6.1 Umum
Seperti diketahui, analisis struktur mencakup penentuan tanggap (response)
terhadap gaya dan/atau pengaruh luar yang ada. Pertama, akibat gaya atau pengaruh
luar yang bekerja, struktur berpindah dari kedudukan awal (initial configuation) ke
kedudukan akhir (current configuration) pada mana tercapai keadaan berimbang
struktur di bawah pengaruh gaya luar. Peralihan dari konfigurasi awal ke konfigurasi
akhir mencakup medan perpindahan (displacement field).
Kedua, perpindahan struktur pada umumnya mencakup dua bagian. Yang pertama
adalah bagian perpindahan badan kaku (rigid body displscement) yang tidak
menimbulkan gaya reaksi dalam (internal reaction force) dan yang kedua, adalah bagian
perpindahan yang menimbulkan deformasi (deformation). Perpindahan deformatif inilah
yang menimbulkan gaya reaksi dalam struktur maupun perletakan.
103
untuk melengkapi solusi. Karena besaran dasar anu yang dipilih adalah komponen
gaya, metoda analisis semacam ini dinamakan metoda gaya. Karena kriteria yang
digunakan untuk menyusun persamaan global dalam besaran anu adalah keserasian,
metoda ini sering dinamakan sebagai metoda keserasian atau kompatibilitas
perpindahan. Lihat Tabel 6.2.1 sebagai penjelasan.
Metoda perpindahan memilih komponen perpindahan sebagai besaran yang tidak
diketahui (anu) serta yang akan ditentukan terlebih dahulu. Analisis dengan metoda
perpindahan memulai proses dengan mengambil suatu pola perpindahan yang secara
kinematis dimungkinkan (kinematically admissible) dan serasi. Gaya-gaya yang muncul
akibat perpindahan yang diasumsikan ini, kemudian diseimbangkan dan persamaan
yang tersusun atas dasar telaah keseimbangan ini kemudian diselesaikan secara
simultan untuk menghitung komponen perpindahan. Komponen perpindahan terhitung
ini kemudian dimasukkan ke dalam persamaan hubungan antara perpindahan dan gaya
untuk menentukan komponen gaya untuk melengkapi solusi. Karena besaran dasar anu
yang dipilih adalah komponen perpindahan, metoda analisis semacam ini dinamakan
metoda perpindahan. Karena kriteria yang digunakan untuk menyusun persamaan
global dalam besaran anu adalah keseimbangan, metoda ini sering dinamakan sebagai
metoda keseimbangan. Lihat Tabel 6.2.1 sebagai penjelasan.
Untuk jelasnya, kita meninjau contoh struktur balok dalam Gambar 6.2.1 yang
secara berurutan dianalisis dengan metoda gaya dan metoda perpindahan. Akibat gaya
luar, timbul gaya reaksi R1 dan momen M 1 pada ujung kiri balok dan R2 pada
ujung kanan balok. Kemudian, dengan mengambil keseluruhan balok sebagai suatu
sistem diskrit, ada satu komponen perpindahan yaitu rotasi 2 pada ujung kanan.
Pertama-tama, kita akan melakukan analisis struktur dengan metoda gaya.
Keseimbangan gaya memberikan
F v 0 R1 R2 P 0
M thd 1 0 M 1 ( R2 )( L) ( P )(a ) 0
(6.2.1)
104
perpindahan. Berikut ini adalah cara untuk mendapatkan persamaan tambahan
tersebut. Andaikanlah kita memandang salah satu di antara ketiga besaran anu sebagai
gaya kelebihan (redundant), dalam contoh ini kita ambil R2 yang sementara dinolkan
dengan jalan menghapuskan perletakan rol, sedemikian hingga didapatkan satu sistem
modifikatif yang statis tentu seperti dalam Gambar 6.2.1(c). Dalam sistem statis tentu ini,
kita menghitung komponen perpindahan akibat gaya luar di arah gaya kelebihan tadi,
dalam hal ini perpindahan vertikal dan rotasi ujung kanan masing-masing akibat gaya
luar sebesar
P a3 P a2 P a2
2P ( L a) ; 2P (6.2.2)
3EI 2 EI 2 EI
seturut Gambar 6.2.1(d), dan akibat gaya kelebihan dalam Gambar 6.2.1(e) sebesar
R2 L3 R L2
2R ; 2R 2 (6.2.3)
3EI 2 EI
Agar sistem dalam Gambar 6.2.1(d) dan 6.2.1(e) menghasilkan sistem seperti
dalam Gambar 6.2.1(a) yang kita inginkan, maka haruslah perpindahan vertikal di arah
gaya R2 , bernilai nol; yaitu,
2 2P 2R 0 (6.2.4)
yang merupakan kriteria keserasian perpindahan sistem struktur yang ditinjau, dan yang
sekaligus merupakan pemasok persamaan tambahan. Substitusi bentuk dalam Pers.
(6.2.2) dan (6.2.3) ke dalam Pers.(6.2.4) menghasilkan
P a3 P a2 R L3
( L a) 2 0 (6.2.5)
3EI 2 EI 3EI
105
dengan solusi
2
Pa a
R1 3 (6.2.6)
2 L L
Nilai solusi ini dapat dimasukkan ke dalam Pers.(6.2.1) untuk menghitung dua besaran
anu lainnya untuk mendapatkan solusi lengkap. Rotasi ujung 2 dapat dihitung dengan
memasukkan nilai solusi ke dalam persamaan
P a 2 R2 L2
2 2P 2R (6.2.7)
2 EI 2 EI
Berikut ini, sistem struktur yang telah dianalisis dengan metoda gaya akan
dianalisis dengan metoda perpindahan. Metoda perpindahan perlu dimulai dengan
terlebih dahulu mengambil suatu sistem diskrit sebagai model yang mewakili struktur riel
dalam analisis struktur (bahasan mengenai ini akan disajikan secara lebih mendalam
nantinya dalam bab yang akan datang). Jika struktur balok kita ambil di wakili oleh satu
elemen tunggal seperti dalam Gambar 6.2.2(c), maka ujung-ujung 1 dan 2 hanya
memiliki satu komponen perpindahan bebas (yang dinamakan derajat kebebasan atau
degrees of freedom), yaitu rotasi 2 . Dengan demikian, model diskrit struktur ini
merupakan sistem yang kinematis tidak tentu orde pertama. Jika perpindahan bebas ini
sementara dimatikan, diperoleh sistem kinamatis tentu seperti dalam Gambar 6.2.2(d)
dengan gaya-gaya ujung yang diberikan oleh balok dengan kondisi ujung jepit-jepit
seperti dalam Gambar 6.2.2(e) sebesar
P a ( L a) 2 P a 2 ( L a)
M 1P ; M P
2 (6.2.8)
L2 L2
106
Kemudian, introduksi 2 pada model balok jepit-jepit seperti dalam Gambar
6.2.2(f) memberikan
2 EI 2 4 EI 2
M 1 ; M 2 (6.2.9)
L L
sehingga momen-momen ujung total menjadi
P a ( L a) 2 2 EI 2
M1 M M
1
P
1
L2 L
(6.2.10)
P a ( L a)
2
4 EI 2
M 2 M 2P M 2 2
L L
Keseimbangan gaya (dalam hal ini momen) di arah rotasi 2 yang bebas seperti dalam
Gambar 6.2.2(a) menyaratkan bahwa
M di arah 2 0 M 2 0 (6.2.11)
P a a
2 1 (6.2.12)
4 EI L L
PL a a a
M1 1 3 ; M 2 0 (6.2.13)
2 L L L
107
statis tentu diperoleh dengan sementara melepaskan kekangan yang mengerahkan
masing-masing komponen gaya kelebihan tadi. Dengan demikian, untuk sistem struktur
berderajat ketidak-tentuan s ada sejumlah
f !
