Anda di halaman 1dari 124

SALINAN

PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 71 TAHUN 2009

TENTANG

MEKANISME PENDIRIAN BADAN HUKUM PENDIDIKAN YANG


MENYELENGGARAKAN PENDIDIKAN DASAR DAN/ATAU MENENGAH DAN
PENGAKUAN PENYELENGGARA PENDIDIKAN DASAR DAN/ATAU
MENENGAH SEBAGAI BADAN HUKUM PENDIDIKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Menimbang : bahwa dalam rangka memperlancar pendirian badan hukum


pendidikan bidang pendidikan dasar dan/atau menengah dan
pengakuan penyelenggara pendidikan pada bidang pendidikan
dasar dan/atau menengah sebagai badan hukum pendidikan,
perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
tentang Mekanisme Pendirian Badan Hukum Pendidikan Yang
Menyelenggarakan Pendidikan Dasar dan/atau Menengah dan
Pengakuan Penyelenggara Pendidikan Dasar dan/atau
Menengah Sebagai Badan Hukum Pendidikan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan
Hukum Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4965);
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik
Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2008;
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M
Tahun 2004 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia
Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Keputusan Presiden Nomor 77/P Tahun 2007;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG


MEKANISME PENDIRIAN BADAN HUKUM PENDIDIKAN
YANG MENYELENGGARAKAN PENDIDIKAN DASAR DAN/
ATAU MENENGAH DAN PENGAKUAN PENYELENGGARA
PENDIDIKAN DASAR DAN/ATAU MENENGAH SEBAGAI
BADAN HUKUM PENDIDIKAN.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:


1. Badan Hukum Pendidikan yang selanjutnya disebut BHP adalah badan
hukum yang menyelenggarakan pendidikan formal.
2. Badan Hukum Pendidikan Pemerintah yang selanjutnya disebut BHPP
adalah badan hukum pendidikan yang didirikan oleh Pemerintah yang
menyelenggarakan pendidikan dasar dan/atau pendidikan menengah.
3. Badan Hukum Pendidikan Pemerintah Daerah yang selanjutnya disebut
BHPPD adalah Badan Hukum Pendidikan yang didirikan oleh Pemerintah
Daerah yang menyelenggarakan pendidikan dasar dan/atau pendidikan
menengah.
4. Badan Hukum Pendidikan Masyarakat yang selanjutnya disebut BHPM
adalah badan hukum pendidikan yang didirikan oleh masyarakat yang
menyelenggarakan pendidikan dasar dan/atau pendidikan menengah.
5. Badan Hukum Pendidikan Penyelenggara yang selanjutnya disebut BHP
Penyelenggara adalah yayasan, perkumpulan, atau badan hukum lain
sejenis yang telah menyelenggarakan pendidikan formal dan diakui sebagai
badan hukum pendidikan.
6. Penyelenggara adalah yayasan, perkumpulan, atau badan hukum lain
sejenis yang menyelenggarakan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar
dan/atau pendidikan menengah.
7. Masyarakat adalah kelompok warga negara Indonesia non-pemerintah yang
mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan.
8. Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendidikan
nasional.
9. Sekretariat Jenderal adalah Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan
Nasional.
10. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
11. Departemen adalah Departemen Pendidikan Nasional.

2
Pasal 2

(1) Pendirian badan hukum pendidikan terdiri atas:


a. Pendirian BHPP;
b. Pendirian BHPPD;
c. Pendirian BHPM;

(2) Perubahan menjadi badan hukum pendidikan terdiri atas:


a. Perubahan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah
menjadi BHPP;
b. Perubahan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah
daerah menjadi BHPPD;
c. Perubahan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat
menjadi BHPM.

(3) Pengakuan penyelenggara sebagai badan hukum pendidikan yaitu


pengakuan yayasan, perkumpulan, dan badan hukum lain sebagai BHP
Penyelenggara.

Pasal 3

(1) Mekanisme pendirian BHPP sebagai berikut :


a. Pemerintah atas prakarsa sendiri menyusun studi kelayakan pendirian
BHPP;
b. Studi kelayakan pendirian BHPP disampaikan kepada Menteri melalui
Biro Hukum dan Organisasi untuk memperoleh persetujuan pendirian;
c. Biro Hukum dan Organisasi bersama Direktorat Jenderal menyusun
rancangan Peraturan Pemerintah yang berisi anggaran dasar BHPP;
d. Menteri bersama Menteri Keuangan dan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara melakukan koordinasi mengenai pemisahan dan
pengalihan kekayaan negara sebagai kekayaan awal BHPP,
kelembagaan, serta status kepegawaian;
e. Rancangan peraturan pemerintah disampaikan oleh Menteri kepada
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk dilakukan harmonisasi;
f. Rancangan peraturan pemerintah yang telah diharmonisasikan
disampaikan kepada Sekretariat Negara untuk ditetapkan Presiden;
g. Status sebagai BHPP berlaku mulai tanggal peraturan pemerintah
tentang pendirian BHPP diundangkan;
h. BHPP berwenang menyelenggarakan kegiatan pendidikan setelah
memenuhi semua persyaratan penyelenggaraan pendidikan yang
ditetapkan oleh Menteri.

(2) Contoh anggaran dasar pendirian BHPP sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini.

3
Pasal 4

(1) Mekanisme pendirian BHPPD sebagai berikut :


a. Pemerintah daerah atas prakarsa sendiri menyusun studi kelayakan
pendirian BHPPD;
b. Studi kelayakan pendirian BHPPD sebagaimana dimaksud pada huruf a
dilakukan oleh dinas yang tugas dan tanggungjawabnya di bidang
pendidikan;
c. Dinas yang tugas dan tanggungjawabnya di bidang pendidikan
menyampaikan studi kelayakan pendirian BHPPD kepada gubernur atau
bupati/walikota melalui biro/bagian hukum;
d. Biro/bagian hukum bersama dinas yang tugas dan tanggungjawabnya di
bidang pendidikan menyusun rancangan peraturan gubernur atau
bupati/walikota yang berisi anggaran dasar BHPPD;
e. Gubernur atau bupati/walikota melakukan koordinasi dengan instansi
terkait mengenai pemisahan dan pengalihan kekayaan daerah sebagai
kekayaan awal BHPPD, kelembagaan, serta status kepegawaian;
f. Rancangan peraturan gubernur atau bupati/walikota disampaikan oleh
dinas yang tugas dan tanggungjawabnya di bidang pendidikan kepada
gubernur atau bupati/walikota untuk dilakukan harmonisasi;
g. Rancangan peraturan gubernur atau bupati/walikota yang telah
diharmonisasikan disampaikan kepada gubernur atau bupati/walikota
untuk ditetapkan gubernur atau bupati/walikota;
h. Status sebagai BHPPD berlaku mulai tanggal peraturan gubernur atau
bupati/walikota tentang pendirian BHPPD diundangkan;
i. BHPPD berwenang menyelenggarakan kegiatan pendidikan setelah
memenuhi semua persyaratan penyelenggaraan pendidikan yang
ditetapkan oleh Menteri.

(2) Contoh anggaran dasar pendirian BHPPD sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf d tercantum dalam Lampiran II Peraturan Menteri ini.

Pasal 5

(1) Mekanisme pendirian BHPM sebagai berikut:


a. Orang atau masyarakat sebagai pendiri menyusun studi kelayakan
pendirian BHPM dan rancangan akta pendirian/anggaran dasar BHPM
yang terlebih dahulu dikonsultasikan dengan notaris;
b. Studi kelayakan dan rancangan akta pendirian/anggaran dasar BHPM
tersebut disampaikan oleh pendiri kepada Menteri melalui Biro Hukum
dan Organisasi untuk memperoleh persetujuan;
c. Apabila studi kelayakan dan rancangan akta pendirian/anggaran dasar
BHPM disetujui, pendiri membuat akta pendirian BHPM di hadapan
notaris dengan menyerahkan studi kelayakan yang telah disetujui
Menteri;

4
d. Akta notaris tersebut disampaikan oleh notaris kepada Menteri melalui
Biro Hukum dan Organisasi untuk memperoleh pengesahan;
e. Status sebagai BHPM berlaku mulai tanggal akta notaris tentang
pendirian BHPM disahkan oleh Menteri;
f. BHPM berwenang menyelenggarakan kegiatan pendidikan setelah
mendapat ijin operasional penyelenggaraan pendidikan dari gubernur
atau bupati/walikota berdasarkan pemenuhan persyaratan
penyelenggaraan pendidikan yang ditetapkan oleh Menteri.

(2) Contoh akta pendirian/anggaran dasar BHPM sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) huruf a tercantum dalam Lampiran III Peraturan Menteri ini.

Pasal 6

Studi kelayakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a, Pasal 4
ayat (1) huruf a, dan Pasal 5 ayat (1) huruf a paling sedikit berisi tentang:
a. Latar belakang dan tujuan pendirian;
b. Bentuk dan nama sekolah/madrasah;
c. Kebutuhan masyarakat terhadap lulusan;
d. Prospek minat siswa;
e. Kurikulum;
f. Tata kelola yang dapat mewujudkan prinsip nirlaba, manajemen berbasis
sekolah/madrasah, akuntabilitas, transparansi, layanan prima, akses yang
berkeadilan, keberagaman, keberlanjutan, dan partisipasi atas tanggung
jawab negara yang paling sedikit meliputi:
1) Susunan organisasi;
2) Sumber daya manusia serta pengembangannya;
3) Sumber dana untuk pembiayaan selama 5 (lima) tahun yang meliputi
biaya investasi, biaya operasional, beasiswa, dan bantuan biaya
pendidikan;
4) Sistem pengelolaan keuangan;
5) Sarana dan prasarana (lahan, ruang belajar, ruang guru, ruang
laboratorium/bengkel/studio, ruang kantor) serta rencana
pengembangannya;
6) Daya tampung siswa dalam 5 (lima) tahun mendatang;
g. Sistem penjaminan mutu pendidikan yang akan diterapkan, paling sedikit
meliputi:
1) kebijakan sistem penjaminan mutu;
2) manual sistem penjaminan mutu;
3) standar dalam sistem penjaminan mutu; dan
4) dokumen yang digunakan dalam sistem penjaminan mutu.

5
Pasal 7

(1) Mekanisme perubahan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh


Pemerintah menjadi BHPP :
a. Satuan pendidikan menyusun rencana perubahan sekolah/madrasah
menjadi BHPP dan rancangan peraturan pemerintah pendirian/anggaran
dasar BHPP;
b. Rencana perubahan sekolah/madrasah menjadi BHPP sebagaimana
dimaksud pada huruf a disampaikan kepada Menteri lain/kepala lembaga
pemerintah non-departemen yang menyelenggarakan satuan pendidikan
tersebut.
c. Menteri lain/kepala lembaga pemerintah non-departemen yang
menyelenggarakan satuan pendidikan mengusulkan rencana perubahan
sekolah/madrasah kepada Menteri melalui Biro Hukum dan Organisasi
yang dilampiri rancangan peraturan pemerintah pendirian BHPP untuk
memperoleh persetujuan perubahan;
d. Biro Hukum dan Organisasi bersama Direktorat Jenderal menelaah
rancangan peraturan pemerintah yang berisi anggaran dasar BHPP;
e. Menteri bersama Menteri Keuangan dan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara melakukan koordinasi mengenai pemisahan dan
pengalihan kekayaan negara sebagai kekayaan awal BHPP,
kelembagaan, serta status kepegawaian;
f. Rancangan peraturan pemerintah disampaikan oleh Menteri kepada
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk dilakukan harmonisasi;
g. Rancangan peraturan pemerintah yang telah diharmonisasikan
disampaikan kepada Sekretariat Negara untuk ditetapkan Presiden;
h. Status sebagai BHPP berlaku mulai tanggal peraturan pemerintah
tentang pendirian BHPP ditetapkan oleh Presiden.

(2) Rencana perubahan sekolah/madrasah menjadi BHPP dapat diusulkan


kepada Menteri apabila sekolah/madrasah yang bersangkutan telah
memperoleh akreditasi A.

(3) Contoh akta pendirian/anggaran dasar BHPP hasil perubahan


sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh Pemerintah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menggunakan contoh yang tercantum dalam
Lampiran I Peraturan Menteri ini.

Pasal 8

(1) Mekanisme perubahan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh


pemerintah daerah menjadi BHPPD;
a. Satuan pendidikan menyusun rencana perubahan sekolah/madrasah
menjadi BHPPD dan rancangan peraturan gubernur/bupati/walikota
pendirian/anggaran dasar BHPPD;

6
b. Rencana perubahan sekolah/madrasah menjadi BHPPD sebagaimana
dimaksud pada huruf a disampaikan kepada dinas yang tugas dan
tanggungjawabnya di bidang pendidikan;
c. Dinas yang tugas dan tanggungjawabnya di bidang pendidikan
menyampaikan rencana perubahan sekolah/madrasah menjadi BHPPD
kepada gubernur atau bupati/walikota melalui biro/bagian hukum;
d. Biro/bagian Hukum bersama dinas yang tugas dan tanggungjawabnya di
bidang pendidikan menelaah rancangan peraturan gubernur atau
bupati/walikota yang berisi perubahan satuan pendidikan menjadi
BHPPD;
j. Gubernur atau bupati/walikota melakukan koordinasi bersama instansi
terkait mengenai pemisahan dan pengalihan kekayaan daerah sebagai
kekayaan awal BHPPD, kelembagaan, serta status kepegawaian;
e. Status sebagai BHPPD berlaku mulai tanggal peraturan gubernur atau
bupati/walikota tentang pendirian BHPPD ditetapkan oleh gubernur atau
bupati/walikota.

(2) Rencana perubahan sekolah/madrasah menjadi BHPPD dapat diusulkan


kepada gubernur atau bupati/walikota apabila sekolah/madrasah yang
bersangkutan telah memperoleh akreditasi A.

(3) Contoh akta pendirian/anggaran dasar BHPPD hasil perubahan


sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menggunakan contoh yang tercantum dalam
Lampiran II Peraturan Menteri ini.

Pasal 9

(1) Mekanisme perubahan sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh


masyarakat menjadi BHPM sebagai berikut:
a. Penyelenggara menyusun rencana perubahan sekolah/madrasah menjadi
BHPM dan rancangan akta pendirian/anggaran dasar BHPM yang
terlebih dahulu dikonsultasikan dengan notaris;
b. Rencana perubahan dan rancangan akta pendirian/anggaran dasar
BHPM tersebut disampaikan oleh penyelenggara kepada Menteri melalui
Biro Hukum dan Organisasi untuk memperoleh persetujuan;
c. Apabila rencana perubahan dan rancangan akta pendirian/anggaran
dasar BHPM disetujui, penyelenggara membuat akta pendirian BHPM di
hadapan notaris dengan menyerahkan rencana perubahan yang telah
disetujui Menteri;
d. Akta notaris tersebut disampaikan oleh notaris kepada Menteri melalui
Biro Hukum dan Organisasi untuk memperoleh pengesahan.

(2) Contoh akta pendirian/anggaran dasar BHPM hasil perubahan


sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh masyarakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menggunakan contoh yang tercantum dalam
Lampiran III Peraturan Menteri ini.

7
Pasal 10

Rencana perubahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf a,


Pasal 8 ayat (1) huruf a, dan Pasal 9 ayat (1) huruf a paling sedikit berisi
tentang:
a. Latar belakang dan tujuan perubahan;
b. Bentuk dan nama sekolah/madrasah;
c. Kurikulum;
d. Tata kelola yang dapat mewujudkan prinsip nirlaba, manajemen berbasis
sekolah/madrasah, akuntabilitas, transparansi, layanan prima, akses yang
berkeadilan, keberagaman, keberlanjutan, dan partisipasi atas tanggung
jawab negara yang paling sedikit meliputi:
1) Susunan organisasi;
2) Sumber daya manusia serta pengembangannya;
3) Sumber dana untuk pembiayaan selama 5 (lima) tahun yang meliputi
biaya investasi, biaya operasional, beasiswa, dan bantuan biaya
pendidikan;
4) Sistem pengelolaan keuangan;
5) Sarana dan prasarana (lahan, ruang belajar, ruang guru, ruang
laboratorium/bengkel/studio, ruang kantor) serta rencana
pengembangannya;
e. Sistem penjaminan mutu pendidikan yang akan diterapkan, paling sedikit
meliputi:
1) Kebijakan sistem penjaminan mutu;
2) Manual sistem penjaminan mutu;
3) Standar dalam sistem penjaminan mutu;
4) Dokumen yang digunakan dalam sistem penjaminan mutu.
f. Rencana pengembangan.

Pasal 11

(1) Mekanisme pengakuan penyelenggara sebagai badan hukum pendidikan


yaitu pengakuan yayasan, perkumpulan, dan badan hukum lain sebagai BHP
Penyelenggara sebagai berikut:
a. Penyelenggara menyusun rancangan perubahan akta pendirian/anggaran
dasar, khusus bagian tata kelola penyelenggara untuk disesuaikan
dengan tata kelola badan hukum pendidikan, yang terlebih dahulu
dikonsultasikan dengan notaris atau pejabat yang berwenang membuat
aktanya;
b. Rancangan perubahan akta pendirian/anggaran dasar tersebut
disampaikan oleh penyelenggara untuk mendapatkan persetujuan
Menteri melalui Biro Hukum dan Organisasi;

8
c. Apabila rancangan perubahan akta pendirian/anggaran dasar disetujui,
penyelenggara mengubah akta pendirian di hadapan notaris atau pejabat
yang berwenang membuat aktanya;
d. Perubahan akta pendirian/anggaran dasar yayasan tersebut
diberitahukan oleh notaris kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia, dan perubahan akta pendirian/anggaran dasar badan hukum
lain selain yayasan diberitahukan oleh notaris atau pejabat yang
berwenang membuat aktanya kepada menteri yang berwenang atas
badan hukum tersebut;
e. Fotokopi sesuai asli surat tanda penerimaan pemberitahuan tentang
perubahan akta pendirian/anggaran dasar yayasan dari Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia, dan fotokopi sesuai asli surat tanda penerimaan
pemberitahuan tentang perubahan akta pendirian/anggaran dasar badan
hukum lain selain yayasan atau perkumpulan dari Menteri yang
berwenang atas badan hukum lain selain yayasan tersebut disampaikan
oleh notaris atau pejabat yang berwenang membuat aktanya kepada
Menteri melalui Biro Hukum dan Organisasi.

(2) Contoh perubahan akta pendirian/anggaran dasar yayasan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) huruf a tercantum dalam Lampiran IV Peraturan
Menteri ini.

(3) Contoh perubahan akta pendirian/anggaran dasar penyelenggara selain


yayasan dapat disusun secara mutatis mutandis dengan Lampiran IV
Peraturan Menteri ini.

Pasal 12

Mekanisme perubahan anggaran dasar BHPP sebagai berikut :


a. Organ representasi pemangku kepentingan menyusun rencana perubahan
anggaran dasar BHPP;
b. Rencana perubahan anggaran dasar BHPP sebagaimana dimaksud pada
huruf a disampaikan kepada Menteri lain/kepala lembaga pemerintah non-
departemen yang menyelenggarakan satuan pendidikan tersebut;
c. Menteri lain/kepala lembaga pemerintah non-departemen yang
menyelenggarakan satuan pendidikan mengusulkan rencana perubahan
anggaran dasar BHPP kepada Menteri melalui Biro Hukum dan Organisasi
yang dilampiri rancangan peraturan pemerintah tentang perubahan anggaran
dasar BHPP;
d. Biro Hukum dan Organisasi bersama Direktorat Jenderal menelaah
rancangan peraturan pemerintah yang berisi perubahan anggaran dasar
BHPP;
e. Rancangan peraturan pemerintah disampaikan kepada Sekretariat Negara
untuk ditetapkan Presiden;
f. Perubahan anggaran dasar BHPP berlaku mulai tanggal peraturan
pemerintah tentang perubahan anggaran dasar BHPP diundangkan oleh
Presiden.

9
Pasal 13

Mekanisme perubahan anggaran dasar BHPPD sebagai berikut :


a. Organ representasi pemangku kepentingan menyusun rencana perubahan
anggaran dasar BHPPD;
b. rencana perubahan anggaran dasar BHPPD sebagaimana dimaksud pada
huruf a disampaikan kepada gubernur atau bupati/walikota yang
menyelenggarakan satuan pendidikan tersebut;
c. Gubernur atau bupati/walikota yang menyelenggarakan satuan pendidikan
mengusulkan rencana perubahan anggaran dasar BHPPD melalui
biro/bagian hukum yang dilampiri rancangan peraturan gubernur atau
bupati/walikota tentang perubahan anggaran dasar BHPPD;
d. Biro/bagian hukum bersama dinas yang tugas dan tanggungjawabnya di
bidang pendidikan menelaah rancangan peraturan gubernur atau
bupati/walikota yang berisi perubahan anggaran dasar BHPPD;
e. Rancangan peraturan gubernur atau bupati/walikota disampaikan kepada
gubernur atau bupati/walikota untuk ditetapkan oleh gubernur atau
bupati/walikota;
f. Perubahan anggaran dasar BHPPD berlaku mulai tanggal peraturan
gubernur atau bupati/walikota tentang perubahan anggaran dasar BHPPD
diundangkan;

Pasal 14

(1) Mekanisme perubahan anggaran dasar BHPM sebagai berikut :


a. Organ representasi pemangku kepentingan menyusun rancangan akta
perubahan anggaran dasar BHPM yang terlebih dahulu dikonsultasikan
dengan notaris;
b. Rancangan akta perubahan anggaran dasar BHPM tersebut disampaikan
oleh organ pengelola pendidikan kepada Menteri melalui Biro Hukum dan
Organisasi untuk memperoleh persetujuan;
c. Apabila rancangan akta perubahan anggaran dasar BHPM disetujui,
organ representasi pemangku kepentingan membuat akta perubahan
anggaran dasar BHPM di hadapan notaris dengan menyerahkan
rancangan akta perubahan anggaran dasar BHPM yang telah disetujui
Menteri;
d. Akta notaris tersebut disampaikan oleh notaris kepada Menteri melalui
Biro Hukum dan Organisasi untuk memperoleh pengesahan.
e. Perubahan anggaran dasar BHPM sebagaimana dimaksud dalam Pasal
13 ayat (4) Undang-Undang BHP disahkan oleh Menteri sedangkan
perubahan anggaran dasar BHPM sebagaimana dimaksud dalam Pasal
13 ayat (5) Undang-Undang BHP diberitahukan kepada Menteri;
f. Perubahan anggaran dasar BHPM sebagaimana dimaksud dalam huruf e
wajib diberitahukan oleh organ pengelola pendidikan kepada dinas yang
tugas dan tanggungjawabnya di bidang pendidikan.

10
(2) Mekanisme perubahan anggaran dasar BHP Penyelenggara adalah sebagai
berikut:
a. Organ representasi pemangku kepentingan menyusun rancangan akta
perubahan anggaran dasar, khusus bagian tata kelola BHP
Penyelenggara yang akan diubah terlebih dahulu dikonsultasikan dengan
notaris atau pejabat yang berwenang membuat aktanya;
b. Rancangan akta perubahan anggaran dasar tersebut disampaikan oleh
organ pengelola pendidikan untuk mendapatkan persetujuan Menteri
melalui Biro Hukum dan Organisasi;
c. Apabila rancangan akta perubahan anggaran dasar disetujui, Organ
representasi pemangku kepentingan mengubah anggaran dasar di
hadapan notaris atau pejabat yang berwenang membuat aktanya;
d. Akta perubahan anggaran dasar yayasan yang dimaksud dalam huruf a
diberitahukan oleh notaris kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia, dan akta perubahan anggaran dasar badan hukum lain selain
yayasan diberitahukan oleh notaris atau pejabat yang berwenang
membuat aktanya kepada Menteri yang berwenang atas badan hukum
tersebut;
e. Fotokopi sesuai asli surat tanda penerimaan pemberitahuan tentang akta
perubahan anggaran dasar yayasan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia, dan fotokopi sesuai asli surat tanda penerimaan pemberitahuan
tentang akta perubahan anggaran dasar badan hukum lain selain
yayasan dari menteri yang berwenang atas badan hukum lain selain
yayasan tersebut disampaikan oleh notaris atau pejabat yang berwenang
membuat aktanya kepada Menteri melalui Biro Hukum dan Organisasi.

Pasal 15

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 9 Oktober 2009

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,


Salinan sesuai dengan aslinya.
Kepala Biro Hukum dan Organisasi TTD.
Departemen Pendidikan Nasional,
BAMBANG SUDIBYO

Dr. A. Pangerang Moenta,S.H.,M.H.,DFM


NIP 196108281987031003

11
SALINAN
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 71 TAHUN 2009 TANGGAL 9 OKTOBER 2009

CONTOH

PERATURAN PEMERINTAH TENTANG


PENDIRIAN BADAN HUKUM PENDIDIKAN PEMERINTAH
SEKOLAH/MADRASAH

PERATURAN PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA

NOMOR .... TAHUN 20...

TENTANG

PENDIRIAN BADAN HUKUM PENDIDIKAN PEMERINTAH


SEKOLAH/MADRASAH .................... 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 7 ayat (1) Undang-


Undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum
Pendidikan perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang
Pendirian Badan Hukum Pendidikan Pemerintah
Sekolah/Madrasah ...................;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan
Hukum Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4965);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENDIRIAN BADAN


HUKUM PENDIDIKAN PEMERINTAH SEKOLAH/
MADRASAH........................

                                                 
1
Diisi dengan nama sekolah/madrasah yang didirikan, demikian pula selanjutnya.

 
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:


1. Badan Hukum Pendidikan Pemerintah Sekolah/Madrasah .......... yang
selanjutnya disebut BHPP Sekolah/Madrasah ............... 2 adalah badan hukum
pendidikan yang didirikan oleh Pemerintah.
2. Dewan sekolah/madrasah adalah organ representasi pemangku kepentingan
BHPP Sekolah/Madrasah........... yang menjalankan fungsi penentuan kebijakan
umum.
3. Kepala sekolah/madrasah 3 adalah pemimpin organ pengelola pendidikan BHPP
Sekolah/Madrasah............ yang menjalankan fungsi pengelolaan pendidikan
dasar atau menengah 4 .
4. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat.
5. Departemen adalah Departemen Pendidikan Nasional.
6. Menteri adalah Menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang
pendidikan nasional.
7. Menteri lain/kepala lembaga pemerintah non-departemen adalah Menteri
lain/kepala lembaga pemerintah non-departemen yang menyelenggarakan
satuan pendidikan.

BAB II
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, FUNGSI, TUJUAN, DAN PRINSIP

Pasal 2

(1) Nama badan hukum pendidikan ini adalah Sekolah/Madrasah..................


(2) Tempat kedudukan BHPP Sekolah/Madrasah ............ adalah
....................................

Pasal 3

(1) Fungsi BHPP Sekolah/Madrasah .................... adalah memberikan pelayanan


kepada peserta didik.
(2) Tujuan BHPP Sekolah/Madrasah .................... adalah memajukan
sekolah/madrasah dengan menerapkan manajemen berbasis
sekolah/madrasah.
                                                 
2
Diisi dengan singkatan sekolah/madrasah ..........., demikian pula selanjutnya.
3
Coret yang tidak perlu, demikian pula selanjutnya.
4
Pilih salah satu

 
Pasal 4

(1) BHPP Sekolah/Madrasah ............... mengelola dana secara mandiri didasarkan


pada prinsip nirlaba yaitu prinsip menjalankan kegiatan yang tujuan utamanya
tidak mencari laba, sehingga seluruh sisa hasil usaha dari kegiatan tersebut
harus ditanamkan kembali ke dalam BHPP Sekolah/Madrasah ............. untuk
meningkatkan kapasitas dan/atau mutu layanan pendidikan.
(2) Pengelolaan pendidikan formal secara keseluruhan oleh BHPP
Sekolah/Madrasah ................ didasarkan pada prinsip:
a. otonomi, yaitu kewenangan dan kemampuan untuk menjalankan kegiatan
secara mandiri baik dalam bidang akademik maupun non-akademik;
b. akuntabilitas, yaitu kemampuan dan komitmen untuk mempertanggung-
jawabkan semua kegiatan yang dijalankan badan hukum pendidikan kepada
pemangku kepentingan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
c. transparansi, yaitu keterbukaan dan kemampuan menyajikan informasi yang
relevan secara tepat waktu sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dan standar pelaporan yang berlaku kepada pemangku kepentingan;
d. penjaminan mutu, yaitu kegiatan sistemik dalam memberikan layanan
pendidikan formal yang memenuhi atau melampaui Standar Nasional
Pendidikan, serta dalam meningkatkan mutu pelayanan pendidikan secara
berkelanjutan;
e. layanan prima, yaitu orientasi dan komitmen untuk memberikan layanan
pendidikan formal yang terbaik demi kepuasan pemangku kepentingan,
terutama peserta didik;
f. akses yang berkeadilan, yaitu memberikan layanan pendidikan formal
kepada calon peserta didik dan peserta didik, tanpa memandang latar
belakang agama, ras, etnis, gender, status sosial, dan kemampuan
ekonominya;
g. keberagaman, yaitu kepekaan dan sikap akomodatif terhadap berbagai
perbedaan pemangku kepentingan yang bersumber dari kekhasan agama,
ras, etnis, dan budaya;
h. keberlanjutan, yaitu kemampuan untuk memberikan layanan pendidikan
formal kepada peserta didik secara terus-menerus, dengan menerapkan pola
manajemen yang mampu menjamin keberlanjutan layanan; dan
i. partisipasi atas tanggung jawab negara, yaitu keterlibatan pemangku
kepentingan dalam penyelenggaraan pendidikan formal untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa yang merupakan tanggung jawab negara;
j. ..... 5
k. .....
l. .....

                                                 
5
Dapat ditambah sesuai dengan prinsip yang terdapat dalam sekolah/madrasah........

 
BAB III
CIRI KHAS, RUANG LINGKUP KEGIATAN, DAN JANGKA WAKTU BERDIRI

Pasal 5

Ciri khas BHPP Sekolah/Madrasah.................. adalah:


a. BHPP Sekolah/Madrasah........ merupakan badan hukum yang didirikan oleh
Pemerintah untuk menyelenggarakan Sekolah/Madrasah;
b. BHPP Sekolah/Madrasah............ memiliki visi dan misi sebagaimana tercantum
dalam anggaran rumah tangga;
c. .... 6
d. ....
e. ....

Pasal 6

Ruang lingkup kegiatan BHPP Sekolah/Madrasah............ adalah:


a. Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran 7 pada jenjang pendidikan dasar
dan/atau pendidikan menengah 8 dan memelihara relevansi isinya dengan
kebutuhan masyarakat.
b. Melakukan kegiatan pembelajaran 9 , dan dimanfaatkan bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat

Pasal 7

BHPP Sekolah/Madrasah .............. didirikan untuk jangka waktu yang tidak


ditentukan.

                                                 
6
Dapat ditambah sesuai dengan ciri khas yang terdapat dalam sekolah/madrasah ...........
7
Pasal 1 angka 20 UU 20/2003, Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.
8
Pilih salah satu
9
Pasal 1 angka 20 UU 20/2003, Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar.

 
BAB IV
STRUKTUR DAN TATA KELOLA ORGANISASI

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 8

(1) Organisasi BHPP Sekolah/Madrasah .............. memiliki susunan organ sebagai


berikut:
a. organ representasi pemangku kepentingan;
b. organ pengelola pendidikan;
c. organ...................................;
(2) Nama Organ BHPP sekolah/madrasah terdiri atas :
a. Dewan sekolah/madrasah 10 sebagai organ representasi pemangku
kepentingan BHPP sekolah/madrasah yang menjalankan fungsi penentuan
kebijakan umum;
b. Pengelola sekolah/madrasah 11 sebagai organ pengelola pendidikan yang
menjalankan fungsi pengelolaan pendidikan.
(3) Struktur organisasi dan hubungan antarorgan BHPP Sekolah/Madrasah........
diatur lebih lanjut dalam anggaran rumah tangga.
(4) Peraturan BHPP Sekolah/Madrasah............ tersusun dalam hirarki sebagai
berikut:
a. Peraturan perundang-undangan;
b. Anggaran Dasar;
c. Anggaran Rumah Tangga;
d. Peraturan Dewan Sekolah/Madrasah ;
e. Peraturan kepala sekolah/madrasah 12 ;
f. Peraturan pelaksanaan lain yang diterbitkan oleh pemimpin unit di bawah
kepala sekolah/madrasah 13 yang hirarkhinya diatur dalam anggaran rumah
tangga.

                                                 
10
Penamaan organ representasi pemangku kepentingan, misalnya: Dewan Sekolah atau Dewan Madrasah (pilih salah satu
sesuai dengan satuan pendididikan yang dibuat), atau dapat menggunakan nama lain sesuai kehendak pendiri.
11
Penamaan organ pengelola pendidikan, misalnya : Pengelola Sekolah atau Pengelola Madrasah (pilih salah satu sesuai
dengan satuan pendididikan yang dibuat), dapat menggunakan nama lain sesuai kehendak pendiri.
12
Pilih salah satu
13
Pilih salah satu.

 
Bagian Kedua
Dewan Sekolah/Madrasah

Pasal 9

(1) Dewan sekolah/madrasah merupakan organ representasi pemangku


kepentingan yang menjalankan fungsi penentuan kebijakan umum.
(2) Tugas dan wewenang dewan sekolah/madrasah:
a. menyusun dan menetapkan perubahan anggaran dasar dan menetapkan
anggaran rumah tangga beserta perubahannya.
b. menyusun dan menetapkan kebijakan umum;
c. menetapkan rencana pengembangan jangka panjang, rencana strategis,
rencana kerja tahunan, anggaran tahunan;
d. mengangkat dan memberhentikan pimpinan 14 sekolah/madrasah 15 ;
e. melakukan pengawasan umum atas pengelolaan BHPP sekolah/madrasah.
f. melakukan evaluasi tahunan atas kinerja BHPP Sekolah/Madrasah.
g. melakukan penilaian laporan pertanggungjawaban tahunan pimpinan
sekolah/madrasah 16 dan pengawas.
h. Mengusahakan pemenuhan kebutuhan pembiayaan BHPP
sekolah/madrasah sesuai dengan ketentuan peraturan peraturan perundang-
undangan; dan
i. Menyelesaikan persoalan BHPP sekolah/madrasah, termasuk masalah
keuangan, yang tidak dapat diselesaikan oleh organ BHPP
sekolah/madrasah lain sesuai dengan kewenangan masing-masing.
(3) Kewenangan lain di luar kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
merupakan kewenangan Pemerintah.

Pasal 10

(1) Anggota dewan sekolah/madrasah terdiri atas:


a. Menteri atau yang mewakil menteri.
b. Kepala sekolah/madrasah 17 .
c. Wakil pendidik;
d. Wakil tenaga kependidikan;
e. Wakil komite sekolah/madrasah 18 .
(2) Anggota dewan sekolah/madrasah berjumlah ganjil.

