Anda di halaman 1dari 10

Mengenali Sinyal Trading Dari Price Action

(1)
16 Feb 2013 By: Martin View: 20611 Price Action

Pengertian umum sinyal dalam trading forex adalah isyarat untuk membuka posisi buy atau
sell lengkap dengan setting level stop loss dan level target profit. Sinyal trading tersebut bisa
langsung diperoleh dari software trading atau robot, atau berupa pemberitahuan melalui sms,
email atau media komunikasi lainnya dari sebuah perusahaan atau broker yang khusus
menjual sinyal trading. Sinyal bisa dibuat oleh seorang analis secara manual atau dikirimkan
secara otomatis melalui software trading, bahkan jika Anda trading dengan robot Anda tidak
perlu tahu sinyal trading, robot Anda yang melakukan trading.

Bagaimanapun cara Anda memperoleh sinyal, trading dengan sinyal atau isyarat yang jelas
akan mengurangi pengaruh emosi dan menambah kepercayaan diri saat membuat keputusan
trading.

Dalam artikel ini dicontohkan bagaimana Anda bisa memperoleh sinyal trading secara
manual dengan mengenali formasi setup price action pada chart trading. Pada umumnya
sinyal trading ada yang cukup valid dan yang kurang valid. Sinyal trading yang dianggap
valid adalah yang mempunyai probabilitas tinggi. Untuk itu kita mesti bisa membedakan
keduanya dan hanya entry ketika sinyal trading cukup valid. Pada contoh-contoh berikut
digunakan chart daily dan 4-hour, 2 time frame forex yang sering dipakai oleh swing trader.

Beberapa tip untuk mengenali sinyal trading dari formasi setup price action:

1. Temukan pin bar dengan ‘ekor’ yang menonjol keluar dan menunjukkan
kondisi false break.

Jika kita menemukan sebuah pin bar reversal (reversal bar) yang dibarengi dengan penolakan
(rejection) pada level support atau resistance baik yang statis (garis horisontal) atau yang
dinamis (garis moving average) hingga ‘ekor’ pin bar tersebut tampak menonjol keluar garis,
maka biasanya formasi ini merupakan sinyal trading dengan probabilitas tinggi, atau sinyal
yang cukup valid. ‘Ekor’ pin bar yang menonjol keluar menunjukkan penolakan pada level
tersebut hingga mempunyai bobot lebih dibandingkan sinyal dari price action yang lain.

Penolakan pada level support atau resistance menunjukkan bahwa pergerakan harga pasar
tidak mampu menembus level tersebut sehingga kemungkinan untuk berbalik arah (reverse)
sangat besar. Berikut contoh reversal bar dengan penolakan pada level support yang
menunjukkan kondisi false break. Ini adalah sinyal trading yang cukup valid.
Pada gambar dibawah tampak 2 pin bar reversal yang merupakan sinyal trading.
Keduanya sama-sama mengalami penolakan (rejection), hanya saja pada pin bar reversal 1
terjadi penolakan oleh level resistance minor, sedang pada pin bar reversal 2 penolakan oleh
level resistance kunci. Dalam hal probabilitas yang menunjukkan validitas sinyal, pin bar
reversal 2 jelas lebih valid karena terjadi pada level resistance kunci yang lebih penting dari
resistance minor yang lebih mudah ditembus. Untuk entry pada pin bar reversal 1, dianjurkan
untuk mengambil resiko yang tidak terlalu besar. Pertimbangan lain untuk berani entry pada
pin bar reversal 1 adalah formasi doji pada candlestick yang juga mengisyaratkan pembalikan
arah (reversal).
2. Pin bar reversal dengan ‘ekor’ sangat panjang adalah sinyal trading yang
cukup valid.

Faktor ‘ekor’ pada pin bar adalah penting. Pada pola bar candlestick, ‘ekor’ menunjukkan
tingkat penolakan suatu harga tertentu. Makin panjang ‘ekor’, makin kuat level harga tersebut
mengalami penolakan yang artinya pasar mendorong ke harga yang lebih tinggi atau lebih
rendah. Ini tidak berarti bahwa setiap bar candlestick yang berekor panjang bisa dibuat acuan
untuk menentukan sinyal trading, tentu saja mesti dilihat posisi bar tersebut dan beberapa
faktor pendukung lainnya. Tetapi, ‘ekor’ yang panjang tentu lebih signifikan dari yang lebih
pendek. Berikut contoh pin bar reversal dengan ‘ekor’ yang sangat panjang. Ditambah
dengan penolakan yang terjadi pada level resistance kunci, tentu ini adalah sinyal trading
yang cukup valid dengan probabilitas tinggi.