C sf (6.3.2)
s ! ( f s) !
Analisis struktur dapat dilanjutkan dengan memilih salah satu dari sekian banyak
sistem statis tentu. Atas sistem statis tentu yang dipilih ini, dikerjakan masing-masing
gaya kelebihan pada lokasi bekerjanya, lalu komponen perpindahan dihitung di arah
masing-masing gaya kelebihan. Setelah itu, total perpindahan di arah masing-masing
gaya kelebihan, termasuk akibat beban luar dinolkan untuk mendapatkan s buah
syarat kompatibilitas perpindahan sebagai persamaan dalam menghitung komponen
gaya-gaya kelebihan. Jika f ij adalah perpindahan di arah gaya kelebihan i oleh
satuan gaya kelebihan R j , j 1, s dan i adalah perpindahan di arah kelebihan i
akibat gaya luar, maka persamaan kompatibilitas perpindahan menjadi
f i1 R1 f i 2 R2 ... f is Rs i 0 ; i 1, s (6.3.3)
108
[ F ]{R} {} (6.3.5)
4!
C 24 6 (6.3.5)
2 ! ( 4 2) !
P ( L / 2) 3 PL2 L 7 PL3
1P ( ) ;
3EI 2 EI 2 24 EI
P ( L / 2) 3 P(3L / 2) 2 L 29 PL3
2P ( )
3EI 2 EI 2 48 EI
(6.3.6)
Berikutnya, sistem statis tentu dengan gaya R1 1 bekerja yang dinamakan sistem
sekunder 1 ditunjukkan dalam Gambar 6.3.1(e), dengan
L3 ( L) 3 ( L) 2 5 L3
11 ; 21 ( L) (6.3.7)
3EI 3EI 2 EI 6 EI
Kemudian, sistem statis tentu dengan gaya R2 1 bekerja yang dinamakan sistem
sekunder 2 ditunjukkan dalam Gambar 6.3.1(f), dengan
5 L3 ( 2 L) 3 8 L3
12 ; 22 (6.3.8)
6 EI 3EI 3EI
109
L 5L 3
3 3 7 PL
R
3 EI 6EI 1 24EI
3 3 3
(6.3.9)
5L 8L R2 29PL
6EI 3EI 48EI
dengan solusi
7P
R1 12
(6.3.10)
R
2 189 P
96
Untuk mendapatkan solusi lengkap, gaya-gaya R1 dan R2 dapat diperlakukan
sebagai gaya luar di samping gaya P untuk menghitung gaya-gaya reaksi dan
komponen perpindahan (rotasi dan translasi) pada titik-titik simpul 1, 2 dan 3.
Atas pengamatan terhadap metoda gaya yang telah dipaparkan di atas, dapat
diberikan beberapa komentar sebagai berikut. Pertama, sistem statis tentu untuk suatu
sistem struktur tidak manunggal, tetapi tergantung kepada pilihan komponen gaya mana
110
yang dipilih sebagai gaya kelebihan yang nantinya muncul dalam bentuk Pers.(6.3.4).
Berikutnya, umumnya pengaruh dari gaya-gaya kelebihan terhadap komponen
perpindahan di arah gaya-gaya kelebihan, akan berpengaruh jauh dari lokasi gaya
kelebihan yang diterapkan. Ini berarti bahwa unsur-unsur tidak nol dari matriks koefisien
akan relatif tersebar di seluruh lokasi (sparse coefficient matrix). Dengan demikian,
proses penyelesaian sistem persamaan simultan akan relatif lebih membutuhkan upaya
eksekusi. Selain itu, mengingat hukum Maxwell-Betti, matriks koefisien merupakan
matriks yang simetris.
4 EI 2 EI 6 EI 6 EI
m12 m12
0
1 2 2 w1 2 w2
L L L L
(6.4.1)
2 EI 4 EI 6 EI 6 EI
m21 m21
0
1 2 2 w1 2 w2
L L L L
0 0
dalam mana m12 dan m21 adalah momen ujung jepit akibat gaya lateral dalam
elemen, 1 dan 2 adalah rotasi ujung 1 dan 2, dan w1 dan w2 adalah perpindahan
lateral ujung 1 dan 2. Rotasi dan perpindahan lateral ujung-ujung batang akan
111
berkoresponden dengan rotasi dan perpindahan titik-titik simpul struktur. Korespondensi
ini akan menentukan pengumpulan gaya-gaya yang koresponden dengan rotasi dan
perpindahan titik simpul mana kala dilakukan penyeimbangan gaya-gaya di arah
perpindahan-perpindahan bebas tersebut.
k i1 1 k i 2 2 ... k ik k Pi 0 ; i 1, k (6.4.2)
112
dari ujung kiri A . Jika kita menganalisis sistem struktur sebagai satu elemen saja
(segmen total AB ), maka ujung A dan B menjadi titik simpul yang terpegang
sempurna (restrained) dan gaya P menjadi gaya local dan model diskrit yang
ditunjukkan sebagai model 1 dalam Gambar 6.4.1(b). Gaya-gaya ujung elemen dapat
langsung dihitung atas model yang kinematis tentu ini dengan bentuk dalam Pers.(6.4.1)
dengan hasil
P ( L)( 2 L) 2 4 EI 2 EI 4
mab 2
(0) (0) PL
(3L) 3L 3L 9
(6.4.5)
P ( L) 2 ( 2 L) 2 EI 2 EI 2
mba 2
( 0) (0) PL
(3L ) 3L 3L 9
Hasil ini dapat digunakan untuk menghitung gaya-gaya reaksi, termasuk reaksi gaya
translasi pada titik A dan B dan juga pada penampang-penampang balok, termasuk
pada penampang titik C . Sayangnya, kita tidak bisa mendapatkan perpindahan
(translasi dan rotasi) pada titik C .
