PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaksanaan sistem rujukan di Indonesia telah diatur dengan bentuk
bertingkat atau berjenjang, yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua dan
ketiga, di mana dalam pelaksanaannya tidak berdiri sendiri-sendiri namun berada
di suatu sistem dan saling berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer
tidak dapat melakukan tindakan medis tingkat primer maka ia menyerahkan
tanggung jawab tersebut ke tingkat pelayanan di atasnya, demikian seterusnya.
B. RumusanMasalah
a. Apa yang dimaksud dengan sistem rujukan?
b. Apa saja macam-macam rujukan?
c. Bagaimna jalur rujukan?
d. Bagaimana tatalaksana rujukan?
e. Apa saja manfaat rujukan
f. Bagaimana standar merujuk pasien?
g. Bagaimana persiapan merujuk?
h. Bagaimana mekanisme rujukan?
1
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem rujukan?
b. Untuk mengetahui apa saja macam-macam rujukan?
c. Untuk mengetahui agaimna jalur rujukan?
d. Untuk mengetahui bagaimana tatalaksana rujukan?
e. Untuk mengetahui apa saja manfaat rujukan
f. Untuk mengetahuibagaimana standar merujuk pasien?
g. Untuk mengetahui bagaimana persiapan merujuk?
h. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme rujukan?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
suatu gambaran tata cara pengiriman neonatus resiko tinggi dari tempat yang
kurang mampu memberikan penanganan ke rumah sakit yang dianggap
mempunyai fasilitas yang lebih mampu dalam hal pelaksanaannya secara
menyeluruh (yaitu mempunyai fasilitas yang lebih,dalam hal tenaga
medis,laboratorium, perawatan dan pengobatan).
B. Macam-macam rujukan
Macam Rujukan Menurut Sistem Kesehatan Nasional rujukan dibagi menjadi :
a. Rujukan Kesehatan
Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya pencegahan penyakit dan
peningkatan derajat kesehatan. Dengan demikian rujukan kesehatan pada
dasarnya berlaku untuk pelayanan kesehatan masyarakat (public health
service). Rujukan kesehatan dibedakan atas tiga macam yakni rujukan
teknologi, sarana, dan operasional. Rujukan kesehatan yaitu hubungan dalam
pengiriman, pemeriksaan bahan atau specimen ke fasilitas yang lebih mampu
dan lengkap. Ini adalah rujukan uang menyangkut masalah kesehatan yang
sifatnya pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan
(promotif). Rujukan ini mencakup rujukan teknologi, sarana dan opersional
4
b. Rujukan Medik
Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya penyembuhan penyakit serta
pemulihan kesehatan. Dengan demikian rujukan medik pada dasarnya berlaku
untuk pelayanan kedokteran (medical service). Sama halnya dengan rujukan
kesehatan, rujukan medik ini dibedakan atas tiga macam yakni rujukan
penderita, pengetahuan dan bahan bahan pemeriksaan. Menurut Syafrudin ,
rujukan medik yaitu pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas satu
kasus yang timbul baik secara vertikal maupun horizontal kepada yang lebih
berwenang dan mampu menangani secara rasional. Jenis rujukan medik antara
lain:
1) Transfer of patient. Konsultasi penderita untuk keperluan diagnosis,
pengobatan, tindakan operatif dan lain –lain.
2) Transfer of specimen Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap.
3) Transfer of knowledge / personal. Pengiriman tenaga yang lebih
kompeten atau ahli untuk meningkatkan mutu layanan setempat.
5
b) Rujukan upaya kesehatan masyarakat pada dasarnya menyangkut masalah
kesehatan masyarakat yang meluas meliputi:
1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain bantuan laboratorium dan
teknologi kesehatan.
2) Rujukan tenaga dalam bentuk antara lain dukungan tenaga ahli untuk
penyidikan sebab dan asal usul penyakit atau kejadian luar biasa suatu
penyakit serta penanggulangannya pada bencana alam, gangguan
kamtibmas, dan lain-lain.
3) Rujukan operasional berupa antara lain bantuan obat, vaksin, pangan
pada saat terjadi bencana, pemeriksaan bahan (spesimen) bila terjadi
keracunan masal, pemeriksaan air minum penduduk, dan sebagainya.
Gambar 1 Skema pelaksanaan azas rujukan menurut Kepmenkes No. 128 Tahun 2004
6
a) Rujukan Internal, adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan
di dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas
pembantu) ke puskesmas induk.
b) Rujukan Eksternal, adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang
pelayanan kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke
puskesmas rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit
umum daerah).
C. Jalur Rujukan
a. Jalur rujukan dibagi menjadi dua, yaitu rujukan upaya kesehatan perorangan:
1) Antara masyarakat dengan puskesmas.
2) Antara puskesmas pembantu atau bidan di desa dengan puskesmas.
3) Intern petugas puskesmas atau puskesmas rawat inap.
4) Antar puskesmas atau puskesmas dengan rumah sakit atau fasilitas
pelayanan lainnya.
b. Rujukan upaya kesehatan masyarakat:
1) Dari puskesmas ke dinas kesehatan kabupaten atau kota.
2) Dari puskesmas ke instansi lain yang lebih kompeten baik intrasektoral
maupun lintas sektoral.
3) Bila rujukan ditingkat kabupaten atau kota masih belum mampu
mananggulangi, bisa diteruskan ke provinsi atau pusat .
