Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengatur banyaknya jumlah
kelahiran sehingga ibu maupun bayinya dan ayah serta keluarga yang
bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari
kelahiran tersebut. Keluarga berencana merupakan program pemerintah yang
bertujuan menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Keluarga
sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima Norma Keluarga
Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada pertumbuhan yang
seimbang. (Irianto, 2014)
KB adalah keluarga berencana untuk menunda kehamilan tetapi KB
bukan cara untuk membunuh anak. Tujuan KB terdiri dari menunda atau
mencegah kehamilan. Alasan wanita untuk memakai kb diantaranya karena
dari faktor kesibukan orang tuanya contohnya wanita karir, menjarangkan
anak agar tidak terlalu rapat karena jika terlalu rapat, sianak tidak
mendapatkan kasih sayang dari orang tua yang penuh terhadap anaknya , dari
segi ekonimi juga adalah suatu alasan untuk menggunakan KB, dengan faktor
ekonomi yang sangat-sangat kurang, gizi seorang anak tidak bisa terpenuhi.
Kontrasepsi adalah cara, alat, atau obat-obatan untuk mencegah
terjadinya pertemuan antara sel telur (ovum) dengan sel mani (spermatozoa)
pada saluran telur. Kontrasepsi dibagi menjadi dua, yaitu cara temporer
(spacing) dan cara permanen (kontrasepsi mantap). Cara permanen dilakukan
dengan mengakhiri kesuburan untuk mencegah kehamilan secara permanen,
pada wanita disebut sterilisasi dan pada pria disebut vasektomi. (Sofian, 2013)

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Keluarga Berencana ?
2. Apa itu alat Kontrasepsi ?
3. Bagaimana Metode Kontrasepsi ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Keluarga Berencana
2. Untuk mengetahui apa itu alat Kontrasepsi
3. Untuk mengetahui Metode Kontrasepsi

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keluarga Berencana
Keluarga berencana (KB) adalah upaya peningkatan kepedulian dan
peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga
untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera. (Yuhedi dan
Kurniawati, 2013)
Pada hakekatnya KB bertujuan untuk mewujudkan keluarga dengan
anak ideal, sehat, berpendidikan, sejahtera, berketahanan dan terpenuhi hak-
hak reproduksinya. Secara garis besar dalam pelayanan kependudukan atau
KB mencakup beberapa komponen yaitu :
1. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE),
2. Konseling,
3. Pelayanan kontrasepsi,
4. Pelayanan infertilitas,
5. Pendidikan seks,
6. Konsultasi pra-perkawinan dan konsultasi perkawinan,
7. Konsultasi genetik,
8. Tes keganasan, dan
9. Adopsi. (Pinem, 2009)

B. Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata “kontra” yang berarti mencegah atau
melawan dan “konsepsi” yang berarti pertemuan antara sperma dan sel telur
yang matang dan sel sperma yang menyebabkan kehamilan. Secara singkat,
kontrasepsi adalah pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma
(konsepsi) atau pencegahan menempelnya telur yang dibuahi ke dinding
rahim. (Mulyani dan Rinawati, 2013)

3
Tujuan kontrasepsi adalah mengindari atau mencegah kehamilan
akibat pertemuan sel telur dan sperma tersebut. (Dewi dan Sunarsih, 2011)

C. Metode Kotrasepsi
a. Kontrasepsi Alamiah (Tanpa Alat/Non-mekanis)
1. Metode Amenorea Laktasi (MAL)
Metode MAL adalah kontrasepsi yang mengandalkan
pemberian Air Susu Ibu (ASI). MAL sebagai kontrasepsi bila
menyusui secara penuh (full breast feeding), belum haid dan bayi
kurang dari 6 bulan. Metode MAL efektif sampai 6 bulan dan harus
dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi lainnya.
2. Metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA)
Metode KBA dilakukan dengan wanita mendeteksi kapan masa
suburnya berlangsung, yang biasanya dekat dengan pertengahan siklus
menstruasi (biasanya hari ke 10-15), atau terdapat tanda-tanda
kesuburan dan kemungkinan besar terjadi konsepsi. Senggama
dihindari pada masa subur yaitu pada fase siklus menstruasi dimana
kemungkinan terjadinya konsepsi.
Ada beberapa metode yang digunakan pada KBA yaitu sebagai
berikut : (Saifuddin, 2010)
1) Metode lendir servik billing atau metode ovulasi billing :
metode mengamati kualitas dan kuantitas lendir serviks
setiap hari. Periode subur ditandai dengan lendir yang
jernih, encer, dan licin.
2) Metode suhu badan basal
3) Metode sympto-termal atau metode suhu tubuh
4) Metode kalender
3. Senggama Terputus

