BRIDGING COUSRE
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Berdasarkan data dari Pusat Data dan Statistik Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, ditemukan bahwa Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMA/MA/Sederajat
Sumatera Barat pada tahun ajaran 2015/2016 mencapai 85,52%. Angka partisipasi tersebut
megindikasikan bahwa masih ada 14,48% lagi penduduk Indonesia yang berusia antara 16-18
tahun yang tidak melanjutkan pendidikan di SMA/SMK/sederajat. Sebagai bangsa yang
memiliki visi ke depan dan sesuai dengan cita kelima (meningkatkan kualitas hidup manusia
Indonesia), dan cita ke delapan (melakukan revolusi karakter bangsa) dari Sembilan Nawacita
Presiden RI, pembangunan dan peningkatan sumber daya manusia melalui pendidikan perlu
terus ditingkatkan. Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat telah menyusun berbagai
kebijakan dan strategi yang kemudian dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan yang
dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi. Kebijakan dan program tersebut diharapkan
dapat menunjang tercapainya Visi Dinas pendidikan Sumatera Barat yaitu ‘Terwujudnya
sumber daya manusia Sumatera Barat yang cerdas, berkarakter madani dan berdaya
saing”.
Salah satu dari program Dinas Pendidikan Provinsi tersebut adalam pelaksanaan
Bridging Course (BC) untuk siswa baru kelas X SMA di lingkungan Dinas Pendidikan
Provinsi Sumatera Barat. Untuk itu, Dinas Pendidikan menerbitkan Buku Panduan
Pelaksanaan untuk program Bridging Course (BC), yang pengelolaannya dilaksanakan oleh
sekolah dalam kegiatan PLS dan luar PLS. Pendidik dapat menindaklanjuti program BC ini
dengan program yang jelas dan dikoordinasikan dengan kepala sekolah.
Dengan buku panduan ini diharapkan pihak-pihak yang terkait dengan
penyelenggaraan program BC di SMA dapat memahami dan melaksanakan dengan amanah,
efektif dan efisien pada seluruh proses kegiatan mulai dari penyiapan rencana, pelaksanaan,
sampai dengan monitoring, evaluasi dan pelaporannya.
Akhirnya, kami mengharapkan agar semua pihak terkait dapat mempelajari dengan
seksama dan menjadikannya sebagai pedoman serta acuan dalam pelaksanaan seluruh
program atau kegiatan pembangunan pendidikan pada jenjang Sekolah Menengah Atas tahun
pelajaran 2017/2018.
Drs. Burhasman, MM
Pembina Utama Madya
NIP. 19582404 199003 1 006
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................1
B. Tujuan ...............................................................................................................................2
C. Hasil yang Diharapkan ......................................................................................................2
D. Sasaran ..............................................................................................................................2
E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ……………………………………………………… 2
A. Latar Belakang
Salah satu masalah yang dihadapi oleh peserta didik baru SMA adalah masih kurangnya
tingkat kesiapan mereka mempelajari materi pelajaran SMA. Untuk itu, peserta didik
baru di SMA perlu diberikan bekal awal untuk lebih mempersiapkan mereka memahami
mata pelajaran tertentu di SMA. Hal ini dapat dilakukan melalui penyelenggaraan
program Bridging Course (BC) di awal tahun pelajaran 2017/2018 di seluruh SMA
Provinsi Sumatera Barat.
Tahun pelajaran 2017/2018 ini akan menjadi tahun pertama pelaksanaan program BC di
seluruh SMA Provinsi Sumatera Barat. Penyelenggaraan program BC diyakini dapat
memberikan bekal awal bagi peserta didik untuk mengikuti pelajaran dengan baik di
SMA, serta tidak merasa takut terhadap mata pelajaran yang selama ini dianggap sulit,
terutama pada mata pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, Ilmu Pengetahuan Alam, dan
Ilmu Pengetahuan Sosial.
D. Sasaran
Sasaran panduan penyelenggaraan BC adalah semua pemangku kepentingan, antara lain:
Kepala Sekolah, Guru, Komite, terutama siswa SMA kelas X dan pihak terkait lainnya.
