Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH idk 5

TENTAnG farmakologi endorin dan gonad

Disusun oleh

DIAS NUR PRIADI

Dityan agil

Uysep munawar

FAKULTAS ILMU KESEHATAN KEPERAWATAN S1 (A)


UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH PURWOKERTO
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hormon adalah zat yang disekresikan oleh kelenjar endokrin (seperti kelenjar, hipotalamus, hipofyse,
epifise di otak, kelenjar kelamin testes di pria dan ovarium di wanita, kelenjar anak ginjal, tiroid, para
tiroid di leher, dan kelenjar pankreas di dekat lambung), masuk langsung ke aliran darah guna
memberikan efek fungsi kerja yang normal kepada organ yang memerlukannya
Penggunaan Obat Hormon:

 Guna menggantikan (substitusi) kekurangan yang terjadi akibat hipofungsi


 Kelenjar endokrin, seperti : Kekurangan insulin pada hipofungsi pankreas & Kekurangan
estrogen setelah masa menopouse

Tetapi yang terbanyak adalah penggunaan untuk tujuan terapi tertentu seperti :

 Kotikosteroid untuk mengatasi peradangan


 Hormon kelamin wanita untuk pil anti hamil

Dulu langsung diambil dari kelenjar hewan (sapi, babi, domba) yang dikeringkan. Sekarang dibuat secara
sintetis.

Begitu banyaknya jenis dan fungsi hormone, untuk itu penulis sangat tertarik untuk membahas
makalah farmakologi tentang Obat Endokrin.

B. Tujuan
· Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah farmakologi
· Begitu banyak jenis dan fungsi Obat Endokrin sehingga perlu untuk dipaparkan
· Sebagai bahan pembelajaran
BAB II

PEMBAHASAN

I. DEFINISI DAN SUMBER HORMON


Hormon adalah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang masuk ke dalam peredaran
darah untuk mempengaruhi jaringan target secara spesifik. Jaringan yang dipengaruhi umumnya terletak
jauh dari empat hormon tersebut dihasilkan, misalnya hormon pemacu folikel (FSH, follicle stimimulati
ormone ) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior hanya merangsang jaringan tertentu di ovarium.
Dalam hal hormon pertumbuahn lebih dari satu organ menjadi terget sebab hormon pertumbuahan
mempengaruhi sebagai jenis jaringan dalam badan. Jaringan target suatu hormon sangat spesifik karena
sel-selnya mempunyai reseptor untuk hormon tersebut.

Sumber hormon alami adalah ternak sapi, babi dan biri-biri. Tetapi beberapa hormon demikian khas
sifatnya sehingga yang berasal dari binatang tidak efektif pada manusia misalnya hormon pertumbuahan,
FSH dan LH9 (luteinizing hormone). Hormon yang berasal dari hewan dapat menimbulkan reaksi
imunologis.

Saat ini uintuk menghasilkan hormon alami dipakai cara rekayasa genetika. Melalui rekayasa genetika,
DNA mikroba dapat di arahkan untuk memproduksi rangkayan asam amino yang urutnya sesui hormon
manusia yang diinginkan. Dengan cara ini dapat dibuat hormon alami dalam jumlah banyak dan dalam
waktu singkat. Hormon hasil rekayasa genetika tidak menimbulkan reaksi imunologi karena sama dengan
hormon manusia asli. cara ini sangat membantu pengadaan hormon yang dialam ini jumlahnya sangat
sedikit misalnya hormon pertumbuhan.

II. PENGERTIAN GONAD


Kelenjar kelamin disebut pula dengan gonad. Meskipun fungsi utamanya adalah memproduksi
sel-sel kelamin, namun kelenjar kelamin juga memproduksi hormon. Kelenjar kelamin laki-laki terdapat
pada testis, sementara kelenjar kelamin perempuan berada pada ovarium.

Gonad (hormon kelamin) merupakan kelenjar endokrin yang dipengaruhi oleh gonadotropin hormon
(GtH) yang disekresikan kelenjar pituitari .Hipofisis mengsilkan 2 jenis gonadotropin yang mengatur
fungsi alat reproduksi yaitu hormon pemacu folikel (FSH=folicle stimulating hormone dan LH=
lutenizing hormone). Pada setiap spesies tertentu hipofisis penting selama kehamilan, sedangkan
umumnya kehamilan dapat berjalan tanpa hipofisis.

Gonadotropin hipofisis adalah hormon glikoprotein (peptida) dan hanya efektif bila diberikan dalam
bentuk suntikan. Kadar gonadotropin dalam urin dapat diukur radioimmunoasay, berdasarkan antibodi
spesifik terhadap gugus yang membeda-bedakan dengan masing-masing hormon hipofisis.

Di dalam testis terdapat sel Leydig yang menghasilkan hormone testosteron atau androgen. Hormon
testosteron sangat berpengaruh terhadap proses spermatogenesis (proses pembentukan sperma) dan
pertumbuhan sekunder pada laki-laki. Pertumbuhan sekunder pada anak laki-laki ditandai dengan suara
menjadi besar, bahu dan dada bertambah bidang, dan tumbuh rambut pada bagian tubuh tertentu misalnya
kumis, janggut, cambang, ketiak, dan sekitar kemaluan.

Sementara itu, hormon estrogen dan progesteron disekresikan oleh ovarium. Estrogen dihasilkan oleh
folikel de Graff dan dirangsang oleh hormon FSH. Hormon estrogen berfungsi saat pembentukan kelamin
sekunder wanita, seperti bahu mulai berisi, tumbuhnya payudara, pinggul menjadi lebar, dan rambut
mulai tumbuh di ketiak dan kemaluan. Di samping itu, hormon enstrogen juga membantu dalam
pembentukan lapisan endometrium.
Bagi wanita, hormon progesteron berfungsi menjaga penebalan endometrium, menghambat produksi
hormon FSH, dan memperlan-car produksi laktogen (susu). Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum
dan dirangsang oleh LH.

FSH pada wanita menyebabkan perkembangan folikel primer menjadi folikel graaf. Di bawah pengaruh
LH, folikel yang telah berkembang mensekresi estrogen dan progesteron. LH menyebabkan terjadinya
ovulasi dan juga mempengaruhi korpus luteum untuk mensekresi estrogen dan progesteron. Proses
terakhir dikenal sebagai aktivitas laktogenik, yang pada beberapa spesies berada dibawah pengaruh
proklatin. Sedangkan FSH pada pria berfungsi menjamin terjadinya spermatogenesis, antara lain dengan
mempertahankan fungsi tubulus seminiferus, LH merangsang sel leydig mensekresi testoteron.

III. FARMAKOLOGI

a. HORMON ADENOHIPOFISIS

Sintesis dan sekresi hormon hipofisis anterior selain dikontrol oleh hipotalamus, dipengaruhi oleh
banyak faktor antara lain oleh obat yaitu hormon alamiah, analog dan hormon. Hormon hipofisis anterior
mengatur sintesis dan sekresi hormon dan zat – zat kimia di sel target; sebaliknya hormon yang disekresi
tersebut juga sekresi hipotalamus. Intraksi berbagai hormon ini juga menjelaskan mekanisme terjadinya
efek samping beberapa jenis obat.
Hormon hipofisis anterior sangat esensial untuk pengatauran pertumbuhan dan perkembanagan,
reproduksi, metabolisme dan respon terhadap setres. Hormon – hormon yang dihasilkan oleh hipofisis
anterior dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok:
1. Hormon somatropik yang meliputi hormone pertumbuhan (GH = somatotropin), prolaktin (PRL),
laktogen plasenta (PL).
2. Glikoprotein yaitu tirotropin (TSH);luteinizing hormone (LH),hormone pemacu folikel (FSH), dan
gonadotropin plasenta manusia (HCG). Hormon glikoprotein terdiri dari 2 subnit yaitu α dan β, yang
masing – masing mempunyai gugus karbohidrat dan asam sialat.
3. Kortikotropin (ACTH), melanotropin (MSH), lipotropin (LPH) dan hormon – hormon lain.
Pada umumnya hormon hipofisis spesifik untuk tiap sepesies, sehingga di masa lalusumber untuk
penggunaan klinis yang memenuhi syrat hanya mungkin didapat dari ekstrak hipofisis manusia post-
mortem. Hormon manusia ini menimbulkan masalah karena terkontaminasi penyebab penyakit creutzfled-
jacob dan kini tidak lagi digunakan.saat ini telah ditemukan cara rekayasa ginetik untuk memproduksi
hormon pertumbuhan dengan relatife besar disertai kemungkinan untuk melakukan modifikasi kimiawi.
a. HORMON PERTUMBUHAN (GH = SOMATOTROPIN)
Hormon pertumbuhan berupa polipeptida dengan berat molekul besar yaitu 22.000. hormone ini
merupakan 10% dari berat kelenjar hipopfisis kering.
PERTUMBUHAN
Fungsi hormone pertumbuhan yang paling jelas adalah terhadap pertumbuhan. Kekurangan hormone
ini menyebabkan kekerdilan (dwarfisme),sedang kelibihan hormone ini menyebabkan gigantisme pada
anak dan akromegali pada orang dewasa.beberapa hormone lain juga dalam berperan dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan normal yaitu hormone tiroid, insulin, androgen, dan estrogen.
EFEK TERHADAP METABOLISME
Hormone pertumbuhan terutama mempengaruhi metabolisme karbohidrat dan lemak, dengan
mekanisme belum jelas. Hormone lain yaitu insulin, glukokortikoid,katekolamin dan glucagon juga
berpengarauh terhadap pengaturan zat-zat ini. Pengaruh hormone ini pada metabilisme karbohidrat saling
berkaitan sehinggga sukar dirinci satu persatu. Hormone pertumbuhan memperlihatkan efek antiinsulin
yaitu meningkatkan kadar gula darah, tetapi disamping itu juga berefek seperti insulin yaitu mengambat
pengelepasan asam lemak dan merangsang ambilan asam amino dalam sel. Efek ini sebagian besar
mungkin diperantai oleh somatomedin c atau didisebut juga IGF – 1 (insulin like growth factor 1) dan
sebagian kecil oleh insulin like growth factor 2 (IGF – 2).
Hormone pertumbuhan terbukti berpengaruh pada penyakit diabetes militus. Pasien diabetes sangat
sensitive terhadap terjadinya hiperglikemia oleh hormone pertumbuhan. Pada pasien bukan diabetes
militus hormone ini dapat diberikan dengan dosis besar tanpa menyebabkan hiperglikimia, bahkan
sebaliknya dapat menyebabkan hipoglikimia pada pemberian akut karna mempermudah glikoginesis.
Hormone pertumbuhan memperlihatkan keseimbangan positif untuk N, P NA, K, Ca dan Cl, unsure –
unsure terpenting untuk membangun jaringn baru. Nitrogen terutama terdapat pada asam amino ; dibawah
pengaruh hormone pertumbuhan jumlah asam amino yang dibawa ke dalam jaringan untuk membentuk
protein meningkat, sehingga kadar N dalam darah (urea) menurun, sesuai dengan efek anaboliknya.
Efek GH terhadap pertumbuhan terutama terjadi melalui peningkatan produksi IGF – 1 , terutama
dibentuk dalam hepar. Selain itu juga GH merangsang produksi IGF – 1 di tulang, tulang rawan, otot dan
ginjal.GH merangsang pertumbuhan longitudinal tulang samping epifisis menutup, hamper saat akhir
pubertas.
Baik pada anak – anak maupun dewasa GH mempunyai efek anaboli pada otot dan katabolik pada
sel – sel lemak sehingga terjadi peningkatan massa otot dan pengaruh jaringan lemak terutama didaerah
pinggang. Terhadap metaolisme karbohidrat , GH dan IGF – 1 mempunyai efek berlawanan pada
sensitivitas terhadap insulin.
PENGATURAN
Sekresi hormone pertumbuhan secara fisiologis diatur oleh hipotalamus. Hipotalamus menghasilkan
factor pengelepas hormone pertumbuhan (GHRF = growth hormone releasing factor) yang merangsang
sekresi hormone pertumbuhan. Selain itu dalam hipotalamus juga dijumpai somatostatin (GH-RIH
=growth hormone releasing inhibitory hormone) yang menghambat sekresi.demikian hipotalamus
memegang peran dwifungsi dalam pengaturan hormone ini.
Pada waktu istirahat sebelum makan pagi kadar hormone pertumbuhan 1-2 ng/mL,sedangkan pada
keadaan puasa sampai 60 jam, meningkat perlahan mencapai 8 ng/mL.kadar ini selalau meningkat setelah
seseorang tertidur lelap.pada orang dewasa kadar hormone pertumbuhan meningkat terutama pada waktu
tidur; sedangkan pada remaja meningkat pada waktu bangun.kadar anak dan remaja lebih tinggi
dibandingkan kadar pada dewasa dan kadar puncak terjadi pada saat remaja, kadar hormone pertumbuhan
dapat mencapai 50 ng/mL.
Beberapa obat dan neutransmiter dapat mempengaruhi sekresi hormone pertumbuhan, sekresi
hormone pertumbuhan dapat ditekan dengan pemberian agonis dopamin. Dopamine diketahui dapat
merangsang sekresi hormone pertumbuhan pada orang normal.bromoktripin,suatu agonis dopamin
derovat ergot, dipakai untuk menekan sekresi hormone pertumbuhan pada pasien tumor hipofisis. Efek
bromoktripin tidak segera terlihat, penurunan kadar hormone dalam darah terjadi setelah pengobatan
dalam jangka panjang . sekresi hormon pertumbuhan kembali meningkat setelah pemberian bromokriptin
dihentikan. Bimokriptin juga menekan sekresi prolaktin yang berlebihan yang terjadi pada tumor
hipofisis.
Antagonis serotonin (5-HT) misalnya siproheptadin dan metergolin,antagonis adrenergic misalnya
fentolamin, juga dapat menghambat sekresi hormon pertumbuhan, tetapi efeknya lemah dan tidak
konsisten. Somastostatin meskipun dapat menghambat sekresi hormon pertumbuhan, tidak digunakan
untuk pengobatan akromegali terutama karena menghambat sekresi hormone-hormon lain.

