Faktor-Faktor SKP Perawat PDF
Faktor-Faktor SKP Perawat PDF
SKRIPSI
SHELLY APRILIA
0806337030
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat
SHELLY APRILIA
0806337030
Agama : Islam
Shelly Aprilia
ix Universitas Indonesia
This study is a cross sectional study. The study population was all nurses in
inpatient installation. Statistical analysis used bivariate analysis with chi square test
and simple logistic regression, and multivariate analysis with multiple logistic
regression test prediction model. Based on the results of statistical analysis, the
individual variables that have a significant relationship with the behavior of the
implementation of IPSG is the age, marital status, length of employment in the unit,
length of employment since graduation, hierarchy, the frequency of patient safety
training, and socialization-related quality of hospital. Organization variable which
related to the implementation of IPSG is the influence of organization, while the
psychological variable, variable that have a relationship with the implementation of
IPSG is knowledge. The results of multivariate analysis showed that variables
significantly associated with the behavior of the implementation of IPSG is
knowledge after controlled by the age, marital status, training, and organizational
influence.
x Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 4
1.3 Pertanyaan Penelitian ...................................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 5
1.4.1 Tujuan Umum .................................................................................. 5
1.4.2 Tujuan Khusus ................................................................................. 5
1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 6
1.5.1 Bagi Peneliti ..................................................................................... 6
1.5.2 Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat .............................................. 6
1.5.3 Bagi Institusi Penelitian ................................................................... 6
1.6 Ruang Lingkup Penelitian............................................................................... 6
Tabel 6.12 Proporsi Tingkat Perilaku Penerapan IPSG pada Tiap Ward ........... 86
Tabel 6.13 Proporsi Tingkat Perilaku Penerapan IPSG pada Kelompok Usia ... 86
Tabel 6.14 Proporsi Tingkat Perilaku Penerapan IPSG pada Status Pernikahan 87
Tabel 6.16 Proporsi Tingkat Perilaku Penerapan IPSG pada Lama Kerja
Perawat di Unit Saat Ini .................................................................... 88
Tabel 6.17 Proporsi Tingkat Perilaku Penerapan IPSG pada Lama Kerja
Perawat Sejak Lulus.......................................................................... 89
Tabel 6.18 Proporsi Tingkat Perilaku Penerapan IPSG pada Jam Kerja ............ 90
Tabel 6.19 Proporsi Tingkat Perilaku Penerapan IPSG pada Jenjang Jabatan ... 90
Tabel 6.20 Proporsi Tingkat Perilaku Penerapan IPSG pada Kecukupan Gaji .. 91
Tabel 6.24 Proporsi Tingkat Perilaku Penerapan IPSG pada Tingkat Motivasi
Perawat.............................................................................................. 93
Tabel 6.25 Proporsi Tingkat Perilaku Penerapan IPSG pada Tingkat Supervisi
pada Perawat ..................................................................................... 94
Gambar 6.6 Proporsi Lama Kerja Perawat Sejak Lulus Pendidikan .............. 68
BAB I
PENDAHULUAN
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
2
chapter JCI yang utama yaitu IPSG (International Patient Safety Goals). Chapter
tersebut dikembangkan untuk mengidentifikasi masalah-masalah medik yang
berpotensi menimbulkan outcome yang tidak diharapkan.
Patient safety merupakan prioritas utama dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan yang menjadi tanggung jawab bersama seluruh profesi yang ada di
pelayanan kesehatan dan terkait dengan isu mutu dan citra rumah sakit. Patient
safety rumah sakit adalah suatu sistem yang mencegah terjadinya Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD) akibat tindakan yang dilakukan atau bahkan tidak dilakukan
oleh tenaga medis maupun non medis. Sistem tersebut meliputi : assessmen
resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
(Depkes,2008).
Di rumah sakit terdapat berbagai macam obat, prosedur dan tes, serta alat
kesehatan dengan teknologi cangggih yang jumlahnya tidak sedikit. Pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh tenaga profesi dan non profesi semakin kompleks
seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut
memungkinkan terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan – KTD (Adverse Event)
bila kompleksitas tersebut tidak dikelola dengan baik.
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang jumlahnya terbesar di rumah sakit
(sebesar 40–60 %) memiliki jobdesc yang dituntut untuk selalu menerapkan IPSG
sehingga memiliki peran kunci dalam menentukan keberhasilan akreditasi JCI.
Sikap perawat dalam mendukung penerapan IPSG sangat diutamakan untuk
menjamin keselamatan pasien. Asuhan keperawatan memiliki peran yang sangat
penting dalam mencegah KTD yang terjadi pada pasien dan lingkungan
keperawatan. Jasa perawat dibutuhkan selama 24 jam oleh pasien sehingga
memiliki waktu kontak paling banyak dibanding tenaga kesehatan lain untuk
berhubungan dengan pasien.
WHO menyatakan bahwa peluang terjadinya kecelakaan di rumah sakit
adalah 1 : 300, sedangkan kecelakaan di penerbangan adalah 1 : 3 juta. Data
tersebut menunjukkan bahwa angka kemungkinan terjadinya kecelakaan di rumah
sakit jauh lebih besar dibanding kemungkinan kecelakaan pesawat terbang
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
3
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
4
100% pada chapter IPSG. Namun pasca akreditasi JCI, pencapaian standar sedikit
demi sedikit menurun terlihat dari hasil audit mutu internal yang dilakukan,
review yang dilakukan dengan menggunakan tracer methodology, serta hasil
pelaporan proses monitoring dan sasaran mutu. Berdasarkan hasil wawancara
yang dilakukan peneliti terhadap supervisor Unit QMR (Quality Management
Representative) di rumah sakit tersebut, salah satu standar dalam JCI yang banyak
mengalami penurunan dalam pencapaian adalah IPSG (International Patient
Safety Goal). Tidak dilakukannya identifikasi saat proses pengambilan darah dan
tindakan medis lainnya merupakan salah satu bukti adanya penurunan dalam
penerapan IPSG oleh tenaga kesehatan di RS Swasta X.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Ariyani (2009), ada
hubungan antara pengetahuan perawat dengan sikap mendukung penerapan
program patient safety. Hal ini bertolak belakang dengan penelitian lain yang
dilakukan oleh Dewi (2010) yang menyatakan bahwa pengetahuan tidak
mempengaruhi penerapan patient safety. Berdasarkan kontroversi tersebut,
peneliti ingin membuktikan keterkaitan pengetahuan dan faktor-faktor lain yang
mungkin berpengaruh terhadap IPSG. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian secara langsung di RS Swasta X dengan topik Faktor –
Faktor yang Mempengaruhi Perawat dalam Penerapan IPSG (International
Patient Safety Goal) pada Akreditasi JCI (Joint Commission International) di
Instalasi Rawat Inap RS Swasta X Tahun 2011.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
5
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
6
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
7
c. Lingkup materi
Materi dalam penelitian ini adalah yang berhubungan dengan penerapan
IPSG oleh perawat serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
d. Lingkup responden
Responden penelitian adalah perawat di instalasi rawat inap. Penelitian
ini dilakukan dengan pengambilan data primer yaitu dengan cara
pengisian angket serta dengan data sekunder yaitu menelaah dokumen
profil rumah sakit.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku
2.1.1 Definisi Perilaku
Perilaku manusia merupakan hasil dari segala pengalaman serta interaksi
manusia dengan lingkungannya. Perilaku merupakan respon/reaksi seorang
terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respons
dapat bersifat pasif, yaitu berpikir, berpendapat, bersikap, maupun bersifat aktif
yaitu melalui suatu tindakan.
Menurut Lewit seperti dikutip oleh Notoatmodjo (1993), perilaku
merupakan hasil pengalaman dan proses interaksi dengan lingkungannya, yang
terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan sehingga diperoleh
keadaan seimbang antara kekuatan pendorong dan kekuatan penahan. Perilaku
seseorang dapat berubah jika terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan di
dalam diri seseorang (Maulana, 2009).
Dari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas
organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak
langsung (Sunaryo, 2004).
2.1.2 Jenis Perilaku
Pembagian perilaku dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus, yaitu :
a. Perilaku tertutup (convert behavior)
Respons seseorang terhadap stimulus sifatnya masih tertutup (convert).
Respons ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan atau
kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus
tersebut (misalnya, mengetahui bahaya rokok tetapi ia masih merokok,
mahasiswa mengetahui pentingnya belajar untuk keberhasilan kuliahnya).
b. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respons seseorang terhadap stimulus bersifat terbuka dalam bentuk
tindakan nyata, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat orang lain
(misalnya, membaca buku pelajaran, rajin belajar, berhenti merokok, dan
lain-lain) (Notoatmodjo, 2003).
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
9
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
10
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
11
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
12
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
13
5. Pengaruh Organisasi
Kata organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pertama, organisasi
berarti sebuah lembaga atau kelompok fungsional ; sebagai contoh, kita mengacu
pada sebuah perusahaan, rumah sakit, instansi pemerintah, dan lain-lain.
Pengertian ke dua merujuk pada proses pengorganisasian sehingga tujuan
perusahaan dapat dicapai secara efisien (Robbins et. al,2007). Sedangkan menurut
Swastha (1996), organisasi adalah “kelompok orang yang bekerja bersama-sama
ke arah suatu tujuan yang umum. Sebuah organisasi itu terdiri atas orang-orang
yang melakukan tugas-tugas yang berbeda yang dikoordinir untuk mencapai
tujuan organisasi tersebut”.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
14
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
15
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
16
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
17
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
18
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
19
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
20
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
21
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
22
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
23
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
24
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
25
Dalam rangka untuk memberikan fasilitas yang aman dan fungsional bagi
semua, fasilitas fisik, peralatan medis, dan tenaga manusia harus efektif.
Manajemen harus berupaya untuk : mengurangi dan mengendalikan risiko
dan bahaya, mencegah kecelakaan dan cedera, menjaga kondisi aman.