Translasi wc dan rotasi c dapat tersedia dari analisis jika titik C diambil
sebagai titik simpul. Dengan demikian, dalam analisis ini digunakan model diskrit
dengan 2 elemen (segmen AC dan segmen CB ) dan 3 titik simpul ( A , C dan B )
yang kinematis tidak tentu orde kedua, di mana wc dan c merupakan komponen
perpindahan bebas struktur yang belum diketahui. Penerapan Pers.(6.4.1) atas elemen
1 dan 2 berturut-turut memberikan
4 EI 1 2 EI 1 6 EI 1
mac 1 2 2 w2
L L L
(6.4.6)
2 EI 1 4 EI 1 6 EI 1
mca 1 2 2 w2
L L L
dan
4 EI 2 2 EI 2 6 EI 2
mcb 1 2 w1
(2 L) (2 L) (2 L) 2
(6.4.7)
2 EI 2 4 EI 2 6 EI 2
mcb 1 2 w1
(2 L) (2 L) (2 L) 2
dengan gaya lintang
mac mca 6 EI 6 EI 12 EI
vac 2 11 2 21 3 w12
L L L L
(6.4.8)
m mca 6 EI 6 EI 12EI
vca ac 2 11 2 21 3 w12
L L L L
dan
mcb mbc 6 EI 2 6 EI 2 12 EI 2
vcb 1 2 w1
(2 L) (2 L) 2 (2 L) 2 (2 L) 3
(6.4.9)
m mbc 6 EI 2 6 EI 2 12 EI 2
vbc cb 1 2 w1
( 2 L) ( 2 L) 2 ( 2 L) 2 (2 L) 3
113
Gambar 6.4.1: Analisis Dengan Metoda Keseimbangan
27 EI 9 EI
L3
L2 wc P
9 EI 6 EI c 0
(6.4.12)
2
L L
Solusi adalah
8 PL3
wc 81 EI
2 (6.4.13)
c 2 PL
27 EI
114
yang jika dimasukkan ke dalam Pers.(6.4.6) dan (6.4.7), memberikan
4 8 8 2
mac PL ; mca PL ; mcb PL ; mbc PL (6.4.14)
9 27 27 9
20 20 14 14
v ac P; vca P; vcb P; vbc P (6.4.15)
27 27 27 27
Perhatikan bahwa hasil yang diberikan analisis berdasarkan model 1 identik dengan
hasil yang diberikan analisis berdasarkan model 2, dengan catatan bahwa hasil yang
diberikan analisis berdasarkan model 2 memberikan data tambahan berupa gaya-gaya
ujung dan perpindahan pada titik C karena titik ini diambil sebagai titik simpul.
Atas pengamatan terhadap metoda gaya yang telah dipaparkan di atas, dapat
diberikan beberapa komentar sebagai berikut. Pertama, sistem kinematis tentu untuk
suatu sistem struktur adalah manunggal. Berikutnya, derajat kebebasan yang muncul
dalam persamaan global struktur, tergantung kepada model diskrit yang digunakan.
Semakin banyak elemen dan titik simpul yang digunakan (dengan perkataan lain,
semakin halus model diskrit yang digunakan), semakin tinggi orde ketidak-tentuan
kinematis struktur.
115
Gambar 6.5.1: Analisis Struktur Dengan Metoda Gaya
Dalam model 1, kita menggunakan satu elemen balok sehingga menurut bahasan
Bab IV, m 1, n 2, m f 4, me 2, ne 2 dan r 2 sehingga kita menghadapi jumlah
komponen gaya f 4 1 2 6 dan jumlah persamaan keseimbangan
e 2 1 2 2 6 dan kita memperoleh
s f e 0 (6.5.1)
yang mengindikasikan bahwa sistem struktur stabil dan statis tentu. Keenam komponen
gaya adalah ( M 1 , V1 , M 2 , V2 ) pada batang dan ( M a , Va ) sebagai reaksi
perletakan, sedang keenam persamaan keseimbangan adalah dua ( Fy 0 , M 0 )
pada masing-masing simpul A dan B , serta dua pada elemen. Keseimbangan
elemen dan simpul A dan B berturut-turut memberikan persamaan-persamaan yang
dapat disusun dalam formulasi matriks
1 0 1 0 0 0 V1 0
L 1
0 1 0 0 M 1 0
1 0 0 0 1 0 V2 0
(6.5.2)
0 1 0 0 0 1 M 2 0
0 0 1 0 0 0 Va P
0 0 0 1 0 0 M a 0
V1 P; M 1 PL; V2 P; M 2 0; Va P; M a PL (6.5.3)
Dengan cara statika “konvensional” via model 2, keseimbangan badan bebas
struktur total memberikan
116
Fy 0 Va P 0
(6.5.4)
M thd A 0 M a P.L 0
sehingga
M a PL; Va P (6.5.5)
yang selanjutnya dapat digunakan untuk menghitung gaya-gaya ujung elemen dengan
hasil
V1 Va P; M 1 M a PL; V2 P; M 2 0 (6.5.6)
Tentu saja, kedua model harus memberikan hasil yang sama; namun, terlihat bahwa
cara statika konvensional jauh lebih mudah dan sederhana, dibandingkan terhadap
cara dengan model 1. Hal ini barangkali dikarenakan sistem struktur yang kita tinjau
merupakan contoh yang masih sederhana. Masalahnya adalah, bahwa cara analisis
statika yang konvensional penuh dengan kerancuan di dalam mengidentifisir mana
gaya-gaya ujung batang, dan mana gaya-gaya pada titik simpul. Hal ini menjadi sangat
krusial di dalam analisis struktur, di mana terdapat banyak ujung batang yang bertemu
pada suatu titik simpul bersama, dan dengan orientasi batang yang berbeda-beda
dalam tatanan global struktur. Khususnya, hal ini menjadi sangat penting dalam analisis
struktur yang standard dan menggunakan formulasi matriks, di mana keseimbangan
ditinjau pada elemen dan titik simpul, dan bukan atas sesuatu badan bebas sebagian
atau badan bebas total.
