Anda di halaman 1dari 22

BAB III

MANAJEMEN

DAN STRUKTUR ORGANISASI PROYEK

3.1 Manajemen Proyek

Seorang manager dalam industry konstruksi dihadapkan dengan banyak tantangan

yang unik dalam proses penyelenggaraan konstruksi. Banyak tugas yang harus

diselesaikan, dan hal ini sama dengan manager lainnya untuk segala tipe bisnis.

Secara defenisi, manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari perencanaan

(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan

(controling). Secara terminologi, manajemem adalah suatu proses penggunaan sumber

daya manusia, sumber daya modal atau uang, dan peralatan yang dituangkan dalam

wadah tertentu (organisasi), untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam batas ruang dan

waktu tertentu, dengan menggunakan metode dan sistematika tertentu. proses adalah

mengerjakan sesuatu dengan pendekatan yang sistematis. Sedangkan sumber daya yang

digunakan terdiri dari tenaga, keahlian, peralatan, dana dan informasi.

proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu

tertentu, dengan alokasi sumber daya tertentu yang diikat dengan suatu perjanjian yang

disebut kontrak, dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah

digariskan dengan jelas.

Dengan demikian konsep manajemen proyek dapat diartikan sebagai penataan

serta pengorganisasian atas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan suatu

proyek.

III-1
3.1.1 Manajemen Proyek Konstruksi

Menurut Saldjana (1997), sistem manajemen merupakan alat bantu untuk

menjamin dan mengkoordinasikan pelaksanaan dengan hasil dan mutu produk yang

sebaik-baiknya. Sistem tersebut dapat direncanakan dengan langkah-langkah berikut :

1. Perencanaan (Planning)

Merupakan suatu proses pengkajian terhadap hal-hal yang berkaitan erat dengan

rencana-rencana pekerjaan, pengambilan keputusan dan penyusunan sistematika

pekerjaan. Hal ini dapat meliputi kegiatan perencanaan teknis, waktu dan biaya

pelaksanaan pekerjaan, serta perencanaan pengendalian mutu.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Merupakan suatu proses penyusunan dan penempatan sumber daya manusia yang

memenuhi persyaratan, yang dimaksudkan untuk mencapai hal-hal sebagai

berikut :

a) Mekanisme dan koordinasi kerja, baik dalam organisasi kontraktor itu

sendiri maupun pihak konsultan atau pemilik proyek.

b) Penyusunan organisasi pelaksana yang efisien dan produktif.

c) Profesionalisme, produktivitas dan tingkat kinerja team yang tinggi.

3. Pergerakan (Actuating)

Merupakan suatu proses dalam mengaktifkan sumber daya yang ada, sesuai

dengan perencanaan dan pengorganisasian untuk kegiatan pelaksanaan dan

pengawasan serta pengendalian pekerjaan.

III-2
4. Pengendalian (Cotrolling)

Merupakan suatu proses evaluasi terhadap hasil-hasil pekerjaan terhadap standar

dan spesifikasi yang ditentukan. Hal ini meliputi kegiatan-kegiatan seperti :

pengawasan, pelaporan, pengendalian dan tindakan koreksi sebagai alternatif

terbaik pada pekerjaan yang mengalami penyimpangan.

3.1.2 Pihak-pihak yang Terlibat dalam Proyek konstruksi

Pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi dari tahap perencanaan sampai

pelaksanaan dapat dikelompokkan menjadi empat pihak, yaitu pemilik proyek (owner),

konsultan manajemen kontruksi, konsultan perencana dan kontraktor.

Owner

Konsultan
Manajemen Konstruksi

Konsultan Kontraktor

Gambar 3.1 Hubungan Kerjasama Antar Organisasi Proyek

Keterangan :

: Garis komando/perintah

: Garis hubungan koordinasi

III-3
Pihak-pihak ini mempunyai tugas, kewajiban, tanggung jawab dan wewenang

sesuai dengan posisinya masing-masing. Dalam melaksanakan kegiatannya, masing-

masing pihak sesuai dengan posisinya berinteraksi satu sama lain sesuai hubungan kerja

yang telah ditetapkan. Koordinasi dari berbagai pihak yang terlibat dalam proyek

konstruksi merupakan kunci untuk mencapai tujuan.

a. Pemilik Proyek (Owner)

Pemilik Proyek (Owner) adalah seseorang atau badan usaha yang mempunyai

gagasan serta dana untuk membuat suatu proyek dan menyampaikan keinginan tersebut

kepada seorang ahli atau badan usaha lainya untuk mewujudkan gagasan tersebut.