                                                 
14
Yang dimaksud “Pemimpin Sekolah” adalah Kepala Sekolah/Madrasah beserta Wakil Kepala Sekolah
15
Pilih salah satu
16
Pilih salah satu
17
Pilih salah satu
18
Pilih salah satu

 
(3) Untuk pertama kali dewan sekolah/madrasah dibentuk oleh Menteri, Menteri
lain/kepala lembaga pemerintah non-departemen.
(4) Pada saat pendirian BHPP Sekolah/Madrasah ini, susunan keanggotaan dewan
sekolah/madrasah 19 , sedikitnya terdiri atas :
a. pendiri atau wakil pendiri;
b. kepala sekolah/madrasah. 20
(5) Dewan sekolah/madrasah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) bertugas
mengangkat kepala sekolah.
(6) Dewan sekolah/madrasah, kepala sekolah untuk selanjutnya dibentuk/dipilih
sesuai dengan ketentuan di dalam anggaran dasar ini.
(7) Pengisian anggota dewan sekolah/madrasah dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a. 1 (satu) orang atau lebih yang mewakili Menteri ditunjuk oleh Menteri;
b. Kepala sekolah/madrasah karena jabatannya;
c. .... (.......) orang yang mewakili pendidik dan tenaga kependidikan dipilih
oleh pendidik dan tenaga kependidikan;
d. .... (.......) orang yang mewakili komite sekolah/madrasah.
(8) Anggota dewan sekolah/madrasah yang mewakili Menteri ditunjuk dengan surat
penugasan atau surat kuasa.
(9) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemilihan anggota dewan sekolah/madrasah
sebagaimana dimaksud pada ayat (7) huruf c, huruf d, diatur dalam anggaran
rumah tangga.
(10) Keanggotaan dewan sekolah/madrasah sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
disampaikan secara tertulis oleh kepala sekolah/madrasah kepada Menteri
selaku pendiri untuk memperoleh penetapan.

Pasal 11

(1) Persyaratan menjadi anggota dewan sekolah/madrasah sebagai berikut:


a. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. sehat jasmani dan rohani menurut keterangan dokter;
c. tidak pernah dipidana berdasarkan keputusan pengadilan yang memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan perbuatan yang diancam pidana
penjara;
d. tidak memilki kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan BHPP
Sekolah/Madrasah..........;
e. memiliki integritas diri dan tidak cacat moral;
f. mempunyai visi, wawasan, dan minat terhadap pengembangan BHPP
Sekolah/Madrasah...............; dan
g. peduli dan memahami pendidikan nasional.
                                                 
19
pilih salah satu
20
pilih salah satu

 
(2) Keterangan dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diatur dalam
anggaran rumah tangga.
(3) Keanggotaan dewan sekolah/madrasah berakhir apabila:
a. Berakhir masa jabatannya;
b. Meninggal dunia;
c. Berhalangan tetap;
d. Mengundurkan diri;
e. Karena sebab tertentu tidak lagi mewakili unsur pemangku kepentingan yang
diwakilinya; dan
f. Tidak lagi memenuhi syarat.
(4) Berhalangan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c merupakan
kondisi yang menyebabkan anggota dewan sekolah/madrasah tidak dapat
melaksanakan tugas dalam jangka waktu 1 (satu) tahun.
(5) Pengangkatan dan pemberhentian anggota dewan sekolah/madrasah
antarwaktu ditetapkan oleh Menteri selaku pendiri berdasarkan usulan kepala
sekolah/madrasah.
(6) Usulan kepala sekolah/madrasah sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
didasarkan pada keputusan sidang pleno dewan sekolah/madrasah.

Pasal 12

(1) Dewan sekolah/madrasah dipimpin oleh seorang ketua merangkap anggota,


yang dipilih dari dan oleh para anggota.
(2) Ketua bertugas memimpin sidang dan menjadi juru bicara hasil sidang pleno
dewan sekolah/madrasah.
(3) Ketua tidak berwenang bertindak untuk dan atas nama dewan
sekolah/madrasah kecuali sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(4) Ketua dibantu oleh seorang sekretaris merangkap anggota, yang dipilih dari dan
oleh para anggota.
(5) Ketua dan sekretaris dewan sekolah/madrasah harus berkewarganegaraan
Indonesia.
(6) Anggota dewan sekolah/madrasah yang berasal dari unsur kepala
sekolah/madrasah tidak dapat dipilih sebagai ketua.
(7) Masa jabatan ketua, sekretaris, dan anggota dewan sekolah/madrasah adalah
4(empat) tahun dan dapat dipilih kembali.
(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemilihan ketua dan sekretaris dewan
sekolah/madrasah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (4) diatur
dalam anggaran rumah tangga.

 
Pasal 13

(1) Setiap anggota dewan sekolah/madrasah berkewajiban mematuhi anggaran


dasar dan anggaran rumah tangga dan menghadiri semua sidang dewan
sekolah/madrasah.
(2) Anggota dewan sekolah/madrasah tidak berhak mendapatkan gaji dan/atau
honorarium.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban dan hak anggota dewan
sekolah/madrasah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam anggaran
rumah tangga.

Pasal 14

(1) Dewan sekolah/madrasah bersidang paling sedikit 2 (dua) kali dan paling
banyak 6 (enam) kali dalam 1 (satu) tahun.
(2) Sidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipersiapkan sebaik-baiknya dan
wajib difasilitasi oleh kepala sekolah/madrasah.
(3) Dewan sekolah/madrasah dibantu oleh sekretariat dewan sekolah/madrasah
yang diselenggarakan oleh kepala sekolah/madrasah.
(4) Untuk mempersiapkan sidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dewan
sekolah/madrasah dapat membentuk komisi atau panitia adhoc.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur dalam
anggaran rumah tangga.

Pasal 15

(1) Pengambilan keputusan dalam sidang dewan sekolah/madrasah dilakukan


secara musyawarah untuk mufakat, kecuali untuk pemilihan dan pemberhentian
kepala sekolah/madrasah dilakukan melalui pemungutan suara.
(2) Apabila pengambilan keputusan dalam sidang dewan sekolah/madrasah setelah
3 (tiga) kali sidang secara musyawarah tidak mencapai mufakat, pengambilan
keputusan dapat dilakukan melalui pemungutan suara.
(3) Sidang dewan sekolah/madrasah sah apabila dihadiri oleh wakil pendiri dan
paling sedikit ⅔ (dua per tiga) anggota dewan sekolah/madrasah.
(4) Komposisi hak suara dalam pengambilan keputusan melalui pemungutan suara
dalam sidang dewan sekolah/madrasah diatur sebagai berikut:
a. Menteri atau yang mewakilinya: 49 (empat puluh sembilan) persen hak
suara;
b. Kepala sekolah/madrasah tidak memiliki hak suara;
c. Anggota dewan sekolah/madrasah selain sebagaimana dimaksud pada huruf
a dan huruf b memiliki hak suara sama dan secara kumulatif memiliki 51
(lima puluh satu) persen hak suara.

 
(5) Pengambilan keputusan dalam sidang dewan sekolah/madrasah melalui
pemungutan suara untuk pemilihan atau pemberhentian kepala
sekolah/madrasah atau keputusan lain yang menyangkut orang dilakukan
secara tertutup.
(6) Pengambilan keputusan dalam sidang dewan sekolah/madrasah melalui
pemungutan suara selain sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan
secara terbuka.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengambilan keputusan melalui pemungutan
suara diatur dalam anggaran rumah tangga.

Bagian Ketiga
Kepala Sekolah/Madrasah

Pasal 16

(1) Kepala sekolah/madrasah menjalankan fungsi pengelolaan pendidikan.


(2) Kepala sekolah/madrasah bertanggung jawab kepada dewan sekolah/
madrasah.
(3) Kepala sekolah/madrasah dan seluruh pimpinan unit di bawahnya sesuai
dengan kewenangan masing-masing menjalankan manajemen berbasis
sekolah/madrasah berdasarkan peraturan perundang-undangan.
(4) Kepala sekolah/madrasah dapat dibantu oleh wakil kepala sekolah/madrasah.
(5) Jumlah, nomenklatur jabatan, serta rincian tugas dan kewenangan wakil kepala
sekolah/madrasah dan/atau unit kerja di bawah kepala sekolah/madrasah diatur
dalam anggaran rumah tangga.
(6) Wakil kepala sekolah/madrasah diangkat dan diberhentikan oleh kepala
sekolah/madrasah setelah mendapat persetujuan dewan sekolah/madrasah.
(7) Masa jabatan kepala sekolah/madrasah dan wakil kepala sekolah/madrasah
4(empat) tahun dan dapat dipilih atau diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa
jabatan.

Pasal 17

(1) Persyaratan menjadi kepala sekolah/madrasah dan wakil kepala sekolah/


madrasah sebagai berikut:
a. berkewarganegaraan Indonesia;
b. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
c. berpendidikan S1 dari program studi dalam negeri yang terakreditasi atau
perguruan tinggi luar negeri yang diakui oleh Pemerintah;
d. paling rendah berusia 35 (tiga puluh lima) tahun pada saat ditetapkan
menjadi kepala sekolah/madrasah atau wakil kepala sekolah/madrasah;
e. berpengalaman sebagai guru paling sedikit 5 (lima) tahun;

10

 
f. sehat jasmani dan rohani menurut keterangan dokter;
g. tidak pernah dipidana berdasarkan keputusan pengadilan yang memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan perbuatan yang diancam pidana
penjara;
h. tidak memilki kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan BHPP
Sekolah/Madrasah ..........;
i. memiliki integritas diri dan tidak cacat moral;
j. mempunyai visi, wawasan, dan minat terhadap pengembangan
Sekolah/Madrasah .................;
k. peduli dan memahami pendidikan nasional; dan
l. memiliki kompetensi manajerial dan entrepreneurial.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf f diatur dalam anggaran rumah tangga.

Pasal 18

(1) Kepala sekolah/madrasah diangkat atau diberhentikan oleh dewan


sekolah/madrasah melalui pemungutan suara.
(2) Pemungutan suara untuk memilih kepala sekolah/madrasah dilaksanakan oleh
dewan sekolah/madrasah paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum masa jabatan
kepala sekolah/madrasah sebelumnya berakhir.
(3) Dewan sekolah/madrasah menetapkan dan melantik kepala sekolah/madrasah
paling lambat pada hari berakhirnya masa bakti kepala sekolah/madrasah
sebelumnya.

(4) Tata cara penjaringan calon kepala sekolah/madrasah dan pelantikan kepala
sekolah/madrasah diatur oleh dewan sekolah/madrasah.
(5) Jabatan kepala sekolah/madrasah dan wakil kepala sekolah/madrasah berakhir
apabila:
a. berakhir masa jabatannya;
b. meninggal dunia;
c. berhalangan tetap;
d. mengundurkan diri;
e. diberhentikan; atau
f. tidak lagi memenuhi syarat.
(6) Tata cara pengangkatan dan pemberhentian kepala sekolah/madrasah dan
wakil kepala sekolah/madrasah diatur lebih lanjut dalam anggaran rumah
tangga.

11

 
Pasal 19

(1) Dalam hal kepala sekolah/madrasah berhalangan tidak tetap, tugas dan
kewenangan kepala sekolah/madrasah dijalankan sementara oleh wakil kepala
sekolah/madrasah.
(2) Dalam hal kepala sekolah/madrasah berhalangan tetap dan sisa masa
jabatannya paling lama 1 (satu) tahun, wakil kepala sekolah/madrasah diangkat
menjadi kepala sekolah/madrasah baru oleh dewan sekolah/madrasah sampai
dengan berakhir masa jabatan kepala sekolah/madrasah yang berhalangan
tetap.
(3) Dalam hal kepala sekolah/madrasah berhalangan tetap dan sisa masa
jabatannya lebih dari 1 (satu) tahun, dewan sekolah/madrasah mengangkat
kepala sekolah/madrasah baru atas dasar hasil pemungutan suara untuk masa
jabatan sampai berakhirnya masa jabatan Kepala Sekolah/Madrasah yang
berhalangan tetap.

Pasal 20

(1) Kepala sekolah/madrasah bertindak keluar untuk dan atas nama BHPP
Sekolah/Madrasah...................
(2) Kepala sekolah/madrasah berhak mewakili BHPP sekolah/madrasah di dalam
dan di luar pengadilan, mengikat BHPP sekolah/madrasah dengan pihak lain
dan pihak lain dengan BHPP sekolah/madrasah, serta menjalankan segala
tindakan baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, akan tetapi
dengan pembatasan bahwa untuk:
a. meminjam atau meminjamkan uang atas nama BHPP sekolah/madrasah;
b. menjaminkan, menyewakan, mengalihkan, atau melepaskan dalam cara dan
bentuk apapun harta kekayaan BHPP sekolah/madrasah baik benda tetap
berupa tanah milik BHPP sekolah/madrasah, maupun benda tidak tetap yang
nilainya ditentukan dari waktu ke waktu oleh dewan sekolah/madrasah;
c. bertindak sebagai penjamin;
harus mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari dewan
sekolah/madrasah.
(3) Kepala sekolah/madrasah tidak berwenang bertindak ke luar mewakili BHPP
Sekolah/Madrasah ............. apabila:
a. Terjadi perkara di depan pengadilan antara BHPP Sekolah/Madrasah
............... dengan kepala sekolah/madrasah;
b. Kepala sekolah/madrasah mempunyai kepentingan yang bertentangan
dengan BHPP Sekolah/Madrasah...............;
c. Melakukan perbuatan yang melanggar peraturan perundang-undangan; atau
d. Melakukan perbuatan yang merugikan BHPP Sekolah/Madrasah .............
dan dilarang oleh dewan sekolah/madrasah.
(4) Dalam hal terjadi keadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
dan/atau huruf b, dewan sekolah/madrasah menunjuk seseorang untuk mewakili
kepentingan BHPP Sekolah/Madrasah........................

12

 
Pasal 21

Tugas dan wewenang kepala sekolah/madrasah:


a. menyusun anggaran rumah tangga atau perubahannya untuk diusulkan dan
ditetapkan oleh dewan sekolah/madrasah;
b. menyusun dan/atau menetapkan kebijakan akademik;
c. menyusun dan menetapkan kebijakan non-akademik untuk mendukung
kebijakan akademik baik langsung maupun tidak langsung;
d. menyusun dan/atau mengubah rencana pengembangan jangka panjang 10
(sepuluh) tahun BHPP Sekolah/Madrasah ......................., untuk diusulkan dan
ditetapkan oleh dewan sekolah/madrasah;
e. menyusun dan/atau mengubah rencana strategis berjangka 5 (lima) tahun BHPP
Sekolah/Madrasah ............ berdasarkan kebijakan umum yang ditetapkan
dewan sekolah/madrasah dan rencana pengembangan jangka panjang 10
(sepuluh) tahun untuk diusulkan dan ditetapkan oleh dewan sekolah/madrasah;
f. menyusun dan/atau mengubah rencana kerja dan anggaran tahunan BHPP
Sekolah/Madrasah...................... berdasarkan rencana strategis BHPP
Sekolah/Madrasah ..................., untuk diusulkan dan ditetapkan oleh dewan
sekolah/madrasah;
g. mengelola pendidikan sesuai dengan rencana kerja dan anggaran tahunan
BHPP Sekolah/Madrasah .............................;
h. mengangkat dan/atau memberhentikan wakil kepala sekolah/madrasah,
pimpinan unit di bawah kepala sekolah/madrasah, dan tenaga BHPP
Sekolah/Madrasah ....................... berdasarkan anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga serta peraturan perundang-undangan;
i. menjatuhkan sanksi kepada pendidik dan tenaga kependidikan yang melakukan
pelanggaran, sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta
ketentuan peraturan perundang-undangan;
j. bertindak ke luar untuk dan atas nama BHPP Sekolah/Madrasah .......................
sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar;
k. mengelola seluruh kekayaan BHPP Sekolah/Madrasah ........................... dan
secara optimal memanfaatkannya untuk kepentingan BHPP Sekolah/Madrasah
...........;
l. mengangkat, memindahkan, memberhentikan, membina, dan mengembangkan
pendidik dan tenaga kependidikan;
m. menerima, memberhentikan, membina, dan mengembangkan peserta didik;
n. menyelenggarakan pembukuan dan pelaporan keuangan BHPP
Sekolah/Madrasah ........... yang transparan dan akuntabel serta sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku;
o. menyelenggarakan sistem informasi manajemen berbasis teknologi informasi
dan komunikasi;
p. menyampaikan dan mempertanggungjawabkan laporan tahunan kemajuan
BHPP Sekolah/Madrasah ......... kepada dewan sekolah/madrasah;

13

 
q. mengusulkan pendidik dan tenaga kependidikan untuk mendapat kenaikan
pangkat dan jabatan serta memperoleh penghargaan 21 ;
r. kewenangan sesuai dengan ciri khas................................................ 22 ;
s. memelihara keamanan dan ketertiban serta kenyamanan kerja di
sekolah/madrasah untuk menjamin kelancaran kegiatan pendidikan; dan
t. membina dan mengembangkan hubungan baik BHPP Sekolah/Madrasah
................. dengan alumni 23 , Pemerintah, pemerintah daerah, pengguna hasil
kegiatan pendidikan, dan masyarakat.

Pasal 22

(1) Dalam BHPP Sekolah/Madrasah .................... dilarang perangkapan jabatan


antarpemimpin organ.
(2) Kepala sekolah/madrasah dan wakil kepala sekolah/madrasah dilarang
merangkap:
a. jabatan pada badan hukum pendidikan lain;
b. jabatan pada lembaga Pemerintah atau pemerintah daerah; atau
c. jabatan yang dapat menimbulkan pertentangan kepentingan dengan
kepentingan BHPP Sekolah/Madrasah ...............

Pasal 23

(1) Kepala sekolah/madrasah dan wakil kepala sekolah/madrasah berkewajiban


mematuhi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta peraturan
perundang-undangan.
(2) Kepala sekolah/madrasah dan wakil kepala sekolah/madrasah sebagai
pimpinan organ BHPP Sekolah/Madrasah ............. berhak atas penghasilan
bulanan dan maslahat lainnya atas beban BHPP Sekolah/Madrasah ..............
yang diatur dalam anggaran rumah tangga.
(3) Penghasilan bulanan dan maslahat lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), di luar remunerasi yang menjadi haknya sebagai pendidik, ditetapkan atas
dasar azas kepatutan dan kepantasan yang ditetapkan oleh dewan
sekolah/madrasah.
(4) Maslahat lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dapat
berupa maslahat finansial atau nonfinansial yang ditetapkan berdasarkan kinerja
terukur pelaksanaan kegiatan pendidikan.
(5) Maslahat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat ditetapkan oleh Dewan
sekolah/madrasah apabila laporan keuangan tahunan BHPP Sekolah/Madrasah
............ mendapatkan opini wajar tanpa perkecualian dari auditor eksternal dan
laporan pertanggungjawaban tahunan kepala sekolah/madrasah disetujui dan
disahkan oleh dewan sekolah/madrasah.
                                                 
21
Hanya untuk Sekolah/Madrasah.
22
Diisi berdasarkan usulan masing-masing BHPP Sekolah/Madrasah sesuai peraturan perundang-undangan.
23
Apabila diperlukan

14

 
Pasal 24

(1) Susunan, jumlah, kedudukan, nomenklatur unit, masa jabatan, serta rincian
tugas dan wewenang pimpinan unit-unit di bawah kepala sekolah/madrasah dan
wakil kepala sekolah/madrasah diatur dalam anggaran rumah tangga.
(2) Unit-unit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh pimpinan unit yang
diangkat dan diberhentikan oleh kepala sekolah/madrasah.
(3) Persyaratan menjadi pimpinan unit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) serta
tata cara pengangkatan dan pemberhentiannya diatur dalam anggaran rumah
tangga.

Pasal 25

(1) Pimpinan unit di bawah kepala sekolah/madrasah dan wakil kepala


sekolah/madrasah berkewajiban mematuhi anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga serta peraturan perundang-undangan.
(2) Pimpinan unit di bawah kepala sekolah/madrasah dan wakil kepala
sekolah/madrasah berhak atas penghasilan bulanan dan maslahat lainnya atas
beban BHPP Sekolah/Madrasah .............. yang diatur dalam anggaran rumah
tangga.
(3) Penghasilan bulanan dan maslahat lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), di luar remunerasi yang menjadi haknya sebagai pendidik dan tenaga
kependidikan, ditetapkan atas dasar azas kepatutan dan kepantasan.
(4) Maslahat lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dapat
berupa maslahat finansial atau nonfinansial yang ditetapkan berdasarkan kinerja
pelaksanaan kegiatan pendidikan.
(5) Maslahat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat ditetapkan oleh kepala
sekolah/madrasah apabila unit tertentu di bawah kepala sekolah/madrasah dan
wakil kepala sekolah/madrasah dinilai berhasil secara terukur dalam
pelaksanaan kegiatan pendidikan.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai penghasilan bulanan dan maslahat lainnya
diatur dalam anggaran rumah tangga.

BAB V
KEKAYAAN

Pasal 25

(1) Kekayaan awal BHPP Sekolah/Madrasah .............. berasal dari kekayaan


negara yang dipisahkan, kecuali tanah, yang nilainya ditetapkan oleh Menteri
Keuangan berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh Departemen
Pendidikan Nasional dan Menteri lain/kepala lembaga pemerintah non-
departemen bersama dengan Departemen Keuangan.

15

 
(2) Tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan tanah negara yang
penggunaannya diserahkan kepada BHPP Sekolah/Madrasah ................ dan
tidak dapat dialihkan kepada pihak lain.
(3) Tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibukukan sebagai aset dalam
neraca BHPP Sekolah/Madrasah ............... dengan pengungkapan yang
memadai dalam catatan atas laporan keuangan.
(4) Tanah yang diperoleh dan dimiliki oleh BHPP Sekolah/Madrasah ............ selain
tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dialihkan kepada pihak lain
setelah memperoleh persetujuan dewan sekolah/madrasah.
(5) Kekayaan dan pendapatan BHPP Sekolah/Madrasah ............ dikelola secara
mandiri, transparan, dan akuntabel oleh kepala sekolah/madrasah.
(6) Kekayaan dan pendapatan BHPP Sekolah/Madrasah ................. digunakan
secara langsung atau tidak langsung untuk:
a. kepentingan peserta didik dalam proses pembelajaran;
b. pelaksanaan pembelajaran;
c. peningkatan pelayanan pendidikan; dan
d. penggunaan lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(7) Penggunaan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf d tidak merusak
citra BHPP Sekolah/Madrasah .................. sebagai lembaga pendidikan dan sisa
hasil kegiatannya digunakan untuk mendukung kegiatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (6) huruf a, huruf b, dan huruf c.

Pasal 26

(1) Semua bentuk pendapatan dan sisa hasil kegiatan BHPP Sekolah/Madrasah
................. yang diperoleh dari penggunaan kekayaan negara yang telah
dipisahkan, tidak termasuk pendapatan negara bukan pajak.
(2) Semua bentuk pendapatan BHPP Sekolah/Madrasah ................. yang diperoleh
dari penggunaan tanah negara yang telah diserahkan penggunaannya kepada
BHPP Sekolah/Madrasah ................., tidak termasuk pendapatan negara bukan
pajak.

Pasal 27

Kekayaan berupa uang, barang, atau bentuk lain yang dapat dinilai dengan uang
milik BHPP Sekolah/Madrasah ..............., dilarang dialihkan kepemilikannya secara
langsung atau tidak langsung kepada siapa pun, kecuali untuk memenuhi kewajiban
yang timbul sebagai konsekuensi pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 25 ayat (6) dan ayat (7).

16

 
BAB VI
PENDANAAN

Pasal 28

(1) Sumber dana BHPP Sekolah/Madrasah ........., ditetapkan berdasarkan prinsip


keadilan, kecukupan, dan keberlanjutan.
(2) Pendanaan BHPP Sekolah/Madrasah ............, menjadi tanggung jawab
bersama antara Pemerintah dan masyarakat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 29

(1) Dana pendidikan BHPP Sekolah/Madrasah ............. yang bersumber dari


Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat merupakan hibah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima dan dikelola oleh kepala
sekolah/madrasah.
(3) Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam perjanjian hibah.
(4) Kepala sekolah/madrasah menggunakan dana hibah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sesuai perjanjian hibah.

Pasal 30

(1) BHPP Sekolah/Madrasah ................... dapat menerima sumber dana pendidikan


yang tidak mengikat dari masyarakat.
(2) Tidak mengikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain berarti:
a. tidak membatasi kebebasan organ BHPP Sekolah/Madrasah ......................
dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan peserta didik,
pendidik, dan/atau tenaga kependidikan;
b. tidak membatasi kebebasan organ BHPP Sekolah/Madrasah ....................
dalam pengambilan keputusan akademik; atau
c. tidak menimbulkan konflik kepentingan pada organ BHPP Sekolah/Madrasah
.................... atau pejabatnya.
(3) Sumber dana pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa
sumbangan pendidikan, hibah, wakaf, zakat, pembayaran nadzar, pinjaman,
sumbangan perusahaan, dan/atau penerimaan lain yang sah.
(4) Sumber dana pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3)
dapat dipakai untuk biaya investasi, biaya operasional, beasiswa, bantuan biaya
pendidikan bagi peserta didik, dan/atau penggunaan lain yang sesuai dengan
anggaran dasar, anggaran rumah tangga, serta peraturan perundang-undangan.

17

 
Pasal 31

(1) Seluruh biaya investasi pada BHPP Sekolah/Madrasah .................... untuk


penyelenggaraan pendidikan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan menjadi
tanggung jawab bersama Pemerintah dan BHPP Sekolah/Madrasah ..................
(2) Biaya investasi untuk penyelenggaraan pelayanan pendidikan di atas Standar
Nasional Pendidikan menjadi tanggung jawab BHPP Sekolah/Madrasah
................
(3) Peserta didik dapat ikut menanggung biaya investasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) sesuai dengan kemampuan orang tua atau pihak yang
bertanggung jawab membiayainya yang diatur oleh kepala sekolah/madrasah
dengan sistem subsidi silang.
(4) Sistem subsidi silang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diatur
antarpeserta-didik, antarprogram-studi, atau antarsekolah.
(5) Biaya investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tercantum
dalam anggaran tahunan.
(6) Cakupan dan rincian biaya investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus
sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku bagi badan hukum pendidikan.
(7) Masyarakat, Pemerintah, pemerintah daerah, atau pihak lain dapat membantu
pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3).

Pasal 32

(1) Paling sedikit ½ (satu per dua) biaya operasional pada BHPP
Sekolah/Madrasah ...................... untuk penyelenggaraan pendidikan
berdasarkan Standar Nasional Pendidikan menjadi tanggung jawab Pemerintah
bersama-sama BHPP Sekolah/Madrasah .............
(2) Paling banyak ⅓ (satu per tiga) dari biaya operasional pada BHPP
Sekolah/Madrasah ................... untuk penyelenggaraan pendidikan
berdasarkan Standar Nasional Pendidikan menjadi tanggung jawab peserta
didik.
(3) Biaya operasional untuk penyelenggaraan pelayanan pendidikan di atas
Standar Nasional Pendidikan menjadi tanggung jawab BHPP
Sekolah/Madrasah .............
(4) Peserta didik dapat dibebani biaya operasional tambahan untuk
penyelenggaraan program pendidikan di atas Standar Nasional Pendidikan.
(5) Peserta didik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (4) menanggung
biaya operasional sesuai dengan kemampuan orang tua atau pihak yang
bertanggung jawab membiayainya yang diatur oleh kepala sekolah/madrasah
dengan sistem subsidi silang.
(6) Sistem subsidi silang sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat diatur
antarpeserta-didik, antarprogram-studi, dan/atau antarsekolah.
(7) Biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)
tercantum dalam anggaran tahunan.

18

 
(8) Cakupan biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (7) harus sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku bagi badan hukum pendidikan.
(9) Kekurangan pendanaan biaya operasional pendidikan di luar sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) menjadi tanggung jawab BHPP
Sekolah/Madrasah ............
(10)Masyarakat, Pemerintah, pemerintah daerah, atau pihak lain dapat membantu
pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3).

Pasal 33

(1) BHPP Sekolah/Madrasah ................... wajib menjaring dan menerima Warga


Negara Indonesia yang memiliki potensi akademik tinggi tetapi kurang mampu
secara ekonomi paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari jumlah keseluruhan
peserta didik baru.
(2) BHPP Sekolah/Madrasah ................... menyediakan anggaran untuk membantu
peserta didik Warga Negara Indonesia yang tidak mampu membiayai
pendidikannya, dalam bentuk:
a. beasiswa;
b. bantuan biaya pendidikan;
c. pembebasan biaya pendidikan;
d. kredit peserta didik 24 ;
e. pemberian pekerjaan kepada peserta didik pada jenjang menengah; dan/atau
f. bentuk bantuan lain sesuai peraturan perundang-undangan.
(3) Beasiswa dan bantuan biaya pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a dan huruf b wajib dialokasikan oleh BHPP Sekolah/Madrasah
....................... untuk paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari jumlah seluruh
peserta didik.
(4) Beasiswa dan bantuan biaya pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a dan huruf b menjadi tanggung jawab Pemerintah dan BHPP
Sekolah/Madrasah ............
(5) Beasiswa dan bantuan biaya pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a dan huruf b dapat bersumber dari:
a. Pemerintah;
b. pemerintah daerah;
c. masyarakat;
d. pihak asing yang tidak mengikat; dan/atau
e. sumber lain sesuai peraturan perundang-undangan.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai beasiswa, bantuan biaya pendidikan,
pembebasan biaya pendidikan, kredit peserta didik, pemberian pekerjaan
kepada peserta didik, dan bentuk bantuan lain kepada peserta didik diatur oleh
Kepala Sekolah/Madrasah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

                                                 
24
Sesuai dengan kondisi sekolah, misalnya kredit untuk pembelian peralatan praktek.

19

 
BAB VII
AKUNTABILITAS DAN PENGAWASAN

Pasal 34

(1) Akuntabilitas publik BHPP Sekolah/Madrasah .................... terdiri atas


akuntabilitas akademik dan akuntabilitas non-akademik.
(2) Akuntabilitas publik wajib diwujudkan paling sedikit dengan:
a. menyesuaikan jumlah maksimum seluruh peserta didik dengan kapasitas
sarana dan prasarana, pendidik, tenaga kependidikan, serta sumber daya
lainnya sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri;
b. memberikan pelayanan pendidikan di atas standar pelayanan minimal serta
secara bertahap dan sistematis melakukan penjaminan mutu untuk
memenuhi Standar Nasional Pendidikan;
c. tidak melakukan komersialisasi pendidikan;
d. menyelenggarakan tata kelola BHPP Sekolah/Madrasah ........... berdasarkan
praktik-praktik terbaik;
e. menyusun laporan keuangan BHPP Sekolah/Madrasah ............ tepat waktu,
sesuai standar akuntansi yang berlaku bagi badan hukum pendidikan; dan
f. melakukan pelaporan lainnya secara transparan, tepat waktu, dan akuntabel.

Pasal 35

(1) Pengawasan terhadap BHPP Sekolah/Madrasah............... dilakukan sekurang-


kurangnya melalui sistem pelaporan tahunan.
(2) Laporan BHPP Sekolah/Madrasah............... meliputi laporan bidang akademik
dan laporan bidang non-akademik.
(3) Laporan bidang akademik meliputi laporan penyelenggaraan pembelajaran (intra
dan ekstra kurikuler).
(4) Laporan bidang non-akademik meliputi laporan manajemen dan laporan
keuangan.
(5) Sistem pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan (4) diatur lebih
lanjut dalam anggaran rumah tangga.

Pasal 36

(1) Tahun buku BHPP sekolah/madrasah dimulai dari tanggal 1 (satu) Januari
sampai dengan tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember.
(2) Pada akhir Desember tiap tahun, buku BHPP sekolah/madrasah ditutup.
(3) Untuk pertama kalinya tahun buku BHPP sekolah/madrasah dimulai pada
tanggal penetapan Peraturan Pemerintah tentang Pendirian BHPP
Sekolah/Madrasah .......... dan ditutup tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember
tahun berjalan.

20

 
Pasal 37

(1) Laporan tahunan BHPP Sekolah/Madrasah ........................ wajib disusun oleh


kepala sekolah/madrasah paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya tahun
buku BHPP sekolah/madrasah dan disampaikan secara tertulis kepada dewan
sekolah/madrasah.
(2) Setelah laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetujui dan
disahkan oleh dewan sekolah/madrasah, kepala sekolah/madrasah dibebaskan
dari tanggungjawab.
(3) Pembebasan dari tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
diberikan apabila laporan tahunan tidak mengandung kekurangan, kekeliruan,
atau kekhilafan yang bersifat material.
(4) Apabila setelah pengesahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdapat hal
baru yang membuktikan sebaliknya, pengesahan tersebut dapat dibatalkan oleh
dewan sekolah/madrasah.

Pasal 38

(1) Ketua dewan sekolah/madrasah membuat laporan tahunan BHPP


Sekolah/Madrasah ............... secara tertulis, berdasarkan laporan tahunan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 dan Pasal 42 untuk dilaporkan dalam
sidang pleno dewan sekolah/madrasah.
(2) Laporan tahunan BHPP Sekolah/Madrasah ................ sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dievaluasi oleh dewan sekolah/madrasah dalam sidang pleno.
(3) Laporan tahunan BHPP Sekolah/Madrasah ................ disertai hasil evaluasi
sidang pleno secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberitahukan
oleh dewan sekolah/madrasah kepada Menteri dan Menteri lain/kepala lembaga
Pemerintah non-departemen selaku pendiri.

Pasal 39

(1) Laporan keuangan tahunan BHPP Sekolah/Madrasah ....................... diaudit


oleh akuntan publik atau tim audit.
(2) Laporan keuangan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
bagian tidak terpisahkan dari laporan tahunan BHPP Sekolah/Madrasah
.........................
(3) Laporan keuangan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diumumkan
kepada publik yang mudah diakses oleh masyarakat.
(4) Apabila BHPP Sekolah/Madrasah .................... menerima dan menggunakan
dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, BHPP Sekolah/Madrasah
................... harus membuat laporan penerimaan dan penggunaan dana
tersebut dan melaporkan kepada Pemerintah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

21

 
Pasal 40

(1) Apabila BHPP Sekolah/Madrasah ............... memperoleh hibah dari Pemerintah


dan/atau pemerintah daerah, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia,
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Inspektorat Jenderal
Departemen sesuai dengan kewenangan masing-masing mengaudit laporan
keuangan tahunan, terbatas pada bagian penerimaan dan penggunaan hibah
tersebut.
(2) Administrasi dan laporan keuangan tahunan BHPP Sekolah/Madrasah .............
merupakan tanggung jawab kepala sekolah/madrasah.
(3) Departemen mengawasi pelaksanaan manajemen berbasis sekolah/madrasah
sesuai dengan Peraturan Pemerintah ini.

BAB VIII
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 41

(1) Sumber daya manusia BHPP Sekolah/Madrasah ........... terdiri atas pendidik dan
tenaga kependidikan.
(2) Sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berstatus
pegawai negeri sipil yang dipekerjakan oleh Pemerintah atau pegawai BHPP
...........
(3) Sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) membuat
perjanjian kerja dengan Kepala Sekolah/Madrasah.
(4) Sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
mendapatkan remunerasi dari BHPP Sekolah/Madrasah ....................

Bagian Kedua
Pendidik

Pasal 42

Perjanjian kerja antara pendidik dengan kepala sekolah/madrasah sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 43 ayat (3) memuat paling sedikit:
a. identitas para pihak;
b. status, penggolongan pangkat dan jabatan;
c. hak dan kewajiban pendidik;

22

 
d. pengangkatan dan pemberhentian jabatan bagi pendidik BHPP
Sekolah/Madrasah ............;
e. penugasan pendidik Pegawai Negeri Sipil dan pengembaliannya kepada
Pemerintah atau pemerintah daerah;
f. beban kerja pendidik per minggu dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan;
g. metode pengukuran dan penilaian kinerja pendidik dalam pelaksanaan kegiatan
pendidikan;
h. remunerasi pendidik yang bersumber dari BHPP Sekolah/Madrasah ............;
i. maslahat yang menjadi hak pendidik selain remunerasi;
j. penyelesaian perselisihan antara pendidik dengan BHPP Sekolah/Madrasah
............; dan
k. jangka waktu perjanjian kerja.

