PENDAHULUAN
Cairan tubuh adalah cairan yang terdiri dari air dan zat terlarut (Price,
2006).
Cairan tubuh adalah air larutan pelarut, substansi terlarut /zat terlarut
(Horne, 2001).
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan (Price, Sylvia,
2006).
Elektrolit adalah substansi yang berdiasosiasi (terpisah) di dalam
larutan dan akan menghantarkan arus listrik (Horne, 2001).
Elektrolit adalah sebuah unsur / senyawa yang jika melebur atau larut
di dalam pelarut lain akan pecah menjadi ion dan mampu membawa muatan
listrik.
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi
tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah
merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan
cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan
tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat
tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan
partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam
larutan.
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan,
minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian
tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang
normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang
lainnya jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler
dan cairan ekstraseluler.
Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh
tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel
dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan
interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah
cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak
diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti
cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
2.2 Etiologi
1. Tonsilitis (Radang Amandel)
Radang amandel adalah infeksi pada tenggorokan yang menyebabkan
pembengkakan (inflamasi) amandel. Penyebab radang tonsil adalah
virus dan bakteri.
Radang amandel seringkali diakibatkan oleh pilek yang berkelanjutan.
Selain itu, faktor daya tahan tubuh, lingkungan, dan makanan yang
dikonsumsi pasien juga turut berperan dalam munculnya radang
amandel. Normalnya, manusia dapat terserang radang amandel
setahun 1-2 kali.
a. Penyebab Tonsilitis
Virus: herpes simplex virus (HSV), epstein bar virua
(EBV), cytomegalovirus (CMV).
Bakteri: grup A beta-hemolytic streptococcus,
haemophilus influenzae, staphylococcus aureus.
b. Gejala Tonsilitis
Saat terserang radang, bisa muncul gejala-gejala ringan, akan
tetapi bisa juga memdadak membuat anak tidak enak badan.
Gejalanya sangat bervariasi tergantung penyebab radang dan
daya tahan tubuh. Anak yang menderita radang tonsil biasanya
mengalami:
Nyeri tenggorokan
Demam
Tonsil membengkak dan kemerahan
Teekadang terdapat bercak putih kekuningan
Hilangnya nafsu makan
Terkadang juga disertai sakit kepala, pembesaran kelenjar
dileher, muntah, dan nyeri perut
2. Kehilangan cairan yang berlebihan
3. Berkeringat secara berlebihan
4. Menurunnya intake secara oral
5. Muntah yang berlebihan
6. BAB yang berlebihan
2.3 Tanda dan Gejala
a. Kekurangan Volume caian
1. Nadi cepat tetapi lemah
Denyut nadi cepat dan lemah menunjukan adanya tanda shock, nadi
sukar di palpasi tampak muncul dan menghilang
2. Kolaps vena
Kolaps vena adalah pembuluh darah menyempit
3. Hipotensi
Hipotensi adalah keadaan ketika tekanan darah di dalam arteri
lebih rendah dibandingkan normal dan biasa disebut dengan
tekanan darah rendah.
Ada dua ukuran yang digunakan dalam tekanan darah, yaitu
tekanan sistolik (bilangan atas) dan tekanan diastolik (bilangan
bawah). Tekanan darah yang normal adalah antara 90/60 dan
140/90. Penderita hipotensi memiliki tekanan darah di bawah
90/60, sedangkan jika tekanan darah di atas 140/90 maka orang
tersebut menderita hipertensi.
4. Oliguria
Oliguria didefinisikan sebagai keluaran urin kurang dari 1
mL/kg/jam pada bayi, kurang dari 0,5 mL/kg/jam pada anak, dan
kurang dari 400 mL/hari pada dewasa.
5. Kulit dan membrane mukosa kering
6. Turgor kulit elastik
7. Kehilangan BB yang cepat
b. Kelebihan Volume Cairan
1. Denyut nadi kuat
Denyut nadi kuat dan berdetak detak. Hal itu disebabkan oleh
variasi yang luas pada tekanan nadi.
2. Hipertensi
3. Hipertensi merupakan suatu kondisi yang diakibatkan adanya
peningkatan yang persisten dari tekanan pembuluh darah arteri
yakni tekanan diastolik diatas 95 mmHg, sedangkan tekanan darah
yang normal umumnya tekanan sistolik tidak melebihi 140 mmHg
dan diastolik tidak melebih 90 mmHg.
4. Distensi vena leher
5. Peningkatan BB yang cepat
Karena Peningkatan nafsu makan dan retensi cairan. Cairan teratur
merembes ke jaringan tubuh dari darah. Sistem limfatik adalah
jaringan tabung di sepanjang tubuhnya yang mengalirkan cairan ini
(disebut getah bening) dari jaringan dan bermuara kembali ke
dalam aliran darah. Retensi cairan (edema) terjadi ketika cairan
yang tidak dikeluarkan dari jaringan.
Dua kategori besar retensi cairan termasuk edema umum, ketika
pembengkakan terjadi di seluruh tubuh, dan edema lokal ketika
bagian-bagian tertentu dari tubuh yang terpengaruh.
2.4 Sistem Yang Berperan Dalam Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit
2.4.1 Ginjal
Merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam mengatur
kebutuhan cairan dan elektrolit. Terlihat pada fungsi ginjal, yaitu
sebagai pengatur air, pengatur konsentrasi garam dalam darah,
pengatur keseimbangan asam-basa darah dan ekskresi bahan buangan
atau kelebihan garam.
Proses pengaturan kebutuhan keseimbangan air ini diawali oleh
kemampuan bagian ginjal, seperti glomerulus dalam menyaring
cairan. Rata-rata setiap satu liter darah mengandung 500 cc plasma
yang mengalir melalui glomerulus, 10% nya disaring keluar. Cairan
yang tersaring (filtrate glomerulus), kemudian mengalir melalui tubuli
renalis yang sel-selnya menyerap semua bahan yang dibutuhkan.
Jumlah urine yang diproduksi ginjal dapat dipengaruhi oleh ADH dan
aldosteron dengan rata-rata 1 ml/kg/bb/jam.
2.4.2 Kulit
Merupakan bagian penting pengaturan cairan yang terkait dengan
proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas
yang disarafi oleh vasomotorik dengan kemampuan mengendalikan
arteriol kutan dengan cara vasodilatasi dan vasokontriksi. Proses
pelepasan panas dapat dilakukan dengan cara penguapan. Jumlah
keringat yang dikeluarkan tergantung banyaknya darah yang mengalir
melalui pembuluh darah dalam kulit. Proses pelepasan panas lainnya
dapat dilakukan melalui cara pemancaran panas ke udara sekitar,
konduksi (pengalihan panas ke benda yang disentuh), dan konveksi
(pengaliran udara panas ke permukaan yang lebih dingin).