INDIKASI.
Selama ini indikasi hormone pertumbuhan hanya dibatasi untuk mengatasi akibat hipopituitarisme.
Perlu pertimbangan manfaat resiko yang lebih luas yaitu bukan hanya mempertimbangkan resiko efek
samping serius misalnya akromegali, gangguan kadiovaskuler, gangguan metabolisme glukosa yang
terjadi pada kelebihan hormone endogen; tetapi juga resiko kejiwaan pada kegagalan terapi (perubahan
persepsi pendek normal menjadi abnormal).
Pada mencit justru GH dan IGF-1 analog secara konsisten memperpendek umur. Terapi hormone GH
telah di setujui di USA untuk pasien kekurangan berat (wasting) karena AIDS, terapi ini bermanfaat untuk
sebagian pasien tersebut.
Hormone pertumbuhan harus diberikan 3 kali seminggu selama masa pertumbuhan. Pada saat
pubertas perlu ditambahkan pemberian hormone kelamin agar terjadi pematangan organ kelamin yang
sejalan dengan pertumbuhan tubuh.
SEDIAAN
Hormone pertumbuhan yang digunakan dalam klinik saat ini adalah hasil rekayasa
ginetik.penggunaan hormone hasil rekayasa ginetik memperkecil kemungkinan efek samping yang
ditimbulkan leh bahan protein manisia yang belum tentu bebas penyakit. Hal ini menjadi masalah setelah
ditemukannya khasus penyakit Creutzfeld-jacob, yaitu degenerasi susunan saraf yang disebabkan oleh
virus Creutzfeld-jacob yang sulit dideteksi,sehingga kontaminasinyadalam sari hipofisis manusia tidak
dapat dihindari. khasus yang sangat jarang ini ditemukan pada pasien yang mendapat sediasan hormone
pertumbuhan ekstraksi hipofisis manusia.
Ada 2 GH rekombinan (rhGH) yang saat ini digunakan yaitu somatropin yang identik dengan GH
manusia yang alamiah dan somatrem yang memiliki tambahan residu metionin. Keduanya memiliki
potensi yamg sama.
1. Somatrem
Hormon pertumbuhan yang dihasilkan dengan cara rekayasa ginetik ini memiliki 1 gugus metionin
tambahan pada terminal-N. Hal ini mungkin menjadi penyebab timbulnya antibody dalam kadar rendah
terhadap sediaan ini pada ± 30% pasien,efek biologisnya sama dengan somatropin. Satu milligram
somatrem setara dengan 2.6 IU hormone partumbuhan.
KEGUNAAN KLINIK. Diindikasikan untuk defisiensi hormone pertumbuhan pada anak. Suntikan
lepas lambat yang melepas obat perlahan-lahan dapat diberikan subkutan sebulan sekali. Ada pula yang
diberikan 3-6 kali per minggu. Kadar puncak dicapai dalam 2-4 jam dan kadar terapi bertahan 36 jam.
Bila terapi tidak berhasil pengobatan harus dihentikan.
Dosisnya harus disesuaikan dengan kebutuhan perorangan, dan diberikan oleh spesialis. Dosis total
seminggu dapat juga dibagi 6-7 kali pemberian, beberapa penelitian menunjukan bahwa respon lebih baik
bila obat diberikan setiap hari. Pengobatan diteruskan sampai terjadinya penutupan epifisis atau bila tidak
ada lagi respons.
EFEK SAMPING. Hiperglekimia dan ketosis (diabetoginetik) bisa terjadi dengan pasien dengan riwayat
diabetes mellitus.
2. Somatropin.
Secara kimia identik dengan hormone pertumbuhan manusia, tetapi dibuat dengan rekayasa ginetik.
Efek biologic sama tetapi tidak ada resiko kontaminasi virus penyebab penyakit Creutzfeldt-jacob. Satu
milligram obat ini setara 2,6 IU hormone pertumbuhan.
KEGUNAAN KLINIK. Sama dengan somatrem.
EFEK SAMPING DAN INTERAKSI OBAT. Pembentukan antibodi hanya pada 2% pasien, antebodi
ini juga tidak menghambat efek perangsangan pertumbuhan. Glukokortikoid diduga dapat menghambat
perangsangan pertumbuhan oleh hormone ini.
CARA PEMBERIAN. IM dan SC seperti somatrem, begitu pula lama pengobatan. Dosis maksimum
dibagi tiga kali pemberian dalam seminggu, atau 6-7 kali pemberian dalam seminggu. Ada juga
pemberian dosis sama dengan somatrem. Suatu penelitian menunjukan penaikan dosis pada saat respon
menurun dapat kembali meningkatkan respon, tampa efek samping pada metabolism karbohidrat maupun
lipid. Penurunan respon disebabkan oleh penutupa efipisis atau ada masalah lain, misal malnutrisi atau
hipotiroidisme. Saat penyuntikan mungkin mempengaruhi hasil. Penyuntikan malam hari kurang
mempengaruhi metabolisme (asam lemak rantai medium, serum alanin, laktat) dibandingkan pada siang
hari.
3. Somatomedin C (Igf-1).
Somatomedin adalah sekelompok mediator faktor pertumbuhan mula-mula ditemukan dalam seru
tikus normal. In vitro, somatomedin meningkat inkorporasi sulfat kedalam jaringan tulang rawan, karna
itu dulu zat ini disebut sulfation factor. Kemudian ternyata banyak efek lain yang ditimbulkannya
sehingga zat ini disebut somatomedin.
Somatomedin terdapat dalam serum manusia;zat ini bertambah pada akromegali dan menghilang
pada hipopituitarisme. In vitro, zat ini juga merangsang DNA, RNA dan protein oleh kondrosit. Ternyata
efek somatomedin sangat luas, mencakup bebagai efek hormone pertumbuhan. Meskipun demikian, telah
terbukti tidak semua efek hormone pertumbuhan diperantai oleh somatomedin.
Somatomedin dibuat terutama di hepar,selain itu juga di ginjal dan otot. Zat-zat ini disitesis sebagi
respon terhadap hormone pertumbuhan dan tidak disimpan. Somatomedin menghambat sekresi hormone
pertumbuhan melalui mekanisme umoan balik. Sejumlah kecil dengan gangguan pertumbuhan familia tak
memiliki cakup somatomedin meskipun kadr hormone pertumbuhan normal,dan pemberian hormone
pertumbuhan pada pasien ini tidak memperbaiki pertumbuhan.
4. Mekasermin
Diindikasikan untuk kasus defisiensi IGF-1 yang tidak responsive terhadap GH karna terjadi mutasi
pada reseptor dan terbentuknya antibody yang menetralisir GH.
Mekasermin adalah kompleks rhlGF-1 dan recombinant human IGF-binding protein 3 (rhlGFBP-3).
Efek sampingnya yang utama hipoglikimia, untuk mencegah efek samping ini harus makan dulu 20
menit sebelum atau sesudah pemberian mekasermin subkutan.
Beberapa pasien menderita peningkatan tekanan intrktranial dan peningkatan enzim hepar.

5. Antagonis Gh.
Adenoma hipofisis dapat menyebabkan gigantisme dan akromegali. Oktreotid adalah analog
somatostatin yang pontensinya 45 kali lebih besar dalam menghambat GH, tetapi hanya 2 kali dalam
penurunan insuilin. Bromokriptin menurunkan oroduksi GH. Pegvisoman menghambat kerja GH di
reseptor dan di paki untuk kasus akromegali.
TOKSITAS DAN KONTRAINDIKASI.
Anak-anak mempunyai toleransi yang tinggi terhadap terapi dengan GH. Jarang terjadi peningkatan
tekanan intrkranial dengan gejala sakit kepala, gangguan penglihatan, mual, dan muntah. Pada anak akan
timbul skoliosis pada saat percepatan pertubuhan. Perlu pemeriksaan tiroid karna pengobatan pada GH
dapat muncul hipotiroidisme, pankreatitis, ginekomastia, dan pertumbuhan nepus.
Pasien dewasa lebih sering menderita gejala-gejala efek samping atau toksistas missal edema,
perifer, mialgia, artralgia tangan dan pergelang yang hilang dengan pengurangan dosis. Dapat juga
muncul Carpal Tunnel Syndrome. Sitokrom P450 mengkat aktifitasnya sehingga kadar obat yang
dimetabolisme oleh enzim ini menurun.
Keganasan merupaka kotraindikasi, meskipun demikian tidak ada peningkatan kejadian keganasan
pada terpi GH. Terapi pada pasien pada sakit berat meningkatkan mortalitas.
Suntikan somatropin lepas lambat yang bekerja long acting meninmbulkan nodul ditempat suntikan
yang bertahan 5-7 hari, edema, artralgia,transient fatigue, mual dan sakit kepala

