Makalah "INTELEGENSI"
Penulis: Kel 1
Muahammad Ady Yusuf
Mahmud Khuzaini
Maslikhatur Rohmah
Semester II
A. Latar belakang
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita bertemu dengan banyak sekali orang-orang. Dari sekian
banyak orang yang kita temui ada begitu banyak perbedaan antara mereka. Sebagian orang
ada yang begitu mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya dan sebagian lagi tidak
atau kurang begitu mampu dan selalu menyalahkan keadaan. Perbedaan itulah yang kita sebut
dengan kecerdasan intelegensi.
Intelegensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam
kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang
amat spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan
pada individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya
pengetahuan, kecakapan, atau keterampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah
yang disebut Bakat atau Aptitude. Karena suatu tes inteligensi tidak dirancang untuk
menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui
lewat tes intelegensi.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan pembahasan
D. Batasan masalah
A. Pengertian Intelegensi
PEMBAHASAN
Menurut David Wechsler , intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah,
berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. secara garis besar
dapat disimpulkan bahwa
intelegensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara
rasional. Oleh karena itu, intelegensi tidak dapat diamati
secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang
merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa sesungguhnya yang dimaksud dengan
intelegensi adalah kemampuan berpikir secara rasional. jadi, bukan tingginya nilai akademik
yang menentukan keputusan bahwa seseorang itu tinggi secara
intelegensi melainkan kecakapan seseorang
dalam melakukan berbagai hal serta kemampuannya berpikir secara rasional itulah yang
sebetulnya menentukan.
Dr. Howard Gardner mengusulkan dalam bukunya, Frames of Mind: The Theory of Multiple
Intellegences (1983), bahwa kecerdasan memiliki tujuh komponen. Diantaranya:
1. Kecerdaasan linguistic-verbal
Kecerdasan ini mengacu pada kemampuan untuk menyusun pikiran yang jelas dan mampu
menggunakan kemampuan ini secara kompeten melalui kata-
kata untuk mengungkapkan pikiran-pikiran ini dalam berbicara, membaca, dan menulis.
Mereka membawakan dirinya dengan
baik secara verbal dan kelihatannya selalu mengetahui hal yang tepat untuk dikatakan.
Kecerdasan ini sangat dihargai dalam dunia modern karena orang- orang cenderung untuk
menilai orang lain dari cara bicara dan menulis. Kemampuan berbicara sering merupakan
salah satu aspek paling penting yang digunakan ketika seorang sedang membentuk kesan
pertama.
2. Kecerdasan matematis-logis
3. Kecerdasan visual-spesial
a. Pengertian kecerdasan visual-spesial
Selain itu, orang-orang ini dapat menciptakan kembali semua aspek dari gambaran di sekitar
mereka dalam mata pikir mereka. Apabila mereka menutup mata mereka, mereka dapat
membayangkan dengan jelas pemandangan di sekitar mereka. Kecerdasan visual-
spesial tidak hanya meliputi kemampuan untuk memahami informasi visual tetapi juga
kemampuan intuk memproses informasi tersebut.
Akhirnya, seseorang yang cerdas dalam hal ini akan dapat menghasilkan informasi visual ini
dengan menciptakan dan memodifikasi gambaran atau objek fisik yang ada.
1. Meningkatkan kreatifitas
4. Kecerdasan ritmik-musikal
2. Meningkatkan kecerdasan
5. Kecerdasan kinestetik
Bagian dari perkembangan fisik kita mungkin karena pengaruh gen, sementara banyak juga
yang berasal hasil pembinaan perkembangan fisik selama tahun-
tahun masa kecil. Orang tua yang memberikan kepada anak-
anak mereka pembinaan yang cukup dalam perkembangan fisik dapat dikatakan telah
meletakkan dasar yang kuat bagi kecerdasan tubuh yang baik. Anak-anak yang demikian
akan tumbuh dengan kamampuan melakukan aktifitas fisik sesuai potensi terbaik mereka dan
mereka akan menjadi lebih yakin akan kemampuan fisik mereka.
Kecerdasan fisik adalah kemampuan menggunakan dengan baik pikiran dan tubuh secara
serempak untuk mencapai segala segala tujuan yang diinginkan. Ini serupa dengan
keterampilan yang pada umumnya
dirujuk sebagai keterampilan psikomotor, yang menggabungkan interprestasi mental
dengan tanggapan fisik.