Dalam Proyek BP2IP ini yang bertindak sebagai Owner adalah Kementrian

Perhubungan Republik Indonesia Badan Pengembangan SDM

Wewenang dan tanggung jawab Owner adalah:

a. Menyediakan dana, lahan dan menetapkan lokasi proyek.

b. Mengatur pelaksanaan Tender.

c. Memberikan tugas kepada Konsultan Pengawas untuk melaksanakan koordinasi

perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan agar pembangunan dapat berjalan sesuai dengan

isi perjanjian kontrak.

d. Menyetujui dan menolak perubahan pekerjaan, penambahan pekerjaan maupun

pengurangan pekerjaan.

e. Berhak menolak pekerjaan yang tidak sesuai dengan dokumen kontrak.

f. Menerima pekerjaan yang telah sesuai dan menyetujuinya.

III-4
b. Manajemen Konstruksi (MK)

Konsultan manajemen konstruksi merupakan pihak yang ditunjuk oleh pemilik

proyek untuk mewakilinya, memimpin, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan

pekerjaan di lapangan pada batas-batas yang ditentukan secara teknis maupun

administratif.

Konsultan Manajemen Konstruksi pada proyek BP2IP ini adalah PT. GRIKSA CIPTA

yang beralamat di Royal Bussiness Park No.8 Jl. Raya Ragunan No.29 A Pasar Minggu,

Jakartata

Konsultan MK memiliki wewenang meliputi :

a. Meminta laporan dan penjelasan tentang pelaksanaan pekerjaan kepada

pelaksana proyek baik lisan maupun tulisan

b. Menghentikan atau menolak hasil pekerjaan apabila dalam pelaksanaan

menyimpang dari spek yang telah ditentukan

c. Mengesahkan adanya perubahan baik didalam desain maupun pekerjaan

d. Memberikan keputusan terhadap perubahan waktu pelaksanaan dengan

mempertimbangkan segala resiko yang akan dihadapi

e. Mengerahkan, mengelola, serta mengkoordinasikan pelaksanaan kontraktor

dalam aspek mutu, biaya, waktu, dan keselamatan dalam pekerjaan

f. Mengadakaan rapat kordinasi yang dihadiri oleh konsultan perencana dan

kontraktor. Rapat diadakan seminggu sekali.

g. Memeriksa gambar detail pelaksanaan ( shop drawing )

h. Membuat laporan kemajuan pekerjaan di lapangan

III-5
c. Konsultan Perencana

Konsultan Perencana adalah pihak yang menerima penunjukan dan permintaan

dari Pemilik Proyek untuk membuat / melakukan segala macam, bentuk dan aspek-aspek

tentang perencanaan suatu jenis pekerjaan (arsitektural, struktural dan anggaran biaya)

yang dilengkapi dengan standart peraturan, ketentuan dan persyaratan-persyaratannya

dalam batas-batas kemampuan teknis dan administrasi yang telah diajukan.

Dalam Proyek BP2IP ini Konsultan Perencana adalah PT. AULIA SAKTI

INTERNASIONAL yang beralamat di Jl. Raya Pasar Minggu No.8 Kalihata, Jakarta

Selatan.

Tugas dan kewajiban Konsultan Perencana adalah:

a. Membuat perencanaan sesuai dengan keinginan pemberi tugas yang meliputi

perencanaan strutural, arsitektur dan mecanical electrical.

b. Merencanakan gambar-gambar detail atau penjelasan lengkap dengan perhitungan

konstruksi.

c. Memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang dianggap ada keraguan mengenai

ketentuan dalam dokumen kontrak.

d. Membuat estimasi harga bangunan yang digunakan Owner dalam patokan estimasi

harga pada pelelangan.

e. Menentukan material yang digunakan dalam pembangunan proyek yang sesuai

dengan persyaratan dalam aturan konstruksi.

f. Dapat menyelesaikan persoalan apabila terjadi masalah teknis di lapangan.

g. Mengadakan pengawasan pada pelaksanaan pekerjaan proyek apabila terjadi

penyimpangan.

