Anda di halaman 1dari 23

KEUANGAN NEGARA

Ida Ayu Marina Clara


Nurun Fauka Nuri
Selma Manik
Syavira Dewi Utari
PENGERTIAN KEUANGAN NEGARA
Menurut Pasal 1 UU No. 17 tahun 2003, Keuangan
Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang
dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik
berupa uang maupun berupa barang yang dapat
dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan
hak dan kewajiban tersebut.
Pengertian Lain

2. Pemerintah adalah pemerintah pusat dan/atau pemerintah


daerah.
3. Dewan Perwakilan Rakyat yang selanjutnya disebut DPR
adalah Dewan Perwakilan Rakyat sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar 1945
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut
DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi,
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten, dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kota sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar 1945
5. Perusahaan Negara adalah badan usaha yang seluruh atau
sebagian modalnya dimiliki oleh Pemerintah Pusat.
Pengertian Lain

6. Perusahaan Daerah adalah badan usaha yang seluruh atau


sebagian modalnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah.
7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, selanjutnya
disebut APBN, adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat.
8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya
disebut APBD, adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah.
9. Penerimaan negara adalah uang yang masuk ke kas negara.
10. Pengeluaran negara adalah uang yang keluar dari kas negara.
11. Penerimaan daerah adalah uang yang masuk ke kas daerah.
Pengertian Lain

12. Pengeluaran daerah adalah uang yang keluar dari kas


daerah.
13. Pendapatan negara adalah hak pemerintah pusat yang diakui
sebagai penambah nilai kekayaan bersih
14. Belanja negara adalah kewajiban pemerintah pusat yang
diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
15. Pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah yang
diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
16. Belanja daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang
diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
17. Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali,
baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun
tahun-tahun anggaran berikutnya.
Ruang Lingkup Keuangan Negara
Mengacu Pasal 2 UU 17/2003 tentang Keuangan
Negara, ruang lingkup keuangan negara mencakup:
a. hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan
dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman;
b. kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas
layanan umum pemerintahan negara dan
membayar tagihan pihak ketiga;
c. Penerimaan Negara;
d. Pengeluaran Negara;
e. Penerimaan Daerah;
f. Pengeluaran Daerah;
g. kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola
sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat
berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang
dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang
dipisahkan pada perusahaan negara/ perusahaan
daerah;
h. kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah
dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan
dan/atau kepentingan umum;
i. kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan
menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah.
Kekuasaan Atas
Pengelolaan Keuangan Negara
(BAB II UU Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara)

Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan


negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan.

Kekuasaan yang dimaksud adalah :


a. dikuasakan kepada Menteri Keuangan, selaku pengelola fiskal dan Wakil
Pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan;
b. dikuasakan kepada menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya;
c. diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahan daerah
untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam
kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.
d. tidak termasuk kewenangan dibidang moneter, yang meliputi antara lain
mengeluarkan dan mengedarkan uang, yang diatur dengan undang-undang.

Kekuasaan atas pengelolaan keuangan negara digunakan untuk mencapai tujuan


negara, dengan menyusun APBN dan APBD setiap tahunnya
Menteri Keuangan
Dalam rangka pelaksana kekuasaan atas pengelolaan fiskal

a. menyusun kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro;


b. menyusun rancangan APBN dan rancangan Perubahan APBN;
c. mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran;
d. melakukan perjanjian internasional di bidang keuangan;
e. melaksanakan pemungutan pendapatan negara yang telah ditetapkan
dengan undang-undang;
f. melaksanakan fungsi bendahara umum negara;
g. menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN;
h. melaksanakan tugas-tugas lain di bidang pengelolaan fiskal berdasarkan
ketentuan undang -undang.
Menteri/Pimpinan Lembaga
sebagai Pengguna Anggaran/Pengguna Barang Kementerian Negara/Lembaga

a. menyusun rancangan anggaran kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya;


b. menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;
c. melaksanakan anggaran kementerian negara /lembaga yang dipimpinnya;
d. melaksanakan pemungutan penerimaan negara bukan pajak dan menyetorkannya ke
Kas Negara;
e. mengelola piutang dan utang negara yang menjadi tanggung jawab kementerian
negara/lembaga yang dipimpinnya;
f. mengelola barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab kementerian
negara/lembaga yang dipimpinnya;
g. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kementerian negara /lembaga yang
dipimpinnya;
h. melaksanakan tugas-tugas lain yang menjadi tanggung jawabnya berdasarkan
ketentuan undang-undang.
KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

a. dilaksanakan oleh kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah selaku pejabat
pengelola APBD;
b. dilaksanakan oleh kepala satuan kerja perangkat daerah selaku pejabat pengguna
anggaran/barang daerah.

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah mempunyai tugas sebagai berikut :

a. menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan APBD;


b. menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD;
c. melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan
Peraturan Daerah;
d. melaksanakan fungsi bendahara umum daerah;
e. menyusun laporan keuangan yang merupakan per-tanggungjawaban pelaksanaan
APBD.
KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Kepala satuan kerja perangkat daerah selaku pejabat pengguna anggaran/barang daerah
mempunyai tugas sebagai berikut:

a. menyusun anggaran satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya;


b. menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;
c. melaksanakan anggaran satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya;
d. melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;
e. mengelola utang piutang daerah yang menjadi tanggung jawab satuan kerja perangkat
daerah yang dipimpinnya;
f. mengelola barang milik/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab satuan kerja
perangkat daerah yang dipimpinnya;
g. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah yang
dipimpinnya.
Asas-asas Umum Pengelolaan
Keuangan Negara
Asas-asas baru sebagai Pencerminan Best
Practices Pengelolaan Keuangan Negara
Asas di Setiap Proses
Perbedaan Struktur dan Penganggaran
Sebelum dan Sesudah UU No.17/2003
No Sebelum UU No. 17 Tahun 2003 Setelah UU No. 17 Tahun 2003
1 Anggaran belanja duel-budgeting Anggaran belanja unified budgeting
2 Traditional budgeting/line-item Performance-based budgeting
budgeting
3 Penuangan rencana pembangunan Pengeluaran jangka menengah
dalam suatu dokumen perencanaan (Medium Term Expenditure
nasional lima tahunan (Repelita) Framework)
4 Prinsip APBN/APBD adalah Anggaran Anggaran surplus/defisit
berimbang dinamis
5 Format dan struktur APBN/APBD: I-Account
T-Account
Perbedaan Struktur APBN dan APBD
No APBN APBD
1 Pendapatan Pendapatan
a. Penerimaan Perpajakan a. Penerimaan Asli Daerah
b. Pendapatan negara bukan pajak b. Dana Perimbangan
c. Penerimaan hibah c. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang
sah
2 Belanja Negara Belanja Daerah
a. Belanja pemerintah pusat a. Belanja tidak langsung
b. Transfer ke daerah dan dana desa b. Belanja langsung

3 Pembiayaan Pembiayaan
a. Pembiayaan Dalam Negeri a. Penerimaan pembiayaan daerah
b. Pembiayaan Luar Negeri b. Pengeluaran pembiayaan daerah

*Struktur APBN Berdasarkan Laporan Audited tahun 2018 dan Struktur


APBD berdasarkan APBD tahun 2018 Prov. Nusa Tenggara Timur
Pendapatan
No APBN APBD

1 Pendapatan Pendapatan
a. Penerimaan Perpajakan a. Pendapatan Asli Daerah
1) Pendapatan Pajak Dalam negeri 1) Pajak Daerah
2) Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional 2) Retribusi daerah
3) hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
b. Pendapatan negara bukan pajak dipisahkan
1) Pendapatan SDA 4) lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
2) Pendapatan dari Kekayaan Negara yang
Dipisahkan b. Dana Perimbangan
3) Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak 1) dana bagi hasil pajak/bukan pajak
Lainnya 2) dana alokasi umum
3) dana alokasi khusus
c. Penerimaan hibah
c. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang sah
1) pendapatan hibah
Belanja
No APBN APBD