Sekarang kita meninjau sistem struktur balok yang dimodel dengan satu segmen
seperti dalam Gambar 6.5.2. Dengan m 1, n 2, m f 4, me 2, ne 2 tetapi r 2
( M a , Va , Vb ) , maka untuk contoh ini kita menghadapi jumlah komponen gaya
f 4 1 3 7 dan jumlah persamaan keseimbangan e 2 1 2 2 6 sehingga
s f e 7 6 1 yang mengindikasikan bahwa sistem struktur stabil tetapi statis tak
tentu berorde pertama. Jika kita ingin tetap menggunakan metoda gaya, harus dicari
satu persamaan tambahan untuk dapat meneruskan analisis dengan metoda gaya. Jika
persamaan keseimbangan disusun, maka diperoleh
V
1 0 1 0 0 0 0 1 q0 L
L 1 M 1
0 1 0 0 0 1 q0 L2
V 2
1 0 0 0 1 0 0 2 0
M (6.5.7)
0 1 0 0 0 1 0 2 0
0 V
0 1 0 0 0 1 a 0
M a
0 0 0 1 0 0 0 0
Vb
117
Va
1 0 1 q0 L
L 1 0 M a 1 q L2 (6.5.8)
V 2 o
b
Kita dapat melanjutkan proses analisis dengan mengambil satu gaya sebagai gaya
kelebihan, misalnya Vb . Jika kekangan yang menimbulkan Vb ini dihapuskan, maka
Vb menjadi nol, dan diperoleh suatu sistem modifikasi yang statis tentu. Atas sistem
yang statis tentu ini, dikerjakan gaya luar dan gaya (atau gaya-gaya) kelebihan. Sistem
statis tentu dengan gaya luar bekerja, dinamakan sistem primer. Sistem statis tentu
dengan gaya kelebihan bekerja (atau masing-masing gaya kelebihan bekerja satu per
satu), dinamakan sistem sekunder. Jadi untuk model 2, ada 3 macam sistem sekunder
seperti dalam Gambar 6.5.3. Dalam model sistem sekunder 1, akibat penghapusan Vb
, aka pada garis kerja Vb yang dihapuskan itu, timbul perpindahan, yang jika dihitung
(misalnya dengan cara Castigliano), diperoleh
118
Setelah itu, kita merestorasi Vb kembali, dan akibat Vb ini, di B timbul perpindahan
Vb L3
wbs (6.5.10)
3EI
Dalam struktur sebenarnya, perpindahan ujung B adalah nol, dan ini harus diberikan
oleh sistem primer dengan beban q0 bekerja (yang dinamakan sistem primer), dan
sistem sekunder dengan Vb bekerja. Jadi dari Pers. (6.5.9) dan (6.5.10) diperoleh
q0 L4 Vb L3
wb wb0 wbs 0 (6.5.11)
8 EI 3EI
q 0 L
1 0 1 Va
L 1 0 M a 1 q0 L2 (6.5.12)
L3 V 2
0 0 b q L4
3EI
0
8EI
119
dengan solusi
5 1 3
Va q0 L; M a q0 L2 ; Vb q0 L
8 8 8
(6.5.13)
5 1 3
V1 q0 L; M 1 q0 L2 ; V2 q0 L; M 2 0 (6.5.14)
8 8 8
Kita juga dapat mencoba sistem sekonder 2, di mana momen M a dipilih sebagai gaya
kelebihan. Dalam model ini, kriteria keserasian perpindahan adalah bahwa tidak ada
rotasi pada jepitan di A , yaitu
A A0 AS (6.5.15)
di mana A0 adalah rotasi pada sistem sekonder akibat gaya luar , dan As adalah
rotasi pada sistem sekonder akibat M a , yaitu
1 1
A q0 L3 ; AS M AL (6.5.16)
24 EI 3EI
1 1
M AL q0 L3 (6.5.17)
3 24
yang jika digabungkan dengan sistem Pers. (6.5.8) , akan menghasilkan gaya kelebihan
M a , yang tentunya sama dengan yang diperoleh dalam Pers. (6.5.13).
Kita dapat merangkum metoda keserasian perpindahan yang kita telah bahas di
atas, di dalam suatu rentetan prosedur analisis sebagai berikut.
(1) Tentukan orde ketidak-tentuan statis sistem persamaan.
(2) Jika sistem struktur adalah statis tentu, hitung gaya-gaya dengan cara statika, dan
perpindahan dengan kriteria gaya-perpindahan. Jika sistem struktur statis tidak
tentu berorde S , teruskan proses analisis dengan langkah berikut.
(3) Pilih gaya-gaya kelebihan sebanyak S , lalu dapatkan sistem sekonder berupa
sistem statis tentu dengan cara menghapuskan kekangan yang menimbulkannya.
(4) Analisislah sistem primer, berupa system yang statis tentu dengan gaya luar yang
bekerja.
(5) Kerjakan gaya-gaya kelebihan pada arah masing-masing secara satu per satu
atas sistem yang statis tentu, dan hitung perpindahan di arah gaya-gaya tersebut
sebagai superposisi dari semua analisis sistem sekunder.
(6) Tetapkan kriteria keserasian perpindahan di arah gaya-gaya kelebihan, kumpulkan
semua persamaan untuk mendapatkan satu sistem persamaan simultan.
120
(7) Solusikanlah sistem persamaan simultan tersebut untuk mendapatkan gaya-gaya
kelebihan.
(8) Dengan memandang gaya-gaya kelebihan yang sudah terhitung sebagai gaya-
gaya luar, hitung reaksi lainnya serta perpindahan sistem perpindahan struktur
dengan kriteria hubungan gaya-perpindahan.
Sekalipun pilihan adalah bebas, namun pilihan tertentu dapat membuat proses
perhitungan menjadi lebih mudah, atau justru lebih sulit. Pilihan juga harus diakukan
secara bijaksana, agar setelah pelepasan gaya-gaya kelebihan, diperoleh sistem
struktur keseluruhan atau sub bagian yang statis tentu dan stabil. Pemilihan yang
kurang arif dapat mengakibatkan adanya sub bagian struktur yang menjadi labil.
Proses pemilihan gaya-gaya kelebihan yang dilakukan atas dasar pengamatan
visual, membuat metoda keserasian perpindahan ini hanya cocok untuk perhitungan
manual, dan kurang cocok diterapkan untuk proses perhitungan yang otomatis,
misalnya dengan bantuan program komputer. Selain itu, proses perhitungan seakan
dilakukan dua kali, pertama untuk gaya, yang kedua untuk perpindahan.
121
sistem struktur ini adalah kinematis tidak tentu berorde dua. Metoda analisis dimulai
dengan membuat sistem menjadi sistem kinematis tentu, yaitu dengan memegang
semua perpindahan yang aktif, seperti dalam Gambar 6.6.1(c). Dalam sistem yang
kinematis tentu ini, dihitung gaya-gaya ujung pada batang, yang kebetulan dalam hal ini
semua nol karena tidak ada gaya luar yang bekerja secara internal atau lokal pada
batang. Gaya terpusat P pada titik B adalah gaya luar yang bekerja pada titik B
sebagai titik simpul.