III-6
h. Memberikan penjelasan pada direksi atau pengawas lapangan maupun kontraktor

tentang segala sesuatu yang dianggap meragukan.

i. Memberikan laporan-laporan yang diperlukan bila terjadi kejanggalan ataupun

penyimpangan dalam pelaksanaan kepada konsultan pengawas.

j. Bertanggung jawab langsung atas segala apa yang direncanakan termasuk


perhitungan konstruksi.

d. Kontraktor

Kontraktor adalah pihak yang ditunjuk oleh owner untuk melaksanakan pekerjaan

struktur pada proyek dengan lingkup pekerjaannya seperti yang disebut dalam Dokumen

Kontrak dan mengadakan persetujuan mengenai perjanjian kontrak tersebut dengan

owner.

Pada proyek ini owner menunjuk PT. NINDYA KARYA selaku

Kontraktor.Tugas-tugas dan tanggung jawab kontraktor dalam menjalankan fungsinya :

a. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan

spesifikasi yang telah direncanakan dan ditetapkan didalam kontrak

perjanjian dan pemborongan

b. Memberikan laporan kemajuan proyek (progress) yang meliputi laporan

harian, mingguan serta bulanan kepada pemilik proyek yang memuat

antara lain :

 Pelaksanaan pekerjaan

 Prestasi kerja yang dicapai

 Jumlah tenaga kerja yang digunakan

 Jumlah bahan yang dimasuk

III-7
 Keadaan cuaca dan lain-lain.

a. Bertanggung jawab sepenuhnya atas kegiatan konstruksi dan metode

pelaksanaan pekerjaan di lapangan

b. Bertanggung jawab atas waktu pekerjaan tanpa mengurangi kualitas

bangunan tersebut

c. Bertanggung jawab kepada pemilik proyak tentang pelaksanaan dan hasil-

hasil bagian pekerjaan yang dilaksanakan oleh Sub Kontraktor

d. Kontraktor bertanggug jawab secara kontaktual hanya kepada Pemberi


Proyek.

e. Sub Kontraktor

Sub Kontraktor adalah kontraktor yang memiliki kontrak khusus dengan

Kontraktor Utama untuk melaksanakan pekerjaan khusus pada proyek sesuai dengan

keahlian dan spesifikasinya. Sub Kontraktor dipilih oleh Kontraktor Utama yang

kemudian dikonfirmasiakan kepada owner dan Manajemen Konstruksi.

Tugas dan wewenang dari Sub Kontraktor, yaitu :

a. Melaksanakan pekerjaan yang telah disepakati oleh Kontraktor Utama

sesuai dengan gambar rencana, peraturan-peraturan, dan syarat-syarat

yang telah ditetapka

b. Menyerahkan hasil pekerjaan keada kotraktor utama sesuai dengan batas

waktu yang telah ditetapkan

c. Menerima biaya pelaksanaan pekerjaan dari kontraktor utama berdasarkan

perjanjian yang telah disepakati

III-8
d. Menjalankan kebijakan keselamatan kerja sesuai yang tercantum dalam
perjanjian kontrak

f. Penyedia Alat dan Bahan (Suplier)

Supplier adalah perseorangan atau perusahaan berbadan hukum yang ditunjuk

oleh kontraktor untuk menyuplai material atau bahan yang digunakan pada pelaksanan

proyek sesuai dengan spesifikasi proyek.

3.1.3 Hubungan Kerja Antara Unsur-Unsur Pelaksana Proyek


Hubungan kerja antara unsur – unsur pelaksana proyek adalah :

a. Hubungan kerja antara owner dengan konsultan perencana

1) Terikat kontrak.

2) Owner memberikan wewenang kepada perencana untuk merencanakan dan

membuat sketsa design proyek dan gambar rencana.

3) Owner memberikan wewenang kepada perencana untuk membuat rencana

pelaksanaan, peraturan dan syarat – syarat pelaksanaan, gambar-gambar

detail lengkap dengan perhitungan konstruksi, membuat anggaran biaya dan

menyelenggarakan pelelangan.

4) Perencana kepada owner menyerahkan hasil perencanaan.

5) Owner kepada perencanamemberikan biaya perencanaan.

b. Hubungan kerja antara owner dengan manajemen konstruksi

1) Terikat kontrak.

2) Owner memberikan wewenang kepada manajemen konstruksi untuk

memimpin, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan di

lapangan.

