Anda di halaman 1dari 8

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

DARI MASA KE MASA

Sejarah Badan Kepegawaian Negara


Terbentuknya Badan Kepegawaian Negara (BKN) tidak terlepas dari
perkembangan Pemerintahan Indonesia dari periode ke periode yang diawali
dengan dibentuknya Kantor Urusan Pegawai (KUP) berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 1948 Tanggal 30 Mei 1948, berkedudukan di
ibukota pemerintahan di Yogyakarta dan dipimpin oleh seorang Kepala yaitu
Raden Pandji Soeroso.
Pada tahun yang sama Pemerintah juga menetapkan pembentukan
perwakilan KUP untuk wilayah Indonesia bagian timur yang berkedudukan di
Makasar. KUP berada di bawah dan bertanggungjawab pada Presiden. Hal
tersebut merupakan titik awal perjalanan pengabdian BKN yang ditetapkan
sebagai institusi yang diserahi kewenangan dalam pembinaan PNS.
Sebelum terbentuk KUP telah ada suatu lembaga yang mengurusi
masalah kepegawaian yang dibentuk dengan Keputusan Letnan Gubernur
Jenderal di Hindia Belanda Nomor 10 tanggal 20 Februari 1946 yang bernama
Kantor Urusan Umum Pegawai di bawah Departemen Sosial.
Dalam perkembangan selanjutnya, KUP inilah yang menjadi cikal bakal
Badan Adminsitrasi Kepegawaian Negara (BAKN), sehingga tanggal 30 Mei
1948 ditetapkan sebagai tanggal lahirnya BAKN. Dienst voor Algemene
Personele (DAPZ) yang lebih dikenal dengan DUUP (Djawatan Umum Urusan
Pegawai) yang dibentuk dengan Keputusan Gubernur Jenderal Hindia
Belanda Nomor 13 tanggal 9 Juni 1948, dikepalai oleh Mr. J.W. Van
Hoogstraken dan berkedudukan di Jakarta. Sehingga pada masa itu terjadi
dualisme dalam pembinaan pegawai. Satu dibawah Pemerintah Republik
Indonesia dan dipihak lain pembinaannya berdasarkan Keputusan Gubernur
Jenderal Hindia Belanda bagi para Pegawai Pemerintah Federal.
Gedung di Jl. Kramat Raya 132 Jakpus yang dulu digunakan KUP

Tugas pokok KUP adalah mengurus segala sesuatu mengenai kedudukan


dan gaji Pegawai Negeri serta mengawasi supaya peraturan-peraturan itu
dijalankan dengan tepat. KUP dipimpin oleh seorang Kepala yang diangkat
dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Perdana Menteri dan langsung
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Perdana Menteri.
Kebijakan pemerintah yang dipandang cukup penting pada masa itu
adalah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1948 tentang
Peraturan Gaji Pegawai yang dikenal dengan nama PGP-48. Dalam peraturan
pemerintah ini, gaji permulaan golongan terendah adalah Rp. 45,- sebulan.
Gaji pokok seorang pegawai dengan isteri dan seorang anak tidak akan
kurang dari Rp. 65,- sebulan.
Azas-azas peraturan penghargaan pengalaman bekerja mulai berlaku
pada PGP-48 ini. Ijazah sekolah tidak mempunyai arti penting tetapi hanya
sebagai ukuran derajat atau kepandaian. Untuk menentukan kedudukan
pegawai selanjutnya salah satu syarat adalah kecakapannya. Sistem
penggajian yang dianut dalam PGP-48 adalah sistem horizontal dan masa
kerja yang berhubungan dengan gaji lama dihitung serta untuk kenaikan gaji
berikutnya dalam pangkat baru.
Gedung ini dahulu dipergunakan sebagai Kantor KUP Bagian Tata Usaha
Kepegawaian di Yogyakarta

Peraturan Gaji pegawai kemudian diatur kembali dengan PGPN-1955


yang berlaku mulai tahun 1955. Dalam PGPN-1955 dikenal sembilan
golongan dan 31 ruang gaji. Selain gaji pokok, untuk kesejahteraan pegawai
juga diberikan tunjangan-tunjangan yaitu tunjangan keluarga, tunjangan
anak, tunjangan kemahalan setempat, kemahalan umum, kemahalan daerah,
tunjangan tangung jawab keuangan, perwakilan, ujian dinas, tunjangan
jabatan dan uang pengganti, serta tunjangan bahaya.

Gedung Bagian Pensiun dan Tunjangan yang berada di Jl Suropati 50 Bandung


Sejak Republik Indonesia Serikat dibubarkan dan kembali ke negara
kesatuan, Pemerintah memusatkan urusan kepegawaian yang sebelumnya
diselenggarakan oleh KUP di Yogyakarta dan DUUP di Jakarta. Sehubungan
dengan hal tersebut dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950
tanggal 15 Desember 1950. Dengan peraturan tersebut maka KUP dan DUUP
dilebur menjadi satu kedalam Kantor Urusan Pegawai yang berkedudukan di
Jakarta.
Kedudukan KUP diperkuat dengan dikeluarkannya Undang-undang
Nomor 18 Tahun 1961 tentang Ketentuan Pokok Kepegawaian. Hal ini terus
berlanjut sampai dibentuknya Badan Administrasi Kepegawaian Negara
(BAKN) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1972.
Terbentuknya Badan Administrasi Kepegawaian Negara tidak terlepas
dari perkembangan administrasi kepegawaian pada saat itu yang dirasakan
semakin meningkat peranannya. Untuk memperkuat hal tersebut maka
ditetapkanlah Undang-undang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok Pokok
Kepegawaian.
Dalam perkembangannya dan untuk meningkatkan mutu pelayanan
kepada PNS, dibentuklah Kantor Wilayah Badan Administrasi Kepegawaian
Negara di tingkat Propinsi berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun
1980. Kemudian Keputusan Presiden tersebut direalisasikan dengan
Keputusan Kepala BAKN Nomor 2035/Kep/1981 Tanggal 6 Agustus 1981
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Administrasi
Kepegawaian Negara.
Seiring dengan pelaksanaan otonomi daerah, dimana kewenangan
pembinaan kepegawaian diserahkan kepada masing-masing daerah, nama
Badan Administrasi Kepegawaian Negara berubah menjadi Badan
Kepegawaian Negara (BKN), dimana BKN hanya sebagai lembaga yang
mempunyai kewenangan menetapkan Norma, Standar dan Prosedur
Pembinaan Kepegawaian secara Nasional, sedangkan fungsi administratifnya
diserahkan kepada masing-masing Daerah/Institusi.
Sebagai konsekuensi dari perubahan nama tersebut maka berdasarkan
Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor : 03/KEP/2000, Kantor
wilayah Badan Administrasi Kepegawaian Negara berubah menjadi Kantor
Regional Badan Kepegawaian Negara.

TUGAS POKOK DAN FUNGSI


A. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1948 Tentang
Pembentukan Kantor Urusan Pegawai
Untuk mengurus segala sesuatu yang mengenai kedudukan dan gaji
pegawai Negeri dan mengawasi, supaya peraturan-peraturan itu
dijalankan dengan tepat, didirikan suatu Kantor Urusan Pegawai Negeri,
yang berkedudukan di ibu kota pemerintahan dan dipimpin seorang
Kepala.
Kantor Urusan Pegawai (KUP) mempunyai tugas :
1. Mengurusi segala sesuatu mengenai kedudukan dan gaji Pegawai
Negeri
2. Mengawasi pelaksanaan peraturan kepegawaian
3. Memberi petunjuk dan melakukan koreksi terhadap pelaksanaan
peraturan kepegawaian
4. Mengusulkan perubahan-perubahan peraturan kepegawaian

B. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1972 Tentang


Badan Administrasi Kepegawaian Negara.
Kedudukan BAKN
BAKN adalah sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang
berkedudukan langsung dibawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden.
Fungsi BAKN
BAKN mempunyai fungsi untuk menyempurnakan, memelihara dan
mengembangkan administrasi Negara dibidang Kepegawaian sehingga
tercapai kelancaran jalannya pemerintahan.
Tugas BAKN
BAKN mempunyai tugas :
1. Merencanakan pembinaan kepegawaian sesuai dengan kebijaksanaan
Presiden;
2. Merencanakan peraturan perundang-undangan dibidang
kepegawaian;
3. Menyelenggarakan tata-usaha kepegawaian dan tata-usaha pensiun;
4. Menyelenggarakan pengawasan, koordinasi dan bimbingan terhadap
pelaksanaan peraturan perundangundangan dibidang kepegawaian
dan pensiun pada Departemen-departemen dan Lembaga-lembaga
Negara/Lembaga-lembaga Pemerintah Non Departemen.