Setelah itu, atas sistem yang kinematis tentu, ditinjau satu per satu komponen
perpindahan yang aktif, seperti dalam Gambar 6.6.1(d). Perhatikan bahwa dalam
Gambar 6.6.1(d)(1), pada saat w2 diperkenalkan, ditahan nol. Begitu juga pada saat
diperkenalkan, w2 ditahan nol seperti dalam Gambar 6.6.1(d)(2). Akibat gaya luar, w2
dan , diperoleh gaya-gaya ujung seperti telah diberikan dari dalam Pers. (6.4.1), yaitu
12 EI 6 EI
V2 3
w2 2 2
L L
(6.6.1)
6 EI 4 EI
M 2 2 w2 2
L L
Sekarang, keseimbangan gaya-gaya pada titik simpul B di masing-masing arah w2
dan memberikan
122
P V2 0
M2 0
12 EI 6 EI
3
w2 2 2 P
L L
6 EI 4 EI
2 w2 2 0
L L
atau, dalam notasi matriks,
12EI 6EI
3 2
L L w2 P
(6.6.2)
12 EI 6 EI
V1 3
w2 2 2 P
L L
6 EI 2 EI
M 1 2 w2 2 PL
L L
(6.6.4)
12 EI 6 EI
V2 3 w2 2 2 P
L L
6 EI 4 EI
M 2 2 w2 2 0
L L
V A P; M A PL
(6.6.5)
123
Sebagai contoh kedua, sistem struktur dalam Gambar 6.6.2, yang telah dianalisis
dengan metode gaya, dalam kesempatan ini akan dianalisis dengan metode
perpindahan. Dengan menggunakan satu elemen, ada dua titik simpul, yaitu A dan B
, dan komponen perpindahan yang aktif hanya rotasi di B . Sistem yang kinematis
tentu, yaitu yang memegang rotasi di B ini, ditunjukkan dalam Gambar 6.6.1(b). Sistem
primer, yaitu sistem yang kinematis tentu dengan gaya luar yang bekerja, memberikan
1
M 2q q0 L2 (6.6.6)
12
sementara sistem sekunder, yaitu sistem yang kinematis tentu dengan yang bekerja,
memberikan
4 EI
M 2 2 (6.6.7)
L
Keseimbangan gaya (dalam hal ini momen) di arah komponen perpindahan bebas
memberikan
4 EI 1
M 2 M 2q 2 q0 L2 0 (6.6.8)
L 12
yang menghasilkan
q0 L3
2 (6.6.9)
48 EI
124
1 6 EI 5 1 6 EI 3
V1 q0 L 2 2 q0 L V2 q 0 L 2 2 q 0 L
2 L 8 2 L 8
(6.6.10)
1 2 EI 1 1 4 EI
M 1 q 0 L2 2 q 0 L2 M 2 q 0 L2 2 0
12 L 8 12 L
(1) Pilih sistem diskrit yang digunakan untuk memodelkan sistem struktur, dan
tentukan derajat ketidak-tentuan kinematis model tersebut.
(2) Jika sistem adalah kinematis tentu, gaya dan perpindahan diperoleh dari model
batang jepit-jepit. Jika sistem kinematis tidak tentu, dilakukan urutan langkah
berikut.
(3) Nonaktifkan semua komponen perpindahan aktif, untuk mendapatkan sistem yang
kinematis tentu.
(4) Atas sistem yang kinematis tentu ini, dikerjakan gaya luar, dan hitung gaya-gaya
ujung jepit batang. Ini dinamakan sistem primer.
(5) Atas sistem yang kinematis tentu, dikerjakan komponen perpindahan yang aktif
satu persatu. Ini dinamakan sistem sekonder.
(6) Kumpulkan semua gaya-gaya ujung akibat sistem primer dan semua sistem
sekonder, pada setiap arah komponen perpindahan bebas.
(7) Terapkan keseimbangan gaya di masing-masing arah komponen bebas, dan
kumpulkan semua sistem persamaan tersebut dalam membentuk satu sistem
persamaan simultan yang melibatkan komponen perpindahan bebas dan gaya
luar.
(8) Solusikan sistem perusahaan keseimbangan simultan tersebut untuk menghitung
komponen perpindahan bebas.
(9) Gunakan komponen perpindahan yang sudah dihitung, untuk menentukan gaya-
gaya ujung semua batang, dengan menggunakan hubungan gaya-perpindahan.
Mengenai metoda perpindahan, diberikan beberapa komentar sebagai berikut.
Pertama, diperlukan kepiawaian di dalam pemodelan sistem struktur, dan penjabaran
model perpindahan yang secara kinematis serasi. Kedua, terlihat bahwa proses
penyusunan keseimbangan, diperlukan kepiawaian di dalam perhitungan gaya-gaya
ujung batang. Ini semua sudah dibahas secara mendalam pada Bab III dan V.
Berikutnya, terlihat bahwa begitu model diskrit yang akan digunakan telah dipilih, orde
ketidak-tentuan kinematis yang akan menentukan orde dari sistem persamaan
keseimbangan simultan, beserta komponen perpindahan yang aktif yang terlibat di
125
dalam persamaan simultan tersebut, telah tertentu, dan tidak memerlukan pengamatan
visual seperti dalam metoda gaya sewaktu memilih gaya kelebihan mana yang akan
digunakan dalam persamaan keserasian perpindahan. Inilah salah satu alasan, metoda
perpindahan lebih cocok untuk dituangkan dalam perhitungan yang lebih otomatis,
seperti misalnya penggunaan program komputer.
Ditinjau dari segi keabsahan, kedua metoda analisis, yaitu metoda gaya (atau
metoda keserasian perpindahan) dan metoda perpindahan (atau metoda
keseimbangan) merupakan dua metoda yang setara, khususnya di dalam konteks
sistem struktur yang terbuat dari bahan Newtonian padat (solid materials). Namun,
sesuai dengan perkembangannya, metoda perpindahan mendapatkan perhatian dan
penerapan yang melebihi dari yang diterima oleh metoda gaya. Ini disebabkan oleh
beberapa hal sebagai mana akan dibahas berikut ini.
126
sehingga matriks yang menghubungkan vektor gaya terhadap vektor perpindahan,
cenderung memiliki unsur-unsur yang menyebar keluar dari diagonal utama matriks. Di
lain pihak, sistem modifikasi yang kinematis tentu serta yang digunakan sebagai dasar
penyusunan persamaan akhir, dilakukan dengan memegang komponen perpindahan
yang aktif. Akibatnya, pengaruh dari aplikasi komponen perpindahan yang aktif dalam
sistem sekunder, cenderung terlokalisir, sehingga matriks koefisien yang
menghubungkan vektor perpindahan terhadap vektor gaya, cenderung memiliki unsur-
unsur yang mengumpul di sekitar diagonal utama.
Dua hal yang terakhir ini, yaitu penentuan dalam pemilihan gaya-gaya kelebihan,
serta menyebarnya unsur-unsur ke luar diagonal utama matriks koefisien persamaan
akhir, membuat metoda gaya ketinggalan popularitas di dalam otomatisasi analisis
(misalnya dengan program komputer), dibandingkan dengan rekannya, metoda
perpindahan. Hal ini khususnya sangat signifikan, terlebih jika sistem struktur yang
dianalisis berukuran sangat besar, dalam artian memiliki jumlah elemen dan titik simpul
yang relatif besar.