Pasal 43

(1) Jabatan pendidik pada BHPP Sekolah/Madrasah ................... mengikuti


peraturan perundang-undangan.
(2) Kepangkatan pendidik Pegawai Negeri Sipil yang dipekerjakan pada BHPP
Sekolah/Madrasah ............. mengikuti peraturan perundang-undangan.
(3) Sistem kepangkatan dan jabatan pendidik pegawai BHPP Sekolah/Madrasah
................ diatur dalam anggaran rumah tangga.

Pasal 44

(1) Remunerasi pendidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 huruf h ditetapkan


berdasarkan kinerja terukur dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan.
(2) Pendidik Pegawai Negeri Sipil memperoleh remunerasi dari:
a. Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan
b. BHPP Sekolah/Madrasah ........... sesuai dengan perjanjian kerja serta
kemampuan BHPP Sekolah/Madrasah ...........
(3) Pendidik pegawai BHPP Sekolah/Madrasah ....... memperoleh remunerasi dari
BHPP Sekolah/Madrasah ................ sesuai dengan perjanjian kerja serta
kemampuan BHPP Sekolah/Madrasah ...............................
(4) Besaran remunerasi pendidik di dalam BHPP Sekolah/Madrasah
............................ ditentukan dengan memperhatikan:
a. Kualitas pelayanan pendidikan sebagaimana diukur dengan akreditasi
program studi dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah dan/atau
ukuran lain yang bertaraf internasional;
b. Kesetaraan remunerasi antara pendidik Pegawai Negeri Sipil dan pendidik
pegawai BHPP Sekolah/Madrasah Sekolah/Madrasah ............ atas dasar
paling sedikit kesamaan jabatan, masa kerja, kualifikasi akademik, dan
kinerja;

23

 
c. Proporsionalitas dengan remunerasi pada sekolah/madrasah lain yang
menyelenggarakan program studi yang sama;
d. Besaran belanja pegawai yang dialokasikan dalam anggaran tahunan BHPP
Sekolah/Madrasah ............ agar semua kegiatan pendidikan dapat
dilaksanakan sesuai dengan visi dan misi BHPP Sekolah/Madrasah ............;
e. Kepantasan rentang antara remunerasi pendidik yang tertinggi dan yang
terendah; dan
f. Kepantasan perimbangan antara remunerasi pendidik yang menduduki
jabatan pimpinan dan remunerasi pendidik yang hanya menduduki jabatan
fungsional.
(5) Proporsionalitas sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf c memperhatikan
perbedaan kualitas program studi dan perbedaan tingkat kemahalan biaya hidup
antardaerah.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai remunerasi pendidik diatur dalam anggaran
rumah tangga.

Pasal 45

(1) Sistem penghargaan bagi pendidik yang berprestasi secara terukur dalam
pelaksanaan kegiatan pendidikan dan/atau atas pengabdiannya kepada BHPP
Sekolah/Madrasah ............ diatur dalam anggaran rumah tangga.
(2) Sanksi bagi pendidik yang melanggar anggaran dasar dan/atau anggaran rumah
tangga diatur dalam anggaran rumah tangga sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 46

Beban kerja pendidik yang mendapat tugas tambahan sebagai pimpinan dalam
pelaksanaan kegiatan pendidikan diatur dalam anggaran rumah tangga sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

Bagian Ketiga
Tenaga Kependidikan

Pasal 47

Perjanjian kerja antara tenaga kependidikan dengan kepala sekolah/madrasah


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (3) memuat paling sedikit:
a. identitas para pihak;
b. status, penggolongan pangkat dan jabatan;
c. hak dan kewajiban tenaga kependidikan;

24

 
d. pengangkatan dan pemberhentian tenaga kependidikan BHPP
Sekolah/Madrasah ............;
e. penugasan tenaga kependidikan Pegawai Negeri Sipil dan pengembaliannya
kepada Pemerintah;
f. beban kerja tenaga kependidikan per minggu dalam memberikan pelayanan
pelaksanaan kegiatan pendidikan;
g. metode pengukuran dan penilaian kinerja tenaga kependidikan dalam
memberikan pelayanan pelaksanaan Kegiatan pendidikan;
h. remunerasi tenaga kependidikan yang bersumber dari ............;
i. maslahat yang menjadi hak tenaga kependidikan selain remunerasi;
j. penyelesaian perselisihan antara tenaga kependidikan dengan BHPP
Sekolah/Madrasah ............; dan
k. jangka waktu perjanjian kerja.

Pasal 48

(1) Kepangkatan tenaga kependidikan Pegawai Negeri Sipil yang dipekerjakan pada
BHPP Sekolah/Madrasah ............ mengikuti peraturan perundangan.
(2) Sistem kepangkatan dan jabatan tenaga kependidikan pegawai BHPP
Sekolah/Madrasah ................. diatur dalam anggaran rumah tangga.
(3) Jabatan tenaga kependidikan yang diangkat menjadi pimpinan diatur dalam
anggaran rumah tangga.

Pasal 49

(1) Sistem remunerasi bagi tenaga kependidikan diatur dalam anggaran rumah
tangga.
(2) Remunerasi tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 huruf
h ditetapkan berdasarkan kinerja terukur dalam memberikan pelayanan
pelaksanaan Kegiatan pendidikan.
(3) Tenaga kependidikan Pegawai Negeri Sipil memperoleh remunerasi dari:
a. Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan
b. BHPP Sekolah/Madrasah........... sesuai dengan perjanjian kerja serta
kemampuan BHPP Sekolah/Madrasah ...........
(4) Tenaga kependidikan pegawai BHPP Sekolah/Madrasah ........ memperoleh
remunerasi dari BHPP Sekolah/Madrasah ............... sesuai dengan perjanjian
kerja serta kemampuan BHPP Sekolah/Madrasah ............
(5) Besaran remunerasi tenaga kependidikan di dalam BHPP Sekolah/Madrasah
................ ditentukan dengan memperhatikan:
a. Kualitas pelayanan pelaksanaan Kegiatan pendidikan yang terukur;

25

 
b. Kesetaraan remunerasi antara tenaga kependidikan Pegawai Negeri Sipil
dan tenaga kependidikan pegawai BHPP Sekolah/Madrasah ................ atas
dasar paling sedikit kesamaan jabatan, masa kerja, kualifikasi akademik, dan
kinerja;
c. Proporsionalitas dengan remunerasi pada sekolah/madrasah lain;
d. Besaran belanja pegawai yang dialokasikan dalam anggaran tahunan BHPP
Sekolah/Madrasah .............. agar semua kegiatan Kegiatan pendidikan dapat
dilaksanakan sesuai dengan visi dan misi BHPP Sekolah/Madrasah ............;
e. Kepantasan rentang antara remunerasi tenaga kependidikan yang tertinggi
dan yang terendah; dan
f. Kepantasan perimbangan antara remunerasi tenaga kependidikan yang
menduduki jabatan Kepala Sekolah/Madrasah ……… dan remunerasi
tenaga kependidikan yang tidak menduduki jabatan pimpinan.
(6) Proporsionalitas sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf c memperhatikan
perbedaan kualitas sekolah/madrasah dan perbedaan tingkat kemahalan biaya
hidup antardaerah.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai remunerasi tenaga kependidikan diatur dalam
anggaran rumah tangga.

Pasal 50

(1) Sistem penghargaan bagi tenaga kependidikan yang berprestasi secara terukur
dalam pemberian layanan pelaksanaan kegiatan pendidikan dan/atau atas
pengabdiannya kepada BHPP Sekolah/Madrasah .......... diatur dalam anggaran
rumah tangga.
(2) Sanksi bagi tenaga kependidikan yang melanggar anggaran dasar dan/atau
anggaran rumah tangga diatur dalam anggaran rumah tangga sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 51

Beban kerja tenaga kependidikan diatur dalam anggaran rumah tangga sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 52

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

26

 
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal ...

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

(tanda tangan)

(NAMA)

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal ...
MENTERI (yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang peraturan perundang-
undangan),

(tanda tangan)

(NAMA)
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 20… NOMOR ......

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

TTD.

BAMBANG SUDIBYO
Salinan sesuai dengan aslinya.
Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Departemen Pendidikan Nasional,

Dr. A. Pangerang Moenta,S.H.,M.H.,DFM


NIP 196108281987031003

27

 
SALINAN
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 71 TAHUN 2009 TANGGAL 9 OKTOBER 2009

CONTOH

PERATURAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA……….. TENTANG


PENDIRIAN BADAN HUKUM PENDIDIKAN PEMERINTAH DAERAH
SEKOLAH/MADRASAH

PERATURAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA………..
…………………………………

NOMOR .... TAHUN 20...

TENTANG

PENDIRIAN BADAN HUKUM PENDIDIKAN PEMERINTAH DAERAH


SEKOLAH/MADRASAH .................... 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 7 ayat (1) Undang-


Undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan
perlu menetapkan Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota tentang
Pendirian Badan Hukum Pendidikan Pemerintah Daerah
Sekolah/Madrasah ...................;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4965);

                                                 
1
Diisi dengan nama sekolah/madrasah yang didirikan, demikian pula selanjutnya.

 
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA TENTANG


PENDIRIAN BADAN HUKUM PENDIDIKAN PEMERINTAH
DAERAH SEKOLAH/ MADRASAH........................

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:


1. Badan Hukum Pendidikan Pemerintah Daerah Sekolah/Madrasah .......... yang
selanjutnya disebut BHPPD Sekolah/Madrasah ............... 2 adalah badan hukum
pendidikan yang didirikan oleh pemerintah daerah.
2. Dewan sekolah/madrasah adalah organ representasi pemangku kepentingan
BHPPD sekolah/madrasah........... yang menjalankan fungsi penentuan kebijakan
umum.
3. Kepala Sekolah/Madrasah 3 adalah pemimpin organ pengelola pendidikan
BHPPD Sekolah/Madrasah............ yang menjalankan fungsi pengelolaan
pendidikan dasar atau menengah 4 .
4. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat.
5. Gubernur/bupati/walikota adalah gubernur/bupati/walikota yang
menyelenggarakan satuan pendidikan.

BAB II
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, FUNGSI, TUJUAN, DAN PRINSIP

Pasal 2

(1) Nama badan hukum pendidikan ini adalah Sekolah/Madrasah..................


(2) Tempat kedudukan BHPPD Sekolah/Madrasah ................ adalah
....................................

Pasal 3

(1) Fungsi BHPPD Sekolah/Madrasah .................... adalah memberikan pelayanan


kepada peserta didik.
(2) Tujuan BHPPD Sekolah/Madrasah .................... adalah memajukan
sekolah/madrasah dengan menerapkan manajemen berbasis sekolah/madrasah.
                                                 
2
Diisi dengan singkatan sekolah/madrasah ..........., demikian pula selanjutnya.
3
Coret yang tidak perlu, demikian pula selanjutnya.
4
Pilih salah satu

 
Pasal 4

(1) BHPPD Sekolah/Madrasah ............... mengelola dana secara mandiri didasarkan


pada prinsip nirlaba yaitu prinsip menjalankan kegiatan yang tujuan utamanya
tidak mencari laba, sehingga seluruh sisa hasil usaha dari kegiatan tersebut
harus ditanamkan kembali ke dalam BHPPD Sekolah/Madrasah ............. untuk
meningkatkan kapasitas dan/atau mutu layanan pendidikan.
(2) Pengelolaan pendidikan formal secara keseluruhan oleh BHPPD
Sekolah/Madrasah ................ didasarkan pada prinsip:
a. otonomi, yaitu kewenangan dan kemampuan untuk menjalankan kegiatan
secara mandiri baik dalam bidang akademik maupun non-akademik;
b. akuntabilitas, yaitu kemampuan dan komitmen untuk mempertanggung-
jawabkan semua kegiatan yang dijalankan badan hukum pendidikan kepada
pemangku kepentingan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
c. transparansi, yaitu keterbukaan dan kemampuan menyajikan informasi yang
relevan secara tepat waktu sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dan standar pelaporan yang berlaku kepada pemangku kepentingan;
d. penjaminan mutu, yaitu kegiatan sistemik dalam memberikan layanan
pendidikan formal yang memenuhi atau melampaui Standar Nasional
Pendidikan, serta dalam meningkatkan mutu pelayanan pendidikan secara
berkelanjutan;
e. layanan prima, yaitu orientasi dan komitmen untuk memberikan layanan
pendidikan formal yang terbaik demi kepuasan pemangku kepentingan,
terutama peserta didik;
f. akses yang berkeadilan, yaitu memberikan layanan pendidikan formal kepada
calon peserta didik dan peserta didik, tanpa memandang latar belakang
agama, ras, etnis, gender, status sosial, dan kemampuan ekonominya;
g. keberagaman, yaitu kepekaan dan sikap akomodatif terhadap berbagai
perbedaan pemangku kepentingan yang bersumber dari kekhasan agama,
ras, etnis, dan budaya;
h. keberlanjutan, yaitu kemampuan untuk memberikan layanan pendidikan
formal kepada peserta didik secara terus-menerus, dengan menerapkan pola
manajemen yang mampu menjamin keberlanjutan layanan; dan
i. partisipasi atas tanggung jawab negara, yaitu keterlibatan pemangku
kepentingan dalam penyelenggaraan pendidikan formal untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa yang merupakan tanggung jawab negara;
j. ..... 5
k. .....
l. .....

                                                 
5
Dapat ditambah sesuai dengan prinsip yang terdapat dalam sekolah/madrasah........

 
BAB III
CIRI KHAS, RUANG LINGKUP KEGIATAN, DAN JANGKA WAKTU BERDIRI

Pasal 5

Ciri khas BHPPD sekolah/madrasah.................. adalah:


a. BHPPD Sekolah/Madrasah........ merupakan badan hukum yang didirikan oleh
pemerintah daerah untuk menyelenggarakan sekolah/madrasah;
b. BHPPD Sekolah/Madrasah............ memiliki visi dan misi sebagaimana tercantum
dalam anggaran rumah tangga;
c. .... 6
d. ....
e. ....

Pasal 6

Ruang lingkup kegiatan BHPPD Sekolah/Madrasah............ adalah:


a. Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran 7 pada jenjang pendidikan dasar
dan/atau pendidikan menengah 8 dan memelihara relevansi isinya dengan
kebutuhan masyarakat.
b. Melakukan kegiatan pembelajaran 9 , dan dimanfaatkan bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat

Pasal 7

BHPPD Sekolah/Madrasah .............. didirikan untuk jangka waktu yang tidak


ditentukan.

                                                 
6
Dapat ditambah sesuai dengan ciri khas yang terdapat dalam sekolah/madrasah ...........
7
Pasal 1 angka 20 UU 20/2003, Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.
8
Pilih salah satu
9
Pasal 1 angka 20 UU 20/2003, Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar.

 
BAB IV
STRUKTUR DAN TATA KELOLA ORGANISASI

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 8

(1) Organisasi BHPPD Sekolah/Madrasah .............. memiliki susunan organ sebagai


berikut:
a. organ representasi pemangku kepentingan;
b. organ pengelola pendidikan;
c. organ...................................;
(2) Nama Organ BHPPD Sekolah/Madrasah terdiri atas :
a. Dewan sekolah/madrasah 10 sebagai organ representasi pemangku
kepentingan BHPPD sekolah/madrasah yang menjalankan fungsi penentuan
kebijakan umum;
b. Pengelola sekolah/madrasah 11 sebagai organ pengelola pendidikan yang
menjalankan fungsi pengelolaan pendidikan.
(3) Struktur organisasi dan hubungan antar organ BHPPD Sekolah/Madrasah........
diatur lebih lanjut dalam anggaran rumah tangga.
(4) Peraturan BHPPD Sekolah/Madrasah............ tersusun dalam hirarki sebagai
berikut:
a. peraturan perundang-undangan;
b. anggaran dasar;
c. anggaran rumah tangga;
d. peraturan dewan sekolah/madrasah ;
e. peraturan kepala Sekolah/Madrasah 12 ;
f. peraturan pelaksanaan lain yang diterbitkan oleh pemimpin unit di bawah
kepala sekolah/madrasah 13 yang hirarkhinya diatur dalam anggaran rumah
tangga.

                                                 
10
Penamaan organ representasi pemangku kepentingan, misalnya: Dewan Sekolah atau Dewan Madrasah (pilih salah satu
sesuai dengan satuan pendididikan yang dibuat), atau dapat menggunakan nama lain sesuai kehendak pendiri.
11
Penamaan organ pengelola pendidikan, misalnya : Pengelola Sekolah atau Pengelola Madrasah (pilih salah satu sesuai
dengan satuan pendididikan yang dibuat), dapat menggunakan nama lain sesuai kehendak pendiri.
12
Pilih salah satu
13
Pilih salah satu.

 
Bagian Kedua
Dewan sekolah/madrasah

Pasal 9

(1) Dewan sekolah/madrasah merupakan organ representasi pemangku


kepentingan yang menjalankan fungsi penentuan kebijakan umum.
(2) Tugas dan wewenang dewan sekolah/madrasah:
a. menyusun dan menetapkan perubahan anggaran dasar dan menetapkan
anggaran rumah tangga beserta perubahannya.
b. menyusun dan menetapkan kebijakan umum;
c. menetapkan rencana pengembangan jangka panjang, rencana strategis,
rencana kerja tahunan, anggaran tahunan;
d. mengangkat dan memberhentikan pimpinan 14 sekolah/madrasah 15 ;
e. melakukan pengawasan umum atas pengelolaan BHPPD sekolah/madrasah.
f. melakukan evaluasi tahunan atas kinerja BHPPD sekolah/madrasah.
g. melakukan penilaian laporan pertanggungjawaban tahunan pimpinan
sekolah/madrasah 16 dan pengawas.
h. mengusahakan pemenuhan kebutuhan pembiayaan BHPPD
sekolah/madrasah sesuai dengan ketentuan peraturan peraturan perundang-
undangan; dan
i. menyelesaikan persoalan BHPPD sekolah/madrasah, termasuk masalah
keuangan, yang tidak dapat diselesaikan oleh organ BHPPD
sekolah/madrasah lain sesuai dengan kewenangan masing-masing.
(3) Kewenangan lain di luar kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
merupakan kewenangan Pemerintah.

Pasal 10

(1) Anggota dewan sekolah/madrasah terdiri atas:


a. Gubernur/bupati/walikota atau yang mewakili gubernur/bupati/walikota.
b. Kepala sekolah/madrasah 17 .
c. Wakil pendidik;
d. Wakil tenaga kependidikan;
e. Wakil komite sekolah/madrasah 18 .
(2) Anggota dewan sekolah/madrasah berjumlah ganjil.

                                                 
14
Yang dimaksud “Pemimpin Sekolah” adalah Kepala Sekolah/Madrasah beserta Wakil Kepala Sekolah
15
Pilih salah satu
16
Pilih salah satu
17
Pilih salah satu
18
Pilih salah satu

 
(3) Untuk pertama kali dewan sekolah/madrasah dibentuk oleh gubernur/bupati/
walikota.
(4) Pada saat pendirian BHPPD sekolah/madrasah ini, susunan keanggotaan
dewan sekolah/madrasah 19 , sedikitnya terdiri atas :
a. pendiri atau wakil pendiri;
b. kepala sekolah/madrasah. 20
(5) Dewan sekolah/madrasah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) bertugas
mengangkat kepala sekolah.
(6) Dewan sekolah/madrasah, kepala sekolah untuk selanjutnya dibentuk/dipilih
sesuai dengan ketentuan di dalam anggaran dasar ini.
(7) Pengisian anggota dewan sekolah/madrasah dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a. 1 (satu) orang atau lebih yang mewakili gubernur/bupati/walikota ditunjuk
oleh gubernur/bupati/walikota;
b. kepala sekolah/madrasah karena jabatannya;
c. .... (.......) orang yang mewakili pendidik dan tenaga kependidikan dipilih
oleh pendidik dan tenaga kependidikan;
d. .... (.......) orang yang mewakili komite sekolah/madrasah.
(8) Anggota dewan sekolah/madrasah yang mewakili gubernur/bupati/walikota
ditunjuk dengan surat penugasan atau surat kuasa.
(9) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemilihan anggota dewan sekolah/madrasah
sebagaimana dimaksud pada ayat (7) huruf c, huruf d, diatur dalam anggaran
rumah tangga.
(10) Keanggotaan dewan sekolah/madrasah sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
disampaikan secara tertulis oleh kepala sekolah/madrasah kepada
gubernur/bupati/walikota selaku pendiri untuk memperoleh penetapan.
 

Pasal 11

(1) Persyaratan menjadi anggota dewan sekolah/madrasah sebagai berikut:


a. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. sehat jasmani dan rohani menurut keterangan dokter;
c. tidak pernah dipidana berdasarkan keputusan pengadilan yang memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan perbuatan yang diancam pidana
penjara;
d. tidak memilki kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan BHPPD
Sekolah/Madrasah..........;
e. memiliki integritas diri dan tidak cacat moral;

                                                 
19
pilih salah satu
20
pilih salah satu

 
f. mempunyai visi, wawasan, dan minat terhadap pengembangan BHPPD
Sekolah/Madrasah...............; dan
g. Peduli dan memahami pendidikan nasional.
(2) Keterangan dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diatur dalam
anggaran rumah tangga.
(3) Keanggotaan dewan sekolah/madrasah berakhir apabila:
a. berakhir masa jabatannya;
b. meninggal dunia;
c. berhalangan tetap;
d. mengundurkan diri;
e. karena sebab tertentu tidak lagi mewakili unsur pemangku kepentingan yang
diwakilinya; dan
f. tidak lagi memenuhi syarat.
(4) Berhalangan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c merupakan
kondisi yang menyebabkan anggota dewan sekolah/madrasah tidak dapat
melaksanakan tugas dalam jangka waktu 1 (satu) tahun.
(5) Pengangkatan dan pemberhentian anggota dewan sekolah/madrasah antarwaktu
ditetapkan oleh gubernur/bupati/walikota selaku pendiri berdasarkan usulan
kepala sekolah/madrasah.
(6) Usulan kepala sekolah/madrasah sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
didasarkan pada keputusan sidang pleno dewan sekolah/madrasah.

Pasal 12

(1) Dewan sekolah/madrasah dipimpin oleh seorang ketua merangkap anggota,


yang dipilih dari dan oleh para anggota.
(2) Ketua bertugas memimpin sidang dan menjadi juru bicara hasil sidang pleno
dewan sekolah/madrasah.
(3) Ketua tidak berwenang bertindak untuk dan atas nama dewan sekolah/madrasah
kecuali sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(4) Ketua dibantu oleh seorang sekretaris merangkap anggota, yang dipilih dari dan
oleh para anggota.
(5) Ketua dan sekretaris dewan sekolah/madrasah harus berkewarganegaraan
Indonesia.
(6) Anggota dewan sekolah/madrasah yang berasal dari unsur kepala
sekolah/madrasah tidak dapat dipilih sebagai ketua.
(7) Masa jabatan ketua, sekretaris, dan anggota dewan sekolah/madrasah adalah
4(empat) tahun dan dapat dipilih kembali.
(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemilihan ketua dan sekretaris dewan
sekolah/madrasah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (4) diatur
dalam anggaran rumah tangga.

 
Pasal 13

(1) Setiap anggota dewan sekolah/madrasah berkewajiban mematuhi anggaran


dasar dan anggaran rumah tangga dan menghadiri semua sidang dewan
sekolah/madrasah.
(2) Anggota dewan sekolah/madrasah tidak berhak mendapatkan gaji dan/atau
honorarium.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban dan hak anggota dewan
sekolah/madrasah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam anggaran
rumah tangga.

Pasal 14

(1) Dewan sekolah/madrasah bersidang paling sedikit 2 (dua) kali dan paling banyak
6 (enam) kali dalam 1 (satu) tahun.
(2) Sidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipersiapkan sebaik-baiknya dan
wajib difasilitasi oleh kepala sekolah/madrasah.
(3) Dewan sekolah/madrasah dibantu oleh sekretariat dewan sekolah/madrasah
yang diselenggarakan oleh kepala sekolah/madrasah.
(4) Untuk mempersiapkan sidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dewan
sekolah/madrasah dapat membentuk komisi atau panitia adhoc.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur dalam
anggaran rumah tangga.

Pasal 15

(1) Pengambilan keputusan dalam sidang dewan sekolah/madrasah dilakukan


secara musyawarah untuk mufakat, kecuali untuk pemilihan dan pemberhentian
kepala sekolah/madrasah dilakukan melalui pemungutan suara.
(2) Apabila pengambilan keputusan dalam sidang dewan sekolah/madrasah setelah
3 (tiga) kali sidang secara musyawarah tidak mencapai mufakat, pengambilan
keputusan dapat dilakukan melalui pemungutan suara.
(3) Sidang dewan sekolah/madrasah sah apabila dihadiri oleh wakil pendiri dan
paling sedikit ⅔ (dua per tiga) anggota dewan sekolah/madrasah.
(4) Komposisi hak suara dalam pengambilan keputusan melalui pemungutan suara
dalam sidang dewan sekolah/madrasah diatur sebagai berikut:
a. gubernur/bupati/walikota atau yang mewakilinya: 49 (empat puluh sembilan)
persen hak suara;
b. kepala sekolah/madrasah tidak memiliki hak suara;
c. anggota dewan sekolah/madrasah selain sebagaimana dimaksud pada huruf
a dan huruf b memiliki hak suara sama dan secara kumulatif memiliki 51 (lima
puluh satu) persen hak suara.

 
(5) Pengambilan keputusan dalam sidang dewan sekolah/madrasah melalui
pemungutan suara untuk pemilihan atau pemberhentian kepala
sekolah/madrasah atau keputusan lain yang menyangkut orang dilakukan secara
tertutup.
(6) Pengambilan keputusan dalam sidang dewan sekolah/madrasah melalui
pemungutan suara selain sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan secara
terbuka.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengambilan keputusan melalui pemungutan
suara diatur dalam anggaran rumah tangga.

Bagian Ketiga
Kepala Sekolah/Madrasah

Pasal 16

(1) Kepala sekolah/madrasah menjalankan fungsi pengelolaan pendidikan.


(2) Kepala sekolah/madrasah bertanggung jawab kepada dewan sekolah/madrasah.
(3) Kepala sekolah/madrasah dan seluruh pimpinan unit di bawahnya sesuai dengan
kewenangan masing-masing menjalankan manajemen berbasis
sekolah/madrasah berdasarkan peraturan perundang-undangan.
(4) Kepala sekolah/madrasah dapat dibantu oleh wakil kepala sekolah/madrasah.
(5) Jumlah, nomenklatur jabatan, serta rincian tugas dan kewenangan wakil kepala
sekolah/madrasah dan/atau unit kerja di bawah kepala sekolah/madrasah diatur
dalam anggaran rumah tangga.
(6) Wakil kepala sekolah/madrasah diangkat dan diberhentikan oleh Kepala
sekolah/madrasah setelah mendapat persetujuan dewan sekolah/madrasah.
(7) Masa jabatan kepala sekolah/madrasah dan wakil kepala sekolah/madrasah
4(empat) tahun dan dapat dipilih atau diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa
jabatan.

Pasal 17

(1) Persyaratan menjadi kepala sekolah/madrasah dan wakil kepala sekolah/


madrasah sebagai berikut:
a. berkewarganegaraan Indonesia;
b. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
c. berpendidikan S1 dari program studi dalam negeri yang terakreditasi atau
perguruan tinggi luar negeri yang diakui oleh Pemerintah;
d. paling rendah berusia 35 (tiga puluh lima) tahun pada saat ditetapkan menjadi
kepala sekolah/madrasah atau wakil kepala sekolah/madrasah;
e. berpengalaman sebagai guru paling sedikit 5 (lima) tahun;
f. sehat jasmani dan rohani menurut keterangan dokter;

10

 
g. tidak pernah dipidana berdasarkan keputusan pengadilan yang memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan perbuatan yang diancam pidana
penjara;
h. tidak memilki kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan BHPPD
Sekolah/Madrasah ..........;
i. memiliki integritas diri dan tidak cacat moral;
j. mempunyai visi, wawasan, dan minat terhadap pengembangan
Sekolah/Madrasah .................;
k. peduli dan memahami pendidikan nasional; dan
l. memiliki kompetensi manajerial dan entrepreneurial.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf f diatur dalam anggaran rumah tangga.

Pasal 18

(1) Kepala sekolah/madrasah diangkat atau diberhentikan oleh dewan sekolah/


madrasah melalui pemungutan suara.
(2) Pemungutan suara untuk memilih kepala sekolah/madrasah dilaksanakan oleh
dewan sekolah/madrasah paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum masa jabatan
kepala sekolah/madrasah sebelumnya berakhir.
(3) Dewan sekolah/madrasah menetapkan dan melantik kepala sekolah/madrasah
paling lambat pada hari berakhirnya masa bakti kepala sekolah/madrasah
sebelumnya.
(4) Tata cara penjaringan calon kepala sekolah/madrasah dan pelantikan kepala
sekolah/madrasah diatur oleh dewan sekolah/madrasah.
(5) Jabatan kepala sekolah/madrasah dan wakil kepala sekolah/madrasah berakhir
apabila:
a. berakhir masa jabatannya;
b. meninggal dunia;
c. berhalangan tetap;
d. mengundurkan diri;
e. diberhentikan; atau
f. tidak lagi memenuhi syarat.
(6) Tata cara pengangkatan dan pemberhentian kepala sekolah/madrasah dan wakil
kepala sekolah/madrasah diatur lebih lanjut dalam anggaran rumah tangga.

Pasal 19

(1) Dalam hal kepala sekolah/madrasah berhalangan tidak tetap, tugas dan
kewenangan kepala sekolah/madrasah dijalankan sementara oleh wakil kepala
sekolah/madrasah.

11

 
(2) Dalam hal kepala sekolah/madrasah berhalangan tetap dan sisa masa
jabatannya paling lama 1 (satu) tahun, wakil kepala sekolah/madrasah diangkat
menjadi kepala sekolah/madrasah baru oleh dewan sekolah/madrasah sampai
dengan berakhir masa jabatan kepala sekolah/madrasah yang berhalangan
tetap.
(3) Dalam hal kepala sekolah/madrasah berhalangan tetap dan sisa masa
jabatannya lebih dari 1 (satu) tahun, dewan sekolah/madrasah mengangkat
kepala sekolah/madrasah baru atas dasar hasil pemungutan suara, untuk masa
jabatan sampai berakhirnya masa jabatan kepala sekolah/madrasah yang
berhalangan tetap.

Pasal 20

(1) Kepala sekolah/madrasah bertindak keluar untuk dan atas nama BHPPD
Sekolah/Madrasah...................
(2) Kepala sekolah/madrasah berhak mewakili BHPPD sekolah/madrasah di dalam
dan di luar pengadilan, mengikat BHPPD sekolah/madrasah dengan pihak lain
dan pihak lain dengan BHPPD sekolah/madrasah, serta menjalankan segala
tindakan baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, akan tetapi
dengan pembatasan bahwa untuk:
a. meminjam atau meminjamkan uang atas nama BHPPD sekolah/madrasah;
b. menjaminkan, menyewakan, mengalihkan, atau melepaskan dalam cara dan
bentuk apapun harta kekayaan BHPPD sekolah/madrasah baik benda tetap
berupa tanah milik BHPPD sekolah/madrasah, maupun benda tidak tetap
yang nilainya ditentukan dari waktu ke waktu oleh dewan sekolah/madrasah;
c. bertindak sebagai penjamin;
harus mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari dewan
sekolah/madrasah.
(3) Kepala sekolah/madrasah tidak berwenang bertindak ke luar mewakili BHPPD
Sekolah/Madrasah ............. apabila:
a. terjadi perkara di depan pengadilan antara BHPPD Sekolah/Madrasah
............... dengan kepala sekolah/madrasah;
b. kepala sekolah/madrasah mempunyai kepentingan yang bertentangan
dengan BHPPD Sekolah/Madrasah...............;
c. melakukan perbuatan yang melanggar peraturan perundang-undangan; atau
d. melakukan perbuatan yang merugikan BHPPD Sekolah/Madrasah .............
dan dilarang oleh dewan sekolah/madrasah.
(4) Dalam hal terjadi keadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
dan/atau huruf b, dewan sekolah/madrasah menunjuk seseorang untuk mewakili
kepentingan BHPPD Sekolah/Madrasah........................

12

 
Pasal 21

Tugas dan wewenang kepala sekolah/madrasah:


a. menyusun anggaran rumah tangga atau perubahannya untuk diusulkan dan
ditetapkan oleh dewan sekolah/madrasah;
b. menyusun dan/atau menetapkan kebijakan akademik;
c. menyusun dan menetapkan kebijakan non-akademik untuk mendukung
kebijakan akademik baik langsung maupun tidak langsung;
d. menyusun dan/atau mengubah rencana pengembangan jangka panjang 10
(sepuluh) tahun BHPPD Sekolah/Madrasah ......................., untuk diusulkan dan
ditetapkan oleh dewan sekolah/madrasah;
e. menyusun dan/atau mengubah rencana strategis berjangka 5 (lima) tahun
BHPPD Sekolah/Madrasah ............ berdasarkan kebijakan umum yang
ditetapkan dewan sekolah/madrasah dan rencana pengembangan jangka
panjang 10 (sepuluh) tahun untuk diusulkan dan ditetapkan oleh dewan
sekolah/madrasah;
f. menyusun dan/atau mengubah rencana kerja dan anggaran tahunan BHPPD
Sekolah/Madrasah...................... berdasarkan rencana strategis BHPPD
Sekolah/Madrasah ..................., untuk diusulkan dan ditetapkan oleh dewan
sekolah/madrasah;
g. mengelola pendidikan sesuai dengan rencana kerja dan anggaran tahunan
BHPPD Sekolah/Madrasah .............................;
h. mengangkat dan/atau memberhentikan wakil kepala sekolah/madrasah,
pimpinan unit di bawah kepala sekolah/madrasah, dan tenaga BHPPD
Sekolah/Madrasah ....................... berdasarkan anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga serta peraturan perundang-undangan;
i. menjatuhkan sanksi kepada pendidik dan tenaga kependidikan yang melakukan
pelanggaran, sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta
ketentuan peraturan perundang-undangan;
j. bertindak ke luar untuk dan atas nama BHPPD Sekolah/Madrasah .......................
sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar;
k. mengelola seluruh kekayaan BHPPD Sekolah/Madrasah ........................... dan
secara optimal memanfaatkannya untuk kepentingan BHPPD Sekolah/Madrasah
.................;
l. mengangkat, memindahkan, memberhentikan, membina, dan mengembangkan
pendidik dan tenaga kependidikan;
m. menerima, memberhentikan, membina, dan mengembangkan peserta didik;
n. menyelenggarakan pembukuan dan pelaporan keuangan BHPPD
Sekolah/Madrasah ........... yang transparan dan akuntabel serta sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku;
o. menyelenggarakan sistem informasi manajemen berbasis teknologi informasi
dan komunikasi;

13

 
p. menyampaikan dan mempertanggungjawabkan laporan tahunan kemajuan
BHPPD Sekolah/Madrasah ......... kepada dewan sekolah/madrasah;
q. mengusulkan pendidik dan tenaga kependidikan untuk mendapat kenaikan
pangkat dan jabatan serta memperoleh penghargaan 21 ;
r. kewenangan sesuai dengan ciri khas................................................ 22 ;
s. memelihara keamanan dan ketertiban serta kenyamanan kerja di
sekolah/madrasah untuk menjamin kelancaran kegiatan pendidikan; dan
t. membina dan mengembangkan hubungan baik BHPPD Sekolah/Madrasah
................. dengan alumni 23 , Pemerintah, pemerintah daerah, pengguna hasil
kegiatan pendidikan, dan masyarakat.