5. Meningkatakn kesehatan
3. Mengikuti kursus
6. Kecerdasan interpersonal
1. Untuk menjadi orang dewasa yang sadar secara social dan mudah menyesuaikan diri.
2. Menjadi berhasil dalam pekerjaan
2. Berteman
4. Belajar mempercayai
7. Kecerdasan intrapersonal
a. Pengertian kecerdasan intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan mengenai diri sendiri. Kecerdasan ini adalah
kemampuan untuk memahami diri sendiri dan bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri.
Orang-orang yang berkecerdasan intrapersonal tinggi cenderung menjadi pemikir yang
tercermin pada apa yang mereka lakukan dan terus-menerus membuat penilaian diri. Mereka
selalu bersentuhan dengan pemikiran, gagasan, dan
impian mereka dan mereka jega memiliki kemampuan untuk mengarahkan emosi mereka
sendiri sedemikian rupa untuk memperkaya dan membimbing kehidupan mereka sendiri.
5. Mengembangkan harga dri yang tinggi yang merupakan dasar bagi keberhasilan
PENUTUP KESIMPULAN
Intelegensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum
individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya yaitu kemampuan untuk
bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara
efektif. Inteligensi tidak dapat diamati
secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang
merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional.
2. Kecerdasan matematis-logis
3. Kecerdasan visual-spesial
4. Kecerdasan ritmik-musikal
5. Kecerdaasn kinestetik
6. Kecerdasan interpersonal
7. Kecerdasan intrapersonal
DAFTAR PUSTAKA
Admin. Intelegensi dan IQ. 20 Maret, 2010
Lwin, May dkk. How to Multiply Your Child’s Intelegence Cara
Tacit Intelligence
Tacit Intelligence merupakan kemampuan dan keahlian seseorang untuk menghdapai
masalah sehari-hari yang biasanya tidak dipelajari di sekolah. Contohnya, jika tes inteligensi
diberikan kepada orang dewasa yang ada di kota besar, maka skornya tidak berguna untuk
memprediksi siapa yang pandai memancing, bercocok tanam, menggambar dengan cat air,
mengambil foto, dll.
1. Beberapa pekerjaan hanya tersedia untuk orang-orang tamatan universitas dan orang-
orang dengan inteligensi yang lebih tinggi dan menyelesaikan program-program yang
diakui.
2. Waktu yang dibutuhkan lebih sedikit untuk melatih orang yang berinteligensi tinggi
daripada orang berinteligensi rendah untuk pekerjaan yang membutuhkan kemampuan
dan keahlian yang tinggi.
3. Orang yang berinteligensi tinggi lebih mampu mengahadapi pekerjaan yang rumit
terutama dalam mengambil keputusan dalam situasi yang berubah dan memerlukan
kemampuan yang terbaru.
Apakah Seseorang Dapat Menjadi Lebih Pintar
Ada 4 penjelasan kenapa inteligensi naik pada generasi-generasi berikutnya, yaitu :
1. Di waktu yang sama ketika inteligensi meningkat, maka nutrisi dan kesehatan juga
mengalami perbaikan.
2. Peningkatan tingkat pendidikan juga meningkatkan tes inteligensi
3. Anak-anak yang lahir pada akhir abad 19 distimulasi dan dipengaruhi oleh lingkungan
yang kompleks yang tidak dikenal pada tahun1930
4. Peningkatan tes inteligensi terjadi selam periode waktu dimana perubahan besa terjadi
dalam kehidupan orang-orang yang lebih beraneka ragam.
Oleh:
Syukrul Hamdi, S.Pd
Abstrak
Kecerdasan merupakan salah satu hal yang bisa diusahakan. Dengan kata lain, kecerdasan
tidak hanya ditentukan oleh faktor genetik yang hanya bisa dibawa dan dihasilkan sejak lahir
melainkan bisa diusahakan dengan menciptakan kondisi lingkungan dan orang-oang terdekat yang
menjalin komunikasi secara intensif dengan seseorang, baik itu keluarga, guru atau pendidik maupun
masyarakat lainnya yang ada di sekitar lingkungan tempat hidup seseorang.
