Anda di halaman 1dari 14

Ringkasan UAS Computer Networks

1. Routing  proses menentukan jalur dari pengirim menuju ke penerima (packet


forwarding).

2. Routing decision pada internet di handle oleh routers, yang mengatur routing table
mereka.

3. Ada 2 tipe routing :


 Centralized  keputusan routing dibuat oleh 1 komputer pusat.
 Distributed  keputusan routing dibuat oleh setiap routing node. Ada 2 jenis :
 Static  routing table di update manual.
 Dynamic  routing table dibuat / diupdate otomatis.

4. Strategi routing :
 Fixed  rute bersifat tetap. Merupakan cara routing paling sederhana.
 Flooding  paket dikirim dari suatu sumber ke semua node tetangganya.
 Random  pemilihan jalur / rute bersifat acak. Hanya ada 1 jalur keluaran.
 Adaptive  tidak punya reaksi terhadapan perubahan kondisi pada jaringan.

5. Internetworking terms :
 End system :
 Device di attach ke suatu jaringan pada internet.
 Support aplikasi end – user / service.
 Intermediate system :
 Device digunakan untuk menghubungkan 2 jaringan.
 Mengizinkan komunikasi 2 end system yang di attach ke jaringan yang
berbeda.

6. Internetworking device :
 Router :
 Memilih untuk setiap source – destination pair.
 Memberi rute alternative  load balancing dan fault tolerant.
 Melakukan pemrosesan pada IP – level di software.
 Layer 2 switch  bentuk switch Ethernet yang melakukan switching terhadap
paket dengan melihat alamat fisiknya (MAC address).
 Layer 3 switch :
 Ada 2 kategori  Packet by Packet, Flow base.
 Packet by Packet:
o Beroperasi dengan cara yang sama seperti router biasa.
o Urutan magnitude meningkat dalam performa.
 Flow base :

Timothy Orvin Edwardo – LL01 – 1901456205


o Meningkatkan performa dengan identifikasi alur IP pada sumber
dan tujuan yang sama.
o Dilakukan dengan observasi traffic yang ada.
o Ketika alur diidentifikasi, rute yang predefined bisa dibuat.

7. Network layer protocol :

8. ARP berperan untuk pembuatan table dengan dynamic mapping.

9. Cara kerja ARP

10. Cara kerja RARP

Timothy Orvin Edwardo – LL01 – 1901456205


11. Peran ICMP  mengatasi :
 Penolakan paket Karena tidak bisa menemukan router ke tujuan akhir (TTL = 0).
 Penolakan semua fragments Karena time out menerima semua fragments.
 Hal ini dikarenakan Internet Protocol tidak punya error reporting dan mekanisme
error correcting.

12. Echo request  request yang dikirim dari host / router yang digunakan network manager
untuk mengecek operasi IP protocol.

13. Echo – reply message  dikirim oleh host / router yang menerima echo request untuk
mengecek operasi IP protocol.

14. Echo request dan echo reply juga digunakan untuk test apakah host bisa dicapai.

15. Error reporting :


 No ICMP error message for a datagram carrying an ICMP error message
 No ICMP error message for a fragmented datagram that is not the first fragment
 No ICMP error message for a datagram having a multicast address
 No ICMP error message for a datagram with a special address such as 127.0.0.0
or 0.0.0.0.

16. Tugas transport layer :

Timothy Orvin Edwardo – LL01 – 1901456205


17. Port  16 bit nomor yang digunakan oleh host – to – host protocol guna mengenali level
protocol yang lebih tinggi.

18. Ada 2 tipe port :


 Well – Known :
 Standard server, misal telnet menggunakan port 23.
 Banyak jumlah port saat ini antara 1 – 1023.
 Ephemeral :
 Digunakan pada client
 Antara 1024 hingga 65535.
 Bisa menggunakan sembarang nomor dengan kombinasi <transport
protocol, IP address, port number>.

19. Port numbers :


 Well known : 1 – 1023.
 Registered : 1024 – 49151.
 Private ports : 49152 – 65535.

20. Port number digunakan untuk mengidentifikasi suatu proses tertentu yang memberi
alamat pada internet atau pesan jaringan lainnya untuk diteruskan ke alamat yang benar
ketika tiba di server.