Pasal 22

(1) Dalam BHPPD Sekolah/Madrasah .................... dilarang perangkapan jabatan


antarpemimpin organ.
(2) Kepala sekolah/madrasah dan wakil kepala sekolah/madrasah dilarang
merangkap:
a. jabatan pada badan hukum pendidikan lain;
b. jabatan pada lembaga Pemerintah atau pemerintah daerah; atau
c. jabatan yang dapat menimbulkan pertentangan kepentingan dengan
kepentingan BHPPD Sekolah/Madrasah ...............

Pasal 23

(1) Kepala sekolah/madrasah dan wakil kepala sekolah/madrasah berkewajiban


mematuhi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta peraturan
perundang-undangan.
(2) Kepala sekolah/madrasah dan wakil kepala sekolah/madrasah sebagai
pimpinan organ BHPPD Sekolah/Madrasah ............. berhak atas penghasilan
bulanan dan maslahat lainnya atas beban BHPPD Sekolah/Madrasah ..............
yang diatur dalam anggaran rumah tangga.
(3) Penghasilan bulanan dan maslahat lainnya sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), di luar remunerasi yang menjadi haknya sebagai pendidik, ditetapkan
atas dasar azas kepatutan dan kepantasan yang ditetapkan oleh dewan
sekolah/madrasah.

                                                 
21
Hanya untuk Sekolah/Madrasah.
22
Diisi berdasarkan usulan masing-masing BHPP Sekolah/Madrasah sesuai peraturan perundang-undangan.
23
Apabila diperlukan

14

 
(4) Maslahat lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dapat
berupa maslahat finansial atau nonfinansial yang ditetapkan berdasarkan kinerja
terukur pelaksanaan kegiatan pendidikan.
(5) Maslahat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat ditetapkan oleh Dewan
sekolah/madrasah apabila laporan keuangan tahunan BHPPD
Sekolah/Madrasah ............ mendapatkan opini wajar tanpa perkecualian dari
auditor eksternal dan laporan pertanggungjawaban tahunan kepala
sekolah/madrasah disetujui dan disahkan oleh dewan sekolah/madrasah.

Pasal 24

(1) Susunan, jumlah, kedudukan, nomenklatur unit, masa jabatan, serta rincian
tugas dan wewenang pimpinan unit-unit di bawah kepala sekolah/madrasah dan
wakil kepala sekolah/madrasah diatur dalam anggaran rumah tangga.
(2) Unit-unit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh pimpinan unit yang
diangkat dan diberhentikan oleh kepala sekolah/madrasah.
(3) Persyaratan menjadi pimpinan unit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) serta
tata cara pengangkatan dan pemberhentiannya diatur dalam anggaran rumah
tangga.

Pasal 25

(1) Pimpinan unit di bawah kepala sekolah/madrasah dan wakil kepala


sekolah/madrasah berkewajiban mematuhi anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga serta peraturan perundang-undangan.
(2) Pimpinan unit di bawah kepala sekolah/madrasah dan wakil kepala
sekolah/madrasah berhak atas penghasilan bulanan dan maslahat lainnya atas
beban BHPPD Sekolah/Madrasah .............. yang diatur dalam anggaran rumah
tangga.
(3) Penghasilan bulanan dan maslahat lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), di luar remunerasi yang menjadi haknya sebagai pendidik dan tenaga
kependidikan, ditetapkan atas dasar azas kepatutan dan kepantasan.
(4) Maslahat lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dapat
berupa maslahat finansial atau nonfinansial yang ditetapkan berdasarkan kinerja
pelaksanaan kegiatan pendidikan.
(5) Maslahat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat ditetapkan oleh kepala
sekolah/madrasah apabila unit tertentu di bawah kepala sekolah/madrasah dan
wakil kepala sekolah/madrasah dinilai berhasil secara terukur dalam
pelaksanaan kegiatan pendidikan.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai penghasilan bulanan dan maslahat lainnya
diatur dalam anggaran rumah tangga.

15

 
BAB V
KEKAYAAN

Pasal 25

(1) Kekayaan awal BHPPD Sekolah/Madrasah .............. berasal dari kekayaan


daerah yang dipisahkan, kecuali tanah, yang nilainya ditetapkan oleh Menteri
Keuangan berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan
Nasional dan Gubernur/Bupati/Walikota bersama dengan Departemen
Keuangan.
(2) Tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan tanah negara yang
penggunaannya diserahkan kepada BHPPD Sekolah/Madrasah ................ dan
tidak dapat dialihkan kepada pihak lain.
(3) Tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibukukan sebagai aset dalam
neraca BHPPD Sekolah/Madrasah ............... dengan pengungkapan yang
memadai dalam catatan atas laporan keuangan.
(4) Tanah yang diperoleh dan dimiliki oleh BHPPD Sekolah/Madrasah ............
selain tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dialihkan kepada pihak
lain setelah memperoleh persetujuan dewan sekolah/madrasah.
(5) Kekayaan dan pendapatan BHPPD Sekolah/Madrasah ............ dikelola secara
mandiri, transparan, dan akuntabel oleh kepala sekolah/madrasah.
(6) Kekayaan dan pendapatan BHPPD Sekolah/Madrasah ................. digunakan
secara langsung atau tidak langsung untuk:
a. Kepentingan peserta didik dalam proses pembelajaran;
b. Pelaksanaan pembelajaran;
c. Peningkatan pelayanan pendidikan; dan
d. Penggunaan lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(7) Penggunaan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf d tidak merusak
citra BHPPD Sekolah/Madrasah .................. sebagai lembaga pendidikan dan
sisa hasil kegiatannya digunakan untuk mendukung kegiatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) huruf a, huruf b, dan huruf c.

Pasal 26

(1) Semua bentuk pendapatan dan sisa hasil kegiatan BHPPD Sekolah/Madrasah
................. yang diperoleh dari penggunaan kekayaan negara yang telah
dipisahkan, tidak termasuk pendapatan negara bukan pajak.
(2) Semua bentuk pendapatan BHPPD Sekolah/Madrasah ................. yang
diperoleh dari penggunaan tanah negara yang telah diserahkan penggunaannya
kepada BHPPD Sekolah/Madrasah ................., tidak termasuk pendapatan
negara bukan pajak.

16

 
Pasal 27

Kekayaan berupa uang, barang, atau bentuk lain yang dapat dinilai dengan uang
milik BHPPD Sekolah/Madrasah ..............., dilarang dialihkan kepemilikannya secara
langsung atau tidak langsung kepada siapa pun, kecuali untuk memenuhi kewajiban
yang timbul sebagai konsekuensi pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 25 ayat (6) dan ayat (7).

BAB VI
PENDANAAN

Pasal 28

(1) Sumber dana BHPPD Sekolah/Madrasah ........., ditetapkan berdasarkan prinsip


keadilan, kecukupan, dan keberlanjutan.
(2) Pendanaan BHPPD Sekolah/Madrasah ............, menjadi tanggung jawab
bersama antara Pemerintah dan masyarakat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 29

(1) Dana pendidikan BHPPD Sekolah/Madrasah ............. yang bersumber dari


Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat merupakan hibah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima dan dikelola oleh kepala
sekolah/madrasah.
(3) Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam perjanjian hibah.
(4) Kepala sekolah/madrasah menggunakan dana hibah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sesuai perjanjian hibah.

Pasal 30

(1) BHPPD Sekolah/Madrasah ................... dapat menerima sumber dana


pendidikan yang tidak mengikat dari masyarakat.
(2) Tidak mengikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain berarti:
a. tidak membatasi kebebasan organ BHPPD Sekolah/Madrasah ......................
dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan peserta didik, pendidik,
dan/atau tenaga kependidikan;
b. tidak membatasi kebebasan organ BHPPD Sekolah/Madrasah ....................
dalam pengambilan keputusan akademik; atau
c. tidak menimbulkan konflik kepentingan pada organ BHPPD
Sekolah/Madrasah .................... atau pejabatnya.

17

 
(3) Sumber dana pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa
sumbangan pendidikan, hibah, wakaf, zakat, pembayaran nadzar, pinjaman,
sumbangan perusahaan, dan/atau penerimaan lain yang sah.
(4) Sumber dana pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3)
dapat dipakai untuk biaya investasi, biaya operasional, beasiswa, bantuan biaya
pendidikan bagi peserta didik, dan/atau penggunaan lain yang sesuai dengan
anggaran dasar, anggaran rumah tangga, serta peraturan perundang-undangan.

Pasal 31

(1) Seluruh biaya investasi pada BHPPD Sekolah/Madrasah .................... untuk


penyelenggaraan pendidikan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan menjadi
tanggung jawab bersama Pemerintah dan BHPPD Sekolah/Madrasah
..................
(2) Biaya investasi untuk penyelenggaraan pelayanan pendidikan di atas Standar
Nasional Pendidikan menjadi tanggung jawab BHPPD Sekolah/Madrasah
................
(3) Peserta didik dapat ikut menanggung biaya investasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) sesuai dengan kemampuan orang tua atau pihak yang
bertanggung jawab membiayainya yang diatur oleh kepala sekolah/madrasah
dengan sistem subsidi silang.
(4) Sistem subsidi silang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diatur
antarpeserta-didik, antarprogram-studi, atau antarsekolah.
(5) Biaya investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tercantum
dalam anggaran tahunan.
(6) Cakupan dan rincian biaya investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus
sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku bagi badan hukum pendidikan.
(7) Masyarakat, Pemerintah, pemerintah daerah, atau pihak lain dapat membantu
pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3).

Pasal 32

(1) Paling sedikit ½ (satu per dua) biaya operasional pada BHPPD
Sekolah/Madrasah ...................... untuk penyelenggaraan pendidikan
berdasarkan Standar Nasional Pendidikan menjadi tanggung jawab Pemerintah
bersama-sama BHPPD Sekolah/Madrasah .............
(2) Paling banyak ⅓ (satu per tiga) dari biaya operasional pada BHPPD
Sekolah/Madrasah ................... untuk penyelenggaraan pendidikan berdasarkan
Standar Nasional Pendidikan menjadi tanggung jawab peserta didik.
(3) Biaya operasional untuk penyelenggaraan pelayanan pendidikan di atas Standar
Nasional Pendidikan menjadi tanggung jawab BHPPD Sekolah/Madrasah
.............

18

 
(4) Peserta didik dapat dibebani biaya operasional tambahan untuk
penyelenggaraan program pendidikan di atas Standar Nasional Pendidikan.
(5) Peserta didik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (4) menanggung
biaya operasional sesuai dengan kemampuan orang tua atau pihak yang
bertanggung jawab membiayainya yang diatur oleh kepala sekolah/madrasah
dengan sistem subsidi silang.
(6) Sistem subsidi silang sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat diatur
antarpeserta-didik, antarprogram-studi, dan/atau antarsekolah.
(7) Biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)
tercantum dalam anggaran tahunan.
(8) Cakupan biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (7) harus sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku bagi badan hukum pendidikan.
(9) Kekurangan pendanaan biaya operasional pendidikan di luar sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) menjadi tanggung jawab BHPPD
Sekolah/Madrasah ............
(10)Masyarakat, Pemerintah, pemerintah daerah, atau pihak lain dapat membantu
pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3).

Pasal 33

(1) BHPPD Sekolah/Madrasah ................... wajib menjaring dan menerima Warga


Negara Indonesia yang memiliki potensi akademik tinggi tetapi kurang mampu
secara ekonomi paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari jumlah keseluruhan
peserta didik baru.
(2) BHPPD Sekolah/Madrasah ................... menyediakan anggaran untuk membantu
peserta didik Warga Negara Indonesia yang tidak mampu membiayai
pendidikannya, dalam bentuk:
a. beasiswa;
b. bantuan biaya pendidikan;
c. pembebasan biaya pendidikan;
d. kredit peserta didik 24 ;
e. pemberian pekerjaan kepada peserta didik pada jenjang menengah; dan/atau
f. bentuk bantuan lain sesuai peraturan perundang-undangan.
(3) Beasiswa dan bantuan biaya pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a dan huruf b wajib dialokasikan oleh BHPPD Sekolah/Madrasah
....................... untuk paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari jumlah seluruh
peserta didik.
(4) Beasiswa dan bantuan biaya pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a dan huruf b menjadi tanggung jawab Pemerintah dan BHPPD
Sekolah/Madrasah ............

                                                 
24
Sesuai dengan kondisi sekolah, misalnya kredit untuk pembelian peralatan praktek.

19

 
(5) Beasiswa dan bantuan biaya pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a dan huruf b dapat bersumber dari:
a. Pemerintah;
b. pemerintah daerah;
c. masyarakat;
d. pihak asing yang tidak mengikat; dan/atau
e. sumber lain sesuai peraturan perundang-undangan.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai beasiswa, bantuan biaya pendidikan,
pembebasan biaya pendidikan, kredit peserta didik, pemberian pekerjaan kepada
peserta didik, dan bentuk bantuan lain kepada peserta didik diatur oleh kepala
sekolah/madrasah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB VII
AKUNTABILITAS DAN PENGAWASAN

Pasal 34

(1) Akuntabilitas publik BHPPD Sekolah/Madrasah .................... terdiri atas


akuntabilitas akademik dan akuntabilitas non-akademik.
(2) Akuntabilitas publik wajib diwujudkan paling sedikit dengan:
a. Menyesuaikan jumlah maksimum seluruh peserta didik dengan kapasitas
sarana dan prasarana, pendidik, tenaga kependidikan, serta sumber daya
lainnya sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri;
b. Memberikan pelayanan pendidikan di atas standar pelayanan minimal serta
secara bertahap dan sistematis melakukan penjaminan mutu untuk
memenuhi Standar Nasional Pendidikan;
c. Tidak melakukan komersialisasi pendidikan;
d. Menyelenggarakan tata kelola BHPPD Sekolah/Madrasah ...........
berdasarkan praktik-praktik terbaik;
e. Menyusun laporan keuangan BHPPD Sekolah/Madrasah ............ tepat waktu,
sesuai standar akuntansi yang berlaku bagi badan hukum pendidikan; dan
f. Melakukan pelaporan lainnya secara transparan, tepat waktu, dan akuntabel.

Pasal 35

(1) Pengawasan terhadap BHPPD Sekolah/Madrasah............... dilakukan sekurang-


kurangnya melalui sistem pelaporan tahunan.
(2) Laporan BHPPD Sekolah/Madrasah............... meliputi laporan bidang akademik
dan laporan bidang non-akademik.
(3) Laporan bidang akademik meliputi laporan penyelenggaraan pembelajaran (intra
dan ekstra kurikuler).

20

 
(4) Laporan bidang non-akademik meliputi laporan manajemen dan laporan
keuangan.
(5) Sistem pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan (4) diatur lebih lanjut
dalam anggaran rumah tangga.

Pasal 36

(1) Tahun buku BHPPD sekolah/madrasah dimulai dari tanggal 1 (satu) Januari
sampai dengan tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember.
(2) Pada akhir Desember tiap tahun, buku BHPPD sekolah/madrasah ditutup.
(3) Untuk pertama kalinya tahun buku BHPPD sekolah/madrasah dimulai pada
tanggal penetapan Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota tentang Pendirian
BHPPD Sekolah/Madrasah .......... dan ditutup tanggal 31 (tiga puluh satu)
Desember tahun berjalan.

Pasal 37

(1) Laporan tahunan BHPPD Sekolah/Madrasah ........................ wajib disusun oleh


kepala sekolah/madrasah paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya tahun
buku BHPPD sekolah/madrasah dan disampaikan secara tertulis kepada dewan
sekolah/madrasah.
(2) Setelah laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetujui dan
disahkan oleh dewan sekolah/madrasah, kepala sekolah/madrasah dibebaskan
dari tanggungjawab.
(3) Pembebasan dari tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
diberikan apabila laporan tahunan tidak mengandung kekurangan, kekeliruan,
atau kekhilafan yang bersifat material.
(4) Apabila setelah pengesahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdapat hal
baru yang membuktikan sebaliknya, pengesahan tersebut dapat dibatalkan oleh
dewan sekolah/madrasah.

Pasal 38

(1) Ketua dewan sekolah/madrasah membuat laporan tahunan BHPPD


Sekolah/Madrasah ............... secara tertulis, berdasarkan laporan tahunan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 dan Pasal 42 untuk dilaporkan dalam
sidang pleno dewan sekolah/madrasah.
(2) Laporan tahunan BHPPD Sekolah/Madrasah ................ sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dievaluasi oleh dewan sekolah/madrasah dalam sidang pleno.
(3) Laporan tahunan BHPPD Sekolah/Madrasah ................ disertai hasil evaluasi
sidang pleno secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberitahukan
oleh dewan sekolah/madrasah kepada Gubernur/Bupati/Walikota selaku pendiri.

21

 
Pasal 39

(1) Laporan keuangan tahunan BHPPD Sekolah/Madrasah ....................... diaudit


oleh akuntan publik atau tim audit.
(2) Laporan keuangan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
bagian tidak terpisahkan dari laporan tahunan BHPPD Sekolah/Madrasah
.........................
(3) Laporan keuangan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diumumkan
kepada publik yang mudah diakses oleh masyarakat.
(4) Apabila BHPPD Sekolah/Madrasah .................... menerima dan menggunakan
dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, BHPPD
Sekolah/Madrasah ................... harus membuat laporan penerimaan dan
penggunaan dana tersebut dan melaporkan kepada Pemerintah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 40

(1) Apabila BHPPD Sekolah/Madrasah ............... memperoleh hibah dari Pemerintah


dan/atau pemerintah daerah, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia,
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Inspektorat Jenderal
Departemen sesuai dengan kewenangan masing-masing mengaudit laporan
keuangan tahunan, terbatas pada bagian penerimaan dan penggunaan hibah
tersebut.
(2) Administrasi dan laporan keuangan tahunan BHPPD Sekolah/Madrasah .............
merupakan tanggung jawab kepala sekolah/madrasah.

BAB VIII
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 41

(1) Sumber daya manusia BHPPD Sekolah/Madrasah ........... terdiri atas pendidik
dan tenaga kependidikan.
(2) Sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berstatus
pegawai negeri sipil yang dipekerjakan oleh pemerintah daerah atau pegawai
BHPPD ...........
(3) Sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) membuat perjanjian
kerja dengan Kepala Sekolah/Madrasah.
(4) Sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
mendapatkan remunerasi dari BHPPD Sekolah/Madrasah ....................

22

 
Bagian Kedua
Pendidik

Pasal 42

Perjanjian kerja antara pendidik dengan kepala sekolah/madrasah sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 43 ayat (3) memuat paling sedikit:
a. identitas para pihak;
b. status, penggolongan pangkat dan jabatan;
c. hak dan kewajiban pendidik;
d. pengangkatan dan pemberhentian jabatan bagi pendidik BHPPD
Sekolah/Madrasah ............;
e. penugasan pendidik Pegawai Negeri Sipil dan pengembaliannya kepada
pemerintah daerah;
f. beban kerja pendidik per minggu dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan;
g. metode pengukuran dan penilaian kinerja pendidik dalam pelaksanaan kegiatan
pendidikan;
h. remunerasi pendidik yang bersumber dari BHPPD Sekolah/Madrasah ............;
i. maslahat yang menjadi hak pendidik selain remunerasi;
j. penyelesaian perselisihan antara pendidik dengan BHPPD Sekolah/Madrasah
............; dan
k. jangka waktu perjanjian kerja.

Pasal 43

(1) Jabatan pendidik pada BHPPD Sekolah/Madrasah ................... mengikuti


peraturan perundang-undangan.
(2) Kepangkatan pendidik Pegawai Negeri Sipil yang dipekerjakan pada BHPPD
Sekolah/Madrasah ............. mengikuti peraturan perundang-undangan.
(3) Sistem kepangkatan dan jabatan pendidik pegawai BHPPD Sekolah/Madrasah
................ diatur dalam anggaran rumah tangga.

Pasal 44

(1) Remunerasi pendidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 huruf h ditetapkan


berdasarkan kinerja terukur dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan.
(2) Pendidik Pegawai Negeri Sipil memperoleh remunerasi dari:
a. Pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan
b. BHPPD Sekolah/Madrasah ........... sesuai dengan perjanjian kerja serta
kemampuan BHPPD Sekolah/Madrasah ...........

23

 
(3) Pendidik pegawai BHPPD Sekolah/Madrasah ....... memperoleh remunerasi dari
BHPPD Sekolah/Madrasah ................ sesuai dengan perjanjian kerja serta
kemampuan BHPPD Sekolah/Madrasah ...............................
(4) Besaran remunerasi pendidik di dalam BHPPD Sekolah/Madrasah
............................ ditentukan dengan memperhatikan:
a. kualitas pelayanan pendidikan sebagaimana diukur dengan akreditasi
program studi dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah dan/atau
ukuran lain yang bertaraf internasional;
b. kesetaraan remunerasi antara pendidik Pegawai Negeri Sipil dan pendidik
pegawai BHPPD Sekolah/Madrasah ............ atas dasar paling sedikit
kesamaan jabatan, masa kerja, kualifikasi akademik, dan kinerja;
c. proporsionalitas dengan remunerasi pada sekolah/madrasah lain yang
menyelenggarakan program studi yang sama;
d. besaran belanja pegawai yang dialokasikan dalam anggaran tahunan BHPPD
Sekolah/Madrasah ............ agar semua kegiatan pendidikan dapat
dilaksanakan sesuai dengan visi dan misi BHPPD Sekolah/Madrasah ............;
e. kepantasan rentang antara remunerasi pendidik yang tertinggi dan yang
terendah; dan
f. kepantasan perimbangan antara remunerasi pendidik yang menduduki
jabatan pimpinan dan remunerasi pendidik yang hanya menduduki jabatan
fungsional.
(5) Proporsionalitas sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf c memperhatikan
perbedaan kualitas program studi dan perbedaan tingkat kemahalan biaya hidup
antardaerah.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai remunerasi pendidik diatur dalam anggaran
rumah tangga.

Pasal 45

(1) Sistem penghargaan bagi pendidik yang berprestasi secara terukur dalam
pelaksanaan kegiatan pendidikan dan/atau atas pengabdiannya kepada BHPPD
Sekolah/Madrasah ............ diatur dalam anggaran rumah tangga.
(2) Sanksi bagi pendidik yang melanggar anggaran dasar dan/atau anggaran rumah
tangga diatur dalam anggaran rumah tangga sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 46

Beban kerja pendidik yang mendapat tugas tambahan sebagai pimpinan dalam
pelaksanaan kegiatan pendidikan diatur dalam anggaran rumah tangga sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

24

 
Bagian Ketiga
Tenaga Kependidikan

Pasal 47

Perjanjian kerja antara tenaga kependidikan dengan kepala sekolah/madrasah


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (3) memuat paling sedikit:
a. identitas para pihak;
b. status, penggolongan pangkat dan jabatan;
c. hak dan kewajiban tenaga kependidikan;
d. pengangkatan dan pemberhentian tenaga kependidikan BHPPD
Sekolah/Madrasah ............;
e. penugasan tenaga kependidikan Pegawai Negeri Sipil dan pengembaliannya
kepada Pemerintah;
f. beban kerja tenaga kependidikan per minggu dalam memberikan pelayanan
pelaksanaan kegiatan pendidikan;
g. metode pengukuran dan penilaian kinerja tenaga kependidikan dalam
memberikan pelayanan pelaksanaan Kegiatan pendidikan;
h. remunerasi tenaga kependidikan yang bersumber dari ............;
i. maslahat yang menjadi hak tenaga kependidikan selain remunerasi;
j. penyelesaian perselisihan antara tenaga kependidikan dengan BHPPD
Sekolah/Madrasah ............; dan
k. jangka waktu perjanjian kerja.

Pasal 48

(1) Kepangkatan tenaga kependidikan Pegawai Negeri Sipil yang dipekerjakan pada
BHPPD Sekolah/Madrasah ............ mengikuti peraturan perundangan.
(2) Sistem kepangkatan dan jabatan tenaga kependidikan pegawai BHPPD
Sekolah/Madrasah ................. diatur dalam anggaran rumah tangga.
(3) Jabatan tenaga kependidikan yang diangkat menjadi pimpinan diatur dalam
anggaran rumah tangga.

Pasal 49

(1) Sistem remunerasi bagi tenaga kependidikan diatur dalam anggaran rumah
tangga.
(2) Remunerasi tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 huruf
h ditetapkan berdasarkan kinerja terukur dalam memberikan pelayanan
pelaksanaan Kegiatan pendidikan.

25

 
(3) Tenaga kependidikan Pegawai Negeri Sipil memperoleh remunerasi dari:
a. Pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan
b. BHPPD Sekolah/Madrasah........... sesuai dengan perjanjian kerja serta
kemampuan BHPPD Sekolah/Madrasah ...........
(4) Tenaga kependidikan pegawai BHPPD Sekolah/Madrasah ........ memperoleh
remunerasi dari BHPPD Sekolah/Madrasah ............... sesuai dengan perjanjian
kerja serta kemampuan BHPPD Sekolah/Madrasah ............
(5) Besaran remunerasi tenaga kependidikan di dalam BHPPD Sekolah/Madrasah
................ ditentukan dengan memperhatikan:
a. kualitas pelayanan pelaksanaan Kegiatan pendidikan yang terukur;
b. kesetaraan remunerasi antara tenaga kependidikan Pegawai Negeri Sipil dan
tenaga kependidikan pegawai BHPPD Sekolah/Madrasah ................ atas
dasar paling sedikit kesamaan jabatan, masa kerja, kualifikasi akademik, dan
kinerja;
c. proporsionalitas dengan remunerasi pada sekolah/madrasah lain;
d. besaran belanja pegawai yang dialokasikan dalam anggaran tahunan BHPPD
Sekolah/Madrasah .............. agar semua kegiatan Kegiatan pendidikan dapat
dilaksanakan sesuai dengan visi dan misi BHPPD Sekolah/Madrasah
............;
e. kepantasan rentang antara remunerasi tenaga kependidikan yang tertinggi
dan yang terendah; dan
f. kepantasan perimbangan antara remunerasi tenaga kependidikan yang
menduduki jabatan Kepala Sekolah/Madrasah ……… dan remunerasi
tenaga kependidikan yang tidak menduduki jabatan pimpinan.
(6) Proporsionalitas sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf c memperhatikan
perbedaan kualitas sekolah/madrasah dan perbedaan tingkat kemahalan biaya
hidup antardaerah.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai remunerasi tenaga kependidikan diatur dalam
anggaran rumah tangga.

Pasal 50

(1) Sistem penghargaan bagi tenaga kependidikan yang berprestasi secara terukur
dalam pemberian layanan pelaksanaan kegiatan pendidikan dan/atau atas
pengabdiannya kepada BHPPD Sekolah/Madrasah .......... diatur dalam
anggaran rumah tangga.
(2) Sanksi bagi tenaga kependidikan yang melanggar anggaran dasar dan/atau
anggaran rumah tangga diatur dalam anggaran rumah tangga sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

26

 
Pasal 51

Beban kerja tenaga kependidikan diatur dalam anggaran rumah tangga sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 52

Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal ...

GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA

(tanda tangan)

(NAMA)

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

TTD.

BAMBANG SUDIBYO
Salinan sesuai dengan aslinya.
Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Departemen Pendidikan Nasional,

Dr. A. Pangerang Moenta,S.H.,M.H.,DFM


NIP 196108281987031003

27

 
SALINAN
LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 71 TAHUN 2009 TANGGAL 9 OKTOBER 2009

CONTOH

AKTA NOTARIS PENDIRIAN PERTAMA KALI


BADAN HUKUM PENDIDIKAN MASYARAKAT (BHPM)
SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN/ATAU PENDIDIKAN MENENGAH

PENDIRIAN
BADAN HUKUM PENDIDIKAN MASYARAKAT
SEKOLAH/MADRASAH 1

PENDIRIAN
BADAN HUKUM PENDIDIKAN MASYARAKAT 2
SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH / DINIYAH..............
SEKOLAH DASAR LUAR BIASA 3
atau
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA / MADRASAH TSANAWIYAH/DINIYAH.............
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA 4
atau
SEKOLAH MENENGAH ATAS / MADRASAH ALIYAH / DINIYAH............
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN / MADRASAH ALIYAH KEJURUAN /
SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA 5

“_____________________________________ “

Nomor :

-Pada hari ini,


tanggal
bulan
tahun
pukul
WI _____ (Waktu Indonesia _________________).
Menghadap kepada saya, Notaris berkedudukan di __________________________ ,
Wilayah Jabatan Propinsi ______________________ , dengan dihadiri oleh para saksi
yang saya, Notaris, kenal yang nama – namanya akan disebutkan pada bagian akhir
akta ini.

1
Pilih salah satu sesuai dengan keinginan para pihak/penghadap.
2
UU 9/2009, Pasal 6 ayat 2 : BHPP, BHPPD dan BHPM hanya mengelola 1 (satu) satuan pendidikan.
Pasal 10 : Satuan pendidikan yang didirikan setelah undang-undang ini (UU BHP) belaku, wajib berbentuk badan hukum
pendidikan
3
Pilih salah satu sesuai dengan keinginan para pihak/penghadap.
4
Pilih salah satu sesuai dengan keinginan para pihak/penghadap.
5
Pilih salah satu sesuai dengan keinginan para pihak/penghadap.
1. TUAN
dilahirkan di
tanggal
bulan
tahun
Warga Negara Indonesia, Swasta, bertempat tinggal di Jalan
Rukun Tetangga
Rukun Warga
Kelurahan
Kecamatan
pemegang Kartu Tanda Penduduk (K.T.P./N.I.K.) nomor

2. NYONYA
dilahirkan di
tanggal
bulan
tahun
Warga Negara Indonesia, Swasta, bertempat tinggal di
Jalan
Rukun Tetangga
Rukun Warga
Kelurahan
Kecamatan
pemegang Kartu Tanda Penduduk (K.T.P./N.I.K.) nomor

-Para penghadap 6 (-Penghadap 7 ) saya, Notaris, telah kenal, berdasarkan identitasnya


yang diperlihatkan kepada saya, Notaris.

-(Para) Penghadap menerangkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang


berlaku serta 8 Ijin prinsip pendirian Badan Hukum Pendidikan Sekolah/Madrasah 9
__________________________________ 10 , nomor ________________________ ,
tanggal _____________________ dari Menteri Pendidikan Nasional, dengan ini
mendirikan suatu Badan Hukum Pendidikan Masyarakat dengan Anggaran Dasar
sebagai berikut :

6
bila pendiri BHPM/penghadap nya 2 (dua) orang/lebih
7
bila pendiri BHPM/penghadap nya 1 (satu) orang
8
-Ijin pendirian universitas/institut/sekolah tinggi harus ada sebelum dibuat akta BHPM (dasar hukum : Pasal 62 ayat (1) Undang-
undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Para pihak/penghadap sendiri yang mengajukan ijin tersebut.
9
pilih salah satu.
10
Pilih salah satu sesuai kehendak Pendiri :
a. Sekolah Dasar*/Madrasah Ibtidaiyah*/Dinah ..................*/Sekolah Dasar Luar Biasa* (*pilih salah satu), atau
b. Sekolah Menengah Pertama*/Madrasah Tsanawiyah*/ Dinah ..................*/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa*
(*pilih salah satu), atau
c. Sekolah Menengah Atas*/Madrasah Aliyah*/Diniyah ...................*/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa* (*pilih salah
satu), atau
d. Sekolah Menengah Kejuruan*/Madrasah Aliyah Kejuruan* (*pilih salah satu).
Misalnya : “ Badan Hukum Pendidikan Sekolah Dasar Jabodetabek I ” atau “Badan Hukum Pendidikan Madrasah Aliyah
Istiqomah III “, dan seterusnya.

2
BAB I

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1

Badan Hukum Pendidikan Masyarakat ini bernama : ---------------------------------------------


”Badan Hukum Pendidikan Masyarakat Sekolah/Madrasah 11
______________________________” 12 (selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini cukup
disingkat dengan ”BHPM”). berkedudukan di Kota/Kabupaten __________________ ,
dan berkantor untuk pertama kali di _______________ 13 .

BAB II

PENDIRI

Pasal 2

1. Pendiri adalah orang perorangan yang pertama kali mendirikan BHPM ini yang
nama-namanya tercantum pada awal akta ini; atau.

2. Dalam hal terjadi perubahan jumlah dan komposisi Pendiri yang dimaksud dalam
ayat 1 di atas, maka berdasarkan penilaian Organ Representasi Pemangku
Kepentingan 14 dapat diangkat pendiri yang ditetapkan dalam Surat Keputusan
Organ Representasi Pemangku Kepentingan 15 .

3. Apabila badan hukum yang mendirikan BHPM dinyatakan bubar atau dibubarkan,
tidak mengakibatkan BHPM menjadi bubar tetapi akan dilanjutkan oleh Pendiri
yang diangkat oleh Organ Representasi Pemangku Kepentingan 16 .

11
pilih salah satu
12
Pilih salah satu sesuai kehendak Pendiri :
a. Sekolah Dasar*/Madrasah Ibtidaiyah*/Dinah ..................*/Sekolah Dasar Luar Biasa* (*pilih salah satu), atau
b. Sekolah Menengah Pertama*/Madrasah Tsanawiyah*/ Diniah ..................*/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa*
(*pilih salah satu), atau
c. Sekolah Menengah Atas*/Madrasah Aliyah*/Diniyah ...................*/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa* (*pilih salah
satu), atau
d. Sekolah Menengah Kejuruan*/Madrasah Aliyah Kejuruan* (*pilih salah satu).
Misalnya : “ Badan Hukum Pendidikan Sekolah Dasar Jabodetabek I ” atau “Badan Hukum Pendidikan Madrasah Aliyah
Istiqomah III “, dan seterusnya.
13
Sebutkan alamat lengkap : jalan, nomor, rukun tetangga, rukun warga, kampung, desa/kelurahan, kecamatan.
14
Penamaan organ represerasi pemangku kepentingan, misalnya: Dewan Sekolah atau Dewan Madrasah.
15
Penamaan organ represerasi pemangku kepentingan, misalnya: Dewan Sekolah atau Dewan Madrasah.
16
hanya berlaku apabila pendirinya badan hukum.

3
BAB III

TUJUAN

Pasal 3

BHPM mempunyai tujuan untuk menyelenggarakan dan memajukan pendidikan dasar


atau pendidikan menengah 17 berdasarkan manajemen berbasis sekolah/madrasah. 18

BAB IV

CIRI KHAS DAN


RUANG LINGKUP KEGIATAN

Pasal 4

BHPM mempunyai :
(1) Ciri khas : 19
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ

(2) Ruang lingkup kegiatan : 20


1. Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran 21 pada jenjang pendidikan dasar
atau pendidikan menengah 22 dan memelihara relevansi isinya dengan
kebutuhan masyarakat.
2. Melakukan kegiatan pembelajaran 23 , dan dimanfaatkan bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat.

BAB V

JANGKA WAKTU

Pasal 5
24
BHPM ini didirikan untuk jangka waktu ________________________________.

17
pilih salah satu
18
pilih salah satu
19
Ciri khas dapat dilihat dari visi dan misi sekolah/madrasah, misalnya berlandaskan nilai-nilai keragamaan tertentu atau
kekhasan daerah.
20
Ruang lingkup ini baku, tidak dapat diubah.
21
Pasal 1 angka 20 UU 20/2003, Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar.
22
Pilih salah satu
23
Pasal 1 angka 20 UU 20/2003, Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar.
24
Misalnya untuk waktu tidak terbatas, atau terbatas, sesuai dengan lamanya program studi yang dijalankan menurut ketentuan
yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional.

