Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

SEKILAS TENTANG MODEL IHACRES

2.1.1 Model Hidrologi IHACRES


Menurut Indarto (2010), model ini tergolong model hujan aliran, input utama adalah data
hujan, data debit dan suhu untuk menghitung nilai evapotranspirasi. Selanjutnya, model akan
memprediksi atau menghitung debit yang keluar dari DAS.
Deskripsi model hujan-aliran dalam model IHACRES diilustrasikan seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2.1. Perilaku hujan-aliran dimodelkan menjadi dua proses yaitu:
proses hujan menjadi hujan efektif yang dinyatakan sebagai model tidak linier (nonlinear loss
module) dan proses hujan efektif menjadi aliran yang dinyatakan sebagai model linier (linear
unit hidrograph module).

Gambar 2.1 Deskripsi Model IHACRES

Input model IHACRES adalah curah hujan (rk) dan temperatur (tk). Data temperatur
digunakan untuk memperkirakan besarnya evaporasi yang terjadi pada suatu DAS. Curah hujan
efektif ( Uk) yang dihasilkan selanjutnya ditransfer debit aliran melalui linear unit hidrograph
module.

Model IHACRES mempunyai 6 (enam) parameter, yaitu: tiga parameter di non linear
loss module (C-volume of a conceptual catchment wetness constant ; T(w)- decaying time
constant; F-temperatur modulation factor) dan tiga parameter di linear unit hidrograph module
(T(q)-quick flow response decay time; T(s)-slow flow response decay time ; V(s)- propostional
volumetric contribution of slow flow of streamflow). Ke-enam parameter dinyatakan sebagai
DRC (Dynamic Response Characteristics). Pengujian dan aplikasi model IHACRES telah
dilakukan di berbagai negara dan telah dijadikan salah satu literatur ilmiah model hujan-aliran
yang banyak dipakai (Littlewood dkk., 1997). Model ini telah diuji di Inggris dengan luas DAS
yang cukup bervariasi sampai dengan 10.000 km2 (Littlewood dkk., 1997), DAS di Afrika
(Samir dkk., 2011) dan DAS di Indonesia (Indarto dkk., 2008).

2.1.2 Evaluasi Ketelitian Model


Evaluasi ketelitian model IHACRES dalam Croke et al (2004) menggunakan fungsi
objektif yang terdiri dari:

Dengan Q0 adalah debit terukur dalam m3/dt, Qm adalah debit terhitung dalam m3/dt dan n
adalah jumlah sampel.
Dalam penelitian ini digunakan program IHACRES v.2.1, indikator statistik yang paling
utama dalam menentukan keandalan model adalah R2 dan bias. Kedua indikator statistik tersebut
dirasa cukup dalam mengevaluasi kinerja model dalam hal membandingkan antara hasil model
dengan data yang diamati. Nilai optimal untuk R2 mendekati satu dan bisa mendekati nol.
Perumusan persamaan R2 didasarkan pada indikator efisiensi model Nash-Sutcliffe (et al, 2005).
NSE memiliki range antara - sampai dengan 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Motovilov et al (1999), NSE memiliki beberapa kriteria seperti yang diperlihatkan pada tabel 2.
Tabel 2.1. Hubungan antara Nilai Nash Sutcliffe Efficiency (NSE) terhadap interpretasi model

2.1.3 Kalibrasi Model


Menurut Vase, et al (2011) bahwa kalibrasi model merupakan suatu proses
mengoptimalkan atau secara sistematis menyesuaikan nilai parameter model untuk mendapatkan
satu set parameter yang memberikan estimasi terbaik dari debit sungai yang diamati.
Selama proses kalibrasi dilakukan, perlu adanya pengecekan kriteria statistik yaitu R2 dan
bias sebagai indikator bagus atau tidaknya hasil kalibrasi yang dihasilkan.

2.1.4 Verifikasi Model


Verifikasi model merupakan proses setelah tahap kalibrasi selesai dilakukan yang
berfungsi untuk menguji kinerja model pada data diluar periode kalibrasi. Kinerja model
biasanya lebih baik selama periode kalibrasi dibandingkan dengan verifikasi, fenomena seperti
ini disebut dengan divergensi model.
Tabel 2.2. Hubungan antara Parameter Model terhadap Nilai Range Parameter Model IHACRES

2.1.5 Simulasi Model


Tahap simulasi merupakan proses terakhir setelah proses kalibrasi dan verifikasi
dilaksanakan. Dalam tahap ini keseluruhan data hujan dan temperatur digunakan sebagai data
masukan untuk menghitung aliran.
2.1.6 Validasi Model
Validasi model pada hakekatnya merupakan usaha untuk menyimpulkan apakah model
sistem tersebut diatas merupakan perwakilan yang sah dari realitas yang dikaji sehingga dapat
dihasilkan kesimpulan yang menyakinkan.

DAFTAR PUSTAKA

Indarto. (2010). Hidrologi Dasar Teori dan Contoh Aplikasi Model Hidrologi. Bumi Aksara:
Jember.
Halik, G, dkk. 2013. Model Ketersediaan Air di Waduk Sutami akibat Perubahan Iklim.
Konferensi Nasional Teknik Sipil (KoNTekS 7), UNS: Surakarta.
Suprayogi, dkk. 2014. Aplikasi Model Hidrologi Konseptual IHACRES untuk Pengalihragaman
Hujan Debit pada Daerah Aliran Sungai. Jurnal Teknik Sipil Vol. 12, No. 4. Universitas
Riau. Riau.

Anda mungkin juga menyukai