III-9
3) Manajemen konstruksi memperbaiki shop drawing yang dibuat kontraktor

dan menyampaikan perubahan – perubahan pekerjaan kepada owner.

4) Owner menyerahkan sepenuhnya biaya angsuran pekerjaan kepada

manajemen kontruksi.

c. Hubungan kerja antara owner dengan kontraktor

1) Terikat kontrak

2) Kontraktor melaksanakan pekerjaan dan menyerahkan hasil pekerjaan

kepada owner

3) Owner membayar biaya pelaksanaan pekerjaan kepada kontraktor

berdasarkan prestasi kerjanya/termyn.

d. Hubungan kerja antara manajemen kontruksi dengan kontraktor

1) Terikat peraturan pelaksanaan.

2) Manajemen konstruksi berwenang mengawasi mutu pekerjaan yang

dilaksanakan kontraktor.

3) Manajemen konstruksi berwenang mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang

dilaksanakan kontraktor apakah telah sesuai dengan spesifikasi teknis.

4) Kontraktor merealisasi peraturan pelaksanaan yang diberikan manajemen

konstruksi.

5) Kontraktor melaporkan setiap hasil pekerjaan yang dilaksanakan serta

kendala pekerjaan secara teknis kepada manajemen konstruksi.

e. Hubungan kerja antara konsultan perencana dengan manajemen konstruksi

1) Terikat hubungan kerja

III-10
2) Perencana memberikan hasil design serta peraturan – perturan pelaksanaan

kepada manajemen konstruksi

3) Manajeman konstruksimelaporkan kendala – kendala teknis yang di temui

dilapangan guna dicarikan dan ditentukan solusi pemecahannya kepada

perencana.

f. Hubungan kerja antara kontraktor dengan Sub Kontraktor

1) Terikat kontrak.

2) Sub kontraktor melaksanakan pekerjaan dan menyerahkan hasil pekerjaan

pada kontraktor utama.

3) Kontraktor Membayar biaya pelaksanaan pekerjaan kepada sub kontraktor


berdasarkan prestasi kerja.

3.2. Struktur Organisasi Kontraktor


Struktur organisasi kontraktor PT.NINDYA KARYA pada proyek BP2IP seperti
yang terlampir berikut :

3.2.1 Struktur Organisasi Proyek BP2IP

Owner
KEMENTRIAN PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA

Konsultan MK
PT. GRIKSA CIPTA

Konsultan Perencana Kontraktor


PT.AULIA SAKTI PT.NINDYA KARYA
INTERNASIONAL

III-11
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Proyek
Sumber : Data Proyek BP2IP

Keterangan :

: Garis komando/perintah

: : Garis hubungan koordinasi

: Garis hubungan kontrak

3.2.2 Struktur Organisasi Kontraktor

1. Manajer Proyek (Project Manager)


Project Manager disebut juga kepala proyek. Project Manager bertanggung

jawab terhadap penyelesaian proyek secara keseluruhan baik dari segi biaya, mutu, dan

waktu, khususnya terhadap paket pekerjaan yang di subkontrakkan dan biaya overhead.

Project manager mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan proyek, masalah waktu,biaya dan mutu

pekerjaan serta berbagai masalah sosial dan lingkungan yang timbul akibat

beroperasinya proyek tersebut, bahkan juga hubungan dengan owner dan pemerintah

setempat.

b. Membuat schedule pelaksanaan secara keseluruhan dan melakukan pengawasan

pelaksanaan.

c. Menentukan, mengatur dan mengkoordinir sub kontraktor.

d. Menyelenggarakan rapat dengan sub kontraktor dan rapat intern minimal 1(satu)

minggu sekali.

III-12
e. Mengawasi terselenggaranya catatan administrasi perkantoran proyek, pembukuan dan

transaksi keuangan proyek, material/bahan bangunan serta personil/staf proyek.

f. pemeriksaan/control on the spot (misalnya) : stock opname gudang,stock opname patty


cash,cek catatan pembukuan proyek).

2. Quality Control (QC)


Quality Control mempunyai tugas mengawasi seluruh metode pelaksanaan

lapangan dan mengawasi mutu pelaksanaan pekerjaan. Quality control berdiri secara

independen dan didalam melaksanakan tugasnya selalu berhubungan dengan manajemen

konstruksi divisi struktur dan arsitektur.