5. Staff Qualification and Education (SQE)
a. Planning
b. Orientation and education
c. Medical staff
d. Nursing staff
e. Other professional staff
Kepemimpinan berkolaborasi untuk mengidentifikasi jumlah dan jenis staf
yang dibutuhkan untuk memenuhi misi organisasi. Merekrut,
mengevaluasi, dan menunjuk staf yang terbaik melalui proses yang
terkoordinasi dan seragam. Dokumentasi merupakan bagian penting dari
proses ini : aplikasi keterampilan/skill, pengetahuan, pendidikan,
pengalaman kerja sebelumnya, credential review (untuk staf klinis)
6. Management of Communication and Information (MCI)
a. Communication with community
b. Communication with patients and families
c. Communication between providers within and outside the
organization
d. Leadership and planning
e. Patient clinical record
f. Aggregate data and information
Kegagalan dalam komunikasi adalah salah satu akar penyebab paling
umum dari insiden keselamatan pasien. Seiring waktu organisasi harus
meningkatkan kemampuan mereka untuk : mengidentifikasi kebutuhan
informasi, desain sistem informasi manajemen, lakukan analisis data dan
mengubahnya menjadi informasi yang dapat dilaporkan, mengintegrasikan
dan menggunakan informasi.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
26
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
27
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
28
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
29
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
30
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
31
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
32
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
33
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
34
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
35
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
36
pasien. Rumah sakit juga diartikan sebagai tempat di mana orang sakit mencari
dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat di mana pendidikan klinik untuk
mahasiswa kedokteran, perawat dan berbagai tenaga profesi kedokteran lainnya
(Anwar, 1996).
Istilah hospital konon berakar dari bahasa Latin hostel yang biasa
digunakan di abad pertengahan sebagai tempat bagi para pengungsi yang sakit,
menderita, dan miskin. Pendapat lain oleh Willan (1990) mengatakan bahwa kata
hospital berasal dari bahasa Latin hospitium , yang artinya suatu tempat/ruangan
unutk menerima tamu. Sementara itu, Yu (1997) menyatakan bahwa istilah
hospital berasal dari bahasa Perancis kuno dan medieval English yang dalam
kamus Inggris Oxford didefiniskan sebagai :
a. Tempat untuk istirahat dan hiburan
b. Institusi sosial untuk mereka yang membutuhkan akomodasi, lemah, dan
sakit
c. Institusi sosial untuk pendidikan dan kaum muda
d. Institusi untuk merawat mereka yang sakit dan cedera
American Hospital Association di tahun 1978 menyatakan bahwa rumah
sakit adalah suatu institusi yang fungsi utamanya adalah memberikan pelayanan
kepada pasien-diagnostik dan terapeutik- untuk berbagai penyakit dan masalah
kesehatan, baik yang bersifat bedah maupun non bedah. Rumah sakit harus
dibangun, dilengkapi, dan dipelihara dengan baik untuk menjamin kesehatan dan
keselamatan pasiennya dan harus menyediakan fasilitas yang lapang, tidak
berdesak-desakan dan terjamin sanitasinya bagi kesembuhan pasien (Aditama,
2000). Kini rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan
kesehatan.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
37
Lokal Global
Selalu siap
berubah
Rumah Sakit
Promotif
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
38
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
39
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
40
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
41
BAB III
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
42
Sumber : www.barrettconsulting.com
Sumber : www.esvc000216.wic050u.server-web.com/invest/affinity.htm
Di tahun 2007, rumah sakit tersebut memperoleh ISO 9001 : 2000 yang
merupakan sertifikasi untuk Sistem Manajemen Mutu. Tahun 2009, rumah sakit
tersebut memperoleh akreditasi 16 bidang pelayanan dan pencapaian terbaru RS.
Pada 12 Agustus 2010, untuk memenuhi peraturan perundangan mengenai rumah
sakit Indonesia kelas dunia, nama rumah sakit tersebut diubah. Awal tahun 2011,
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
43
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
44
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
45
7. Kamar Bersalin
8. Unit Rekam Medik
9. Medical check up : MCU standard, executive, platinum, diamond, pra
nikah, calon pegawai
10. Ruang Jenazah
11. Ambulans
12. Kafetaria
13. Sport Clinic
14. Latihan Senam Hamil
15. Infection Control
16. Toko
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
46
BAB IV
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
47
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
48
Karakteristik perawat :
Ward
Usia
Status pernikahan
Pendidikan
Masa kerja di unit
Masa kerja sejak lulus
Jam kerja di RS
Jenjang jabatan
Gaji
Frekuensi pelatihan Perilaku perawat
patient safety dalam penerapan
Sosialisasi mutu RS IPSG
Pengetahuan perawat
Motivasi perawat
Supervisi
Pengaruh organisasi
Kerangka konsep di atas dibuat berdasarkan seleksi yang dilakukan oleh peneliti
dengan memperhatikan berbagai aspek.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
49
Batas standar
JCI = 85%
VARIABEL INDEPENDENT
1 Karakteristik perawat
1a Ward Unit instalasi rawat inap Kuesioner Nominal Umum,
di mana perawat bekerja Maternal,
berdasarkan jenis Critical
pelayanan yang diberikan Care,
Pediatrik
1b Usia Lama waktu hidup Kuesioner Ordinal < 30 tahun,
perawat dihitung dalam > 30 tahun
tahun penuh sejak lahir
sampai dengan ulang
tahun terakhir.
1c Status Ikatan yang diakui oleh Kuesioner Nominal Belum
pernikahan negara dan agama di menikah,
antara 2 orang yang Menikah,
berbeda jenis. Duda/janda
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
50
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
51
4.4 Hipotesis
Hipotesa penelitian adalah penjelasan sementara yang diajukan tentang
hubungan antara dua atau lebih fenomena terukur atau variabel untuk pembuktian
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
52
secara empirik, yaitu: ada hubungan antara variabel independent dengan variabel
dependen yang tercantum pada kerangka konsep yaitu :
1. Ada hubungan antara faktor karakteristik perawat dengan penerapan IPSG
di instalasi rawat inap RS Swasta X tahun 2011.
2. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan perawat dengan penerapan
IPSG di instalasi rawat inap RS Swasta X tahun 2011.
3. Ada hubungan antara tingkat motivasi perawat dengan penerapan IPSG di
instalasi rawat inap RS Swasta X tahun 2011.
4. Ada hubungan antara tingkat supervisi pada perawat dengan penerapan
IPSG di instalasi rawat inap RS Swasta X tahun 2011.
5. Ada hubungan antara pengaruh organisasi pada perawat dengan penerapan
IPSG di instalasi rawat inap RS Swasta X tahun 2011.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
53
BAB V
METODE PENELITIAN
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
54
5.3.2 Sampel
Pengambilan sampel penelitian untuk perawat yang bertugas di ruang
rawat inap RS Swasta X ditentukan melalui Proportional Stratified Random
Sampling. Yaitu teknik pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak
dan berstrata secara proporsional dan berdasarkan ruangan di mana perawat
berada. Selain itu berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.
a. Kriteria inklusi :
Kriteria inklusi adalah kriteria yang dijadikan karakteristik umum subjek
penelitian pada populasi target atau populasi aktual, sehingga subjek dapat
diikutkan dalam penelitian, yaitu :
1) Bersedia menjadi responden
2) Minimal pendidikan D3 Keperawatan
3) Bertugas di ruang rawat inap
b. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah kriteria yang memungkinkan sebagian subjek
yang memenuhi kriteria inklusi yang tidak dijadikan responden dalam
penelitian oleh karena berbagai sebab, yaitu :
1) Supervisor perawat
2) Perawat yang sedang cuti
3) Perawat yang sedang melakukan tugas belajar
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
55
2. Uji Hipotesis
Perhitungan besar sampel dengan menggunakan rumus uji hipotesis beda
proporsi, yaitu :
n
z 1 / 2 2 P (1 P ) z1 P1 (1 P1 ) P2 (1 P2 )
2
( P1 P2 ) 2
Keterangan:
n = jumlah sampel untuk masing-masing kelompok
P = (P1+P2)/2
Berdasarkan penelitian sebelumnya :
Proporsi penerapan patient safety tinggi pada pengetahuan rendah, P1 = 0%
Proporsi penerapan patient safety tinggi pada pengetahuan tinggi, P2 = 25%
Berdasarkan rumus di atas, dilakukan perhitungan besar sampel sebagai
berikut :
n
1,96 2 * 0,125 (1 0,125 ) 0,84 0(1 0) 0,25(1 0,25) 2
(0 0,25) 2
n = 27/kelompok
Untuk populasi terbatas maka besar sampel dapat dihitung ulang dengan rumus
berikut:
n N *n
n'
1
n N n
N
n’ = jumlah sampel setelah koreksi
n = jumlah sampel sebelum koreksi
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
56
N = besar populasi
Sehingga dilakukan perhitungan ulang besar sampel sebagai berikut :
27
n'
27
1
208
n’ = 24/kelompok
Berarti sampel yang dibutuhkan adalah perawat dengan penerapan patient safety
tinggi pada pengetahuan rendah 24 orang, dan pengetahuan tinggi 24 orang. Total
48 orang perawat.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
57
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
58
2. Uji reliabilitas
Setelah semua pertanyaan valid semua, analisis dilanjutkan dengan uji
reliabilitas. Reliabilitas suatu pengukuran dengan memakai suatu instrument
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dan dengan alat
ukur yang sama. Indeks reliabilitas dinyatakan dalam bentuk koefisien
korelasi atau koefisien reliabilitas, yang dapat diartikan sebagai korelasi antara
dua set skor yang diperoleh dalam pengukuran pada subyek yang sama.
Untuk mengetahui reliabilitas caranya adalah menggunakan uji statistik Alpha
Cronbach, dengan rumus sebagai berikut (Ariyani, 2009) :
k sj
r 1 2
k 1 sx
Keterangan :
r = koefisien reliabilitas
k = banyaknya faktor
sj2 = skor korelasi masing faktor
2
sx = skor total
Suatu variabel dikatakan reliabel jika mempunyai nilai Alpha Cronbach >
0,60.
Jika jawaban pertanyaan dalam kuesioner bersifat dikotomi (benar/salah),
maka menggunakan metode Kuder Richardson dengan rumus :
n s t pq
2
r11
n 1 st2
Keterangan :
n = jumlah butir soal/pernyatan yang ada
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
59
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
60
a. Analisis univariat
Analisa univariat dilakukan untuk mendiskripsikan setiap variabel dengan
gambaran distribusi frekuensi. Variabel data katagorik disajikan dalam bentuk
proporsi masing-masing kategori. Analisa univariat ini untuk mengetahui
gambaran karakteristik perawat, pengetahuan perawat, motivasi perawat,
supervisi, pengaruh organisasi, dan perilaku perawat dalam penerapan IPSG.
b. Analisis bivariat
Metode bivariat dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen. Uji statistik yang
digunakan adalah chi square untuk variabel independen berbentuk data katagorik
dan dependennya katagorik. Sedangkan untuk variabel yang memiliki lebih dari 2
kategori, uji statistik yang digunakan adalah regresi logistik sederhana, yaitu salah
satu pendekatan model matematis yang digunakan untuk menganalisis hubungan
satu variabel independen dengan sebuah variabel dependen katagorik yang
bersifat dikotom/binary.
