Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Anatomi dan Fisiologi Media Refraksi

Anatomi dan fisiologi media refraksi meliputi kornea, humor aques, lensa dan humor
vitreus. Semua media refraksi ini bersifat jernih, memiliki permukaan sendiri – sendiri,
memiliki kurvatura dan indeks kelainan, serta melekat satu sama lain sehingga merupaka satu
kesatuan yang kekuatan jumlah refraksi totalnya bukan merupakan jumlah masing – masing
komponennya.

Gambar 1.1 Anatomi Mata

a. Kornea

Kornea adalah jaringan transparan yang ukuran dan strukturnya sebanding dengan
kristal sebuah jam kecil. Dari anterior ke posterior, kornea memiliki lima lapisan epitel,
lapisan bowman, stroma, membran desemant. Sumber – sumber nutrisi untuk kornea adalah
pembuluh – pembuluh darah limbus, humor aques, dan air mata. Kornea superficial juga
mendapatkan sebgaian oksigen dari atmosfer. Saraf – saraf sensorik kornea didapatkan dari
percabangan (ophtalmicus) nervus kranialis v (trigeminus). Kornea merupakan suatu lensa
cembung dengan kekuatan refraksi (bias) sebesar +43 dioptri. Jika kornea mengalami sembab

Universitas Sumatera Utara


kareana satu dan lainhal, maka kornea aka berubah sifat seperti prisma yang dapat
menguraikan cahaya sehingga penderita dapat melihat seperti halo.

b. Humor Aqous

Humour aquos diproduksi oleh copus cilliare. Setelah memasuki bilik mata belakang
melalui pupil dan masuk ke bilik mata depan, kemudian ke perifer menuju sudut mata bilik
mata depan. Indeks bias humor aquos sama dengan kornea yantu 1,33 sehingga cahaya yang
masuk dari kornea diteruskan begitu saja.

c. Lensa

Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avakular, tak berwarna dan hampir transparan
sempurna. Tebalnya sekitar 4 mm dan diameternya 9 mm. Lensa tergantung pada zonula di
belakang iris, zonula menghubungkan dengan corpus cilliare. Disebelah anterior lensa
terdapat aqous humor dan posteriornya terdapat vitrous. Secara fisiologik lensa memiliki sifat
tertentu yaitu kenyal atau lentur kareana berperan dalam akomodasi untuk mencembungkan,
jernih atau transparan karena diperlukan untuk media penglihatan dan terletak ditempatnya.

Lensa mata normal memiliki indeks refraksi 1,4 dibagian sentral dan 1,36 dibagian
tepi. Kekuatan bias lensa kira – kira 20 dioptri. Padan anak dan orang muda, lensa dapat
berubah kekuatan diptrinya saat melihat dekat agar mampu menenmpatkan bayangan pada
retina. Makin tua seseorang maka makin berkurang kekuatan penambahan dioptrinya dan
kekuatan penambahan dioptri akan menghilang setelah usia 60 tahun. Kemampua lensa untuk
menambah kekuatan refraksinya disebut dengan daya akomodasi.

d. Humor Vitreus

Humor vitreus suatu badan gelatin yang jernih dan avaskular yang membentuk dua
pertiga volume dan berat mata.vitreus mengisi ruang yang dibatasi oleh lensa, retina dan
diskus optikus. Vitreus mengandung air sekitar 99%. Sisa 1% meliputi dua komponen,
kolagen dan asam hialuronat yang memberika bentuk dan konsistensi mirip gel pada vitreus
karena kemampuannya mengikat banyak air.

Humor vitreus (badan kaca) dikelilingi oleh membran hyaloid. Membran hyaloid
melekat pada kapsul posterior lensa, zonula, pars plana, retina dan papil nervus II. Badan
kaca ini berfungsi untuk membentu bola mata dan merupakan salah satu media refraksi

Universitas Sumatera Utara


(media bias). Badan kaca memiliki indeks bias lebih kecil darui pada lensa sehingga cahaya
kembali sedikit disebarkan.

e. Retina

Retina adalah lembaran jaringa saraf berlapis yang tipis dan semitransparan yang
melapisi bagian dalam dua pertiga posterior dinding bola mata. Retina membentang ke
anterior hampir sejauh corpus cilliare dan berakhir pada ora serata denga tepi yang tidak rata.

Retiana berfungsi menerima cahaya dan merubahnya menjadi sinyaln elektrokimiawi,


untuk seterusnya meneruskan sinyal tersebut ke otak. Retian terdiri dari 3 macam sel saraf
(neuron) yang berestafet dalam meneruskan implus penglihatan. Sel – sel tersebut adalah sel
fotoreseptor, sel horizontal dan sel bipolar ser sel ganglion.

