1. PENGKAJIAN
2. Identitas klien
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
Status perkawinan :
Agama :
Pendidikan terakhir :
Pekerjaan :
Tanggal masuk RS :
2. Tanda-tanda Vital:
Nadi :
TD :
RR :
Suhu :
3. Riwayat kesehatan
Keluhan utama
Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan
tidak dapat berkomunikasi.
4. Pemeriksaan fisik
1. Kepala
2. Rambut : biasanya rambut klien tampak,berwarna hitam,kulit
kepala bersih,dan tidak rontok
6.Telinga : Telinga simetris kiri dan kanan,tidak ada lesi atau nyeri
Perkusi : sonor
1. Jantung
1. Perut/abdomen
Perkusi : tympani
1. Genitalia
Biasanya tidak ada gangguan pada genitalianya,tidak ada keluhan nyeri pada
genitalianya, warna urinenya normal (jernih kekuningan, tidak terdapat
endapan,baunya khas.
1. Ekstremitas
Saraf I. Biasanya pada klien stroke tidak ada kelainan pada fungsi
penciuman.
Saraf II. Disfungsi persepsi visual karena gangguan jaras sensori primer di
antara mata dan korteks visual. Gangguan hubungan visual-spasial
(mendapatkan hubungan dua atau lebih objek dalam area spasial) sering
terlihat pada klien dengan hemipelgia kiri klien mungkin tidak dapat
memakai pakaian tanpa bantuan karena ketidakmampuan untuk
mencocokkan pakaian ke bagian tubuh.
Saraf III,IV, dan VI. Jika akibat stroke mengakibatkan paralisis, padasatu
sisi otot-otot okularis didapatkan penurunan kemampuan gerakan konjugat
unilateral di sisi yang sakit.
Saraf V. Pada beberapa keadaan stroke menyebabkan paralisis saraf
trigenimus, penurunan kemampuan koordinasi gerakan mengunyah,
penyimpangan rahang bawah ke sisi ipsilateral, serta kelumpuhan satu sisi
otot pterigoideus internus dan eksternus.
Saraf VII. Persepsi pengecapan dalam batas normal, wajah asimetris, dan
otot wajah tertarik ke bagian sisi yang sehat.
Saraf VIII.Tidak ditemukan adanya tuli konduktif dan tuli persepsi.
Saraf IX dan X. Kemampuan menelan kurang baik dan sulit membuka
mulut.
Saraf XI. Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius.
Saraf XII. Lidah simetris, terdapat deviasi pada satu sisi dan fasikulasi,
serta indra pengecapan normal.
Inspeksi umum : didapatkan hemiplegia karena lesi pada sisi otak yang
berlawanan. Hemiparesis atau kelemahan salah satu sisi tubuh adalah
tanda yang lain.
Fasikulasi: didapatkan pada otot-otot ekstremitas
Tonus Otot : didapatkan meningkat.
Kekuatan Otot : Pada penilaian dengan menggunakan tingkat kekuatan
otot pada sisi sakit didatkan tingkat 0.
Keseimbangan dan Koordinasi: didapatkan mengalami gangguan karena
hemiparese dan hemiplegia.
1.Makanan
2.Minuman
1. Eliminasi
2. BAK
3. sehat : klien mengatakan BAK 5-6 x sehari warna kuning-
kekuningan,tidak ada endapan dan tidak ada keluhan nyeri.
4. sakit : 2-3 x sehari< 200 ml, warna kuning,tidak ada endapan dan tidak
ada keluhan nyeri
5. BAB
6. sehat : 2x/ hari, konsistensi padat, warna kekuningan , tidak ada nyeri.
7. sakit : 1x/ hari , konsistensi padat,warna kekuningan, tidak ada nyeri.
d.Personal Hygiene
1. Mandi
2. sehat : 2x sehari, pakai sabun , dan mandi sendiri.
3. sakit : 1x sehari, mandi lap, di bantu oleh perawat dan keluarga.
4. Gosok gigi
5. sehat : 2x sehari , pakai odol,mandiri
6. sakit : tidak pernah gosok gigi , hanya berkumur-kumur , di bantu
keluarga.
7. Neuro Sensori
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J. 2003. Rencana suhan & Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC
Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid Kedua. Jakarta: Media
Aesculapius FKUI
Smeltzer, dkk. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2. alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester,
Yasmin asih. Jakarta: EGC.