Sap Batu Ginjal
Sap Batu Ginjal
(SAP)
Waktu : 25 Menit
Penyuluh : Mahasiswa
I. Latar Belakang
IV. Sasaran
Sasaran dari penyuluhan ini adalah keluarga & pasien yang berada di ruang
Hemodalisa.
V. Materi
Terlampir
VI. Metode
a) Ceramah
b) Tanya Jawab
VII.Media
Power point
VIII. Kegiatan Penyuluhan
2. Tanya jawab
Memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
3. 5 menit Evaluasi:
Menanyakan kepada peserta tentang· Menjawab pertanyaan
materi yang telah diberikan, dan·
reinforcement kepada peserta yang
dapat menjawab pertanyaan
IX. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
- Keluarga & pasien ikut dalam kegiatan penyuluhan.
- Penyelenggaraan penyuluhan yang dilakukan aula ruang Hemodialisa.
2. Evaluasi proses
Keluarga & pasien antusias terhadap materi penyuluhan.
Keluarga & pasien tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai.
Keluarga & pasien terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan
3. Evaluasi hasil
Keluarga & pasien dapat menjelaskan kembali dengan bahasa
sederhana tentang apa pengertian batu ginjal dan faktor-faktor
penyebabnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Supersaturasi elemen
urin
(kalsium, fosfat, oxalat)
pH urin yang
berubah menjadi
asam
Imobilisasi yang
lama
Batu ginjal
Hidronefrosis
c. Terapi :
1. Analgesik untuk mengatasi nyeri.
2. Allopurinol untuk batu asam urat.
3. Renisillin untuk batu systin.
4. Antibiotika untuk mengatasi infeksi.
d. Diet
Diet atau pengaturan makanan sesuai jenis batu yang ditemukan :
1. Batu kalsium
e. Pencegahan
Setelah batu dikelurkan, tindak lanjut yang tidak kalah pentingnya
adalah upaya mencegah timbulnya kekambuhan. Angka kekambuhan batu
saluran kemih rata-rata 7%/tahun atau kambuh >50% dalam 10 tahun. Prinsip
pencegahan didasarkan pada kandungan unsur penyusun batu yang telah
diangkat. Secara umum, tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah:
1. Menghindari dehidrasi dengan minum cukup, upayakan produksi urine 2 -
3 liter per hari.
2. Diet rendah zat/komponen pembentuk batu.
3. Aktivitas harian yang cukup.
4. Medikamentosa.
Soeparman & Waspadji (1990), Ilmu Penyakit Dalam, Jld.II, BP FKUI, Jakarta.