4
BAB VI

STRUKTUR ORGANISASI, NAMA, FUNGSI,


SERTA TUGAS DAN WEWENANG
SETIAP ORGAN

Pasal 6

(1) Struktur Organisasi BHPM terdiri atas :


a. organ representasi pemangku kepentingan.
b. organ pengelola pendidikan.
c.. organ ____________________ 25

(2) Nama Organ BHPM terdiri atas :


a. Dewan Sekolah/Madrasah 26 sebagai organ representasi pemangku
kepentingan BHPM yang menjalankan fungsi penentuan kebijakan umum.
b. Pengelola Sekolah/Madrasah 27 sebagai organ pengelola pendidikan yang
menjalankan fungsi pengelolaan pendidikan.

(3) Struktur organisasi dan hubungan antar organ BHPM diatur lebih lanjut dalam anggaran
rumah tangga.

(4) Peraturan dalam Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara tersusun dalam
hirarkhi sebagai berikut :
a. Peraturan perundang-undangan;
b. Anggaran Dasar;
c. Anggaran Rumah Tangga;
d. Peraturan Pembina;
e. Peraturan Kepala Sekola/Madrasah 28 ;
f. Peraturan pelaksanaan lain yang diterbitkan oleh pemimpin unit di bawah Kepala
Sekolah/Madrasah 29 yang hirarkhinya diatur dalam anggaran rumah tangga.

(5) Tugas dan Wewenang Organ :


30
a. Dewan Sekolah / Dewan Madrasah 31 :
i. menyusun dan menetapkan perubahan anggaran dasar dan menetapkan
anggaran rumah tangga beserta perubahannya.
ii. menyusun dan menetapkan kebijakan umum;
iii. menetapkan rencana pengembangan jangka panjang, rencana strategis,
rencana kerja tahunan, anggaran tahunan;
iv. mengesahkan pimpinan dan keanggotaan Dewan Sekolah/ Madrasah 32 ;
25
Jika pendiri membentuk organ lain sesuai pasal 18 ayat (3) UU BHP
26
Penamaan organ representasi pemangku kepentingan, misalnya: Dewan Sekolah atau Dewan Madrasah (pilih salah satu
sesuai dengan satuan pendididikan yang dibuat), atau dapat menggunakan nama lain sesuai kehendak pendiri.
27
Penamaan organ pengelola pendidikan, misalnya : Pengelola Sekolah atau Pengelola Madrasah (pilih salah satu sesuai
dengan satuan pendididikan yang dibuat), dapat menggunakan nama lain sesuai kehendak pendiri.
28
Pilih salah satu
29
Pilih salah satu.
30
Dasar Hukum : pasal 22 UU 9/2009.
31
pilih salah satu
32
pilih salah satu

5
v. mengangkat dan memberhentikan pimpinan 33 Sekolah/Madrasah 34 ;
vi. melakukan pengawasan umum atas pengelolaan BHPM.
vii. melakukan evaluasi tahunan atas kinerja BHPM.
viii. melakukan penilaian laporan pertanggungjawaban tahunan pimpinan
Sekolah/Madrasah 35 dan pengawas.
ix. mengusahakan pemenuhan kebutuhan pembiayaan BHPM sesuai dengan
ketentuan peraturan peraturan perundang-undangan; dan
x. menyelesaikan persoalan BHPM, termasuk masalah keuangan, yang tidak
dapat diselesaikan oleh organ BHPM lain sesuai dengan kewenangan
masing-masing.
36
b. Pengelola Sekolah/ Madrasah 37
i. menyusun rencana strategis BHPM berdasarkan kebijakan umum yang
38
ditetapkan Dewan Sekolah/Madrasah , untuk ditetapkan oleh Dewan
Sekolah/ Madrasah 39 ;
ii. menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan BHPM berdasarkan rencana
40
strategis BHPM, untuk ditetapkan oleh Dewan Sekolah/ Madrasah ;
iii. mengelola pendidikan sesuai dengan rencana kerja dan anggaran tahunan
BHPM yang telah ditetapkan;
iv. mengangkat dan memberhentikan pejabat di bawah pemimpin organ pengelola
sekolah/madrasah atau Kepala Sekolah/Madrasah dan pendidik serta tenaga
kependidikan BHPM berdasarkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga,
serta peraturan perundang-undangan;-------------------------------------------------------
v. melaksanakan fungsi-fungsi manajemen pengelolaan pendidikan; --------------
vi. membina dan mengembangkan hubungan baik BHPM dengan lingkungan dan
masyarakat pada umumnya;
vii. bertindak keluar untuk dan atas nama BHPM dalam urusan yang ditetapkan
dalam ayat (5) huruf b pasal ini dan pasal 8;
viii. melaksanakan fungsi lain yaitu :
(i) ___________________________________________ ;
(ii) ___________________________________________ ;
(iii) ___________________________________________ ;

33
yang dimaksud “Pemimpin Sekolah” adalah Kepala Sekolah/Madrasah beserta Wakil Kepala Sekolah
34
pilih salah satu
35
pilih salah satu
36
Dasar hukum : pasal 33 ayat 1 huruf a UU 9/2009
37
pilih salah satu
38
pilih salah satu
39
pilih salah satu
40
pilih salah satu

6
BAB VII

SUSUNAN, TATA CARA PEMBENTUKAN, KRITERIA DAN


PERSYARATAN PENGANGKATAN SERTA PEMBERHENTIAN
ANGGOTA, SERTA PEMBATASAN MASA KEANGGOTAAN ORGAN

Pasal 7

A. Dewan Sekolah / Dewan Madrasah 41 .


(1) -Susunan Keanggotaan Organ, terdiri atas :
a. pendiri atau wakil pendiri.
b. Kepala Sekolah/Madrasah 42 .
c. wakil pendidik;
d. wakil tenaga kependidikan;
e. wakil Komite Sekolah/Madrasah 43 .
f. wakil unsur _________________________ 44 .
45
-Pada saat pendirian BHPM ini, susunan keanggotaan Dewan
Sekolah/Madrasah 46 , sedikitnya terdiri atas :
a. pendiri atau wakil pendiri;
b. Kepala Sekolah/Madrasah 47 ;
apabila keanggotaan Dewan Sekolah/Madrasah 48 tersebut belum terbentuk,
maka susunan keanggotaan Dewan Sekolah/Madrasah 49 tersebut adalah
sesuai dengan keadaan pada saat pendirian BHPM, dan unsur keanggotaan
Dewan Sekolah/Madrasah 50 yang belum terbentuk tersebut harus sudah
terbentuk paling lama 12 (dua belas) bulan 51 terhitung sejak tanggal
pengesahan oleh Menteri yang membidangi pendidikan.
52
-Sedangkan untuk kelengkapan organ-organ lain dalam BHPM ini dan
unsur-unsur dalam organ-organ tersebut wajib telah terbentuk dalam waktu
paling lama 24 (duapuluh empat) bulan 53 terhitung sejak tanggal pengesahan
akta pendirian dan anggaran dasar BHPM ini oleh Menteri yang membidangi
pendidikan dengan ketentuan dan tata cara sebagaimana diatur dalam
anggaran dasar ini dan Undang-Undang tentang Badan Hukum Pendidikan.

41
pilih salah satu
42
pilih salah satu
43
pilih salah satu
44
unsur lain yang ditetapkan oleh pendiri.
45
klausula ini hanya berlaku untuk pendirian BHPM pertama kali.
46
pilih salah satu
47
pilih salah satu
48
pilih salah satu
49
pilih salah satu
50
pilih salah satu
51
Ketentuan ini dapat diubah. Berdasarkan pasal 11 ayat (3) UU 9/2009, dalam waktu 24 (duapuluh empat) bulan/2 (dua) tahun
harus membentuk organ-organ dalam BHP satuan pendidikan sesuai ketentuan UU 9/2009.
52
klausula ini hanya berlaku untuk pendirian BHPM pertama kali.
53
Dasar Hukum : pasal 11 ayat (3) UU 9/2009

7
(2) Tata cara pembentukan Keanggotaan Organ :
a. Jumlah anggota Dewan Sekolah/Madrasah 54 yang berasal dari pendiri
atau wakil pendiri dapat lebih dari 1 (satu) orang;
b. Kepala Sekolah/Madrasah 55 tidak memiliki hak suara dalam pengambilan
keputusan di dalam Dewan Sekolah/Madrasah 56 ;
c. Anggota Dewan Sekolah/Madrasah 57 yang berasal dari Kepala Sekolah/
Madrasah 58 dan wakil tenaga kependidikan pada BHPM berjumlah paling
banyak 1/3 (satu pertiga) dari jumlah anggota organ tersebut
d. Dewan Sekolah/Madrasah 59 dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih dari
dan oleh anggota.
e. Anggota Dewan Sekolah/Madrasah 60 yang berasal dari Kepala Sekolah/
Madrasah 61 wakil tenaga pendidik atau tenaga kependidikan tidak dapat
dipilih sebagai ketua.
f. Ketua dan sekretaris Dewan Sekolah/ Madrasah 62 harus berkewarga
negaraan Indonesia.
g. Rapat Dewan Sekolah/Madrasah 63 sah apabila dihadiri oleh 2/3 (dua per
tiga) 64 dari jumlah seluruh anggota Dewan Sekolah/Madrasah 65
h. Rapat Dewan Sekolah/Madrasah 66 sah apabila dihadiri oleh 2/3 (dua per
tiga) 67 dari jumlah seluruh anggota Dewan Sekolah/Madrasah 68 .
i. 69 Jika korum sebagaimana tersebut dalam butir h tidak tercapai, maka
dalam waktu 7 (tujuh) hari 70 dilakukan rapat kedua. Rapat kedua ini sah
apabila dihadiri oleh lebih dari ½ (satu per dua) 71 dari jumlah seluruh
anggota Dewan Sekolah/ Madrasah 72 .
j. 73 Jika korum sebagaimana huruf i di atas tidak tercapai, maka diadakan
rapat ketiga tanpa perhitungan korum.
k. Pengambilan keputusan dalam Dewan Sekolah/Madrasah 74 dilakukan
secara musyawarah untuk mufakat. Apabila pengambilan keputusan
dalam Dewan Sekolah/Madrasah 75 secara musyawarah tidak mencapai
mufakat, pengambilan keputusan dilakukan melalui pemungutan suara.

54
pilih salah satu
55
pilih salah satu
56
pilih salah satu
57
pilih salah satu
58
pilih salah satu
59
pilih salah satu
60
pilih salah satu
61
pilih salah satu
62
pilih salah satu
63
pilih salah satu
64
Besarnya korum tersebut hanya sebagai contoh, dapat ditentukan/diatur oleh para pendiri.
65
pilih salah satu
66
pilih salah satu
67
Besarnya korum tersebut hanya sebagai contoh, dapat ditentukan/diatur oleh para pendiri.
68
pilih salah satu
69
Ketentuan ini sebagai contoh saja.
70
jangka waktu hari tersebut hanya contoh saja, dapat diubah
71
Besarnya korum tersebut hanya sebagai contoh, dapat ditentukan/diatur oleh para pendiri.
72
pilih salah satu
73
Ketentuan ini sebagai contoh saja.
74
pilih salah satu
75
pilih salah satu

8
76
l. Komposisi hak suara dalam pengambilan keputusan melalui
pemungutan suara dalam Dewan Sekolah/Madrasah 77 diatur sebagai
berikut:
i. .......... (........) orang mewakili Pendiri: ...(.........) hak suara;
ii. Kepala Sekolah/Madrasah 78 : 0 (nol) hak suara;
iii. ....... (…….) orang mewakili pendidik, masing-masing : .......... (.........)
hak suara;
iv. ....... (…….) orang mewakili tenaga kependidikan, masing-masing:
....... (.........) hak suara;
v. ....... (.........) orang mewakili Komite Sekolah/Madrasah 79 .
vi. ....... (........) orang mewakili unsur __________ 80 , masing-masing :
....... (........) hak suara;
81
m. Keputusan rapat sah apabila disetujui oleh 2/3 (dua per tiga) 82 dari
jumlah hak suara anggota yang hadir dalam rapat. Apabila jumlah suara
setuju dan tidak setuju berimbang, usul keputusan dinyatakan ditolak.
n. 83 Tata cara pengambilan keputusan melalui pemungutan suara dalam
Dewan Sekolah/Madrasah 84 dilakukan sebagai berikut :
i. Pengambilan keputusan melalui pemungutan suara dapat dilakukan
secara tertutup/ terbuka 85 .
ii. Apabila pengambilan keputusan melalui pemungutan suara dilakukan
secara tertutup, setiap anggota mencantumkan pilihannya dalam
secarik kertas resmi dan memasukkannya ke dalam kotak resmi yang
tersedia.
iii. Apabila pengambilan keputusan melalui pemungutan suara dilakukan
secara terbuka, setiap anggota mengemukakan pilihannya secara
lisan.
o. setiap keputusan rapat harus dituangkan secara tertulis dalam notulen
rapat, khusus untuk keputusan perubahan anggaran dasar, penggabungan
dan pembubaran harus dibuat dalam akta notaris.
p. ketentuan lebih lanjut tentang rapat akan diatur secara rinci dalam
anggaran rumah tangga-------------------------------------------------------------------.

(3) Kriteria Keanggotaan Organ :


a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Sehat jasmani dan rohani menurut keterangan dokter;
c. Berkewarganegaraan Indonesia;
d. Mempunyai visi dan misi untuk mengembangkan BHPM;
e. Tidak merangkap jabatan yang dilarang oleh peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
f. tidak pernah melakukan kejahatan dan dipidana berdasarkan putusan
pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap 86 ;--------------------------------
76
Ketentuan ini sebagai contoh saja.
77
pilih salah satu
78
pilih salah satu
79
pilih salah satu
80
unsur lain yang ditetapkan oleh pendiri.
81
Ketentuan ini sebagai contoh saja.
82
Besarnya korum tersebut hanya sebagai contoh, dapat ditentukan/diatur oleh para pendiri.
83
Ketentuan ini sebagai contoh saja
84
pilih salah satu
85
Pilih salah satu, atau dapat pula diatur bahwa pengambilan keputusan dalam bidang tertentu dilakukan secara tertutup
sedangkan lainnya secara terbuka.
86
Klausula ini dapat dihapus apabila tidak dikehendaki

9
g. tidak pernah dinyatakan pailit oleh suatu putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap; ----------------------------------------------------
h. tidak pernah dipecat atau diberhentikan dengan tidak hormat pada badan
hukum pendidikan atau lembaga pendidikan lain ataupun lembaga
pemerintah/ nonpemerintah 87 ;------------------------------------------------------------
i. Hal-hal lain akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

(4) Persyaratan Keanggotaan Organ.


Yang dapat diangkat sebagai anggota Dewan Sekolah/Madrasah 88 adalah
orang perseorangan yang mampu melakukan perbuatan hukum dan tidak
dinyatakan bersalah yang menyebabkan kerugian bagi badan hukum
pendidikan, masyarakat, atau negara berdasarkan putusan pengadilan, dalam
jangka waktu 5 (lima) tahun 89 terhitung sejak tanggal putusan tersebut
berkekuatan hukum tetap.

(5) Pemberhentian Keanggotaan Organ.


1. Jabatan keanggotaan organ berakhir, apabila :
a. meninggal dunia;
b. mengundurkan diri dengan mengajukan permohonan tertulis kepada
Dewan Sekolah/Madrasah 90 .
c. berhalangan tetap sehingga tidak dapat menjalankan kewajibannya,
antara lain: sakit berdasarkan keterangan dokter sehingga tidak bisa
menjalankan kewajibannya.
d. tidak lagi memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
e. diberhentikan berdasarkan keputusan rapat Dewan
Sekolah/Madrasah 91 . dinyatakan pailit atau ditaruh di bawah
pengampuan berdasarkan putusan/penetapan pengadilan;
f. dilarang untuk menjadi anggota Dewan Sekolah/Madrasah 92 karena
alasan yang ditetapkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Seorang anggota Dewan Sekolah /Madrasah 93 berhak mengundurkan diri
dari jabatannya dengan mengajukan permohonan tertulis mengenai
maksud tersebut kepada Dewan Sekolah/Madrasah 94 paling lambat 30
(tiga puluh) hari 95 sebelum tanggal pengunduran dirinya. Pengunduran diri
tersebut efektif berlaku sejak tanggal keputusan Dewan
Sekolah/Madrasah 96 .

87
Klausula ini dapat dihapus apabila tidak dikehendaki
88
pilih salah satu
89
Ketentuan ini sebagai contoh saja yang dapat diubah.
90
pilih salah satu.
91
pilih salah satu.
92
pilih salah satu.
93
pilih salah satu.
94
pilih salah satu.
95
Ketentuan ini sebagai contoh saja yang dapat diubah.
96
pilih salah satu.

10
(6) Pembatasan Masa Keanggotaan Organ.
Masa keanggotaan Dewan Sekolah /Madrasah 97 adalah 4 (empat) tahun dan
dapat dipilih kembali.

(7) -Dalam hal Dewan Sekolah/Madrasah 98 oleh karena sebab apapun tidak
mempunyai anggota, maka dalam waktu 30 (tiga puluh) hari 99 sejak terjadinya
kekosongan tersebut wajib diangkat anggota Dewan Sekolah/Madrasah 100
berdasarkan keputusan rapat gabungan anggota organ-organ yang ada dalam
BHPM.
-Ketentuan Pasal 7 A angka (2) huruf (g, h, i, j, k, l, m dan n) berlaku mutatis
mutandis terhadap rapat gabungan.

(8) Apabila dalam waktu sebagaimana dimaksud dalam angka (7) di atas tidak
dapat diambil keputusan, maka Menteri yang membidangi Pendidikan
mengajukan permohonan kepada pengadilan negeri setempat untuk
menetapkan anggota Dewan Sekolah/Madrasah 101 tersebut atas biaya
102
BHPM .

B. Pengelola Sekolah/Madrasah. 103

(1) Kepala Sekolah/Madrasah 104 sebagai pemimpin organ pengelola pendidikan


dapat dibantu oleh 1 (satu) atau lebih Wakil Kepala Sekolah/Madrasah 105
dan/atau unit-unit kerja di bawah Kepala Sekolah/Madrasah;

(2) Kepala Sekolah/Madrasah 106 , Wakil Kepala Sekolah/Madrasah, dan/atau unit-


unit kerja di bawah Kepala Sekolah/Madrasah menjalankan fungsi
pengelolaan pendidikan;

(3) Kepala Sekolah/Madrasah 107 dan pimpinan unit di bawahnya sesuai dengan
kewenangannya menjalankan manajemen berbasis sekolah/madrasah
berdasarkan peraturan perundang-undangan;

(4) Tata cara pengangkatan dan pemberhentian Kepala Sekolah/Madrasah 108


beserta Wakil Kepala Sekolah/Madrasah 109 diatur lebih lanjut dalam Anggaran
Rumah Tangga, kecuali dalam hal sebagaimana diatur dalam angka (9) dan
angka (10).

97
pilih salah satu.
98
pilih salah satu.
99
Ketentuan ini sebagai contoh saja yang dapat diubah.
100
pilih salah satu.
101
pilih salah satu.
102
Ketentuan ini tidak dapat diubah (dasar hukum : Undang-undang Sisdiknas
Pasal 50 ayat (1).
103
pilih salah satu
104
Pilih salah satu.
105
Pilih salah satu.
106
Pilih salah satu.
107
Pilih salah satu.
108
pilih salah satu
109
pilih salah satu

11
(5) Kriteria Kepala Sekolah/Madrasah 110 beserta wakil (atau wakil-
wakilnya) :
a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Sehat jasmani dan rohani menurut keterangan dokter;
c. Berkewarganegaraan Indonesia;
d. Mempunyai visi dan misi untuk mengembangkan BHPM;
e. Berpendidikan minimal program diploma 4 (D4) atau strata 1 (S1) 111 dari
program studi dalam negeri yang terakreditasi atau program studi luar
negeri yang diakui oleh Pemerintah;
f. Berpengalaman sebagai pengelola sekolah/madrasah 112 atau
melaksanakan kegiatan pengajaran atau sebagai guru paling sedikit _____
(_____________) tahun
g. Tidak merangkap jabatan yang dilarang oleh peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
h. tidak pernah melakukan kejahatan yang dipidana berdasarkan keputusan
pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap 113 ;-------------------------------
i. tidak merangkap jabatan yang dilarang oleh peraturan perundang-
undangan yang berlaku;-------------------------------
j. tidak pernah dinyatakan pailit oleh suatu putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap; ----------------------------------------------------
k. tidak pernah dipecat atau diberhentikan dengan tidak hormat pada badan
hukum pendidikan atau lembaga pendidikan lain ataupun lembaga
pemerintah/ nonpemerintah 114 ;--------------------------------------------------------
Hal-hal lain akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga;

(6) Persyaratan Kepala Sekolah/Madrasah 115 beserta wakil (atau


wakil-wakilnya).

Yang dapat diangkat sebagai Kepala Sekolah/Madrasah 116 beserta wakil


(atau wakil-wakilnya) adalah :
i. orang perseorangan yang mampu melakukan perbuatan hukum dan tidak
dinyatakan bersalah dalam melakukan pengurusan badan hukum
pendidikan yang menyebabkan kerugian bagi badan hukum pendidikan,
masyarakat, atau negara berdasarkan putusan pengadilan, dalam jangka
waktu 5 (lima) tahun 117 terhitung sejak tanggal putusan tersebut
berkekuatan hukum tetap.
ii. persyaratan lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

110
pilih salah satu
111
Dasar hukum : pasal 9 UU 14/2005, guru minimal berpendidikan program diploma 4 (D4) atau strata 1 (S1) atau yang setara
dan diakui Pemetintah.
112
pilih salah satu
113
Klausula ini dapat dihapus apabila tidak dikehendaki
114
Klausula ini dapat dihapus apabila tidak dikehendaki
115
pilih salah satu
116
pilih salah satu
117
Ketentuan ini hanya sebagai contoh, dapat diubah

12
(7) Pemberhentian Kepala Sekolah/Madrasah 118 beserta wakil (atau
wakil-wakilnya).
1. Jabatan Kepala Sekolah/Madrasah 119 beserta wakil (atau wakil-wakilnya)
berakhir apabila :
a. meninggal dunia;
b. mengundurkan diri dengan mengajukan permohonan tertulis kepada
Dewan Sekolah/Madrasah 120 .
c. berhalangan tetap sehingga tidak dapat menjalankan kewajibannya,
antara lain : sakit berdasarkan keterangan dokter sehingga tidak bisa
menjalankan kewajibannya.
d. tidak lagi memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
e. diberhentikan berdasarkan keputusan Dewan Sekolah/Madrasah 121 .
f. dinyatakan pailit atau ditaruh di bawah pengampuan berdasarkan
putusan/ penetapan pengadilan;
2. -Kepala Sekolah/Madrasah 122 beserta wakil (atau wakil-wakilnya) berhak
mengundurkan diri dari jabatannya dengan mengajukan permohonan tertulis
mengenai maksud tersebut kepada Dewan Sekolah/ Madrasah 123 paling
lambat 30 (tiga puluh) hari 124 sebelum tanggal pengunduran dirinya.
-Pengunduran diri tersebut efektif berlaku sejak tanggal keputusan Dewan
Sekolah/Madrasah 125 .

(8) Pembatasan masa jabatan Kepala Sekolah/Madrasah 126 beserta


wakil (atau wakil-wakilnya).
Masa jabatan Kepala Sekolah/ Madrasah 127 beserta wakil (atau wakil-wakilnya)
adalah 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa
jabatan.
(9) Dalam hal Kepala Sekolah/Madrasah 128 berhalangan sementara, maka wakil
Kepala Sekolah/Madrasah 129 akan menjalankan tugas Kepala
130 131
Sekolah/Madrasah sampai diangkat Kepala Sekolah/Madrasah yang baru
oleh Dewan Sekolah/Madrasah 132 .
(10) Dalam hal Kepala Sekolah/Madrasah 133 dan/atau wakil (atau wakil-wakilnya)
berhalangan tetap, maka dalam waktu 30 (tiga puluh) hari 134 sejak yang
bersangkutan berhalangan tetap, wajib diangkat penggantinya berdasarkan

118
pilih salah satu
119
pilih salah satu
120
pilih salah satu
121
pilih salah satu
122
pilih salah satu
123
pilih salah satu
124
ketentuan ini hanya sebagai contoh dan dapat diubah.
125
pilih salah satu
126
pilih salah satu.
127
pilih salah satu.
128
pilih salah satu.
129
pilih salah satu.
130
pilih salah satu.
131
pilih salah satu.
132
pilih salah satu.
133
pilih salah satu.
134
ketentuan ini hanya sebagai contoh dan dapat diubah.

13
keputusan Dewan Sekolah/Madrasah 135 .
Pasal 8

(1) Kepala Sekolah/Madrasah 136 berhak mewakili BHPM di dalam dan di luar
pengadilan, mengikat BHPM dengan pihak lain dan pihak lain dengan BHPM,
serta menjalankan segala tindakan baik yang mengenai kepengurusan maupun
kepemilikan, akan tetapi dengan pembatasan untuk : 137
a. meminjam atau meminjamkan uang atas nama BHPM;
b. menjaminkan, menyewakan, mengalihkan atau melepaskan dalam cara dan
bentuk apapun harta kekayaan BHPM baik berupa benda tetap maupun
benda tidak tetap yang nilainya ditentukan dari waktu ke waktu oleh Dewan
Sekolah/Madrasah 138 .
harus mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Dewan
Sekolah/Madrasah 139 .

(2) Kepala Sekolah/Madrasah 140 tidak berwenang mewakili BHPM, apabila :


a. Terjadi perkara di depan pengadilan antara BHPM dengan Kepala Sekolah/
Madrasah 141 ; atau
b. Kepala Sekolah/Madrasah 142 mempunyai kepentingan yang bertentangan
dengan kepentingan BHPM.

(3) Dalam hal terjadi keadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini, maka
dewan Sekolah/Madrasah 143 menunjuk seseorang untuk mewakili kepentingan
BHPM.

(4) Kepala Sekolah/Madrasah 144 beserta wakil (atau wakil-wakilnya) dilarang


merangkap:
a. Jabatan pada badan hukum pendidikan lain.
b. Jabatan pada lembaga pemerintah pusat atau daerah; atau
c. Jabatan yang dapat menimbulkan pertentangan kepentingan dengan
kepentingan BHPM.

135
pilih salah satu
136
pilih salah satu.
137
ketentuan pembatasan kewenangan Kepala Sekolah/Madrasah ini dapat diubah dan harus sesuai dengan UU BHP
138
pilih salah satu.
139
pilih salah satu.
140
pilih salah satu.
141
pilih salah satu
142
pilih salah satu
143
pilih salah satu
144
pilih salah satu

14
BAB VIII

KEKAYAAN

Pasal 9

(1) BHPM mempunyai kekayaan awal yang berasal dari kekayaan Pendiri yang
dipisahkan, berupa uang dan barang sebagaimana ternyata dalam daftar yang
ditandatangani oleh para penghadap, bermeterai cukup, dilekatkan pada minuta
akta ini 145 .

(2) Selain kekayaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) kekayaan BHPM dapat
juga diperoleh dari:
a. sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat;
b. wakaf, zakat, dan atau pembayaran nadzar 146 ;
c. hibah;
d. perolehan lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar BHPM dan
atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(3) Semua kekayaan BHPM harus dipergunakan untuk mencapai tujuan BHPM.

BAB IX

SUMBER DAYA

Pasal 10

(1) Sumber Daya BHPM terdiri atas:


a. Pendidik.
b. Tenaga Kependidikan.

(2) Pendidik dan Tenaga Kependidikan wajib membuat Perjanjian Kerja dengan
Kepala Sekolah/Madrasah 147 BHPM.

(3) Pengangkatan dan pemberhentian jabatan serta hak dan kewajiban pendidik dan
tenaga pendidik ditetapkan dalam perjanjian kerja.

(4) Penyelesaian perselisihan yang timbul antara pendidik atau tenaga


kependidikan dan ketentuan lebih lanjut yang tersebut dalam ayat (1), (2) dan
ayat (3) pasal ini akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga

145
-Daftar uang dan barang harus sesuai dengan daftar uang dan barang yang dicantumkan dalam study kelayakan (Feasibility
Study) yang diajukan kepada Menteri yang membidangi Pendidikan untuk memperoleh ijin pendirian satuan pendidikan. Atau
Daftar uang dan barang yang dipisahkan dari harta kekayaan pribadi tersebut dapat dicantumkan langsung dalam akta pendirian
BHPM.
146
Hanya berlaku pada BHPM yang berciri khas agama islam, sedangkan untuk BHPM yang berciri khas agama dan/atau budaya
lain, penamaan perolehan dana tersebut dapat menyesuaikan dengan ciri khas agama dan/atau budaya yang bersangkutan.
147
pilih salah satu.

15
BAB X

TATA CARA PENGGABUNGAN

Pasal 11

(1) Penggabungan BHPM dapat dilakukan melalui :


a. dua atau lebih badan hukum pendidikan bergabung menjadi satu badan
hukum pendidikan baru 148 , atau
b. satu atau lebih badan hukum pendidikan bergabung dengan badan hukum
pendidikan lain, dan mengakibatkan badan hukum pendidikan yang
menggabungkan diri menjadi bubar.

(2) Penggabungan hanya dapat dilakukan dengan badan hukum pendidikan yang
menyelenggarakan satuan pendidikan yang sama.

(3) Penggabungan badan hukum pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dapat dilakukan dengan memperhatikan :
a. ketidakmampuan badan hukum pendidikan melaksanakan kegiatan tanpa
dukungan badan hukum pendidikan lain;
b. badan hukum pendidikan yang menggabungkan diri tidak pernah melakukan
perbuatan yang bertentangan dengan Anggaran Dasarnya, ketertiban umum,
dan kesusilaan.

(2) Penggabungan badan hukum pendidikan dilakukan berdasarkan keputusan


Dewan Sekolah/Madrasah 149 dengan atau tanpa usul Kepala
150
Sekolah/Madrasah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB XI

TATA CARA PEMBUBARAN


Pasal 12

BHPM bubar karena :


a. alasan sebagaimana dimaksud dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam
Anggaran Dasar berakhir 151 ;
b. tujuan BHPM yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar telah tercapai atau tidak

148
-ijin BHPM “baru” harus telah diperoleh terlebih dahulu sebelum dilakukan penggabungan, karena penggabungan ini dianggap
sebagai BHPM baru.
-ijin pendirian pendidikan dasar atau pendidikan menengah harus ada sebelum dibuat akta BHPM (dasar hukum : pasal 62 ayat 1
UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional)
-para pihak/penghadap sendiri yang mengajukan ijin tersebut.
149
pilih salah satu
150
pilih salah satu
151
Klausula/ketentuan ini hanya berlaku apabila BHPM didirikan untuk jangka waktu terbatas/tertentu

16
tercapai;

c. putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap berdasarkan alasan:


1) BHPM melanggar ketertiban umum, kesusilaan, dan/atau peraturan
perundang-undangan;
2) dinyatakan pailit; dan/atau
3) aset BHPM tidak cukup untuk melunasi utangnya setelah pernyataan pailit
dicabut.

Pasal 13

(1) Apabila BHPM bubar, BHPM tidak dapat melakukan perbuatan hukum, kecuali
untuk membereskan kekayaannya dalam proses likuidasi.

(2) Apabila BHPM bubar karena putusan pengadilan, maka pengadilan menunjuk
likuidator.

(3) Apabila pembubaran BHPM karena pailit, berlaku peraturan perundang-


undangan di bidang kepailitan.

BAB XII

PERLINDUNGAN TERHADAP
PENDIDIK, TENAGA KEPENDIDIKAN, DAN PESERTA DIDIK

Pasal 14

(1) Pendidik, Tenaga Kependidikan dan siswa sepanjang bertindak dan berkelakuan
sebagaimana diatur dalam Undang-undang tentang BHP, peraturan perundang-
undangan, anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta peraturan lainnya
yang dikeluarkan oleh BHPM akan memperoleh perlindungan dengan cara dan
bentuk apapun dari BHPM.

(2) Apabila terjadi pembubaran, BHPM tetap bertanggung jawab untuk menjamin
penyelesaian masalah pendidik, tenaga kependidikan, dan siswa.

(3) Penyelesaian masalah pendidik, tenaga kependidikan, dan siswa sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) termasuk penyelesaian semua urusan BHPM dalam
rangka likuidasi.

(4) Penyelesaian masalah pendidik, tenaga kependidikan, dan siswa sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) meliputi :
a. pengembalian pendidik dan tenaga kependidikan yang berstatus pegawai
negeri sipil yang dipekerjakan ke instansi induk;
b. pemenuhan hak-hak pendidik dan tenaga kependidikan yang berstatus
pegawai badan hukum pendidikan berdasarkan perjanjian kerja;
c. pemindahan siswa ke badan hukum pendidikan lain dengan difasilitasi oleh
Pemerintah.

17
BAB XIII

PENCEGAHAN TERJADI KEPAILITAN


DAN CARA PENGGUNAAN KEKAYAAN SISA LIKUIDASI

Pasal 15

1. Semua organ dalam BHPM akan bertindak dan bekerja secara profesional dan
proporsional dalam menjalankan tugas dan wewenangnya sehingga tidak terjadi
kepailitan.

2. Prinsip pengelolaan BHPM, yaitu :


a. Manajemen berbasis sekolah/madrasah 152 .
b. Akuntabilitas.
c. Transparansi.
d. Penjaminan mutu.
e. Layanan prima.
f. Akses yang berkeadilan.
g. Keberagaman.
h. Keberlanjutan.
i. Partisipasi tanggungjawab negara,
akan diterapkan oleh semua organ sehingga maksud dan tujuan BHPM ini
tercapai.

BAB XIV

AKUNTABILITAS DAN PENGAWASAN

Pasal 16

1. Akuntabilitas :
(1) diwujudkan dengan jumlah maksimum peserta didik yang disesuaikan dengan
kapasitas sarana dan prasarana, pendidik dan tenaga kependidikan,
pelayanan, serta sumber daya manusia.
(2) menjadi kewajiban untuk semua organ BHPM untuk melaporkan secara
terbuka kepada masyarakat hal-hal yang berkaitan dengan hal tersebut di
atas, pelaporan tersebut dalam bentuk presentasi di hadapan pihak-pihak
yang sengaja diundang oleh BHPM.

2. Pengawasan :
a. dilakukan dengan pelaporan tahunan terhadap semua organ.
b. laporan tersebut meliputi bidang :
1. penyelenggaraan pendidikan.
2. manajemen.
3. keuangan.
152
Pilih salah satu

18
BAB XV
TATA CARA PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 17

(1) Perubahan anggaran dasar hanya dapat dilakukan berdasarkan Dewan Sekolah/
Madrasah 153 yang dihadiri oleh 2/3 (dua per tiga) 154 dari jumlah seluruh anggota
Dewan Sekolah/Madrasah 155 .
(2) Jika korum sebagaimana tersebut dalam ayat (1) tidak tercapai, maka dalam
waktu 7 (tujuh) hari 156 dilakukan rapat kedua. Rapat kedua ini sah apabila dihadiri
oleh lebih dari ½ (satu per dua) 157 dari jumlah seluruh anggota Dewan
Sekolah/Madrasah 158 .

(3) Jika korum sebagaimana ayat (2) di atas tidak tercapai, maka diadakan rapat
ketiga tanpa perhitungan korum.

