilakukan di SMA Negeri 2 Surakarta kelas X MIA 2 pada bulan
Desember 2015 melalui observasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru mata pelajaran
Fisika di dalam kelas, dan wawancara kepada guru. Berdasarkan observasi siswa mengalami
kesulitan dalam mengungkapkan ide atau gagasan berkaitan dengan
permasalahan Fisika. Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Fisika kelas X SMA
Negeri 2 Surakarta mengatakan bahwa siswa kesulitan dalam memecahkan soal – soal yang
berbasis aplikatif atau masalah tentang fenomena Fisika. Dengan kata lain kemampuan mengingat
siswa terhadap konsep atau pemahaman materi secara utuh pun sangat rendah, siswa hanya
mengingat rumus matematis ketika akan menghadapi ujian atau ulangan saja sehingga saat diberi
permasalahan siswa tidak dapat menjawab cara penyelesaian dari permasalahan tersebut. Hal
tersebut berpengaruh pada rendahnya kemampuan siswa dalam menyebutkan
penerapan dari meteri yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari sehingga
materi pembelajaran kurang diolah dengan baik oleh siswa. Kreativitas berpikir
siswa dalam mengaplikasikan konsep Fisika yang telah diajarkan ke dalam
masalah sehari – hari memperlihatkan bahwa kreativitas siswa belum
terbentuk pada proses pembelajaran.
Selain itu kreativitas guru dalam proses pembelajaran kurang optimal
dapat dilihat dari strategi yang diterapkan guru dalam mengembangkan
kreativitas siswa belum sesuai yang diharapkan sehingga kemampuan
didapatkan siswa sebagian besar berpusat pada pemahaman materi pelajaran
yang bersifat ingatan sebab metode yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran hanya seputar diskusi dan demonstrasi. Fisika merupakan ilmu yang
berusaha memahami aturan-aturan alam yang begitu indah dan dengan rapih dapat dideskripsikan
secara matematis. Matematis yang tepat didapatkan siswa melalui pengalaman belajarnya sendiri
dalam menemukan pernyataan matematis berdasarkan fenomena atau gejala alam yang muncul.
Namun berdasarkan observasi yang telah dilakukan pembelajaran Fisika jarang dilakukan dengan
eksperimen, sedangkan rumusan – rumusan matematis yang terdapat pada Fisika diperoleh
berdasarkan hasil eksperimen. Dengan kata lain apabila pembelajaran Fisika dilaksanakan melalui
diskusi dan demonstrasi maka siswa hanya mendapat beban hafalan berbagai macam konsep dan
rumus-rumus Fisika
Solusi dari permasalahan tersebut adalah menerapkan pendekatan, model, metode atau
teknik pembelajaran yang dapat membuat siswa berpikir aktif, membuat materi pembelajaran dapat
bertahan lama dalam ingatan siswa, dan menyukai pembelajaran Fisika. Untuk mengatasi
permasalahn tersebut beberapa model-model pembelajaran inovatif telah
dikembangkan oleh ahli. Salah satunya adalah model pembelajaran Kreatif –
Produktif merupakan strategi yang dikembangkan dari berbagai pendekatan
belajar mengajar yang menantang siswa untuk menghasilkan produk kreatif
sebagai re-kreasi atau pemahamannya terhadap topik yang telah dikaji (Made
Wena, 2014: 139). Melalui kerja praktek, pemahaman siswa akan pengetahuan
sains yang dipelajari akan meningkat. Hal ini seiring dengan yang diungkapkan
oleh Erickson(Toplis& Allen, 2012):“.....practical work increase understanding of
scientific knowledge,and exactly how this learning occurs.”
Penelitian tentang penerapan model kreatif-produktif telah dilakukan
oleh beberapa peneliti sebelumnya, antara lain seperti penelitian yang
dilakukan oleh Dedy (2013) yang menyimpulkan bahwa “Pembelajaran kreatif
produktif dengan model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa”. Kemudian Alia Nurfitri (2013) melakukan penelitian
tentang penerapan model Kreatif–Produktif pada siswa kelas X disalah satu
SMA Negeri di kota Bandung yang menunjukkan bahwa “Model pembelajaran
Kreatif-Produktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa”. Selain itu menurut
Dzikrullah (2013) dalam Jurnal Pendidikan Teknik Elektro Universitas
Negeri Surabaya menyimpulkan bahwa “Hasil belajar siswa dengan strategi
Kreatif-Produktif lebih baik daripada menggunkan strategi Ceramah”.
Penelitian di kelas X MIA 2 SMA Negeri 2 Surakarta menunjukan bahwa
rendahnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Fisika yang
berkaitan dengan fenomena alam. Salah satu materi Fisika yang bersifat
konkrit dan dapat diamati melalui gejala alam yakni materi Kalor dan
Perpindahan Kalor. Rendahnya kemampuan kognitif siswa dalam menyelesaian masalah Fisika
mengakibatkan sulit diketahuinya perkembangan kreativitas siswa. Oleh karena itu perlu pengkajian
kreativitas siswa untuk mengetahui perkembangan kreativitas siswa melalui sesuatu yang baru atau
re-kreasi sebagai hasil dari pemahamannya dari pembelajaran Fisika.
Kreativitas dan produktivitas merupakan hal yang saling berkaitan
dalam proses belajar mengajar harus ditumbuhkan secara bersamaan (Made
Wena, 2014: 139). Menurut James J. Gallagher dalam Yeni Rachmawati
(2005:15) mengatakan bahwa “Creativity is a mental process by which an
individual crates new ideas or products, or recombines existing ideas and
product, in fashion that is novel to him or her “ (kreativitas merupakan suatu
proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan ataupun produk baru,
atau mengkombinasikan antara keduanya yang pada akhirnyakan melekat
pada dirinya).
Berdasarkan Kurikulum 2013, penilaian autentik memiliki relevansi
terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai tuntutan Kurikulum
2013 yang mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik
melalui 5 M. Namun pembelajaran Fisika Kelas X MIA 2 SMA 2 Surakarta belum
menerapkan penilaian berbasis produk yang merupakan salah bagian dari
penilaian autentik dalam Kurikulum 2013. Maka dalam hal ini model pembelajaran
kreatif produktif merupakan model pembelajaran yang mengajak siswa untuk membangun
pengetahuan awal yang dimiliki dari suatu konsep/masalah yang sedang dikaji, kemudian
mendorong siswa mencari dan menemukan jawaban dari pengetahuan maupun pengalaman
langsung sehingga menghasilkan sesuatu yang baru atau re-kreasi sebagai hasil dari
pemahamannya. Model pembelajaran kreatif produktif mengarahkan siswa untuk berpikir kreatif
serta sesuai dengan pendekatan ilmiah pada Kurikulum 2013.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti bermaksud
mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Model Kreatif-Produktif
Dalam Pembelajaran Fisika Materi Suhu, Kalor dan Perpindahan Kalor
Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Kelas X MIA 2 SMA NEGERI 2
SURAKARTA Tahun 2015/2016”.