Analisis bivariat dengan menggunakan analisis tabulasi silang (crosstab)
yaitu menyajikan data dalam bentuk tabulasi yang meliputi baris dan kolom yang
datanya berskala nominal atau kategori. Dengan uji chi-square menguji adakah
asosiasi antar masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen
penelitian, sehingga diketahui variabel independen mana yang secara bermakna
berhubungan dan layak untuk diuji secara bersama-sama (multivariat). Apabila
hasil chi-square nilai p < 0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan atau asosiasi
antara variabel bebas dan terikat. Selanjutnya variabel bebas yang mempunyai
hubungan bermakna dengan variabel terikat dimasukkan dalam analisis
multivariat (Hastono, 2006).
c. Analisis Multivariat
Analisa multivariat bertujuan untuk melihat atau mempelajari hubungan
antar beberapa variabel independent secara bersama-sama dengan variabel
dependent, yang mana untuk memperoleh jawaban faktor-faktor yang dominan.
Dari analisa diharapkan diperoleh informasi variabel penentu yang paling
berpengaruh atau paling berhubungan dengan variabel dependen.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
61
Uji statistik yang digunakan yaitu regresi logistik berganda karena variabel
dependennya berbentuk variabel katagorik. Model yang digunakan dalam analisis
multivariat ini adalah model prediksi. Pemodelan dengan tujuan untuk
memperoleh model yang tediri dari beberapa variabel independen yang dianggap
terbaik untuk memprediksi kejadian variabel dependen. Pada pemodelan ini
semua variabel dianggap penting sehingga dapat dilakukan estimasi beberapa
koefisien regresi logistik sekaligus.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
62
BAB VI
HASIL PENELITIAN
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
63
perilaku penerapan IPSG dari 35 pertanyaan semuanya valid dan reliabel sehingga
tidak ada pertanyaan yang dibuang. Hal ini karena penyusunan pertanyaan
berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ada dalam standar IPSG sehingga
pertanyaan terjamin tingkat validitas dan reliabilitasnya.
Setelah diketahui komponen kuesioner yang valid dan reliabel, maka
proses selanjutnya adalan peneliti melakukan pengumpulan data dengan
menggunakan kuesioner yang sudah valid dan reliabel.
Peneliti mendatangi masing - masing ward keperawatan yang sudah
ditentukan dan menemui supervisor masing - masing ward untuk menyebarkan
kuesioner, kemudian atas saran dari manajer keperawatan kuesioner dititipkan
kepada masing - masing supervisor atau perawat lain yang ditunjuk sebagai
penanggung jawab. Sebelum kuesioner dititipkan, peneliti menjelaskan maksud,
tujuan, dan cara mengisi kuesioner. Kuesioner dibagikan sesuai dengan jumlah
proporsi yang telah ditentukan berdasarkan perhitungan. Kuesioner setelah diisi
dikumpulkan kepada supervisor/perawat lain yang ditunjuk sebagai penanggung
jawab pengumpulan kemudian diserahkan kepada peneliti. Pengambilan kuesioner
yang telah terisi dilakukan pada beberapa hari berikutnya, karena masing –
masing perawat memiliki jadwal dan kesibukan yang berbeda – beda. Peneliti
memeriksa kelengkapan terhadap jawaban kuesioner di hadapan masing – masing
supervisor/perawat penanggung jawab.
Setelah seluruh kuesioner terkumpul maka dilakukan pengolahan data.
Hasilnya akan dijabarkan pada uraian berikut. Uraian berupa hasil yang dituliskan
di bawah ini memuat hasil yang terkait dengan tujuan penelitian.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
64
penerapan IPSG yang meliputi tinggi rendahnya penerapan IPSG pada perawat di
instalasi rawat inap RS Swasta X.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
65
6.2.1.2 Usia
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
66
Dari total 73 orang perawat proporsi kelompok usia perawat cenderung merata.
Kelompok usia perawat lebih kecil atau sama dengan 30 tahun berjumlah 39
orang (53,4%). Hal tersebut menyatakan bahwa kelompok tersebut sedikit lebih
banyak dari kelompok usia lebih dari 30 tahun yang berjumlah 30 orang (46,6%).
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
67
Dari total 73 orang perawat proporsi status pernikahan cukup berbeda. Mayoritas
perawat memiliki status menikah dengan jumlah 43 orang (58,9%) dan 30 orang
perawat belum menikah (41,1%).
6.2.1.5 Pendidikan
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
68
Gambar di bawah ini adalah proporsi responden dilihat berdasarkan lama kerja di
unit keperawatan saat ini.
Dari total 73 orang perawat proporsi kelompok lama kerja perawat di unit
keperawatan saat ini cukup berbeda. Kelompok lama kerja lebih kecil atau sama
dengan 2 tahun berjumlah 23 orang (31.5%). Mayoritas perawat berada pada
kelompok lama kerja lebih dari 2 tahun yang berjumlah 50 orang (68.5%).
6.2.1.7 Lama kerja sejak pertama kali lulus
Gambar di bawah ini adalah proporsi responden dilihat berdasarkan lama kerja
sejak pertama kali lulus pendidikan.
Dari total 73 orang perawat proporsi kelompok lama kerja perawat sejak lulus
pendidikan cukup berbeda. Kelompok lama kerja lebih kecil atau sama dengan 5
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
69
Gambar di bawah ini adalah proporsi responden dilihat berdasarkan jam kerja
perawat dalam seminggu.
Hasil analisis didapatkan proporsi jam kerja perawat dalam seminggu. Dalam 73
perawat terdapat 19 orang perawat memiliki jam kerja 20 – 39 jam (26%), dan 54
orang perawat memiliki jam kerja 40 – 59 jam (74%). Hal tersebut menunjukkan
bahwa sebagian besar perawat memiliki jam kerja lebih dari 40 jam.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
70
6.2.1.10 Gaji
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
71
Hasil analisis didapatkan proporsi kecukupan gaji perawat. Dari total 73 perawat,
terdapat 32 orang perawat mendapatkan gaji kurang (43,8%) dan 41 orang
mendapatkan gaji cukup (56,2%). Hal itu menunjukkan bahwa terdapat proporsi
yang cukup berbeda dalam kecukupan gaji perawat.
Hasil analisis didapatkan proporsi pelatihan patient safety yang diikuti perawat.
Dari total 73 orang perawat sebagai responden, terdapat 13 orang yang mendapat
pelatihan patient safety kurang dari atau sama dengan 2 kali (17,8%), dan 60
perawat mengikuti pelatihan lebih dari 2 kali(82.2%). Hal itu menunjukkan bahwa
terdapat proporsi yang cukup berbeda dalam frekuensi pelatihan patient safety
yang diikuti oleh perawat.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
72
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
73
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
74
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
75
Berdasarkan tabel 6.5 terlihat bahwa terdapat proporsi yang cukup berbeda
dalam tingkat pengaruh organisasi pada perawat. Sebagian besar perawat
mendapatkan pengaruh organisasi yang tinggi sebanyak 42 orang (57,5%),
dibandingkan perawat yang mendapat pengaruh organisasi rendah sebanyak 31
orang (42,5%).
Gambar di bawah ini adalah proporsi responden dilihat berdasarkan
tingkat pengaruh organisasi pada perawat.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
76
Tabel 6.6
Distribusi Jawaban Responden pada Variabel Pengetahuan
Jawaban
No Pernyataan
Salah Benar
1 Waktu identifikasi pasien dilakukan. 46,6 53,4
2 Yang perlu dilakukan saat menerima instruksi
90,4 9,6
hasil tes penunjang klinis
3 Prinsip pemberian obat kepada pasien 35,6 64,4
4 Yang tidak perlu di-check saat sebelum
68,5 31,5
pemberian tranfusi darah
5 Patient safety rumah sakit adalah suatu sistem
di mana rumah sakit membuat asuhan pasien
72,6 27,4
lebih aman. Yang termasuk dalam sistem
tersebut.
6 Waktu pelaksanaan cuci tangan. 5,5 94,5
7 Waktu pengkajian resiko pasien jatuh dengan
8,2 91,8
form.
8 Waktu pengkajian ulang risiko jatuh 0 100
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
77
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
78
perawat menjawab salah. Hal ini membuktikan bahwa masih banyak perawat yang
kurang memahami tentang identifikasi pasien.
Nilai pengetahuan pada perawat berkisar antara 8 - 15. Tingkat
pengetahuan pada perawat dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu tinggi dan
rendah. Distribusi tingkat pengetahuan pada perawat dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 6.7
Proporsi Tingkat Pengetahuan pada Perawat
di Instalasi Rawat Inap RS Swasta X Tahun 2011
Pengetahuan Jumlah Persentase
Rendah (≤ mean) 33 45,2
Tinggi (> mean) 40 54,8
TOTAL 73 100,0
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
79
6.2.3.2 Motivasi
Gambaran motivasi pada perawat di instalasi rawat inap RS Swasta X
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6.8
Distribusi Jawaban Responden pada Variabel Motivasi
Jawaban (%)
No Pernyataan
STS TS R S SS
Saya akan mendukung penerapan IPSG agar
1 masyarakat lebih percaya dengan Rumah 1,4 0 9,6 38,4 50,7
Sakit tempat saya bekerja.
Saya menerapkan IPSG karena sebelumnya
2 banyak kasus patient safety yang 0 26,0 9,6 50,7 13,7
menyebabkan adanya komplain dari pasien.
Saya mendukung penerapan IPSG karena
3 6,8 16,4 15,1 49,3 12,3
mempengaruhi kesejahteraan saya.
Kondisi dan keadaan pasien tertentu
menyebabkan saya tidak melakukan
4 41,4 41,4 4,1 12,3 1,4
identifikasi pasien yang seharusnya
dilakukan.
Kegiatan read back dalam menerima
instruksi wajib dilakukan hanya pada
5 42,5 43,8 2,7 9,6 1,4
instruksi yang sifatnya penting dan
mendesak.
Saya mendukung penerapan IPSG karena
6 13,7 34,2 12,3 37,0 2,7
perawat yang lain juga mendukung IPSG.
Saya tidak perlu benar-benar memperhatikan
ketentuan IPSG karena saya sudah
7 mempunyai banyak pengalaman dalam 39,7 52,1 1,4 6,8 0
pemberian pelayanan asuhan keperawatan,
sehingga tindakan saya pasti aman.
Saya tidak terdorong menerapkan IPSG
8 karena tidak mempengaruhi perubahan pada 27,4 61,6 4,1 5,5 1,4
jenjang karir saya sebagai perawat saat ini.
Ketersediaan sarana dan prasarana yang
9 mendukung penerapan IPSG membuat saya 0 4,1 12,3 68,5 15,1
semakin giat dalam melaksanakannya.
Adanya pengawasan dari atasan
10 menyebabkan saya semakin giat dalam 5,5 30,1 17,8 41,1 5,5
menerapkan IPSG.