Quality control bertanggung jawab kepada project manager yang mempunyai tugas dan

tanggung jawab sebagai berikut :

a. Bertugas membantu project manager untuk menjamin kualitas pekerjaan

yang baik sesuai spesifikasi, gambar kerja dan standar perusahaan.

b. Membuat laporan-laporan tertulis berupa check list, foto-foto pekerjaan

ataupun deviasi report lainnya yang menyangkut quality control kepada

project manager.

c. Dalam tugasnya bertanggung jawab kepada project manager.

d. Mengontrol pekerjaan dilapangan

e. Membuat laporan pengecoran dan test beton.

f. Mengontrol pekerjaan pembesian

g. Dalam tugasnya dibantu oleh asisten pelaksanaan/surveyor.

III-13
3. Site Manager (SM)
Site manager bertugas membantu pimpinan proyek dalam mengendalikan

jalannya proyek di lapangan. Site manager mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai

berikut :

Tugas – Tugas :

Terlaksananya kegiatan pelaksanaan proyek, termasuk fasilitas pendukung sesuai

rencana yang diterapkan dalam buku biru.

a. Memimpin dan mengarahkan kegiatan pelaksanaan proyek.

b. Menyelenggarakan rapat – rapat mingguan proyek guna menjabarkan

rencana pelaksanaan Buku Biru dan monitoringnya.

c. Aktif dalam rapat yang diadakan oleh Konsultan, Pemberi Tugas dan

mengusulkan hal – hal yang menguntungkan perusahaan.

d. Mengadakan hubungan dan pendekatan – pendekatan secara positif

terhadap masyarakat sekeliling proyek dan penguasa setempat maupun

Konsultan / Pemberi tugas agar mendukung kelancaran pekerjaan.

Tanggung Jawab :

a. Terlaksananya kegiatan pelaksanaan proyek, termasuk fasilitas pendukung

sesuai rencana yang diterapkan dalam buku biru.

b. Terselenggaranya pengadministrasian kegiatan – kegiatan yang berkaitan

dengan penanganan proyek sampai dengan proses penagihan.

c. Tersedianya metode kerja, bahan, alat dan tenaga yang menjadi tanggung

jawabnya sesuai jadual pelaksanaan yang telah ditetapkan.

III-14
d. Tersedianya rencana kebutuhan biaya proyek secara periodik.

e. Terlaksananya pengendalian biaya, mutu dan waktu proyek.

4. Mekanik/Peralatan

Tugas dan tanggung jawab anggota yang terlibat dalam seksi mekanik/peralatan

adalah :

a. Pengadaan genset untuk keperluan proyek.

b. Setting pembagian panel dari induk ke pemakai.

c. Persiapan air untuk keperluan proyek.

d. Penetuan titik-titik lampu dan pemasangan lampu untuk persiapan pengecoran pada

malam hari dan pekerjaan lembur.

e. Pemasangan sepatu kolom dan delatasi dengan cara pengelasan.

f. Memahami manajemen peralatan sesuai dengan isi perjanjian kontrak.

g. Menyusun perencanaan jenis, jumlah, penggunaan, penempatan dan jadwal peralatan

yang sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan proyek.

h. Mengatur penggunaan peralatan sesuai dengan kebutuhan dan keadaan pelaksanaan

pekerjaan di lapangan.

i. Melakukan perawatan peralatan dan perbaikan peralatan yang rusak.

j. Membuat laporan bulanan dan mingguan tentang penggunaan peralatan yang dipakai
selama proses pekerjaan berlangsung.

5. Surveyor
Surveyor atau pelaksana survey bertanggung jawab kepada site manager (SM)

yang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

III-15
a. Bertanggung jawab kepada pekerjaan yang berhubungan dengan marking.

b. Mengontrol elevasi atau center line.

c. Marking stek finishing.

d. Memberi informasi bila terjadi ketidaksesuaian gambar terhadap yang ada di

lapangan.

e. Monitoring pekerjaan.

f. Membuat ijin pelaksanaan pekerjaan.

g. Menghitung volume pekerjaan.

h. Memberikan gambar kepada Sub atau Mandor.

i. Membuat laporan hasil survey.