4
Senggama terputus adalah metode keluarga berencana
tradisional, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari
vagina sebelum pria mencapai ejakulasi. Metode ini efektif bila
digunakan dengan benar dan dapat digunakan sebagai pendukung
metode KB lainnya.

b. Kontrasepsi Mekanis
1. Kondom
Kondom merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat
dari berbagai bahan di antaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau
bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat
berhubungan seksual.
2. Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari
lateks (karet) yang diinersikan kedalam vagina sebelum berhubungan
seksual atau menurut serviks.
3. Spermisida
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9)
digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh seperma yang
dikemas dalam bentuk aerosol (busa), tablet vaginal, suppositoria, atau
dissolvable film dan krim.

c. Kontrasepsi Hormonal
1. Mekanisme Kerja Estrogen
Mekanisme kerja estrogen yaitu menekan ovulasi, mencegah
implantasi, mempercepat transpor gamet/ovum dan luteolysis.
(Handayani, 2010)
2. Mekanisme kerja progesterone

5
Mekanisme kerja progesteron yaitu menghambat ovulasi,
menghambat implantasi, memperlambat transport gamet/ovum,
luteolysis dan mengentalkan lendir serviks. (Handayani, 2010)
3. Jenis Kontrasepsi Hormonal
1) Kontrasepsi Hormonal Oral (Pil)
Kontrasepsi hormonal oral adalah kontrasepsi berupa pil atau
obat yang berbentuk tablet berisi hormone estrogen dan
progesterone. (Anggraini, 2012)
Kontrasepsi hormonal oral memiliki beberapa jenis yaitu :
a) Pil Oral Kombinasi (POK)
Pil oral kombinasi adalah pil kontrasepsi yang
mencegah teradinya ovulasi dan mempunyai efek lain
terhadap traktus genitalis, seperti menimbulkan
perubahan-perubahan pada lendir serviks, pada motilas
tuba fallaopi dan uterus. (Anggraini, 2012)
Keuntungan pil oral kombinasi menurut Handayani
(2010) yaitu tidak mengganggu hubungan seksual, siklus
haid menjadi teratur, dapat digunakan sebagai metode
jangka panjang, dapat digunakan pada massa remaja
hingga menopause, mudah dihentikan setiap saat,
kesuburan cepat kembali setelah pemakaian pil
dihentikan, membantu mencegah kehamilan ektopik,
kanker ovarium, kanker endometrium, kista ovarium,
acne, desminorhoe.
Selain memiliki keuntungan seperti di atas, pil oral
kombinasi juga memiliki beberapa kelemahan yaitu mahal
dan membosankan karena digunakan setiap hari, mual
(terutama pada 3 bulan pertama), perdarahan bercak pada
3 bulan pertama, pusing, nyeri payudara, kenaikan berat

6
badan, tidak mencegah PMS, tidak boleh untuk ibu
menyusui, dapat meningkatkan tekanan darah sehingga
resiko stroke. (Handayani, 2010)
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil oral
kombinasi adalah amenore (tidak ada perdarahan atau
spotting), mual, pusing atau muntah (akibat reaksi
anfilatik) dan perdarahan pervaginam atau spotting.
(Sulistyawati, 2012)
b) Mini Pil
Mini pil adalah pil kontrasepsi yang mengandung
progestin saja, tanpa estrogen. keuntungan dari mini pil
adalah sangat efektif bila digunakan benar, tidak
mengganggu hubungan seksual, tidak mempengaruhi ASI
karena kadar gestagen dalam ASI sangat rendah,
kesuburan cepat kembali, nyaman dan mudah digunakan,
sedikit efe samping, dapat dihentikan setiap saat, dan tidak
mengandung estrogen. (Anggraini, 2012)
Kerugian dari mini pil adalah menyebabkan perubahan
dalam pola perdarahan haid, sedikit pertambahan dan
pengurangan berat badan bisa terjadi, bergantung pada
pemakai (memerlukan motivasi terusmenerus dan
pemakaian setiap hari), harus diminum pada waktu yang
sama setiap hari, kebiasaan lupa akan menyebabkan
kegagalan metoda, pasokan ulang harus selalu tersedia,
berinteraksi dengan obat lain ( contohnya obat-obat
epilepsi dan tuberculose). (Handayani, 2010)
Selain keuntungan dan kerugian, mini pil juga
memiliki beberapa efek samping yang sering ditemukan

