Anda di halaman 1dari 3

1.

Tuliskan kebiasaan adat yang biasa di lakukan oleh suku tolaki Sulawesi
Tenggara
Jawaban

Suku Tolaki adalah sebuah komunitas masyarakat yang mendiami pulau Sulawesi di
sebelah Tenggara persisnya di Kota Kendari, Kabupaten Konawe, Konawe Selatan, Konawe
Utara. Kebanyakan dari mereka punya profesi sebagai petani yang rajin dalam bekerja.
Selain itu mereka juga punya semangat gotong royong yang tinggi.

Nama suku Tolaki tidak begitu saja ada dan terjadi dibalik nama tersebut tentu
mengandung arti atau sejarahnya, nama suku Tolaki ini berasal dari kata TOLAKI,
TO=orang atau manusia, LAKI= Jenis kelamin laki-laki, jadi artinya adalah manusia yang
memiliki kejantanan yang tinggi, berani dan menjunjung tinggi kehormatan diri/harga diri.

Sehingga dari hal tersebut akhirnya Suku Tolaki menjadi salah satu suku terbesar
yang ada di Propinsi Sulawesi Tenggara di samping Suku Buton dan Suku Muna yang
tersebar di Kab. Kendari dan Kab. Kolaka, yang berada di Kab. Kolaka dan mendiami
daerah Mowewe, Rate-rate dan Lambuya sedangkan yang berada di Kab. Kendari mendiami
daerah Asera, Lasolo, Wawotobi, Abuki dan Tinanggea. Orang Tolaki pada mulanya
menamakan dirinya Tolohianga (orang dari langit). Mungkin yang dimaksud “langit” adalah
“kerajaan langit” sebagaimana dikenal dalam budaya Cina. Dalam dugaannya, ada
keterkaitan antara kata “hiu” yang dalam bahasa Cina berarti “langit” dengan kata “heo”
(Tolaki) yang berarti “ikut pergi ke langit”.

Dalam suku tolaki ada beberapa kebiasaan-kebiasaan yang di lakukan dan masih
di terapkan oleh masyarakat tolaki. Kebiasaan adat ini banyak di lakukan karena
terbukti memiliki manfaat yang baik bagi kehidupan tetapi adajuga hanya kebiasaan-
kebisaan yang tidak di tahu manfaanya sama sekali dan hanya terapkan karena
sudahjadi kebiasaan yang di lakukan oleh turun temurun. Kebiasaan-kebiasaan ini
paling sering di terapkan oleh perempuan termasuk ibu yang baru melahirakan atau
biasa di sebut dengan masa nifas.
Adapun kebiasaan-kebiasaan adat beserta manfaatnya yang di lakukan oleh ibu-ibu
suku tolaki sehabis melahirkan antara lain:
1. Ibu diwajibkan mandi air hangat/ mengkompres perut dengan botol yang diisi dengan
air panas Alasan : Karena dengan mandi air hangat dapat mengobati luka dalam pasca
melahirkan. Pembuktian : Hal ini dinilai cukup benar. Karena air hangat dapat
memperlancar peredaran darah. Aliran darah yang lancar sangat mempengaruhi sistem
metabolisme dalam tubuh. Dalam darah terkandung oksigen serta nutrisi yang
diperlukan bagi sel-sel dalam tubuh, sehingga dalam proses penyembuhan luka dalam
menjadi sedikit lebih cepat
2. Ibu nifas tidak boleh makan makanan yang pedas Alasan : Karena makanan pedas bila
dikonsumsi ibu dapat menyebabkan ASI menjadi pedas. Pembuktian : Sebenarnya,
makanan pedas yang mengandung cabai memiliki kandungan kapsaisin bersifat
antikoagulan, yaitu menjaga darah tetap encer dan mencegah terbentuknya kerak lemak
pada pembuluh darah. Namun, bagi ibu nifas mengonsumsi sambal/cabai dapat
menyebabkan naiknya asam lambung sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman di
perut. Bila dikonsumsi berlebih dapat mengakibatkan infeksi pada lambung. Bayangkan
saja, apabila ibu yang pasca melahirkan masih memiliki luka didaerah perut(setelah
operasi caesar) ataupun rasa sakit pasca melahirkan, kemudian megonsumsi
cabai/makanan pedas lainnya akan menambah rasa sakit bagi ibu. Oleh karena itu,
larangan ini memiliki dampak positive bagi Ibu nifas.
3. Ibu diwajibkan mengenakan gurita diperut. Alasan : Karena gurita dapat
mengembalikan bentuk tubuh yang melar pasca melahirkan. Pembuktian : Pada
dasarnya, dunia kedokteran tidak menganjurkan setiap pasien bersalin untuk memakai
stagen. Stagen tidak memeberikan efek positif dalam mengecilkan atau mengencangkan
perut karena sifatnya yang pasif. Kebudayaan ini hanya membawa dampak positive bagi
ibu yang mengalami masalah kurang percaya diri dengan bentuk tubuh yang melar pasca
melahirkan. Penggunaan gurita diperbolehkan karena gurita tidak membalut perut ibu
terlalu kencang seperti stagen. Namun perlu pula diperhatikan bagi ibu yang baru
melakukan operasi caesar. Jahitan yang masih baru atau basah jika langsung dipakaikan
gurita, apalagi stagen, malah akan bertambah parah. Jahitan bisa terbuka kembali, atau
bahkan bernanah.
4. Jika ibu duduk atau tidur harus meluruskan kakinya. Alasan : Agar urat-urat tidak
kendur. Pembuktian : Pada ibu yang baru saja melahirkan atau berada pada masa nifas
jelas hal ini sangat mempunyai dampak yang positive bagi si ibu tersebut, karena jika ibu
duduk atau tidur pada posisi miring atau di tekuk dapat mempengaruhi posisi tulang ibu
tersebut karena tulang ibu pada masa nifas seperti bayi, yang apabila si ibu melakukan
gerakan miring pada saat tidur dan menekuk saat duduk akan berisiko, larangan ini baik
untuk ibu karena pada ibu pada masa nifas mudah terkena varises dan dampak negative
akan larangan ini jelas tidak ada baik bagi si ibu maupun pada bayi yang baru dilahirkan.

Anda mungkin juga menyukai