21. Socket  penghubung aplikasi ke hardware. Digunakan oleh sebuah proses untuk
meminta layanan jaringan dari sistem informasi.

22. Socket address :

Timothy Orvin Edwardo – LL01 – 1901456205


23. Layer pada transport layer protocol :
 TCP (Transmission Control Protocol)  protocol pada transport layer yang
bersifat connection oriented. Standarisasi RFC 793.
 UDP (User Datagram Protocol)  protocol pada transport layer yang bersifat
connectionless. Standarisasi RFC 768.

24. Fungsi TCP :


 Mengubah suatu blok data yang besar menjadi segmen – segmen yang dinomori
dan disusun berurutan agar penerima bisa menyusun kembali segmen tersebut.
 Proses pembuatan koneksi TCP  Three Way Handshake. Tujuannya melakukan
sinkronisasi terhadap nomor urut dan acknowledgement yang dikirim pengirim
dan penerima. Ada juga dengan cara Between pair of ports dan satu port connect
ke banyak destinasi.

25. Tipe pengantaran data :

26. Error recovery :

Timothy Orvin Edwardo – LL01 – 1901456205


27. Macam aplikasi yang menggunakan UDP :
 TFTP (Trivial File Transfer Protocol)
 DNS (Domain Name System)
 RPC (Remote Procedure Call)
 SNMP (Simple Network Management Protocol)
 LDAP (Lightweight Directory Access Protocol)

28. Domain Name Systems adalah sistem yang menyimpan informasi tentang nama host
maupun nama domain dalam bentuk distributed database di dalam jaringan komputer.

29. Fungsi Domain Name Systems :


 Menerjemahkan nama host menjadi IP address ataupun sebaliknya, agar nama
tersebut mudah diingat oleh pengguna  pengguna tidak perlu repot lagi
dalam mengingat alamat IP nya.
 Memberikan informasi tentang suatu host ke seluruh jaringan internet.

30. Ketentuan Domain Name Systems :


 Nama harus unik  tidak boleh sama.
 Domain Name Systems terdiri dari alfanumerik dan terdiri dari beberapa elemen
hierarchical untuk memperlihatkan domain dan komputer (host) itu sendiri.
 Domain Name Systems digunakan untuk menemukan IP address dari domain
name tertentu.

31. Struktur hirarki Domain Name Systems :


 Root – Level Domains  level paling atas di hirarki dan di ekspresikan
berdasarkan periode. Dilambangkan oleh ‘ . ‘.
 Top Level Domains  segment terakhir pada nama domain atau akhiran suatu
domain. Maximum kedalaman tree nya adalah 185. Ada 2 jenis :

Timothy Orvin Edwardo – LL01 – 1901456205


 TLD generic  salah satu kategori TLD yang dimaintain oleh IANA
(Internet Assigned Numbers Authority) untuk penggunaan di Domain
Name Systems pada internet. Contoh :
 .com  komersial.
 .net  networking.
 .org  organisasi / organisasi non profit.
 .gov  pemerintah (non militer).
 .mil  militer.
 .edu  institusi pendidikan.
 Country code :
 .uk  United Kingdom.
 .de  Jerman.
 .jp  Jepang.
 .id  Indonesia.
 .us  United States.
 Second Level Domains  berisi domain lain yang disebut subdomain. Contoh :
binus.ac.id
 Third Level Domains  berisi domain lain yang merupakan subdomain dari
second level domains nya. Contoh : binusmaya.binus.ac.id
 Host name  label / penanda pada perangkat yang terkoneksi ke jaringan
komputer yang digunakan untuk mengidentifikasi perangkat dalam berbagai
bentuk komunikasi elektronik, missal World Wide Web (WWW). Contoh :
www.binus.ac.id (host name nya adalah www, kemudian domain name nya
adalah binus.ac.id).