7
yaitu amenorea dan perdarahan tidak teratur atau spotting.
(Saifuddin, 2010)

2) Kontrasepsi Suntikan
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya
kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. (Anggraini, 2012)
Kontrasepsi suntikan dibagi dalam 2 jenis yaitu :
a) Suntikan Kombinasi
Suntik kombinasi adalah kontrasepsi suntik yang berisi
hormon sintetis estrogen dan progesteron. Keuntungan
dari kontrasepsi suntik ini adalah tidak berpengaruh pada
hubungan suami istri, tidak memerlukan pemeriksaan
dalam, klien tidak perlu menyimpan obat, resiko terhadap
kesehatan kecil, dan berjangka panjang. (Handayani,
2010)
Kerugian suntikan kombinasi adalah peribahan pola
haid, awal pemakaian terjadi mual, pusing, nyeri payudar
(akan menghilang setelah suntikan kedua atau ketiga),
ketergantungan klien pada pelayanan kesehatan,
efektivitas turun jika interaksi dengan obat epilepsi dan
rifampisin dapat terjadi efek samping yang serius yaitu
stroke, serangan jantung, trombosis paru, terlambatnya
kesuburan setelah berhenti, tidak memnjamin
perlindungan terhadap penularan IMS dan kenaikan berat
badan. sedangkan efek samping yang sering terjadi adalah
amenore, mual, muntah, pusing, dan spotting. (Handayani,
2010)
b) Suntikan Progestin

8
Suntikan progestin adalah kontrasepsi suntikan yang
berisi hormone progesterone. (Handayani, 2010)
Keuntungan suntikan progestin adalah, sangat efektif,
pencegahan kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh
pada hubungan suami istri, tidak mengandung estrogen
sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit
jantung dan gangguan pembekuan darah. tidak memiliki
pengaruh terhadap ASI, sedikit efek samping, klien tidak
perlu menyimpan obat suntik, dapat digunakan oleh
perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause,
membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan
ektopik, menurukan kejadian penyakit jinak payudara,
mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
dan menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell).
(Saifuddin, 2010)
Kerugian dari suntikan progestin adalah gangguan
pola haid, klien sangat bergantung pada sarana pelayanan
kesehatan, tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum
suntikan berikutnya, sering menimbulkan efek samping
masalah berat badan, tidak menjamin perlindungan
terhadap penularan IMS, terlambatnya kembali kesuburan
setelah penghentian penggunaan, pada pemakaian jangka
panjang dapat menyebabkan perubahan pada lipid serum,
sedikit menurunkan kepadatan tulang, kekeringan pada
vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang),
sakit kepala, gugup, atau jerawat. (Sulistyawati, 2012)
Efek samping yang sering terjadi pada suntikan
progestin adalah amenorhoe, mual, pusing, muntah,

9
Perdarahan/perdarahan bercak (spotting), meningkat atau
menurunnya berat badan. (Saifuddin, 2010)

3) Implant
Salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk yang
terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi hormon, dipasang
pada lengan atas. (Handayani, 2010)
Implant ada beberapa jenis yaitu norplant (lama kerjanya 5
tahun), implanon (lama kerjanya 3 tahun) dan jadena dan indoplant
(lama kerjanya 3 tahun).
Implant memiliki beberapa keuntungan yaitu daya guna
tinggi, perlindungan jangka panjang, pengembalian tingkat
kesuburan yang cepat setelah pencabutan, tidak memerlukan
pemeriksaan dalam, bebas dari pengaruh estrogen, tidak
mengganggu aktivitas seksual, tidak menggangu produksi ASI,
klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan, dapat dicabut
setiap saat sesuai dengan kebutuhan. (Sulistyawati, 2012)
Kerugian dari implant adalah menimbulkan gangguan
menstruasi yaitu tidak mendapat menstruasi dan terjadi perdarahan
yang tidak teratur, berat badan bertambah, menimbulkan agne,
ketegangan payudara, liang senggama terasa kering. (Manuaba,
2010)
Selain memiliki kerugian, implant juga memiliki beberapa
efek samping yaitu amenorhoe, perdarahan bercak (spotting)
ringan, pertambahan atau kehilangan berat badan (perubahan nafsu
makan), ekspulsi, infeksi pada daerah insersi. (Handayani, 2010)

d. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)