7
perlu menyediakan berbagai macam peralatan kedokteran pada setiap
sarana kesehatan; memperjelas sistem pelayanan kesehatan, karena terdapat
hubungan kerja antara berbagai sarana kesehatan yang tersedia; dan
memudahkan pekerjaan administrasi, terutama pada aspek perencanaan.
8
c. Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih lengkap, tetapi
pemeriksaan harus disertai pasien yang bersangkutan.
d. Apabila telah diobati dan dirawat ternyata memerlukan pemeriksaan,
pengobatan dan perawatan di sarana kesehatan yang lebih mampu.
Dalam prosedur merujuk dan menerima rujukan pasien ada dua pihak yang
terlibat yaitu pihak yang merujuk dan pihak yang menerima rujukan dengan
rincian beberapa prosedur sebagai berikut :
a) Prosedur standar merujuk pasien.
b) Prosedur standar menerima rujukan pasien.
c) Prosedur standar memberi rujukan balik pasien.
d) Prosedur standar menerima rujukan balik pasien.
b) Prosedur Administratif:
1) Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan pra-rujukan.
2) Membuat catatan rekam medis pasien.
3) Memberikan Informed Consent (persetujuan/penolakan rujukan).
9
4) Membuat surat rujukan pasien rangkap 2.
5) Lembar pertama dikirim ke tempat rujukan bersama pasien yang
bersakutan.
6) Lembar kedua disimpan sebagai arsip. Mencatat identitas pasien pada
buku register rujukan pasien.
7) Menyiapkan sarana transportasi dan sedapat mungkin menjalin
komunikasi dengan tempat tujuan rujukan.
8) Pengiriman pasien ini sebaiknya dilaksanakan setelah diselesaikan
administrasi yang bersangkutan.
G. Persiapan Rujukan
a) Persiapan Tenaga Kesehatan, pastikan pasien dan keluarga didampingi oleh
minimal dua tenaga kesehatan (dokter dan/atau perawat) yang kompeten dan
memiliki kemampuan untuk tatalaksana kegawatdaruratan medis, maternal
dan perinatal.
b) Persiapan Keluarga, beritahu pasien dan keluarga pasien tentang kondisi
terakhir pasien, serta alasan mengapa perlu dirujuk. Anggota keluarga yang
lain harus ikut mengantar pasien ke tempat rujukan.
c) Persiapan Surat, beri surat pengantar ke tempat rujukan, berisi identitas
pasien, alasan rujukan, tindakan dan obat–obatan yang telah diberikan pada
pasien.
d) Persiapan Alat, bawa perlengkapan alat dan bahan yang diperlukan.
e) Persiapan Obat, membawa obat–obatan esensial yang diperlukan selama
perjalanan merujuk.
f) Persiapan Kendaraan, persiapkan kendaraan yang cukup baik, yang
memungkinkan pasien berada dalam kondisi yang nyaman dan dapat
mencapai tempat rujukan secepatnya. Kelengkapan ambulance, alat, dan
bahan yang diperlukan:
1. Tas PP (Kit PP) Tas PP sebaiknya terbuat dari bahan yang kuat dan
tahan air. 2) Alat pelindung diri
10
2. Sepatu bot
3. Perlengkapan medis : Alat pemeriksaan , Emergency kit
4. Airways and breathing set
5. Circulation set
6. Trauma set
7. Alat angkut evakuasi : Scoope stretcher, Stretcher beroda
8. Lain-lain : Infus set, Bantal, sarung bantal, sprei, selimut ,Kantung
muntah, Box tissue ,Satu pak gelas ,Satu pak tissue basah ,Empat
liter air steril/NaCl, Empat buah alat pengikat lunak , Kantung
sampah
9. Obat-obatan
10. Alat komunikasi : Radio medik ,Mobile phone
H. Mekanisme Rujukan
11
c. Meminta petunjuk dan cara penanganan untuk menolong penderita
bila penderita tidak mungkin dikirim.
5. Melakukan persiapan rujukan.
6. Pengiriman penderita.
7. Tindak lanjut penderita:
a. Untuk penderita yang telah dikembalikan dari tempat rujukan.
b. Melakukan kunjungan rumah pada penderita yang memerlukan
tindakan lanjut tetapi memiliki hambatan melapor.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rujukan pelayanan kebidanan adalah pelayanan oleh bidan dalam rangka
rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan
yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang
menolong perssalinan, juga pelayanan yang dilakukan oleh bidan ke tempat
atau fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas kesehatan lain secara horizontal
maupun vertical.salah satu bentuk pelaksanaan dan pengembangan upaya
kesehatan dalam sistem kesehatan nasional (SKN) adalah rujukan upaya
kesehatan.untuk mendapatkan mutu pelayanan yang lebih terjamin, berhasil
guna (efektif) dan berdaya guna (efisien), perlu adanya jenjang pembagian
tugas diantara unit-unit pelayanan kesehatan melalaui suatu tatanan sistem
rujukan.
B. Saran
Dengan adanya sistem rujukan, diharapkan dapat meningkatkan pelayanan
kesehatan lebih bermutu karena tindakan rujukan ditujukan pada kasus yang
tergolong berisiko tinggi .bidan sebagai tenaga kesehatan harus memiliki
kesiapan untuk merujuk ibu dengan keluhan ginekolgi ke fasilitas kesehatan
rujukan secara optimal dan tepat waktu jika menghadapi penyulit.
13
DAFTAR PUSTAKA
14