b. PROLAKTIN

Walaupun peranan prolaktin pada berbagai sepsis telah lama diketahui, baru belakang terbuktinya
terdapat prolaktin pada manusia. Kini telah diakui prolaktin pada manusia berperan dalam fungsi
fisiologik dan keadan patologik tertentu. Rumus kimia prolaktin sangat mirip hormone
pertumbuhan,sebagian rantai polipeptidanya identik dengan hormone tersebut, begitu pula mirip laktogen
plasenta. Prolaktin burung 80% identik dengan prolaktin manusia yang juga sangat mirip dengan
prolaktin biri-biri.
Pada manusia, satu-satunya fungsi prolaktin yang jelas adalah dalam laktasi. Prolaktin
mempengaruhi fungsi kelenjar susu dalam mempersiapkan, melalui dan mempertahankan laktasi. Fungsi
laktasi ini juga dipengaruhi oleh kortikostiroid, tirod dan hormone kelamin yang semuanya tergantung
pada hormone tropic hipofisis.
In vitro prolaktin mengancarkan proliferasi dan deferensiasi saluran dan epitel alveolar kelenjar susu, juga
terjadi peningkatan sitensis RNA dan pernangsangan sintesis protein susu serta enzim untuk sintesis
laktosa.
Pengaruh prolakyin pada ovarium belum jelas, selama ini hasil penelitian sangat berbeda, tergantung
sepesies yang digunakan. Pada manusia prolaktin menghambat sekresi gonadotropin dan kerjanya pada
gonad. Hisapan bayi pada menyusui (suckling) merupakan perangsang sekresi prolaktin selama masa
menyusui. Meningginya kadar prolaktin mengakibatkan hambatan terhdap gonadotropin yang selanjutnya
mempengaruhi fungsi ovarium. Hal tersebut menjelaskan infertitas sementara pada ibu yang menyusui.
Laktogen uri insan (human placental lactogen). Zat ini terdapat pada urin serta memiliki efek laktogen
dan aktivitas hormone pertumbuhan. Secara imunologik zat ini mirip hormone pertumbuhan manusia.
Nama lainnya ialah somatomamotropin korion. Fungsinya pada manusia diduga berhubungan dengan
nutrisi fetus, serta pertumbuhan dan perkembangannya.
PENGATURAN
Pengaturan sekresi prolaktin berada dibawah pengaruh hipotalamus, uniknya factor pengambat
(Prolactin Relese Inhibitoring Hormon = PRIH) lebih beperan dari pada factor perangsang (Prolacting
ReleasingFactor = PRF). Diduga hambatan tersebut diprantarai oleh zat dopaninergrik.
Obat yang mempengaruhi kadar prolaktin dalam darah ialah reserpin, haloperidol, imipramin,
klorpromazin, dan amitriptilin, yang sebagian merupakan antagonis dopamin. Peningkatan kadar
prolaktin oleh obat ini dapat disertai galaktore, sedangka derivate ergot dan I-dopa menghambat sekresi
prolaktin.
Kadar normal prolaktin dalam darah 5-10 ng/mL,pada pria sedikit lebih rendah. Kadarnya meningkat
pada masa hamil dan mencapai puncak pada saat partus (200 ng/mL), juga pada setres fisik dan mental,
hipoglikimia dan fluktusi kadar estrogrn.

IMPLIKASI KLINIK
Berdasarkan terdapatnya kadar prolaktin pada keadaan patologik tertentu, maka diharapkan
penurunan kadar prolaktin pada keadaan tersebut dapat memperbaiki keadaan. Pengedalian prolaktin
dapat dilakukan dengan pemberian I-dopa atau bromokripin.bromokripin lebih efektif untuk tujuan ini
dan dapat mengatasi glaktore, amenore sekunder dan hambatan ovulasi pada pasien tumor hipofisis
anterior. Beberapa tumor penghasil prolaktin mengecil pada pengobatan dengan brokriptin. Bila
pengobatan dihentikan tumor akan tumbuh kembali.
Menghentikan laktasi pasca persalinan. Setelah melahirkan, kadar prolaktin masih tinggi selama 2-3
minggu. Bila oleh suatu sebab laktasi harus segera dihentikan, bromoktripin diberikan selama 14 hari
pascapersalinan.
c. GONADOTROPIN
Hipofisis menghasilkan 2 jenis hormone gonodatropin yang mengatur fungsi alat reproduksi, yaitu
hormone pemacu folikel (FSH = follicle stimulating hormone ) dan luteinizing hormone (LH). Pada
sepesies tertentu hipofisis penting selama kehamilan, sedangkan pada umumnya kehamilan dapat berjalan
tanpa hipofisis. Dalam kehamiln plsenta dapat mengeluarkan hormone chorionic gonadotropin (HCG)
yang mempunyai efek pada alat reproduksi juga.
Gonadotropin hipofisis maupun plasenta adalah hormone glikoprotein (peptida) dan hanya efektif
bila di berikan dalam bentuk suntikan. Kadar gonadotropin dalam urin dapat diukur dengan
radioimmunoassay berdasarkan antibodi spesifik terhadap gugus yang membeda-bedakan masing-masing
hormone hipofisis.
Selain FSH dan LH, akan disinggung juga gonadotropin releasing hormone (GnRH) yang mengatur
sekresinya.
KIMIA
FSH, LH, HCH dan TSH (thyroid stimulasing hormone) merupaka kelompok hormone peptide yang
berbentuk glikoprotein. Hormone ini terdiri atas subnit α FSH hamper sama dengan subnit α LH dan
TSH; sedangkan subnit β sepesifik untuk masing-masing hormone. Aktifitas hormone terletak pada subnit
β. Subnit β terdiri dari asam amino yang mirip terhadap 1 hormon dengan yang lain tetapi gugus
karbohidratnya berbeda. LH yang pada pria disebut juga interstitial call stimulation hormone (ICSH),
sifat kimianya sangat mirip FSH.
FAAL
FSH pada wanita menyebabkan perkembangan folikel frimer menjadi Graaf. Dibawah pengaruh LH,
folikel yang telah berkembang mensekresi estrogen dan progestron. LH menyebabkan terjadinya ovulasi
dan juga mempengaruhi korpus luteum untuk mengsekresi estrogen dan progestron. Proses trakhir sering
dikenal sebagai aktifitaslaktogenik,yang pada beberapa spesies dibawah pwngaruh prolaktin.
FSH pada pria berfungsi menjamin terjadinya spermatoginesis dalam testis, antara lain dengan
mempertahankan fungsi tubulus seminiferus. LH merangsang sel leydig mensekresi
testosterone.testosteron dibutuhkan dalam spermatoginesis di testis.
PENGATURAN
Sintesis dan sekresi gonadotropin hipofisis diatur oleh hipotalamus melluai hormone penglepas
(relasing hormone) dan oleh hormone seks stroid melalui mekanisme umpan balik. Hormone penglepas
dapat dimurnikan, diidentifikasi struktur kimianya, dan disitesis. Zat itumerupakam suatu dekapeptida
yang tidak bersifat spesifikuntuk spesies.
GnRH alam cepat terhidrolisis denagn plsma dalam paruh 4 menit. GnRH sintetik sangat efektif,
pemberian 10-100 µg IV menyebabkan peninggian kadar gonadotropin plasma dengan cepat. Hormone
ini dapat merangsang ovulasi dan spermatoginesis baik pada hewan percobaan maupun manusia.
Keuntungan penggunaan hormone GnRH untuk merangsang ovulasi dan kehamilan pada wanita amenore
adalah tidak timbulnya efek samping ovulsi ganda dengan akibat kehamilan ganda seperti pada
perangsangan ovulasi dengan gegnodatropin.GnRH telah digunakan untuk maksud diatas, baik secara
tunggal maupun dikombinasikan dengan HMG (human menopausalgonadotropin).
Dengan cara subtitusi komponen asam amino rantai peptida, dapat dibentuk analog dengan
potensi 10-60 kali LHRH serta masa kerja yang panjang. Dari penelitian klinis ternyata bahwa, LHRH
dan analognya berguna untuk terapi kiptrokisme maupun indikasi pubertas ovulasi pada pasien dengan
definisi LHRH. Sebaliknya pengguna jangka panjang menghambat sekresi gondotropin dan hormone
steroid seks, sehingga dapat dimanfatkan untuk terapi pubertas prekoks dan kelainan serupa. Beberapa
analog digunakan secara oral, intranasal atau rektal.

INDIKASI
1. Infetilitas. Gonadotropin berguna untuk menginduksi ovulasi pada wanita yang kekurangan
gonadotropin. Ovulasi terjadi pada 90% pasien yang diobati dengan menotropin dan CG, dan 50%
diantaranya menjadi hamil; 30% berupa kehamilan ganda; 20%-30% dari yang hamil mengalami
keguguran. Komplikasi utama adalah pembesaran ovarium karna pematangan ganda denganakibat
kehamilan ganda. Perlu penelitian lanjut kapan diperlikan klomifen (satu antiestrogen) atau GnRH
sebagai perangsang ovulasi, sebab keduanya memberikan hasil yang sama.
Gonadotropin juga memberikan kesuburan pada pria yang mandul akibat hipopituitarisme. Efaluasi untuk
efek ini baru terliat setelah 12 minggu.
Untuk vetilisasi in vitro hormon-hormon ini dipakai sama dengan perinsip diatas.
2. Kriptorkisme. Diberikan dosis 500-4.000 IU gonadotropin, 2-3 kali seminggu dengan pengobatan
dihentikan setelah efek terapi tercapai. Bila terapi obat tidak sukses perlu tindakan operasi sebab insidens
tumor testis tinggi pada kriptorkisme.
SEDIAAN
Menotropin (pergonal) ialah sediaan gonadotropin yang berasal dari urin wanita mati
haid/menopause (HMG), mengandung aktifitas FSH dan LH sama banyak. Untuk indikasi ovulasi harus
dibrikan brsama HCG yaitu masing-masing sebanyak 75 IU IM per hari selama 9-12 hari diikuti dengan
10.000 IU. HCG bila belum berhasil bias diulang dalam beberapa siklus. Mungkin pula diperlukan dosis
lebih besar.
Suntikan genotropin korion (HCG pregnyl) berasal dari wanita hamil, mengandung 1500 unit/mg.
dosisnya 500-4.000 IU 2-3 kai seminggu selama beberapa minggu untuk kriktropkisme atau
hipogonadism pada pria. Untuk merangsang ovulasi diberikan 5.000-10.000 IU suatu hari setelah
pemberian menotropin.
Gonadotropin serum kuda hamil (serum gonadotropin) mengandung kurng-kurangnya 100 unit/mg.
Urofollitropin untuk injeksi adalah suatu preparat menotropin yang telah dihilangkan komponen
LHnya, jadi hanya menagandung FSH 75 IU.