METODE PENELITIAN
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 2 Surakarta Tahun
Ajaran 2015/2016. Kelas X MIA 2 terdiri dari 28 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 18
siswa perempuan. Pemilihan subjek dalam penelitian berdasarkan hasil observasi awal yang telah
dilakukan. Berdasarkan hasil observasi awal, subjek mempunyai permasalahan seperti yang telah
teridentifikasi sebelumnya. Objek penelitian ini adalah kreativitas siswa kelas X MIA 2 SMA
Negeri 2 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016.
Jenis penelitian ini adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) karena penelitian dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang,
melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk
memperbaiki dan mengatasi masalah yang ada di kelasnya. Model Penelitian Tindakan Kelas yang
digunakan adalah model Kemmis & McTaggart yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu: 1)
perencanaan (planning), 2) tindakan (acting), 3) pengamatan (observing), dan 4) refleksi
(reflecting). Penelitian bersifat deskriptif karena hanya mendeskripsikan tentang keadaan
penerapan model pembelajaran kreatif-produktif terhadap kemampuan kreatifitas siswa kelas X
MIA 2 pada mata pelajaran Fisika materi Suhu, Kalor dan Perpindahan Kalor. Selain itu, penelitian
bersifat naturalistik karena penelitian ini memang terjadi secara alamiah, apa adanya, dalam situasi
normal yang tidak memanipulasi keadaan dan kondisi di kelas X MIA 2.
Data dikumpulkan dengan beberapa teknik, yaitu:
1) Teknik observasi, dilakukan sebelum dan saat pelaksanaan penelitian. Observasi sebelum
penelitian dilakukan untuk menemukan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran Fisika
di kelas X MIA 2 SMA Negeri 2 Surakarta, sedangkan Observasi pada saat penelitian dilakukan
untuk mengamati tingkah laku guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
2) Penilaian Produk, instrumen penilaian difokuskan pada kreativitas siswa yakni berupa lembar
penilaian produk yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan selama kegiatan
pembelajaran.
3) Teknik wawancara, digunakan untuk mengetahui keadaan kelas sebelum dan setelah dilakukan
tindakan. Wawancara dilaksanakan pada tahap pra siklus, Siklus I, dan Siklus II untuk
membandingkan keadaan awal kelas dengan keadaan tiap siklusnya setelah dilakukan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran kreatif-produktif pada materi Suhu, Kalor dan
Perpindahan Kalor.
Data penelitian yang terkumpul berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif
diperlukan untuk mengukur perubahan tingkah laku belajar siswa selama proses pembelajaran yang
terkait dengan sikap kerjasama siswa. Data kualitatif yang digunakan dalam penelitian berupa
lembar check list observasi, kajian dokumen (dokumentasi), dan hasil wawancara. Sumber data
dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran
2015/2016 dan guru mata pelajaran Fisika kelas X MIA 2 sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran.
Analisis data kualitatif mengacu pada model analisis Miles dan Huberman dengan tiga
komponen, yaitu 1) reduksi data; 2) penyajian data; dan 3) penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Sedangkan analisis data kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis secara diskriptif data yang
diperoleh pada setiap kegiatan observasi dan penilaian produk. Analisis yang dilakukan berdasarkan
hasil observasi kreativitas siswa adalah untuk mengetahui adanya peningkatan kreativitas siswa
dalam pembelajaran. Peningkatan kreativita siswa yang dimaksud adalah segala bentuk kegiatan
siswa yang mengacu pada indikator yang telah ditentukan dalam penelitian. Masing-masing
indikator dihitung nilai ketercapaiannya yang didasarkan pada jumlah siswa yang melakukan
kegiatan pada tiap indikator yang terdapat pada lembar observasi. Untuk menghitung perolehan
nilai berdasarkan lembar observasi digunakan rumus:
skor total siswa
Nilai= X 100
skor maksimum