(4) -Pengambilan keputusan dalam Dewan Sekolah/Madrasah 159 dilakukan secara


musyawarah untuk mufakat.
-Apabila pengambilan keputusan dalam Dewan Sekolah/Madrasah 160 secara
musyawarah tidak mencapai mufakat, pengambilan keputusan dilakukan melalui
pemungutan suara.

(5) -Keputusan rapat sah apabila disetujui oleh 2/3 (dua per tiga) 161 dari jumlah hak
suara anggota yang hadir dalam rapat.
-Apabila jumlah suara setuju dan tidak setuju berimbang, usul keputusan
dinyatakan ditolak.

Pasal 18

(1) Perubahan Anggaran Dasar dilakukan dengan akta notaris 162 dan dibuat dalam
bahasa Indonesia.

(2) Perubahan Anggaran Dasar tidak dapat dilakukan terhadap tujuan BHPM.

(3) Perubahan Anggaran Dasar yang menyangkut perubahan nama, tempat


kedudukan, tujuan, ciri khas, ruang lingkup kegiatan, jumlah kekayaan yang
dipisahkan oleh pendiri sebagai kekayaan awal, sumber daya, tata cara
penggabungan atau pembubaran, perlindungan terhadap pendidik dan tenaga
kependidikan dan mahasiswa, serta ketentuan untuk mencegah terjadinya

153
pilih salah satu
154
besarnya korum tersebut hanya sebagai contoh.
155
pilih salah satu
156
ketentuan ini hanya sebagai contoh dan dapat diubah.
157
besarnya korum tersebut hanya sebagai contoh, tetapi korum rapat kedua harus lebih kecil dari korum rapat pertama.
158
pilih salah satu
159
pilih salah satu
160
pilih salah satu
161
besarnya korum tersebut hanya sebagai contoh.
162
Akta notaris yang dimaksud adalah “bukan Risalah Rapat Dibawah Tangan” yang dituangkan dalam bentuk Akta Pernyataan
Keputusan Rapat atau Akta Penyimpanan

19
kepailitan, harus mendapat persetujuan dari Menteri yang membidangi
pendidikan.
(4) Perubahan Anggaran Dasar selain yang menyangkut hal-hal sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3) cukup diberitahukan kepada Menteri yang membidangi
pendidikan.

(5) Perubahan Anggaran Dasar tidak dapat dilakukan pada saat BHPM dinyatakan
pailit, kecuali atas persetujuan kurator.

BAB XVI

TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENGUBAHAN


ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 19

(1) Penyusunan anggaran rumah tangga hanya dapat dilakukan berdasarkan Rapat
Dewan Sekolah/Madrasah 163 yang dihadiri oleh 2/3 (dua per tiga) 164 dari jumlah
seluruh anggota Dewan Sekolah/Madrasah 165 .

(2) Jika korum sebagaimana tersebut dalam ayat (1) tidak tercapai, maka dalam
waktu 7 (tujuh) hari 166 dilakukan rapat kedua. Rapat kedua ini sah apabila dihadiri
oleh lebih dari ½ (satu per dua) 167 dari jumlah seluruh anggota Dewan
Sekolah/Madrasah 168 .

(3) Jika korum sebagaimana ayat (2) di atas tidak tercapai, maka diadakan rapat
ketiga tanpa perhitungan korum.

(4) -Pengambilan keputusan dalam Dewan Sekolah/Madrasah 169 dilakukan secara


musyawarah untuk mufakat.
-Apabila pengambilan keputusan dalam Dewan Sekolah/Madrasah 170 secara
musyawarah tidak mencapai mufakat, pengambilan keputusan dilakukan melalui
pemungutan suara.

(5) -Keputusan rapat sah apabila disetujui oleh 2/3 (dua per tiga) 171 dari jumlah hak
suara anggota yang hadir dalam rapat.
-Apabila jumlah suara setuju dan tidak setuju berimbang, usul keputusan
dinyatakan ditolak

163
pilih salah satu
164
Besarnya korum hanya sebagai contoh.
165
pilih salah satu
166
ketentuan ini hanya sebagai contoh dan dapat diubah.
167
Besarnya korum hanya contoh tetapi korum rapat kedua harus lebih kecil dari korum rapat pertama.
168
pilih salah satu
169
pilih salah satu
170
pilih salah satu
171
Besarnya korum hanya sebagai contoh

20
Pasal 20

(1) Perubahan Anggaran Rumah Tangga dilakukan dengan akta notaris dan dibuat
dalam bahasa Indonesia.
(2) Perubahan Anggaran Rumah Tangga tidak dapat dilakukan pada saat BHPM
dinyatakan pailit, kecuali atas persetujuan kurator.
(3) Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilaksanakan berdasarkan
keputusan Dewan Sekolah/Madrasah 172 , ketentuan Pasal 19 berlaku mutatis
mutandis terhadap ayat ini.

BAB XVII

TAHUN BUKU DAN LAPORAN TAHUNAN

Pasal 21

(1) Tahun buku BHPM dimulai dari tanggal 1 (satu) Januari sampai dengan tanggal
31 (tiga puluh satu) Desember.

(2) Pada akhir Desember tiap tahun, buku BHPM ditutup.


(3) Untuk pertama kalinya tahun buku BHPM dimulai pada tanggal dari Akta
pendirian BHPM dan ditutup tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember__________

Pasal 22

(1) Kepala Sekolah/Madrasah 173 wajib menyusun secara tertulis laporan tahunan
paling lambat 3 (tiga) bulan 174 setelah berakhirnya tahun buku BHPM
(2) Laporan tahunan memuat sekurang-kurangnya :
a. laporan keadaan dan kegiatan BHPM selama tahun buku yang lalu serta
hasil yang telah dicapai.
b. laporan keuangan yang terdiri atas laporan posisi keuangan pada akhir
periode, laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan laporan keuangan,
yang wajib diaudit oleh akuntan publik.
(3) Laporan tahunan wajib ditandatangani oleh Kepala Sekolah/Madrasah 175 .
(4) Laporan tahunan disahkan oleh Dewan Sekolah/Madrasah 176 dalam rapat
tahunan.
(5) Ikhtisar laporan tahunan BHPM disusun sesuai dengan standar akuntansi
keuangan yang berlaku dan diumumkan kepada publik melalui surat kabar

172
pilih salah satu
173
pilih salah satu
174
Jangka waktu tersebut boleh ditentukan lain
175
pilih salah satu
176
pilih salah satu

21
berbahasa Indonesia yang beredar secara nasional dan pada papan
pengumuman di kantor BHPM.
BAB XVIII

PERATURAN PENUTUP

Pasal 23

(1) Hal-hal yang tidak diatur atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini akan
diputuskan oleh Rapat Dewan Sekolah/Madrasah 177 .

(2) Untuk pertama kalinya susunan Dewan Sekolah/Madrasah 178 akan ditentukan
oleh para pendiri, dan pengangkatan pertama kalinya Kepala
Sekolah/Madrasah 179 akan dilakukan oleh Dewan Sekolah/Madrasah 180 .

-Untuk pertama kali sesuai ketentuan pasal 8 A angka (1) dan pasal 23 ayat (2),
pendiri (para pendiri) dengan ini menunjuk dan mengangkat serta mengesahkan
susunan keanggotaan Organ Representasi Pemangku Kepentingan atau
Dewan Sekolah/Madrasah 181 BHPM ini sebagai berikut :
a. Ketua : tuan ................... (identitas lengkap)................
b. Sekretaris : nyonya ................... (identitas lengkap)................
c. Anggota-Anggota:
1) unsur Pendiri atau wakil pendiri :
i. tuan ......................(identitas lengkap)................
ii. nyonya ..................... (identitas lengkap)................
iii. nona ..................... (identitas lengkap)................
2) Kepala Sekolah/Madrasah : tuan ................... (identitas lengkap)................
182
3) unsur wakil ________________ :
i. tuan ..................... (identitas lengkap)................
ii. nyonya ..................... (identitas lengkap)................
iii. nona ..................... (identitas lengkap)................

semuanya untuk masa jabatan 4 (empat) tahun dan akan berakhir pada
tanggal_________________, kecuali unsur Pendiri dalam Dewan
Sekolah/Madrasah 183 tanpa batas waktu masa jabatan.

177
pilih salah satu
178
pilih salah satu
179
pilih salah satu
180
pilih salah satu
181
pilih salah satu
182
Untuk pertama kali apabila pendiri telah membentuk unsur-unsur lain sebagai anggota Dewan Sekola/Madrasah, penunjukan
anggota dari unsur lain ditetapkan oleh Pendiri BHPM. Kelengkapan unsur-unsur Dewan Sekolah wajib terbentuk dalam waktu 2
(dua) tahun.
183
pilih salah satu

22
-Penunjukan dan pengangkat tersebut di atas telah diterima dengan baik dan tanpa
syarat oleh mereka yang ditunjuk dan diangkat tersebut dan akan disahkan kembali
dalam rapat tahunan pertama dewan sekolah/madrasah 184 yang wajib diadakan dalam
waktu paling lama 12 (duabelas) bulan 185 terhitung sejak tanggal pengesahan akta
pendirian dan anggaran dasar BHPM ini oleh Menteri yang membidangi pendidikan,
sedangkan untuk kelengkapan organ-organ lain dalam BHPM ini dan unsur-unsur
dalam organ-organ tersebut wajib telah terbentuk dalam waktu paling lama 24
(duapuluh empat) bulan 186 terhitung sejak tanggal pengesahan akta pendirian dan
anggaran dasar BHPM ini oleh Menteri yang membidangi pendidikan dengan
ketentuan dan tata cara sebagaimana diatur dalam anggaran dasar ini dan Undang-
Undang tentang Badan Hukum Pendidikan.
Pendiri dan/atau
ƒ
ƒ
........ ( nama karyawan Notaris ) .......
ƒ
ƒ

baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri dengan hak untuk memindahkan


kekuasaan ini kepada orang lain dikuasakan untuk memohon pengesahan Anggaran
Dasar ini kepada instansi yang berwenang dan untuk membuat pengubahan dan atau
tambahan dalam bentuk yang bagaimana pun juga yang diperlukan untuk memperoleh
pengesahan tersebut dan untuk mengajukan serta menandatangani semua
permohonan dan dokumen lainnya, untuk memilih tempat kedudukan dan untuk
melaksanakan tindakan lain yang mungkin diperlukan.

DEMIKIAN AKTA INI

-dibuat dan diselesaikan di ____________________ dengan dihadiri oleh :

1. NYONYA
dilahirkan di
tanggal
bulan
tahun
Warga Negara Indonesia, Swasta, bertempat tinggal di
Jalan
Rukun Tetangga
Rukun Warga
Kelurahan
Kecamatan
pemegang Kartu Tanda Penduduk (K.T.P./N.I.K.) nomor
184
pilih salah satu
185
Ketentuan ini dapat diubah. Berdasarkan pasal 11 ayat (3) UU 9/2009, dalam waktu 24 (duapuluh empat) bulan/2 (dua) tahun
harus membentuk organ-organ dalam BHP satuan pendidikan sesuai ketentuan UU 9/2009.
186
Dasar Hukum : pasal 11 ayat (3) UU 9/2009

23
2. TUAN
dilahirkan di
tanggal
bulan
tahun
Warga Negara Indonesia, Swasta, bertempat tinggal di
Jalan
Rukun Tetangga
Rukun Warga
Kelurahan
Kecamatan
pemegang Kartu Tanda Penduduk (K.T.P./N.I.K.) nomor
keduanya pegawai kantor Notaris sebagai saksi – saksi.
-Setelah saya, Notaris, membacakan akta ini kepada penghadap (-para penghadap)
dan para saksi, pada saat itu juga (para) penghadap, para saksi dan saya, Notaris,
menandatangani akta ini.

-Dibuat dengan .....

PENGHADAP I, PENGHADAP II,

............................. ...............................

SAKSI I, SAKSI II,

............................. ...............................

NOTARIS,

....................................

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

TTD.
Salinan sesuai dengan aslinya.
Kepala Biro Hukum dan Organisasi BAMBANG SUDIBYO
Departemen Pendidikan Nasional,

Dr. A. Pangerang Moenta,S.H.,M.H.,DFM


NIP 196108281987031003
24
SALINAN
LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 71 TAHUN 2009 TANGGAL 9 OKTOBER 2009

CONTOH

AKTA NOTARIS
(BERITA/RISALAH ACARA RAPAT)
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR YAYASAN
DAN PENYESUAIAN TATA KELOLA YAYASAN
PADA TATA KELOLA BADAN HUKUM PENDIDIKAN
(PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH)

BERITA ACARA/RISALAH RAPAT PEMBINA YAYASAN 1 ___________________


TENTANG
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR YAYASAN DAN
PENYESUAIAN TATA KELOLA YAYASAN
PADA TATA KELOLA BADAN HUKUM PENDIDIKAN

Nomor :

-Pada hari ini, ...................


tanggal .............................
bulan ................................
tahun ................................
pukul ................................
WI _____ (Waktu Indonesia _________________). -------------------------------------------
Saya, ______________________________________________________________
Notaris berkedudukan di _______________________________________________
Wilayah Jabatan Propinsi _______________________________________________
dengan dihadiri oleh para saksi yang saya, Notaris, kenal yang nama–namanya akan
disebutkan pada bagian akhir akta ini. --------------------------------------------------------------

-Atas permintaan dari Pembina Yayasan yang akan disebutkan di bawah ini, telah
berada di kantor saya Notaris pada jalan .......................... untuk membuat suatu
risalah rapat dari apa yang akan dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat Pembina
Yayasan yang didirikan menurut dan berdasarkan Undang-Undang Negara Republik
Indonesia, berkedudukan dan berkantor pusat di ________________ yang anggaran
dasarnya dan perubahannya berturut-turut dimuat dalam:-------------------------------------
-Berita Negara Republik Indonesia tertanggal ____, bulan ______, tahun _______,
Nomor: ________, Tambahan Nomor ________.-----------------------------------------------
-akta tanggal _____________, bulan _______________, tahun ___________, yang
dibuat di hadapan ________________________________, yang telah mendapat
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai
dengan Surat Keputusannya tanggal ____, bulan __________, tahun ______,
Nomor: _________________, salinan dari akta tersebut diperlihatkan kepada saya,
Notaris, - selanjutnya akan disebut “Yayasan”.-------------------------------------------------

-Rapat diadakan pada hari, tanggal, waktu dan tempat tersebut di atas.---------------

1
Yayasan yang dimaksud dalam akta ini adalah 1) Yayasan yang telah menyesuaikan anggaran dasarnya dengan
ketentuan UU Yayasan (UU 16/2001 dan UU 28/2004) dan telah memberitahukan penyesuaian anggaran dasarnya
dengan ketentuan UU Yayasan kepada Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai
ketentuan UU Yayasan, 2) Yayasan yang didirikan berdasarkan UU Yayasan.
-Dalam rapat telah hadir dan karenanya berhadapan dengan saya, Notaris, dengan
dihadiri saksi-saksi : -------------------------------------------------------------------------------------

1. TUAN .............
dilahirkan di
tanggal
bulan
tahun
Warga Negara Indonesia, Swasta, bertempat tinggal di
Jalan
Rukun Tetangga
Rukun Warga
Kelurahan
Kecamatan
pemegang Kartu Tanda Penduduk (K.T.P./N.I.K.) nomor
-menurut keterangan penghadap, dalam hal ini bertindak sebagai Ketua Pembina
Yayasan,------------------------------------------------------------------------------------------------

2. Nyonya ...............
dilahirkan di
tanggal
bulan
tahun
Warga Negara Indonesia, Swasta, bertempat tinggal di
Jalan
Rukun Tetangga
Rukun Warga
Kelurahan
Kecamatan
pemegang Kartu Tanda Penduduk (K.T.P./N.I.K.) nomor
-menurut keterangan penghadap, dalam hal ini bertindak sebagai anggota
Pembina Yayasan, ----------------------------------------------------------------------------------

3. NONA ................
dilahirkan di
tanggal
bulan
tahun
Warga Negara Indonesia, Swasta, bertempat tinggal di
Jalan
Rukun Tetangga
Rukun Warga
Kelurahan
Kecamatan
pemegang Kartu Tanda Penduduk (K.T.P./N.I.K.) nomor
-menurut keterangan penghadap, dalam hal ini bertindak sebagai Anggota
Pembina Yayasan.------------------------------------------------------------------------------------

-Para Penghadap saya, Notaris, telah kenal, berdasarkan identitasnya yang


diperlihatkan kepada saya, Notaris.------------------------------------------------------------------

2
-Penghadap Tuan _______________________tersebut selaku Ketua Pembina
bertindak selaku Ketua Rapat yang dengan ini membuka rapat pada pukul .............
WI..... (Waktu Indonesia ...........) dan sebelumnya memberitahukan terlebih dahulu
hal-hal sebagai berikut:----------------------------------------------------------------------------------

-Bahwa dalam rapat ini telah dihadiri semua anggota Pembina Yayasan, sehingga
rapat ini berdasarkan Pasal .... Anggaran Dasar Yayasan adalah sah dalam mana
tidak diadakan panggilan terlebih dahulu dan rapat dapat mengambil keputusan yang
mengikat tentang hal-hal yang akan dibicarakan dalam rapat.--------------------------------

-Bahwa berdasarkan Pasal 8 ayat (3) dan Penjelasan Pasal 16 Undang-Undang


Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Badan Hukum Pendidikan, Yayasan ini diakui
sebagai Badan Hukum Pendidikan Penyelenggara.---------------------------------------------

-Bahwa Yayasan berdasarkan Pasal 67 ayat (2) Undang-Undang Nomor 9 Tahun


2009 tentang Badan Hukum Pendidikan harus menyesuaikan tata kelolanya pada
tata kelola badan hukum pendidikan.----------------------------------------------------------------

-Bahwa dalam rangka penyesuaian tata kelola Yayasan pada tata kelola badan
hukum pendidikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang
Badan Hukum Pendidikan, maka acara dalam rapat ini ialah :--------------------------------

Acara I : Persetujuan menambah tugas/wewenang Pembina, Pengurus,


Pengawas Yayasan untuk menyesuaikan tata kelola Yayasan pada
tata kelola badan hukum pendidikan;---------------------------------------------

Acara II : Persetujuan pengubahan anggaran dasar Yayasan, untuk:----------------


1. menambah 1 (satu) ayat pada Pasal 16 anggaran dasar Yayasan
tentang tugas dan wewenang pengurus yaitu ayat (7); dan------------

2. menyisipkan 1 (satu) pasal di antara pasal 33 dan pasal 34 dalam


anggaran dasar Yayasan yaitu pasal 33 A, mengenai
penyelenggaraan kegiatan pendidikan oleh Yayasan dan
penyesuaian tata kelola Yayasan pada tata kelola badan hukum
pendidikan.--------------------------------------------------------------------------

Acara III : Persetujuan menambah anggota Pembina Yayasan sehubungan-


dengan penyesuaian tata kelola Yayasan pada tata kelola badan
hukum pendidikan.------------------------------------------------------------------

Acara IV 2 : Persetujuan untuk menetapkan bagian kekayaan Yayasan yang


diperuntukkan bagi kegiatan pendidikan.----------------------------------------

2
Berdasarkan pasal 37 UU No. 9 Tahun 2009, apabila Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara
menyelenggarakan lebih dari 1 (satu) kegiatan, maka Yayasan tersebut wajib menetapkan bagian kekayaan yang
diperuntukkan bagi penyelenggaraan kegiatan pendidikan (yaitu pendidikan tinggi dan/atau pendidikan dasar
dan/atau pendidikan menengah) yang diselenggarakan oleh Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara,
(perhatikan ketentuan ayat (7) tentang Kekayaan dalam pasal 33 A Kegiatan Pendidikan Dan Tata Kelola BHP
dibawah ini)

3
-Bahwa kepada semua anggota Pembina Yayasan telah disampaikan rancangan
penambahan tugas/wewenang Pembina, Pengawas dan Pengurus dalam rangka
penyesuaian tata kelola Yayasan pada tata kelola badan hukum pendidikan tersebut
yaitu sebagai berikut:-------------------------------------------------------------------------------------
1. Menambah tugas/wewenang Pembina dan Pengurus dengan tugas/wewenang
organ representasi pemangku kepentingan;--------------------------------------------------
2. Menambah tugas/wewenang Pengawas dengan tugas/wewenang organ audit
bidang nonakademik;-------------------------------------------------------------------------------
berikut segala hal yang berkaitan dengan terlaksananya tata kelola badan hukum
pendidikan dan rancangan penyesuaian tata kelola Yayasan pada tata kelola badan
hukum pendidikan;----------------------------------------------------------------------------------------

-Oleh Ketua Rapat dijelaskan bahwa, telah dilakukan pembahasan yang mendalam
mengenai agenda dan rancangan keputusan Rapat. Setelah Ketua Rapat
menguraikan dan menjelaskan acara Rapat, maka Ketua Rapat mengusulkan
kepada Rapat untuk memutuskan hal-hal sebagai berikut:------------------------------------

Keputusan Acara I : -------------------------------------------------------------------------------


Menyetujui penambahan tugas/wewenang Pembina, Pengurus dan Pengawas
Yayasan untuk menyesuaikan tata kelola Yayasan pada tata kelola badan hukum
pendidikan, yaitu dengan:-------------------------------------------------------------------------------
1. Menambah tugas/wewenang Pembina dan Pengurus dengan tugas/wewenang
organ representasi pemangku kepentingan;--------------------------------------------------
2. Menambah tugas/wewenang Pengawas dengan tugas/wewenang organ audit
bidang nonakademik;-------------------------------------------------------------------------------
berikut segala hal yang berkaitan dengan terlaksananya tata kelola badan hukum
pendidikan dan rancangan penyesuaian tata kelola Yayasan pada tata kelola badan
hukum pendidikan;----------------------------------------------------------------------------------------

Keputusan Acara II : ------------------------------------------------------------------------------


Menyetujui:--------------------------------------------------------------------------------------------------
1. menambah 1 (satu) ayat pada Pasal 16 anggaran dasar Yayasan yaitu ayat (7)
yang berbunyi sebagai berikut:-------------------------------------------------------------------

(7) Perbuatan Pengurus sebagaimana diatur ayat (5) huruf a, b, c, d, e, dan f


dalam rangka pengurusan Yayasan yang diakui sebagai BHP
Penyelenggara harus dilakukan bersama-sama dengan Kepala
3
Sekolah/Madrasah dan mendapat persetujuan tertulis dari Pembina.----------

2. menyisipkan 1 (satu) pasal di antara Pasal 33 dan Pasal 34 dalam anggaran


dasar Yayasan yaitu Pasal 33 A, dalam rangka penyelenggaraan kegiatan
pendidikan oleh Yayasan dan penyesuaian tata kelola Yayasan pada tata kelola
badan hukum pendidikan, yaitu dengan menambah tugas/wewenang Pembina
dan Pengurus dengan dengan tugas/wewenang organ representasi pemangku
kepentingan dan menambah tugas/wewenang Pengawas dengan
tugas/wewenang organ audit bidang nonakademik berikut segala hal yang
berkaitan dengan terlaksananya tata kelola badan hukum pendidikan, sehingga
Pasal 33 A anggaran dasar Yayasan berbunyi sebagai berikut:------------------------

3
Pilih salah satu atau nama yang dikehendaki oleh Pembina Yayasan

4
--------------------------------- KEGIATAN PENDIDIKAN DAN ------------------------------
-------------------- TATA KELOLA BADAN HUKUM PENDIDIKAN -------------------

------------------------------------------------ Pasal 33 A ----------------------------------------------

(1) NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN.---------------------------------------------------


4
Yayasan yang diakui sebagai Badan Hukum Pendidikan Penyelenggara
berdasarkan Undang-Undang tentang Badan Hukum Pendidikan, mempunyai
1 (satu) satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan/atau pendidikan
menengah 5 yaitu _________________________ (selanjutnya dalam Anggaran
Dasar ini cukup disingkat dengan “Yayasan yang diakui sebagai BHP
Penyelenggara”).------------------------------------------------------

atau apabila BHP Penyelenggara mempunyai


lebih dari 1 (satu) satuan pendidikan bunyi ayat 1 menjadi sbb:

6
Yayasan yang diakui sebagai Badan Hukum Pendidikan Penyelenggara,
berdasarkan Undang-Undang tentang Badan Hukum Pendidikan, mempunyai
..... (.....) satuan pendidikan pada : 7
a. jenjang pendidikan dasar, sebagai berikut :
1) Sekolah Dasar : __________________ ;
2) Madrasah Ibtidaiyah : __________________ :
3) Diniyah .................................. : __________________ ;
4) Sekolah Dasar Luar Biasa : __________________ ;
5) Sekolah Menengah Pertama : __________________ ;
6) Madrasah Tsanawiyah : __________________ ;
7) Diniyah .................................. : __________________ ;
8) Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa : __________________ ;
b. jenjang pendidikan menengah, sebagai berikut :
1) Sekolah Menengah Atas : __________________ ;
2) Madrasah Aliyah : __________________ ;
3) Diniyah ................................... : __________________ ;
4) Sekolah Menengah Atas Luar Biasa : __________________ ;
5) Sekolah Menengah Kejuruan : __________________ ;
6) Madrasah Aliyah Kejuruan : __________________ ;
(selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini cukup disingkat dengan “Yayasan yang
diakui sebagai BHP Penyelenggara”).------------------------------------------------------

4
Klausula ini dipergunakan apabila Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara hanya mempunyai 1 (satu)
satuan pendidikan.
5
Pilih sesuai jenjang pendidikan yang sudah diselenggarakan oleh Yayasan.
6
Klausula ini dipergunakan apabila Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara mempunyai 2 (dua) / lebih
satuan pendidikan.
7
Pilih sesuai jenjang pendidikan yang sudah diselenggarakan oleh Yayasan dan selain menyebutkan nama
sekolah/madrasah wajib disebutkan juga jumlah, nama, dan alamat lengkap (jalan, rukun tetangga, rukun warga,
desa/kelurahan, kecamaran, kebupaten/kota, propinsi) satuan pendidikan yang diselenggarakan Yayasan yang
diakui sebagai BHP Penyelenggara.

5
(2) TUJUAN.---------------------------------------------------------------------------------------------

Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara mempunyai tujuan untuk


menyelenggarakan dan memajukan pendidikan dasar dan/atau pendidikan
menengah 8 dengan menerapkan managemen berbasis sekolah/madrasah 9 . ----

(3) CIRI KHAS DAN RUANG LINGKUP KEGIATAN.---------------------------------

Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara mempunyai :----------------------


a. Ciri khas: 10 -----------------------------------------------------------------------------------------
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
b. Ruang lingkup kegiatan 11 :---------------------------------------------------------------------
1. Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran 12 pada jenjang pendidikan
dasar dan/atau pendidikan menengah 13 dan memelihara relevansi isinya
dengan kebutuhan masyarakat. --------------------------------------------------------
2. Melakukan kegiatan pembelajaran, dan dimanfaatkan bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat. --------------------------------------------------------------

8
Pilih sesuai jenjang pendidikan yang sudah diselenggarakan oleh Yayasan.
9
Pilih salah satu.
10
Ciri khas dapat dilihat dari visi dan misi perguruan tinggi, misalnya berlandaskan nilai-nilai keagamaan tertentu
atau kekhasan daerah.
11
Ruang lingkup ini baku, tidak dapat diubah.
12
Pasal 1 angka 20 UU 20/2003, Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.
13
Pilih sesuai jenjang pendidikan yang sudah diselenggarakan oleh Yayasan.

6
(4) STRUKTUR ORGANISASI, NAMA, FUNGSI, SERTA TUGAS DAN
WEWENANG ORGAN YAYASAN YANG DIAKUI SEBAGAI BHP
PENYELENGGARA DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN
PENDIDIKAN.-------------------------------------------------------------------------------------

a. Nama organ dan struktur organisasi 14 kegiatan pendidikan dalam Yayasan


yang diakui sebagai BHP Penyelenggara terdiri atas:---------------------------------
1) Pembina 15 , selain menjalankan tugas dan wewenangnya sebagai
Pembina Yayasan, juga:-------------------------------------------------------------------
-sebagai organ representasi pemangku kepentingan Yayasan yang diakui
sebagai BHP Penyelenggara yang menjalankan fungsi penentuan
kebijakan umum 16 ,--------------------------------------------------------------------------
-
-menjalankan tugas dan wewenang Yayasan yang diakui sebagai BHP
Penyelenggara sebagaimana ditetapkan dalam huruf d angka 1) dibawah
ini,-----------------------------------------------------------------------------------------------
-mengesahkan pengangkatan dan/atau pemberhentian wakil unsur
17
Komite Sekolah/ Madrasah 18 dan wakil unsur ________________ 19
dalam Pembina Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara, dan ---
-mengangkat dan/atau memberhentikan organ ________________ 20
Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara;-------------------------------

14
Dasar hukum : pasal 16 UU 9/2009 dan penjelasannya
15
Misalnya: Pembina/Dewan Sekolah.
16
-Pasal 17 ayat (1) UU 9/2009, BHP Penyelenggara yang menyelenggarakan lebih dari 1 (satu) satuan pendidikan
dasar dan/atau menengah memiliki 1 (satu) / lebih organ representasi pemangku kepentingan dan organ pengelola
pendidikan sesuai dengan jumlah satuan pendidikan yang diselenggarakan.
-Pasal 17 Ayat (2) UU 9/2009, BHP Penyelenggara yang menyelenggarakan lebih dari 1 (satu) satuan pendidikan
tinggi memiliki 1 (satu) / lebih organ representasi pemangku kepentingan, organ audit bidang nonakademik, serta
organ representasi pendidik dan organ pengelola pendidikan sesuai dengan jumlah satuan pendidikan yang
diselenggarakan.
-Dalam hal Yayasan menyelenggarakan 2 (dua) / lebih satuan pendidikan, dan Pembina Yayasan menetapan bahwa
pada setiap satuan pendidikan [yang merupakan kegiatan sosial/keagamaan/kemanusiaan (pilih sesuai kegiatan
Yayasan) di bidang pendidikan] mempunyai organ-organ kegiatan pendidikan sesuai UU BHP (untuk perguruan
tinggi = organ representasi pemangku kepentingan, organ audit bidang nonakademik, organ representasi
pendidik, organ pengelola pendidikan dan organ lain yang dibentuk Pembina/Pendiri; untuk pendidikan
dasar/menengah = organ representasi pemangku kepentingan, organ pengelola pendidikan dan organ lain yang
dibentuk Pembina/Pendiri), maka Pembina Yayasan menjadi salah satu anggota pada organ-organ representasi
pemangku kepentingan (sesuai penjelasan pasal 18 ayat (1) huruf a dan ayat (2) huruf a selaku pendiri atau wakil
pendiri dalam organ representasi pemangku kepentingan) pada masing-masing satuan pendidikan bersama anggota
yang lain sesuai UU BHP dan klausulanya menjadi berbunyi sebagai berikut :
“1) Pembina, selain menjalankan tugas dan wewenangnya sebagai Pembina Yayasan, juga sebagai
anggota dalam organ representasi pemangku kepentingan atau Dewan Sekolah/Madrasah pada
masing-masing satuan pendidikan yang merupakan kegiatan sosial/keagamaan/kemanusiaan (pilih
sesuai kegiatan Yayasan) di bidang pendidikan yang diselenggarakan Yayasan yang diakui sebagai
BHP Penyelenggara yang menjalankan fungsi penentuan kebijakan umum sebagaimana ditetapkan
dalam huruf d angka 1) dibawah ini”,-----------------------------------------------------------------------------------
17
Pasal 1 angka 25 UU 20/2003, Komite Sekolah/Madrasah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang
tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pada pendidikan.
18
Pilih salah satu.
19
Unsur lain yang ditetapkan oleh Pendiri/Pembina
20
Menurut penjelasan Pasal 14 ayat (3) UU BHP, BHP Penyelenggara dapat menambahkan fungsi dan organ lain
sejauh tugas dan wewenangnya tidak jumbuh dengan tugas dan wewenang dari fungsi dan organ yang sudah ada,
untuk melaksanakan kegiatan yang relevan dengan pendidikan, misalnya menetapkan fungsi perumusan etika
pendidikan dan keikutsertaan dalam menjaga kebebasan mimbar pendidikan, otonomi keilmuan dan managemen
berbasis sekolah/madrasah.

7
2) Pengawas 21 , selain menjalankan tugas dan wewenangnya sebagai
Pengawas Yayasan, juga menjalankan audit bidang non pembelajaran
pada Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara;------------------------

3) Pengurus, selain menjalankan tugas dan wewenangnya sebagai


Pengurus Yayasan, juga menjalankan tugas dan wewenang Yayasan yang
diakui sebagai BHP Penyelenggara yang ditetapkan dalam anggaran
dasar ini.---------------------------------------------------------------------------------------

b. Struktur organisasi dan hubungan antar organ Yayasan yang diakui sebagai
BHP Penyelenggara yang belum ditetapkan dalam anggaran dasar ini diatur
lebih lanjut dalam anggaran rumah tangga.----------

c. Peraturan dalam Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara tersusun


dalam hirarkhi sebagai berikut:---------------------------------------------------------------
1) Peraturan perundang-undangan;--------------------------------------------------------
2) Anggaran Dasar;-----------------------------------------------------------------------------
3) Anggaran Rumah Tangga;----------------------------------------------------------------
4) Peraturan Pembina;-------------------------------------------------------------------------
5) Peraturan Kepala Sekola/Madrasah 22 ;-------------------------------------------------
6) Peraturan pelaksanaan lain yang diterbitkan oleh pemimpin unit di bawah
Kepala Sekolah/Madrasah 23 yang hirarkhinya diatur dalam anggaran
rumah tangga.--------------------------------------------------------------------------------

21
Misalnya: Pengawas/Dewan Audit.
22
Pilih salah satu
23
Pilih salah satu.

8
d. Tugas dan Wewenang Organ:---------------------------------------------------------------

1) Pembina.------------------------------------------------------------------------------------
Selain menjalankan tugas dan wewenangnya sebagai Pembina Yayasan,
juga 24 menjalankan tugas dan wewenang Yayasan yang diakui sebagai
BHP Penyelenggara, dengan:------------------------------------------------------------
a) 25 menjalankan tugas, wewenang dan fungsi organ representasi
pemangku kepentingan, yaitu:------------------------------------------------
i. menyusun dan menetapkan perubahan anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga Yayasan yang diakui sebagai BHP
Penyelenggara beserta perubahannya;--------------------------------------
ii. menyusun dan menetapkan kebijakan umum; ----------------------------
iii. menetapkan rencana pengembangan jangka panjang (25
(duapuluh lima) tahun), rencana strategis (5 (lima) tahun), rencana
kerja dan anggaran tahunan, beserta perubahannya masing-
masing, yang diusulkan Kepala Sekolah/Madrasah 26 melalui
Pengurus;----------------------------------------------------------------------------
iv. mengangkat dan memberhentikan ketua serta anggota Pengawas
yang menjalankan audit bidang non pembelajaran 27 ; -------------------
-
v. mengangkat dan memberhentikan pemimpin organ pengelola
pendidikan yang menjalankan fungsi pengelola pendidikan, yaitu
Kepala Sekolah/Madrasah 28 beserta wakilnya (wakil-wakilnya);------
vi. melakukan pengawasan umum atas pengelolaan Yayasan yang
diakui sebagai BHP Penyelenggara;------------------------------------------
vii. melakukan evaluasi tahunan atas kinerja Yayasan yang diakui
sebagai BHP Penyelenggara;--------------------------------------------------
viii. melakukan penilaian laporan pertanggungjawaban tahunan Kepala
Sekolah/Madrasah 29 ;------------------------------------------------------------
ix. mengusahakan pemenuhan kebutuhan pembiayaan Yayasan yang
diakui sebagai BHP Penyelenggara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan-----------------------------------------
x. menyelesaikan persoalan Yayasan yang diakui sebagai BHP
Penyelenggara, termasuk masalah keuangan, yang tidak dapat
diselesaikan oleh organ Yayasan yang diakui sebagai BHP
Penyelenggara lain sesuai dengan kewenangan masing-masing.----

24
Dalam hal Yayasan menyelenggarakan 2 (dua) / lebih satuan pendidikan, dan Pembina Yayasan yang diakui
sebagai BHP Penyelenggara pada saat penyesuaian tata kelola Yayasan pada tata kelola BHP menetapkan pada
masing-masing satuan pendidikan mempunyai organ-organ sesuai UU BHP maka klausulanya menjadi berbunyi
sebagai berikut :
“1) Pembina, selain menjalankan tugas dan wewenangnya sebagai Pembina Yayasan, juga sebagai,
juga sebagai anggota dalam organ representasi pemangku kepentingan pada masing-masing
satuan pendidikan yang merupakan kegiatan sosial/keagamaan/kemanusiaan* (*pilih sesuai
kegiatan Yayasan) di bidang pendidikan yang diselenggarakan Yayasan yang diakui sebagai BHP
Penyelenggara yang menjalankan fungsi penentuan kebijakan umum, dan membentuk organ-
organ kegiatan pendidik dalam Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara sesuai
ketentuan Undang-Undang tentang Badan Hukum Pendidikan, yaitu :
a). organ representasi pemangku kepentingan atau Dewan Sekolah/Madrasah, menjalankan
tugas, wewenang dan fungsi penentu kebijakan umum, sebagai berikut :”
25
Dasar hukum : pasal 22 UU 9/2009.
26
Pilih salah satu.
27
Klausula ini dapat dihapus apabila tidak dikehendaki oleh Pembina yayasan
28
Pilih salah satu.
29
Pilih salah satu.

