Anda di halaman 1dari 5

10 Alat Musik Tradisional Aceh beserta Penjelasannya

Aceh memang tak bisa dilepaskan dari budayanya yang unik. Masyarakat dari
provinsi yang terletak di ujung barat pulau Sumatera ini sarat dengan suatu adat
hasil perpaduan antara budaya Melayu dan budaya Islam. Tak mengherankan jika
kemudian ia mendapat julukan Serambi Mekah. Nah, di kesempatan kali ini, kita
akan membahas salah satu budaya Aceh tersebut, yaitu mengenai alat musik
tradisionalnya. Bagi Anda yang ingin tahu apa saja alat musik tradisional Aceh, simak
pembahasan mengenai nama, gambar, fungsi, dan keterangannya berikut ini.

Alat Musik Tradisional Aceh Budaya Melayu dan Budaya Islam yang
mengalami akulturasi terasa begitu kental kita temukan dalam lingkup hidup
masyarakat adat Aceh hingga saat ini. Rumah Krong Bade dan pakaian adat Ulee
Balang yang kita telah bahas pada artikel sebelumnya adalah wujud bukti dari
proses akulturasi ini. Namun, terlepas dari kedua peninggalan budaya tersebut,
ternyata Aceh memiliki beberapa hal lain yang unik untuk ditelisik, misalnya adalah
alat musik tradisional seperti yang akan dijabarkan satu persatu berikut ini.

1. Alat Musik Arbab Yang pertama adalah Arbab. Arbab adalah sebuah alat musik
tradisional Aceh yang dimainkan dengan cara digesek. Bentuknya nyaris
menyerupai rebab, namun dari cara pembuatannya sendiri Arbab terbilang unik
dan berbeda. Arbab dibuat dari batok kelapa, kulit kambing, kayu dan dawai;
serta memiliki suatu busur (alat penggesek) yang terbuat dari serat tumbuhan
atau rotan. Busur ini dinamakan Go Arbab. Bentuk dan keunikan arbab dapat
Anda saksikan pada gambar di bawah ini.

Arbab umumnya difungsikan sebagai alat musik melodis karena menghasilkan


dengan nada-nada tertentu. Alat musik yang dahulunya dimainkan sebagai
pengiring lagu-lagu hikayat ini sekarang sudah mulai punah dan jarang
dimainkan lagi.

2. Alat Musik Bangsi Alas Bangsi alas atau biasa disebut Bangsi saja adalah alat
musik tradisional Aceh dimainkan dengan cara ditiup. Instrumen ini terbuat dari
bambu dengan 7 buah lubang nada di bagian batangnya. Dilihat dari bentuknya,
bangsi alas menyerupai sebuah seruling besar. Dalam pertunjukan musik, fungsi
bangsi alas sendiri adalah sebagai alat musik ritmis pengiring sebuah lagu.
3. Alat Musik Canang Canang adalah alat musik tradisional khas Aceh yang
bentuknya menyerupai kenong atau gong kecil. Instrumen yang dibuat dari
bahan kuningan ini dulu sering dijumpai dalam keseharian masyarakat Tamiang,
Aceh, Gayo, dan Alas. Masing-masing daerah tersebut memiliki sebutan yang
berbeda untuk alat musik ini. Masyarakat Gayo menyebutnya “Teganing“, di
Aceh disebut “Canang Trieng“, masyarakat Tamiang menyebutnya “Kecapi”, dan
di Alas disebut “Kecapi Olah“. Canang menghasilkan nada melodis sehingga
sering dimainkan sebagai hiburan di waktu senggang atau hiburan saat bekerja.
Bentuk canang dapat dilihat pada gambar di atas.
4. Alat Musik Bereguh Bereguh adalah alat musik tiup khas Aceh yang terbuat dari
tanduk kerbau. Fungsi alat musik ini bukan sebagai hiburan, melainkan sebagai
sarana komunikasi antar masyarakat Aceh zaman dahulu yang hidup secara
terpisah di tengah hutan. Di beberapa daerah seperti di Kabupaten Aceh Besar,
Pidie, dan Aceh Utara dahulu masyarakatnya sempat menggunakan instrumen
ini.
5. Alat Musik Celempong Calempong atau Talempong sebetulnya adalah alat musik
yang hampir dikenal oleh seluruh masyarakat Melayu di Nusantara (Baca Juga :
Alat Musik Tradisional Riau). Calempong merupakan instrumen perkusi yang
dibuat dari susunan gong dengan ukuran beragam. Calempong dimainkan
dengan cara dipukul menggunakan alat pemukul khusus. Alat musik ini berfungsi
sebagai penghasil nada melodis.

6. Alat Musik Geundrang Geundrang atau genderang adalah instumen yang


bentuknya tak ubah seperti gendang pada umumnya. Alat musik ini dimainkan
dengan cara dipukul bagian membrannya menggunakan telapak tangan atau
kayu pemukul. Fungsinya adalah sebagai pengatur alunan nada dari suatu
pertunjukan orkestra Serunee Kalee. Geundrang sendiri termasuk contoh alat
musik ritmis yang mampu melengkapi tempo musik khas suku Aceh.
7. Alat Musik Rapai atau Rebana Alat musik tradisional Aceh selanjutnya adalah
Rapai. Sama seperti rebana pada umumnya, Rapai merupakan instrumen ritmis
yang dibuat dari bahan kayu dan kulit lembu. Ia dimainkan dengan cara dipukul
menggunakan telapak tangan. Berdasarkan sejarahnya, alat musik ini
diperkirakan berasal dari Irak. Rapai sendiri berdasarkan fungsinya dibedakan
menjadi 6 jenis, di antaranya Rapai Pasee, Rapai Daboih, Rapai Geurimpheng,
Rapai Pulot, Rapai Anak, dan Rapai Kisah. Adapun dalam peruntukannya,
instrumen ini dapat dimainkan secara tunggal sebagai pengiring tarian maupun
sebagai sebagai pelengkap dalam pertunjukan orkestra Serune Kalee.
8. Alat Musik Serune Kalee Di antara alat musik tradisional Aceh lainnya, Serune
Kalee adalah yang paling dikenal di kancah nasional. Serune Kalee merupakan
alat musik yang bentuknya menyerupai terompet atau klarinet dan dimainkan
dengan cara ditiup. Instrumen ini jarang dimainkan secara sendirian, melainkan
selalu dimainkan bersama dengan geunderang, rapai, dan beberapa instrumen
lainya.

9. Alat Musik Taktok Trieng Taktok Trieng adalah alat musik tradisional Aceh yang
sebetulnya berbentuk dan berfungsi layaknya sebuah kentongan. Instrumen ini
terbuat dari batang bambu besar dengan lubang di salah satu bagiannya. Ia
menghasilkan bunyi yang keras saat dipukul menggunakan kayu. Fungsi taktok
trieng sendiri adalah sebagai sarana informasi di balai pertemuan, Meunasah
(masjid), atau sebagai pengusir burung di sawah.
10. Alat Musik Tambo Tambo adalah sebuah bedug besar yang menghasilkan bunyi
jika dipukul menggunakan pemukul kayu. Tambo terbuat dari batang pohon iboh
(bak Iboh), kulit lembu, dan tali rotan. Fungsinya di masa silam adalah sebagai
sarana untuk mengumpulkan masyarakat di Menasah agar mau melaksanakan
sholat berjamaah. Di masa sekarang, tambo kian sulit ditemukan. Fungsinya
telah tergantikan dengan keberadaan micropohone.

Anda mungkin juga menyukai