1. Pengertian

10
AKDR merupakan suatu alat yang dimasukan kedalam rahim
yang bentuknya macam-macam, terdiri dari plantic (polyethylene).
Ada yang terlilit tembaga (Cu) adapula yang tidak, adapula yang
terlilit tembaga bercampur perak (Ag)Selain itu adapula yang
dibatangkannya berisi hormon progesteron.
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) adalah cara pencegahan
kehamilan yang sangat efektif, aman dan reversiber bagi wanita
rertentu, terutama yang tida terjangkit PMS dan sudah pernah
melahirkan.
AKDR adalah suatu alat plastik atau logam kecil yang di
masukan ke uterus melalui kanalis servikalis. (Wulansari, 2006)
2. Jenis-jenis AKDR
Menurut Suratun (2008) adapun jenis-jenis AKDR yang
beredar yaitu :
1) IUD (Intra Uterine Device) generasi pertama
Lippes Iiop, berbentuk spiral atau huruf S ganda, tersebut dari
plantic (poye-thline)
2) IUD (Intra Uterine Device) generasi kedua
a) Cu T 200 B, berbentuk T yang batangnya terlilit tembaga (Cu)
dengan kandungan tembaga
b) Cu 7 berbentuk angka 7 yang batangnya terlilit tembaga
c) ML Cu 250 berbentuk 3/3 lingkaran elips yang bergerigi yang
batangnya diilit tembaga
3) IUD (Intra Uterine Device) generasi ketiga
a) Cu T 308 A, berbentuk huruf T dengan lilitan tembaga yang
lebih banyak dan perak
b) ML Cu 375 batangnya dililit tembaga berlapis pera
c) Nova Tcu 200 A, batang dan lengannya dililit tembaga
4) IUD (Intra Uterine Device) generasi keempat

11
Ginefix, merupakan AKDR tanpa rangka, terdiri dari benang
polipropilen monofilament dengan enam butir tembaga.
3. Cara Kerja AKDR
Menurut Syaifuddin dkk (2003), cara kerja AKDR adalah :
1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.
2) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
3) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,
walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat
reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk
fertilisasi.
4) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
4. Kelebihan
Kelebihan dari metode kontrasepsi AKDR yaitu : (Pinem,
2009)
1) Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi.
2) Sangat efektif (0,6–0,8 kehamilan/100 perempuan dalam tahun
pertama, atau 1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan) segera
setelah pemasangan.
3) Reversibel, berjangka panjang (dapat sampai 10 tahun tidak perlu
ganti).
4) Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
5) Meningkatkan hubungan seksual karena tidak perlu takut untuk
hamil.
6) Dengan AKDR CuT-380A, tidak ada efek samping hormonal.
7) Tidak mempengaruhi produksi dan kualitas ASI.
8) Dapat dipasang segera setelah abortus bila tidak ada infeksi.
9) Membantu mencegah kehamilan ektopik.
10) Dapat digunakan sampai menopause, 1 tahun atau lebih setelah haid
terakhir.