9
b) 30
mengangkat dan memberhentikan Kepala Sekolah/
Madrasah 31
beserta wakilnya (wakil-wakilnya) atau Organ
Pengelola Pendidikan yang menjalankan tugas, wewenang dan
fungsi organ pengelola pendidikan, yaitu: 32 --------------------------
i. menyusun rencana strategis Yayasan yang diakui sebagai BHP
Penyelenggara berdasarkan kebijakan umum yang ditetapkan
Pembina, untuk ditetapkan oleh Pembina;-----------------------------
ii. menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan Yayasan yang
diakui sebagai BHP Penyelenggara berdasarkan rencana
strategis Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara,
untuk ditetapkan oleh Pembina;------------------------------------------
iii. mengelola pendidikan sesuai dengan rencana kerja dan
anggaran tahunan Yayasan yang diakui sebagai BHP
Penyelenggara yang telah ditetapkan;----------------------------------
iv. mengangkat dan memberhentikan pejabat di bawah pemimpin
organ pengelola sekolah/madrasah atau Kepala
Sekolah/Madrasah dan pendidik serta tenaga kependidikan
Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara berdasarkan
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, serta peraturan
perundang-undangan;-------------------------------------------------------
v. melaksanakan fungsi-fungsi manajemen pengelolaan
pendidikan; --------------------------------------------------------------------
vi. membina dan mengembangkan hubungan baik Yayasan yang
diakui sebagai BHP Penyelenggara badan hukum pendidikan
dengan lingkungan dan masyarakat pada umumnya;--------------
vii. bertindak keluar untuk dan atas nama Yayasan yang diakui
sebagai BHP Penyelenggara dalam urusan yang ditetapkan
dalam ayat (5) huruf a angka 2) dan ayat (6); ------------------------
viii. melaksanakan fungsi lain yaitu:-------------------------------------------
(i) _____________________________ ; ----------------------------
(ii) _____________________________ ; ----------------------------
(iii) _____________________________ ; -----------------------------

30
Dalam hal Yayasan menyelenggarakan 2 (dua) / lebih satuan pendidikan, dan Pembina Yayasan yang diakui
sebagai BHP Penyelenggara pada saat penyesuaian tata kelola Yayasan pada tata kelola BHP menetapkan pada
masing-masing satuan pendidikan mempunyai organ-organ sesuai UU BHP maka klausulanya menjadi berbunyi
sebagai berikut :
“b) mengangkat dan memberhentikan Kepala Sekolah/Madrasah beserta wakilnya
(wakil-wakilnya) atau pimpinan pengelola pendidikan pada masing-masing satuan
pendidikan yang diselenggarakan Yayasan yang diakui sebagai BHP
Penyelenggara, dan masing-masing Kepala Sekolah/Madrasah menjalankan tugas,
wewenang dan fungsinya, yaitu :”
31
Pilih salah satu.
32
Dasar hukum : pasal 33 ayat 1 huruf a UU 9/2009

10
2) Pengawas 33 . ---------------------------------------------------------------------------
Selain menjalankan tugas dan wewenangnya sebagai Pengawas
Yayasan, juga menjalankan fungsi audit bidang non pembelajaran pada
Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara yaitu : --------------------
a) menetapkan kebijakan audit internal dan eksternal BHP
Penyelenggara dalam bidang non pembelajaran; ------------------------
b) mengevaluasi hasil audit internal dan eksternal BHP
Penyelenggara;---------------------------------------------------------------------
c) mengambil kesimpulan atas hasil audit internal dan eksternal BHP
Penyelenggara; dan---------------------------------------------------------------
d) mengajukan saran dan/atau pertimbangan mengenai perbaikan
pengelolaan kegiatan non pembelajaran pada Pembina dan/atau
Kepala Sekolah/Madrasah 34 atas dasar hasil audit internal
dan/atau eksternal.----------------------------------------------------------------

3) Pengurus 35 . -----------------------------------------------------------------------------
Selain menjalankan tugas dan wewenangnya Pengurus Yayasan, juga
menjalankan tugas dan wewenang Yayasan yang diakui sebagai BHP
Penyelenggara dengan : ---------------------------------------------------------------
a) mengusulkan anggota Komite Sekolah/Madrasah dari hasil
pemilihan di masing-masing unit pendidikan melalui Kepala
Sekolah/Madrasah 36 untuk disahkan oleh Pembina; --------------------
b) menetapkan tata cara seleksi pemilihan calon Kepala
Sekolah/Madrasah 37 ;-------------------------------------------------------------
c) mengusulkan pengangkatan dan/atau pemberhentian Kepala
Sekolah/Madrasah 38 kepada Pembina; -------------------------------------
-
d) mengatur pemanfaatan kekayaan Yayasan yang diakui sebagai
BHP Penyelenggara yang digunakan untuk lintas satuan
pendidikan yang diselenggarakan oleh Yayasan yang diakui
sebagai BHP Penyelenggara;--------------------------------------------------
e) mengkoordinasikan penyelenggaraan pendidikan lintas satuan
pendidikan yang diselenggarakan oleh Yayasan yang diakui
sebagai BHP Penyelenggara;--------------------------------------------------
f) meneliti Laporan Tahunan yang akan disampaikan oleh Kepala
Sekolah/Madrasah kepada Pembina;

33
Klausula ini dapat dihapus apabila tidak dikehendaki oleh Pembina yayasan
34
Pilih salah satu.
35
Klausula ini dapat dihapus apabila tidak dikehendaki oleh Pembina yayasan
36
Pilih salah satu.
37
Pilih salah satu.
38
Pilih salah satu.

11
(5) SUSUNAN, TATA CARA PEMBENTUKAN, KRITERIA DAN
PERSYARATAN PENGANGKATAN SERTA PEMBERHENTIAN
ANGGOTA, SERTA PEMBATASAN MASA KEANGGOTAAN ORGAN
YAYASAN YANG DIAKUI SEBAGAI BHP PENYELENGGARA
DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN PENDIDIKAN. ----------------------

a. Pembina. --------------------------------------------------------------------------------------

1) susunan, tata cara pembentukan, kriteria dan


39

persyaratan pengangkatan serta pemberhentian anggota


serta pembatasan masa keanggotaan Pembina sebagai
berikut : -------------------------------------------------------------------------------

a) Susunan Keanggotaan terdiri atas :--------------------------------------


i. Unsur Pendiri atau Wakil Pendiri 40 ;-----------------------------------
ii. Unsur pengelola pendidikan (Kepala Sekolah/Madrasah 41 );---
iii. Unsur wakil pendidik, terdiri atas .... (...) orang; -------------------
iv. Unsur wakil tenaga kependidikan, terdiri atas .... (...) orang; --
v. Unsur wakil Komite Sekolah/Madrasah 42 , terdiri atas ... (...)
orang; dan ------------------------------------------------------------------
vi. Unsur ______________, 43 terdiri atas .... (...) orang;------------

b) Unsur Pendiri atau Wakil Pendiri yang dimaksud dalam huruf a)


sub i di atas adalah Pembina Yayasan; ---------------------------------

c) Dalam hal Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara


tidak lagi mempunyai Pembina, maka berlaku ketentuan rapat
gabungan sebagaimana diatur pada Pasal 31 44 Anggaran Dasar
Yayasan.--------------------------------------------------------------------------

d) Tata cara pembentukan Keanggotaan : -------------------------------


i. Jumlah anggota Pembina yang berasal dari pendiri atau
wakil pendiri dapat lebih dari 1 (satu) orang;-----------------------
ii. Kepala Sekolah/Madrasah 45 tidak memiliki hak suara dalam
pengambilan keputusan di dalam Rapat Pembina;---------------

39
Dalam hal Yayasan menyelenggarakan 2 (dua) / lebih satuan pendidikan, dan Pembina Yayasan yang diakui
sebagai BHP Penyelenggara pada saat penyesuaian tata kelola Yayasan pada tata kelola BHP menetapkan pada
masing-masing satuan pendidikan mempunyai organ-organ sesuai UU BHP maka klausulanya menjadi berbunyi
sebagai berikut :
“1) membentuk organ representasi pemangku kepentingan dalam masing-masing
satuan pendidikan pada kegiatan pendidikan sebagai struktur organisasi
kegiatan pendidikan yang diselenggarakan Yayasan yang diakui sebagai BHP
Penyelenggara sesuai Undang-Undang tentang Badan Hukum Pendidikan,
susunan, tata cara pembentukan, kriteria dan persyaratan pengangkatan serta
pemberhentian anggota serta pembatasan masa keanggotaan organ representasi
pemangku kepentingan atau Dewan Sekolah/Madrasah pada masing-masing
satuan pendidikan, sebagai berikut :”
40
Dasar hukum : pasal 18 dan penjelasan pasal 18 UU 9/2009.
41
Pilih salah satu.
42
Pilih salah satu.
43
Unsur lain yang ditetapkan oleh pendiri (Pembina Yayasan).
44
Pasal ini disesuaikan dengan ketentuan Anggaran Dasar Yayasan yang mengatur tentang Rapat Gabungan.
45
Pilih salah satu.

12
iii. Anggota Pembina yang berasal dari Kepala
Sekolah/Madrasah 46 , wakil pendidik, dan wakil tenaga
kependidikan pada Yayasan yang diakui sebagai BHP
Penyelenggara berjumlah paling banyak 1/3 (satu pertiga)
dari jumlah anggota organ tersebut, yang diangkat dan
diberhentikan oleh Pembina;--------------------------------------------
iv. Pembina dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih dari dan
oleh anggota;---------------------------------------------------------------
v. Anggota Pembina yang berasal dari Kepala
47
Sekolah/Madrasah , wakil pendidik, dan wakil tenaga
kependidikan tidak dapat dipilih sebagai ketua;-------------------
vi. Ketua dan Sekretaris Pembina harus berkewarganegaraan
Indonesia;--------------------------------------------------------------------
vii. Anggaran dasar Yayasan tentang rapat Pembina Yayasan
mutatis mutandis berlaku terhadap Pembina dalam tata
kelola Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara ini.
viii. Tata cara pengambilan keputusan melalui pemungutan
suara 48 dalam rapat Pembina dilakukan sebagai berikut:-----
(i) Pengambilan keputusan melalui pemungutan suara
dapat dilakukan secara tertutup/terbuka 49 ;------------------
(ii) Apabila pengambilan keputusan melalui pemungutan
suara dilakukan secara tertutup, setiap anggota
mencantumkan pilihannya dalam secarik kertas resmi
dan memasukkannya ke dalam kotak resmi yang
tersedia;--------------------------------------------------------------
(iii) Apabila pengambilan keputusan melalui pemungutan
suara dilakukan secara terbuka, setiap anggota
mengemukakan pilihannya secara lisan;--------------------
ix. setiap keputusan rapat harus dituangkan secara tertulis
dalam notulen rapat, khusus untuk keputusan perubahan
anggaran dasar, anggaran rumah tangga, penggabungan dan
pembubaran harus dibuat dalam akta notaris;----------------------
x. ketentuan lebih lanjut tentang rapat akan diatur secara rinci
dalam anggaran rumah tangga;----------------------------------------

e) Kriteria Keanggotaan : ------------------------------------------------------


i. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa;------
ii. sehat jasmani dan rohani menurut keterangan dokter;--------
iii. berkewarganegaraan Indonesia;------------------------------------
iv. mempunyai visi dan misi untuk mengembangkan Yayasan
yang diakui sebagai BHP Penyelenggara;------------------------
v. tidak merangkap jabatan yang dilarang oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku;--------------------------------
vi. tidak pernah melakukan kejahatan dan dipidana
berdasarkan putusan pengadilan yang memiliki kekuatan
hukum tetap 50 ;-----------------------------------------------------------
-
vii. tidak pernah dinyatakan pailit oleh suatu putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;--

46
Pilih salah satu.
47
Pilih salah satu.
48
Ketentuan ini sebagai contoh saja.
49
Pilih salah satu, atau dapat pula diatur bahwa pengambilan keputusan dalam bidang tertentu dilakukan secara
tertutup sedangkan lainnya secara terbuka.
50
Klausula ini dapat dihapus apabila tidak dikehendaki

13
viii. tidak pernah dipecat atau diberhentikan dengan tidak
hormat pada badan hukum pendidikan atau lembaga
pendidikan lain ataupun lembaga pemerintah/
nonpemerintah 51 ;--------------------------------------------------------
ix. hal-hal lain akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah
Tangga;--------------------------------------------------------------------

f) Persyaratan Keanggotaan : -----------------------------------------------

Yang dapat diangkat sebagai Pembina adalah orang


perseorangan yang mampu melakukan perbuatan hukum dan
tidak dinyatakan bersalah yang menyebabkan kerugian bagi
badan hukum pendidikan, masyarakat, atau negara berdasarkan
putusan pengadilan, dalam jangka waktu 5 (lima) tahun 52
terhitung sejak tanggal putusan tersebut berkekuatan hukum
tetap.--------------------------------------------------------------------------------

g) Pemberhentian Keanggotaan: --------------------------------------------

i. Jabatan keanggotaan organ berakhir apabila:---------------------


(i) meninggal dunia;---------------------------------------------------
(ii) mengundurkan diri dengan mengajukan permohonan
tertulis kepada Pembina, ----------------------------------------
(iii) berhalangan tetap sehingga tidak dapat menjalankan
kewajibannya, antara lain: sakit berdasarkan
keterangan dokter sehingga tidak bisa menjalankan
kewajibannya;------------------------------------------------------
(iv) tidak lagi memenuhi persyaratan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;-----------------------------------------
(v) dinyatakan pailit atau ditaruh di bawah pengampuan
berdasarkan putusan/penetapan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap;-------------------
(vi) melakukan kejahatan yang dipidana berdasarkan
putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap; -------------------------------------------------------
(vii) dilarang untuk menjadi Pembina karena alasan yang
ditetapkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;-----------------------------------------
ii. Seorang Pembina berhak mengundurkan diri dari jabatannya
dengan mengajukan permohonan tertulis mengenai maksud
tersebut kepada Pembina paling lambat 30 (tiga puluh) hari 53
sebelum tanggal pengunduran dirinya. Pengunduran diri
tersebut efektif berlaku sejak tanggal keputusan Pembina;----

h) Pembatasan Masa Keanggotaan : --------------------------------------

Masa keanggotaan Pembina adalah : ------------------------------------


a. untuk anggota Pembina dari unsur pendiri (Pembina
Yayasan) adalah sesuai ketentuan pasal 8 54 anggaran dasar
Yayasan dan Undang-Undang tentang Yayasan; ----------------

51
Klausula ini dapat dihapus apabila tidak dikehendaki
52
Ketentuan ini sebagai contoh saja yang dapat diubah dan dihapus
53
Ketentuan ini sebagai contoh saja yang dapat diubah.
54
Penyebutan “pasal 8” disesuaikan dengan pasal dalam anggaran dasar Yayasan yang mengatur ketentuan masa
jabatan Pembina Yayasan.

14
b. untuk anggota Pembina dari unsur yang lainnya telah
dinyatakan mengundurkan diri dan berhenti sebagai anggota
Pembina setelah jangka waktu 4 (empat) tahun terhitung
sejak tanggal penerimaan pencatatan pemberitahuan
pengangkatannya; --------------------------------------------------------

i) -Dalam hal Pembina oleh karena sebab apapun tidak mempunyai


anggota, maka dalam waktu 30 (tiga puluh) hari 55 sejak terjadinya
kekosongan tersebut wajib diangkat anggota Pembina
berdasarkan keputusan rapat gabungan anggota organ-organ
yang ada dalam Yayasan yang diakui sebagai BHP
Penyelenggara;------------------------------------------------------------------
-Ketentuan huruf d) sub vii, sub viii dan sub ix di atas berlaku
mutatis mutandis terhadap rapat gabungan;-----------------------------

j) Apabila dalam waktu sebagaimana dimaksud dalam huruf i) di


atas tidak dapat diambil keputusan, maka Menteri yang
membidangi Pendidikan mengajukan permohonan kepada
Pengadilan Negeri setempat untuk menetapkan anggota
Pembina tersebut atas biaya Yayasan yang diakui sebagai BHP
Penyelenggara 56 ;----------------------------------------------------------------

2) 57
membentuk organ pengelola sekolah/madrasah untuk
melengkapi struktur organisasi kegiatan pendidikan
Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara sesuai
Undang-Undang tentang Badan Hukum Pendidikan
dengan mengangkat Kepala Sekolah/Madrasah beserta
wakilnya (wakil-wakilnya), yang memiliki susunan tata
cara pembentukan, kriteria dan persyaratan
pengangkatan serta pemberhentian anggota serta
pembatasan masa keanggotaan organ sebagai berikut : --
a) Kepala Sekolah/Madrasah 58 sebagai pemimpin organ pengelola
pendidikan dapat dibantu oleh 1 (satu) atau lebih Wakil Kepala
Sekolah/Madrasah 59 dan/atau unit-unit kerja di bawah Kepala
Sekolah/Madrasah; -------------------------------------------------------------
b) Kepala Sekolah/Madrasah 60 , Wakil Kepala Sekolah/Madrasah,
dan/atau unit-unit kerja di bawah Kepala Sekolah/Madrasah
menjalankan fungsi pengelolaan pendidikan; ---------------------------
c) Kepala Sekolah/Madrasah 61 dan pimpinan unit di bawahnya
sesuai dengan kewenangannya menjalankan manajemen
berbasis sekolah/madrasah berdasarkan peraturan perundang-
55
Ketentuan ini sebagai contoh saja yang dapat diubah.
56
Ketentuan ini tidak dapat diubah (dasar hukum: UU Sisdiknas Pasal 50 ayat (1)).
57
Dalam hal Yayasan menyelenggarakan 2 (dua) / lebih satuan pendidikan, dan Pembina Yayasan yang diakui
sebagai BHP Penyelenggara pada saat penyesuaian tata kelola Yayasan pada tata kelola BHP menetapkan pada
masing-masing satuan pendidikan mempunyai organ-organ sesuai UU BHP maka klausulanya menjadi berbunyi
sebagai berikut :
“2) membentuk organ-organ lainnya untuk melengkapi struktur organisasi pada
masing-masing satuan pendidikan dalam kegiatan pendidikan yang
diselenggarakan Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara sesuai
Undang-Undang tentang Badan Hukum Pendidikan, yaitu :”
58
Pilih salah satu.
59
Pilih salah satu.
60
Pilih salah satu.
61
Pilih salah satu.

15
undangan;-------------------------------------------------------------------------

16
d) -Kepala Sekolah/Madrasah 62 beserta wakilnya (atau wakil-
wakilnya) diusulkan oleh Pengurus Yayasan dan diangkat serta
diberhentikan oleh Pembina. ------------------------------------------------
-Tata cara pengangkatan dan pemberhentian Kepala
Sekolah/Madrasah 63 beserta Wakil Kepala Sekolah/Madrasah 64
dan pimpinan unit dibawahnya diatur lebih lanjut dalam anggaran
rumah tangga 65 , kecuali dalam hal sebagaimana diatur dalam
ayat (5) huruf a angka 2) sub i) dan sub j) di bawah ini; --------------

e) Kriteria Kepala Sekolah/Madrasah 66 beserta


wakilnya (atau wakil-wakil) :---------------------------------------
(i) beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;------
(ii) sehat jasmani dan rohani menurut keterangan dokter;--------
(iii) berkewarganegaraan Indonesia;------------------------------------
(iv) mempunyai visi dan misi untuk mengembangkan BHP
Penyelenggara;----------------------------------------------------------
(v) berpendidikan minimal program diploma 4 (D4) atau strata
1 (S1) 67 dari program studi dalam negeri yang terakreditasi
atau perguruan tinggi luar negeri yang diakui oleh
Pemerintah 68 ;------------------------------------------------------------
-
(vi) berpengalaman melaksanakan kegiatan pendidikan
sebagai guru paling sedikit 5 (lima) tahun;-----------------------
(vii) tidak pernah melakukan kejahatan yang dipidana
berdasarkan keputusan pengadilan yang memiliki kekuatan
hukum tetap 69 ;-----------------------------------------------------------
(viii) tidak merangkap jabatan yang dilarang oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku;-------------------------------
(ix) tidak pernah dinyatakan pailit oleh suatu putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; -
(x) tidak pernah dipecat atau diberhentikan dengan tidak
hormat pada badan hukum pendidikan atau lembaga
pendidikan lain ataupun lembaga pemerintah/
nonpemerintah 70 ;--------------------------------------------------------
(xi) hal-hal lain akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah
Tangga;--------------------------------------------------------------------

62
Pilih salah satu.
63
Pilih salah satu.
64
Pilih salah satu.
65
Anggaran Rumah Tangga dapat mengatur bahwa kewenangan untuk mengangkat dan memberhentikan organ
pengelola pendidikan diserahkan kepada Pengurus Yayasan.
66
Pilih salah satu.
67
Dasar hukum : pasal 9 UU 14/2005, guru minimal berpendidikan program diploma 4 (D4) atau strata 1 (S1) atau
yang setara dan diakui Pemetintah.
68
Klausula ini dapat diubah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
69
Klausula ini dapat dihapus apabila tidak dikehendaki
70
Klausula ini dapat dihapus apabila tidak dikehendaki

17
f) Persyaratan Kepala Sekolah/Madrasah 71 beserta
wakil (atau wakil-wakil) nya. ---------------------------------------

Yang dapat diangkat sebagai Kepala Sekolah/Madrasah 72


beserta wakil (atau wakil-wakil)nya adalah:-----------------------
i. orang perseorangan yang mampu melakukan perbuatan
hukum dan tidak dinyatakan bersalah dalam melakukan
pengurusan badan hukum pendidikan yang menyebabkan
kerugian bagi badan hukum pendidikan, masyarakat, atau
negara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap;--------------------------------
ii. persyaratan lain yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku;-----------------------------------------------

g) Pemberhentian Kepala Sekolah/Madrasah 73 beserta


wakilnya (atau wakil-wakil). ----------------------------------------
(i) Jabatan Kepala Sekolah/Madrasah 74 beserta wakilnya (atau
wakil-wakil) berakhir apabila :------------------------------------------
i) meninggal dunia;----------------------------------------------------
ii) mengundurkan diri dengan mengajukan permohonan
tertulis kepada Pembina melalui Pengurus Yayasan; ----
iii) berhalangan tetap sehingga tidak dapat menjalankan
kewajibannya, antara lain: sakit berdasarkan keterangan
dokter sehingga tidak bisa menjalankan kewajibannya;--
iv) tidak lagi memenuhi persyaratan anggaran dasar
dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku;-
v) diberhentikan berdasarkan keputusan Pembina
berdasarkan usulan dari Pengurus Yayasan setelah
memperoleh pertimbangan Komite Sekolah/
Madrasah 75 ;----------------------------------------------------------
vi) dinyatakan pailit atau ditaruh di bawah pengampuan
berdasarkan putusan/penetapan pengadilan;---------------
vii) melakukan kejahatan yang dipidana berdasarkan
putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap; ---------------------------------------------------------
(ii) Kepala Sekolah/Madrasah 76 beserta wakilnya (atau wakil-
wakil) berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan
mengajukan permohonan tertulis mengenai maksud tersebut
kepada Pembina Yayasan melalui Pengurus Yayasan dan
Pembina paling lambat 30 (tiga puluh) hari 77 sebelum tanggal
pengunduran dirinya. Pengunduran diri tersebut efektif
berlaku sejak tanggal keputusan Pembina;-------------------------

71
Pilih salah satu.
72
Pilih salah satu.
73
Pilih salah satu.
74
Pilih salah satu.
75
Pilih salah satu.
76
Pilih salah satu.
77
Ketentuan ini sebagai contoh saja yang dapat diubah.

18
h) Pembatasan Kepala Sekolah/Madrasah 78 beserta
wakil (atau wakil-wakil)nya. -----------------------------------------

Masa Kepala Sekolah/Madrasah 79 beserta wakil (atau wakil-


wakilnya) adalah 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali untuk
1 (satu) kali masa jabatan;----------------------------------------------------

i) Dalam hal Kepala Sekolah/Madrasah 80 berhalangan sementara,


maka wakil Kepala Sekolah/Madrasah 81 menjalankan tugas
Kepala Sekolah/Madrasah 82 sampai diangkat Kepala
Sekolah/Madrasah 83 yang baru oleh Pembina; -------------------------

j) Dalam hal Kepala Sekolah/Madrasah 84 dan/atau wakil (atau


wakil-wakil)nya berhalangan tetap, maka dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari 85 sejak yang bersangkutan berhalangan tetap, wajib
diangkat penggantinya berdasarkan keputusan Pembina.-----------

b. Pengawas 86 . ---------------------------------------------------------------------------------

1) Susunan Keanggotaan Pengawas terdiri atas:---------------------------------


a) Ketua;---------------------------------------------------------------------------
b) Anggota,---------------------------------------------------------------------------
87
2) Pengawas memiliki hubungan kerja khas dengan auditor internal
yang diatur dalam Piagam Audit. --------------------------------------------------
88
3) Piagam Audit diatur dalam anggaran rumah tangga. ---------------------
89
4) Piagam Audit sebagaimana dimaksud pada angka 2) di atas
sekurang-kurangnya mengatur : ---------------------------------------------------
a) hubungan khas antara Pengawas dengan auditor internal; ---------
b) pemberdayaan dan perlindungan serta jaminan independensi
Pengawas dan auditor internal yang didasarkan pada praktek-
praktek terbaik; ------------------------------------------------------------------
c) hak Pengawas atas semua data dan informasi nonakademik yang
dimiliki oleh semua organ Yayasan yang diakui sebagai BHP
Penyelenggara; -----------------------------------
d) kewajiban auditor internal untuk menyampaikan secara langsung
semua hasil audit kepada Pengawas. -------------------------------------

78
Pilih salah satu.
79
Pilih salah satu.
80
Pilih salah satu.
81
Pilih salah satu.
82
Pilih salah satu.
83
Pilih salah satu.
84
Pilih salah satu.
85
Ketentuan ini sebagai contoh saja yang dapat diubah.
86
Klausula ini dapat dihapus apabila tidak dikehendaki oleh Pembina yayasan
87
Klausula dipergunakan dalam BHPP dan BHPPD, akan tetapi untuk BHPM dan BHP Penyelenggara klausula ini
tidak wajib dipergunakan atau dapat dihapus.
88
Klausula dipergunakan dalam BHPP dan BHPPD, akan tetapi untuk BHPM dan BHP Penyelenggara klausula ini
tidak wajib dipergunakan atau dapat dihapus.
89
Klausula dipergunakan dalam BHPP dan BHPPD, akan tetapi untuk BHPM dan BHP Penyelenggara klausula ini
tidak wajib dipergunakan atau dapat dihapus.

19
5) Tata cara pembentukan Keanggotaan Pengawas :---------------------------
a) Anggota Pengawas terdiri dari : --------------------------------------------
i. Pengawas Yayasan; dan ------------------------------------------------
ii. anggota yang dapat berasal dari tenaga pendidik dan/atau
tenaga kependidikan Yayasan yang diakui sebagai BHP
Penyelenggara yang bersangkutan atau dari luar Yayasan
yang diakui sebagai BHP Penyelenggara yang diangkat dan
disahkan oleh Pembina.--------------------------------------------------
b) Pengawas dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih dari dan oleh
anggota.-----------------------------------------------------------------------------
c) Susunan keanggotaan Pengawas diangkat dan disahkan oleh
Pembina.----------------------------------------------------------------------------
d) Pengambilan keputusan dalam Pengawas dilakukan secara
musyawarah untuk mufakat, kecuali ditetapkan lain dalam
anggaran dasar Yayasan yang diakui sebagai BHP
Penyelenggara dan peraturan Pengawas.--------------------------------
e) Anggaran dasar Yayasan yang diakui sebagai BHP
Penyelenggara tentang ketentuan Rapat Pengawas mutatis
mutandis berlaku terhadap Pengawas dalam tata kelola Yayasan
yang diakui sebagai BHP Penyelenggara ini dan Peraturan
Pengawas. -------------------------------------------------------------------------

6) Kriteria Keanggotaan Pengawas :-------------------------------------------------


a) beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;--------------
b) sehat jasmani dan rohani menurut keterangan dokter;----------------
c) berkewarganegaraan Indonesia;--------------------------------------------
d) mempunyai visi dan misi untuk mengembangkan Yayasan yang
diakui sebagai BHP Penyelenggara;---------------------------------------
e) memiliki keahlian dalam bidang keuangan, hukum, sumber daya
manusia, dan/atau bidang sarana dan prasarana;---------------------
f) tidak merangkap jabatan yang dilarang oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku;---------------------------------------
g) tidak pernah dinyatakan pailit oleh suatu putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;--------------------------
h) tidak pernah dipecat atau diberhentikan dengan tidak hormat
pada badan hukum pendidikan atau lembaga pendidikan lain
ataupun lembaga pemerintah/nonpemerintah;--------------------------
i) tidak pernah melakukan kejahatan yang berdasarkan putusan
Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
j) Hal-hal lain akan diatur lebih lanjut dalam anggaran rumah
tangga.----------------------------------------------------------------------------

7) Persyaratan Keanggotaan Pengawas :------------------------------------------


Yang dapat diangkat sebagai Pengawas adalah orang perseorangan
yang mampu melakukan perbuatan hukum dan tidak dinyatakan
bersalah dalam melakukan pengurusan badan hukum pendidikan yang
menyebabkan kerugian bagi badan hukum pendidikan, masyarakat,
atau negara berdasarkan putusan pengadilan, dalam jangka waktu 5
(lima) tahun 90 terhitung sejak tanggal putusan tersebut berkekuatan
hukum tetap.----------------------------------------------------------------------------

90
Ketentuan ini hanya sebagai contoh saja, dapat diubah atau dihapus.

20
8) Pemberhentian Keanggotaan Pengawas :--------------------------------------
a) Jabatan keanggotaan organ berakhir apabila:---------------------------
i. meninggal dunia;-----------------------------------------------------------
ii. mengundurkan diri dengan mengajukan permohonan tertulis
kepada Pembina melalui Pengawas;---------------------------------
iii. halangan tetap sehingga tidak dapat menjalankan
kewajibannya, antara lain: sakit berdasarkan keterangan
dokter sehingga tidak bisa menjalankan kewajibannya;--------
iv. tidak lagi memenuhi persyaratan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;-------------------------------------------------
v. diberhentikan berdasarkan keputusan Pembina;------------------
vi. dinyatakan pailit atau ditaruh di bawah pengampuan
berdasarkan putusan/penetapan pengadilan;---------------------
vii. dipidana berdasarkan putusan Pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap; ----------------------------------
b) Seorang anggota Pengawas berhak mengundurkan diri dari
jabatannya dengan mengajukan permohonan tertulis mengenai
maksud tersebut kepada Pembina melalui Pengawas paling
lambat 30 (tiga puluh) hari 91 sebelum tanggal pengunduran
dirinya. Pengunduran diri tersebut efektif berlaku sejak tanggal
keputusan Pembina.------------------------------------------------------------

9) Dalam hal Pengawas oleh karena sebab apapun tidak mempunyai


anggota, maka dalam waktu 30 (tiga puluh) hari 92 sejak terjadinya
kekosongan tersebut wajib diangkat anggota Pengawas berdasarkan
keputusan Pembina.------------------------------------------------------------------

10) Susunan, jumlah, dan kedudukan ketua dan anggota Pengawas


ditetapkan dalam anggaran rumah tangga.-------------------------------------

11) Pembatasan Masa Keanggotaan Pengawas : ---------------------------------

Masa jabatan ketua dan anggota Pengawas adalah : -----------------------


a) anggota Pengawas dari unsur Pengawas Yayasan adalah 5 (lima)
tahun atau sesuai ketentuan Undang-Undang tentang Yayasan; ---
b) anggota Pengawas dari unsur yang lainnya adalah 4 (empat)
tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan
atau sesuai ketentuan Undang-Undang tentang Badan Hukum
Pendidikan;-------------------------------------------------------------------------

c. Pengurus. ------------------------------------------------------------------------------------

1) Ketentuan anggaran dasar Yayasan yang diakui sebagai BHP


Penyelenggara mengenai Pengurus Yayasan mutatis mutandis
berlaku terhadap tata kelola Yayasan yang diakui sebagai BHP
Penyelenggara. ------------------------------------------------------------------------

2) Pengurus Yayasan menjalankan tugas, wewenang dan fungsi


sebagaimana ditetapkan dalam anggaran dasar ini. -------------------------

91
Ketentuan ini sebagai contoh saja yang dapat diubah.
92
Ketentuan ini sebagai contoh saja yang dapat diubah.

21
(6) KEWENANGAN DAN PEMBATASAN KEWENANGAN KEPALA
93

SEKOLAH/MADRASAH 94 . ----------------------------------------------------------------

1) Berdasarkan ketentuan Undang-Undang tentang Badan Hukum


Pendidikan, Kepala Sekolah/Madrasah 95 atau Wakil Kepala
96
Sekolah/Madrasah berhak dan berwenang untuk mewakili Pengurus
Yayasan dan karena itu bertindak untuk dan atas nama Yayasan yang
diakui sebagai BHP Penyelenggara di dalam dan di luar pengadilan,
mengikat Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara dengan
pihak lain dan pihak lain dengan Yayasan yang diakui sebagai BHP
Penyelenggara, serta menjalankan segala tindakan kepengurusan dan
kepemilikan, akan tetapi dengan pembatasan bahwa untuk 97 :---------------
a) mendirikan suatu badan usaha berbadan hukum atau melakukan
investasi dalam bentuk portofolio baik di dalam maupun di luar
negeri;---------------------------------------------------------------------------------
b) meminjam atau meminjamkan uang atas nama Yayasan yang diakui
sebagai BHP Penyelenggara;----------------------------------------------------
c) menjaminkan, menyewakan, mengalihkan atau melepaskan dalam
cara dan bentuk apapun harta kekayaan Yayasan yang diakui
sebagai BHP Penyelenggara, yang sesuai ketentuan pasal 37 ayat
(3) Undang-Undang tentang Badan Hukum Pendidikan telah
dipisahkan sebagai bagian kekayaan yang diperuntukan bagi
kegiatan pendidikan yang diselenggarakan Yayasan yang diakui
sebagai BHP Penyelenggara 98 , baik berupa benda tetap maupun
benda tidak tetap yang nilainya ditentukan dari waktu ke waktu oleh
Pembina;-----------------------------------------------------------------------------
harus dilakukan bersama-sama dengan Pengurus Yayasan yang diakui
sebagai dan mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pembina,
dengan memperhatikan ketentuan pasal 39 Undang-Undang tentang
Badan Hukum Pendidikan;--------------------------------------------------------------

2) Kepala Sekolah/Madrasah 99 atau Wakil Kepala Sekolah/Madrasah 100 di


atas tidak berwenang mewakili Yayasan yang diakui sebagai BHP
Penyelenggara, apabila :-----------------------------------------------------------------
a) terjadi perkara di depan pengadilan antara Yayasan yang diakui
sebagai BHP Penyelenggara dengan Kepala Sekolah/Madrasah 101
atau Wakil Kepala Sekolah/Madrasah 102 ; atau -----------------------------

93
Dalam hal Yayasan menyelenggarakan 2 (dua) / lebih satuan pendidikan, dan Pembina Yayasan yang diakui
sebagai BHP Penyelenggara pada saat penyesuaian tata kelola Yayasan pada tata kelola BHP menetapkan pada
masing-masing satuan pendidikan mempunyai organ-organ sesuai UU BHP maka klausulanya menjadi berbunyi
sebagai berikut :
“(6) KEWENANGAN DAN PEMBATASAN KEWENANGAN KEPALA SEKOLAH/MADRASAH PADA
MASING-MASING SATUAN PENDIDIKAN”
94
Pilih salah satu.
95
Pilih salah satu.
96
Pilih salah satu.
97
Klausula pembatasan kewenangan ini hanya contoh saja, dapat diubah sesuai kehendak pendiri/Pembina
Yayasan.
98
Klausula ini hanya dipergunakan/dipakai apabila Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara tersebut
mempunyai kegiatan (- kegiatan) lain diluar kegiatan pendidikan formal, seperti kegiatan sosial, keagamaan,
kemanusiaan, pendidikan nonformal dan lain-lain.
99
Pilih salah satu.
100
Pilih salah satu.
101
Pilih salah satu.
102
Pilih salah satu.