11 Penerapan IPSG saat pemberian asuhan 0 2,7 1,4 65,8 30,1
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
80
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
81
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
82
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
83
pasien.
Kecepatan pemberian obat dengan
19 0 0 49,3 50,7
resiko tinggi saya monitor dengan ketat.
Penyimpanan obat yang berisiko tinggi
20 dilakukan terpisah dan diberi label 0 0 42,5 57,5
berwarna merah.
Konsentrat elektrolit yang disimpan di
unit perawatan pasien dengan jelas
21 6,8 9,6 50,7 32,9
diberi label dan disimpan dalam lemari
terkunci.
Saya melaksanakan pedoman
kebersihan tangan yang telah
22 0 1,4 56,2 42,5
dipublikasikan dan diterima secara
umum.
Sebelum dan sesudah menyentuh
23 0 1,4 41,1 57,5
pasien, saya mencuci tangan.
Sebelum dan sesudah melakukan 17,86/20 =
5
24 tindakan aseptik saya mencuci tangan. 0 0 38,4 61,6 89,32
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
84
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
85
Tabel 6.11
Proporsi Tingkat Perilaku Penerapan IPSG pada Perawat
di Instalasi Rawat Inap RS Swasta X Tahun 2011
Perilaku penerapan
Jumlah Persentase
IPSG
Rendah (≤ mean) 33 45,2 %
Tinggi (> mean) 40 54,8 %
TOTAL 73 100,0
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
86
Tabel 6.12
Proporsi Tingkat Perilaku Penerapan IPSG Pada Tiap Ward
di Instalasi Rawat Inap RS Swasta X Tahun 2011
Perilaku penerapan 95% CI for
IPSG P OR
Ward rendah tinggi Total OR
value
Lower Upper
n % n %
Umum 19 43.2 25 56.8 44 - 1 - -
Pediatrik/Maternal 12 54.5 10 45.5 22 0.38 0.63 0.23 1.77
Total 33 40 73
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
87
antara perawat dengan usia lebih dari 30 tahun, terdapat 10 (29,4%) perawat yang
memiliki tingkat penerapan IPSG rendah. Pada tingkat kepercayaan 95%, ada
perbedaan proporsi tingkat penerapan IPSG pada kelompok usia perawat. Hasil
analisis diperoleh nilai OR= 3,5, artinya perawat yang berusia lebih dari 30 tahun
memiliki peluang 3,5 kali untuk memiliki tingkat perilaku penerapan IPSG tinggi
dibanding perawat yang berusia di bawah atau sama dengan 30 tahun.
Tabel 6.14
Proporsi Tingkat Perilaku Penerapan IPSG Pada Status Pernikahan Perawat
di Instalasi Rawat Inap RS Swasta X Tahun 2011
Perilaku penerapan IPSG
Total OR
Status menikah Rendah Tinggi p value
(95%CI)
N % N % N %
Belum menikah 20 66,7 10 33,3 30 100
4,6
Menikah 13 30,2 30 69,8 43 100 0.005
(1,7 – 12,5)
Jumlah 73
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
88
Tabel 6.15
Proporsi Tingkat Perilaku Penerapan IPSG Pada Tingkat Pendidikan Perawat
di Instalasi Rawat Inap RS Swasta X Tahun 2011
Perilaku penerapan 95% CI for
IPSG P OR
Pendidikan rendah tinggi Total OR
value
Lower Upper
n % n %
D3 22 48,9 23 51,1 46 - 1 - -
S1 7 36,8 12 63,2 19 0.378 1.64 0.55 4.92
Profesi 4 44,4 5 55,6 9 0.808 1.19 0.28 5.04
Total 73
6.3.1.5 Lama kerja di unit saat ini dan perilaku penerapan IPSG
Tabel 6.16
Proporsi Tingkat Perilaku Penerapan IPSG Pada Lama Kerja Perawat di Unit Saat
Ini di Instalasi Rawat Inap RS Swasta X Tahun 2011
Perilaku penerapan IPSG
Lama kerja di Total OR
Rendah Tinggi p value
unit saat ini (95%CI)
N % N % N %
< 2 tahun 15 65.2 8 34.8 23 100
3,3
> 2 tahun 18 36.0 32 64.0 50 100 0.038
(1,2 – 9,4)
Jumlah 73
Hasil analisis hubungan lama kerja di unit saat ini dengan tingkat
penerapan IPSG diperoleh bahwa terdapat sebanyak 15 (65,2%) perawat yang
lama kerja di unit keperawatan saat ini kurang atau sama dengan 2 tahun yang
memiliki tingkat penerapan IPSG rendah. Di antara perawat yang lama kerjanya
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
89
lebih dari 2 tahun, terdapat 18 (36,0%) perawat yang memiliki tingkat penerapan
IPSG rendah. Pada tingkat kepercayaan 95%, ada perbedaan proporsi tingkat
penerapan IPSG dengan lama kerja perawat di unit saat ini. Hasil analisis
diperoleh nilai OR= 3,3, artinya perawat yang lama kerja di unitnya lebih dari 2
tahun memiliki peluang 3,3 kali untuk memiliki tingkat perilaku penerapan IPSG
tinggi dibanding perawat yang lama kerja di unit kurang atau sama dengan 2
tahun.
Tabel 6.17
Proporsi Tingkat Perilaku Penerapan IPSG Pada Lama Kerja Perawat Sejak Lulus
di Instalasi Rawat Inap RS Swasta X Tahun 2011
Perilaku penerapan IPSG
Lama kerja sejak Total OR
Rendah Tinggi p value
lulus (95%CI)
N % N % N %
< 5 tahun 16 64.0 9 36.0 25 100
3,2
> 5 tahun 17 35.4 31 64.6 48 100 0.037
(1,2 – 8,8)
Jumlah 73
Hasil analisis hubungan kelompok lama kerja perawat sejak lulus dengan
tingkat penerapan IPSG diperoleh bahwa terdapat sebanyak 16 (64%) perawat
yang lama kerja sejak lulus kurang atau sama dengan 5 tahun yang memiliki
tingkat penerapan IPSG rendah. Di antara perawat yang lama kerjanya lebih dari
5 tahun, terdapat 17 (35,4%) perawat yang memiliki tingkat penerapan IPSG
rendah. Pada tingkat kepercayaan 95%, ada perbedaan proporsi tingkat
penerapan IPSG dengan lama kerja perawat sejak lulus. Hasil analisis diperoleh
nilai OR= 3,2, artinya perawat yang memiliki lama kerja sejak lulus lebih dari 5
tahun memiliki peluang 3,2 kali untuk memiliki tingkat perilaku penerapan IPSG
tinggi dibanding perawat yang memiliki lama kerja kurang atau sama dengan 5
tahun.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
90
Tabel 6.18
Proporsi Tingkat Perilaku Penerapan IPSG Pada Jam Kerja Perawat
di Instalasi Rawat Inap RS Swasta X Tahun 2011
Jam kerja Perilaku penerapan IPSG
Total OR
(dalam Rendah Tinggi p value
(95%CI)
seminggu) N % N % N %
< 40 jam 7 36.8 12 63.2 19 100
0.63
> 40 jam 26 48.1 28 51.9 54 100 0.559
(0.21 – 1.84)
Jumlah 73
Hasil analisis hubungan jam kerja perawat dalam seminggu dengan tingkat
penerapan IPSG diperoleh bahwa terdapat sebanyak 7 (36,8%) perawat yang jam
kerjanya kurang dari 40 jam dalam seminggu yang memiliki tingkat penerapan
IPSG rendah. Di antara perawat yang jam kerjanya lebih dari atau sama dengan
40 jam, terdapat 26 (48,1%) perawat yang memiliki tingkat penerapan IPSG
rendah. Pada tingkat kepercayaan 95%, tidak ada perbedaan proporsi tingkat
penerapan IPSG dengan jam kerja perawat dalam seminggu.
Tabel 6.19
Proporsi Tingkat Perilaku Penerapan IPSG Pada Jenjang Jabatan Perawat
di Instalasi Rawat Inap RS Swasta X Tahun 2011
Perilaku penerapan IPSG
Total OR
Jenjang Jabatan Rendah Tinggi p value
(95%CI)
N % N % N %
Junior/Madya 19 63,3 11 36,7 30 100
3,6
Senior 14 32,6 29 67,4 43 100 0.018
(1,3 – 9,5)
Jumlah 73
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
91
artinya perawat dengan jenjang jabatan senior memiliki peluang 3,6 kali untuk
memiliki tingkat perilaku penerapan IPSG tinggi dibanding perawat junior/madya.
Tabel 6.20
Proporsi Tingkat Perilaku Penerapan IPSG Pada Kecukupan Gaji Perawat
di Instalasi Rawat Inap RS Swasta X Tahun 2011
Perilaku penerapan IPSG
Kecukupan Total OR
Rendah Tinggi p value
gaji (95%CI)
N % N % N %
Kurang 16 50.0 16 50.0 32 100
1.41
Cukup 17 41.5 24 58.5 41 100 0.624
(0.56 – 3.58)
Jumlah 73
Tabel 6.21
Proporsi Tingkat Perilaku Penerapan IPSG Pada Frekuensi Pelatihan Patient
Safety di Instalasi Rawat Inap RS Swasta X Tahun 2011
Perilaku penerapan IPSG
Frekuensi Total OR
Rendah Tinggi p value
pelatihan (95%CI)
N % N % N %
< 2 pelatihan 10 76,9 3 23,1 13 100
5,4
> 2 pelatihan 23 38,3 37 61,7 43 100 0.026
(1,3 –21,5)
Jumlah 73
Hasil analisis hubungan status pernikahan dengan tingkat penerapan IPSG
diperoleh bahwa terdapat sebanyak 10 (76,9%) perawat yang mendapat pelatihan
kurang dari 3 kali yang memiliki tingkat penerapan IPSG rendah. Pada tingkat
kepercayaan 95%, ada perbedaan proporsi tingkat penerapan IPSG pada
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
92
frekuensi pelatihan. Hasil analisis diperoleh nilai OR= 5,4, artinya perawat yang
sudah mendapat pelatihan lebih dari atau sama dengan 3 kali memiliki peluang 5,4
kali untuk memiliki tingkat perilaku penerapan IPSG tinggi dibanding perawat
yang sudah mendapat pelatihan kurang dari 3 kali.