Indikator keberhasilan kinerja penelitian disajikan pada Tabel 1


Tabel 1. Indikator Keberhasilan Kerjasama Siswa
Aspek Indikator
Siswa mampu mempresentasi-kan hasil diskusi dengan menampilkan
karya dari hasil pemahamannya dengan lancar
Kelancaran
Siswa mencatat hal yang penting ketika presentasi
(fluency)
Siswa mampu menjelaskan banyak gagasan mengenai suatu mesalah
lewat karya yang ditampilkannya.
Siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru atau saat presentasi
Siswa memberikan bermacam-macam penafsiran terhadap suatu
Keluwesan
masalah yang disampaikan presentator lewat karya yang ditampilkan
(flexibility)
Siswa menerapkan suatu konsep atau asas pada karya atu produknya
dengan cara yang berbeda-beda.
Keaslian Siswa berani mengutarakan ide – ide baru mengenai konsep / fenomena
(originality) Fisika
Siswa memberi tanggapan atas pendapat teman dengan memeragakan
atau menunjukkan karya yang belum ditunjukkan oleh presentator
Elaborasi
menganai materi yang sedang disampaikan
(elaboration)
Siswa menambahkan detail-detail (bagian) terhadap karya sendiri atau
karyaorang lain.
Kemampuan
mengevaluasi Siswa memberi tanggapan penjelasan dari guru pada saat presentasi.
(evaluation)
Siswa tidak mengerjakan PR atau tugas mata pelajaran lain maupun
Sikap
produk pembelajaran sewaktu pembelajaran berlangsung.
Siswa bertanya mengenai karya yang relevan dengan aplikasi materi
Motivasi
yang sedang disampaikan saat presentasi kelompok kepada guru
Minat Siswa membawa buku pegangan Fisika
Siswa mampu memberikan contoh produk atau karya mengenai aplikasi
Gaya berpikir
fisika dalam kehidupan sehari – hari.
Kebiasaan Siswa memperhatikan sewaktu ada presentasi kelompok atau saat guru
berperilaku menerangkan
skor total siswa
Nilai= X 100
skor maksimum