2 Belanja Negara Belanja


a. Belanja pemerintah pusat a. Belanja tidak langsung
1) Belanja Pegawai 1) Belanja pegawai
2) Belanja barang 2) Belanja hibah
3) Belanja modal 3) Belanja bantuan sosial
4) Belanja pembayaran bunga utang 4) Belanja bagi hasil
5) Subsidi 5) Belanja bantuan keuangan
6) Belanja hibah 6) Belanja tidak terduga
7) Belanja Bantuan Sosial
8) Belanja Lain-lain b. Belanja langsung
1) Belanja pegawai
b. Transfer ke daerah dan dana desa 2) Belanja barang
1) Dana perimbangan 3) Belanja Modal
2) Dana insentif daerah
3) Dana keistimewaan DIY
4) Dana otonomi khusus
Pembiayaan
No APBN APBD

3 Pembiayaan Pembiayaan
a. Pembiayaan Dalam Negeri a. Penerimaan pembiayaan daerah
1) Rekening pemerintah 1) SILPA tahun anggaran sebelumnya
2) Penerimaan cicilan pengembalian 2) penerimaan kembali penerimaan
penerusan pinjaman pinjaman
3) Privatisasi dan penjualan aset
4) Surat berharga b. Pengeluaran pembiayaan daerah
5) Pinjaman dalam negeri
6) Penyertaan modal negara
7) Kewajiban penjaminan
8) Dana pengembangan pendidikan nasional
9) Pembiayaan lain-lain

b. Pembiayaan Luar Negeri


1) Penarikan pinjaman luar negeri
2) Penerusan pinjaman
3) Pembayaran cicilan pokok pinjaman luar
negeri
SIKLUS APBN
Pertengahan Bulan Mei
Penyampaian Arah Kebijakan & Review Baseline
KEM & PPKF ke Prioritas Penyusunan dan
DPR Pembangunan Penetapan Pagu
Penetapan RKP Nasional Indikatif
2 bln sebelum tahun
anggaran dilaksanakan Bulan Agustus

Penyampaian
Penetapan RUU RUU APBN dan Penetapan Pagu
APBN di DPR Nota Keuangan Anggaran

Januari - Desember Akhir bulan Juli


Penetapan Laporan Realisasi
Pelaksanaan
Perpres Rincian Semester 1
Anggaran Pelaksanaan APBN
APBN

Selambat-lambatnya 6
bln stelah TA berakhir Sebelum TA berakhir
Pertanggung
Perubahan
jawaban
Siklus APBD
Bulan Mei Paling lambat pertengahan Juni
Menyusun Rancangan Menyampaikan Rancangan
Menyepakati Kebijakan
Kebijakan Umum APBD Kebijakan Umum APBD
Umum APBD
berdasarkan RKPD kepada DPRD
Paling Lambat Minggu ke - 1 Agustus
Paling lambat minggu ke -2 Agustus
Membahas rancangan
Menyiapkan Raperda prioritas dan pagu anggaran
Menyusun RKA-SKPD
APBD sementara yang disampaikan
oleh kepala daerah
Paling lambat Minggu Paling lambat 1 bulan 3 hari kerja setelah persetujuan Raperda
ke -1 September sebelum TA dimulai
Evaluasi Raperda tentang
Menyampaikan dan
Menyetujui Raperda APBD dan Peraturan Kepala
Membahas Raperda
APBD Daerah tentang Penjabaran
APBD
RAPBD
3 hari kerja setelah Paling lambat 31 Desember TA sebelumnya
APBD ditetapkan
Menetapkan Perda APBD
Pelaksanaan Anggaran Menyiapkan Dokumen
dan Peraturan Kepala
Pendapatan Daerah Pelaksanaan APBD
Daerah ttg Penjabaran APBD

A
Siklus APBD Akhir bulan Juli
Menyampaikan Laporan
Pelaksanaan Anggaran Pelaksanaan Anggaran
A Realisasi Semester I
Belanja Daerah Pembiayaan Daerah
Pelaksanaan APBD

Pertanggungjawaban Mengajukan Raperda


APBD Perubahan APBD

Paling lambat diserahkan ke Paling lambat 3 bulan


BPK 3 bulan setelah TA sebelum TA berakhir
berakhir

Anda mungkin juga menyukai