ABSTRAK
Hubungan antara volume, kepadatan dan kecepatan merupakan elemen yang paling penting dalam
teori arus lalu lintas. Ada banyak model yang menyatakan hubungan antara ketiga elemen sebagai
unsur-unsur utama lalu lintas. Tiga model yang paling umum digunakan dalam praktek rekayasa lalu
lintas adalah Greenshields, Greenberg dan Underwood. Karakteristik arus lalu lintas akan diperoleh
berdasarkan model yang dipilih untuk mewakili data lapangan, kemudian menggunakan informasi
tersebut untuk membuat analisa skenario insiden gelombang kejut.
Penentuan model terpilih untuk perhitungan gelombang kejut didasarkan pada kriteria nilai uji R2
yang paling besar atau R2 > 0,5. Hasil analisa regresi diperoleh menggunakan bantuan software
SPSS maupun dihitung dengan cara manual. Hasil yang diperoleh yaitu model Grenshield = 0,899,
model Greenberg = 0,871, dan model Underwood = 0,928. Namun, disamping R2 perlu juga melihat
karakteristik yang ditawarkan berdasarkan pada kenyataan di lapangan. Hasil model harus benar
secara logika dan statistik. Model Underwood tidak akan bekerja secara akurat ketika kondisi lalu
lintas mengalami kemacetan. Oleh karena itu dipilih model Greenshields.
Dari analisa yang dilakukan diperoleh hasil nilai ∆t3-t2, QM dan ∆t4-t yang dihitung tiap penambahan 5
menit (5, 10, 15, …, 60 menit.). Panjang antrian yang dapat terjadi selama durasi 5 menit adalah 980
meter (0,98 km). Waktu yang diperlukan kendaraan ketika memasuki kondisi macet dari kondisi
normal adalah 5,64 menit, sedangkan waktu yang diperlukan untuk kembali ke keadaan normal dari
kondisi macet adalah 5.839 menit.
109
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (109-114)
110
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (109-114)
diperoleh sesuai dengan grafik volume- Total waktu diperoleh dari pembukaan
kepadatan. lajur ke waktu kendaraan terakhir masuk
Ada 3 gelombang kejut yang bisa terjadi antrian. Jika r = durasi efektif jalur
dalam kasus diatas (Gambar 2), sehingga penutupan (t2-t1), (t3-t2) dapat dihitung
dapat dihitung sebagai berikut: sebagai berikut (lihat EGI dan FGJ),
(5)
(6)
(7)
; ( )
( ) ; ( ( ))
(8)
( ) ( ( )) (9)
( ) ( ) (10)
( )
( )
(11)
(12)
Gambar 2. Gelombang Kejut Saat
Penutupan 1 Lajur (13)
Sumber : Traffic Flow Model, 2011
| |
Dengan diagram gelombang kejut, | | | |
(14)
hubungan antara waktu-jarak yang terjadi
dapat ditunjukkan seperti pada Gambar 3. t2-
t1 menunjukkan durasi kejadian, t3-t2 METODOLOGI PENELITIAN
dikaitkan dengan total waktu dari jalur
pembukaan kondisi normal ke waktu Lokasi Studi
kendaraan terakhir yang masuk ke kondisi Lokasi Studi adalah ruas jalan Sarapung
macet, t4-t2 adalah waktu total dari jalur sepanjang 200 meter. Lokasi ini dipilih
pembukaan macet ke kondisi normal. QM dengan pertimbangan pada lokasi tersebut
adalah panjang antrian. sering terjadi kemacetan.
111
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (109-114)
Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam proses = = 15,086 smp/km
survei terdiri atas volume arus lalu lintas dan
waktu tempuh. Data waktu tempuh dipakai Analisa Regresi
untuk mengestimasi kecepatan kendaraan Model yang dipilih diputuskan dengan
yang melewati segmen jalan pengamatan. melihat koefisien determinasi (R2) dari
Volume lalu lintas yang lewat dicatat oleh masing-masing model.
pengamat dengan membagi tipe kendaraan Seperti terlihat pada Tabel 2. nilai R2
berupa kendaraan berat, kendaraan ringan, tertinggi adalah model Underwood. Namun,
dan sepeda motor. disamping R2 perlu juga melihat karakteristik
Pada pengambilan data kecepatan yang ditawarkan didasarkan pada kenyataan
kendaraan dilakukan di dua tempat terpisah di lapangan. Model ini tidak akan bekerja
dengan cara Spotspeed. Pengamat dilengkapi secara akurat ketika ada kondisi kemacetan
dengan formulir isian dan alat pencatat lalu lintas, karena kurva u-k pernah
waktu berupa stopwatch. bersinggungan dengan sumbu x yang adalah
Dua pengamat ditempatkan terpisah densitas, sehingga kepadatan saat macet total
pada jarak 200 m mengapit simetris titik (k) tidak akan pernah diidentifikasi. Oleh
pengamatan. Pengamat pertama memberi karena itu, dengan pertimbangan ini model
tanda kepada pengamat kedua untuk yang dipilih dalam hal ini adalah model
mengaktifkan stopwatch saat kendaraan Greenshields.
melewati pengamat pertama. Pengamat
Tabel.2 Hasil Analisa Regresi berdasarkan SPSS
kedua mematikan stopwatch saat kendaraan
melewati pengamat kedua. Kecepatan
dihitung dengan membagi jarak (200 m)
dibagi waktu tempuh antara posisi pengamat
pertama dan kedua dianggap sebagai
kecepatan sesaat dan mencatat hasilnya ke Sumber: Hasil Kajian
dalam formulir yang telah disediakan.
Pengamatan ini dilakukan sebanyak 10 Tabel. 3 Hasil Analisa Regresi
kendaraan/15 menit .
Waktu pengamatan dilakukan mulai dari
pukul 06.00-18.00 wita selama 7 hari (Senin,
18 Maret 2013 – Minggu, 24 Maret 2013). Sumber: Hasil Kajian
Skenario Insiden
HASIL DAN PEMBAHASAN Gelombang kejut dalam penelitian ini
dianalisis dengan menggunakan skenario
Hubungan Volume, Kecepatan, dan sebagai berikut, diperkirakan insiden terjadi
Kepadatan pada saat kapasitas/arus 1500 kend/jam.
Contoh Perhitungan: Lajur yang ditutup pada saat insiden adalah
Perhitungan pada hari Rabu, 20 Maret 1, 2 dan 3 lajur (dari 4). Variasi durasi
2013 pada pukul 06.00 – 06.15 WITA. insiden yang dilihat yaitu 10 menit, 15,
Diketahui : Data Volume (q) = 597 smp/jam menit, …., 60 menit.
Data Kecepatan (u) = 40 km/jam Kapasitas maksimum yang didapat
Dihitung : Nilai Kepadatan (k) berdasarkan analisa Greenshield adalah 1588
Untuk mencari nilai kepadatan digunakan kend/jam dan diperkirakan jika 1 lajur
ditutup maka kapasitas yang tersisa adalah
Persamaan (1):
1190 kend/jam, 2 lajur = 794 kend/jam, dan
Kepadatan, k= 3 lajur = 397 kend/jam.
112
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (109-114)
KESIMPULAN
113
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (109-114)
114