Indikator keberhasilan pada penelitian kreativitas siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 2
Surakarta yaitu 60 % siswa mencapai target ketercapaian indikator kreativitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Siklus I
Setelah diterapkan model pembelajaran kreatif-produktif pada materi Suhu, Kalor dan
Perpindahan Kalor pada Siklus I, hasil observasi kreativitas siswadalam pembelajaran pada
pertemuan siklus I yang meliputi kesepuluh aspek kreativitas yang terdiri dari fluency, flexibility,
orisinality, elaboration, evaluation, sikap, motivasi, minat, gaya berpikir dan kebiasaan berperilaku
menunjukkan persentase rata – rata kreativitas siswa yakni 40,04%. Meskipun hasil menunjukan
40,04 % siswa yang mencapai target pada Siklus I, namun pembelajaran Fisika menggunakan
model kreatif-produktif mampu memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan kreativitas
siswa kelas X MIA 2 seperti yang dikemukakan siswa pada saat wawancara Siklus I. Menurut siswa
pembelajaran Fisika menggunakan model pembelajaran kreatif-produktif memberikan kesempatan
kepada siswa untuk dapat belajar Fisika secara langsung melalui pengamatan yang dilakukan oleh
siswa.
Penilaian produk dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil penilaian
produk siswa pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 2 berikut,
Tabel 2.Hasil Penilaian Produk Siswa Kelas X MIA 2 Siklus I
Jumlah
Predikat Nilai
Siswa Persentase (%)
B 15 53,57
B- 13 46,43
Ketercapaian hasil penilaian produk pada siklus I ditunjukkan pada Tabel 2. Apabila dilihat
dari rata-rata kelas, rata-rata kelas X MIA 2 siklus I adalah 2,65. Nilai tersebut belum memenuhi
KKM dimana nilai KKM mata pelajaran Fisika yakni 2,67 atau predikat nilai B. Perbandingan
antara target penelitian dengan hasil penilaian produk siklus I masih berada di bawah target
penelitian yakni setidaknya ada 60% siswa mencapai predikat B.

Siklus II
Siklus II dilaksanakan setelah melakukan refleksi terhadap kekurangan-kekurangan yang ada pada
Siklus I. Berdasarkan hasil observasi kreativitas siswa pada Siklus II, diperoleh bahwa kreativitas
telah mencapai target atau skor ketercapaian > 60%. Adapun hasil observasi yang telah
dilaksanakan selama siklus II meliputi kesepuluh aspek kreativitas yang teramati didapatkan
persentase rata-rata sebesar 66,13 %. Hasil rata – rata persentase kreativitas siswa pada siklus II ini
meningkat dibandingkan dengan siklus I yakni 40,04%. Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan
dengan teknis laporan perencanaan produk dibuat secara sederhana, produk dibuat sederhana untuk
memudahkan siswa dalam proses pembuatan produk dan bahan pembuatan produk dapat disediakan
oleh guru
Hasil penilaian produk siswa selama proses pembelajaran pada siklus II dapat dilihat pada
Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Penilaian Produk Siswa Kelas X MIA 2 Siklus II
Jumlah
Predikat Nilai
Siswa Persentase (%)
B+ 2 7,14
B 18 64,29
B- 6 21,43
C+ 2 7,14
Berdasarkan pengolahan hasil penilaian produk yang disajikan pada Tabel 3 diperoleh hasil
penilaian produk pada siklus II sudah mencapai target capaian, yaitu lebih dari 60 % siswa
mencapai predikat B.
Peningkatan kreativitas siswa mendapat respon positif dari hasil wawancara dengan siswa
yang mengatakan bahwa siswa lebih percaya diri dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa
sudah mulai ikut andil dan tidak merasa malu untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum
dimengerti dan menyampaikan pendapatnya baik ketika pembelajaran maupun pembahasan hasil
diskusi. Pembelajaran berbasis produk ini telah memberikan makna bagi siswa karena siswa banyak
melakukan pengamatan di lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi pembelajaran
sehingga siswa dapat peka terhadap lingkungan sekitar.
Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa kreativitas telah mencapai target penelitian,
sehingga siklus dapat dihentikan. Berdasarkan hasil analisis data obsevasi diketahui bahwa model
pembelajaran kreatif-produktif mampu meningkatkan kemampuan kreativitas siswa kelas X MIA 2
SMA Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Hasil analisis data diperkuat dengan hasil
wawancara dan dokumentasi selama proses pembelajaran Fisika berlangsung. Besarnya
peningkatan kreativitas siswa kelas X MIA 2 dari Siklus I ke Siklus II ditunjukkan pada Gambar 1.
90.00%
80.95%
80.00%
71.43%
70.00% 66.67%
63.09% 64.28%
61.30% 61.90% 60.71%
60.00% 58.33%
53.57%
51.19%
50.00% 48.41%
41.67%
37.69% 39.28%
40.00% Siklus I
Persentase Ketercapaian 29.76%
30.00% Siklus II
20.24% 20.24%
20.00%