Mengenali Sinyal Trading Dari Price Action


(2)
17 Feb 2013 By: Martin View: 12055 Price Action

Artikel ini adalah lanjutan dari bagian (1) artikel dengan judul yang sama

3. Pin bar ‘ekor panjang’ sebagai sinyal penerusan arah trend (trend
continuation).

Bila pada pin bar reversal ‘ekor’nya bergerak searah denga trend utama (contoh sebelumnya),
maka pada pin bar yang mengindikasikan penerusan trend, ‘ekor’ bergerak berlawanan arah
dengan trend utama. ‘Ekor panjang’ yang terjadi mencerminkan sentimen pelaku pasar yang
semula mendorong dengan kuat pergerakan harga untuk berbalik arah melawan trend, tetapi
karena suatu sebab sentimen pasar berbalik. Sesuai karakter pelaku pasar yang cenderung
‘ngikut yang kuat’, pegerakan harga akan terdorong balik dengan kuat pula hingga terbentuk
formasi ‘ekor panjang’ yang hanya merupakan ‘retracement’ dari keseluruhan trend, bukan
‘reversal’.

Pada contoh berikut kita lihat pin bar ‘ekor panjang’ yang terjadi pada pergerakan arah
downtrend dari EUR/JPY daily. Ini adalah sinyal awal untuk terjadinya penerusan arah
downtrend. Karena kita bekerja pada chart daily, kita mesti menunggu pergerakan harga pada
hari berikutnya untuk memastikan kekuatan sentimen pasar walaupun telah ada faktor
pendukung kuat dengan penolakan (rejection) di level resistance-nya. Dalam hal ini sentimen
pasar bisa saja berbalik jika terjadi konsolidasi di sekitar level resistance.

Bisa dianggap sebagai patokan: jika pada hari-hari berikutnya harga tidak bergerak jauh dari
50% level retracement ekor pin bar, ini bisa dianggap sebagai sinyal trading dan kita bisa
segera entry. Pada contoh ini stop loss bisa di set beberapa pip diatas level resistance, dengan
risk/reward ratio yang tentunya bergantung pada strategi Anda. Namun dengan faktor
pendukung lain, yaitu formasi candlestick engulfing bearish yang terbentuk setelah entry,
Anda bisa saja memperbesar risk/reward ratio.

4. Hindari ‘bertaruh’ dengan menebak akan terjadi ‘breakout’. Tunggu


konfirmasi yang jelas.

Hindari jebakan breakout berupa bull trap atau bear trap, perhatikan pola camdlestick dan
formasi setup price action yang terbentuk. Banyak trader yang cepat tergoda dengan
kemungkinan breakout yang bakal terjadi jika harga sudah melewati batas-batas level support
atau resistance-nya. Hal ini sangat beresiko, apalagi jika bermain-main di area level support
kunci atau level resistance kunci. Celakanya banyak yang menganggap jebakan breakout
tersebut sebagai sinyal trading tanpa melihat psikologi sentimen pasar atau setup price action-
nya (perlu diketahui setup price action mencerminkan psikologi dari sentimen para pelaku
pasar).

Biasanya pasar akan menguji suatu level support atau resistance yang telah ditembus sebelum
akhirnya berbalik arah, atau gerak harga pasar tidak berlanjut tetapi kembali ke area semula
dan membiarkan keadaan tersebut sebagai sinyal breakout palsu atau false break. Memang
tidak selalu demikian, tetapi semakin kuat level support atau resistance akan semakin besar
kemungkinan tersebut. Jika kebetulan Anda trading di pasar saham, hal ini akan lebih mudah
untuk diantisipasi dengan indikator volume. Semakin besar volume trading pada level-level
support atau resistance kunci, kemungkinan untuk breakout semakin besar akibat dorongan
sentimen pelaku pasar yang jelas.

Sayangnya pada pasar forex yang tidak memiliki pusat bursa sehingga indikator volume sama
sekali tidak valid dan tentu saja tidak bisa digunakan sebagai acuan. Salah satu cara untuk
mengetahui kemungkinan breakout yang benar (true breakout) dan sinyal breakout palsu
(false breakout) adalah dengan memperhatikan psikologi sentimen pelaku pasar melalui pola
candlestick dan formasi setup price action.
Pada gambar chart daily NZD/USD berikut dicontohkan jebakan breakout (bull trap) yang
menyebabkan kondisi false break pada level resistance.