Tabel 6.22
Proporsi Tingkat Perilaku Penerapan IPSG Pada Sosialisasi Terkait Mutu RS
di Instalasi Rawat Inap RS Swasta X Tahun 2011
Ikut Serta Perilaku penerapan IPSG
Total OR
dalam Rendah Tinggi p value
(95%CI)
Sosialisasi N % N % N %
Tidak 10 76.9 3 23.1 13 100
5.4
Ya 23 38.3 37 61.7 60 100 0.026
(1.3 – 21.5)
Jumlah 73
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
93
6.3.2.1 Pengetahuan
Tabel 6.23
Proporsi Tingkat Perilaku Penerapan IPSG Pada Tingkat Pengetahuan Perawat
di Instalasi Rawat Inap RS Swasta X Tahun 2011
Perilaku penerapan IPSG
Total OR
Pengetahuan Rendah Tinggi p value
(95%CI)
N % N % N %
Rendah 20 60.6 13 39.4 33 100
3.2
Tinggi 13 32.5 27 67.5 40 100 0.030
(1.2 – 8.3)
Jumlah 73
6.3.2.2 Motivasi
Tabel 6.24
Proporsi Tingkat Perilaku Penerapan IPSG Pada Tingkat Motivasi Perawat
di Instalasi Rawat Inap RS Swasta X Tahun 2011
Perilaku penerapan IPSG
Total OR
Motivasi Rendah Tinggi p value
(95%CI)
N % N % N %
Rendah 17 47.2 19 52.8 36 100
1.2
Tinggi 16 43.2 21 56.8 37 100 0.915
(0.5 – 3)
Jumlah 73
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
94
penerapan IPSG rendah. Pada tingkat kepercayaan 95%, tidak ada perbedaan
proporsi tingkat penerapan IPSG pada tingkat motivasi perawat.
6.3.3.1 Supervisi
Tabel 6.25
Proporsi Tingkat Perilaku Penerapan IPSG Berdasarkan Tingkat Supervisi Pada
Perawat di Instalasi Rawat Inap RS Swasta X Tahun 2011
Perilaku penerapan IPSG
Total OR
Supervisi Rendah Tinggi p value
(95%CI)
N % N % N %
Rendah 18 46.2 21 53.8 39 100
1.1
Tinggi 15 44.1 19 55.9 34 100 1.000
(0.4 – 2.7)
Jumlah 73
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
95
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
96
satu dengan mendahulukan variabel yang memiliki nilai p paling besar. Apabila
pengeluaran variabel tersebut menyebabkan perubahan OR yang besar (> 10%)
maka variabel tersebut tidak jadi dikeluarkan dan dimasukkan kembali ke dalam
model karena dianggap sebagai variabel confounding. Perubahan nilai OR dilihat
dari nilai koefisien B. Proses ini dilakukan secara berulang-ulang sehingga seluruh
variabel yang memiliki nilai p > 0,05 dicoba dikeluarkan dari model.
Setelah dilakukan uji confounding, selanjutnya adalah uji interaksi dengan
memperkirakan variabel independen mana saja yang mungkin akan berinteraksi
satu sama lain. Jika variabel interaksi tersebut memiliki nilai p < 0,05 maka
interaksi terhadap ke dua variabel tersebut dimasukkan ke dalam model.
Pemodelan multivariat menghasilkan bahwa variabel pengetahuan perawat
berhubungan dengan perilaku penerapan IPSG dengan variabel yang menjadi
faktor confounding yaitu umur, status pernikahan, lama kerja di unit, pelatihan
patient safety, dan pengaruh organisasi. Berdasarkan hasil uji interaksi, tidak ada
variabel independen yang memiliki hubungan interaksi satu sama lain.
Tabel 6.28
Model Terakhir Prediksi Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen
OR 95% CI
Variabel B Sig OR
Lower Upper
Pengetahuan 2.011 0.006 7.469 1.793 31.114
Umur 0.995 0.225 2.705 0.542 13.499
Status pernikahan 1.206 0.091 3.341 0.825 13.529
Pelatihan 0.967 0.226 2.629 0.550 12.554
Pengaruh organisasi 0.949 0.113 2.584 0.799 8.353
Constant -4.590
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
97
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
98
BAB VII
PEMBAHASAN
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
99
7.1.4 Referensi
Penelitian yang mengkaji tentang penerapan standar JCI masih sangat
langka sehingga sangat sulit mendapatkan referensi pembanding. Untuk itu
peneliti mengerucutkan penelitian pada penerapan standar IPSG mengenai
patient safety di mana referensi terkait topik tersebut tidak terlalu sulit untuk
ditemukan meskipun jumlahnya pun masih tergolong sedikit. Oleh karena itu
dalam penelitian ini peneliti masih cukup kesulitan dalam melakukan
perbandingan secara empirik.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
100
yang tidak berdasarkan JCI maka rumah sakit lain tersebut akan mendapat hasil
jauh lebih rendah lagi.
Penerapan IPSG tertinggi ke-2 adalah goal 6 “Reduce the Risk of Patient
Harm Resulting from Falls” yang berisi tentang pengkajian pasien resiko jatuh
dengan nilai 85,43 (range 0 – 100). Jatuh merupakan salah satu penyebab cedera
pasien di rumah sakit. Salah satu poin penting yang harus diperhatikan adalah
pada pertanyaan “saya melakukan observasi tiap 2-3 jam sekali pada pasien
dengan resiko jatuh tinggi”. Hasil penelitian didapatkan bahwa 9,6% perawat
menjawab kadang dilakukan. Hal ini menandakan bahwa beberapa perawat
kadang tidak melakukan observasi setiap 2-3 jam sehingga membahayakan pasien
yang memiliki resiko jatuh tinggi.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
101
Sedangkan goal pada IPSG yang memiliki proporsi paling rendah dalam
penerapannya oleh perawat adalah goal pertama yaitu “Identify Patient Correctly”
dengan nilai 84,65 (range 0 – 100). Identifikasi pasien adalah proses pencatatan
data pasien yang benar sehingga dapat menetapkan dan menyamakan data tersebut
dengan individu yang bersangkutan. Perawat di instalasi rawat inap sebagian besar
sudah memahami pentingnya identifikasi, di antaranya dilakukan dengan minimal
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
102
2 cara identifikasi, yaitu nama lengkap dan tanggal lahir pasien atau nomor rekam
medis. Perawat selalu melakukan identifikasi pasien terlebih dahulu untuk
memperoleh keyakinan bahwa pasien yang dihadapi adalah benar-benar pasien
yang akan memperoleh pelayanan sesuai dengan berkas rekam medis (status)
yang tersedia. Pada pertanyaan “saya tidak mempercayakan keluarga pasien untuk
mengawasi kelancaran tetesan infus” mengalami proporsi paling besar untuk tidak
dilakukan, yaitu sebesar 2,7%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perawat yang
masih mengandalkan laporan dari keluarga pasien untuk mengawasi kondisi
pasien, khususnya kelancaran tetesan infus. Situasi ini dapat membahayakan
pasien sebab terkadang ada keluarga pasien sebagai orang awam yang tidak
mengerti mengenai dunia keperawatan sehingga dibutuhkan monitoring terus
menerus oleh perawat untuk melakukan identifikasi pasien.
Goal ke 4 tidak diterapkan oleh perawat di instalasi rawat inap sebab goal
yang berisi tentang “The organization develops an approach to Ensure Correct-
Site, Correct-Procedure, Correct-Patient Surgery” hanya dilakukan oleh perawat
di instalasi bedah / OT (Operating Theatre).
a. Usia
Proporsi usia responden dalam penelitian ini cukup merata. Sebagian besar
perawat berusia < 30 tahun dengan jumlah 53,4% dan sisanya lebih dari 30 tahun.
Responden dengan rentang usia 21 – 43 tahun merupakan responden yang
digolongkan ke dalam usia produktif sehingga masih memiliki kemampuan untuk
bekerja secara optimal. Secara fisiologis, pertumbuhan dan perkembangan
seseorang dapat digambarkan dengan pertambahan umur. Dengan peningkatan
umur diharapkan terjadi pertumbuhan kemampuan motorik sesuai dengan tumbuh
kembangnya,yang identik dengan idealisme tinggi, semangat tinggi dan tenaga
yang prima.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
103
b. Status Pernikahan
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
104
Sebagian besar responden dalam penelitian ini memiliki lama kerja sejak
lulus pendidikan lebih dari 5 tahun sebanyak 65,8%. Lama bekerja ini dimulai
sejak perawat bekerja pertama kali baik di unit sebelum ia bekerja maupun di unit
tempat ia bekerja saat penelitian dilaksanakan. Sama halnya dengan lama kerja di
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
105
unit keperawatan saat ini, lama kerja sejak lulus pendidikan menentukan
banyaknya pengalaman perawat mengenai patient safety yang telah atau hampir
dialami. Dalam penelitian ini diharapkan ada kecenderungan semakin lama
perawat yang bekerja sejak lulus pendidikan, maka akan semakin tinggi penerapan
IPSG-nya. Hal tersebut juga dapat didukung oleh pengalaman perawat dalam
membandingkan kondisi tempat bekerjanya yang lama dengan tempat bekerja saat
ini. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
lama kerja perawat sejak lulus pendidikan dengan perilaku penerapan IPSG. Hasil
analisis diperoleh nilai OR= 3,2, artinya perawat yang lama kerja sejak lulus lebih
dari 5 tahun memiliki peluang 3,2 kali untuk memiliki tingkat perilaku penerapan
IPSG lebih tinggi dibanding perawat yang lama kerja sejak lulus kurang atau sama
dengan 5 tahun.
e. Jenjang jabatan
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
106
analisis diperoleh nilai OR= 3,6, artinya perawat dengan jenjang jabatan senior
memiliki peluang 3,6 kali untuk memiliki tingkat perilaku penerapan IPSG tinggi
dibanding perawat junior/madya. Namun hasil akhir dalam pemodelan multivariat
didapatkan bahwa jenjang jabatan perawat dengan perilaku penerapan IPSG tidak
memiliki hubungan yang signifikan jika dilakukan interaksi secara bersama-sama
dengan variabel pengetahuan, usia, status pernikahan, pelatihan, dan pengaruh
organisasi.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
107
pengaruh yang sangat kuat. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian lain yang
diungkapkan oleh Utami (2011), Dewi (2010), dan Nurhasanah (2010). Dengan
diadakannya pelatihan patient safety secara rutin diharapkan adanya peningkatan
mutu pelayanan rumah sakit secara terus menerus dan berkesinambungan.
