Anda di halaman 1dari 7

HISTEREKTOMI

 DEFINISI

Histerektomi adalah tindakan operatif yang dilakukan untuk mengangkat


rahim, baik sebagian (sub total) tanpa serviks uteri ataupun seluruhnya (total) berikut
serviks uteri.

Jenis-jenis histerektomi yaitu sebagai berikut:

1. Histerektomi subtotal (parsial)


Pada tingkatan histerektomi ini yang diangkat hanya rahim saja, sedangkan
serviks, tuba fallopi dan ovarium dibiarkan apa adanya. Dengan operasi yang
demikian ini, masih biar mengalami kanker serviks.
2. Histerektomi total
Tingkatan histerektomi ini mengharuskan pengangkatan rahim dan mulut
rahim, sedangkan tuba dan ovarium tidak diangkat
3. Histerektomi total dan salpingo-ooforektomi bilateral.
Pada tingkatan ini rahim, serviks, tuba dan ovarium diangkat.
4. Histerektomi radikal
Tingkatan histerektomi ini mengangkat rahim, kelenjar limfe (getah bening) di
sekitar rahim dan uterus, serviks, bagian atas vagina dan sedikit jarringan
lunak dari dalam panggul

 INDIKASI
 Fibroids (tumor jinak yang tumbuh di dalam dinding otot rahim)
 Kanker serviks, rahim atau ovarium
 Endometrium, kondisi berupa pertumbuhan sel endometrium di bagian lain
dari rahim
 Adenomyosis, kelainan dimana sel endometrium tumbuh hingga ke dalam
dinding rahim (sering juga disebut endometriosis interna)
 Prolapsis uterus, kondisi dimana rahim turun ke vagina karena ligamen yang
kendur atau kerusakan pada otot panggul bawah
 Inflamasi pelvis karena infeksi

 PERSIAPAN ALAT
A. Alat non steril
Mesin diatermi 1

Arde 1

Mesin suction 1

Meja mayo 1

Meja operasi 1

Meja instrument 1

Tempat sampah 1

Lampu operasi 1

B. Alat Steril

Scort steril 5

Doek besar 2

Doek sedang 2

Doek kecil 4

Sarung meja mayo 1

Handuk kecil 5

Kabel couter 1

Cucing/kom 1

Selang suction 1

C. Bahan Habis Pakai

Handscone steril 5

NaCl 2

Underpad steril/non 2

Povidon iodine 10% 100 ml

Big kass 1 bendel


Kasa 5 bendel

Sufratule 1 buah

Hypafix Secukupnya

Benang + jarum jahit 1

D. Set Dalam Meja Mayo

Handvat mess 4 1

Mess 20 1

Pinset chirurgis 2

Pinset anatomis 2

Gunting metzemboum 1

Gunting kasar 1

Gunting benang 1

Desinfeksi klem 1

Doek klem 5

Klem pean manis 2

Klem pean bengkok (B) 4

Klem Pean Bengkok (S) 2

Klem Pean Bengkok (K) 2

Klem hysterectomy lurus 2

Klem kocker bengkok (k) 2

Klem kocker bengkok (s) 2

Ring klem 4

Nald voeder 2
Klem 90 2

Klem hysterectomy bengkok/klem 2


kuat

T-man 1

Langen beck 2

Hack dalam/ speculum 2

Richardison 1

 PROSEDUR INSTRUMENTASI
Sign In
a. (identitas pasien, area operasi, lembar persetujuan, penandaan area
operasi, kesiapan mesin, obat-obatan anastesi, pulse oksimetri, riwayat
alergi serta penyulit airway atau resiko operasi)
b. Pasien dilakukan pembiusan oleh dr. anastesi
c. Setelah klien dilakukan anastesi oleh dr. anastesi, perawat sirkuler
mengatur posisi klien terlentang (supine) dan mencuci lapangan
operasi. Pasang plat diatermi di kaki pasien
d. Perawat instrument melakukan surgical scrub (cuci tangan), gowning
(memakai scort), dan gloving (memakai handscone steril) dan
membantu operator untuk mengenakan gaun dan handscone steril
e. Berikan desinfeksi klem dan povidone iodine 10% dan kassa dengan
menggunakan bengkok kepada asisten untuk dilakukan desinfeksi
pada lapangan operasi
f. Drapping:
 Memasang U-pad steril pada bagaian bawah area operasi
 Berikan duk besar (1) untuk menutup bagian bawah
 Berikan duk besar (1) untuk menutup bagian atas
 Berikan duk sedang untuk bagian kanan dan kiri area operasi,
kemudian fiksasi dengan duk klem
 Berikan duk kecil untuk melapisi bagian bawah