Di dalam lingkungan pendidikan formal setiap siswa harus diberikan ruang dan waktu seluas-
luasnya agar bisa mengembangakan cipta, rasa dan karsa yang dimiliki. Hal ini dimaksudkan pula
agar setiap potensi yang dimiliki tidak terpendam hanya dengan penekanan pada satu aspek yang
tidak begitu dominan di dalam membantu seseorang untuk mandiri. Sekolah dengan standar
internasional tentu memiliki keunggulan yang lebih spesifik dibanding dengan sekolah biasa. Hal itu
disebabkan karena semua materi dan sistem pembelajaran yang dilaksanakan telah disesuaikan
dengan kebutuhan dan standar dunia, lengkap dengan sarana dan prasarana yang memadai. Oleh
sebab itu, setiap materi atau objek yang menjadi sasaran pengembangan peserta didik harus
disesuaikan atau dikondisionalkan dengan semaksimal mungkin. Dalam artian, materi atau objeknya
bersifat dinamis atau tidak terikat pada ruang lingkup definisi tertentu yang bersifat konstan serta
disesuaikan dengan kondisi ril yang berpihak kepada pengembangan masyarakat secara menyeluruh.
Matematika sebagai salah satu disiplin ilmu yang bersifat primer memiliki tingkat kesukaran
yang cukup tinggi di dalam pelaksanaannya. Untuk itu, setiap guru matematika harus kereatif dan
inovatif agar siswa bisa menangkap semua materi atau konsep yang disampaikan dengan
sepenuhnya dan bisa menjadikannya sebagai sebuah perangsang atau stimulus di dalam proses
penyelesaian setiap permasalahan yang dijumpai di dalam kesehariannya terlebih lagi pada level
pendidikan dengan skala internasional. Setiap guru atau pendidik harus mampu menemukan
metode atau teknik untuk mengembangkan kecerdasan majmuk yang ada pada peserta didik atau
siswa dengan seimbang dan menyeluruh dengan menyesuaikannya dengan karakteristik lingkungan
atau temapat tinggal sekitar berdasarkan potensi yang dimiliki, lengkap dengan nilai-nilai yang ada
guna mempertahankan karakteristik bangsa dan negara.
Kata kunci: Kecerdasan Majemuk, Pembelajaran Metematika, Desain Lokal dan Standar Internasional Pendidikan
A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan manifestasi dan investasi dari nilai-nilai dasar yang dimiliki oleh
bangsa agar tetap bertahan sejalan dengan berbagai perkembangan yang terjadi. Melalui pendidikan,
sebuah bangsa mampu mencetak generasi yang kompeten dan siap bersaing dengan bangsa yang
lain dengan memberikan perhatian dan anggaran dana yang memadai untuk mendukung
pelaksanaan atau proses pendidikan itu sendiri.
Proses pembelajaran sebagai salah satu aspek penentu keberhasilan pendidikan harus
diperhatikan dengan seksama. Hal itu dibutuhkan mengingat adanya beberapa materi yang terkait
dengan disiplin ilmu tertentu mempunyai tingkat kesukaran yang cukup tinggi namun sangat
berperan dalam perkembangan kehidupan secara umum. Salah satunya adalah disiplin ilmu
matematika. Matematika sebagai salah satu materi pokok yang bersifat mendasar harus dikemas
dengan realistis agar siswa bisa mengambil pelajaran dari materi atau konsep yang ditanamkan. Sifat
relistis yang diberikan nantinya bisa dikolaburasikan dengan teknik-teknik yang bersifat umum dan
dinamis berdasarkan karakteristik dan kondisi lokal pada daerah atau wilayah tempat tinggal masing-
masing. Hal itu dibutuhkan agar semua siswa, yang memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda bisa
menyesuaikan diri dan mengambilnya sebagai sebuah kebutuhan yang bermanfaat. Mengapa hal itu
dibutuhkan? Berikut sebuah gambaran terkait dengan kecerdasan majmuk yang biasa atau umum
ditemukan di setiap jenjang pendidikan yang yang bertaraf internasional. Pada umumnya siswa atau
peserta didik lebih tertantang untuk menemukan dan menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang
baru. Dengan kata lain, nalar para siswa lebih cenderung untuk lebih kreatif dan inovatif agar apa
yang didapatkan bisa dikatakan atau disebut teralisasi dengan baik. Di luar itu, kemampuan
berbahasa asing dengan penguasaan teknologi mutakhir lebih menjadikan peserta didik atau siswa
lebih percaya diri untuk melakukan kominkasi intensif, baik secara langsung atau face to face
maupun melalui pemanfaatan media. Dengan penggunaan desain lokal maka peserta didik atau
siswa lebih mudah menyesuaikan ilmu yang didapatkan dengan menerapkannya secara langsung
dalam praktek kesehariannya. Kesesuai contoh dengan kondisi ril yang ditemukan akan
memudahkan siswa untuk mengambil manfaat dari pengetahuan yang diperoleh.
Desain lokal dalam pembelajaran atau sekolah bertaraf internasional dibutuhkan untuk
menjaga identitas atau karakteristik bangsa dan derah masing-masing. Pemahaman akan konsep-
konsep modrn yang bersifat kekinian tidak akan cukup untuk dijadikan bekal di dalam mengarungi
kehidupan pada era globalisasi. Apalagi ditambah dengan kewajiban sebagai warga negara yang
begitu dalam dan meyeluruh, yakni agar tetap selalu berpihak kepada hasil akhir dari pendidikan itu
sendiri yang pastinya akan bermuara pada peningkatan kesejahteraan bersama. Selain itu, rasa cinta
kepada tanah air dan kebudayaan akan lebih menyentuh hati seseorang untuk mengembangkan
kreativitas yang dimiliki berdasarkan kekayaan dan sumberdaya lokal yang telah ada. Hal itu tentu
saja akan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan perkembangan global. Pelestarian dan
pembiasaan pada konteks lokal yang ada sedikit tidak memvabwa dan mengajarkan siswa atau
peserta didik untuk memahami dan mengenal berbagai khazanah pengetahuan yang dimiliki ileh
bangsanya sendiri. Penyesuaian desain lokal pada penerapannya akan dipadukan berbagai media
dan konsep kekinian dengan pemanfaatan media dan ketajaman analisis peluang lokal yang
mendasar yang bisa dikembangkan secara berkelanjutan.
Hasil pengembangan dari sebuah konsep berupa materi dalam bentuk rumus atau formula
dianggap berhasil ketika ditemukan teknik atau metode terbaru di dalam proses menemukan
jawabannya. Di luar itu, kendati pun nanti setiap peserta didik atau siswa yang telah lulus atau
menyelesaikan studinya diharapkan mampu bersaing dan mandiri ketika berhadapan dengan
globalisasi yang tanpa batas dan bisa mengangkat harkat dan martabat bangsa. Dengan maksud
mereka tidak akan tersingkirkan dan menjadi penonton atau konsumen ketika masyarakat dunia
telah bebas melebarkan dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki ke seluruh penjuru dunia.
Anak bangsa yang menjadi generasi penerus telah siap dengan bekal pengetahuan yang dimiliki
untuk terus berusha membangun bangsa dan daerah yang dicintai berdasrkan tingkat kualifikasi
pengetahuan yang tidak diragukan lagi.
Setiap kekayaan yang dimiliki oleh bangsa dan daerah yang menjadi tempat tinggal amupun
daerah yang lainnya akan mendapat perhatian yang penuh dari seorang lulusan yang dilahirkan yang
penuh dengan intelegensi dan pemahaman global yang tidak kalah dengan negara-negara maju
lainnya. Salah satu contoh sederhana yang bisa kita lihat yakni, melalui kecakapan penggunaan
media internet serta kemampuan berbahasa inggris membuar seorang petani kangkung di Lombok
menjadi sukses karena berhasil memasarkan kangkung Lombok ke berbagai daerah bahkan ke
beberapa negara. Transaksi dilakukan melalui media internet. Kemampuan tersebut tentu saja
disesuaikan dengan kemampuan matematika yang cukup sehingga bisa memperhitungkan untung
rigi yang akan didapatkan. Dar sana kita bisa melihat betapa desain lokal begitu dibutuhkan dalam
sebuah proses pembelajaran agar pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki oleh siswa bisa
dikembangkan dengan tingkat kendala atau kesukaran yang telah diminimalisir.
Dalam proses belajar mengajar, seorang pendidik harus teliti dan mempertimbangkan
berbagai hal termasuk pendekatan pembelajaran yang digunakan. Pendidik harus mengenali dan
memahami kecerdasan siswa karena setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda.
Perbedaan yang menjadi bukti kemajemukan tersebut harus dijadikan sebagai acuan untuk
memperluas fokus dan transformasi materi pada siswa sehingga berdampak pada hasil akhir dalam
wujud praktik atau implementasi terhadap apa yang telah didapatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila pendidik sudah menyampaikan dan menularkan pengetahuan yang dimiliki dengan
teknik atau metode yang tepat dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kecerdasan
majmuk yang ada pada siswa serta peluang dan sunberdaya lokal yang ada maka semua siswa akan
lebih mudah dan terangsang untuk memperhatikan dari awal pembelajaran sampai akhir dengan
semangat pembangunan yang tinggi.