A. HORMON TIROID
1. Biosintesis
Kelenjar tiroid memproduksi hormone tiroid, yang akan disimpan sebagai residu asam amino dari
tiroglobulin. Triglobulin merupakan glikoprotein yang menempati sebagian besar folikel koloid kelenjar
tiroid.
Secara garis besar, sintesis, penyimpanan, sekresi, dan konversi hormone terdiri dari beberapa tahapan
:
Ambilan yodida. Yodium dari makanan mencapai sirkulasi dalam bentuk yodida. Pada keadaan normal
kadarnya dalam darah sangat rendah (0,2-0,4 µg/dL), tetapi kelenjar tiroid mampu menyerap yodida
cukup kuat, hingga yodida dalam kelenjar mencapai 20-50 kali. Mekanisme transpor yodida ke kelenjar
dihambat beberapa ion (tiosinat dan perklorat). System transfor yodida di picu hormone titropin dari
adenohipofisis (thyroid-stimulating hormone, TSH).
Oksidasi dan yodinasi. Oksidasi yodinasi menjadi aktif diperantarai tiroid peroksidase. Enzim ini berada
di membrane sel dan terkonsentrasi di permukaan paling atas dari kelenjar. Reaksi ini menghasilkan
residu monoyodotirosil (MT) dan diyodotirosil (DIT) dalam tiroglobulin. Reaksi tersebut dirangsang
TSH.
Pembentukan tiroksin (T4) dan triyodotironin (T3) dari yodotirosin. Reaksi ini dikatalisasi oleh
enzim tiroid peroksidase dimana kecepatannya dipengaruhi oleh kadar TSH dan yodida. Penurunan
jumlah yodium hanya akan berpengaruh terhadap jumlah hormone tiroid yang keluar dari kelenjar.
Resorpsi, Proteolisis koloid, dan sekresi hormone tiroid. Proses proteolisis dimulai dari endositosis
koloid dari lumen folikel pada permukaan sel, dengan bantuan reseptor tiroglobulin (megalin).
Tiroglobulin dipecah menjadi gugus-gugus asam amino yang dipicu oleh hormone tirotropin, agar
hormone tiroid dapat dilepaskan yang dibantu oleh TSH.
Konversi tiroksin menjadi triyodotironin dijaringan perifer. Sebagian besar konvensi tiroksin
menjadi triyodotironin diluar kelenjar, yakni di hati. Pada keadaan normal sekitar 41% tiroksin akan
dikonversi menjadi triyodotironin, 38% menjadi reverse triyodotironin yang tidak aktif, dan 21%
dimetabolisme melalui koojugasi dihati dan diekskresikan melalui empedu.
2. Farmakokinetik
Transfor Tiroid. Pada keadaan normal yodium di sirkulasi dalam 95% sebagai yodium organic dalam
bentuk tiroksin dan 5 % sebagai yodida berada di triyodotironin.
Dalam darah hormone tiroid terikat kuat pada berbagai protein plasma, dalam bentuk ikatan non
kovalen. Adanya ikatan hormone tiroid dengan protein plasma, menyebabkan tidak mudahnya hormone
ini di metabolisme dan diekskresi sehingga masa paruhnya cukup panjang. Hanya sekitar 0,03%tiroksin
dan 0,3% triyodotironin dari total hormone tersebut berada dalam keadaan bebas. Aktifitas metabolic
hormone tiroid hanya dapat dilakukan oleh hormone yang bebas.
Biotransformasi Dan Ekskresi. Tiroksin lambat sekali dieliminasi dari tubuh, dengan masa paruh 6-8
hari. Pada hipertiroidisme masa paruhnya memendek 3-4 hari, dan pada hipotirodisme memanjang 9-10
hari. Perubahan ini dapat menggambarkan adanya perubahan dalam kecepatan metabolismenya. Bila
pengikatnya dengan TBG meningkat maka klirensnya akan terganggu, hal ini terjadi karena estrogen
dapat menginduksi peningkatan asam sialat dalam TBG yang terbentuk, dan menyebabkan klirensnya
menurun. Keadaan sebaliknya akan terjadi bila ikatannya dengan protein menurun atau terjadi hambatan
pengikatan oleh beberapa obat. T3yang ikatannya dengan protein tidak terlalu kuat, masa paruhnya hanya
sekitar 1 jam.
3. Regulasi Fungsi Tiroid
TSH disekresikan secara pulsatif dan bersifat sirkadian, kadarnya dalam sirkulasi paling tinggi pada
saat tidur malam hari. Sekresinya dipengaruhi oleh thyrotropin-releasing hormone (TRH) dari
hipotalamus dan kadar hormone tiroid yang bebas dalam sirkulasi. Bila kecepatan sekresi hormone tiroid
dari kelenjar tiroid menurun, akan terjadi peningkatan sekresi TSH agar dapat merangsang kelenjar tiroid
untuk mengsekresikan lebih banyak hormone tiroid. Efek hormone tiroid pada TSH ialah terjadinya
penurunan sekresi TRH dari hipotalamus dan berkurangnya jumlah reseptor TRH di sel-sel
adenohipofisis.
Hormone Pemicu Tirotropin (Thyrotropin-Releasing Hormone = TRH). TRH disintesis di
hipotalamus, dan disekresikan ke sirkulasi portal hipotalamo-hipofisis, kemudian bekerja pada reseptor
tirotropin. Rangsangan reseptor ini menyebabkan sekresi TSH dari granul sekretorisnya dan juga
merangsang sintesis subunit α dan β dari TSH. Stimulasi TRH oleh TSH dapat dihambat oleh
somatotropin, dopamine, dan glukokortikoid.
Pemberian TRH pada hewan percobaan dapat mempengaruhi perilaku, termoregilasi, tonus autonom, dan
fungsi kardivaskular, peningkatan tekanan darah dan denyut jantung.
Efek TSH Pada Kelenjar Tiroid. TSH dapat merangsang semua fase biosintesis dan proses sekresi
hormone tiroid, mulai dari uptake yodida dan organifikasinya sintesis hormone tiroid, endositosis dan
akhirnya proteolisis koloid. Vaskularisasi kelenjar akan meningkat, dan akan terjadi hipertrofi dan
hyperplasia dari sel-sel kelenjar.
Hubungan Yodium Dan Fungsi Tiroid. Untuk pembentukan hormone tiroid yang normal, tubuh
membutuhkan jumlah yodium yang cukup. Bila yodium kurang, hormone ini tidak dapat diproduksi
dalam jumlah cukup, sedangkan TSH terus disekresikan sehingga kelenjar tiroid mengalami hyperplasia
dan hipertrofi. Kelenjar yang membesar dan terus terangsang ini dapat mengekstraksi residu yodida yang
masih berada di ssirkulasi. Pada defisiensi yodium yang ringan sampai sedang, umumnya kelenjar tiroid
dapat memproduksi hormone dalam jumlah cukup, terutama T3. Tetapi bila defisiensi tersebut tergolong
berat, akan terjadi hipotiroidisme (pada orang dewasa) dan mungkin timbul kretinisme.
4. Efek Hormone Tiroid
Mekanisme Kerja Hormone Tiroid. Hormone tiroid bekerja melalui reseptornya di inti sel yang
berikatan dengan afinitas yang tinggi, kemudian terikat pada sekuen DNA yang spesifik (thyroid hormone
response element, TREs) pada gen target. Disini T3 memodulasi transkripsi gen, dan terjadi sintesis
protein.
Pertumbuhan Dan Perkembangan. Hormone tiroid mempunyai peran yang sangat penting pada
pertumbuhan otak. Apabila hormone tiroid tidak ada pada usia 0-6 bulan pasca persalinan dapat terjadi
retardasi mental yang ireversibel (kretinisme)dan akan diikuti oleh gangguan morfologik multipel pada
otak. Pemberian hormone tiroid dalam masa 2 minggu pasca melahirkan dapat mencegah berkembangnya
gangguan morfologik tersebut.
Kretinisme dibedakan menjadi 2 yaitu, endemic yang terjadi akibat sangat kekurangan yodium dan
sporadic terjadi akibat tidak berkembangnya kelenjar tiroid atau terganggunya sintesis hormone tiroid.
Efek Kalorigenik. Tiroksin meningkatkan penggunaan O2 hampir pada semua jaringan yang aktif
dalam proses metabolisme.
Dengan meningkatnya metabolisme oleh tiroksin, maka kebutuhan tubuh akan semua zat makanan
juga bertambah. Apabila kebutuhan ini tidak mencukupi, maka protein dan lemak endogen serta
persediaan zat makanan lain dalam tubuh akan dimobilisasi.
Tiroksin berperan penting dalam termogenesis (pengaturan suhu badan) yaitu pada suhu dingin
sekresi tirosin akan bertambah, pembentukan kalori bertambah, terjadi vasodilatasi perifer dan curah
jantung bertambah.
Efek Metabolic. Hormone tiroid merangsang metabolisme kolesterol menjadi asam empedu, dan
hiperkolesterolemia merupakan keadaan karakteristik pada hipotiroidisme. Hormone ini dapat
meningkatkan pengikatan LDL (low density lipoprotein) di sel-sel hati, pada hipotiroidisme akan terjadi
penurunan jumlah reseptor LDL di hati.
Hormone tiroid mengatur kemampuan hormone lain untuk menambah akumulasi siklik AMP dengan
jalan mengurangi aktitas fosfodiestarase mikrosom yang dapat menghidrolisis siklik AMP.
Pada hipotiroidisme terjadi penurunan absorpsi glukosa si usus, sekresi insulin menurun, kecepatan
uptake glukosa diperifer berkurang, tetapi penggunaan glukosa di otak tidak dipengaruhi.
5. Gangguan Fungsi
a. Hipofungsi tiroid. Hipotiroidisme disebabkan karena difisiansi yodium pada daerah non-endemik
dimana yodium cukup tersedia, yang ditandai dengan tingginya antibody terhadap peroksidase tiroid di
sirkulasi dan kadar tiroglobulin, macam-macam hipotiroidisme.
b. Hipotiroidisme primer terjadi akibat kegagalan kelenjar tiroid untuk memproduksi hormone tiroid yang
cukup.
c. Hipotiroidisme sekunder terjadi akibat efek stimulasi dari TSH yang kurang akibat gangguan pada
adenohipofisis.
d. Hipotiroidisme tersier terjadi akibat gangguan hipotalamus
e. Hipotiroidisme Congenital terjadi pada bayi yang baru lahir, dan timbulnya retardasi mental
f. Hipotiroidisme non-goiter umumnya berhubungan dengan degenerasi dan atrofi kelenjar atau terjadi
setelah oprasi tiroid atau destruksi akibat yodium radioaktif
g. Hipotiroidisme dengan goiter terjadi bila ada gangguan hormone tiroid yang hebat. Denagn ciri-ciri
muka sangat ekspresif, bengkak, pucat. Kulit dingin dan kering, pada wanita dapat timbul gangguan haid.
Hiperfungsi Tiroid
a. Tirotoksikosis adalah keadaan yang disebabkan oleh meningkatnya hormone tiroid bebas dalam darah
b. Hipertiroidisme adalah keadaan dimana produksi dan sekresi hormone meningkat akibat hiperfungsi
kelenjar tiroid.
c. Subclinical hyperthyroidisme adalah keadaan apabila ada beberapa gejala hiperteriodisme dengan kada
TSH plasma yang rendah denagn kadar T3 dan T4 yang normal
Tes Fungsi Tiroid. Dengan radioimmunoassay, chemiluminescent, dan enzyme-linked
immunoassay, sekarang dapat dilakukan pengukuran kadar T4, T3, dan TSH darah, dan diagnosis
laboratorium gangguan fungsi tiroid menjadi lebih baik. Sekarangtelah tersedia recombinant human TSH
(thyrotropin alpha, tirogen), dalam bentuk preparat suntikan yang digunakan untuk mengetahui kapasitas
jaringan tiroid dalam mengambil yodium radioaktif dan melepaskan tiroglobulin, pada keadaan normal
atau pada keganasan.
6. Indikasi
Thyroid Hormone Replacement Therapy
Tiroksin merupakan obat pilihan utama untuk replacement therapy pada hipotiroidisme atau kretinisme,
karena potensinya konsisten dan lam kerjanya panjang (7 hari), absorpsinya di usus halus bervariasi dan
tidak lengkap. Tujuan terapi ini untuk mencapai kisaran kadar TSH normal (0,5-5,0 µIU/mL), bila terapi
berlebihan akan terjadi suspense TSH sampai subnormal dan dapat menyebabkan osteoporosis dan
disfungsi jantung.
Hipotiroidisme subklinis.
Merupakan suatu hipotiroidisme dengan sedikit gejala klinis yang disertai peningkatan TSH plasma.
Terapi dilakukan dengan levotiroksin untuk menormalkan TSH, dan hasilnya sangat bervariasi.
Hipotiroidisme pada masa kehamilan dapat menyebabkan gangguan mental dan fisik fetus. Karenanya
sangat dianjurkan untuk pemeriksaan TSH pada kehamilan dini, terutama pada para ibu yang tinggal di
daerah endemic.
Koma Miksedema. Sindroma ini jaranga terjadi, dan disebabkan oleh hipotioridisme yang hebat dan
berlangsung lama. Keadaan ini termasuk sangat berbahaya, yang meskipun segera diobati, mortalitasnya
60%. Dosis tiroksin yang digunakan harus disesuaikan dengan keadaan stabilitas hemodinamik, adanya
gangguan jantung, dan keadaan keseimbangan elektrolit pasien. Tetapi yang berlebihan justru dapat
bersifat fatal.
Nodul Dan Kanker Tiroid. Nodul dan kanker tiroid lebih sering terjadi pada wanita. Persentasi kejadian
sekitar 0,1% pertahun dan akan meningkat 20 kali lebih banyak dari pasien yang mengalami radiasi
ionisasi. Dari jumlah pasien nodul tersebut 8-10% mempunyai kanker tiroid. Tindakan utama untuk
kanker tiroid adalah operasi diikuti terapi dengan levotiroksin.
Pemberian levotiroksin pada nodul soliter dapat mensupresi TSH serum, diharapkan nodul tidak akan
membesar lagi atau ukurannya berkurang. Keberhasilan terapi ini sangat bervariasi dan keberhasilannya
dapat dilihat dengan pemeriksaan kadar TSH serum dan radioisotope scanning.
Kretinisme. Keberhasilan terapi kretinisme sangat tergantung pada saat dimulainya terapi, jika terapi di
mulai sejak bayi lahir umumnya gangguan perkembangan fisik dan mental dapat dicegah.
Kadar tiroksin bebas harus dipertahankan pada nilai di atas normal. Hormone-replacement I ini harus
disertai monitoring pertumbuhan, perkembangan motorik, meturasi tulang, dan keamjuan perkembangan
si bayi.
7. Antitiroid dan penghambat tiroid lainnya
Ada 4 golongan penghambat sintesis hormone tiroid, yaitu
a. Antitiroid, yang menghambat sistesis hormone secara langsung.
Mekanisme kerja. Antitiroid golongan tionamida (ex. Propiltiourasil ) menghambat proses inkoporasi
yodium pada residu tirosil dari tiroglobulin, dan juga menghambat penggabungan residu yodotirosil ini
untuk membentuk yodotironin. Kerjanya dengan menghambat enzim peroksidase sehingga oksidasi ion
yodida dan gugus yodotirosil terganggu.
Farmakokinetik. Tiourasil didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh dan diekskresikan melalui urin dan
air susu ibu, tetapi tidak melalui tinja.
Efek samping. Untuk metimazol, agranulositosis bersifat tergantung dosis (dose-dependent). sedang
untuk propiltiourasil, agranulositosis tidak tergantung dosis. Reaksi yang paling sering timbul antara lain
purpura dan popular rash yang kadang-kadang hilang sendiri , nyeri dan kaku sendi terutama pada tangan
dan pergelangan.
Indikasi. Antitiroid dapat digunakan untuk hipertiroidisme, untuk mengatasi gejala klinik sambil
menunggu remisi spontan, dan sebagai persiapan operasi. Juga dapat digunakan dalam kombinasi dengan
yodium radioaktif untuk mempercepat perbaikan klinis sementara menunggu efek terapi yodium
radioaktif.
Antitiroid dapat digunakan untuk hipertiroidisme yang disertai dengan pembesaran kelenjar tiroid bentuk
difus maupun noduler. Efek terapi umumnya tampak setelah 3-6 minggu terapi. Besarnya efek hambatan
fungsi tiroid tergantung dari berat ringannya gangguan fungsi sebelum pemberian obat, jumlah hormone
yang tersedia dan besarnya dosis yangn diberikan. Dosis terapi biasanya tidak sampai menghambat fungsi
tiroid secara total. Waktu yang diperlukan untuk menyembuhkan setiap pasien juga berlainan. Sebagian