g. Dekatkan meja mayo kemudian pasang kabel couter dan selang


suction, ikat dengan kassa dan fiksasi dengan doek klem
Time Out
h. (perkenalkan tim operasi dan tugasnya masing-masing, konfirmasi
nama, jenis tindakan dan area operasi, pemberian antibiotic profilaksis,
antiispasi kejadian kritis dan kebutuhan instrument radiologi),
kemudian operator memimpin doa sebelum operasi dimulai
i. Berikan pinset chirurgis kepada operator untuk menandai area insisi
j. Berikan handvat mess no. 4 mess no. 20 kepada operator untuk
menginsisi kulit, berikan kasa kering kepada asisten operator untuk
merawat perdarahan
k. Operator menginsisi kulit sampai sampai fasia dengan mess no. 20 /
menginsisi lemak sampai fasia dengan couter
l. Operator membuka fasia dengan gunting kasar dan pinset chirurgis
pada operator untuk memperlebar fasia dan berikan langenbeck pada
asisten untuk memperluass area operasi
m. Otot dibuka dengan tangan atau pangkal pinset sehingga tampak
peritoneum
n. Berikan pinset anatomis dengan gunting metzemboum kepada operator
untuk membuka peritoneum
o. Berikan big kass (basah) untuk menyisihkan dan melindungi usus dan
memberikan hak besar untuk memperlebar lapang pandang
p. Operator mengidentifikasi bentuk uterus, ukuran adanya perlengketan,
bila ada perlengketan bebaskan dengan pinset anatomis dan
metzemboum
q. Berikan hysterektomi lurus untuk memegang uterus dan tali dengan
kassa
r. Rotundum dijepit dengan 2 klem pean sedang, berikan couter untuk
memotong rotundum (S) dan selanjutnya rotundum (D)
s. Operator melakukan bladder flap untuk memisahkan uterus dengan
vesika urinaria. Instrumen memebrikan gunting metzemboum dan
pinset anatomis panjang pada operator, setelah itu vesika urinaria
diturunkan dengan menggunakan kassa
t. Berikan pean bengkok untuk klem tunel dan kemudian berikan
gunting metzemboum untuk memotong, lalu jahit dengan side no. 1
dengan jarum untuk jaringan yang dibuang, dan safil no. 0 untuk
jaringan yang ditinggal
u. Operator membuka tunel vaskularisasi, membuka ligamentum latum
dengan menggunakan ring klem, dan berikan klem 90 serta pinset
anatomis untuk mengambil KGB
v. Instrumen memberikan klem histerektomi bengkok pada operator
untuk menjepit vena, uterine, dan berikan gunting kasar pada operator
untuk memotong uterus pada vagina ± 1 cm diatas fomix dengan
portio sampai lepas, dan ditempatkan dibengkok, dan berikan jahitan
vicryl no.0
w. Berikan kocker bengkok sedang untuk memegang stump vagina, lalu
berikan vicryl no.0 nejahit sudut lain lalu di klem dengan
menggunakan klem pean
x. Berikan kassa alcohol untuk dimasukkan ke dalam stump vagina
memakai pinset anatomis
y. Vagina anterior dan posterior dijahit dngan vicryl no. 0 dengan jarum
atraumatik, berikan pinset chirurgis pada operator untuk
mempermudah penjahitan dan klem bagian ujung setalah selesai
semua dijahit, bagian ujung dan ujung disatukan sehingga menyerupai
fundus uteri kecil, evaluasi perdarahan bila tidak ada potong benang.
z. Ambil big kass kemudian berikan NaCl untuk cuci area operasi dan
rawat perdarahan bila masih ada
aa. Inventarisasi kasa dan kassa besar yang terdapat di dalam abdomen
dan inventarisasi alat
Sign Out
bb. (jenis tindakan, kecocokan jumlah instrument, kassa, jarum sebelum
dan sesudah operasi, permasalahan pada alat dan perhatian khusus
pada masa pemulihan)
cc. Peritoneum di klem dengan klem peritoneum
dd. Operator menutup lapis demi lapis, instrument memberikan nald
voeder dengan ebnag yang sesuai lapisan insisi dan pinset sesuai
lapisan insisi, memberikan gunting kasar dan klem pean bengkok pada
asisten
 Peritoneum/ otot dengan catgut plain no. 1
 Fasia dengan vicryl no. 1
 Fat/lemak dengan benang catgut plain no. 1-0 sisa jahitan
peritoneum
 Kulit dengan monosyn no. 3-0
ee. Bersihkan luka dengan kassa basah kemudian dengan kassa kering
ff. Tutup luka dengan sufratul lalau kassa kering dan tutut luak dengan
hypafix
gg. Operasi selesai, rapikan pasien. Perawat instrument menginventaris
alat-alat dan bahan habis pakai pada depo farmasi, kemudian mencuci
dan menata kembali alat-alat pada instrument set (yang akan
disterilkan), serta merapikan kembali ruangan

 EVALUASI
 Tidak Ada Perdarahan
 Ttv Dbn

Anda mungkin juga menyukai