B. Pembahasan
Berdasarkan pasal 3 undang-undang nomor 20 tahun 2003 (Depdiknas, 2003) yang berbunyi
pendidikan berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi pesrta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan
bertanggung jawab. Dari fungsi pendidikan di atas maka keberadaaan sekolah berstandar
internasional akan lebih terasa dan lebih membumi dengan masyarakat ketika konteks
pengembangannya disesuaikan denagn karekteristik lokal yang terangkum dalam desain lokal yang
dicanangkan.
Terkait dengan proses pembelajaran, Winkel (1999: 59) berpendapat bahwa belajar
merupakan suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dan lingkungan
yang mengakibatkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai
sikap, perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas. Sejalan dengan itu, desain lokal
dibutuhkan untuk menjaga dan mengarahkan peserta didik kepada tahap yang tidak stagnan
terhadap pengetahuan sekitar tempat tinggal mereka sehingga mereka lebih faham dan mengetahui
sumberdaya daya yang ada di sekeliling mereka yang memiliki potensi untuk diberdayakan.
Berdasarkan pendapat di atas apabila dihubungkan dengan pembelajaran matematika maka
pembelajaran matematika di sekolah harus mampu memberikan perubahan bagi siswa tanpa
terbatas pada tataran konsep dengan standar dunia akan tetapi lebih kepada tataran aplikasi yang
bisa dikembangkan dalam kehidupan mereka dengan memandang secara menyeluruh semua
kekayaan yang dimiliki oleh bangsa, negara dan derah tercinta. Dari pembelajaran matematika
dengan desai lokal siswa akan lebih siap menghadapi arus perubahan yang terjadi dengan
keterampilan matematik yang dimiliki serta siap mengelola berbagai potensi daerah dan bangsa
yang dimiliki berdasrkan keahlian dan profesionalisme yang tinggi. Disamping itu, mereka bisa
menjadi pemerakarsa tersedianya lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar sehingga bisa
meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum.
a. Kecerdasan Majemuk
Gardner (1993: 15) menyatakan bahwa: An intelligence entails the ability to solve problems
or fashion products that are of consequence in a particular cultural setting or community. The
problem solving skill allows one to approach a situation in which a goal is to be obtained and to
locate the appropriate route to that goal.
Pendapat lain menyatakan bahwa teori kecerdasan majemuk (KM) adalah validasi tertinggi
gagasan bahwa perbedaan individu adalah penting. Pemakaiannya dalam pendidikan sangat
tergantung pada pengenalan, pengakuan, dan penghargaan terhadap setiap atau berbagai cara siswa
(pelajar) belajar, disamping pengenalan, pengakuan dan penghargaan terhadap setiap minat dan bakat
masing-masing pembelajar. (Julia Jasmine, 2007: 11)
Terkait dengan pembelajaran matematika maka setiap pendidik atau guru harus mampu
mengemas setiap materi pembelajaran dengan menarik yang disertai dan sarati dengan
pengetahuan yang disesuaikan dengan kondisi lokal dan potensi yang ada pada siswa atau peserta
didik. Dengan begitu, pembelajaran matematika yang dilaksanakan oleh siswa berdasarkan tingkat
kecerdasan yang berbeda akan lebih membantu penyesuaian materi dengan melihat kondisi rill yang
ada.
Salah satu sumber ketidakefektifan proses belajar mengajar yang terjadi di kelas adala
h pembelajaran yang bersifat klasikal dengan bertumpu pada konsep pengembangan ala barat
lengkap dengan struktur budaya dan pengetahuan yang dimiliki. Di samping itu, seorang guru
cenderung menyampaiakn materi yang sama lengkap dengan metode dan evaluasi yang sama pula
padahal siswa yang dihadapi lebih dari 20 siswa dengan karakter yang berbeda. Perlakuan seperti ini
menafikan suatu kenyataan bahwa setiap siswa (individu) mempunyai perberbedaan. Seharusnya
pendidik mampu membuat variasi terkait dengan berbagai aspek penunjang dalam pembelajaran agar
semua siswa bisa menegmbangkan cita, rasa dan karsanya secara utuh.