g. Sosialisasi mutu RS
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
108
dengan penilaian terhadap fungsi dan tujuan rumah sakit (SOP Unit QMR RS
Swasta X). Selain itu, kegiatan mutu RS juga dilakukan melalui sertifikasi
akreditasi. Survey akreditasi pada RS Swasta X dilakukan oleh 2 badan akreditasi,
yaitu akreditasi nasional oleh KARS (Komisi Akreditasi RS dan Sarana
Kesehatan Lainnya) dan akreditasi internasional oleh JCI (Joint Commission
International). KARS merupakan standar akreditasi khusus untuk rumah sakit
yang berada di bawah naungan Departemen Kesehatan RI, khususnya Direktorat
Jenderal Pelayanan Medik. Rumah sakit dituntut untuk memenuhi standar
akreditasi yang telah ditetapkan oleh KARS. Sedangkan JCI merupakan badan
akreditasi internasional, yang merupakan bagian dari Joint Commission
Accreditation of Healthcare Organization (JCAHO-USA). JCI adalah suatu
organisasi yang independent, nonprofit, dan bukan lembaga pemerintahan.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
109
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
110
Hasil uji statistik dengan analisis chi square menunjukkan bahwa tingkat
pengaruh organisasi pada perawat memiliki hubungan yang signifikan dengan
perilaku penerapan IPSG. Hasil analisis diperoleh nilai OR dari variabel pengaruh
organisasi adalah 2,6 artinya perawat yang mendapat pengaruh organisasi tinggi
berpeluang 2,6 kali memiliki tingkat perilaku penerapan IPSG tinggi dibanding
perawat yang mendapat pengaruh organisasi rendah setelah dikontrol oleh
variabel pengetahuan, umur, status pernikahan, dan pelatihan. Hal ini tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Utami (2011) yang menyatakan bahwa
pengaruh pimpinan dan organisasi tidak mempengaruhi perawat dalam penerapan
patient safety.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
111
a. Ward
Penelitian dilakukan pada masing-masing ward di instalasi rawat inap
dengan memperhatikan persamaan proporsi dalam jumlah populasi perawat tiap
ward sehingga dapat dikatakan bahwa keterwakilan sampel dalam setiap ward
sama. Analisis dalam variabel ward dilakukan berdasarkan jenis pelayanan yang
diberikan, yaitu : pelayanan pediatrik pada Ward Pinguin; pelayanan maternal
pada Ward Merpati (Ward, Labor, Nursery); pelayanan umum pada Ward Merak,
Kutilang, Cendrawasih, dan Camar; serta pelayanan Critical Care.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
antara tingkat perilaku penerapan IPSG dengan ward tempat perawat bekerja.
Artinya di ward manapun perawat bekerja, perilaku penerapan IPSG pada perawat
tidak akan terpengaruh terhadap tinggi rendahnya penerapan. Ini disebabkan
karena setiap perawat di masing-masing ward dituntut untuk selalu menerapkan
IPSG tanpa membeda-bedakan pasien sebagai penerima layanan kesehatan
sehingga membuktikan bahwa manajemen keperawatan yang dilaksanakan di RS
Swasta X sudah baik. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Nurhasanah (2010)
yang menyatakan bahwa unit tempat perawat bekerja mempengaruhi perilaku
patient safety. Hal tersebut mungkin disebabkan karena terdapat perbedaan
karakteristik antara instalasi rawat inap di RS Swasta X dengan RS yang dijadikan
obyek penelitian oleh Nurhasanah.
b. Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan akan lebih rasional dan kreatif serta
terbuka dalam menerima adanya bermacam usaha pembaharuan dan dapat
menyesuaikan diri terhadap pembaharuan. Tingkat pendidikan seseorang
berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar
(Purwanto, 2005). Seluruh perawat di RS Swasta X telah menempuh pendidikan
minimal DIII Keperawatan karena merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi
saat recruitment staf. Ciri-ciri perawat profesional adalah lulusan pendidikan
tinggi keperawatan minimal D III Keperawatan karena mampu melaksanakan
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
112
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
113
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat perilaku
penerapan IPSG dengan jam kerja perawat. Berarti perawat dengan jam kerja
berapa lama pun, perilaku penerapan IPSG-nya tidak akan terpengaruh terhadap
tinggi rendahnya penerapan.
d. Gaji
Gaji merupakan imbalan finansial yang diterima karyawan (perawat)
terhadap hasil jerih payahnya selama bekerja yang diberikan secara teratur,
biasanya bulanan. Dengan imbalan yang setara dengan kinerja, semangat dan
motivasi setiap pekerja akan lebih tinggi lagi. Variabel gaji dalam penelitian ini
dikategorikan menjadi 3 yaitu kurang, cukup, dan berlebih. Sebagian besar
perawat merasa berkecukupan dalam menerima gaji, yaitu sebesar 56% dan
sisanya merasa kurang. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara tingkat perilaku penerapan IPSG dengan tingkat
kecukupan gaji perawat. Berarti perawat dengan tingkat kecukupan gaji apapun,
perilaku penerapan IPSG-nya tidak akan terpengaruh terhadap tinggi rendahnya
penerapan. Hal ini dimungkinkan karena dalam melaksanakan fungsi perawat
dalam menjalankan asuhan keperawatan, khususnya patient safety perawat lebih
menekannkan pada pelayanan yang bermutu dan tanggung jawab yang besar,
tidak semata karena imbalan. Secara rutin perawat telah menerima gaji bulanan
yang sesuai dengan standar perawat pada umumnya sehingga proporsi perawat
yang merasa cukup dalam menerima gaji sudah cukup besar. Hasil penelitian ini
sejalan dengan Utami (2011) dan Nurhasanah (2010) yang sama-sama
menyatakan bahwa imbalan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan
perilaku patient safety.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
114
dengan motivasi yang tinggi akan bekerja secara maksimal dengan memanfaatkan
kemampuan dan ketrampilannya. Diharapkan perawat yang memiliki motivasi
tinggi juga memiliki penerapan IPSG yang tinggi pula. Pada RS Swasta X
tersebut, tidak diberlakukan sistem reward and punishment terhadap prestasi yang
diraih oleh perawat dalam penerapan IPSG. Perawat dengan penerapan IPSG
rendah dan tinggi diperlakukan sama.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
115
53,4%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan antara tingkat perilaku penerapan IPSG dengan tingkat supervisi pada
perawat. Berarti perawat dengan tingkat supervisi apapun, perilaku penerapan
IPSG-nya tidak akan terpengaruh terhadap tinggi rendahnya penerapan.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
116
BAB VIII
PENUTUP
8.1 Kesimpulan
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
117
Hasil analisis didapatkan OR dari variabel umur adalah 2,7 artinya perawat
yang berumur lebih dari 30 tahun berpeluang 2,7 kali memiliki tingkat perilaku
penerapan IPSG tinggi dibanding perawat yang berumur kurang dari atau sama
dengan 30 tahun setelah dikontrol oleh variabel pengetahuan, status pernikahan,
pelatihan, dan pengaruh organisasi. Pada variabel status pernikahan, didapatkan
hasil OR sebesar 3,3 artinya perawat yang sudah menikah berpeluang 3,3 kali
memiliki tingkat perilaku penerapan IPSG tinggi dibanding perawat yang belum
menikah setelah dikontrol oleh variabel pengetahuan, umur, pelatihan, dan
pengaruh organisasi. Pada variabel lama kerja di unit saat ini, hasil analisis
diperoleh nilai OR= 3,3, artinya perawat yang lama kerja di unitnya lebih dari 2
tahun memiliki peluang 3,3 kali untuk memiliki tingkat perilaku penerapan IPSG
lebih tinggi dibanding perawat yang lama kerja di unit kurang atau sama dengan 2
tahun. Hasil analisis diperoleh nilai OR= 3,2 pada variabel lama kerja sejak lulus,
artinya perawat yang lama kerja sejak lulus lebih dari 5 tahun memiliki peluang
3,2 kali untuk memiliki tingkat perilaku penerapan IPSG lebih tinggi dibanding
perawat yang lama kerja sejak lulus kurang atau sama dengan 5 tahun.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
118
perawat yang mendapat pengaruh organisasi tinggi berpeluang 2,6 kali memiliki
tingkat perilaku penerapan IPSG tinggi dibanding perawat yang mendapat
pengaruh organisasi rendah setelah dikontrol oleh variabel pengetahuan, umur,
status pernikahan, dan pelatihan. Sedangkan variabel organisasi yang tidak
berhubungan adalah supervisi.
8.2 Saran
Adapun saran yang diberikan dalam penelitian ini adalah :
1. Melakukan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan kinerja perawat
dengan mengadakan upgrading pelatihan secara rutin dan berkesinambungan,
khususnya pada IPSG goal ke-1. Setiap kali ada pelatihan tentang patient
safety harus dilakukan pretest dan post test agar dapat dimonitor seberapa
jauh perkembangan pengetahuan individu tentang patient safety.
2. Memberikan perhatian khusus pada perawat yang berusia muda (< 30 tahun),
khususnya yang belum menikah, misalnya dengan diberikan pengawasan dan
bimbingan langsung oleh supervisor.
3. Membuat kebijakan organisasi dengan memberlakukan sistem punish and
reward kepada perawat sesuai dengan kinerjanya, misalnya perawat yang
memiliki penerapan IPSG yang tinggi serta konsisten dalam penerapannya
diberikan reward berupa pemberian bonus, peluang promosi jabatan, dan
kesempatan belajar ke jenjang lebih tinggi lagi.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
119
Daftar Pustaka
Dewi, Gusti Kumala. 2010. Hubungan Antara Pengetahuan dengan Sikap Patient
Safety Perawat Instalasi Rawat Inap di RS Bhayangkara Tingkat I
Raden Said Sukanto Tahun 2010. Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
120
Lemeshow, S. & David W.H.Jr, 1997. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan
(terjemahan). Yogyakarta : Gadjahmada University Press.
Lilipaly, Angela G., Dr. 2011. JCI Compliance Standard. Shared from JCI
Getting Starter & Practicum by QMR RSPB.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
121
Maulana. Heri D.J. 2009. Promosi Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
ISBN : 978-979-448-959-8
Robbins, Stephen P. and Mary Coulter. 2007. Manajemen. Edisi ke-8. Jakarta. PT
Indeks.
SOP Unit QMR RS Swasta X, diakses tanggal 4 Juli 2011, pukul 10.00.
SOP Unit Keperawatan RS Swasta X, diakses tanggal 7 Juli 2011, pukul 14.00.
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
122
World Health Organization. 2005. World Alliance for Patient Safety, Global
Patient Safety Challenge 2005-2006: Clean Care is Safer Care. Geneva:
World Health Organization.