32. Ada 3 komponen pada DNS systems :


 DNS Data (resource records)  arah masukan database DNS untuk menjawab
permintaan client. Memiliki informasi dari hostname – to – address :
 Name Server Records (NS)  catatan nama server yang memetakan
sebuah nama domain ke dalam suatu daftar dari DNS server untuk domain
tersebut.
 Hostname Aliases (CNAME)  record hosting untuk membuat nama
alias dan mengarahkan website atau domain ke alamat tertentu dalam
bentuk alias.
 Mail Exchanger (MX)  tipe dari resource records pada Domain Name
Systems yang menspesifikasikan mail server bertanggung jawab dalam
menerima email atas nama domain penerima, dan preference value
digunakan untuk memprioritaskan pengiriman mail ketika ada beberapa
mail servers.
 Host Information (HINFO)  mengandung data host – specific.
Merupakan list dari hardware dan operating environment yang berjalan di
listed host.

Timothy Orvin Edwardo – LL01 – 1901456205


 Servers (name servers)  komputer yang bertugas untuk menjalankan program
dari server DNS, seperti service DNS server, BIND.
 Protocol :
 Pada komputer client, ketika pengguna meminta pencarian DNS melalui
web browser, program tersebut mengirim permintaan ke DNS Resolver
yang ada di dalam sistem operasi.
 DNS Resolver memiliki cache yang memiliki isi pencarian terakhir,
apabila cache bisa memberikan jawaban kepada permintaan DNS, resolver
akan menggunakan value yang ada di dalam cache.
 Jika cache tidak punya jawabannya, maka resolver akan mengirim
permintaan ke DNS server tertentu. DNS server akan mengecek local
database, jika ditemukan akan dikembalikan ke resolver, jika tidak maka
akan diteruskan sampai root server. Jika ditemukan, DNS server akan
memberitahu informasi alamat IP yang dimaksud, tetapi jika tidak, akan
mengeluarkan pesan failure.
 Informasi tentang alamat IP yang didapat disimpan dalam cache.
 Setelah informasi alamat IP diterima oleh client, barulah secara langsung
client menghubungi web server dengan alamat IP yang diberikan DNS
server.

33. DNS Resolver  program client yang berjalan di komputer pengguna, yang membuat
permintaan DNS dari program aplikasi.

34. Name – address resolution  mapping sebuah nama ke sebuah alamat atau sebuah
alamat ke sebuah nama.
 Mapping nama ke alamat  resolver memberikan nama domain ke server dan
meminta alamat yang sesuai. Server mengecek generic domain atau country
domain untuk menemukan mapping.
 Mapping alamat ke nama  client mengirim alamat IP ke server untuk di map ke
nama domain. DNS menggunakan inverse domain.

35. Recursive resolution  Client meminta jawaban rekursif dari server, yang berarti
resolver mengharapkan server untuk memberikan jawaban akhir. Jika server adalah
authority untuk nama, server mengecek database – nya dan merespon. Jika bukan, maka
akan mencari ke server lain. Ketika resolved, dikembalikan sampai menuju client yang
meminta.

Timothy Orvin Edwardo – LL01 – 1901456205


36. Iterative resolution  jika server adalah authority untuk nama, server mengirim jawaban,
jika tidak, server mengembalikan IP address ke client. Client bertanggung jawab untuk
mengulang query ke server berikutnya sampai resolve.

37. DNS cache  database sementara yang mengandung records dari kunjungan yang baru –
baru dilakukan dan kunjungan yang dicoba ke website atau domain internet lainnya.

38. Cara kerja DNS cache :


 Sebelum browser mengisukan permintaannya kepada jaringan yang diluar, sistem
operasi komputer mencegat setiap request kemudian melihat nama domain pada
database DNS cache.
 Database tersimpan di memori sementara, berisi daftar semua nama domain
internet yang baru – baru ini diakses dan alamat yang telah dihitung DNS saat
request pertama kali.

39. Application layer berada pada layer ke – 7 pada layer OSI.

Timothy Orvin Edwardo – LL01 – 1901456205


40. Electronic mail :
 SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) :
 TCP / IP
 Pengantaran pesan text simple.
 Menggunakan info yang ada di header message.
 Tidak melihat konten (body message).
 Kecuali : pesan yang distandarisasi 7 bit ASCII, menambah log info ke
awal pesan / memperlihatkan jalur yang diambil.
 Email yang dibuat mengandung : header dan body.
 MIME (Multi-purpose Internet Mail Extension) :
 Pengantaran tipe data yang lainnya seperti suara, gambar, video clip.