pasien denagn hipertiroidisme dapat mengalami remisi spontan setelah menjalani terapi antitiroid selama
1 tahun.
b. Penghambat Tranfor Ion Yodida
Penghambat ion yodida adalah obat yang dapat menghambat tranfor aktif ion yodida ke dalam
kelenjar tiroid. Obat tersebut berupa ionin movalen yang bentuk hidratnyamempunyai ukuran hamper
sebesar hidrat ion yodida, misalnya tiosianat, perklorat, dan fluoborat. Obat golongan ini dapat
menghambat fungsi tiroid dan menimbulkan goiter.
Mekanisme kerja obat ini, denagn menghambat secara kompetitif sodium-iodide symporter (natrium-
iodide symporter=NIS) yang dapat menghambat masuknya yodium. Perklorat kekuatannya kira-kira
10kali kekuatan tiosianat. Tiosianat tidak ditimbun dalam tiroid, tidak dimetabolisme dalam kelenjar
tersebut dan diekskresikan dalam bentuk utuh. Tapi sekarang obat ini jarang digunakan karena obat ini
dapat menimbulkan anemia aplastik, demam, kelainan kulit, iritasi usus, dan agranulositosis.
c. Yodida
Yodida merupakan obat tertua yang digunakan untuk pengobatan hipertiroidisme sebelum ditemukan
berbagai macam antitiroid. Meskipun yodida diperlukan dalam jumlah kecil untuk biosintesis hormone
tiroid, dalam jumlah yang berlebihan yodida dapat menyebabkan goiter dan hipotitoidisme pada orang
sehat.
Dalam hal ini yodida menekan fungsi tiroid artinya yodida memperbaiki fungsi tiroid.
Peran yodida dalam tiroid antara lain :
1. Yodium diperlukan untuk biosintesis hormone tiroid
2. Yodida menghambat proses transfor aktifnya sendiri kedalam tiroid
3. Bila yodium didalam tiroid terdapat dalam jumlah cukup banyak terjadi hambatan sintesis yodotironin
dan yodotirosin (wolf-chaikoff effect)
4. Yodida terutama digunakan untuk persiapan operasi tiroid pada hipertiroidisme. Biasanya yodida tidak
diberikan tersendiri, tetapi diberikan setelah gejala hipertiroidisme diatasi dengan antitiroid, yaitu
biasanya diberikan selama 10 hari sebelum operasi dilakukan. Dengan cara demikian diperoleh keadaan
yang optimal untuk tindakan operasi.
5. Yodida sebaiknya tidak digunakan sebagai terapi tunggal karena terapi yodida saja tidak dapat
sepenuhnya mengendalikan gejala hipertiroidisme. Hambatan pada kelenjar tiroid akan hilang dalam
waktu 2-8 minggu, dan bila terapi yodida dihentikan, gejala hipertiroidisme dapat terjadi lagi, bahkan
memberat.
6. Yodida sebaiknya juga tidak diberikan pada wanita hamil karena dapat menembus sawar darah plasenta
dan menyebabkan goiter pada fetus.
Efek samping. Yodisme ditandai dengan rasa logam dan terbakar dalam mulut dan faring serta
rangsangan selaput lender. Dapat juga terjadi radang faring, laring dan tonsil serta kelainan kulit ringan
sampai akneform berat atau kadang-kadang erupsi fatal disebut yoderma. Sedangkan gejala saluran cerna
biasanya berupa iritasi yang dapat disertai dengan pendarahan.
d. Yodium radioaktif
Pada proses radiasi oleh suatu unsure radioaktif dipancarkan sinar-sinar α (inti helium), sinar β
(elektron). Umumnya sinar-sinar tersebut dapat menimbulkan kerusakan sel-sel tubuh, karena terjadinya
perubahan molekul di dalam sel oleh sinar yang berenergi tinggi. Dalam jaringan yang dilewati sinar
radioaktif terjadi ionisasi, electron dilepaskan oleh molekul yang terkena radiasi, sehingga terbentuk ion
positif dan partikel ion negative, oleh sebab itu proses radiasi tersebut dinamaio radiasi ionisasi.
Sinar α dan β daya tembusnya kecil, ionisasi terjadi pada daerah yang terbatas dan ion yang
terbentuk didaerah itu banyak sekali, sehingga efeknya dapat dibatasi pada satu organ saja.
Sifat kimia dan fisika. Daya tembus sinar β maksimal hanya 2mm tetapi kira-kira 90% destruksi sel
setempat disebabkan oleh sinar tersebut.
Distribusi dan ekskresi. Distribusi radioisotope I dalam jumlah tubuh sama dengan distribusi I
nonradioaktif. Jumlah radioisotope yang diserap oleh tiroid dipengaruhi oleh jumlah I dalam diet,
demikian juga ekskresinya. Jumlah radioisotope I yang diekskresi dalam urin berbanding terbalik dengan
jumlah radioisotope I yang diserap/ditahan oleh tiroid.
Efek terhadap tiroid. Sinar yang dipancarkan mempengaruhi jaringan parenkim sekeliling folikel. Pada
umumnya jaringan diluar tiroid tidak terpebgaruh oleh sinar yang dipancarkan. Pada dosis rendah sekali
radioisotope tidak menimbulkan ganguan fungsi tiroid yang nyata hanya merusak bagian sentral saja
sedangkan bagian perifer tetap berfungsi.
Indikasi. Radioisotope terutama digunakan pada pasien :
1. Hipertiroidisme usia lanjut atau dengan penyakit jantung
2. Penyakit grave yang menetap atau kambuh setelah tiroidektomi subtotal atau setelah memakai obat
antitiroid dalam jangka waktu yang lama.
3. Goiter nodula toksik
4. Goiter multinodular non-toksik yang disertai gejala kompresi
5. Karsinoma tipoid
6. Sebagai alat dignostik fungsi tiroid
7. Kontradiksi. Bahan radioaktif tidak boleh diberikan selama kehamilan dan pada anak-anak. Yodium
radioaktif sebaiknya diberikan untuk pasien yang berusia lebih dari 25 atau 30 tahun.
e. Pemilihan sediaan. Tujuan penggunaan penghambat tiroid adalah untuk mengurangi aktivitas kelenjar
tiroid pada pasien hipertiroid, untuk radiasi dan pembedahan, untuk terapi hipertoroidisme tergantung dari
pasien dan fasilitas yang tersedia.
C. HORMON PARATIROID
Hormone paratiroid (HPT) berasal dari anak kelenjar paratiroid ,merupakan hormone polipeptida
rantai tunggal yang terdiri dari 84 asam amino .tiga puluh empat asam amino pertama merupakan bagian
terpenting yang dapat menentukan aktivitas biologiknya .aktivitas biologic HPT manusia, sapi dan babi
hampir sama tetapi secara imunologik ketiganya dapat di bedakan meskipun ketiganya dapat mengadakan
reaksi silang dengan satu macam anti bodi.
Tahun 1948 ditemukan antara beberapa kelainan klinik dengan hiperfungsiparatiroid ,misal
perubahan skelet pada pasien osteitis fibrosa sistika dengan tumor paratiroid. Kecuali pada ca2+ plasma,
HPT juga mempengaruhi fospat dan metabolism vitamin D.gambar 28-1 memperlihatkan hubungan
antara HPT hemeostastis ca2+ plasma serta derivate vitamin D
Pada hiper paratirodisme jumlah radio isotop l yang diserap oleh tiroid sangat meningkat,
sedangkan pada pasien hipotiroidisme jumlah tersebut berkurang, jumlah radio isotop lyang di ekresi
dalam urin berbanding terbalik dengan jumlah radio isotop l yang diserap /ditahan oleh tiroid. Pada
normotiroid kira-kira 65% dari jumlah yang diberikann telah di ekresi dalam 24 jam padda hipotoroid 85-
90% dan pada hipertiroid 5%.
EPEK TERHADAP TIROID.
Radioisotope –l yang diberikan pada seorang pasien ikut terpakai dalam biosintesis hormone tiroid
dan terkumpul dalam koloid seperti halnya l-non radioaktip. Sinar yang dipancarkan mempengaruhi
jaringan parenkrim sekeliling polikel.pada umumnya jaringan diluar tiroid tidak sampai terpengaruhi oleh
radiasi tersebut. Pada dosis yang rendah sekali radio isotop 131l tidak menimbulkan gangguan fungsi
tiroid yang nyata, tetapi pada dosis yang cukup besar epek sitotoksin sinar tersebut nyata sekali. Pada
gambar histology tampak piknosis dan nekrosis sel polikel, di ikuti dengan hilangnya koloid dan
terjadinya pibrosa kelenjar. Dosis rendah umumnya hanya merusak bagian sentral saja, sedangkan
bagianperiper tetap berfungsi.
INDIKASI
Radioisotope 131l terutama digunakan pada pasien:(1) hipertirodisme usia lanjut atau penyakit
jantung; (2) penyakit grave yang menetap atau kkambuh setellah triodektomi subtotal atau setelah minum
obat anti tiroid dalam jangka waktu lama; (3) goiter nodular toksik;(4) goiter multi nodular non-toksik
yang di sertai gejala kompresi;(5) karsinomia tiroid; dan (6) sebagai alatdiagnostik fungsi tiroid
.
KONTRADIKSI
Bahan radioaktip tidak diberikan selama kehamilan dan pada anak-anak. Yodium radioaktip
sebaiknya diberikan untuk pasien yang berusia lebih dari 25 atau 30 tahun.
SEDIAAN
Larutan natrium yodida 131l dapat diberikan oral dan lv sedangkan kapsul natrium yodida 131l
tersedia untuk pemberianoral. Pada setiap sediaan biasanya disebutkan jumlah dan macam campuran
dalam larutan, dosis terapi dan sebagainya.
PEMILIHAN SEDIAAN
Tujuan pengguanaan penghambat tiroid ialah untuk mengurangi aktivitas kelenjar tiroid pada
pasien hipertiroid. Cara lain yang dapat di tempuh untuk tujuan yang sama adalah radiasi dan
pembedahan. Dalam klinik, pemilihan cara dan obat apa yang akan digunakan untuk terapi
hipertiroidisme tergantung dari pasien dan pasilitas yang tersedia.
Di Amerika Serikat natrium yodida 131I lebih sering digunakan dari pada pembedahan. Antitiroid
digunakan untuk persiapan pasien dengan yang akan dioprasi terapi krisis tirotoksikosis, terapi
hipertiroidisme dengan gangguan mata, dan sebagai terapi tambahan sebelum atau setelah terapi yodium
radioaktif. Efek penghambatan tiroid oleh yodium biasanya tidak lama bertahan dan tidak sempurna.
Antitiroid digunakan bila dikehendaki penurunan fungsi tiroid dalam waktu singkat. Efek penghambatan
tiroid dari yodium radioaktif tidak timbul segera, tetapi perlu waktu beberapa hari.
GANGGUAN FUNGSI PARATIROID
HIPOPARATIRPOIDISME
Pengangkatan atau hipofungsi kelenjar paratiroid yang tidak diketahui sebabnya(
hipoparatiroidisme idiopatik) dapat menyebabkan suatu sindroma akibat langsung hipokalsemia atau
akibat penurunan ambang rangsang membrane yang terpolarisasi. Gejala klinik hipoparatiroidisme akibat
hipokalsemia al. titani, parestesia, spasme laring, spasme otot dan konpulsi. Keadaan ini disebabkan
karena depisiensi Ca dan vitamin D, misalnya akibat gangguan absorpsi atau jumlahnya tidak cukup
dalam diet. Keadaan ini jarang disebabkan oleh penyakit pada kelenjar sendiri (hipoparatiroidisme
idiopatik), atau karena kelainan genetic dimana target organnya tidak memberikan reaksi terhadap HPT
(pseudohipoparatiroidisme).
Gejala paling dini hipokalsemia al. parestesia ekstremitas pada pemeriksaan fisik terdapat
rangsangan mekanik saraf periper yang menyebabkan kontraksi otot rangka yang bersangkutan, kemudian
dapat diikuti tetani, dimana terjadi spasme otot, terutama otot daerah karpopedal dan laring, dan konpulsi
umum serta gejala lain dari susunan saraf pusat. Diduga otot polos juga dipengaruhi terlihat dari
terjadinya spasme otot siliaris, iris, esophagus, intestinal, kandung kemih dan bronkus. Perubahan EKG
dan timbulnya takikardia menunjukkan bahwa jantung juga dipengaruhi. Pada hipoparatiroidisme kronik,
terjadi perubahan okstrodermal yang mengakibatkan rontoknya rambut; pada kulit jari terlihat cekung dan
kuku mudah patah, kerusakan email gigi dan katarak, mungkin terjadi gangguan psikis, berupa labilitas
emosi, kegelisahan, depresi, delusi, dan abnormalitas EEG hipoparatiroidisme dapat diatasi dengan
vitamin D bila perlu dapat juga ditambahkan Ca pada dietnya.
HIPERPARATIROIDISME
Hiperparatiroidisme primer, dapat di sebabkan hiper sekresi kelenjar paratiroid
(hyperplasia,adenoma atau karsinoma) atau karna sekresi polipeptida yang menyerupai HPT yang berasal
dari suatu tumor. Kadang-kadang polipeptida ini dapat dibedakan dari HPT dengan teknik imunologik.
Hiperparatiroidisma sekunder terhadap menurunya Ca2+ plasma dapat merangsang sekresi HPT
.keadaan ini dapat terjadi pada gangguan absorpsi Ca2+ atau gangguan pungsi ginjal. Hiper sekresi
HPT,apapun penyebabnya, dapat menyebabkan gangguan tulang seperti osteitis pibrosa generalisata atau
penyakit von reckling hausen. Umumnya haya 1/3 pasien hiperparatiroidisma mengalami perubahan
tulang yang hebat, 1/3 lainya hanya memperlihatkan dekalsipikasii ringan, dan pada pasien lainya tidak
ditemukan resorpesi tulang yang aktip pada keadaan yang terakhir ini mungkin asupan Ca 2+ cukup untuk
mempertahankan keseimbangan Ca2+ . gejala ini diklasipikasi al. rasa nyeri sakit pada tulang dan
persendian.
Hipsrparatiroidosme primer tanpa konplikasi , biasanya berhubungan dengan hiperkalsiuria,
hiperpospaturia, kadang-kadang disertai poliuria dan polidipsia .kadar Ca2+ plasma mungkin normal,
tetapi biassnya meningkat dan pospat menurun. Ekresi Ca2+ dan PO4 yang menigkat, sering menyebabkan
batu ginjal. Komplikasi berat lainya al.nefrokalsinosis dipus ,dan akhirnya insufisiensi ginjal, atau sebagai
gejala sisa urolitiasis, dapat juga terjadi gambaran perubahan kimia darah, seolah-olah terjadi
hiperparatiroidisme ,yakni hiperpopaturia , hiperkalsimia dan hipopospatemia .hiperkalsimea dapat
merupakan penyebab gejala hiperparatiroidisme, al.hipotoni otot, kelemahan otot yang umum dan
gangguan pungsi otot polos seperti konstipasi, platulens, anoreksia, mual dan muntah, akhirnya mungkin
terjadi gangguan jantung.persentasi timbulnya ulkus peptikum dan pancreatitis, lebih tinggi pada pasien
ini daripada orang normal, dan kadang-kadang mengalami gangguan neuropsikiatri. Pemeriksaan
laboraturium yang spesipik aadalah dengan menentukan kadarHPT plasma, tetapi hasilnya biassanya
tergantung dari anti bodi yang di pakai.
Terapi hiperparatiroidismeprimer dilakukan dengan reseksi kelenjar yang hiperplastik atau ardenoma.
Pembedahan ini akan mengembalikan pasien ke keadaan euparatiroid dan mencegah keruksakan ginjal
dan disolusi tulang lebih lanjut. Biasanya terjadi tipoparatiroidisme ;dan diperlukan vitaminD dan diet
yang mengandung Ca. bila pada seorang pasien tidak dapat dilakukan pembedahan, dapat diberkan pospat
secara oral, diet rendah Cadan sejumlah csiran unntuk menurunkan kadar Ca plasma.
FARMAKOLOGI HORMON PARATIROID
HPT hanya dapat diberikan secara parenteral, pemberian oral akan dirusak enzim saluran cerna.
Masa paruhnya sekitar 20 manit, degradasinya terjadi di hepar dan ginjal.dalam darah, sebagaiHPT terikat
praksi alpa globulin plasma, ekpresinya melalui urin kurang dari 1%
INDIKASI.
Dahulu HPT digunakan untuk meningkatkan kadar Ca2+ plasma, akan tetapi kini hipokal semia
diatasi dengan pemberian Ca2+ dan/ atau dengan vitaminD sutikan HPT hanya digunakan untuk diagnosis
pseudohipoparatiroidisme. Pada pasien ini terdapat resistensi target organ terhadap HPT sehingga
pemberian hormone ini tidak akan menyebabkan peningkatan Ca2+ plasma dan ekresi pospat dan siklik
AMP.