22
b) Kepala sekolah/madrasah 103 atau Wakil Kepala
Sekolah/Madrasah 104 mempunyai kepentingan yang bertentangan
dengan kepentingan Yayasan yang diakui sebagai BHP
Penyelenggara;---------------------------------------------------------------------

3) Dalam hal terjadi keadaan sebagaimana dimaksud pada angka (2) ayat
ini, maka Pembina menunjuk seseorang untuk mewakili kepentingan
Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara;------------------------------

4) Kepala Sekolah/Madrasah 105 beserta wakilnya (atau wakil-wakil) dilarang


merangkap :---------------------------------------------------------------------------------
a. Jabatan pada badan hukum pendidikan lain;--------------------------------
b. Jabatan pada lembaga pemerintah pusat atau daerah; atau------------
c. Jabatan yang dapat menimbulkan pertentangan kepentingan
dengan kepentingan Yayasan yang diakui sebagai BHP
Penyelenggara.----------------------------------------------------------------------

(7) KEKAYAAN. ------------------------------------------------------------------------------------

1) Kekayaan Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara berupa


kekayaan Yayasan 106 .

atau
dalam hal Yayasan mempunyai kegiatan lain selain kegiatan pendidikan
maka kalusulanya sebagai berikut :

Berdasarkan keputusan rapat Pembina, kekayaan Yayasan yang diakui


sebagai BHP Penyelenggara adalah kekayaan Yayasan yang sesuai
ketentuan pasal 37 Undang-Undang tentang Badan Hukum Pendidikan
telah ditetapkan sebagai bagian kekayaan yang diperuntukkan bagi
kegiatan pendidikan 107 ...................... yang diselenggarakan oleh Yayasan
yang diakui sebagai BHP Penyelenggara 108 . ----------------------------------------

103
Pilih salah satu.
104
Pilih salah satu.
105
Pilih salah satu.
106
Klausula ini hanya berlaku bagi Yayasan yang mempunyai 1 (satu) kegiatan, yaitu kegiatan pendidikan
(pendidikan tinggi dan/atau pendidikan dasar dan/atau pendidikan menengah), dan tidak ada kegiatan lainnya.
107
Pilih sesuai kegiatan pendidikan yang diselenggarakan oleh Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara
yaitu “pendidikan tinggi dan/atau pendidikan dasar dan/atau pendidikan menengah”.
108
Berdasarkan pasal 37 UU No. 9 Tahun 2009, apabila Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara
menyelenggarakan lebih dari 1 (satu) kegiatan, maka Yayasan tersebut wajib menetapkan bagian kekayaan yang
diperuntukkan bagi penyelenggaraan kegiatan pendidikan (yaitu pendidikan tinggi dan/atau pendidikan dasar
dan/atau pendidikan menengah) yang diselenggarakan oleh Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara,
maka ACARA RAPAT dan KEPUTUSAN RAPAT dalam akta ini ditambah 1 (satu) acara lagi, yaitu :
ACARA RAPAT IV :
Persetujuan untuk menetapkan bagian kekayaan Yayasan yang diperuntukan bagi kegiatan pendidikan,

KEPUTUSAN ACARA RAPAT IV :


Menyetujui dan menetapkan terhitung sejak tanggal ditutupnya rapat ini, sebagian dari kekayaan Yayasan ditetapkan
sebagai kekayaan yang diperuntukkan bagi kegiatan pendidikan sesuai ketentuan pasal 37 Undang-Undang tentang
Badan Hukum Pendidikan, terdiri atas :
1. uang sebesar Rp. ___________________, ( _____________________.rupiah), terdiri atas :
a. uang tunai sebesar Rp. ______________,
b. Tabungan di bank ___________, Nomor rekening _____________ , sebesar Rp. _______________,
c. Deposito, di Bank ____________, Nomor bilyet deposito ____________ , sebesar Rp. _______________ ;
2. barang, yang terdiri atas :
a. ___________________ ,
b. ______________________ ,
c. ___________________ ,
satu dan lain sebagaimana terdaftar dalam “Daftar Barang Yang Ditetapkan Sebagai Kekayaan Kegiatan Pendidikan
Yayasan _____________” , tanggal __________________ , bermetarai cukup, yang ditanda-tangani oleh Pengurus,
Pengawas dan Pembina Yayasan, dan dijahitkan pada minuta akta ini, yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari akta ini.

23
2) Selain kekayaan sebagaimana dimaksud dalam angka 1) di atas,
kekayaan BHP Penyelenggara yang dimaksud dalam pasal 37 Undang-
Undang tentang Badan Hukum Pendidikan dapat juga diperoleh dari:------
a) sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat;------------------------------
b) wakaf, zakat, dan atau pembayaran nadzar; 109 -------------------------------
c) hibah;------------------------------------------------------------------------------------
d) perolehan lain yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar
Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara dan atau
peraturan perundang-undangan yang berlaku;-------------------------------

3) Sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat sebagaimana dimaksud


pada angka 2) huruf a) di atas antara lain berarti : --------------------------------
a) tidak membatasi kebebasan organ Yayasan yang diakui sebagai BHP
Penyelenggara dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
mahasiswa, dosen, atau tenaga kependidikan;-------------------------------
b) tidak membatasi kebebasan organ Yayasan yang diakui sebagai BHP
Penyelenggara dalam pengambilan keputusan akademik; atau----------
c) tidak menimbulkan konflik kepentingan pada organ Yayasan yang
diakui sebagai BHP Penyelenggara atau pejabatnya.-----------------------

4) Semua kekayaan Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara


yang telah dipisahkan sebagai bagian kekayaan yang diperuntukan bagi
kegiatan pendidikan yang diselenggarakan Yayasan yang diakui sebagai
BHP Penyelenggara sesuai ketentuan pasal 37 Undang-Undang tentang
Badan Hukum Pendidikan 110 , harus dipergunakan untuk mencapai tujuan
Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara.------------------------------

(8) SUMBER DAYA MANUSIA. -------------------------------------------------------------

1) Sumber Daya Manusia Yayasan yang diakui sebagai BHP


Penyelenggara terdiri atas:--------------------------------------------------------------
b. Pendidik;---------------------------------------------------------------------------------
c. Tenaga Kependidikan;---------------------------------------------------------------

2) Pendidik dan Tenaga Kependidikan wajib membuat Perjanjian Kerja


dengan pemimpin organ pengelola pendidikan pada Yayasan yang diakui
sebagai BHP Penyelenggara;-----------------------------------------------------------

3) Pengangkatan dan pemberhentian jabatan serta hak dan kewajiban


pendidik dan tenaga pendidik ditetapkan dalam perjanjian kerja;-------------

4) Penyelesaian perselisihan yang timbul antara pendidik atau tenaga


kependidikan dan ketentuan lebih lanjut yang tersebut dalam angka 1),
angka 2) dan angka 3) di atas akan diatur lebih lanjut dalam anggaran
rumah tangga.-------------------------------------------------------------------------------

109
Hanya berlaku pada BHP Penyelenggara yang berciri khas agama Islam, sedangkan untuk BHP Penyelenggara
yang berciri khas agama dan/atau budaya lain, penamaan perolehan dana tersebut dapat menyesuaikan dengan ciri
khas agama dan/atau budaya yang bersangkutan.
110
Klausula ini hanya dipergunakan/dipakai apabila Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara tersebut
mempunyai kegiatan (- kegiatan) lain diluar kegiatan pendidikan formal, seperti kegiatan sosial, keagamaan,
kemanusiaan, pendidikan nonformal dan lain-lain.

24
(9) TATA CARA PENGGABUNGAN. --------------------------------------------------------

1) Ketentuan pasal 38 dan pasal 39 111 anggaran dasar Yayasan yang diakui
sebagai BHP Penyelenggara tentang penggabungan mutatis mutandis
berlaku terhadap tata kelola Yayasan yang diakui sebagai BHP
Penyelenggara, dengan memperhatikan ketentuan Undang-Undang
tentang Badan Hukum Pendidikan dan peraturan pelaksanaannya.---------

2) Penggabungan hanya dapat dilakukan dengan badan hukum pendidikan


yang menyelenggarakan satuan pendidikan yang sama;-----------------------

3) Penggabungan dapat dilakukan dengan memperhatikan:----------------------


a. ketidakmampuan Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara
melaksanakan kegiatan tanpa dukungan badan hukum pendidikan
lain;--------------------------------------------------------------------------------------
b. badan hukum pendidikan yang menggabungkan diri tidak pernah
melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Anggaran
Dasarnya, ketertiban umum, dan kesusilaan;--------------------------------

4) Penggabungan dilakukan berdasarkan keputusan Pembina dengan atau


tanpa usul Pengurus Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara
dan/atau Rektor/Ketua/Direktur 112 sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. -----------------------------------------------------------------------------------

(10) TATA CARA PEMBUBARAN. -----------------------------------------------------------

Ketentuan pasal 40 113 anggaran dasar Yayasan yang diakui sebagai BHP
Penyelenggara tentang pembubaran mutatis mutandis berlaku terhadap tata
kelola Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara, dengan
memperhatikan ketentuan Undang-Undang tentang Badan Hukum Pendidikan
dan peraturan pelaksanaannya.---------------------------------------------------------------

(11) PERLINDUNGAN TERHADAP PENDIDIK, TENAGA PENDIDIK, DAN


PESERTA DIDIK. ---------------------------------------------------------------------

1) Pendidik, Tenaga Kependidikan dan mahasiswa sepanjang bertindak dan


berkelakuan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Badan
Hukum Pendidikan, peraturan perundang-undangan, anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga serta peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh
Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara akan memperoleh
perlindungan dengan cara dan bentuk apapun dari Yayasan yang diakui
sebagai BHP Penyelenggara;-----------------------------------------------------------

2) Apabila terjadi pembubaran, Yayasan yang diakui sebagai BHP


Penyelenggara tetap bertanggung jawab untuk menjamin penyelesaian
masalah pendidik, tenaga kependidikan, dan mahasiswa;----------------------

3) Penyelesaian masalah pendidik, tenaga kependidikan, dan mahasiswa


sebagaimana dimaksud pada angka 2) di atas termasuk penyelesaian
semua urusan Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara dalam
rangka likuidasi;----------------------------------------------------------------------------

111
Penyebutan pasal 39 dan pasal 39 ini disesuaikan dengan pasal (-pasal) tentang penggabungan dalam anggaran
dasar Yayasan yang telah disesuaikan dengan UU Yayasan.
112
Pilih salah satu.
113
Penyebutan pasal 40 ini disesuaikan dengan pasal (-pasal) tentang pembubaran dalam anggaran dasar Yayasan
yang telah disesuaikan dengan UU Yayasan.

25
4) Penyelesaian masalah pendidik, tenaga kependidikan, dan mahasiswa
sebagaimana dimaksud pada angka 2) di atas meliputi:-------------------------
a) pengembalian pendidik dan tenaga kependidikan yang berstatus
pegawai negeri sipil yang dipekerjakan ke instansi induk;----------------
b) pemenuhan hak-hak pendidik dan tenaga kependidikan yang
berstatus pegawai badan hukum pendidikan berdasarkan perjanjian
kerja;------------------------------------------------------------------------------------
c) pemindahan mahasiswa ke badan hukum pendidikan lain dengan
difasilitasi oleh Pemerintah.-------------------------------------------------------

(12) PENCEGAHAN TERJADI KEPAILITAN DAN CARA PENGGUNAAN


KEKAYAAN SISA LIKUIDASI. ---------------------------------------------------------

1) Semua organ dalam Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara


akan bertindak dan bekerja secara profesional dan proporsional dalam
menjalankan tugas dan wewenangnya sehingga tidak terjadi kepailitan.-

2) Prinsip pengelolaan pendidikan yang diselenggarakan Yayasan yang


diakui sebagai BHP Penyelenggara, yaitu :----------------------------------------
a) manajemen berbasis sekolah/madrasah 114 ( 115 otonomi );----------
b) akuntabilitas;-------------------------------------------------------------------------
c) transparansi;-------------------------------------------------------------------------
d) penjaminan mutu;------------------------------------------------------------------
e) layanan prima;----------------------------------------------------------------------
f) akses yang berkeadilan;----------------------------------------------------------
g) keberagaman;-----------------------------------------------------------------------
h) keberlanjutan;-----------------------------------------------------------------------
i) partisipasi tanggungjawab negara;--------------------------------------------
akan diterapkan oleh semua organ sehingga maksud dan tujuan
Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara ini tercapai.-------------

(13) AKUNTABILITAS DAN PENGAWASAN. ------------------------------------------

1) Akuntabilitas:-------------------------------------------------------------------------------
a) diwujudkan dengan jumlah maksimum peserta didik yang
disesuaikan dengan kapasitas sarana dan prasarana, pendidik dan
tenaga kependidikan, pelayanan, serta sumber daya manusia;-------
b) menjadi kewajiban untuk semua organ Yayasan yang diakui
sebagai BHP Penyelenggara untuk melaporkan secara terbuka
kepada masyarakat hal-hal yang berkaitan dengan hal tersebut di
atas, pelaporan tersebut dalam bentuk presentasi di hadapan
pihak-pihak yang sengaja diundang oleh Yayasan yang diakui
sebagai BHP Penyelenggara;--------------------------------------------------

2) Pengawasan:------------------------------------------------------------------------------
a) dilakukan dengan pelaporan tahunan terhadap semua organ;--------
b) laporan tersebut meliputi bidang akademik dan nonakademik;--------
c) laporan bidang akademik meliputi:--------------------------------------------
i. penyelenggaraan pendidikan;--------------------------------------------
ii. penelitian;----------------------------------------------------------------------
iii. pengabdian kepada masyarakat;----------------------------------------

114
Pilih salah satu.
115
tambahan klausula yang didalam kurung ( ) ini hanya untuk BHP Penyelenggara yang menyelenggarakan
pendidikan dasar dan menengah bersama-sama dengan pendidikan tinggi.

26
d) laporan bidang nonakademik meliputi:---------------------------------------
i. manajemen;-------------------------------------------------------------------
ii. keuangan.----------------------------------------------------------------------

(14) TATA CARA PERUBAHAN ANGGARAN DASAR. ----------------------------

1) Perubahan anggaran dasar hanya dapat dilakukan berdasarkan Rapat


Pembina yang notulen rapatnya dibuat dengan akta notaris 116 dalam
bahasa Indonesia. -------------------------------------------------------------------------

2) Ketentuan pasal 36 dan pasal 37 117 Anggaran Dasar Yayasan yang


diakui sebagai BHP Penyelenggara mutatis mutandis berlaku terhadap
tata kelola Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara, dengan
memperhatikan ketentuan Undang-Undang tentang Badan Hukum
Pendidikan dan peraturan pelaksanaannya.------------------------------

(15) TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENGUBAHAN ANGGARAN RUMAH


TANGGA. ---------------------------------------------------------------------------

1) PENYUSUNAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. -------------------------------

a) Penyusunan anggaran rumah tangga hanya dapat dilakukan


berdasarkan Rapat Pembina yang notulen rapatnya dibuat dengan
akta notaris 118 dalam bahasa Indonesia. ------------------------------------

b) Anggaran dasar Yayasan tentang ketentuan Rapat Pembina


Yayasan mutatis mutandis berlaku terhadap Rapat Pembina yang
dimaksud dalam huruf a) di atas. --------------------------------------------

2) PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. ---------------------------------

a) Perubahan Anggaran Rumah Tangga dilakukan dengan akta


notaris 119 dan dibuat dalam bahasa Indonesia.----------------------------

b) Perubahan Anggaran Rumah Tangga tidak dapat dilakukan pada


saat Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara dinyatakan
pailit, kecuali atas persetujuan kurator.---------------------------------------

c) Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilaksanakan


berdasarkan keputusan Pembina, ketentuan angka 1) berlaku
mutatis mutandis terhadap perubahan anggaran rumah tangga.-----

116
Akta notaris yang dimaksud adalah bukan risalah rapat dibawah tangan yang dituangkan dalam bentuk Akta
Pernyataan Keputusan Rapat atau akta penyimpanan (akta partij), akan tetapi akta notaris dalam bentuk akta relaas,
dan notaris atau notaris pengganti wajib hadir dalam rapat tersebut dan membuat notulen rapatnya dalam bentuk
akta relaas.
117
Penyebutan pasal 36 dan pasal 37 ini disesuaikan dengan pasal (-pasal) tentang perubahan anggaran dasar
dalam anggaran dasar Yayasan yang telah disesuaikan dengan UU Yayasan.
118
Akta notaris yang dimaksud adalah bukan risalah rapat dibawah tangan yang dituangkan dalam bentuk Akta
Pernyataan Keputusan Rapat atau akta penyimpanan (akta partij), akan tetapi akta notaris dalam bentuk akta relaas,
dan notaris atau notaris pengganti wajib hadir dalam rapat tersebut dan membuat notulen rapatnya dalam bentuk
akta relaas.
119
Akta notaris yang dimaksud adalah bukan risalah rapat dibawah tangan yang dituangkan dalam bentuk Akta
Pernyataan Keputusan Rapat atau akta penyimpanan (akta partij), akan tetapi akta notaris dalam bentuk akta relaas,
dan notaris atau notaris pengganti wajib hadir dalam rapat tersebut dan membuat notulen rapatnya dalam bentuk
akta relaas.

27
(16) TAHUN BUKU DAN LAPORAN TAHUNAN. -------------------------------------

1) Ketentuan Tahun Buku Yayasan yang diakui sebagai BHP


Penyelenggara mutatis mutandis berlaku terhadap tata kelola Yayasan
yang diakui sebagai BHP Penyelenggara, dengan memperhatikan
ketentuan Undang-Undang tentang Badan Hukum Pendidikan dan
peraturan pelaksanaannya.--------------------------------------------------------------

2) Rektor/Direktur/Ketua 120 wajib menyusun secara tertulis laporan tahunan


yang dimaksud dalam angka 3) dibawah ini paling lambat 3 (tiga) bulan 121
setelah berakhirnya tahun buku Yayasan yang diakui sebagai BHP
Penyelenggara;-------------------------------------------

3) Laporan tahunan memuat sekurang-kurangnya:-----------------------------------


a) laporan keadaan dan kegiatan pendidikan yang diselenggarakan
Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara selama tahun
buku yang lalu serta hasil yang telah dicapai;------------------------------
b) laporan keuangan yang terdiri atas laporan posisi keuangan pada
akhir periode, laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan
laporan keuangan, yang wajib diaudit oleh akuntan publik;-------------

4) Laporan tahunan wajib ditandatangani oleh Rektor/Direktur/Ketua 122 ,


disetujui oleh Pengurus dan Pengawas; --------------------------------------------

5) Laporan tahunan disahkan oleh Pembina dalam rapat tahunan Yayasan


yang diakui sebagai BHP Penyelenggara;-------------------------------------------

6) Ikhtisar laporan tahunan kegiatan pendidikan yang diselenggarakan


Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara disusun sesuai
dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku dan diumumkan
kepada publik melalui surat kabar berbahasa Indonesia yang beredar
secara nasional dan pada papan pengumuman di kantor Yayasan yang
diakui sebagai BHP Penyelenggara.--------------------------------------------------

(17) PERATURAN PENUTUP. -----------------------------------------------------------------

Hal-hal yang tidak diatur atau belum cukup diatur dalam ketentuan tata kelola
badan hukum pendidikan ini akan diputuskan oleh Rapat Pembina.---------------

120
Pilih salah satu.
121
Jangka waktu tersebut boleh ditentukan lain.
122
Pilih salah satu.

28
Keputusan Acara III :

Menyetujui penambahan anggota Pembina dari pimpinan organ pengelola


pendidikan, unsur wakil pendidik, unsur wakil tenaga kependidikan, unsur wakil
Komite Sekolah/Madrasah 123 dan wakil unsur ________________ 124 , yang nama-
namanya akan disebutkan dibawah ini.

-Susunan anggota organ-organ dalam Yayasan yang diakui sebagai BHP


Penyelenggara ini sebagai berikut : -----------------------------------------------------------------

-Pembina: ------------------------------------------------------------------------------------------------

a. Ketua : Ketua Pembina Yayasan, -------------------------------------


tuan ...................(identitas lengkap) ...................

b. Anggota-Anggota : ------------------------------------------------------------------------

1) unsur Pendiri atau wakil Pendiri : seluruh anggota Pembina Yayasan, ---
i. tuan ...................(identitas lengkap) ...................
ii. nona...................(identitas lengkap) ...................

2) Pimpinan Pengelola Pendidikan (Kepala Sekolah/Madrasah 125 ) : ---------


tuan...................(identitas lengkap) ...................

3). unsur wakil Pendidik : -------------------------------------------------------------------


i. nyonya...................(identitas lengkap) ...................
ii. tuan ...................(identitas lengkap) ...................

4) unsur wakil tenaga kependidikan : ------------------------------------------


i. tuan ...................(identitas lengkap) ...................
ii. nona...................(identitas lengkap) ...................

5) unsur wakil Komite Sekolah : ------------------------------------------


i. nyonya...................(identitas lengkap) ...................
ii. tuan ...................(identitas lengkap) ...................

6) unsur wakil __________________________ 126 : ---------------------------------


i. nona...................(identitas lengkap) ...................
ii. tuan ...................(identitas lengkap) ...................

123
Pilih salah satu.
124
Unsur lain yang ditetapkan oleh pendiri (Pembina Yayasan).
125
Pilih salah satu
126
Unsur lain yang ditetapkan oleh pendiri (Pembina Yayasan).

29
-Pengawas: ---------------------------------------------------------------------------------------------

a. Ketua : ------------------------------------------------------------------------
nyonya...................(identitas lengkap) ...................

b. Anggota-Anggota : ------------------------------------------------------------------------

1. unsur Pengawas Yayasan :--------------------------------------------------------------


i. nona ...................(identitas lengkap) ...................
ii. tuan ...................(identitas lengkap) ...................

2. unsur di luar Pengawas Yayasan :----------------------------------------------------


i. bidang keuangan : nona ....... (identitas lengkap) ........
ii. bidang hukum : nyonya ..... (identitas lengkap) .........
iii. bidang sumberdaya manusia : tuan ............(identitas lengkap) ........
iv. bidang sarana dan prasarana: tuan ........... (identitas lengkap) ........

-Pengurus Yayasan : -------------------------------------------------------------------------------

a. Ketua : ----------------------------------------------------------------------------------
tuan ...................(identitas lengkap) ...................

b. Sekretaris : ----------------------------------------------------------------------------------
nona ...................(identitas lengkap) ...................

c. Bendahara : ----------------------------------------------------------------------------------
nyonya ...................(identitas lengkap) ...................

d. Anggota-Anggota 127 : ------------------------------------------------------------------------


i. tuan ...................(identitas lengkap) ...................
ii. nona ...................(identitas lengkap) ...................

-Komite Sekolah/Madrasah 128 terdiri atas: -----------------------------------------------------

a. Ketua : ------------------------------------------------------------------------
nyonya ...................(identitas lengkap) ...................

b. Sekretaris :
nyonya ...................(identitas lengkap) ...................

c. Anggota-Anggota : ------------------------------------------------------------------------
i. nyonya ...................(identitas lengkap) ...................
ii. tuan ` ...................(identitas lengkap) ...................

127
Apabila dalam Pengurus Yayasan ada anggota-anggota pengurus selain Ketua, Sekretaris, Bendahara.
128
Pilih salah satu.

30
-Pengelola Sekolah/Madrasah 129 , terdiri atas: -------------------------------------------------

a. Kepala Sekolah/Madrasah 130 : ------------------------------------------------------------


tuan ...................(identitas lengkap) ...................

b. Wakil Kepala Sekolah/Madrasah 131 I : ---------------------------------------------------


nyonya ...................(identitas lengkap) ...................

c. Wakil Kepala Sekolah/Madrasah 132 II: ---------------------------------------------------


nona ...................(identitas lengkap) ...................

atau 133

a. Sekolah Dasar _____________ I : ------------------------------------------------------


1. Kepala Sekolah : ---------------------------------------------------------------------------
tuan ...................(identitas lengkap) ...................

2. Wakil Kepala Sekolah : ------------------------------------------------------------------


nyonya ...................(identitas lengkap) ...................

b. Sekolah Dasar _____________ II :


1. Kepala Sekolah : ---------------------------------------------------------------------------
tuan ...................(identitas lengkap) ...................

2. Wakil Kepala Sekolah : ------------------------------------------------------------------


nyonya ...................(identitas lengkap) ...................

c. Sekolah Dasar Luar Biasa ____________ :


1. Kepala Sekolah : ---------------------------------------------------------------------------
tuan ...................(identitas lengkap) ...................

2. Wakil Kepala Sekolah : ------------------------------------------------------------------


nyonya ...................(identitas lengkap) ...................

d. Madrasah Ibtidaiyah _________________ :


1. Kepala Madrasah : ------------------------------------------------------------------------
tuan ...................(identitas lengkap) ...................

2. Wakil Kepala Madrasah : ----------------------------------------------------------------


nyonya ...................(identitas lengkap) ...................

e. Sekolah Menengah Pertama _____________ :


1. Kepala Sekolah : ---------------------------------------------------------------------------
tuan ...................(identitas lengkap) ...................

2. Wakil Kepala Sekolah : ------------------------------------------------------------------


nyonya ...................(identitas lengkap) ...................

129
Pilih salah satu.
130
Pilih salah satu.
131
Pilih salah satu. Jumlah wakil Rektor/Ketua/Direktur sesuai kebutuhan.
132
Pilih salah satu. Jumlah wakil Rektor/Ketua/Direktur sesuai kebutuhan.
133
Contoh organ pengelola Pendidikan pada satuan pendidikan, apabila Yayasan yang diakui sebagai BHP
Penyelenggara mempunyai lebih dari 1 (satu) satuan pendidikan

31
f. Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa ____________ :
1. Kepala Sekolah : ---------------------------------------------------------------------------
tuan ...................(identitas lengkap) ...................

2. Wakil Kepala Sekolah : ------------------------------------------------------------------


nyonya ...................(identitas lengkap) ...................

g. Madrasah Tsanwiyah ___________________ :


1. Kepala Madrasah : ------------------------------------------------------------------------
tuan ...................(identitas lengkap) ...................

2. Wakil Kepala Madrasah : ----------------------------------------------------------------


nyonya ...................(identitas lengkap) ...................

h. Sekolah Menengah Atas ________________ :


1. Kepala Sekolah : ---------------------------------------------------------------------------
tuan ...................(identitas lengkap) ...................

2. Wakil Kepala Sekolah : ------------------------------------------------------------------


nyonya ...................(identitas lengkap) ...................

i. Sekolah Menengah Atas Luar Biasa _______________ :


1. Kepala Sekolah : ---------------------------------------------------------------------------
tuan ...................(identitas lengkap) ...................

2. Wakil Kepala Sekolah : ------------------------------------------------------------------


nyonya ...................(identitas lengkap) ...................

j. Madrasah Aliyah _______________________ :


1. Kepala Madrasah : ------------------------------------------------------------------------
tuan ...................(identitas lengkap) ...................

2. Wakil Kepala Madrasah : ----------------------------------------------------------------


nyonya ...................(identitas lengkap) ...................

k. Sekolah Menengah Kejuruan _______________________ :


1. Kepala Sekolah : ---------------------------------------------------------------------------
tuan ...................(identitas lengkap) ...................

2. Wakil Kepala Sekolah : ------------------------------------------------------------------


nyonya ...................(identitas lengkap) ...................

l. Madrasah Aliyah Kejuruan __________________________ :


1. Kepala Madrasah : ------------------------------------------------------------------------
tuan ...................(identitas lengkap) ...................

2. Wakil Kepala Mdrasah : -----------------------------------------------------------------


nyonya ...................(identitas lengkap) ...................

32
m. Diniyah _________________ : ------------------------------------------------------------

1. Kepala Diniyah _______________ : --------------------------------------------------


tuan ...................(identitas lengkap) ...................

2. Wakil Kepala Diniyah __________ : -------------------------------------------------


nyonya ...................(identitas lengkap) ...................

semuanya untuk masa jabatan 4 (empat) tahun terhitung sejak tanggal penerimaan
pencatatan pemberitahuan pengangkatan mereka sesuai ketentuan Undang-Undang
tentang Yayasan, kecuali unsur pendiri yang merupakan Pembina Yayasan tanpa
jangka waktu, sedangkan Pengurus Yayasan dan anggota Pengawas dari unsur
Pengawas Yayasan sesuai ketentuan anggaran dasar Yayasan dan Undang-Undang
Yayasan untuk masa jabatan 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal penerimaan
pencatatan pengangkatan mereka catatan sesuai ketentuan Undang-Undang
tentang Yayasan. -----------------------------------------------------------------------------------------

KEPUTUSAN ACARA RAPAT IV : 134


-------------------------------------------------------

Menyetujui dan menetapkan terhitung sejak tanggal ditutupnya rapat ini, sebagian
dari kekayaan Yayasan ditetapkan sebagai kekayaan yang diperuntukkan bagi
kegiatan pendidikan Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara sesuai
ketentuan pasal 37 Undang-Undang tentang Badan Hukum Pendidikan, terdiri atas :
1. uang sebesar Rp. ___________________, ( _____________________ rupiah),
terdiri atas : ------------------------------------------------------------------------------------------
a. uang tunai sebesar Rp. ______________,
b. Tabungan di bank ___________, Nomor rekening _____________,
sebesar Rp. _______________,
c. Deposito, di Bank ____________, Nomor bilyet deposito ____________,
sebesar Rp. _______________;

2. barang, yang terdiri atas :


a. ______________________ ,
b. ______________________ ,
c. ______________________ ,

satu dan lain sebagaimana terdaftar dalam “Daftar Barang Yang Ditetapkan Sebagai
Kekayaan Kegiatan Pendidikan Yayasan _____________” , tanggal
__________________ , bermetarai cukup, yang ditanda-tangani oleh Pengurus,
Pengawas dan Pembina Yayasan, dan dijahitkan pada minuta akta ini, yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari akta ini.

134
Berdasarkan pasal 37 UU No. 9 Tahun 2009, apabila Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara
menyelenggarakan lebih dari 1 (satu) kegiatan, maka Yayasan tersebut wajib menetapkan bagian kekayaan yang
diperuntukkan bagi penyelenggaraan kegiatan pendidikan (yaitu pendidikan tinggi dan/atau pendidikan dasar
dan/atau pendidikan menengah) yang diselenggarakan oleh Yayasan yang diakui sebagai BHP Penyelenggara,

33
-Pengurus dan _____________________(nama karyawan) ___________________


baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri dengan hak untuk memindahkan
kekuasaan ini kepada orang lain dikuasakan untuk memberitahukan perubahan
Anggaran Dasar ini dan penyesuaian tata kelola Yayasan pada tata kelola badan
hukum pendidikan kepada instansi yang berwenang dan untuk menerima keterangan
telah diterimanya pemberitahuan tersebut, menandatangani semua permohonan dan
dokumen lainnya, memilih tempat kedudukan dan untuk melaksanakan tindakan lain
yang mungkin diperlukan.-------------------------------------------------------------------------------

-Usul-usul tersebut diterima rapat dengan suara bulat.---------------------------------------

-Oleh karena tidak ada lagi soal yang akan dibicarakan, maka Ketua menutup Rapat
ini pada pukul ______________ WI _____ (Waktu Indonesia _________).------

-Maka saya, Notaris, membuat Berita Acara Rapat ini untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.---------------------------------------------------------------------------------

---------------------------------------- DEMIKIAN AKTA INI -------------------------------------------

-dibuat dan diselesaikan di _______________________--------------------------------------


dengan dihadiri oleh:-------------------------------------------------------------------------------------

1. NONA
dilahirkan di
tanggal
bulan
tahun
Warga Negara Indonesia, Swasta, bertempat tinggal di
Jalan
Rukun Tetangga
Rukun Warga
Kelurahan
Kecamatan
pemegang Kartu Tanda Penduduk (K.T.P./N.I.K.) nomor .......

2. TUAN
dilahirkan di
tanggal
bulan
tahun
Warga Negara Indonesia, Swasta, bertempat tinggal di
Jalan
Rukun Tetangga
Rukun Warga
Kelurahan
Kecamatan
pemegang Kartu Tanda Penduduk (K.T.P./N.I.K.) nomor .......

keduanya pegawai kantor Notaris sebagai saksi-saksi.-----------------------------------------

34
-Setelah saya, Notaris, membacakan akta ini kepada (para) penghadap dan para
saksi, pada saat itu juga (para) penghadap, para saksi dan saya, Notaris,
menandatangani akta ini.-------------------------------------------------------------------------------

Dibuat dengan ............................................

PENGHADAP I, PENGHADAP II,

............................. ...............................

SAKSI I, SAKSI II,

............................. ...............................

NOTARIS,

.................................

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

TTD.

BAMBANG SUDIBYO

Salinan sesuai dengan aslinya.


Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Departemen Pendidikan Nasional,

Dr. A. Pangerang Moenta,S.H.,M.H.,DFM


NIP 196108281987031003

35

Anda mungkin juga menyukai