Gambaran umum penerapan kecerdasan majemuk dalam matematika seperti terlihat dalam
Jangkauan Modalitas dikutip dari Workshop Notebook: Portfolios and Other Alternative Assesment,
Teacher created materials (Julia Jasmine, 2007: 122)
al : mintalah anak-anak untuk melakukan refleksi dan tulis kemajuan mereka dalam matematika
: mintalah anak-anak untuk menulis sebuah cerita dari sudut pandang bilangan atau angka
matis : ajarlah anak-anak bagaimana memainkan “Othello” sebagai latihan dalam logika
ial : buatlah kota/gambar dengan hanya menggunakan persegi, segitiga dan lingkaran
estetik : berdirilah menyerupai sebuah bilangan. Suruhlah anak-anak mendekati bilangan dengan badan mereka
dan mintalah mereka menyentuhnya.
: cari dan tunjukkan sebuah video yang menjelaskan hubungan matematika dengan musik.
Berdasarkan jangkauan modalitas yang ada di atas maka desain lokal sebagai salah satu
karakteristik dalam proses pembelajaran menjadi salah satu aspek yang bisa dikembangkan denagan
mudah di dalam pelasanaannya terlebih lagi masing-masing daerah yang menjadi pusat
pengembangan sekolah berstandar intenasional pada umumnya meiliki korelasi permasalahan dan
sumberdya yang relatif sama sehingga akan lebih mempermudah penyesuain dengan konsep melalui
kegiatan sharing yang dilakukan secara intensif.
Menurut Suparni (2011: 11) dalam pembelajaran matematika disadari atau tidak terdapat
contoh atau soal yang sangat memperhatikan semesta. Bila semesta yang ditetapkan tidak
diperhatikan, maka akan sangat besar kemungkinan arti yang diberikan akan salah. Contohnya pada
basis 2, berapakah 1 + 1 = ?, kita harus menyadari pada semesta berapakah kita bekerja. Di alam
semesta ini, seluruh umat manusia diciptakan bersuku-suku, berbangsa-bangsa, berkelompok-
kelompok dengan segala perbedaannya. Setiap kelompok pasti memiliki karakteristik tempat hidup
yang berbeda meskipun pada dasrnya akan mempunyai persamaan pula sesuai dengan konteks iklim,
cuaca, tekstur tanah dan budaya yang berkembang oleh karena itu, sebagai bagian dari masyarakat
semua siswa atau peserta didik harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Jadi dengan
selalu menyadari semesta dalam matematika, pendidik dan siswa akan lebih menyadari dan
memahami setiap detail dari potensi yang ada sehingga terbuka jalan untuk pengembangan konsep
yang ditemukan dalam realita yang ada, sesuai dengan tempat atau lokasi di mana mereka
berada berdasarkan apa yang berlaku dalam semesta tersebut.
Menurut Munif Chatib (2011: 155) teori Multiple Intelegences menawarkan perombakan yang
cukup fundamental dalam penilaian sebagai output sebuah proses pembelajaran. Teori ini
menganjurkan sistem yang tidak bergantung pada tes yang didasarkan pada nilai formal, tetapi lebih
banyak di dasarkan pada penilaian autentik yang mengacu pada kriteria khusus dengan
menggunakan tes yang memilki titik acuan spesifik dan ipsative (tes yang membandingkan prestasi
siswa saat ini dengan prestasinya yang lalu). Berdasarkan hal tersebut, pengembangan potensi pada
peserta didik atau siswa akan lebih melekat dan menjadikan tingkat kesadaran dan potensi mereka
lebih kebal terhadap segala perubahan yang terjadi.
Desain lokal secara umum merupakan penetapan konsep pembelajaran yang disesuikan
dengan minat, kebutuhan serta potensi yang ada di sekitar lingkungan atau tempat hidup
masyarakat. (Tim KF NTB. 2009).
Apabila kita kaitkan antara desain lokal dengan pembelajaran matematika maka kita akan
menemukan kemudahan di dalam pelaksanaannya. Mengapa hal itu terjadi? Jawabannya adalah
karena desaian lokal memiliki kemiripan dengan penerapan matematika realistik meskipun desain
lokal lebih difokuskan pada konteks minat dan kebutuhan masyarakat. Akan tetapi, semua itu tentu
saja merupakan bagian dari realita yang dihadapi oleh siswa secara umum.
Di dalam pelaksanaanya, desain lokal akan menjadi ciri khas pendidikan yang dilaksanakan
sesuai dengan konteks daerah di mana proses pendidikan itu dilaksanakan. Dengan begitu maka
generasi penerus yang diharapkan dapat melanjutkan pembangunan seiring dengan otonomi daerah.
