Nama NPM
Nilai TTD
PENENTUAN POTENSI ANTIBIOTIKA POLA TIGA DOSIS
I. TUJUAN
Menentukan besarnya potensi sampel antibiotika di pasaran terhadap
antibiotika standar.
II. PRINSIP
1. Membandingkan respon, yaitu derajat hambatan pertumbuhan dari
jasad renik yang peka dan sesuai dalam kondisi pertumbuhan yang
samadari dosis sediaan yang diuji terhadap dosis sediaan baku.
3. Biakan mikroorganisme
Harus dipilih dari strain murni.
Harus memberi respon bertahap sesuai dengan kenaikan dosis.
4. Media pembenihan
Harus dapat mendukung pertumbuhan jasad renik yang digunakan.
Tidak mengandung zat lain yang mengganggu aktivitas baku.
5. Pengenceran
Konsentrasi suatu zat akan berkurang setengahnya bila x mL zatdilarutkan
dalam x mL pelarut.
V1N1= V2N2
Hasil perkalian normalitas dengan volume senyawa yang semula
digunakan (V1N1) adalah sama dengan hasil akhir senyawa tersebut setelah
pengenceran (V2N2).
III. TEORI DASAR
Antibiotika adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang
memiliki khasiat yang mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman,
sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Antibiotik yang pertama kali
ditemukan adalah Penisillin, ditemukan oleh Alexander Fleming, secara kebetulan
saat Alexander Fleming menanamkan bakteri pada cawan tetapi lupa tidak
ditutup. Besoknya diamati, terlihat adanya organisme asing yang di sekelilingnya
ada daerah bening, organisme asing ini diselidiki, dan ternyata organisme itu
adalah Penicillium notatum. Organisme ini lalu diekstraksi, ditanamkan lagi pada
pembenihan yang baru. Sejak ditemukannya Penisillin oleh Alexander Fleming
sampai saat ini sudah beribu-ribu antibiotika yang ditemukan, dan hanya sebagian
kecil yang dapat dipakai untuk maksud terapeutik Antibiotika adalah zat kimia
yang dihasilkan oleh mikroorganisme-mikroorganisme hidup terutama jamur-
jamur dan bakteri-bakteri tanah yang mempunyai khasiat bakteriostatik atau
bakterisid terhadap banyak bakteri dan beberapa virus besar. Toksisitasnya untuk
tubuh manusia adalah relatif kecil (Tjay & Rahardja, 2003)
Aktivitas suatu antibiotica dapat dilihat pada dua criteria yaitu MIC dan besar
diameter hambatan. Makin rendah MIC makin kuat potensialnya, demikian pula
makin besar diameter hambatan, makin kuat pula potensialnya. Namun pada
umumnya, antibiotic yang mempunyai potensi tinggi memiliki MIC yang rendah
dan diameter yang besar.
Ada dua metode umum pengujian potensi antibiotica yang dapat digunakan:
Metode ini berdasarkan difusi antibiotika dari silinder yang dipasang tegak
lurus pada lapisan agar dapat dalam cawan petri atau lempeng, sehingga mikroba
yang ditambahkan dihambat pertumbuhanya pada daerah berupa lingkaran atau
zona disekeliling silinder yang berisi larutan antibiotika.
2. Metode Turbidimetri
4.2 Bahan
1. Air suling steril
2. Berbagai suspensi bakteri Gram positif maupun Gram negatif
3. Larutan desinfektan
4. Media nutrien agar
5. Pelarut sediaan uji (Nacl Fisiologis)
6. Sediaan antibiotika baku dan sampel (Tetrasiklin)
1 2 3
4 5 6
7
8
9
11 12
10
V. PROSEDUR
Disiapkan suspensi bakteri dalam Nutrien broth yang berumur 18-24
jam, bakteri ini harus homogen. Disiapkan pembenihan nutrien agar dengan
cara dilarutkan sejumlah tertentu nutrient agar dalam aquades kemudian
disterilkan dalam otoklaf selama 15 menit pada 1210C. Dimasukkan sediaan uji
ke dalam labu ukur, larutkan dengan sedikit pelarutnya. Kemudian ditambahkan
air suling steril sampai tanda batas. Jika sediaan uji berbentuk padat, digerus
dahulu dalam mortir, sebelum dimasukkan dalam labu ukur. Direncanakan
pengenceran larutan sample dan larutan standar hingga didapat variasi dua seri
dosis yang diinginkan (dosis tinggi dan dosis rendah). Dibuat larutan inokulum
dengan cara dimasukkan suspensi biakan bakteri ke dalam nutrien agar yang
telah disterilisasi. Dalam keadaan masih cair, dituangkan nutrien agar yang
mengandung suspensi bakteri tersebut kedalam cawan petri secara aseptis
sebanyak 20 ml. Dibiarkan sampai membeku. Dibagi permukaan dasar cawan
menjadi enam area sama besar. Diberi label masing-masing area tersebut
tergantung variasi seri dosis yang akan digunakan. Dibuat enam cetakan
reservoir (lubang) pada masing-masing cawan petri dengan menggunakan
perforator secara aseptis. Dibuat reservoir tersebut dengan cara membuang
agar yang ada dalam cetakan reservoir tersebut dengan digunakan spatel yang
telah disterilkan. Dimasukkan hasil buangan tersebut ke dalam larutan
desifektan yang telah disediakan. Dimasukkan larutan sampel dan standar pada
masing-masing reservoir sesuai dosis yang ditentukan dengan ,menggunakan
mikropipet secara aseptis. Diinkubasikan dalam ikubator pada suhu kurang lebih
370 c selama 18-24 jam. Diukur dan dicatat diameter daerah bening (zone lisis)
yang terjadi di sekeliling reservoir yang telah mengandung antibiotika tersebut
dengan menggunakan jangka sorong. Dihitung potensi antibiotik.
Pengujian 2
Pengujian 3
V1 = 0.08mL
Aquadest yang ditambah = 9.92 mL
V2 = 2 mL
V2 = 2 mL
V1 = 0.08mL
V2 = 2 mL
V2 = 2 mL
= log 2
= 0,301
log θ =
log θ =
θ= 1.0514