12
5. Kekurangan
Kerugian atau kekurangan metode kontrasepsi AKDR yaitu :
(Pinem, 2009)
1) Efek samping yang umum terjadi: perubahan siklus haid (umumnya
pada 3 bulan pertama dan setelah itu akan berkurang), haid lebih
lama dan lebih banyak, perdarahan (spotting) antar menstruasi, saat
haid lebih sakit.
2) Tidak mencegah Infeksi Menular Seksual (IMS), termasuk
HIV/AIDS.
3) Tidak baik digunakan oleh perempuan yang sering berganti-ganti
pasangan atau yang menderita IMS.
4) Penyakit Radang Panggul (PRP) terjadi sesudah perempuan dengan
IMS menggunakan AKDR.
5) Diperlukan prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik dalam
pemasangan AKDR.
6) Ada sedikit nyeri dan spotting terjadi segera setelah pemasangan
AKDR, tetapi biasanya hilang dalam 1-2 hari.
6. Pemasangan AKDR Yang Tepat
Keberhasilan pemasangan AKDR mempertimbangkan faktor
yang mempengaruhi efektifitas kerjanya. Selain ketepatan
pemasangan, hal lain yang perlu diperhatikan adalah ukuran dan jenis
IUD serta tabung penyalur yang tepat dan waktu pemasangan.
Waktu yang tepat untuk pemasangan AKDR adalah sewaktu
haid, post partum, segera setelah abortus kuret atau melakukan seksio
sesarea.
Ukuran dan jenis IUD harus sesuai dengan ukuran rahim
pemakai, tidak terlalu besar sehingga menimbulkan trauma atau terlalu
kecil sehingga mudah lepas. Oleh karena keahlian dan pengalaman

13
pemasang AKDR merupakan hal penting lain yang juga harus
dipertimbangkan.
Selain diharapkan keahliannya dalam melakukan teknik
pemasangan dan pemilihan AKDR yang tepat, seorang yang akan
melakukan pemasangan AKDR juga diharapkan mampu memberikan
konseling terkait dengan AKDR. Informasi utama yang disampaikan
adalah :
1) Mekanisme kerja AKDR termasuk keuntungan dan kerugian serta
efek sampingnya,
2) Prosedur pemasangan/pencabutan dan jangka waktu pemakaian,
3) Waktu pemasangan dan metode kontrasepsi mana yang dipakai
bila pemasangan AKDR diundurkan
4) Kebebasan bagi pasien untuk tidak meneruskan memakai AKDR
jika dikehendaki

e. Sterilisasi
Sterilisasi adalah salah satu cara untuk menghindari kehamilan yang
bersifat menetap.
1. Vasektomi
1) Pengertian
Sterilisasi pada laki-laki disebut vasektomi atau Vas Ligation.
Caranya ialah dengan memotong saluran mani (vas deverens)
kemudian kedua ujungnya di ikat, sehingga sel sperma tidak dapat
mengalir keluar penis (urethra). Sterilisasi laki-laki termasuk
operasi ringan, tidak melakukan perawatan di rumah sakit dan
tidak mengganggu kehidupan seksual. Nafsu seks dan potensi
lelaki tetap, dan waktu melakukan koitus, terjadi pula ejakulasi,
tetapi yang terpancar hanya semacam lendir yang tidak
mengandung sperma.

14
Vasektomi merupakan suatu metode kontrasepsi yang sangat
aman, sederhana, dan sangat efektif. Dalam pelaksanaan operasi
sangat singkat dan tidak memerlukan anestesi umum. Di seluruh
dunia, sterilisasi vasektomi masih merupakan metode yang
terabaikan dan kurang mendapat perhatian, baik dari pihak
pria/suami maupun petugas medis keluarga berencana. Di masa
lalu, hal tersebut disalahkan pada sikap pihak pria/suami antara
lain sebagai berikut :
a) Pria lebih tertarik untuk menunjukan kejantanannya dari pada
ikut bertanggung jawab dalam perencanaan keluarganya.
b) Pria takut bahwa tindakan vasektomi akan melukai kehidupan
seksnya.
c) Menyamakan tindakan vasektomi dengan pengebirian
(kastrasi).
2) Bentuk-bentuk Vasektomi
Vasektomi/sterilisasi pada laki-laki juga memiliki berbagai
bentuk, antara lain :
a) Vasektomi dengan Pisau
Setelah anestesi lokal yaitu dengan larutan prokain
lidokain atau lignokain tanpa memakai adrendin maka
dilakukan irisan pada kulit scrotum. Kulit dan otot-otot disayat,
maka tampak vas deferens dengan sarungnya. Irisan dapat
dilakukan pada garis tengah antara dua belahan scrotum atau
pada dua tempat di atas masing-masing vas deferens.
(http://library.ohiou.edu/indopubs/1997/06/06/0031.html.)
Kedua vas tampak sebagai saluran yang putih dan agak
kenyal pada perabaan. Vas dapat dibedakan dari pembuluh-
pembuluh darah, karena tidak berdenyut. Identifikasi vas
terutaa sukar apabila kulit scrotum tebal.