10.00%

0.00%
65.87%
65.08%

Gambar1. Perbandingan Persentase Ketercapaian Kreativitas Siswa


Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Ketercapaian tiap aspek kreativitas siswa mengalami setiap siklusnya. Indikator kreativitas
siswa yang terdiri dari aspek fluency , flexibility , orisinality, elaboration, dan evaluation,
mengalami peningkatan pada setiap indikatornya dari kondisi pra siklus, siklus I hingga siklus II.
Begitu pula pada kepribadian siswa yang terdiri dari aspek sikap, motivasi, minaT, gaya berpikir,
dan kebiasaan berperilaku juga menunjukkan peningkatan. Dengan peningkatan tiap indikator
kreativitas siswa ini menunjukkan bahwa dengan penerapan pembelajaran pada setiap siklusnya
terbukti efektif untuk meningkatkan kreativitas siswa.
Berikut dipaparkan peningkatan nilai produk siswa persiklus melalui persentase ketuntasan
pada siklus I, dan siklus II melalui Gambar 2.
0.64
0.7
0.6 0.54
0.46
0.5
0.4
Persentase Keyercapaian
0.3 0.21
Siklus I Siklus II
0.2
0.07 0.07
0.1 0
0
0B+ B B- C+
Predikat Penilaian

Gambar 2. Grafik Peningkatan Persentase Ketuntasan Per-Siklus


Berdasarkan Tabel 2 dan Gambar 2, pada siklus I hanya 53,57% siswa mencapai predikat
B, dan sisanya 46,43% siswa belum mencapai predikat nilai yang ditargetkan. Sementara pada
siklus II dilihat pada Tabel 3sebanyak 64,29 % siswa mencapai predikat nilai B bahkan 7.14%
mencapai predikat B+ dan disisanya 28,57% siswa belum mencapai target capaian . Jadi, dapat
disimpulkan bahwa ada peningkatan penilaian produk kreatif dari siklus I ke siklus II. Hasil
penilaian produk ini juga telah mencapai indikator keberhasilan kinerja, yaitu sebesar 60 % siswa
mencapai predikat nilai minimum B.
Berdasarkan hasil analisis data di atas, maka dapat dinyatakan bahwa melalui penerapan
model Kreatif-Produktif dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 2
Surakarta pada materi Suhu, Kalor dan Perpindahan Kalor.

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
Kreativitas siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016 pada materi
Suhu, Kalor dan Perpindahan Kalor mengalami peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran
kreatif-produktif dengan produk yang sederhana dan bahan murah.. Persentase ketercapaian siswa
berdasarkan indikator kreativitas meningkat dari 40,04 % pada Siklus I menjadi 66,13 % pada
Siklus II. Jumlah siswa yang mencapai target meningkat dari 11 siswa pada Siklus I menjadi 19
siswa pada Siklus II.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi Guru
a. Guru dapat mengupayakan tindak lanjut tehadap penerapan model pembelajaran kreatif-
produktif pada materi yang lain dalam pembelajaran Fisika.

b. Penelitian tindakan kelas (PTK) dapat dilanjutkan guru dengan mendiagnosis permasalahan
lain yang dialami guru proses pembelajaran untuk meningkatkan profesionalitasnya melalui
penerapan model pembelajaran kreatif-produktif.

2. Bagi Siswa
Keaktifan siswa selama pembelajaran perlu dipertahankan dan ditingkatkan sehinggga siswa
dapat lebih mudah menguasai dan memahami materi yang dipelajari serta tumbuh sikap atau
kemampuan kreativitas dalam pembelajaran.

3. Bagi Peneliti
Hendaknya peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis terlebih dahulu
memperhatikan kembali perangkat pembelajaran yang telah dibuat untuk disesuaikan oleh
penggunanya. Media dan sumber belajar yang digunakan sebaiknya diperhatikan kembali, sehingga
dapat menuntun siswa menemukan konsep pada materi yang akan dipelajari.

DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L.W., & Krathwohl, D.R. (2010). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran,
dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Munandar, Utami. 2004. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Jakarta: Rineka Cipta
Solihatin, Etin. 2012. Strategi Pembelajaran PPKN. Jakarta: Bumi Aksara.
Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT Rineka. Cipta
Wena, Made.2014. Strategi Pembelajaran Inovatif Komtemporer Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Persetujuan Pembimbing
Surakarta, 11 Agustus 2016

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Rini Budiharti, M.Pd Dyah Fitriana Masithoh, M.Sc


NIP. 195807 198403 2 003 NIP. 19770926 200212 2 001

Anda mungkin juga menyukai