D. ESTROGEN DAN PROGESTIN, AGONIS DAN ANTAGONISNYA


Estrogen dan progestin merupakan hormone steroid kelamin endogen yang diproduksi oleh
ovarium, kortek adrenal, testis dan plasenta pada masa kehamilan. Kedua jenis hormon ini dan derivate
sintetiknya mempunyai peranan penting pada wanitadalam perkembangan tubuh, proses ovulasi,
fertilisasi, implantasi, dan dapat mempengaruhi metabolism lipid, karbohidrat, protein dan mineral juga
berperan penting dalam pertumbuhan tulang, spermatogenesis dan behavior.
Sekarang telah diketahui biosintesis hormone ini di masing-masing organ, mekanisme kerja di
reseptornya pada tingkat seluler dan molecular kecuali itu, dari hasil banyak uji klinik ,hamil, yang
dikenal sebagai conjugated equine estrogen, makin banyak digunakan terutama untuk wanita pasca
menopause. Telah di perkenalkan beberapa preparat yang dapat berefek agonis atau antagonis pada
reseptor estrogen, tergantung dari jaringan dimana hormone ini bekerja, disebut sebagai selective estrogen
reseptor modulator ( SERM ) dan digunakan untuk osteoporosis pasca menopause. Antagonis reseptor
progesteron dan beberapa derivat progesterone, misalnya megestrol asetat, juga mulai banyak digunakan
dan berguna untuk kanker kelenjar mamae. Juga tanaman yang mengandung fitoestrogen diperkenalkan
meski masih memerlukan lebih banyak uji klinik.
ESTROGEN
Banyak senyawa steroid dan non steroid baik alami maupun sintetik, yang mempunyai aktivitas
estrogenic.selain struktur intinya juga terdapat perbedaan dalam halpotensi estrogeniknya dan lama
kerjanya.Dietilstilbestrol ( DES ), estrogen non steroid sintetik pertama dengan potensi estrogenic sama
dengan estradiol,dapat diberikan oral dan masa kerja lebih panjang dari estrogen alami. Senyawa non
steroid lain yang berefek estrogenic atau anti estrogenik umumnya berasal dari tumbuhan.flavonoid,
isoflavon ( mis.genistein ) dan kumenstan dapat ditemukan di berbagai tanaman. Golongan terakhir ini
dikenal sebagai fitoestrogen. Menurut laporan genistein bersifat relative selektif terhadap reseptor
estrogen-ß ( ERß ), penelitian melalui ini masih berlangsung.
BIOSINTESIS
Estrogen di sintesis dari androstenedion dan testosterone secara langsung, dengan bantuan enzim
aromatase atau CYP19 melalui 3 langkah proses aromatisasi cincin A. aktivitas ini dilakukan oleh
glikoprotein transmembran ( cyto chrome P450 family of monooxygenases ) yang berada reticulum
endoplasmik berbagai sel dan diindukasi oleh gonadotropin. Sel-sel tersebut di granulose ovarium, sel
sertoli dan leidig kelenjar testis, sel stroma jaringan adipose, sinsitiotrofoblas plasenta, tulang dan
beberapa tempat di otak.