15
b) Vasektomi pada Pisau
Vasektomi pada pisau juga dapat dilakukan tanpa
mengiris kulit, jadi tanpa memakai pisau sama sekali, yaitu
dengan cara :
- Saluran diikat bersama-sama dengan kulit scrotum,
dengan cara mencobloskan jarum dengan benang
sampai ke bawah saluran mani.
- Dapat juga disuntikkan ke dalam saluran mani.
- Saluran mani dapat dibakar dengan mencobloskan
jarum kauter halus melalui kulit ke dalam saluran mani.
c) Vasektomi tanpa Memotong Saluran Mani
Vasektomi dapat dilakukan tanpa memotong saluran
mani setelah kulit dibuka dan saluran mani ditampilka, saluran
mani kemudian diikat kemudian di-insisi, dapat juga di-insisi
kecil kemudian dimasukkan semacam spiral kecil ke dalam
lumen saluran mani. (www.bkkbn.go.id/gemapria/articel-
detail.php?artid=31#)
3) Syarat
Adapun syarat-syarat untuk menjadi akseptor (pengguna)
vasektomi adalah sebagai berikut :
a) Sukarela
b) Mendapatkan keterangan dari dokter atau petugas pelayanan
kontrasepsi
c) Pasangannya harus memberikan persetujuan secara tertulis.
4) Cara kerja
a) Sebelum operasi, dokter akan memeriksa kesehatan lebih
dahulu, untuk memastikan cocok atau tidak.
b) Sebelum operasi dilakukan, disuntik agar tidak terasa sakit.

16
c) Saluran sperma ditutup dengan operasi kecil (bisa dengan atau
tanpa pisau), sehingga nanti sperma tidak terdapat dalam air
mani dan tidak menyebabkan kehamilan. Sperma yang tidak
keluar ini akan diserap kembali oleh tubuh tanpa menimbulkan
penyakit.
d) Operasi dilakukan oleh dokter terlatih.
e) Operasi dapat dilakukan sewaktu-waktu.
5) Perawatan
Perawatan setelah operasi :
a) Istirahat secukupnya, tidak ada ketentuan khusus untuk hal ini
(melihat kondisi pasien saja).
b) Bekas luka yang di akibatkannya harus bersih dan kering, tidak
boleh terkena air selama 3-4 hari.
c) Senggama baru bisa dilakukan, setelah 1 Minggu sesudah
operasi.
d) Selama 10 kali ejakulasi setelah operasi masih dapat sperma
dalam caiaran maninya. Jadi, pasangannya harus menggunaka
metode kontrasepsi lainnya selam 10-12 kali senggama.
e) Pemeriksaan ulang dilakukan oleh dokter setelah 1 minggu, 1
bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun setelah operasi dilakukan.
6) Kelebihan
a) Jarang ada keluhan sampingan
b) Untuk seterusnya, pasangan terhindar dari kehamilan.
c) Angka kegagalan hampir tidak ada.
d) Tindakan operatif sangat sederhana.
e) Tidak mengganggu gairah seksual, karena tetap dapat ereksi
dan keluar ai mani (asumsi setelah di operasi vasektomi tidak
dapat bersenggama tidak benar sama sekali).
7) Kekurangan

17
a) Tindakan operatif seringkali menakutkan.
b) Selama 10 kali ejakulasi setelah dioperasi, pasangannya harus
memakai metode kontrasepsi yang lain.

2. Tubektomi
1) Pengertian
Sterilisasi pada wanita disebut tubektomi atau Tubal Ligation.
Caranya ialah dengan memotong kedua saluran sel telur (tuba
falopi) dan menutup kedua-duanya sehingga sel telur tidak dapat
keluar dan sel sperma tidak dapat pula masuk bertemu dengan sel
telur, sehingga tidak terjadi kehamilan. (Aminuddin Yakub, KB
dalam polemik; Melacak Pesan Substantif Islam, h. 7)
2) Syarat
Adapun syarat-syarat menjadi akseptor (pengguna) tubektomi
adalah sebagai berikut :
a) Sukarela
b) Mendapatkan keterangan dari dokter atau petugas pelayanan
kontrasepsi
c) Pasangannya harus memberikan persetujuan secara tertulis.
3) Cara kerja
a) Sebelum operasi, dokter akan memeriksa kesehatan lebih
dahulu, untuk memastikan cocok atau tidak.
b) Operasi dilakukan oleh dokter.
c) Saluran telur yang membawa sel telur dalam rahim akan
dipotong atau diikat. Setelah operasi syang dihasilkan akan
diserap kemabali oleh tubuh tanpa menimbulkan penyakit.
d) Perawat tubektomi hanya 6 jam setelah operasi untuk
menunggu reaksi anti bius saja. Luka yang diakibatkan
sebaiknya tidak kena air selama 3-4 hari.