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM BRIDGING COURSE
Seperti yang sudah diuraikan sebelumnya, program Bridging Course (BC) dilaksanakan
dengan tujuan untuk meningkatkan bekal awal peserta didik SMA, sehingga peserta didik
dapat mengikuti pelajaran di SMA dengan baik.Pada awal tahun pelajaran, sekolah memiliki
program Masa Orientasi Peserta Didik Baru (Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi peserta
didik baru) yang bertujuan untuk mengenalkan peserta didik baru kepada situasi kehidupan
dan pembelajaran di SMA. BC dapat diintegrasikan dengan pelaksanaan Pengenalan
Lingkungan Sekolah (PLS) bagi peserta didik baru. Ini sejalan dengn Permendikbud No. 18
tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) bagi peserta didik baru yang
mengamanatkan bahwa kegiatan PLS mampu menumbuhkan motivasi, semangat dan cara
belajar efektif sebagai siswa baru. Permen ini mengindikasikan bahwa peserta didik baru
mesti mengenal konsep belajar pendidikan abad 21 dalam kerangka kurikulum 2013 yang
memuat penguatan pendidikan karakter, literasi, berfikir kritis, kolaboratif, kreatif dan
komunikatif.
Prinsipnya program BC ingin membantu peserta didik baru SMA agar memiliki bekal awal
cukup baik sehingga dapat mengikuti proses pembelajaran di SMA dengan baik. Pada mata
pelajaran juga dipilih pokok bahasan atau topik yang pada umumnya sulit bagi peserta didik
dan pokok bahasan yang merupakan prasyarat bagi pembahasan pokok bahasan lainnya.
Jadwal dan struktur program BC tidak harus seragam antara sekolah satu dengan lainnya,
termasuk materi yang digunakan. Setiap sekolah dapat mengatur sesuai dengan kebutuhan
peserta didik baru dan kemampuan sekolah.
Penyelenggaraan program BC diharapkan dapat dibiayai sendiri oleh sekolah dengan dana
dari BOS. Besarnya dana yang diperlukan untuk menyelenggarakan program BC di sekolah
tergantung kepada lama berlangsungnya program dan jumlah sasaran yang mengikuti
program BC. Dana peruntukan dengan keperluan sebagai berikut: (1) biaya operasional
persiapan program (misalnya: rapat), dan (2) biaya operasional pelaksanaan (misalnya: honor
guru, transportasi, konsumsi, penggandaan materi, media, dan ATK).
BAB III
STRUKTUR PROGRAM DAN SKENARIO BRIDGING COURSE
A. Struktur Program
Agar dapat mencapai tujuan secara optimal, kegiatan Bridging Course dilaksanakan
dengan struktur program sebagai berikut:
Alokasi
No. Kegiatan Waktu
(JP)
1. Pembukaan dan Penutupan 4
1.1 Pembukaan (pelaksanaan PLS dan Kebijakan Umum BC dan Kurikulum
2013) serta apel pagi 1
1.2 Apel Pagi 2
1.3 Penutupan 1
2. Pembelajaran dalam Program Bridging Course 12
2.1. Pembahasan Materi esensial, pembelajaran dan penilaian mata pelajaran
IPA 3
2.2. Pembahasan Materi esensial, pembelajaran dan penilaian mata pelajaran
Matematika 3
2.3. Pembahasan Materi esensial, pembelajaran dan penilaian mata pelajaran
IPS 3
2.4. Pembahasan Materi esensial, pembelajaran dan penilaian mata pelajaran
Bahasa Inggris 3
3. Kegiatan wajib peserta didik baru 6
3.1.Kegiatan Pengenalan Akhlak dan pendidikan karakter 2
3.2.Kegiatan pengembagan interaksi positif antara peserta didik baru dengan
warga sekolah dan lingkungan sekolah 2
. 3.3.Kegiatan Pengenalan potensi diri peserta didik baru 2
JUMLAH 22
Jadwal Pelatihan Bridging Course Pada Kegiatan PLS
C. Bahan-bahan
Bahan-bahan pelaksanaan kegiatan Bridging Course antara lain:
1. Kebijakan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat tentang program Bridging
Course di SMA;
2. Analisis Materi bahan ajar Matematika, Bahasa Inggris, IPA dan IPS yang akan
diberikan oleh guru mata pelajaran kepada para peserta didik baru untuk pelaksanaan
kegiatan BC. Hasil analisis ini menunjukkan Kompetensi Dasar mana yang mesti
diberikan pada peserta diidk baru dalam program BC.
3. Panduan Pelaksanaan Kegiatan BC.
BAB V
PENUTUP