Peraturan :
Universitas Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi..., Shelly Aprilia, FKM UI, 2011
Lampiran 1. Struktur Organisasi RS Swasta X
President Direktur*
President Director AHI
Komite Etik Komite Mutu Komite Perinaristi Komite K3 Komite Komite Komite Koordinator Koordinator
KPRS PPI Keperawatan IT Pengelolaan
Material
Ket : * Staff Corporate
KUESIONER PENELITIAN
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perawat dalam Penerapan IPSG (International
Patient Safety Goal) pada Akreditasi JCI (Joint Commission International) di
Instalasi Rawat Inap RS Swasta Tahun 2011
Kode : ________________________________
Ward : ________________________________
Tanggal diisi : __________________ Pukul :________
IDENTITAS INFORMAN
Nama
Usia Tahun
Jenis Kelamin
Perempuan Laki-Laki
Status Pernikahan
Menikah Belum Menikah Janda/Duda
Pendidikan Terakhir
Diploma III Master (S2)
S1 Ilmu Keperawatan Lain-lain, sebutkan ________
Ners (S1 profesi)
Masa Kerja Sejak Pertama Kali
< 1 tahun 11-15 tahun
Lulus
1 - 5 tahun 16-20 tahun
6 - 10 tahun > 20 tahun
Masa Kerja di Unit Keperawatan
< 1 tahun 11-15 tahun
RS Premier Bintaro (Ward)
1 - 5 tahun 16-20 tahun
6 - 10 tahun > 20 tahun
Jam kerja di RS (dalam < 20 jam 60 - 79 jam
seminggu)
20 – 39 jam 80 – 99 jam
40 – 59 jam > 100 jam
Jenjang jabatan Junior Madya Senior
Jumlah pelatihan patient safety yang saat ini telah diikuti :
1. Wajib RS
______ Sebutkan __________________________________
PENGETAHUAN INFORMAN
A. Petunjuk pengisian :
Berilah jawaban pada pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda ( ) pada jawaban yang menurut
Anda benar.
Tidak menutup kemungkinan satu pertanyaan memiliki jawaban lebih dari satu.
No Pertanyaan
1 Identifikasi pasien dilakukan saat ....................
Pemberian Hendak ke toilet Pemberian obat Pasien hendak tidur
perawatan
2 Yang perlu dilakukan saat menerima instruksi hasil tes penunjang klinis adalah kecuali
.....................
Read back Tulis instruksi Tulis "read back +" Verifikasi oleh
dengan lengkap pada integrated note pemberi instruksi dalam
dengan tinta biru. waktu 2 x 24 jam.
3 Pemberian obat kepada pasien dilakukan dengan prinsip ...............
7 Benar 1 6 Benar 1 5 Benar 1 4 Benar 1
Dokumentasi Dokumentasi Dokumentasi Dokumentasi
4 Yang tidak perlu di-check saat sebelum pemberian tranfusi darah adalah ................
Skor nyeri Suhu udara Instruksi dokter Pernafasan pasien
5 Patient safety rumah sakit adalah suatu sistem di mana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi, kecuali .................
Asesmen resiko Kemampuan Pelaporan dan Implementasi solusi
belajar dari insiden analisis insiden untuk meminimalkan
dan tindak lanjutnya timbulnya resiko
6 Cuci tangan perlu dilakukan saat, kecuali................
sebelum menyentuh setelah melakukan setelah menyentuh setelah menyentuh
pasien tindakan - tindakan daerah sekitar pasien keluarga pasien
invasive
7 Pengkajian resiko pasien jatuh dengan form dilakukan saat ...........
Pasien mengalami Angka Kejadian Tak Pasien masuk Ada instruksi dari
SUPERVISI
Petunjuk pengisian :
Berilah jawaban pertanyaan berikut sesuai dengan pendapat anda, dengan cara memberi tanda ( ) pada
kolom yang tersedia.
Keterangan : TD = Tidak dilakukan
KD = Kadang dilakukan
SD = Sering dilakukan
SSD = Sangat sering dilakukan
No Pertanyaan TD KD SD SSD
1 Supervisor keperawatan melakukan kegiatan supervisi dalam penerapan
IPSG setiap hari.
2 Supervisor mau mendengarkan keluhan dan kesulitan stafnya.
3 Supervisor keperawatan benar-benar mengawasi satu per satu perawat
yang bekerja, khususnya dalam penerapan IPSG.
4 Bila terjadi kesalahan dalam penerapan IPSG akan ditindaklanjuti dan
diberikan bimbingan, teguran serta diberikan umpan balik.
5 Kegiatan monitoring yang dilakukan unit QMR (Quality Management
Representative) RS pada unit keperawatan dilaksanakan secara rutin
sesuai jadwal yang direncanakan.
6 Hasil kegiatan monitoring dan evaluasi disosialisasikan ke semua ruang
rawat inap.
7 Penghargaan diberikan oleh supervisor kepada perawat yang mampu
menjalankan tugasnya dengan baik, khususnya dalam penerapan IPSG.
8 Adanya pertemuan rutin oleh tim supervisor keperawatan yang
membahas kasus-kasus keperawatan, khususnya dalam penerapan IPSG.
9 Setiap pemecahan masalah berdasarkan kasus yang terjadi selalu
dilaksanakan sehingga kasus tidak terulang kembali.
PENGARUH ORGANISASI
Petunjuk pengisian :
Berilah jawaban pertanyaan berikut sesuai dengan pendapat anda, dengan cara memberi tanda ( ) pada
KUESIONER PENELITIAN
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perawat dalam Penerapan IPSG (International Patient Safety
Goal) pada Akreditasi JCI (Joint Commission International) di Instalasi Rawat Inap
RS Premier Bintaro Tahun 2011
IDENTITAS INFORMAN
Jenis Kelamin
Perempuan Laki-Laki
Status Pernikahan
Menikah Belum Menikah Janda/Duda
Pendidikan Terakhir
Diploma III Master (S2)
S1 Ilmu Keperawatan Lain-lain, sebutkan __________
Ners (S1 profesi)
Lama Kerja :
PENGETAHUAN INFORMAN
A. Petunjuk pengisian :
Berilah jawaban pada pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda ( ) pada jawaban yang benar.
Tidak menutup kemungkinan satu pertanyaan memiliki jawaban lebih dari satu atau bahkan
tidak memiliki jawaban sama sekali.
No Pertanyaan
1 Identifikasi pasien dilakukan saat ....................
Pemberian Hendak ke toilet Pemberian obat Pasien hendak tidur
perawatan
2 Yang perlu dilakukan saat menerima instruksi hasil tes penunjang klinis adalah kecuali ..................
Read back Tulis instruksi Tulis "read back +" Verifikasi oleh
dengan lengkap pada integrated note pemberi instruksi dalam
dengan tinta biru. waktu 2 x 24 jam.
3 Pemberian obat kepada pasien dilakukan dengan prinsip ......
7 Benar 1 6 Benar 1 5 Benar 1 4 Benar 1
Dokumentasi Dokumentasi Dokumentasi Dokumentasi
4 Yang tidak perlu di-check saat sebelum pemberian tranfusi darah adalah ................
Skor nyeri Suhu udara Instruksi dokter Pernafasan pasien
5 Patient safety rumah sakit adalah suatu sistem di mana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi, kecuali .................
Asesmen resiko Kemampuan Pelaporan dan Implementasi solusi
belajar dari insiden analisis insiden untuk meminimalkan
dan tindak lanjutnya timbulnya resiko
6 Cuci tangan perlu dilakukan saat, kecuali................
sebelum menyentuh setelah melakukan setelah menyentuh setelah menyentuh
pasien tindakan invasive daerah sekitar pasien keluarga pasien
7 Pengkajian resiko pasien jatuh dengan form dilakukan saat ...........
Pasien mengalami Angka Kejadian Tak Pasien masuk Ada instruksi dari
cedera akibat jatuh Diharapkan (KTD) rawat inap dokter
meningkat
8 Bila tidak ada perubahan pada perawatan pasien, pengkajian ulang risiko jatuh dilakukan setiap
SUPERVISI
Petunjuk pengisian :
Berilah jawaban pertanyaan berikut sesuai dengan pendapat anda, dengan cara memberi tanda ( ) pada
kolom yang tersedia.
Keterangan : TD = Tidak dilakukan
KD = Kadang dilakukan
SD = Sering dilakukan
SSD = Sangat sering dilakukan
No Pertanyaan TD KD SD SSD
1 Supervisor mendengar dan mempertimbangkan sungguh-sungguh
masukan dari staf untuk meningkatkan keselamatan pasien.
2 Supervisor mau mendengarkan keluhan dan kesulitan stafnya.
3 Supervisor keperawatan benar-benar mengawasi satu per satu perawat
yang bekerja, khususnya dalam penerapan IPSG.
4 Bila terjadi kesalahan dalam penerapan IPSG akan ditindaklanjuti dan
diberikan bimbingan, teguran serta diberikan umpan balik oleh
supervisor.
PENGARUH ORGANISASI
Petunjuk pengisian :
Berilah jawaban pertanyaan berikut sesuai dengan pendapat anda, dengan cara memberi tanda ( ) pada
kolom yang tersedia.
Pilihan jawaban Nilai 1 = Sangat tidak setuju
Nilai 2 = Tidak setuju
Nilai 3 = Ragu-ragu
Nilai 4 = Setuju
Nilai 5 = Sangat Setuju
NILAI
No VARIABEL 1 2 3 4 5
1 Manajemen RS baru peduli terhadap keselamatan pasien jika terjadi
KTD (Kejadian Tidak Diharapkan).
2 Struktur organisasi menyebabkan birokrasi yang berbelit.
3 Saya seringkali merasa tidak nyaman bila harus bekerja sama
dengan staf unit lain di RS ini.
4 Masalah sering terjadi saat pemindahan pasien dari unit satu ke unit
lain.
5 Kebijakan RS mendukung saya melaksanakan pekerjaan secara
optimal.
6 Ada batasan wewenang dan uraian tugas yang jelas sesuai dengan
struktur organisasi.
7 Unit-unit di RS bekerja sama dengan baik untuk memberikan
pelayanan yang terbaik bagi pasien.
No Pertanyaan TD KD SD SSD
1 Saya selalu menggunakan minimal 2 cara identifikasi pada setiap pasien.
2 Identifikasi pasien selalu saya lakukan saat sebelum melakukan
pemberian obat, darah, maupun produk dari darah lainnya.
3 Sebelum pemberian obat, saya selalu sudah mengetahui jenis obat,
khasiat, efek samping, kontra indikasi, dosis umum, dan cara
pemberian obat.
4 Saya selalu menjelaskan kepada pasien mengenai jenis obat, khasiat,
efek samping, kontra indikasi, dosis umum, dan cara pemberian
obat.
5 Identifikasi pasien selalu saya lakukan saat sebelum melakukan
pengambilan darah dan spesimen lain untuk uji klinis.
6 Saat pemberian transfusi darah, saya selalu melakukan double
check dengan perawat lain.
7 Sebelum dan sesudah transfusi darah, saya selalu melakukan cek tanda
vital pada pasien.