Keadaan tersebut didukung oleh dinamisasi matematika yang bisa dipergunakan dalam berbagai
aspek yang terkait dengan kehidupan manusia.
Spesifikasinya lagi, desain lokal pada pembelajaran matematika di titik pusatkan pada
pengenalan matematika dengan mengaitkan unsur-unsur lingkungan yang ada di sekitar lokasi
belajar. Misalnya dalam konteks atau materi yang terkait dengan bangun ruang maka siswa yang ada
di pulau Lombok akan diajak untuk melihat bentuk lumbung atau berugak yang menjadi ciri khas
masyarakat. Dengan mengamati lumbung, para siswa akan diarahkan untuk menemukan bentuk
dasar lumbung atau berugak itu sendiri, sesuai dengan bangun ruang yang ditemukan dalam
pembelajaran matematika.
Pengungkapan ciri khas yang biasa ditemukan di sekitar lingkungan akan mempermudah siswa
untuk melakukan praktek di lapangan. Apabila kita yang menjadi bagian dari masyarakat Lombok
mengajak siswa untuk meneliti dimensi atau bentuk piramida, itu bisa saja dilakukan. Akan tetapi
siswa atau peserta didik tidak bisa secara langsung menemukan itu di sekitar mereka. Kendati pun
desain yang berasal dari daerah atau negara yang lain masih tetap harus dilaksanakan dengan
pertimbangan mengutamakan kebudayaan atau kebiasaan lokal dalam setiap proses
pembelajarannya.
Di samping siswa telah siap dengan kompetensi yang matang, siswa juga telah siap menjadi
tulang punggung pembangunan di daerah mereka masing-masing tentunya dengan konsep
metematika yang tidak terbatas pada pengembangan rumus semata namun lengkap dengan
penerapan nilai-nilai dan potensi yang ada di sekitar tempat tinggal mereka maupun di sekitar
lingkungan bangsa dan negara secara menyeluruh.
Satu hal yang menjadi identitas pendidikan internasional yang telah melalui tahap
penyeleksian pendidikan nasional adalah semakin berkembangnya manusia Indonesia serta
bertahannya berbagai budaya yang menjadi identitas negara yang membedakannya dengan bangsa
atau negara lain di dunia.
C. Simpulan
Terpenuhinya kebutuhan masyarakat serta terjaminnya berbagai hal yang menjadi pokok-
pokok kegiatan sehai-hari merupakan permasalahan yang bisa diselesaikan melalui perbaikan dalam
bidang pendidikan. Hal itu disebabkan karena pendidikan merupakan leading sector yang
memberikan andil terbesar di dalam pembangunan sumberdaya yang ada.
Dengan adanya pendidikan berstandar internasional di dalam negeri memberikan angin segar
terhadap peningkatan sumber daya manusia secara umum. Penguasaan materi pembelajaran yang
disertai dengan penguasaan iptek dan teknologi akan semakin memudahkan siswa untuk
mengembangkan sayap pengetahuan yang dimiliki dalam berbagai bidang yang ada. Terlebih lagi
dengan materi yang menjadi pokok pembelajaran, seperti disiplin ilmu matematika.
Desain lokal yang bertumpu pada karakteristik pengetahuan dan kehidupan siswa akan lebih
mempermudah bangsa di dalam menghasilkan generasi penerus yang kompeten serta bisa
diandalkan untuk melanjutkan perjuangan yang telah dilakukan sebelumnya. Generasi yang
dihasilkan akan memiliki daya saing yang seimbang dengan negara-negara lain di dunia namun tetap
memegang teguh prinsip bangsa dan negara serta menjadikannya sebagai tolak ukur dalam
pengembangan setiap pengetahuan yang dimiliki.
Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional, (2003). Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Gardner, Howard. (1993). Multiple Intelligences (The Theory in Practice). New York: Basic Books
Gardner, Howard. (2003). Kecerdasan Majemuk. (Terjemahan Drs. Alexander Sindoro). Batam
Centre :Interaksara
Johnson, Elaine.B.. (2007). Contextual Teaching and Learning. Bandung: Mizan Learning Center
Julia Jasmine (2007). Mengajar dengan Metode Kecerdasan Majemuk Implementasi Multiple intelligences.