41. Tugas SMTP Sender :


 Mengambil pesan yang ada di antrian.
 Mengantarkan pesan ke tujuan melalui SMTP Transaction melalui 1 atau lebih
koneksi TCP ke port 25.
 Host bisa mempunyai lebih dari 1 pengirim.
 Host harus bisa membuat receivers jika diminta.
 Ketika pengantaran selesai, pengirim menghapus tujuan dari list untuk pesan itu.
 Ketika semua tujuan telah di proses, pesan dihapus.

42. Tugas SMTP Receiver :


 Menerima pesan masuk.
 Menempatkan di user mailbox ke antrian untuk forwarding.
 Receiver harus : verifikasi tujuan local, bisa menangani error.
 Pengirim bertanggung jawab atas pesan sampai penerima konfirmasi complete
transfer (mengindikasikan pesan tiba di host).

43. Cara kerja SMTP :

Timothy Orvin Edwardo – LL01 – 1901456205


44. HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) :
 Transaction oriented client / server protocol.
 Biasanya berada di antara Web browser (client) dan web server.
 Menggunakan koneksi TCP.
 Stateless :
 Setiap transaksi diperlakukan independent.
 Setiap koneksi TCP baru untuk setiap transaction.
 Mengakhiri koneksi apabila transaction complete.

45. HTTP menggunakan well – known port 80.

46. Arsitektur browser :

Timothy Orvin Edwardo – LL01 – 1901456205


47. Web document :

48. Keamanan jaringan  suatu proses guna melindungi semua komponen yang berada pada
jaringan. Keamanan bertumpu pada kerahasiaan, keaslian, integritas, dan ketersediaan.

49. Tujuan security :

50. Availability  layanan dapat dengan mudah dipantau oleh pengguna layanan. Jika tidak,
maka akan menjadi halangan untuk maju. Hal ini penting untuk sebuah sistem agar terus
berjalan dengan benar.

Timothy Orvin Edwardo – LL01 – 1901456205


51. Confidentiality  data yang diberikan ke pihak lain untuk tujuan khusus tapi tetap dijaga
penyebarannya. Biasanya menggunakan control access untuk membatasi akses ke
jaringan komputer.

52. Integrity  sebuah informasi tidak boleh diubah kecuali oleh pemilik informasi.

53. Ancaman  pelanggaran potensi keamanan. Disebabkan Karena kelemahan pada design,
implementasi, dan operasi. Umumnya berupa :
 Mengintip / menguping
 Perubahan
 Spoofing
 Penolakan asal
 Penolakan penerimaan
 Keterlambatan
 Penolakan layanan

54. Serangan  tindakan yang melanggar keamanan. Dilakukan oleh musuh aktif.
Klasifikasi serangan :
 Serangan aktif :
 Sistem diubah, lebih mudah untuk dideteksi.
 Modifikasi aliran data untuk:
 Menyamar dari satu entitas sebagai beberapa lainnya.
 Memutar ulang pesan sebelumnya.
 Memodifikasi pesan dalam transit.
 Penolakan layanan.
 Serangan pasif :
 Sistem tidak berubah, sulit untuk dideteksi.
 Menguping atau pemantauan.
 Memperoleh isi pesan.
 Lalu lintas memantau arus.

55. Dampak serangan :


 Pencurian informasi yang dirahasiakan.
 Penggunaan yang tidak sah.
 Bandwidth jaringan.
 Sumber daya komputasi.
 Penyebaran informasi palsu.
 Gangguan layanan yang sah.

56. Metode pertahanan :


 Perlindungan informasi  enkripsi.
 Kontrol software  membatasi akses ke database.

Timothy Orvin Edwardo – LL01 – 1901456205


 Kontrol hardware  smartcard, biometric.
 Kebijakan  perubahan password.
 Kontrol fisik.

57. Enkripsi :

58. Pada enkripsi dibutuhkan 5 bahan : plaintext, algoritma enkripsi, kunci rahasia,
ciphertext, algoritma dekripsi. Keamanan tergantung pada kerahasiaan kunci.

59. Kriptografi  studi proses enkripsi / metode yang ditandai dengan jumlah tombol yang
digunakan (single key / public key), jenis operasi enkripsi (pengganti, transposisi,
produk), cara dimana plaintext diproses (blok, aliran).

Timothy Orvin Edwardo – LL01 – 1901456205

Anda mungkin juga menyukai