Penyelesaian:
Untuk model diskrit seperti dalam Gambar 6.8.1, diperoleh jumlah komponen gaya
f 4 1 4 8 dan jumlah persamaan keseimbangan e 2 1 2 2 6 sehingga
s f e 8 6 2 . Dalam konteks metoda gaya, ada dua gaya kelebihan, yang dalam
contoh ini, diambil V2 dan M 2 , dengan model statis tentu, model sekunder dan primer
sebagai yang terlihat dalam gambar. Akibat gaya luar q0 , dari model primer diperoleh
q0 L4 q L3
w2q ; 2q 0 (6.8.1)
8 EI 6 EI
V2 L3 V L2 M 2 L2 M L
w2v ; 2v 2 ; w2m ; 2m 2 (6.8.2)
3EI 2 EI 2 EI EI
127
Substitusi bentuk-bentuk dalam Pers. (6.8.1) dan (6.8.2) dalam Pers. (6.8.3), serta
pengaturan bentuk persamaan, menghasilkan
L L V 0Lq
3 2 4
3EI 2EI 8EI
2
2 3 (6.8.4)
L L 0Lq
2EI EI 2 6EI
M
dengan solusi
1 1
V2 q0 L; M 2 q0 L2
2 12
(6.8.5)
128
Gambar 6.8.1: Metoda Gaya, Contoh 6.1
1 x x x
w( x) q0 L4 ( ) 4 2( ) 3 ( ) 2 (6.8.6)
24 EI L L L
Dalam analisis struktur dengan metoda perpindahan, dalam contoh ini terlihat
bahwa semua derajat kebebasan sistem struktur tidak aktif karena kedua ujung A dan
B terjepit sempurna, sehingga sistem adalah kinematis tentu. Dalam hal ini, gaya-gaya
diberikan oleh gaya ujung jepit, yaitu
dengan fungsi perpindahan yang telah disusun dan dituliskan dalam Pers. (6.8.6).
Contoh 6.2: Dengan metoda keserasian perpindahan dan metoda gaya, analisislah
sistem struktur dalam Gambar 6.8.2 untuk menghitung gaya-gaya dan
perpindahan ujung-ujung batang, akibat gaya terpusat. Gunakan model
dua elemen, yaitu segmen AB dan segmen BC .
129
Penyelesaian:
Perpindahan di arah Rbv dan Rcv diperoleh sebagai dalam Gambar 6.8.2(c)
hingga 6.8.2(e), dengan nilai
0 7 PL3 0 27 PL3
wb ; wc ;
12 EI 16 EI
b Rbv L3 b 5 Rbv L3
wb ; wc
3EI 6 EI
(6.8.8)
c 5 Rcv L3 c 8 Rcv L3
wb ; wc
6 EI 3EI
yang jika bentuk-bentuk dalam Pers. (6.8.8) dimasukkan ke dalamnya dan kemudian
dilakukan pengaturan unsur-unsurnya, memberikan
130
L 5L R 7PL3
3 3
b v
3 EI 6EI 12EI
3 3 3 (6.8.10)
5 L 8 L 27 PL
R c v
6EI 3EI 16EI
dengan solusi
R bv Rcv
43
P
11
P (6.8.11)
56 28
131
V1 M 1 V2 M 2 1
9
P
3
PL
9
P
3
PL
56 28 56 28
(6.8.12)
V2 M 2 V2 M 2 2 17 P
3
PL
11
P 0
28 28 28
14 EI B
M2
L
1 4 EI 2 EI
2
M 1 PL B C (6.8.13)
8 L L
1 2 EI 4 EI
2
M 2 PL B C
8 L L
1 2
M 2 M1 0
2
(6.8.14)
M2 0
yang dengan Pers. (6.8.13), memberikan
132
yang jika dimasukkan ke dalam Pers. (6.8.13), dan dengan menggunakan Pers. (6.4.1),
menghasilkan gaya-gaya ujung balok berikut.
9 3 9 3
V1 M 1 V2 M 2 P; PL ; P; PL
56 56 56 28
V1 M 1 V2 M 2 2 17 P ; 3 PL ; 11 P ;
0
28 28 28
(6.8.17)
Contoh 6.3: Suatu sistem struktur yang terdiri atas dua batang aksial, dibebani dengan
gaya aksial seperti dalam Gambar 6.8.3. Dengan menggunakan metoda
keserasian perpindahan, analisislah struktur tersebut untuk menghitung
perpindahan dan gaya yang timbul akibat gaya terpusat horisontal P di titk B
.
Penyelesaian:
merupakan sistem statis tidak tentu orde pertama. Dengan mengambil Rc sebagai
gaya kelebihan, maka sistem statis tentu, sistem primer dan sistem sekonder menjadi
seperti dalam Gambar 6.8.3(b), 6.8.3(c), 6.8.3(d). Dalam sistem primer, diperoleh
PL PL
ub0 ; uc0 (6.8.18)
EA EA
dengan solusi
1
Rc P (6.8.22)
2
133
Gambar 6.8.3: Struktur Contoh 6.3
Dengan terhitungnya gaya reaksi ini, perpindahan titik simpul dapat dihitung dengan
memasukkan nilainya, yaitu
PL ( 1 / 2 P )( 2 L ) PL
ub
EA 2 EA 2 EA
(6.8.23)
PL ( 1 / 2 P )(2 L)
uc 0
EA 2 EA
Selain itu, gaya-gaya ujung batang AB dan BC dapat dihitung sebagai pelengkap
solusi, yaitu
EA EA EA PL 1
p11 u11 u 21 ( ) P
L L L 2 EA 2
EA EA EA PL 1
p21 u11 u 21 ( ) P
L L L 2 EA 2
(6.8.24)
EA EA EA PL 1
p12 u 21 u 22 ( ) P
L L L 2 EA 2
EA EA EA PL 1
p22 u 21 u 22 ( ) P
L L L 2 EA 2
Contoh 6.4: Analisislah kembali sistem struktur dalam Gambar 6.8.3(a), namun dalam
kesempatan ini, gunakan metoda perpindahan.
Penyelesaian:
Perpindahan yang aktif hanya pada titik B , sehingga sistem adalah kinematis
tidak tentu orde pertama. Sistem kinematis tentu, primer dan sekonder terlihat dalam
Gambar 6.8.4. Dalam sistem primer,
p110 0 ; p21
0
0 ; p120 0 ; p22
0
0 (6.8.25)
134
dan dalam sistem sekonder,
EA EA EA
p11 ua ub ub
L L L
EA EA EA
p21 ua ub ub
L L L
(6.8.26)
EA EA EA
p12 ub uc ub
L L L
EA EA EA
p22 ub uc ub
L L L
p 21 p12 P 0 (6.8.27)
yang dengan mengingat Pers.(6.8.26), memberikan
2 EA
ub P (6.8.28)
L
dengan solusi
PL
ub (6.8.29)
2 EA
1 1 1 1
p11 P ; p21 P ; p12 P ; p22 P (6.8.30)
2 2 2 2
Contoh 6.5: Suatu sistem struktur portal buntung seperti dalam Gambar 6.8.5, dianalisis
dengan metoda keserasian perpindahan. Tentukan gaya-gaya ujung
batang AB dan BC .