Hindari untuk ‘bertaruh’ dengan langsung entry ketika resistance ditembus sebelum paling
tidak harga benar-benar berada diatas level resistance-nya. Pada contoh ini ternyata terjadi
false break dan harga tidak benar-benar menembus level resistance. Sinyal trading bisa dilihat
dari setup inside bar yang terbentuk. Inside bar menunjukkan konsolidasi pasar yang singkat,
sebelum akhirnya pelaku pasar mengambil keputusan yang jelas, dalam hai ini meneruskan
pergerakan harga kearah downtrend.

Mengenali Sinyal Trading Dari Price Action


(3)
19 Feb 2013 By: Martin View: 8414 Price Action

Artikel ini adalah lanjutan dari bagian (2) artikel dengan judul yang sama

5. Pin bar ‘ekor panjang’ sebagai sinyal reversal meski tanpa faktor
pendukung support atau resistance.

Salah satu aspek yang biasanya terjadi pada pin bar ‘ekor panjang’ adalah bahwa pada
pergerakan yang sedang uptrend atau downtrend dan tiba-tiba mengalami penolakan pada
formasi candlestick-nya (tertahan) dengan pola doji, mengisyaratkan akan terjadinya
pergerakan reversal (berbalik arah), bahkan kemungkinan pembalikan arah trend (trend
reversal). Biasanya sinyal trading ini cukup valid pada time frame daily.

Jika setup price action pin bar ‘ekor panjang’ ini terbentuk, faktor pendukung level support
atau resistance sebagai konfirmasi tidak mutlak diperlukan. ‘Ekor’ doji tersebut akan
membentuk level support atau resistance baru. Hal ini terjadi karena adanya penolakan para
pelaku pasar untuk meneruskan kenaikan atau penurunan harga ke level yang lebih jauh.
Makin panjang ‘ekor’nya, makin kuat penolakannya. Formasi doji yang terbentuk akibat
level harga pembukaan dan level harga penutupan pada hari itu sama mencerminkan pelaku
pasar yang sedang berkonsolidasi dengan cenderung untuk menolak kenaikan atau penurunan
harga yang lebih jauh.

Ulah para pelaku pasar ini bisa dilihat dari formasi bar candlestick di hari-hari berikutnya.
Berikut dicontohkan pergerakan USD/JPY daily dengan sinyal trading seperti yang
dimaksud, dengan pembalikan arah dari downtrend ke uptrend:

Tanpa faktor pendukung level support atau resistance, konfirmasi bisa pada formasi setup
price action pada hari berikutnya. Seperti tampak pada gambar diatas, setup inside bar yang
terbentuk di hari setelah doji ‘ekor panjang’ mengisyaratkan konsolidasi pasar yang belum
tuntas. Baru pada hari berikutnya tampak dengan jelas level tertinggi inside bar terlampaui
dan formasi candlestick yang berwarna putih (level harga penutupan lebih tinggi dari
pembukaan) yang mengisyaratkan harga akan cenderung naik. Entry bisa dilakukan segera
setelah bar tersebut selesai, yang berarti telah ada konfirmasi.

6. Sinyal penerusan arah trend (trend continuation) pada level support dan
resistance.

Agak berbeda dengan contoh (3) sebelumnya, pin bar sebagai sinyal trading dalam hal ini
tidak mesti berekor panjang dan berpola doji, tetapi yang mendapat penolakan dari level
support atau resistance. Makin kuat level support atau resistance akan makin valid sinyal
tersebut. Konfirmasi bisa diperoleh dari pin bar sebelumnya atau indikator teknikal seperi
moving average yang juga sebagai level support atau resistance dinamis. Dalam hal Anda
telah membuka posisi berdasarkan sinyal dari pin bar sebelumnya, maka sinyal yang terjadi
sesudahnya adalah sinyal trading baru, bisa untuk memaksimalkan profit melalui teknik
averaging atau pyramiding dan lainnya. Berikut contoh untuk sinyal trading yang dimaksud
pada GBP/USD daily:

Pin bar sinyal sell : dalam hal ini pasar telah memberi sinyal dari pin bar sebelumnya dan
harga telah menembus level support (yang sekarang berubah sebagai resistance). Tampak
bahwa pasar juga telah menguji level resistance ini sebelum mencoba lagi untuk menembus.
Penolakan yang terjadi mengisyaratkan bahwa sentimen para pelaku tetap cenderung bearish,
tampak pada formasi bar sehari sesudahnya.