C. Berdasarkan Undang Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok


Pokok Kepegawaian.
Untuk menjamin kelancaran penyelenggaraan kebijaksanaan manajemen
Pegawai Negeri Sipil, dibentuk Badan Kepegawaian Negara.
BKN menyelenggarakan manajemen Pegawai Negeri Sipil mencakup
perencanaan, pengembangan kualitas sumber daya Pegawai Negeri Sipil
dan administrasi kepegawaian, pengawasan dan pengendalian,
penyelenggaraan dan pemeliharaan informasi kepegawaian, mendukung
perumusan kebijaksanaan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil, serta
memberikan bimbingan teknis kepada unit organisasi yang menangani
kepegawaian pada instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

D. PERATURAN PRESIDEN NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BKN


KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Kedudukan BKN
Badan Kepegawaian Negara (BKN) adalah lembaga pemerintah
nonkementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden melalui menteri yang membidangi urusan pemerintahan di
bidang pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi.

Tugas BKN
BKN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
manajemen kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Fungsi BKN
1. Penyusunan dan penetapan kebijakan teknis di bidang manajemen
kepegawaian;
2. Penyelenggaraan pengadaan, mutasi, pemberhentian dan pensiun,
serta status dan kedudukan hukum Pegawai Negeri Sipil;
3. Penyelenggaraan administrasi pensiun, Pejabat Negara, dan mantan
Pejabat Negara;
4. Penyelenggaraan sistem informasi manajemen kepegawaian;
5. Penyelenggaraan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
manajemen kepegawaian;
6. Penyelenggaraan pemetaan potensi dan penilaian kompetensi Pegawai
Negeri Sipil;
7. Penyelenggaraan dan pengembangan sistem rekrutmen Pegawai
Negeri Sipil;
8. Penelitian dan pengembangan di bidang manajemen kepegawaian;
9. Pelaksanaan bantuan hukum;
10. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di bidang manajemen
kepegawaian;
11. Pembinaan dan penyelenggaraan dukungan administrasi kepada
seluruh unit organisasi di lingkungan BKN; dan
12. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya.

E. Undang - Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara


Fungsi BKN :
1. Pembinaan penyelenggaraan Manajemen ASN;
2. Penyelenggaraan Manajemen ASN dalam bidang pertimbangan teknis
formasi, pengadaan, perpindahan antarinstansi, persetujuan
kenaikan pangkat, pensiun;
3. Penyimpanan informasi Pegawai ASN yang telah dimutakhirkan oleh
Instansi Pemerintah serta bertanggung jawab atas pengelolaan dan
pengembangan Sistem Informasi ASN.
Tugas BKN :
1. Mengendalikan seleksi calon Pegawai ASN;
2. Membina dan menyelenggarakan penilaian kompetensi serta
mengevaluasi pelaksanaan penilaian kinerja Pegawai ASN oleh
Instansi Pemerintah;
3. Membina Jabatan Fungsional di bidang kepegawaian;
4. Mengelola dan mengembangkan sistem informasi kepegawaian ASN
berbasis kompetensi didukung oleh sistem informasi kearsipan yang
komprehensif;
5. Menyusun norma, standar, dan prosedur teknis pelaksanaan
kebijakan Manajemen ASN;
6. Menyelenggarakan administrasi kepegawaian ASN;
7. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan norma, standar, dan
prosedur manajemen kepegawaian ASN.

Kewenangan BKN
BKN berwenang mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan norma,
standar, prosedur, dan kriteria Manajemen ASN.

Anda mungkin juga menyukai