A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memberikan gambaran sifat – sifat
larutan koloid
B. LANDASAN TEORI
yang relatif besar dibandingkan dengan larutan, maka koloid mempunyai sifat
yang sangat berbeda dengan unsur terlarut. Pada transport koloid, yang
mempunyai ukuran lebih kecil dibandingkan dengan pathway hanya akan terhenti
jika gaya tarik menarik mendominasi dan ketika bertumbukan pada permukaan.
Partikel koloid merupakan partikel diskrit yang terdapat dalam suspensi air
baku, dan partikel inilah yang merupakan penyebab utama kekeruhan. Stabilitas
koloid tergantung pada ukuran koloid serta muatan elektrik yang dipengaruhi oleh
kandungan kimia pada koloid dan pada media dispersi (seperti kekuatan ion, pH
yang menunjukkan bahwa suatu zat terbagi halus dalam zat lain. Berdasarkan
kasar, dispersi halus, dan dispersi molekuler. Zat yang terbagi atau didispersikan
disebut fase disperse, fase intem,atau fase diskontinu, sedangkan zat yang
digunakan untuk mendispersikan disebut fase pendispersi, fase ekstern atau fase
yang dapat menimbulkan kekeruhan atau warna pada air. Koloid merupakan suatu
Kekeruhan sering disebabkan oleh partikel lempung koloid yang dihasilkan dari
penggerusan tanah. Warna dapat berasal dari koloid besi dan mangan atau
(Nugroho, 2008).
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
1. Timbangan
2. Gelas kimia
3. Labu Takar
4. Erlenmeyer
5. Spatula
6. Tabung
7. Sentrifugas
8. Pipet tetes
9. Konduktometer
10. Piknometer
11. Mistar
14. Kaca
2. Bahan
1. Deterjen
2. Minyak
3. Aquades
D. PROSEDUR KERJA
1. Deterjen
Deterjen
- Dilarutkan sebanyak 1 g, 2 g, dan 3 g didalam 100 mL air
- Dikocok
- Didiamkan
Hasil Pengamatan
Minyak
- Dimasukkan 50 mL keda;am tabung sentrifuge
- Dikocok
- Didiamkan
- Ditimbang
dan kekeruhan.
Hasil Pengamatan ?
E. HASIL PENGAMATAN
F. PEMBAHASAN
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih
tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/pemecah). Zat yang
dalam suatu koloid terlalu kecil untuk dilihat dengan mata atau dengan mikroskop
koloid kelihatan jenuh. Sifat-sifat koloid antara lain (1)Efek tyndall :Gerak
penyerapan partikel atau ion pada permukaan partikel koloid yang disebabkan olej
melindungi koloid lain dari proses koagulasi. (6)Dialysis: Pemisahan koloid dari
1g, 2g, dan 3g. Seluruhnya dilarutkan dalam sejumlah aquades yang kemudian
nantinya disebut sebagai detergen 1%, 2%, dan 3 %. Terakhir, diukur tinggi
kenaikan cairan menggunakan metode pipa kapiler, tegangan permukaan,
konduktivitas, dan turbiditasnya. Setelah itu dilakukan hal yang sama untuk
yaitu metode mengukur tegangan permukaan zat cair dan sudut kelengkungannya
dengan memakai pipa berdiameter. Salah satu ujung pipa dicelupkan kedalam
permukaan zat cair maka zat cair tersebut permukaannya akan naik sampai
detergen 2% setinggi 2,4 cm ; dan detergen 3% setinggi 2,7 cm. Dan kedua,
koloid 1 % setinggi 1,3 cm; koloid 2% setinggi 1,4 cm; dan koloid 3% setinggi
1,6 cm. Hal ini telah sesuai teori, bahwa semakin tinggi konsentrasi atau densitas
permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh
suatu lapisan elastis. Selain itu, tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu
kemampuan atau kecenderungan zat cair untuk selalu menuju ke keadaan yang
luas permukaannya lebih kecil yaitu permukaan datar atau bulat seperti bola atau
Dengan sifat tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-benda kecil di
permukaannya. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air.
(kerapatan): Semakin besar densitas berarti semakin rapat muatan – muatan atau
partikel-partiekl dari cairan tersebut tegangan permukaan besar. (2)Konsentrasi
zat terlarut (solut): Semakin besar zat terlarut yang ditambahkan akan
laruan maka semakin besar pula tegangan permukaan yag dihasilkan. (4)Suhu:
semakin tinggi suhu larutan maka tegangan permukaan yang dihasilkan akan
semakin kecil. Pada pengukuran yang kedua ini, dilakukan pengukuran hanya
pada koloid yang hasilnya yaitu koloid 1% sebesar 2,86 N/m, koloid 2% sebesar
3,09 N/m, dan koloid 3% sebesar 3,54 N/m. Sama seperti tinggi kenaikan cairan,
Ketiga, Daya hantar listrik (konduktivitas), yaitu ukuran seberapa kuat suatu
larutan atau cairan elektrolit. Semakin besar jumlah ion dari suatu larutan maka
sebanding dengan nilai hantar molar larutan dimana hantaran molar juga sebading
apabila konsentrasi larutan sebesar satu molar. Pada percobaan ini larutan yang
diukur konduktivitasnya adalah larutan sabun 1%, 2%, 3% dengan cara larutan
konduktometer dan hasilnya untuk larutan sabun 1% sebesar 6,50 mS; 2% sebesar
10,59 mS; dan 3% sebasar 14,82 Ms. Ini dikarenakan jumlah ion pada tiap larutan
berbeda. Semakin besar jumlah ion dari suatu larutan maka akan semakin tinggi
karena seperti yang telah diketahui bahwa sebuah larutan koloid tidak dapat
mikroskopis pada suatu cairan yang menyebabkan cairan tersebut terlihat keruh
atau tidak tembus pandang. Setelah dilakukan pengukuran dengan turbidity meter,
didapatkan hasil untuk deterjen 1%, 2%,dan 3% yaitu 125 NTU, 163 NTU, 246
NTU dan untuk koloid 1%, 2%, 3% yaitu masing-masing 363 NTU, 28 NTU, dan
31,3 NTU. Dalam teori, seharusnya semakin tinggi kental suatu larutan maka
semakin keruh larutan itu. Hal ini sesuai pada perhitungan turbiditas detergen dan
tidak sesuai dengan hasil yang didapat pada perhitungan turbiditas koloid. Banyak
hal yang dapat mempengaruhinya, salah satunya human error ketika larutan
koloid yang dihitung turbiditasnya saat itu merupakan hasil pengenceran, bukan
larutan koloid aslinya sehingga bisa saja terjadi kesalahan pengencerannya. Selain
itu, dalam berbagai macam sumber ada yang menyebutkan bahwa turbiditas pada
koloid tidak dapat dihitung karena koloid merupakan larutan yang tidak dapat
Kesimpulan dari praktikum ini adalah Koloid adalah suatu campuran zat
heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih partikel-partikel zat yang
berukuran koloid tersebar secara merata di dalam zat lain. Tegangan permukaan
yang didapat pada praktikum ini adalah untuk emulsi 1 sebesar 0,00804 Nm-1;
emulsi 2 sebesar 0,0076 Nm-1 dan emulsi 3 sebesar 0,0085 Nm-1. Untuk nilai
Sumardjo, 2006, Uji Selektivitas dan Penentuan Rekoveri Akhir pada Pemisahan
Logam Emas dengan Metode Agregasi Hidrofobik, JMS, Vol.5 No.1 : 41-
51.