Pin bar sinyal buy : harga telah menembus level resistance dengan cukup kuat (candlestick
berwarna putih) sebelum mencoba untuk menguji level tersebut tetapi mengalami penolakan,
sehingga level tersebut berubah sebagai level support yang baru. Meski pola candlestick
bukan doji, tetapi sentimen pasar telah mengisyaratkan penolakan tersebut pada formasi bar
pada hari-hari berikutnya yang tidak melampaui level terendah pin bar.

Mengenali Sinyal Trading Dari Price Action


(4)
20 Feb 2013 By: Martin View: 7587 Price Action

Artikel ini adalah lanjutan dari bagian (3) artikel dengan judul yang sama.

7. Hindarkan entry dengan pin bar pada kondisi pergerakan harga yang
‘choppy’.

Keadaan ‘choppy’ terjadi ketika pergerakan harga sedang berkonsolidasi dengan formasi bar
yang pendek-pendek dan berdekatan. Ini menunjukkan para pelaku pasar sedang ‘wait and
see’. Choppy sering terjadi pada periode tertentu setelah pergerakan trend harga yang cukup
panjang, saat akan terjadi breakout atau saat akan terjadi pembalikan arah trend (trend
reversal). Setup pin bar yang terbentuk biasanya tidak hanya sekali, melainkan beberapa kali
dengan formasi yang hampir sama sehingga tidak menunjukkan sinyal trading yang jelas.
Berikut contoh keadaan choppy yang terjadi pada AUD/USD daily:

Jika Anda menemui keadaan semacam diatas, dianjurkan untuk tidak entry. Beberapa pin bar
yang terjadi secara berurutan dengan isyarat yang kurang jelas seperti itu adalah sinyal
trading yang tidak valid. Selalu perhatikan posisi pin bar, formasi bar yang terjadi setelahnya
dan lebih baik lagi jika ada faktor pendukung level support atau resistance. Tunggulah
momentum yang tepat misalnya saat terjadi breakout setelah kondisi choppy. Contoh diatas
menunjukkan beberapa pin bar yang tidak valid yang terbentuk setelah harga mengalami
penolakan pada level resistance.

8. Jika ragu, gunakan indikator moving average sebagai konfirmasi.

Ini menyangkut kekuatan level support dan resistance. Ada kalanya Anda ragu akan faktor
pendukung garis horisontal level support atau resistance yang bukan level kunci, padahal
setup pin bar yang terbentuuk cukup bagus. Dalam hal ini Anda bisa menggunakan indikator
moving average sebagai pendukung untuk memperoleh konfirmasi. Biasanya digunakan
exponential moving average (ema) periode 8 dan 21 daily (untuk time frame daily). Moving
average menunjukkan level support dinamis atau resistance dinamis. Contoh NZD/USD daily
berikut menunjukkan pin bar yang mengalami penolakan pada garis horisontal level support
tetapi menembus ema-8. Pada hari berikutnya baru terkonfirmasi bahwa sinyal trading dari
pin bar tersebut sudah cukup valid dengan penolakan bar oleh support dinamis garis ema-8.
9. Hindari entry pada time frame dibawah daily yang tanpa faktor
pendukung kuat.

Time frame dibawah daily yang sering digunakan untuk trading dengan metode price action
adalah 4-hour. Dalam hal menggunakan time frame 4-hour, Anda mesti selalu
membandingkan arah trend dengan time frame daily. Jika berlawanan, sebaiknya dihindari.
Jika arahnya sama tetapi tidak ada faktor pendukung sinyal yang kuat sebaiknya tidak entry.
Sinyal trading yang demikian biasanya salah (tidak valid). Berikut contoh pada EUR/USD 4-
hour seperti dimaksud:

Kesimpulan:
• Jika telah menemukan sinyal trading pada time frame daily, Anda mesti sabar untuk
menunggu konfirmasi dari sinyal yang telah tampak, paling tidak pada hari berikutnya. Sinyal
trading yang belum terkonfirmasi belum bisa dikatakan valid.
• Jika Anda telah menemukan sinyal trading yang Anda perkirakan valid (dengan atau tanpa
faktor pendukung), tetapi Anda merasa ragu, sebaiknya tidak entry. Secara psikologis,
keraguan bisa berdampak pada ketidak-stabilan emosi Anda, sekalipun mungkin Anda bisa
profit dengan sinyal trading tersebut.

Anda mungkin juga menyukai