Penyelesaian:
135
A , satu pada simpul C ), diperoleh f 5 2 4 14 dan e 2 2 3 3 13 . Terlihat
bahwa struktur merupakan sistem yang statis tidak tentu orde pertama. Jika kita
mengambil Rcv sebagai gaya kelebihan, maka sistem yang statis tentu dengan gaya
luar dan gaya kelebihan yang bekerja, ditunjukkan dalam Gambar 6.8.5(b), dengan
bidang momen seperti dalam Gambar 6.8.5(c). Menurut Castigliano, diperoleh
perpindahan di arah Rbv dengan prosedur sebagai berikut.
Segmen CB :
M ( s )
M ( s ) Rcv s ; s (6.8.31)
Rcv
Segmen BA :
M (t )
M (t ) Rbv L Pt ; L (6.8.32)
Rcv
Perpindahan vc menjadi
L L
M ( s ) M ( s ) M (t ) M (t ) R L3 R L3 PL3
vc ds dt cv cv
0
EI Rcv 0
EI Rcv 3EI EI 2 EI
(6.8.33)
vc 0
(6.8.34)
136
Gambar 6.8.5: Struktur Contoh 6.5
Contoh 6.6: Analisislah kembali struktur dalam Gambar 6.8.5(a); namun dalam contoh
ini, gunakan metoda perpindahan.
Penyelesaian:
12 EI 6 EI 6 EI 4 EI
Vba 3
ub b ; M ba 2
ub b
L 12 L L
12 EI 6 EI 6 EI 2 EI
Vab 3 ub 2 b ; M ab 2 ub b
L L L L
6 EI 6 EI 4 EI 2 EI (6.8.37)
Vbc 2 b 2 c ; M bc b 2 c
L L L L
6 EI 6 EI 2 EI 4 EI
Vcb 2 b 2 c ; M cb b 2 c
L L L L
Keseimbangan gaya-gaya berturut-turut di arah ub , c1 dan c memberikan
Vba P 0
M ba M bc 0 (6.8.38)
M cb 0
yang jika bentuk Pers. (6.8.37) dimasukkan ke dalamnya, menghasilkan
137
12EI EA uB P
L3 0
L 2
6EI 8EI 2EI
L2 b 0 (6.8.39)
L L
0 2EI 4EI
L
L
c
0
138
Gambar 6.8.6: Struktur Contoh 6.6
3 5
Vba P ; M ba PL ; Vab P ; PL
8 8
3 3 3
Vbc P ; M bc PL ; Vcb ; M cb 0
8 8 8
(6.8.41)
Contoh 6.7: Suatu sistem struktur rangka sendi bidang dalam Gambar 6.8.7 dibebani
gaya terpusat horisontal P di titik simpul D . Dengan metoda keserasian
perpindahan, analisislah sistem struktur.
Penyelesaian:
Kita memodelkan sistem struktur atas 3 elemen dan empat titik simpul, serta 6
reaksi perletakan (2 reaksi pada masing-masing perletakan A, B dan C ). Untuk
m 2, n 3 dan m f 2, me 2, ne 2 tetapi r 6 , diperoleh f 2 3 6 12 dan
e 3 1 2 4 11 , sehingga s 1 dan struktur adalah sistem statis tidak tentu orde
139
pertama. Jika gaya dalam R3 diambil sebagai gaya kelebihan, sistem statis tentu, sistem
primer serta sistem sekonder menjadi seperti terlihat dalam Gambar 6.8.7(b) hingga
6.8.7(d). Untuk sistem primer, diperoleh gaya-gaya
S1 P ; S 2 P 2 ; S 3 0 (6.8.42)
dengan perpindahan titik C di arah x dan y yang dapat diperoleh dengan cara
Castigliano sebagai berikut,
N ( x) 2 S 2L S 2L 2 P2L P2L 2
Un dx 1 2
2 EA 2 EA 2 EA 2 EA EA
(6.8.43)
sehingga
U n PL
cx0 (1 2 2 ) (6.8.44)
P EA
S1 R3 ; S 2 R3 2 ; S 3 R3 (6.8.45)
dan
R32 L R32 L 2 R32 L (6.8.46)
Un
2 EA EA 2 EA
dengan
U n R3 L
cxs (2 2 2 ) (6.8.47)
S3 EA
P
R3 (3 2 ) (6.8.49)
2
sehingga
P 1
S1 P (3 2 ) P (1 2 )
2 2
P 1
S 2 P 2 (3 2 2) P (2 2 ) (6.8.50)
2 2
1
S 3 P (3 2 )
2
140
Gambar 6.8.7: Struktur Contoh 6.7
2 2 2
S L S L 2 S3 L
Un 1 2 (6.8.51)
2 EA 2 EA 2 EA
Sehingga
Un S 3 L PL U n S1 L PL
DX (3 2) ; DY ( 2 1) (6.8.52)
S 3 EA 2 EA S 1 EA 2 EA
141
Gambar 6.8.8: Struktur Contoh 6.8
Penyelesaian:
EA EA EA 1 EA 1
p11 (V D ) ; p 21 (V D ) ; p12 ( U D 2) ( U D 2)
L L L 2 2 L 2 2
EA 1 EA 1 EA EA
p 22 ( U D 2) ( V D 2 ) ; p13 (U D ) ; P23 (U D )
L 2 2 L 2 2 L L
(6.8.53)
142
1
p22 ( 2 ) p23 P 0
2 (6.8.54)
1
p21 p22 ( 2) 0
2
yang jika bentuk dalam Pers. (6.8.53) dimasukkan ke dalamnya dan diatur formatnya,
Pers. (6.8.54) memberikan,
EA (1 )2 EA 1
(1 )2 V 0
L 4 L 4 D
dengan solusi
1 1 PL
U D VD (3 2 ) ( 2 1) (6.8.56)
2 2 EA
sehingga
1 1
p11 P ( 2 1) ; p21 P ( 2 1)
2 2
1 1
p12 P ( 2 2 ) ; p22 P (2 2 ) (6.8.57)
2 2
1 1
p13 P (3 2 ) ; p23 P (3 2 )
2 2
Contoh 6.9: Sistem struktur rangka sendi bidang dalam Gambar 6.8.9, dianalisis
dengan metoda keserasian perpindahan. Tentukan gaya batang dan
perpindahan titik simpul.