Keringat merupakan sekresi aktif dari kelenjar keringat di bawah
pengendalian saraf simpatis. Melalui kelenjar keringat suhu dapat
diturunkan dengan jumlah air yang dapat dilepaskan, kurang lebih
setengah liter sehari. Perangsangan kelenjar keringat yang dihasilkan
dapat diperoleh melalui aktivitas otot, suhu lingkungan dan kondisi
suhu tubuh yang panas.
2.4.3 Paru
Organ paru berperan mengeluarkan cairan dengan menghasilkan
insensible water loss kurang lebih 400 ml/hari. Proses pengeluaran
cairan terkait dengan respons akibat perubahan upaya kemampuan
bernapas.
2.4.4 Gastroinstestinal
Merupakan organ saluran pencernaan yang berperan dalam
mengeluarkan cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran air.
Dalam kondisi normal, cairan hilang dalam system ini sekitar 100-200
ml/hari. Pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui system
endokrin, seperti: system hormonal.
2.4.5 ADH
Memiliki peran meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat
mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormone ini dibentuk
oleh hipotalamus di hipofisis posterior, yang mensekresi ADH dengan
meningkatkan osmolaritas dan menurunkan cairan ekstrasel.
2.4.6 Aldosteron
Berfungsi sebagai absorpsi natrium yang disekresi oleh kelenjar
adrenal di tubulus ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh
adanya perubahan konsentrasi kalium, natrium dan system angiotensin
rennin.
2.4.7 Prostaglandin
Merupakan asam lemak yang terdapat pada jaringan yang berfungsi
merespons radang, mengendalikan tekanan darah dan konsentrasi
uterus, serta mengatur pergerakan gastrointestul. Pada ginjal, asam
lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal.
Fisiologi Cairan
Fase I Fase II
Partikel kecil Pelarut Fase III
bersih
Air Semipermeabal
Konsentrasi
rendah
Konsentrasi
Konsentrasi Keseimbangan rendah
tinggi cairan
Fase I Plasma Seluruh Sistem sirkulasi
darah tubuh dan nutrisi
Fase II Cairan
interstitial Darah
dengan kapiler
dan sel O2
komponen
Fase III
Paru-paru dan
tractus
gastrointestinal
Pembuluh
darah Tidak semua
kapiler dan substansi dan
membrane Memfilter komponen
sel dalam cairan
tubuh ikut
berpindah
1.Cairan intraselular
Cairan yang terkandung di antara sel disebut cairan intraselular. Pada
orangdewasa, sekitar duapertiga dari cairan dalam tubuhnya terdapat
di intraselular(sekitar 27 liter rata-rata untuk dewasa laki-laki dengan
berat badan sekitar 70kilogram), sebaliknya pada bayi hanya setengah
dari berat badannya merupakancairan intraselular.
2.Cairan ekstraselular
Cairan yang berada di luar sel disebut cairan ekstraselular. Jumlah
relatif cairanekstraselular berkurang seiring dengan usia. Pada bayi
baru lahir, sekitar setengahdari cairan tubuh terdapat di cairan
ekstraselular. Setelah usia 1 tahun, jumlahcairan ekstraselular
menurun sampai sekitar sepertiga dari volume total. Inisebanding
dengan sekitar 15 liter pada dewasa muda dengan berat rata-rata 70kg.
Cairan ekstraselular dibagi menjadi:
a. Cairan Interstitial
Cairan yang mengelilingi sel termasuk dalam cairan interstitial,
sekitar 11-12 liter pada orang dewasa.Cairan limfe termasuk dalam
volumeinterstitial.Relatif terhadap ukuran tubuh, volume ISF
adalah sekitar 2 kalilipat pada bayi baru lahir dibandingkan orang
dewasa.
b. Cairan Intravaskular
Merupakan cairan yang terkandung dalam pembuluh darah
(contohnya volume plasma). Rata-rata volume darah orang dewasa
sekitar 5-6Ldimana 3 liternya merupakan plasma, sisanya terdiri
dari sel darah merah,sel darah putih dan platelet.
c. Cairan Transeluler
Merupakan cairan yang terkandung diantara rongga tubuh tertentu
sepertiserebrospinal, perikardial, pleura, sendi sinovial, intraokular
dan sekresisaluran pencernaan.Pada keadaan sewaktu, volume
cairan transeluleradalah sekitar 1 liter, tetapi cairan dalam jumlah
banyak dapat masuk dankeluar dari ruang transeluler.
2.15 Pengkajian
1. Identitas:
Nama, Umur, Jenis kelamin, Alamat
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Apakah klien pernah menderita penyakit yang berhubungan
dengan penyakit yang dideritanya sekarang seperti : klien
menderita kanker sehingga harus mengkonsumsi obat-obatan
anti kanker.
Apakah ada riwayat gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit sebelumnya.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Kelelahan, kelemahan
Nyeri kram abdomen
Anoreksia, mual, muntah, rasa haus.
Diare/Konstipasi
Kesemutan pada ekstremitas
Ansietas, gelisah
Sakit kepala
Kulit kemerahan/demam
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah ada anggota keluarga klien yang menderita gangguan
yang sama dengan klien.
3. Pemeriksaan Fisik
Kekurangan cairan
a. Anamnesis
Berat badan turun
Sakit kepala, pusing
Mata cekung, konjungtiva kering
Membran mukosa kering bibir pecah-pecah
b. Sirkulasi
Nadi cepat tapi lemah
Kolaps vena
Hipotensi
Pengisian kapiler menurun
c. Pernapasan
Frekuensi nafas cepat dan dangkal
d. Neurosensori
Letargi
Kesemutan ekstremitas
e. Sistem Gastrotestinal
Abdomen cekung
Muntah
Hiperperistaltik disertai diare
f. Sistem ginjal
Oliguria
Berat jenis urine
g. Kulit
Kulit dan membrane mukosa kering
Turgor kulit tidak elastis, kulit dingin dan lembab
Suhu tubuh menurun
Kulit kemerahan
h. Eliminasi
Konstipasi/diare, kram abdomen
Kelebihan volume cairan
a. Anamnesis
Berat badan naik
Penglihatan kabur, udema periorbital, papil edema
b. Sirkulasi
Vena leher distensi
Edema
Denyut nadi kuat
Hipertensi
Peningkatan tekanan vena
c. Pernapasan
Suara krekels diparu-paru
Dipsnea
d. Ginjal
Diaresis
e. Eliminasi
Penurunan haluaran urine
f. Neurosensori
Perubahan tingkat kesadaran (bingung)
Pemeriksaan fisik elektrolit
a. Hiponatremia
Aktifitas: malaise, kelemahan, pingsan
Neurosensori : sakit kepala, penglihatan kabur, vertigo,
kedutan otot
Sirkulasi : Hipotensi, penurunan nadi perifer
Eliminasi : Kram abdomen, diare
Pernafasan : Takipnea
b. Hipernatremia
Aktifitas kelemahan
Sirkulasi : Hipotensi postural, takikardi
Eliminasi : Haluaran urin menurun
Neurosensori : Peka rangsangan, letargi
Kulit : kering dan kemerahan
c. Hipokalemia
Aktifitas : kelemahan umum, kelelahan
Sirkulasi : Hipotensi, nadi lemah dan tidak teratur, disritmia
Eliminasi : Nokturia.
Pernapasan : Pernafasan dangkal, apnea, sianosis
Neurosensori : Parestesia, mengantuk
d. Hiperkelemia
Aktifitas : Kelemahan otot
Sirkulasi : Nadi tidak teratur dan lambat, hipotensi
Eliminasi : kram abdomen,diare
Neurosensori : Parestesia
e. Hipokalsemia
Sirkulasi : Hipotensi, nadi lemah dan tidak teratur
Eliminasi : Diare, nyeri abdomen
Neurosensori : Parestesia, baal dan kesemutan, Ansietas.
Pernapasan : dangkal
f. Hiperkalsemia
Aktifitas : Malaise, kelelahan dan kelemahan
Sirkulasi : Hipertensi, disritmia
Eliminasi : konstipasi / diare, nokturia, poliuria
Neurosensori : Sakit kepala, penurunan kesadaran.
g. Hipomagnesemia
Aktifitas : kelemahan
Sirkulasi : Takikardia, disritmia, hipotensi
Neunsensori : Parestesia, Nistagmus
h. Hipermagnesemia
Aktifitas : Kelemahan
Sirkulasi : Hipotensi, Nadi lemah dan tidak teratur
Neunosensori : Kulit kemerahan, berkeringat penurunan
tingkat kesadaran
Pernapasan : Hipoventilasi
o Pemeriksaan diagnostic cairan :
Hipovolemia :
- Berat jenis urin meningkat > 1,025
- Peningkatan Ht > 50%, Hb naik, SDM
meningkat.
- Peningkatan BUN > 25mg / 100ml, CR
meningkat
- Natrium Urine menurun
- Glukosa serum normal / meningkat
- Protein serum meningkat
Hipervolemia:
- Penurunan, BUN <10mg / 100ml
- Hb / Ht dam SDM menurun
- Natrium Urine rendah
- Albumin menurun
- BJ Urine
- Tanda kongesti pada dada
o Elektrolit
K (-) an :
- Terjadi penurunan natrium, kalium,
kalsium,magnesium dan klorida
- BJ urin menurun
- Osmolalitas rendah
- Pada EKG, interval Q-T memanjang
K (+) an :
- Peningkatan Natrium, klorida, kalium,
mangnesium dan kalsium
- Osmolalitas serum rendah
2.16 Pathway
Energi Metabolisme
Diiet Kondisi sakit
sel
(Hipervolemia)
Lemas
Kurang Cauran Kulit Kulit lecet,
asupan makan interstitial tubuh kemerahan
dan minum BAB Diare tidak (luka
berlebihan terawat dekubitus)
Aktivitas
Metabolisme Volume
Feses Defisit volume darah Kebersihan
encer cairan diri
Resiko
gangguan
Kelebihan
Kerja usus integritas
volume cairan
kulit
dan elektrolit
Bagan 2.2 : Bagan Pathwayy
2.17 Diagnosa Keperawatan
1. Defisit volume cairan b/d sering buang air besar
2. Kelebihan volume cairan dan elektrolit b/d penurunan perfusi organ
3. Resiko gangguan integritas kulit b/d kulit lecet dan kemerahan
2.18 Intervensi Keperawatan dan Rasional
1. Defisit volume cairan b/d sering buang air besar
Tujuan : Keseimbangan cairan dapat dipertahankan
dalam batas normal.
Kriteria hasil : - Turgor kulit elastik
- Membran mukosa lembab
- BB tidak menunjukkan penurunan
Intervensi Rasional
1. Kaji TTV 1. Mengetahui perubahan
status kesehatan pasien
2. Identifikasi rencana untuk 2. Melibatkan pasien dalam
meningkatkan/mempertaha rencana untuk memperbaiki
nkan keseimbangan cairan ketidakseimbangan.
optimal. Misal :Jadwal
pemasukan cairan
3. Kaji status dehidrasi, ubun- 3. Menentukan kehilangan dan
ubun, mata, turgor kulit, kebutuhan cairan
dan membran mukosa
4. Ukur BB setiap hari 4. Mengevaluasi keefektifan
atau kebutuhan mengubah
kebutuhan cairan
5. Kolaborasi dengan tim 5. Menurunkan pergerakan usus
medis dalam pemberian
obat antidiare
Tabel 2.3 : Tabel Intervensi dan Rasional
2. Kelebihan volume cairan dan elektrolit b/d penurunan perfusi organ
Tujuan : Kebutuhan pemenuhan cairan dapat kembali
normal
Kriteria hasil : Mempertahankan keseimbangan cairan (TD
dalam batas normal)
Intervensi Rasional
1. Kaji TTV 1. Mengetahui perubahan
status kesehatan pasien
2. Berikan diet natrium/rendah 2. Natrium meningkatkan
minum retensi cairan
3. Berikan diuretic 3. Natrium memperbaiki
kebutuhan cairan
Tabel 2.4 : Tabel Intervensi dan Rasional
3. Resiko integritas kulit b/d kulit lecet dan kemerahan
Tujuan : Mengidentifikasi dan mempertahankan kulit
halus, kenyal dan utuh
Kriteria hasil : Turgor kulit baik, utuh, tidak ada lecet dan
tidak ada kemerahan
Intervensi Rasional
1. Observasi kulit kemerahan 1. Untuk memerlukan
pengobatan lebih intensif
2. Dorong mandi tiap 2 hari 1 2. Untuk mencegah kulit
kali kering karena sering
mandi membuat kulit
kering
3. Gunakan krim kulit 2x sehari 3. Melicinkan sirkulasi pada
kulit
4. Anjurkan untuk mengubah 4. Mencegah tekanan lama
posisi, perlu untuk pada jarinagan
mempertahanka aktifitas
Tabel 2.5 : Tabel Intervensi dan Rasional
2.19 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan radiologi
Photo thorax dapat mengarah ke kardio megali yaitu
pembesaran paru dengan kongestif paru.
2. EKG
EKG dilaksanakan untuk mengetahui ada tidaknya infark
miokardial akut, guna mengkaji aritma dan untuk
mengenal respon kompensatori seperti terjadinya
hypertropi ventrikel.
3. Laboratorium
- Darah
- Urine
- Kateteri jantung
Biasanya ditemukan tekanan akhir diastole ventrikel
kiri, atrium kiri dan tekanan vena pulmonalis
meninggi, sedangkan tekanan atrium kanan baru
meninggi pada keadaan lanjut.
2.20 Komplikasi
2.20.1 Hypokalemia : Gagal ginjal akut, gangguan sirkulasi
(aritmia/gangguan irama jantung, decompensasi. Cordis/gagal
jantung, hypotensi orthostatik/penurunan tekanan darah yang
terjadi tiba-tiba saat berubah posisi dari telentang ke posisi duduk
atau tegak).
2.20.2 Hyponatremia: Kram otot (kejang), odema pupil, koma.
2.20.3 Perubaan perfusi jaringan perifer.
2.21 Penatalaksanaa
Pengaturan tetes infus dengan memakai rumus :
1. MACRO = 1 cc = 20 tts/mnt
Tetes Infus Macro
tts/mnt = jmlh cairan X 20 / lama infus X 60
Lama Infus Macro
lama infus = (jmlh cairan X 20) / (tts/mnt X 60)
2. MICRO = 1 cc = 60 tts/mnt
Tetes Infus Micro
tts/mnt = (jmlh cairan X 60) / (lama Infus X 60)
Lama Infus Micro
lama infus = (jmlh cairan X 60) / (tts/mnt X 60)
2.22 Pencegahan
1. Dehidrasi
Untuk mencegahan dehidrasi dengan memperbanyak minum air putih,
dan cairan yang dapat mengembalikan keseimbangan cairan elektrolit.
2. Hipokalemia
Untuk mencegah hipokalemia bias mengkonsumsi buah-buhan seperti
tomat, pisang, alpukat dan jeruk. Bisa juga mengkonsumsi susu,
damaging, kelapa hijau, bayam dan kacang-kacangan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
- Data Umum :
Nama : An. Q
Umur : 2 ½ Tahun
Jenis Kelamin :P
Alamat : Jl. Liprak Wetan – Banyu Anyar
No. Register : 495973
Tanggal Pengkajian : 10 Maret 2015
Diagnosa Medis : DHF gr II
Diagnosa Keperawatan : Konstipasi b/d Pola defekasi tidak teratur
Tanggal MRS : 09 Maret 2015
- Catatan Kemajuan Keperawatan (SOAPIE)
Tanggal/Jam
Nama / Tanda
Diagnosa Catatan
tangan Perawat
Keperawatan
10-03-2015 S: Ibu pasien mengatakan anak
13.50 perutnya sakit, BAB tidak lancar,
Konstipasi tadii pagi Cuma BAB 1 kali,
b/d keadaan BAB keras/padat
Pola defekasi tidak
teratur O: K/U Lemah. Kes.CM, GCS 456,
makan ½ porsi 3x sehari,
konsistensi BAB = keras, BAB
terakhir = 10 Maret 2015,
terpasang infuse Asering 20 tpm, S
= 36,9ͦ C, Akral = hangat
- Eo
Setelah dilakukan tindakan
1x24 jam pasien masih tampak
lemah, makan 1 porsi habis 3x
sehari, konsistensi BAB =
lembek, masih terpasang
infuse Asering 20 tpm, S = 36ͦ
C, Akral = hangat
FORMAT RESUME RUANG MAWAR
- Data Umum :
Nama : An. M
Umur : 6 Bulan
Jenis Kelamin :L
Alamat : Dsn. Bras Ds. Tukul - Sumber
No. Register : 490426
Tanggal Pengkajian : 10 Maret 2015
Diagnosa Medis : Hernia Scrotalis (D)
Diagnosa Keperawatan : Perubahan membran mukosa oral b/d proses
peradangan (inflamasi)
Tanggal MRS : 03 Maret 2015
- Catatan Kemajuan Keperawatan (SOAPIE)
Tanggal/Jam
Nama / Tanda
Diagnosa Catatan
tangan Perawat
Keperawatan
10-032015 S: Ibu pasien mengatakan anak
14.05 sariawan
Perubahan
membran mukosa O: K/U Lemah. Kes.CM, GCS 456,
oral terdapat stomatitis(bintik-bintik
b/d putih kemerahan di membran
proses peradangan mukosa oral), terpasang infuse RL
(inflamasi) 18 tpm dan O2 5 lpm, hasil lab :
Hematokrit 30% (36-46)
Hb 13,0 g/dL (12-16)
Leukosit 3,00/mm3 (4000-11000)
S = 36,8ͦ C
Akral = Hangat
P:
1. Lakukan BHSP
2. Berikan layanan KIE
3. Obs. TTV (Suhu)
4. Cegah hal-hal yg bias memicu
terjadinya sariawan
5. Berikan air putih matang untuk
membersihkan sisa susu di
mulut
Tanggal/Jam Nama / Tanda
Diagnosa Catatan tangan Perawat
Keperawatan
6. kolaborasi dg tim medis dalam
pemberian antibiotik
I:
1. Melakukan BHSP
2. Memberikan layanan KIE
3. Mengobservasi TTV (Suhu)
4. Mencegah hal-hal yg bias
memicu terjadinya sariawan
5. Memberikan air putih matang
untuk membersihkan sisa susu
di mulut
6. Mengkolaborasi dg tim medis
dalam pemberian antibiotic
E:
- Es
Setelah dilakukan tindakan
1x24 jam ibu pasien
mengatakan anak sariawan
berkurang
- Es
Setelah dilakukan tindakan
1x24 jam pasien masih tampak
lemah, stomatitis berkurang,
masih terpasang infuse RL 18
tpm dan O2 5 lpm
S = 37,2ͦ C
Akral = dingin
FORMAT RESUME RUANG MAWAR
- Data Umum :
Nama : An. N
Umur : 3 Bulan
Jenis Kelamin :P
Alamat : Jl. K.H Hasan Genggong Gg. 01 No. 14
No. Register : 496024
Tanggal Pengkajian : 11 Maret 2015
Diagnosa Medis : Obs. Dypnea Susp. Pneumonia
Diagnosa Keperawatan : Inefektif bersihan jalan napas b/d sekresi yg
tertahan
Tanggal MRS : 10 Maret 2015
- Catatan Kemajuan Keperawatan (SOAPIE)
Tanggal/Jam
Nama / Tanda
Diagnosa Catatan
tangan Perawat
Keperawatan
11-03-2015 S: Ibu pasien mengatakan anak sesak,
13.15 batuk dan pilek ± 2 hr yg lalu
P:
1. Lakukan BHSP
2. Beri pelayanan KIE
3. Obs. TTV (Suhu, RR)
4. Pantau O2
5. Kolaborasi dg tim medis dalam
Tanggal/Jam Catatan Nama / Tanda
Diagnosa tangan Perawat
Keperawatan
melakukan nebulizer dan
suction
6. Miringkan pasien dan tepuk-
tepuk punggung saat batuk
7. Kolaborasi dg tim medis dalam
pemberian antibiotik sesuai yg
diharuskan
I:
1. Melakukan BHSP
2. Memberi pelayanan KIE
3. Mengobservasi TTV (Suhu,
RR)
4. Memantau O2
5. Menkolaborasi dg tim medis
dalam melakukan nebulizer
dan
suction
6. Memiringkan pasien dan
tepuk-tepuk punggung saat
batuk
7. Mengkolaborasi dg tim medis
dalam pemberian antibiotik
sesuai yg diharuskan
E:
- Es
Setelah dilakukan tindakan
1x24 jam ibu pasien
mengatakan anak sesak, batuk
dan pilek berkurang
- Eo
Setelah dilakukan tindakan
1x24 jam pasien masih tampak
lemah, masih terpasang O2 5
lmp, infuse RL 18 tpm, dan
NGT
Suara napas = masih terdapat
pleural friction rub
Kualitas bernapas = cepat
dalam
Suhu = 37ͦ C, RR = 25x/menit
Akral = Hangat
FORMAT RESUME RUANG MAWAR
- Data Umum :
Nama : An. N
Umur : 1 Bulan
Jenis Kelamin :L
Alamat : Dsn. Manis Ds. Laweyan - Sumerasih
No. Register : 494714
Tanggal Pengkajian : 09 Maret 2015
Diagnosa Medis : Pneumonia
Diagnosa Keperawatan : Pola napas tidak efektif b/d ketidakseimbangan O2
Tanggal MRS : 07 Maret 2015
- Catatan Kemajuan Keperawatan (SOAPIE)
Tanggal/Jam
Nama / Tanda
Diagnosa Catatan
tangan Perawat
Keperawatan
09-03-2015 S: Ibu pasien mengatakan anak sesak
13.20 dan batuk ±3hr yg lalu
P:
1. Lakukan BHSP
2. Beri pelayanan KIE
3. Obs. TTV (Suhu, RR)
4. Berikan kompres hangat
Tanggal/Jam Nama / Tanda
Diagnosa Catatan tangan Perawat
Keperawatan
5. Pantau O2
6. Beri minum hangat
7. Kolaborasi dg tim medis dalam
melakukan nebulizer dan
suction
8. Kolaborasi dg tim medis dalam
pemberian antibiotik
I:
1. Melakukan BHSP
2. Memberi pelayanan KIE
3. Mengobservasi TTV (Suhu,
RR)
4. Memberikan kompres hangat
5. Memantau O2
6. Memberi minum hangat
7. Mengkolaborasi dg tim medis
dalam melakukan nebulizer
dan suction
8. Mengkolaborasi dg tim medis
dalam pemberian antibiotik
E:
- Es
Setelah dilakukan tindakan
1x24 jam ibu pasien
mengatakan anak sesak dan
batuk berkurang
- Eo
Setelah dilakukan tindakan
1x24 jam pasien masih tampak
lemah, masih terpasang O2 5
lpm, infuse RL 8 tpm
Suara napas = masih terdapat
pleural friction rub
Kualitas bernapas = cepat
dalam
Suhu = 36,2ͦ C, RR= 27x/menit
Akral= hangat
FORMAT RESUME RUANG MAWAR
- Data Umum :
Nama : An. A
Umur : 6 Bulan
Jenis Kelamin :P
Alamat : Perum. STI Blok. N No. 12
No. Register : 521069
Tanggal Pengkajian : 14 Maret 2015
Diagnosa Medis : DHF gr II
Diagnosa Keperawatan : Defisit volume cairan b/d kelebihan pengeluaran
cairan melalui keringat
Tanggal MRS : 12 Maret 2015
- Catatan Kemajuan Keperawatan (SOAPIE)
Tanggal/Jam
Nama / Tanda
Diagnosa Catatan
tangan Perawat
Keperawatan
14-03-2015 S: Ibu pasien mengatakan anak sejak
13.40 3 hari yg lalu batuk dan sejak 2
hari badan anak naik turun disertai
Defisit volume keringat berlebihan
cairan
b/d O: K/U Lemah, Kes.CM, GCS 456,
Kelebihan turgor kulit kembali <2 detik,
pengeluaran cairan terpasang infus Asering 20 tpm,
melalui kerngat dan O2 5 lpm, anak kelihatan
gelisah dan adanya keringat
berlebihan
Suhu= 38ͦ C, Akral= dingin
P:
1. Lakukan BHSP
2. Beri pelayanan KIE
3. Obs. TTV (Suhu)
4. Berikan kompres hangat
5. Kolaborasi dg tim medis dalam
melakukan nebul 1cc + PZ 4cc
Tanggal/Jam Catatan Nama / Tanda
Diagnosa tangan Perawat
Keperawatan
6. Kolaborasi dg tim medis dalam
terapi yg diberikan dokter :
- Inf. Sanmol 3x80 mg
- Inf. Inj. Cefotaxime 2x200 mg
I:
1. Lakukan BHSP
2. Beri pelayanan KIE
3. Obs. TTV (Suhu)
4. Berikan kompres hangat
5. Kolaborasi dg tim medis dalam
melakukan nebul 1cc + PZ 4cc
6. Kolaborasi dg tim medis
dalam terapi yg diberikan
dokter :
- Inf. Sanmol 3x80 mg
- Inf. Inj. Cefotaxime 2x200 mg
Es:
- Es
Setelah dilakukan tindakan
1x24 jam ibu pasien
mengatakan batuk dan keringat
anak berkurang dan panas
turun
- Eo
Setelah dilakuakan tindakan
1x24 jam anak masih tampak
lemah, keringat berkurang,
turgor kulit kembali <2 detik,
terpasang infus Asering 20
tpm, dan O2 5 lpm, suhu = 36ͦ
C, Akral = hangat
FORMAT RESUME RUANG MAWAR
- Data Umum :
Nama : An. D
Umur : 1 Tahun
Jenis Kelamin :L
Alamat : Jl. Melon - Kedupok
No. Register : 495976
Tanggal Pengkajian : 11 Maret 2015
Diagnosa Medis : Febris Convulsian
Diagnosa Keperawatan : Inefektif bersihan jalan napas b/d adanya secret di
jalan napas
Tanggal MRS : 09 Maret 2015
- Catatan Kemajuan Keperawatan (SOAPIE)
Tanggal/Jam
Nama / Tanda
Diagnosa Catatan
tangan Perawat
Keperawatan
11-03-2015 S: Ibu pasien mengatakan bahwa anak
13.20 batuk pilek sajak 3 hari yang lalu
P:
1. Lakukan BHSP
2. Beri pelayanan KIE
3. Obs. TTV (Suhu)
4. Kolaborasi dg tim medis dalam
melakukan terapi yg diberikan
dokter :
- Lakukan nebulizer dan
suction
Tanggal/Jam Catatan Nama / Tanda
Diagnosa tangan Perawat
Keperawatan
- Beri obat batuk
I:
1. Melakukan BHSP
2. Memberi pelayanan KIE
3. Mengobservasi TTV (Suhu)
4. Mengkolaborasi dg tim medis
dalam melakukan terapi yg
diberikan dokter :
- Melakukan nebulizer
dan suction
- Memberi obat batuk
E:
- Es
Setelah dilakukan tindakan
1x24 jam ibu pasien
mengatakan bahwa batuk dan
pilek anak berkurang
- Eo
Setelah dilakukan tindakan
1x24 jam pasien masih tampak
lemah, masih terpasang infus
RL 18 tpm,
Suara napas: masih terdapat
ronchi kering
Suhu = 37ͦ C
Akral = hangat
FORMAT RESUME RUANG MAWAR
- Data Umum :
Nama : An. S
Umur : 2 ½ Tahun
Jenis Kelamin :L
Alamat : Jl. Kiyai Sekar Gg. 02 - Kanigaran
No. Register : 495492
Tanggal Pengkajian : 09 Maret 2015
Diagnosa Medis : Obs. Febris + Rhinitis
Diagnosa Keperawatan : Peningkatan suhu tubuh b/d proses penyakit
Tanggal MRS : 08 Maret 2015
- Catatan Kemajuan Keperawatan (SOAPIE)
Tanggal/Jam
Nama / Tanda
Diagnosa Catatan
tangan Perawat
Keperawatan
09-03-2015 S: Ibu pasien mengatakan bahwa anak
13.50 panas sejak kemarin
P:
1. Lakukan BHSP
2. Beri pelyanan KIE
3. Obs. TTV (Suhu)
4. Beri kompres hangat
5. Beri pakain yg tipis yg bias
menyerap keringat
6. Kolaborasi dg tim medis dalam
trapi yg diberikan dokter
I:
1. Melakukan BHSP
2. Memberi pelyanan KIE
3. Mengobservasi TTV (Suhu)
Tanggal/Jam Catatan Nama / Tanda
Diagnosa tangan Perawat
Keperawatan
4. Memberi kompres hangat
5. Memberi pakain yg tipis yg
bias menyerap keringat
6. Mengkolaborasi dg tim medis
dalam trapi yg diberikan dokter
E:
- Es
Setelah dilakukan tindakan
1x24 jam ibu pasien
mengatakan bahwa anak sudah
tidak panas
- Eo
Setelah dilakukan tindakan
1x24 jam pasien masih tampak
lemah, masih terpasang infus
RL 18 tpm
Suhu = 36ͦ C
Akral = hangat
3.2 Pembahasan
1. Penanganan secara farmakologis dan non farmakologis pada pasien
dengan gangguan defisit volume cairan dan elektrolit di ruang Mawar
(Ruang Anak) RSUD.DR.MOH. SALEH KOTA PROBOLINGGO,
yaitu :
a. Farmakologis
Penanganan secara farmakologis diberikan infuse RL, Asering,
D5, KA-EN 3B, memberikan injeksi L-Zink dengan kasus
diare dan memberikan injeksi Trolit. Tetesan infuse diatur
sesuai program pengobatan.
b. Non Farmakologis
Penanganan secara non farmakologis pasien dianjurkan untuk
minum Pocari Sweat dan jus jambu.
2. Penangan secara farmakologis dan non farmakologis pada pasien
dengan gangguan defisit volume cairan dan elektroit yang ditemukan
dari berbagai sumber, yaitu :
a. Farmakologis
Penanganan secara farmakologis diberikan infuse NaCL 0,9%,
Ringer Laktat, Dextrose atau glukosa, Asering, KA-EN 1B,
KA-EN 3A, KA-EN 3B, KA-EN MG3, KA-EN 4A, KA-EN
4B, Otsu-NS, Otsu-RL, MARTOS-10, AMIPAREN,
AMINOVEL-600 dan PAN-AMING sesuai tingkatan
kehilangan cairan yang dialami. Tetesan infuse diatur sesuai
program pengobatan.
b. Non Farmakologis
Penanganan secara non farmakologis pasien dianjurkan minum
cairan dalam jumlah yang banyak untuk mencegah dehidrasi
dan menjaga asupan nutrisi yang sesuai (jika pasien telah dapat
makan/tidak muntah, infus telah dilepas) juga untuk
mempercepat penyembuhan.
SOP pemasangan infus di ruang Mawar (Ruang Anak)
RSUD.DR.MOH.SALEH KOTA PROBOLINGO sangat berbeda dengan
SOP di SMK Kesehatan B.I.M Probolinggo. Prosedurnya akan dijelaskan
sebagai berikut :
a. SOP pemasangan infus di ruang Mawar (Ruang Anak)
RSUD.DR.MOH SALEH PROBOLINGGO :
Pengertian
Pemasangan infus untuk memberikan obat/cairan
melalui parenteral
Tujuan
Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter
Persiapan Pasien
Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang tujuan prosedur
pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan
Menanyakan kesediaan pasien
Sikap
Cermat dalam menentukan langkah-langkah sesuai dengan
kondisi pasien
Persiapan Lingkungan
Nyalakan lampu jika ruangan gelap
Mempersilahkan pengunjung untuk menungu di luar dan sisakan
satu keluarga
Persiapan Alat
Alat dan Bahan :
Cairan infus sesuai program
Infus set
Standar infus
Torniquet
Venflon sesuai ukuran yang dibutuhkan
Kapas alkohol
Plester
Gunting plester
Bengkok
Talang
Handscoon 1 pasang
Prosedur Pelaksanaan
Tahap Pra interaksi :
Perawat cuci tangan 6 langkah menurrut WHO denggan
menggunakan Antiseptik Gell
Perawat mendekatkan alat-alat didekat pasien
Tahap Interaksi
Menjelaskan tujuan dan prosedur
Tahap Kerja
Perawat memakai handscone
Perawat mengatur posisi pasien
Infus set dipasang ke karet tutup botol cairan infuse dan
mengalirkan cairan dan mengisi tabung reservoar dua pertiga
baigan/sebatas tanda sehingga tidak ada udara yang masuk
Botol cairan infus yang sudah terpasang infus set digantungkan
ke standart infus
Perawat mendekatkan alat-alat
Memasang tourniquet
Membersihkan area kulit (letak vena) yang telah ditentukan
dengan menggunakan kapas alkohol
Melakukan penusukan vena dengan menggunakan venflon
Setelah penusukan vena benar (tidak ada inflamasi), tourniquet
dilepas dan jarum yang ada divenflon dilepas juga
Kemudian selang infus dimasukkan ke venflon
Pasang plester di area penusukan vena
Tahap Terminasi
Perawat membereskan alat-alat
Tuliskan tanggal dan jam pemasangan infus
Perawat melepas handscone
Perawat cuci tangan 6 langkah menurut WHO dengan
menggunakan sabun/antiseptik gell
b. SOP pemasangan infus di SMK Kesehatan B.I.M Probolinggo :
Pengertian
Pemasangan infus untuk memberikan obat/cairan
melalui parenteral
Tujuan
- Agar siswa dapat mengetahui prosedur pemasangan infus secara
benar
- Untuk menambah pengetahuan siswa SMK dalam praktek
pemasangan infus
Persiapan Pasien
Memperkenalkan diri kepada pasien
Jelaskan pada pasien tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan
tindakan yang akan dilakukan
Menanyakan kesediaan pasien
Sikap
Peka dengan privasi pasien
Bersikap ramah, sopan, sabar dan teliti
Menyiapkan posisi pasien senyaman mungkin
Hati-hati
Cermat dalam menentukan langkah-langkah sesuai dengan
kondisi pasien
Persiapan Lingkungan
Menutup pintu
Menutup jendela
Memasang sampiran/sketsel
Memprsilahkan pengunjung untuk menunggu di luar
Persiapan Alat
Persipan Alat dan Bahan :
Infus set
IV kateter/venflon/abocath
Kassa steril
Kapas alkohol 70%
Cairan infus
Perlak dan alasnya
Tourniquet
Bethadine
Gunting plester
Plester
Standar infus
Bengkok
Handscone 1 pasang
Prosedur Pelaksanaan
Tahap Pra Interaksi
Mencuci tangan 6 langkah
Tempatkan alat dekat pasien
Tahap Interaksi
Berikan salam
Jelaskan tujuan dan prosedur
Tanyakan kesiapan pasien
Tahap kerja
Lakukan desinfeksi tutup botol cairan
Tutup saluran pada selang infus
Tusuk saluran infus
Gantungkan botol cairan pada standar infus
Isi tabung reservoir infus
Alirkan cairan hingga tidak ada udara dalam selang
Atur posisi pasien
Pasang perlak dengan pengalasnya
Pilih vena yang akan diinsersi
Pasang tourniquet 5 cm dari area yang akan diinsersi
Pakai handscone
Bersihkan kulit dengan dengan kapas alkohol (melingkar dari
dalam keluar atau menggosok searah)
Pegang abocath dan tusuk vena
Pastikakan abocath masuk ke intravena (tarik mandiri kira-kira
0,5 cm)
Sambungkan dengan selang infus
Lepaskan tourniquet
Alirkan cairan infus
Lakukan fiksasi
Desinfeksi area tusukan dan tutup dengan kasa steril yang telah
ditetes bethadine
Atur cairan infus sesuai program
Tahap Terminasi
Lakukan evaluasi tindakan
Kotrak untuk kegiatan selanjutnya
Pamitan pada pasien
Bereskan alat
Cuci tangan 6 langkah menurut WHO
Catat/dokumentasi kegiatan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Cairan tubuh adalah cairan yang terdiri dari air dan zat terlarut
2. Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan
3. Sistem Yang Berperan Dalam Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit
a. Ginjal
Merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam
mengatur kebutuhan cairan dan elektrolit.
b. Kulit
Merupakan bagian penting pengaturan cairan yang terkait dengan
proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur
panas yang disarafi oleh vasomotorik dengan kemampuan
mengendalikan arteriol kutan dengan cara vasodilatasi dan
vasokontriksi.
c. Paru
Organ paru berperan mengeluarkan cairan dengan menghasilkan
insensible water loss kurang lebih 400 ml/hari. Proses pengeluaran
cairan terkait dengan respons akibat perubahan upaya kemampuan
bernapas.
d. Gastrointestinal
Merupakan organ saluran pencernaan yang berperan dalam
mengeluarkan cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran
air.
e. ADH
Memiliki peran meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat
mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh
f. Aldosteron
Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan
konsentrasi kalium, natrium dan system angiotensin rennin.
g. Prostaglandin
Merupakan asam lemak yang terdapat pada jaringan yang
berfungsi merespons radang,
h. Glukokortikoid
Berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang
menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi
natrium.
i. Mekanisme rasa haus
Diatur dalam rangka memenuhi kebutuhan cairan dengan cara
merangsang pelepasan rennin yang dapat menimbulkan produksi
angiostensin II sehingga merangsang hipotalamus untuk rasa haus.
4. Faktor yang mempengaruhi
a. Usia
Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh,
metabolisme yang diperlukan dan berat badan.
b. Temperatur lingkungan
Panas yang berlebihan dapat menyebabakan berkeringat.
Seseorang dapat kehilangan NaCl melalui keringat sebanyak 15-
30 g/hari.
c. Diet
Saat tubuh kekurangan nutisi, tubuh akan memecah cadangan
energi. Proses ini akan menimbulkan pergerakan cairan dari
nterstisial ke intraseluler.
d. Stres
Stres dapat meneyababkan peningkatan metabolisme sel,
konsentrasi darah dan glikolisis otoy. Mekanisme ini
menimbulkan retensi sodium dan air serta akan meningkaktkan
produksi ADH dan menurunkan produksi urin.
e. Jenis Kelamin
Pria secara proporsional mempunyai lebih banyak cairan tubuh
di bandingkan dengan wanita.
f. Kandungan Lemak Tubuh
Orang yang gemuk mempunyai jumlah cairan yang lebih sedikit
di bandingkan dengan orang yang kurus , karena sel lemak
mengandung sedikit air.
g. Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Misalnya :
3) Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan
air melalui IWL.
4) Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi
proses regulator keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
4.2 Saran
4.2.1 Saran Untuk SMK Kesehatan B.I.M Probolinggo
1. Fasilitas alat-alat kesehatan di laboratorium perlu ditambahkan lagi
di laboratorium Keperawatan
2. Kegiatan praktek di laboratorium Keperawatan harus sering
dilakukan/seimbang dengan pendalaman teori guna untuk
mengetahui skil para siswa SMK Kesehatan B.I.M Probolinggo
3. Para pembimbing sekolah lebih banyak meluangkan waktu untuk
berkunjung di lahan praktek
4.2.2 Saran Untuk RSUD.Dr.Moch. Saleh Kota Probolinggo
1. Bagi para perawat yang pria dimohon lebih dalam melaksanakan
tata tertib RSUD.Dr.Moch.Saleh Kota Probolinggo khususnya
untuk larangan merokok, jangan merokok di area maupun di luar
area Rumah Sakit.
2. Bagi para perawat/karyawan lebih meningkatkan sikap ramah pada
klien/keluarga klien.
3. Bagi para pembimbing maupun perawat yang lain perlu untuk lebih
memperhatikan dan membimbing siswa/mahasiswa praktek.
4.2.3 Saran Untuk Siswa
Diharapkan dapat memahami dan mengetahui mengenai peran dan
fungsi perawat.
4.2.4 Bagi Pembaca
1. Memahami dan mengerti tentang isi laporan akhir
2. Tidak malas untuk membaca dan bisa memanage waktu luang
untuk diisi dengan membaca
3. Minimal membaca dalam suatu bacaan satu hari 5 kali dalam 30
menit guna untuk meningkatkan dalam membaca
Daftar Pustaka
Potter & Perry, Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta: EGC,2006
Drs.Syaifudin, Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi Edisi 4.
Jakarta: EGC, 2012
Tansuri, Anas, Seri Asuhan Keperawatan “Klien Gangguan Keseimbangan
Cairan & Elektrolit”. Jakarta: ECG, 2009
http://sanggarsains.blogspot.com/2010/03/cairan-tubuh.html
http://sanggarsains.blogspot.com/2010/03/cairan-tubuh.html
Suriadi, Rita Yuliani, Keperawatan pada Anak. Jakarta : CV. Sagung Seto, 2001
A.Aziz Aimul Hidayat, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : EGC, 2006
LAMPIRAN
Nama saya Mariatul Kiptiyah, biasa dipanggil Maria, saya lahir di pulau
terpencil yaitu desa Giliketapang kecamatan Sumberasih kabupaten Probolinggo,
saya lahir pada tanggal 11 Nopember 1995, hobi saya mendengarkan musik dan
menulis puisi. Saya anak terakhir dari empat bersaudara dari pasangan suami istri
Yahya Musthofa dan Sumarti. Saya pribadi orangnya cenderung sakit hati, tidak
bisa dibentak, sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, suka menyendiri
di kamar.
Langsung saja yaa dengan masa pendidikan saya.
Masa pendidikan saya dimulai dari SD karena dulu di tempat kelahiran saya
tidak ada PAUD ataupun TK. Saya sekolah di SDN Giliketapang II mulai tahun
2003 sampai 2009 dan melanjutkan di SMPN 3 Sumberasih Satu Atap
Giliketapang mulai tahun 2009 sampai 2012 kemudian setelah lulus SMP saya
melanjutkan di Pondok Pesantren Syalafiyah Syafi’iyah - Situbondo Jawa Timur,
saya disana masuk SMA Ibrahimi ngambil jurusan IPA, saya mondok disana tidak
lama sekitar 3 mingguan lah , waktu saya disana sekolah formal pada tahun
ajaran baru masih belum dimulai dan sambil menunggu waktu tahun ajaran baru,
saya sambil ngaji kitab-kitab, tidak lama kemudian setelah dapat 3 minggu saya
pulang ke Giliketapang bersama Ibu dan mbak tercinta yaitu mbak Firdaus, saya
pulang karena tidak betah , sebenarnya saya tidak dibolehin pulang sama Ibu
dan Mbak tapi saya memaksa beliau-beliau dan akhirnya saya dibolehin pulang.
Setelah hari raya Idul Fitrih saya pindah di Pondok Pesantren Syeh Adul Qodir
Al-jailani - Kraksaan Jawa Timur, saya disana masuk SMK ngambil jurusan
Keperawatan, tapi saya disana tidak lama juga sekitar 5 harian, dan saya memulai
aktifitas saya dan sayangnya saya di SMK cuma hadir satu kali karena pada waktu
itu saya sakit otomatis saya tidak bisa masuk sekolah, setelah 5 hari ada di Pondok
saya minta pulang dan alasan saya sama seperti di Pondok yang sebelumnnya
yaitu tidak betah karena santri-santri disana judes-judes dan saya jadi takut ,
setiap harinya saya menangis dan akhirnya saya pulang. Setelah sampai di rumah
saya selalu berpikir dan bingung mau pindah ke mana lagi, kemudian saya ingat
dengan guru olahraga Pak Husain (guru SMP) pada waktu saya duduk dibangku
kelas 3 SMP beliau menyebarkan brosur SMK Kesehatan ke teman-teman
termasuk saya juga mendapatkan brosur itu.
Kemudian saya mencari brosurnya dan saya memaksa mbak untuk sekolah
di SMK Kesehatan sebenarnya saya tidak dibolehin karena keinginan ibu dan
mbak kepengen saya mondok, setelah saya memaksa ke beliau-beliau akhirnya
saya diperbolehkan juga sekolah di SMK Kesehatan dan besoknya saya bersama
mbak mendatangi SMK Kesehatan B.I.M Probolinggo dan setelah sampai di SMK
Kesehatan, mbak bertanya ke Securitynya menanyakan asrama ternyata tidak adak
ada asramanya, waktu saya mendengarkan bahwa di SMK tidak ada asramnya
saya takut tidak dibolehin Ibu dan mbak sekolah di SMK Kesehatn dan otomatis
saya tidak bisa melanjutkan di tahun ajaran 2012-2013, kemudian saya dan mbak
mencoba menemui kepala sekolah.
Ketakutan saya benar-benar terjadi, kepala sekolah tidak bisa menerima
saya di tahun ajaran 2012-2013 karena saya tidak punya rapot dari sekolah
sebelumnya. Waktu saya minta rapot, guru-guru di pondok keraksaan tidak bisa
membuatkan karena pada waktu itu saya tidak mengikuti UTS dan saya bingung
mau ikut UTS susulan saya disana ketinggalan jauh pelajarannya dan akirnya saya
memutuskan sekolah di SMK Kesehatan B.I.M Probolinggo pada tahun ajaran
2013-2014. Jadi saya sempat putus sekolah selama satu tahun . Alhamdulillah
meskipun di SMK Kesehatan tidak ada Asramanya saya dibolehin sekolah disana
dan saya memutuskan untuk ngekost. Saya di SMK Kesehatan B.I.M Probolinggo
masuk pada tanggal 15 Juli 2013, saya ngambil jurusan Keperawatan, karena saya
ingin melaksanakan amanah almarhum abah, beliau menginginkan ku jadi dokter
dan ku sempat berfikir rasanya tidak mungkin bisa melanjutkan ke Fakultas
Kedokteran karena faktor ekonomi tapi saya akan berusaha setelah lulus dari
SMK Kesehatan saya mau ikut beasiswa dan semoga saya bisa mendaptkan
beasiswa. Amiiin
Dan saat ini saya masih duduk di kelas XI Keperawatan, kemarin baru
menyelesaikan PRAKERIN (Praktik Kerja Industri) di RSUD.Dr.Moh.Saleh Kota
Probolinggo selama 3 bulan mulai tanggal 09 Februari 2015 sampai 09 Mei 2015.
Cukup sampai disini biografi saya. Harapan saya semoga saya dan teman-
teman bisa tercapai semua cita-citanya dan setelah lulus bisa melanjutkan kuliah
semua. Amin-Amin Yaa Robbal ‘Alamiiin . . . . .