18
e) Pemeriksaan ulang dilakukan oleh dokter, setelah 1 minggu, 1
bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun setelah operasi dilakukan.
4) Kelebihan
a) Tidak mengganggu ASI.
b) Jarang ada keluhan sampingan.
c) Angka kegagalan hampir tidak ada.
d) Tidak mengganggu gairah seksual.
5) Kekurangan
a) Tindakan operatif, seringkali menakutkan.
b) Definitif, kesuburan tidak dapat kembali lagi. (Zohra Andi
Baso, Kesehatan Reproduks (Panduan bagi Perempuan), h. 82-
87)
6) Bentuk-bentuk Tubektomi
Sterilisasi pada perempuan disebut tubektomi/sterilisasi pada
perempuan ini memiliki beberapa bentuk, antara lain :
a) Laparotomi Mini Suprarubik yaitu membuat sayatan pada
dinding perut tepat di atsa rambut kemaluan sepanjang 2,5 cm,
kemudian tuba di cari tindakan pada tuba ialah lidasi dan eksisi
serta reseksi sebagian.
b) Kolkotomi Posterior yaitu membuat sayatan pada puncak
vagina belakang sepanjang 2,5 cm. tindakan pada tuba ialah
lugasi dan eksisi reseksi sebagian. Cara ini sudah jarang
digunakan.
c) Kuldoskopi yaitu membuat sayatan pada puncak vagian
belakang dan trokar. Alat khusus yang dipakai ialah puldoskop.
Tindakan pada tuba ialah ligasiu dan eksisi sebagain cara
inipun sudah jarang digunakan.
d) Laparoskop yaitu membuat sayatan pada dinding perut tepat
dibawah pusat dengan trokar. Alat khusus yang dipakai ialah

19
laparoskop yang dimasukkan dalam rongga perut melalui
trokar. Tindakan pada tuba ialah oklusi dengan cincin falope
atau kauterisasi. ( Kendra Sundauist, Kontrasepsi Apa Yang
Terbaik Bagi Anda, h. 102)
e) Histerokopi yaitu alat khusus yang dipakai ielah histeroskop
yang dimasukkan ke dalam rongga rahim (uterus) melalui
mulut leher rahim. Tindakan pada tuba ialah kauterisasi muara
tuba pada rongga.
f) Laporotomi Mini Paska Persalinan yaitu dibuat sayatan pada
dinding perut tepat dibawah pusar sepanjang 2,5 cm tindakan
pada tuba ialah lidasi dan eksisi serta reseksi sebagian. (PKMI,
Dasar-dasar Kontrasepsi Mantap Wanita, h. 23)

20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga Berencana merupakan suatu usaha menjarangkan atau
merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi.
Hal tersebut dilakukan untuk membentuk keluarga kecil sesuai dengan
kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran
anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kontrasepsi merupakan usaha-usaha untuk mencegah terjadinya
kehamilan baik bersifat sementara maupun permanen. Kontrasepsi yaitu
pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau pencegahan
menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim. Metode
kontrasepsi antara lain : 1) kontrasepsi alamiah, 2) kontrasepsi non-mekanis,
3) kontrasepsi mekanis, 4) AKDR, 5) sterilisasi.

B. Saran
Semoga materi ini dapat menjadi pembelajaran bagi perawat dan
menambah wawasan perawat mengenai Keluarga Berencana (KB),
kontrasepsi dan bentuk metode kontrasepsi.

21
Daftar Pustaka

Arini, RD. (2015). Keluarga Berencana. http://eprints.ums.ac.id (Diakses pada


tanggal 25 Januari 2018
Paturrahman, A. (2011). BKKBN tentang Keluarga Berencana.
http://repository.uinjkt.ac.id (Diakses pada tanggal 25 Januari 2018)

22

Anda mungkin juga menyukai