6. Site Engineering
Site engineering mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Membuat gambarshop drawingstruktur dan arsitektur dan mengatur shop drawing yang

dibuat sub kontraktor.

b. Koordinasi gambar-gambar struktur dan arsitektur.

c. Mengajukan material yang akan digunakan.

d. Membuat konsep laporan bulanan untuk dicek dan disetujui oleh project manager.

e. Membuat progress mingguan/laporan mingguan.

f. Membuar progress/laporan bulanan

g. Dalam tugasnya membawahi drafter dan berkonsultasi dengan manajemen konstruksi

dan site manager.

h. Membuat metode kerja yang sesuai dengan spesifikasi dan gambar.

i. Mengaplikasikan gambar dari perencana ke lapangan.

j. Memonitor dan menghitung progress pekerjaan di lapangan.

III-16
k. Mengarahkan progress pekerjaan sesuai master schedul

7. Drafter
Drafter memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Membuat gambar shop drawing yang mengacu kapada gambar rencana(for cont)

untuk mempermudah pekerjaan di lapangan.

b. Membuat scheduleshop drawing menyesuaikan schedule lapangan.

c. mengkoordinasikanshop drawingyang telah disetujui kepada subkontraktor.

d. Menyimpan file – file shop drawing (master cop).

e. Menyiapkan dan membuat gambarshop drawingyang akan dikerjakan oleh mandor

sesuai item pekerjaan masing-masing.

f. Mengkoordinasikan dan mengecek gambar yang dibuat oleh sub kontraktor.

g. Mengarahkan drafter sub kontraktor dalam pembuatan shop drawing.

h. Transmit gambar shop drawing dari proyek dan sub kontraktor ke manajemen

konstruksi.

i. Distribusi gambarshop drawing ke masing- masing kepala divisi sesuai item pekerjaan,

mandor dan sub kontraktor.

j. Berkoordinasi dengan masing- masing kepala divisi sesuai item pekerjaan.

k. Melaksanakan pembuatan as built drawing.

8. Quantity Surveyor (QS)


Dalam pelaksanaan tugasnya quantity surveyor bertanggung jawab kepada site

enggineering. Tugasdan tanggung jawab quntity surveyor adalah sebagai berikut

a. Menghitung volume pekerjaan.

b. Membuat opname pekerjaan mandor.

c. Menghitung kebutuhan volume material di lapangan.

III-17
d. Melaksanakan perhitungan progress pekerjaan mandor dengan memasukan pencapaian

progress dari pelaksanaan.

e. Mengontrol pekerjaan di lapangan agar sesuai dengan budget yang direncanakan.

f. Memonitor dan menghitung pekerjaan tambah kurang di lapangan.

g. Mengumpulkan data pelaksanaan kerja di lapangan.

h. Membuat laporan dan perhitungan akhir tentang kemajuan pekerjaan.

9. General Affair/K3
Tugas dan tanggung jawab dari general affair adalah :

a. Memproses perijinan dengan pihak luar dan asuransi.

b. Mengatur administrasi pegawai.

c. Penyediaan, pemeliharaan, dan pengendalian fasilitas proyek.

d. Penyediaan, pemeliharaan, dan pengendalian peralatan, mesin, dan perkakas

perusahaan.

e. Mengontrol terlaksananya kesehatan keselamatan kerja di lapangan.

10. Administrasi Teknik

Administrasi mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Melakukan penyelenggaraan surat menyurat dan membuat filling yang lengkap dan

sistematis untuk memudahkan pencarian suatu dokumen yang diperlukan.

b. Membuat opname dan pembayaran atas lembur staf dan pekerja harian kantor proyek.

c. Distribusi surat masuk dan surat keluar.

d. Membuat berita acara berdasarkan perintah/petunjuk site manager dan supervisor.

e. Membuat rencana dan catatan cuti staf proyek dan tindak lanjutnya.

III-18
f. Membuat absensi staf, pengendalian catatan-catatan disiplin pegawai/staf serta

menindaklanjuti dengan mengkonsep surat-surat teguran/sanksi bagi yang tidak disiplin.

Surat teguran ditandatangani langsung oleh atasan.

g. Menyelenggarakan dokumentasi proyek.

11. Logistik

Logistik adalah pihak yang bertanggung jawab dalam mengelola urusan administrasi

gudang sehubungan dengan stok material selama proyek berlangsung serta pengadaan

material / bahan untuk keperluan proyek.