Meski estrogen disintetis diberbagai tempat sumber utama estrogen di sirkulasi adalah ovarium.
Organ ini mengandung 17ß-hidroksisteroid dehidrogenase tipe 1 yang memproduksi testosteron dan
estradiol dari androstenedion dan estron, keduanya merupakan reaksi timbale balik.di hepar terdapat
enzim dehidrogenase tipe II yang mengoksidasi estradiol di sirkulasi estrogen ini terkonyugasi dengan
glukoronid dan sulfat sebelum di eksresi di urin.
Pada wanita pasca menopause, sumber estrogen utama adalah jaringan adipose dan organ selain
ovarium, sedangkan estron di sintesis dari dehidroepiandrosteron dari korteks adrenal. Pada pria, estrogen
di produksi oleh testis dan di luar gonad dari aromatisasi C19 steroid di sirkulasi, andostenedion dan
dehidroepiandrosteron yang merupakan precursor androgen.
Meski efek estrogenik umumnya berasal dari estrogen yang berada di sirkulasi, pada keadaan
patologis, missal pada tumor mamae, estrogen berasal dari aromatisasi androgen atau hidrolisis estrogen
yang terkonyugasi, karena ternyata pada tumor mamae banyak di temukan enzim aromatase dan hidrolitik
ini.di plasenta, estron berasal dari dehidroepiandrosteron fetus, estriol dan derivate 16ɑ-hidroksil nya, urin
wanita hamil merupakan sumber estrogen untuk wanita pasca menopause.
FISIOLOGI DAN KHASIAT FARMAKOLOGI
PERTUMBUHAN.Estrogen sangat penting perannya pada perubahan bentuk dan fungsi tubuh masa
pubertas anak perempuan menjadi bentuk tubuhyang karakteristik untuk wanita dewasa fungsi sek
sekunder, efeknya langsung pada pertumbuhan dan perkembangan vagina, uterus dan tuba falopi.bersama
hormone lain merangsang pertumbuhan duktuli, stroma dan akumulasi lemak kelenjar mamae.
REGULASI NONENDOKRIN SIKLUS MENSTRUASI. Siklus menstruasi wanita diatur oleh sistem
neuro endokrin hipotalamus-hipofisis-ovarium. Suatu osilator neuronal di hipotalamus secara periodic
akan menginduksi pengeluaran gonadotropin-releasing hormone (GnRH, hormone pemicu gonadotropin
) ke pembuluh pontral hipotalamus-hipofisis yang akan merangsang gonadotrop dan mengsekresikan
luteinizing hormone ( LH ) dan follicle stimulatinghormone ( FSH ) dari hipofisis anterior. Kedua hormon
ini menyebabkan pertumbuhan dan pematangan folikel graff ovarium, dan juga produksi estrogen dan
progesteron. Bila kedua hormone terakhir ini kadarnya meningkat, akan menghambat sekresi hormone
hipotalamus hipofisis ( reaksi umpan balik negatif ).
EFEK STEROID GONAD SECARA KLINIK PADA SISTEM REPRODUKSI. Selama fase folikuler
ovarium atau fase prolifarasi endometrium, estrogen akan mulai membentuk kembali endometrium
dengan cara merangsang proliferasi dan diferensiasi. Terjadi berbagai mitosis, ketebalan lapisan
endometrium bertambah dan terjadi perubahan karakteristik kelenjar dan pembuluh darah endometrium.
Proses ini dan kelanjutan efek estrogen dan progesterone diduga sebagian besar diperantarai oleh peptide
growth factors yang mengatur kerja steroid dan reseptornya di menyebabkan sel-sel dapat memberikan
respons terhadap hormon ini pada separuh fase kedua dari suatu siklus haid ( status luteal atau fase
sekretoris ). Pada fase ini, progresteron yang bersal dari korpus luteum kadarnya meningkat secara tajam
dan estrogen juga terus meningkat. Progesteron akan membatasi efek proliferative estrogen terhadap
endometrium dengan cara menstimulasi diferensiasi.
EFEK METABOLIK. Pada organ ini nonendokrin terdapat reseptor estrogen ( ER ),karenanya banyak
efek metaboliknya terjadi secara langsung pada reseptor yang bersangkutan.
Efek estrogen pada masa tulang menguntungkan, karena mengurangi proses resorpsi yang
membentuk tulang. Pada usia 18-40 tahuan, pembentukan dan resorpsi tulang berlangsung seimbang
sehingga total bone mass dapat dipertahankan, sesudah usia tersebut proses resorpsi terjadi lebih cepat.
Osteoklas dan osteoblas mempunyai reseptor estrogen ( ERs ), androgen ( ARs ) dan progesterone ( PRs
). Hormone ini menginduksi apoptosis osteoklas dan mengantagonis efek osteoklastogenik dan pro-
osteoklastik hormone paratiroid dan interleukin-6,juga merangsang produksi leptin dari jaringan adipose.
Efek utama estrogen. Menurunkan jumlah dan aktivitas osteoklas, menyebabkan pertumbuhan tulang dan
penutupan epifisis pada wanita dan pria. Pria dengan defek ER akan mengalami osteoporosis, epifisis
tidak menutup, turnover tulang meningkat hasil observasi menunjukan bahwa osteoporosis idiopatik pria
berhubungan dengan kurangnya ekspresi ER-ɑ pada osteoklas dan osteoblas.
Kecuali menstimulasi sintesis enzim dan factor pertumbuhan yang penting untuk pertumbuhan
uterus dan kelenjar mamae serta diferensiasinya, hormone ini juga mempengaruhi produksi dan aktivitas
berbagai protein tubuh.
RESEPTOR DAN MEKANISME KERJA
Estrogen mempunyai 2 jenis reseptor, ERɑ dan ERß yang berasal dari gen berbeda dan berada dan
berada di inti sel.ERɑ terdapat banyak di saluran reproduksi wanita, uterus, vagina, ovarium dan juga di
kelenjar mamae, hipotalamus, sel-sel endotel, dan otot polos vascular. ERß letaknya menyebar,terbanyak
di prostat dan ovarium dan dalam jumlah lebih sedikit di paru, otak, dan pembuluh darah. Sekitar 40%
sekuens asam amino kedua jenis reseptor ini identik serta mempunyai strutur domain yang umum dimiliki
oleh jenis reseptor steroid lain. Fungsi biologik reseptor ini nampaknya berlainan dan dapat memberikan
respon berlainan terhadap berbagai senyawa estrogenik,missal:ERɑ dan ERß mengikat 17-ß estradiol
dengan kekuatan yang sama sekitar 0.3 nM, sedangkan fitoestrogen genistein terikat ERß dengan afinitas
5 kali lebih tinggi dari ikatannya pada ERɑ.
Kedua ER merupakan ligand-activated transcription factors yang dapat meningkatkan atau
menurunkan sintesis mRNA dari gen target. Setelah masuk sel melalui difusi pasif membran plasma,
hormone akan terikat ER di inti sel. ER yang semula merupakan monomer akan mengalami perubahan
konformasi, terjadi dimerisasi sehingga afinitas dan kecepatan target.senyawa yang bersifat antagonis
juga akan menyebabkan dimerisasi dan terikat DNA, tetapi konformasi ER yang terjadi disini berlainan
dari reseptor yang di duduki oleh agonis.
FARMAKOKINETIK
Berbagai jenis estrogen dapat di berikan oral, parental, transdermal ataupun topical. Karena
sifatlipofiliknya absorpsi per oral baik. Ester estradiol dapat di berikan IM, bervariasi mulai dari beberapa
hari sekali sampai satu bulan sekali. Pemberian transmedal yang diganti setiap 1-2 kali seminggu
umumnya berisi estradiol yang absorpsinya terjadi secara kontinu melalui kulit.
Umumnya etinilestradiol, conjugated estrogen, ester estron, dietilstilbestrol, diberikan oral.
Estradiol oral, absorpsi, cepat dan lengkap, mengalami metabolism lintas-pertama di hevar yang ekstensif,
substitusi etinil pada atom C17 dapat menghambat proses tersebut. Preparat oral lain, conjugated equine
estrogen ( ester sulfat dari estron ), equilin, senyawa alami lain dihidrolisis oleh enzim di intestin bagian
bawah hingga gugus sulfat terlepas dan estrogen diabsorpsi di intensin. Karena adanya perbedaan dalam
metabolisme menyebabkan perbedaan potensi estrogeniknya, misalnya, etinilestradiol lebih poten dari
conjugated estrogen. Beberapa jenis bahan makanan dan produk asal tanaman, misalnya kacang kedelai
yang mengandung flavonoid genistein, dan kumestan diduga mempunyai efek estogenik, tetapi hal ini
membutuhkan pembuktian klinik.
Transdermal estradiol patch. Penglepasan hormon berlangsung lambat, kontinu, distribusi sistemik, kadar
dalam darah lebih konstant daripada per oral. Cara pemberian ini juga tidak menyebabkan kadar tinggi
dalam darah yang dapat mencapaisirkulasi portal, mungkin inilah yang menyebabkan efeknya pada profil
lipid berbeda.
Absorpsi estradiol valerat atau estradiol sipionat setelah pemberian dosistunggal IM, berjalan lambat
sampai beberapa minggu, karenanya pemberiannya 1-4 minggu sekali. Di dalam darah umumnya estrogen
alami terikat globulin pengikat hormon kelamin steroid dan sedikit terikat albumin. Sebaiknya
etinilestradiol terikat albumin dan tidak terikat SSBG. Karena ukuran molekul dan sifat lipofiliknya,
estrogen yang bebas akan mudah keluar dari plasma dan akan didistribusi secara ekstensif ke
kompartemen jaringan. Jenis hormone ini mengalami metabolism cepat dan ekstensif, masa paruh plasma
hanya beberapa menit.
INDIKASI
Sebagai kontrasepsi. Sebagai ERT atau HRT ( hormone replacement therapy ) pada wanita pasca
menopause. Tidak semua wanita pasca menopause membutuhkan ERT/HRT. Berkurangnya sekresi
estrogen dari ovarium berlangsu lambat dan bergradasi yang berlangsung kontinu sampai beberapa tahun
setelah haid berhenti. Umumnya hal ini terjadi pada menopause primer ( akibat usia lanjut ), tetapi bila
menopause terjadi akibat oovorektomi ( menopause sekunder ) maka menurunnya estrogen terjadi tiba-
tiba. Menopause menyebabkan gejala dini. Rasa panas dimuka ( gejala vasomotor, hotflushes ), insomnia
bahkan mungkin gelisah. Bila gejala ini hebat hingga mengganggu aktivitas sehari-sehari, dapat diberi
ERT. Penggunaan ERT dari awal menopause memang dapat mencegah gejala yang lebih serius.
Gangguan klasifikasi tulang, osteoporosis yang beresiko terjadinya fraktur meski hanya dengan trauma
ringan. Tetapi penggunaan estrogen saja jangka lama ( > 5 tahun ) berisiko timbulnya proliferasi
endometrium berlebihan dan mungkin kanker endometrium. Karenanya diberikan bersama progesteron
atau progestin untuk mencegah proliferasi berlebihan pada mereka yang masih mempunyai uterus. Perlu
diingat penggunaan ERT + progestin jangka waktu lebih dari 4-5 tahun dapat berisiko timbulnya kanker
mamae.
Defisiensi estrogen akibat defisiensi fungsi hipofisis, hipotalamus, dan gonad, yang bukan di
sebabkan memopause, seperti pada sindroma tunner, akibat disgenesia ovarium dandwarfism, akan
menyebabkan gangguan pertumbuhan genital, kelenjar mamae, rambut pubis, dan aksila.
SEDIAAN DAN DOSIS
Estriol, tablet 1 dan 2 mg, masa-kerja singkat karena ikatannya pada sel target singkat, afinitas
terhadap protein plasma rendah, cepat dieliminasi dari tubuh, dosis 2-4 tablet sehari, estradiol valerat tab
2 mg, dosis 1 tab sehari 17ß estradiol patch 100 μg/hari, Etinilestradiol tab 50 μg, masa kerja lebih
panjang, dosis ½-1 tablet sehari, estropipat (Na-estron sulfat ) 0.625 mg, dosis 1 a 2 tab sehari. Semua ini
digunakan pada defisiensi estrogen, osteoporosis pascamenopause.
Untuk kontrasepsi, lihat preparat kontrasepsi hormonal.
EFEK SAMPING
Reaksi yang sering timbul, gangguan siklus haid, mual atau bahkan muntah, rasa kembung, edema,
berat badan bertambah. Yang lebih serius pusing, migren, kloasma terutama pada kulit muka, peningkatan
tekanan darah, thrombosis, proliferasi endometrium atau varises. Estrogen dapat meningkatan kadar
globulin peningkatan tiroid. Pasien dengan fungsi tiroid normal dapat mengkompensasi keadaan ini
dengan membentuk lebih banyak hormone tiroid hingga kadar T3 dan T4 serum normal. Tetapi pasien
dengan thyroid hormone replacement therapy bila menggunakan estrogen akan membutuhkan dosis tiroid
lebih tinggi. Kadar tiroid bebas pada pasien ini harus dimonitor agar kadarnya berada dalam kisaran yang
normal.
Penggunaan estrogen atau estrogen + prostin pernah dihubungkan dengan meningkatnya risiko
kejadian infrak miokard dan stroke, thrombosis vena dan emboli paru. Bila timbul gejala atau ada suspek
penyakit tersebut penggunaanya harus segera di hentikan.