8 Setiap kondisi pasien baik sebelum maupun sesudah tindakan, saya
selalu dokumentasikan pada lembar grafik observasi dan catatan
perkembangan terintegrasi.
9 Saya selalu memperkenalkan perawat pengganti kepada pasien pada saat
operan tugas.
10 Saya selalu memberikan penjelasan tentang asuhan keperawatan kepada
keluarga pasien.
11 Saya selalu mempercayakan keluarga pasien untuk mengawasi
kelancaran tetesan infus.
12 Saya selalu menulis instruksi yang saya terima secara verbal maupun
telepon.
13 Saya selalu membacakan kembali instruksi yang telah diterima dan
TERIMAKASIH
1. PENGETAHUAN
n st pq
2
r11
n 1 st2
Keterangan :
n = jumlah butir soal/pernyatan yang ada
st 2 = varians skor total
p = proporsi jawaban yang benar
q = proporsi jawaban yang salah
Perhitungan menggunakan program Ms. Excel.
Didapatkan nilai r = 0,70. Artinya pertanyaan reliabel ( batas nilai r ≥ 0,6)
Terdapat beberapa pertanyaan yang memiliki jawaban benar semua dan salah semua,
sehingga pertanyaan tersebut dikeluarkan.
Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas pada variabel pengetahuan, pertanyaan yang
akan dibuang/ dikeluarkan adalah :
Pertanyaan B1 : “IPSG mewajibkan penggunaan gelang tangan untuk identifikasi.”
Pertanyaan B4 : “Perawat harus menjelaskan tujuan, manfaat dan kemungkinan resiko kepada
pasien sebelum melakukan tindakan..”
Pertanyaan B5 : “Instruksi baik secara verbal maupun telepon wajib dibacakan kembali oleh
penerima instruksi.”
N/(N-1)*((S2-SPQ)/S2) = 0.707
Cronbach's
Alpha(a) N of Items
-.692 14
Scale Cronbach's
Variance if Alpha if Item
Item Deleted Deleted
keberhasilan 5.958 -.802(a)
masyarakat percaya 5.537 -.966(a)
banyak kasus 6.050 -.710(a)
kesejahteraan 7.292 -.270(a)
kondisi pasien 7.082 -.519(a)
penting dan mendesak 5.537 -.904(a)
perawat lain 5.818 -.691(a)
pengalaman 7.011 -.535(a)
jenjang karir 7.474 -.365(a)
sarana dan prasarana 7.566 -.296(a)
pengawasan 6.766 -.429(a)
tuntutan 5.671 -.777(a)
dukungan 5.355 -.908(a)
lelah 6.063 -.762(a)
Pertanyaan yang memiliki nilai “Cronbach's Alpha if Item Deleted” lebih dari nilai
“cronbach’s alpha”yaitu : (berdasarkan urutan paling tinggi)
1. Masyarakat percaya
2. Dukungan
3. Keberhasilan
4. Tuntutan
5. Lelah
Dan jika dilihat variasinya, maka variasi yang paling tinggi terdapat pada pertanyaan :
“lelah”. Maka dicoba dengan mengeluarkan pertanyaan tersebut.
Cronbach's
Alpha(a) N of Items
-.762 13
Scale Cronbach's
Variance if Alpha if Item
Item Deleted Deleted
keberhasilan 5.695 -.817(a)
masyarakat percaya 5.379 -.950(a)
banyak kasus 5.313 -.881(a)
kesejahteraan 5.882 -.522(a)
Hasil yang diperoleh memiliki perubahan yang cukup signifikan (0.7620.817). Jadi
pertanyaan “lelah” dikeluarkan dari kuesioner.
Pertanyaan yang memiliki nilai “Cronbach's Alpha if Item Deleted” lebih dari nilai
“cronbach’s alpha”yaitu : (berdasarkan urutan paling tinggi)
1. Penting dan mendesak
2. Perawat lain
3. Masyarakat percaya
4. Banyak kasus
5. Keberhasilan
Dan jika dilihat variasinya, maka variasi yang paling tinggi terdapat pada pertanyaan :
“keberhasilan”. Maka dicoba dengan mengeluarkan pertanyaan tersebut.
Cronbach's
Alpha(a) N of Items
-.817 12
Scale Cronbach's
Variance if Alpha if Item
Item Deleted Deleted
masyarakat percaya 5.432 -.863(a)
banyak kasus 4.471 -1.172(a)
kesejahteraan 5.461 -.578(a)
kondisi pasien 6.829 -.462(a)
penting dan mendesak 4.379 -1.256(a)
perawat lain 4.303 -1.137(a)
pengalaman 6.484 -.545(a)
jenjang karir 7.411 -.267(a)
sarana dan prasarana 5.608 -.637(a)
pengawasan 5.208 -.730(a)
tuntutan 5.608 -.658(a)
dukungan 5.713 -.646(a)
Hasil yang diperoleh memiliki perubahan yang cukup signifikan (0.8170.863). Jadi
pertanyaan “keberhasilan” dikeluarkan dari kuesioner.
Pertanyaan yang memiliki nilai “Cronbach's Alpha if Item Deleted” lebih dari nilai
“cronbach’s alpha”yaitu : (berdasarkan urutan paling tinggi)
1. Penting dan mendesak
2. Banyak kasus
3. Perawat lain
4. Masyarakat percaya
Dan jika dilihat variasinya, maka variasi yang paling tinggi terdapat pada pertanyaan :
“masyarakat percaya”. Maka dicoba dengan mengeluarkan pertanyaan tersebut.
Cronbach's
Alpha(a) N of Items
-.863 11
Scale Cronbach's
Variance if Alpha if Item
Item Deleted Deleted
banyak kasus 4.050 -1.350(a)
kesejahteraan 4.724 -.786(a)
kondisi pasien 6.724 -.448(a)
penting dan mendesak 4.116 -1.350(a)
perawat lain 4.092 -1.193(a)
pengalaman 6.326 -.545(a)
jenjang karir 7.253 -.260(a)
sarana dan prasarana 4.976 -.807(a)
pengawasan 4.682 -.883(a)
tuntutan 5.713 -.580(a)
dukungan 5.924 -.540(a)
Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas pada variabel motivasi, pertanyaan yang akan
dibuang/ dikeluarkan adalah :
Pertanyaan 1 : “Keberhasilan patient safety di rumah sakit turut dirasakan sebagai keberhasilan saya
juga.”
3. SUPERVISI
Cronbach's
Alpha N of Items
.818 9
Scale Cronbach's
Variance if Alpha if Item
Item Deleted Deleted
masukan 14.787 .787
keluhan 14.029 .779
mengawasi 13.842 .778
kesalahan 14.261 .782
monitoring 14.997 .772
hasil monitoring 16.411 .824
penghargaan 17.147 .858
pertemuan rutin 15.103 .791
pemecahan masalah 16.366 .810
Pertanyaan yang memiliki nilai “Cronbach's Alpha if Item Deleted” lebih dari nilai
“cronbach’s alpha”yaitu : (berdasarkan urutan paling tinggi)
1. Penghargaan
2. Hasil monitoring
Dan jika dilihat variasinya, maka variasi yang paling tinggi terdapat pada pertanyaan :
“penghargaan”. Maka dicoba dengan mengeluarkan pertanyaan tersebut.
Cronbach's
Alpha N of Items
.858 8
Scale Cronbach's
Variance if Alpha if Item
Item Deleted Deleted
masukan 12.905 .829
keluhan 12.116 .821
mengawasi 12.345 .832
kesalahan 12.905 .839
monitoring 13.568 .823
hasil monitoring 14.892 .876
pertemuan rutin 13.674 .844
pemecahan masalah 14.747 .859
Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas pada variabel supervisi, tidak ada pertanyaan
yang akan dibuang/ dikeluarkan.
4. PENGARUH ORGANISASI
Cronbach's
Alpha N of Items
.655 8
Scale Cronbach's
Variance if Alpha if Item
Item Deleted Deleted
KTD 10.379 .679
struktur organisasi 9.145 .584
kerja sama dengan
staf lain 9.818 .591
pemindahan pasien 9.832 .575
kebijakan RS 8.737 .537
unit di RS 9.200 .547
batasan wewenang 12.555 .697
pergantian shift 13.208 .713
Pertanyaan yang memiliki nilai “Cronbach's Alpha if Item Deleted” lebih dari nilai
“cronbach’s alpha”yaitu : (berdasarkan urutan paling tinggi)
5. Pergantian shift
6. Batasan wewenang
Dan jika dilihat variasinya, maka variasi yang paling tinggi terdapat pada pertanyaan :
“pergantian shift”. Maka dicoba dengan mengeluarkan pertanyaan tersebut.
Cronbach's
Alpha N of Items
.713 7
Scale Cronbach's
Variance if Alpha if Item
Item Deleted Deleted
KTD 10.092 .728
struktur organisasi 9.063 .643
kerja sama dengan
staf lain 9.937 .659
pemindahan pasien 10.471 .670
kebijakan RS 9.103 .627
Hasil yang diperoleh memiliki perubahan yang cukup signifikan (0.710.77). Jadi
pertanyaan “pergantian shift” dikeluarkan dari kuesioner.
Pertanyaan yang memiliki nilai “Cronbach's Alpha if Item Deleted” lebih dari nilai
“cronbach’s alpha”yaitu batasan wewenang. Maka dicoba dengan mengeluarkan pertanyaan
tersebut.
Cronbach's
Alpha N of Items
.770 6
Scale Cronbach's
Variance if Alpha if Item
Item Deleted Deleted
KTD 9.674 .795
struktur organisasi 8.976 .727
kerja sama dengan
staf lain 9.882 .740
pemindahan pasien 10.326 .745
kebijakan RS 9.042 .711
unit di RS 9.168 .695
Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas pada variabel pengaruh organisasi,
pertanyaan yang akan dibuang/ dikeluarkan adalah :
Pertanyaan 5 : “Masalah sering terjadi saat pergantian shift dari satu perawat ke perawat lain”
Cronbach's
Alpha N of Items
.973 35
Scale Cronbach's
Variance if Alpha if Item
Item Deleted Deleted
cara identifikasi 206.411 .972
identifikasi pasien 205.292 .972
Tidak ada pertanyaan yang memiliki nilai “Cronbach's Alpha if Item Deleted” lebih dari nilai
“cronbach’s alpha” (perbedaan tidak terlalu signifikan).
Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas pada variabel perilaku, tidak ada pertanyaan
yang akan dibuang/ dikeluarkan.
Perubahan nilai OR
Sosialisasi dikeluarkan
Page 1
Kesimpulan : lamakerja1 (di unit keperawatan saat ini) dikeluarkan dari pemodelan
Pelatihan dikeluarkan
Umur dikeluarkan
Page 2
UJI INTERAKSI
Page 3