Tugas – tugas dari anggota logistik adalah :

a. Mengajukan permintaan (DO) pengadaan material/bahan ke site manger atas dasar

permintaan supervisor.

b. Mengatur dan mengkoordinir pengadaan material / bahan.

c. Mengontrol jumlah dan jenis material / bahanyang beredar di lapangan melalui bon

pengambilan material / bahan.

d. Memeriksa kebutuhan peralatan setelah pelaksanaan pekerjaan pada waktu peralatan

dipulangkan oleh bagian peralatan ke gudang.

e. Membuat laporan harian, mingguan dan bulananmengenai material/bahan yang masuk

dan keluar serta yang masih tersisa digudang penyimpanan material.

f. Bertanggung jawab terhadap penyimpanan material dan peralatan.

g. Menerima dan mengontrol material/bahan yang masuk ke gudang penyimpanan.

h. Melaksanakan cek slump beton.

III-19
12. Security

Selama pelaksanaan proyek security memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan

mengamankan area proyek dari gangguan, baik dari luar area proyek maupun dari dalam

area proyek. Tugas-tugas security adalah:

a. Mengontrol pelaksanaan program K3.

b. Pengaturan kendaraan keluar/masuk area proyek.

c. Penjagaan material dan peralatan yang digunakan di lingkungan proyek.

d. Pengawalan tamu, staf, karyawan, pekerja di lingkungan proyek agar dalam kondisi

aman.

e. Patroli/pengontrolan area proyek agar dalam keadaan aman dan terkendali.

3.3.2 Sistem Kontrak dan Sistem Pembayaran

Kontrak atau perjanjian adalah perikatan antara pengguna jasa konstruksi dengan

penyedia jasa konstruksi yang telah memenangkan tender. Kontrak dibuat setelah

pemberi tugas menetapkan/menunjuk pemenang tender, berisikan ketentuan mengenai

hak dan kewajiban yang mengikat kedua belah pihak seperti nilai imbalan dan masa kerja

proyek yang telah disepakati berikut sanksi-sanksi atas keterlambatan.

Pada proyek pembangunan Gedung Grand Zuri Hotel sistem kontrak yang

dipakai yaitu unit price contract.

Jenis-jenis kontrak kerja jasa konstruksi dibedakan berdasarkan bentuk imbalan,

jangka waktu pelaksanaan dan jumlah pengguna barang/jasa.

III-20
Jenis kontrak yang berdasarkan bentuk imbalan adalah:

1) Lump sum contract

Lump sum contract merupakan sistem kontrak pengadaan barang dan jasa dimana

jumlah harga pekerjaan tidak berubah atau tetap sampai waktu penyelesaian seluruh

pekerjaan yang telah ditentukan. Semua resiko yang mungkin terjadi selama proses

penyelesaian pekerjaan pada sistem lump sum contract sepenuhnya ditanggung oleh

penyedia jasa konstruksi.

2) Kontrak Harga Satuan (Unit price contract)

Unit price contract merupakan sistem kontrak dimana harga satuan setiap unsur

pekerjaan tetap dan pasti dengan spesifikasi teknis tertentu dimana volume pekerjaan

yang dilaksanakan masih bersifat perkiraan sementara. Untuk pembayaran pekerjaan

didasarkan pada volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan berdasarkan

perhitungan bersama.

3) Kontrak Gabungan Lumpsum dan Harga Satuan

Kontrak Gabungan lumpsum dan harga satuan merupakan sistem kontrak

dimana pada bagian pekerjaan tertentu bersifat lumpsum dan bagian pekerjaan yang

lainnya dengan harga satuan namun masih termasuk satu pekerjaan yang diperjanjikan.

4) Turnkey contract

Turnkey contract merupakan sistem kontrak dimana kontraktor bertanggung

jawab membiayai seluruh kegiatan proyek sampai batas waktu penyelesaian yang telah

ditentukan. Pembayaran kepada kontraktor dilakukan setelah bangunan diserahkan dan

siap digunakan oleh owner. Sebagai jaminan pembayaran kepada kontraktor diberikan

surat jaminan senilai biaya pembangunan

III-21
5) Kontrak Persentase

Kontrak persentase merupakan kontrak pelaksanaan jasa konstruksi dibidang

tertentu, dimana penyedia jasa yang bersangkutan menerima imbalan jasa berdasarkan

persentase tertentu dari nilai pekerjaan fisik konstruksi yang telah dilakukan.

III-22

Anda mungkin juga menyukai