2.2 Akomodasi

Mata menugubah – ubah daya bias untuk menetapkan fokus pada objek dekat melalui
proses yang disebut akomodasi. Pada keadaan norma cahaya tidak berhingga akan terfokus
pada retina demikian pula jika benda jauh didekatkan maka dengan adanya daya akomodasi
benda dapat difokuskan pada retina atau macula latea. Dengan berakomodasi, maa benda
pada jarak yang berbeda – beda aka terfokus pada retina.

Akomodasi suatu proses ketika lensa merubah fokus untuk melihat benda dekat. Pada
proses terjadi perubaha bentuk lensa yang dihasilkan oleh kerja otot silliaris pada serabut
zonular. Kelenturan lensa paling tinggi dijumpai pada anak – anak dan usia dewasa muda,
dan semakinm menurun dengan bertambah usia. Ketika lensa berakomodasi, kekuatan
refraksi akan bertambah. Perubahan kekuatan refraksi yang diakibatkan oleh akomodasi
disebut sebagai amplitudo akomodasi. Remaja pada umumnya memiliki amplitudo 12-16
dioptri, sedangkan orang dewasa pada usia 40 tahun sebesar 4-8 dioptri dan bahkan kurang
dari 2 dioptri pada usia diatas 50 tahun.

2.3 Kelainan Refraksi

1. Presbiopia

Hilangnya daya akomodasi yang terjadi bersamaan dengan proses penuaan pada
semua orang disebut dengan presbiopia. Seseorang dengan mata emetrop akan mulai

Universitas Sumatera Utara


merasakan ketidakmampuan membaca huruf kecil atau membedakan benda-benda kecil yang
terletak berdekatan hal ini terjadi pada usia 44-46 tahun. Hal ini semakin buruk pada cahaya
remang dan biasanya lebih jelas pada pagi hari dan pada saat subyek lelah. Gejala ini dapat
meningkat sampai usia 55 tahun, menjadi stabil tetapi menetap.

Presbiopi dikoreksi dengan menggunakan lensa plus untuk mengatasi daya fokus
otomatis lensa yang hilang. Lensa plus dapat digunakan dalam berbagai cara. Kacamata baca
memiliki koreksi dekat di seluruh apertura kacamata sehingga kacamata tersebut baik untuk
membaca, tetapi membuat benda-benda jauh menjadi kabur. Untuk mengatasi ini dapat
menggunakan kacamata separuh, yaitu kacamata bagian atasnya terbuka dan tidak terkoreksi
untuk penglihatan jauh. Kacamata bifokus melakukan hal serupa tetapi memungkinkan untuk
koreksi kelainan refraksi lain. Kacamata trifokus mengoreksi penglihatan jauh disegmen atas,
penglihatan sedang disegmen tengah, dan penglihatan dekat disegmen bawah. Lensa
progresif juga mengoreksi penglihatan dekat, sedang, dan jauh tetapi dengan perubahan daya
lensa yang progresif dan bukan bertingkat.

Tabel Akomodasi
Usia (Tahun) Rata-rata Akomodasi (Dioptri)
8 13,8
25 9,9
35 7,3
40 5,8
45 3,6
50 1,9
55 1,3

2. Miopia

Bila bayangan benda yang terletak jauh difokuskan didepan retina oleh mata yang
tidak berakomodasi, mata tersebut mengalami miopia, atau nearsighted. Bila mata berukuran
lebih panjang daripada normal, kelainan yang terjadi disebut miopia aksial. Untuk setiap
milimeter tambahan panjang sumbu, mata kira-kira lebih miopi 3 dioptri). Apabila unsur-
unsur pembiasan lebih refraktif dibandingkan dengan rata-rata, kelainan yang terjadi disebut
miopia kurvatura atau miopia refraktif. Jika objek yang digeser lebih besar dan lebih dekat

Universitas Sumatera Utara


dari 6 meter, bayangan akan bergerak mendekati retina dan terlihat lebih fokus titik bayangan
terlihat paling tajam fokusnya diretina disebut “titik jauh”. Derajat miopia dapat diperkirakan
dengan menghitung kebalikan dari jarak titik jauh tersebut. Dengan demikian titik jauh
sebesar 0,25 m menandakan perlunya koreksi lensa minus 4 dioptri untuk melihat jarak
tertentu. Orng miopia memiliki keuntungan dapat membaca dititik jauh pada kacamata
bahkan pada usia presbiopi. Miopi derajat tinggi dapat menyebabkan peningkatan kerentanan
terhadap gangguan-gangguan retina degeneratif termasuk ablasio retina.

Lensa sferis konkaf (minus) biasanya digunakan untuk mengoreksi bayangan pada
miopia, lensa ini mmundurkan bayangan keretina.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai