Anda di halaman 1dari 2

Setiap hari ada 20,4 ribu ton limbah organik dan anorganik yang masuk ke Citarum dari hulu ke

hilir dan dari jumlah tersebut, 71 persennya tidak bisa terangkut. Selain itu, aliran sungai
sepanjang 297 km itu juga dicemari dengan kotoran manusia dan ternak sebanyak 35-65 ton
perhari, serta 280 ton limbah kimia. Data juga menunjukkan adanya peningkatan kandungan
logam berat dan bakteri E.coli yang melebihi batas aman. Padahal, sungai tersebut dimanfaatkan
oleh 27,5 juta warga DKI Jakarta dan Jawa Barat, menjadi sumber air minum 80 persen
penduduk DKI Jakarta, serta mengaliri 420 ribu hektar lahan pertanian.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka dapat diatasi dengan pembangunan pipa gendong. Pipa
gendong ini adalah pipa raksasa untuk menampung pipa-pipa kecil pembuangan dari rumah-
rumah sepanjang sungai yang biasanya langsung mengalir ke sungai. Jadi, kotoran dari
pembuangan di pipa raksasa itu secara reguler dalam jangka waktu tertentu bisa disedot untuk
kemudian dibuang ke tempat yang lebih memadai. Solusi ini dicetuskan walikota Bandung,
Ridwan Kamil, yang mana menurutnya permasalahan yang dihadapi di Kota Bandung saat ini
adalah banyaknya pemukiman yang berada di bantaran sungai yang posisinya membelakangi
sungai. Hal tersebut membuat limbah-limbah kotoran seringkali dialirkan ke sungai dan
mencemari lingkungan.

Difteria adalah suatu penyakit bakteri akut terutama menyerang tonsil, faring, laring,
hidung, adakalanya menyerang selaput lendir atau kulit serta kadang-kadang konjungtiva atau
vagina. Timbulnya lesi yang khas disebabkan oleh cytotoxin spesifik yang dilepas oleh bakteri.
Lesi nampak sebagai suatu membran asimetrik keabu-abuan yang dikelilingi dengan daerah
inflamasi. Tenggorokan terasa sakit, sekalipun pada difteria faucial atau pada difteri faring
otonsiler diikuti dengan kelenjar limfa yang membesar dan melunak. Pada kasus-kasus yang
berat dan sedang ditandai dengan pembengkakan dan oedema dileher dengan pembentukan
membran pada trachea secara ektensif dan dapat terjadi obstruksi jalan napas.
Difteri hidung biasanya ringan dan kronis dengan satu rongga hidung tersumbat dan terjadi
ekskorisasi (ledes). Infeksi subklinis (atau kolonisasi ) merupakan kasus terbanyak. Toksin dapat
menyebabkan kegagalan jantung kongestif yang progresif, timbul satu minggu setelah gejala
klinis difteri. Bentuk lesi pada difteri kulit bermacam-macam dan tidak dapat dibedakan dari lesi
penyakit kulit yang lain, bisa seperti atau merupakan bagian dari impetigo (Kadun, 2006)
bahwa variabel yang berhubungan bermaknadengan kejadian difteri adalah kepadatan hunian
ruang tidur, kelembaban dalamrumah, jenis lantai rumah, pencahayaan, status imunisasi dan
pengetahuan ibu.Disimpulkan bahwa sanitasi lingkungan rumah, kondisi fisik dan pengetahuan
ibu bukanlah faktor utama yang mempengaruhi terjadinya difteri, sedangkan yang paling
dominan dalam mempengaruhi kejadian difteri adalah status imunisasi

Anda mungkin juga menyukai