Bandung: Penerbit Nuansa
Kementrian Pendidikan Nasional. Materi Sosialisasi Kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional. Jakarta:
Direktorat Jendral mendikdasmen diambil dari http://kemdiknas.go.id/ pada 1 Januari 2012
Santrok, John W..(2009), Psikologi Pendidikan edisi 3 (Penerjemah Diana Angelica). Jakarta : Salemba
Humanika
Suparni. (2011). Peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan dengan Pembelajaran Matematika. Makalah
disajikan dalam Forum Ilmiah Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Category: 0 komentar
0 komentar:
Poskan Komentar
Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Kategori
Bacaan Umum (1)
Filsafat (2)
Pendidikan Matematika (2)
Arsip Blog
▼ 2012 (1)
o ▼ Januari (1)
MENGEMBANGKAN KECERDASAN MAJEMUK (MULTIPLE INTELLI...
► 2011 (5)
Daftar Blog
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Istilah multipel intelegensi atau multiple intelligences sering juga disebut kecerdasan
majemuk, atau kecerdasan ganda. Mengapa topik ini perlu dibahas dalam mata kuliah Belajar
Pembelajaran? Karena setiap kali individu yang belajar pasti melibatkan pemikirannya, dan
di dalam pikiran tersebut terdapat intelegensi atau kecerdasan.
Sejak dahulu sampai sekarang masih banyak pertanyaan muncul berkaitan dengan intelegensi
atau kecerdasan ini, misalnya mengapa anak saya bodoh? Mengapai saya tidak sepandai dia?
Apakah orang itu bodoh karena IQ-nya rendah? dan seterusnya. Sekarang pertanyaan-
pertanyaan tersebut mulai bergeser menjadi: apakah kecerdasan anak saya bisa ditingkatkan?
siapa yang dapat meningkatkan kecerdasan? bagaimana meningkatan kecerdasan? dan
seterusnya. Disamping itu, masih banyak pertanyaan lain yang sering diajukan orang
berkenaan dengan kecerdasan ini. Selain itu, muncul juga keluhan dari para guru bahwa
mereka telah menjelaskan materi pelajaran sejelas-jelasnyatetapi masih saja ada anak didik
yang tidak dapat memahami pelajaran dengan baik. Banyaknya keluhan baik dari diri anak
didik, orang tua, maupun pendidik tentang bagaimana cara agar anak didik dapat menerima
pelajaran dengan baik mendorong dilakukannya penelitian untuk melihat faktor-faktor yang
membuat anak didik dapat menerima pelajaran dengan baik. Salah satu temuan yang sangat
bermanfaat adalah bahwa setiap individu memiliki tidak hanya satu intelegensi tetapi lebih,
yang disebut multiple intelligences atau kecerdasan majemuk atau kecerdasan ganda.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksudkan dengan pengertian multiple intelegensi / kecerdasan ganda /
kecerdasan majemuk?
2. Apa saja karakteristik dari multipel intelegensi itu dan bagaimana penjabarannya?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan multipel intelegensi?
4. Program pembelajaran apa saja yang mengakomodasi perkembangan multipel intelegensi?
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mengetahui pengertian multiple intelegensi/kecerdasan ganda/kecerdasan majemuk.
2. Mengetahui karakteristik dari multipel intelegensi itu juga penjabarannya.
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan multipel intelegensi.
4. Mengetahui program pembelajaran apa saja yang mengakomodasi perkembangan multipel
intelegensi.
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/8-macam-kecerdasan-untuk-berhasil.html
http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/kecerdasan-interpersonal.html
http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/kecerdasan-kinestetik_3534.html
http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/kecerdasan-linguistik-verbal.html
http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/kecerdasan-logika-matematika-kecerdasan.html
http://mainankayu.com/pendidikan
http://www.ponpeskarangasem.com/index.php?view=article&catid=67%3Aartikel-
kiriman&id=296%3Astrategi-penerapan-teori-kecerdasan-ganda-dalam-pembelajaran-
pendidikan-agama&format=pdf&option=com_content&Itemid=93
http://www.wyethindonesia.com/$$Toddler%20Games.html?menu_id=66&menu_item_id=3
Malawi, Ibadullah. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Madiun: IKIP PGRI Madiun.
Winataputra, Udin S dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
di 1/07/2012 08:54:00 PM Label: semangad ya kakakk ;)
Reaksi:
Magetan Punya Sumber Dukun, Magetan, Indonesia Diposkan oleh Septian Norma
2 komentar:
iniwebhamdan mengatakan...
yuhaaaa :)
Poskan Komentar
Link ke posting ini
Septian Norma
► 13 (2)
Follower