Penyelesaian:
143
S1 P ; S2 P ; S3 P 2 ; (6.8.58)
Rav P ; Rbh P ; Rbv P
Perpindahan titik simpul adalah U a , U c dan Vc , yang dapat dihitung dengan cara
Castiglano. Energi regangan menjadi
S12 L S 22 L S32 L 2 P 2 L
Un (1 2 ) (6.8.59)
2 EA 2 EA 2 EA EA
sehingga
U n S1 L PL U n PL PL
Ua ; Uc (2 2 2 )
S1 EA EA P EA EA
(6.8.60)
U n S 2 L PL
Vc
S 2 EA EA
Contoh 6.10: Sistem struktur dalam Gambar 6.8.9(a), kembali dianalisis, namun kali ini
dengan metoda perpindahan. Tentukan gaya-gaya dan perpindahan
sistem struktur.
Penyelesaian:
144
EA EA
p11 U a ; p21 Ua
L L
EA EA
p12 Vc ; p22 Vc
L L
EA 1 EA 1 EA 1 (6.8.61)
p13 ( U a 2) ( Vc 2 ) ( Uc 2) ;
L 2 2 L 2 2 L 2 2
EA 1 EA 1 EA 1
p 23 ( Ua 2) ( Vc 2 ) ( Uc 2)
L 2 2 L 2 2 L 2 2
EA 1 EA 2 EA 2 U
(1 2) a 0
L 4 L4 L 4
EA 2 EA 2
EA 2
Uc P (6.8.63)
L4 L4 L 4
EA 2 EA 2 EA 2 1
(1 2) Vc 0
L4 L4 L4 4
dengan solusi
U a Uc Vc
PL
EA
1, (2 2 2 , 1 (6.8.64)
145
Gambar 6.8.10: Struktur Contoh 6.10
yang dapat dimasukkan ke dalam Pers. (6.8.54) untuk menghitung gaya-gaya dalam
batang,
p11 P ; p21 P (elemen 1 tekan)
p12 P ; p22 P (elemen 2 tekan) (6.8.65)
p13 P 2 ; p23 P 2 (elemen 3 tarik )
6.9 Rangkuman
Dalam bab ini, kita telah membahas dua macam metoda analisis, yaitu metoda
keserasian perpindahan dan metoda keseimbangan. Metoda keserasian perpindahan
menggunakan komponen gaya sebagai besaran dasar yang belum diketahui dan yang
akan dihitung. Dengan mengambil distribusi gaya-gaya yang seimbang, kriteria
keserasian perpindahan digunakan untuk menentukan gaya-gaya kelebihan. Setelah itu,
gaya-gaya kelebihan diperlakukan sebagai gaya luar, di dalam menghitung
perpindahan. Untuk kasus sistem struktur yang statis tentu, tidak ada gaya kelebihan,
dan gaya-gaya dapat ditetapkan dengan statika.
Metoda perpindahann atau metoda keseimbangan menggunakan komponen
perpindahan sebagai besaran dasar yang belum diketahui dan yang akan dihitung.
146
Dengan mengambil medan perpindahan yang serasi, gaya-gaya yang timbul
diseimbangkan pada arah komponen perpindahan bebas. Komponen perpindahan
sebagai solusi dari persamaan dasar (keseimbangan), kemudian digunakan untuk
menghitung gaya-gaya reaksi. Untuk sistem struktur yang kinematis tentu, gaya-gaya
merupakan gaya-gaya ujung jepit dari batang-batang.
Kedua metoda yang telah dibahas dalam bab ini, merupakan dasar dan cikal bakal
dari pada metoda gaya dan metoda perpindahan, baik dari dalam versi teknik solusi
yang klasik seperti dalam Bab VII dan Bab VIII, khususnya dalam metoda matriks
seperti yang dibahas dalam Bab IX mendatang.
6.10 Soal-Soal
Soal 6.1: Dengan metoda keserasian perpindahan dan metoda keseimbangan
(perpindahan), analisislah sistem struktur dalam Gambar 6.10.1 untuk
menentukan gaya-gaya dan perpindahan ujung batang. Gunakan model
yang terdiri atas dua elemen AB dan BC .
Soal 6.2: Analisislah sistem struktur rangka bidang dalam Gambar 6.10.2 untuk
mendapatkan gaya-gaya reaksi dan perpindahan struktur. Gunakan metoda
keserasian perpindahan dan metoda keseimbangan.
Soal 6.3: Dengan metoda keserasian perpindahan, analisislah sistem struktur rangka
sendi bidang dengan batang diagonal yang saling silang seperti dalam
Gambar 6.10.3.
147
Gambar 6.10.2: Struktur Soal 6.2 Gambar 6.10.3: Struktur Soal 6.3 dan 6.4
Soal 6.4: Kembali analisislah sistem struktur dalam Gambar 6.10.3, namun kali ini
dengan menggunakan metoda keseimbangan (perpindahan).
Soal 6.6: Struktur dalam Gambar 6.10.5 merupakan model dari suatu jembatan yang
ditopang oleh perletakan pada ujung-ujung, dan satu pilar di dalam bentang
pada titik B . Ternyata terjadi penurunan pilar di B sebesar . Dengan
metoda keserasian perpindahan, analisislah sistem struktur untuk
menghitung gaya-gaya ujung balok akibat penurunan tersebut.
Soal 6.8: Suatu portal bidang kaku dalam Gambar 6.10.6 mengalami settlement
(penurunan) vertikal ke bawah sebesar pada perletakan jepit B , jauh
sebelum ada pembebanan luar. Dengan menggunakan metoda keserasian
perpindahan, analisislah sistem struktur untuk mendapatkan gaya-gaya
reaksi. Abaikan deformasi aksial batang.
Soal 6.9: Analisislah kembali sistem struktur dalam Gambar 6.10.6, namun kali ini
dengan metoda perpindahan.
Soal 6.10: Sistem struktur dalam Gambar 6.10.7, dilaksanakan dalam konstruksi di
lapangan. Ternyata, setelah usai pelaksanaan, jepitan di A berputar
sesudut . Analisilah sistem struktur dengan metoda perpindahan, untuk
148
menghitung gaya-gaya sekunder yang timbul dalam batang-batang akibat
kesalahan konstruksi tersebut.
Gambar 6.10.4: Struktur Soal 6.5 Gambar 6.10.6: Struktur Soal 6.8 dan 6.9
Gambar 6.10.5: Struktur Soal 6.6 dan 6.7 Gambar 6.10.7: Struktur Soal 6.10
103,105,107,109,111,113,115,117,119,121,123,125,127,129,131,133,135,137,139,141,143
104,106,108,110,112,114,116,118,120,122,124,126,128,130,132,134,136,138,140,142,144
149