KONTRAINDIKASI
Wanita hamil atau menyusui, gangguan fungsi hepar, riwayat thrombosis atau emboli, hipertensi,
penyakit jantung, perdarahan vagina yang belum jelas penyebabnya, adenoma mamae atau adanya tumor
pada alat reproduksi.
INTERAKSI
Estradiol sebagian dimetabolisme oleh isozim CYP3A4. Penggunaan bersama obat yang dapat
merangsang isozim tersebut, missal fenobarbital, karbamazepin, ripamfisin dapat mempercepat
metabolism sehingga dapat menurunkan efek terapinya atau mempengaruhi propel siklus haid yang
normal. Inhibitor isozim 3A4, seperti eritrosim, klaritromisin, ketokonazol, itrakonazol dan jus anggur
dapat meningkatkan kadar estrogen darah dan dapat menyebabkan timbulnya efek samping.
PROGESTERON
Progesterone merupakan hormone steroid kelamin alamiah yang di produksi di tempat yang sama
dengan estrogen. Direvat sintetiknya golongan progestin, merupakan hasil modifikasi stuktur testosterone
tanpa atom C19 atau derivate 19-nontestosteron.
Sintesis Dan Sekresi
Progesterone di sekresi oleh ovariumbterutama dari korpus luteum selama fase pertengahan kedua
siklus menstruasi. Sekresi di mulai tempat sebelum ovulasi kecuali ovarium, hormone ini juga sintetis di
testis, kortek adrenal dan placenta. Kecepatan sekresinya mulai dari beberapa mg sehari selama fase
folikuler dan meningkatbsampai 10-20 mg pada fase luteal, mencapai beberapa ratus mg pda masa akhir
kehamilan.
Fisiologi Dan Khasiat Farmakologi
SALURAN REPRODUKSI. Progesterone pada fase luteal akan mengendalikan efek plolifirasi estrogen
pada endometrium dan terjadi fase sekretoris. Hormone ini menyebabkan secret kelenjar endoserviks
lebih kental dan lebih sedikit hal ini dapat mempersulit penetrasi sperma. Kecuali pematangan vagina
akan berubah seperti pada kehamilan dan keadaan ini dapat di ketahui dengan pemeriksaan sitologi hapus
vagina.
KELENJAR MAMAE. Selama fase kehamila dan fase luteal siklus haid, progesterone dan estrogen
menyebabkan plorifirasi asini kelenjar mamae. Pada fase folikuler aktivitas mitosis efitel kelenjar
berlangsung sangat lambat dan mencapai puncak fase luteal.
SUSUNAN SARAF PUSAT. Suhu tubuh wanita selama suatu siklus haid akan meningkat 10F pada
pertengahan siklus, hal ini di hubungkan di waktu dimana terjadi ovulasi. Kenaikan suhu ini di sebabkan
oleh progresteron dan berlangsung sampai terjadi perdarahan haid. Progesteron menyebabkan rasa kantuk
mungkin karena efek depresan dan hipnosis pada SSP.
EFEK METABOLIK. Progesteron dapat meningkatkan insulin bersal atau setelah makan karbohidrat,
tetapi tidak menyebabkan perubahan toleransi glukosa, kecuali penggunaan jangka panjang progestin
yang poten. Hormon ini dapat merangsang aktivitas enzim lipoprotein lifase dan nampaknya menambah
deposit lemak.
MEKANISME KERJA. Di dalam gen progesteron hanya mempunyai reseptor tunggal ( PR ) yang
memproduksi dua isofrom, PR-A dan PR-B. keduanya mempunyai ligand-binding domain yang identik,
tidak berbeda seperti yang dimiliki isofrom ER. Pada keadaan tanpa ligand, PR berbeda di inti dalam
bentuk monomerik terikat inaktif dengan heat-s hock protein, apabila telah terikat progesteron terlepas
dan reseptor meprofolifase dan kemudian membentuk dimer yang terikat dengan selektif tinggi PREs
pada gen target.

FARMAKOKINETIK
Progesteron oral akan mengalami metebolisme lintas pertama di hepar, karenanya bioavailabilitas
oralnya rendah dan lebih banyak di gunakan IM atau suppositoria vaginal atau diberikan bersama alat
kontrasepsi dalam rahim. Derivat progestin asetat dapat diberikan oral karena metabolisme hepar lebih
sedikit dari progesteron alami, masa kerja lebih panjang, 7-24 jam karenanya cukup diberikan 1 x sehari.
INDIKASI
Kontrasepsi lihat di sub kontrasepsi, wanita pascamenopause, kombinasi dengan estrogen, abortus
iminens, ancaman lahir prematur, kanker endometrium, pendarahan fungsional endometrium. Derivat
progestin lebih digunakan untuk terapi paliatif karsinima endometrium yang telah bermetatasis, megestrol
asetat sebagai terapi ini kedua untuk karsinoma mamae.
Sampai sekarang baru dikenal kontrasepsi hormonal ( KH ) wanita. Untuk pria belum ada yang
dapat diterima oleh pria. Dalam hal KH, kecuali harus efektif dan relative aman, juga harus mudah
digunakan dan di terimabaik oleh pria maupun wanita.
Dikenal 3 cara pemberian KH wanita:
1. Oral.
2. Suntikan.
3. Implant subkutan.s

E. ANDROGEN
KIMIA DAN BIOSINTETIS
Andrigen adalah hormon steroid yang rumus kimianya yang berciri 19 atom C dengan inti steroid.
Di samping antrogen terdapat pula prekursor androgen yang di sebut juga proan drogen.kadar testosteron
dalam plasma relatif tinggi pada masa 3 kefidupan laki-laki, yaitu pada tahap enbrio ketika sedang
deferensiasi fenotif, mulai usia 6 bulan sampai pubertas kadarnya < 50 ng/ Dl
FAAL DAN FARMAKODINAMIK
Fungsi antrogen tergantung periode kehidupan laki-laki. Pada masa embrional (12-18 minggu)
fungsinya ialah pembentukan penotif laki laki pada masa noenatus di duga fungsinya ialah organisasi dan
penandaan susunan saraf pusat dalam hal tingkah laku dan fungsi seksual laki laki pada pubertas
fungsinya adalah menggubah laki-laki menjadi dewasa baik dalam pertumbuhan dan perkembangan
tulang dan rangka.
MEKANISME KERJA
Testosteron bebas dari plasm ayang masuk ke sel target dengan cara difusi, tergantung jaringan dan
fungsi sel yang di masukan testosteron yang dapat di masiukan langsung sebagai endrogen melalui ikatan
dengan reseptor androgenatau berubah dahulu menjadi DHT kemudian akan berikatan dengan reseptor
androgen yang sama dengan anfinitas yang lebih tinggi.
BAB III

TABEL OBAT

A. Sistem Endoktrin

Efek Yang
NO Penyakit Nama Obat Mekanisme Efek Samping
Ditimbulkan

1. Peokromosi Mineralokortiko Hormon ini Aktifitas fisiologik Meningkatkan


toma id mengatur ini selanjutnya sintesa dan
keseimbangan membantu dalam penyimpangan
elektrolit dengan mempertahankan glukosa.
meningkatkan tekanan darah Menghambat
retensi natrium dan normal dan curah glikogenolisis,
eksresi kalium jantung. glukoneogenesis
dan ketogenesis.
Meningkatkan
sintesa
trigliserida dari
asam lemak
bebas di hepar.

2. Sindrom glukokortikoidne Meningkatkan metabolisme Kegagalan


Adrenogeni efisiensi (dan glukosa adrenal,
tal toksisitas) Sistem (glukosaneogenesi myasthenia
gluko- dan s) yang gravis, erosi
mineralokortikoido meningkatkan saluran
v, mengurangi - kadar gula darah, pencernaan,
steroid anabolik metabolisme kadar glucose
(tetapi protein, meningkat,
meningkatkan keseimbangan Hiperkalemia,
gepatotoksicnosti cairan dan hipertensi, sakit
mereka), obat oral elektrolit, kepala, pusing,
antidiabetes. inflomasi dan euforia,
Meningkatkan imunitas dan emosional
kemungkinan efek terhadap stessor. lability,
samping pada peningkatan
penunjukan tekanan
glikosida jantung, intraokular
dana, (dalam, lokal),
menyebabkan pembentukan
hypokaliemia katarak (lokal),
(Diuretik, ketidakteraturan
Amfoterisin B). menstruasi,
Latar belakang perlambatan
obat-obatan pertumbuhan
natrijsoderžaŝih anak,
meningkatkan pembengkakan
risiko edema dan
hipertensi, asam
asetilsalisilat dan
NSAID lainnya -
ulserasi dari
mukosa lambung.
Psikotropika obat
dan alkohol
merangsang
eliminatiu
3. Addison Kortikosteroid Sepertihormon Mempengaruhiko Kelamahanototd
steroid lain, mponenlain anatropiotot,Ga
adrenokortikoidme systemendokrin. ngguankoagulas
ngikatreseptorsitop Penghambatanum idanmenurunkan
lasmikintraselulerp panbalikproduksik dayakekebalantu
adajaringan target. ortikotropinolehpe buh
Ikatankompleksant ningkatanglukokor (immunosupresi
arakortikosteroidde tikoidmenyebabka )
nganreseptor npenghambatansin
protein tesisglukokortikoi
akanmasukkedala dlebihlanjut.
mintiseldandiikatol
ehkromatin
4. Hipertiroide Propiltiourasil Hormon-hormon Merangsang Efek samping
a tiroid, yaitu hampir setiap yang paling
tiroksin (T4 ) dan jaringan tubuh sering terjadi
triiodotironin (T3), untuk adalah ruam
disintesis dengan menghasilkan kulit, urtikaria,
jalan mereaksikan protein.Meningkat pigmentasi kulit,
molekul Iodium kan jumlah dan kerontokan
dengan senyawa oksigen yang rambut.
protein prekursor digunakan oleh
hormon tiroid yang sel.
disebut
tiroglobulin.
5. Diabetes Metformin Metformin HCl Metformin hanya Metformin
Mellitus menurunkan kadar efektif di hadapan dapat diterima
gula darah hanya insulin, dan efek baik oleh pasien
sampai nilai utamanya adalah dengan hanya
normal dan untuk mengurangi sedikit
menstabilkan nilai produksi glukosa gangguan
normal ini. hepatik. gastrointestinal
yang biasanya
bersifat
sementara.
B. Sistem Gonad

NO Nama Efek yang di Efek


Penyakit Mekanisme
Obat timbulkan samping
1. Endometriosis progestin Mempertebal dinding Menurunkan Sakit perut,
endometrium untuk frekuensi dan kram, nyeri
persiapan proses intensitas dari payudara,
implantasi jika terjadi kontraksi uterus mengantuk
fertilisasi antara ovum dengan demikian dan pusing
dan sperma dapat membantu
untuk mencegah
expulsi
2 Epididimitis Azithronyci Dengan berikatan pada Menurunkan Mual, nyeri
n ribosom subunit 50s metabolisme perut,
sehingga mengganggu derivat kumarin muntah,
sintetis protein bakteri diare, nefritis,
pusing,
vertigo, sakit
kepala
3. Hipogonadism Andriol Bertanggung jawab Agresif, Pembesaran
e terhadap pertumbuhan mengantuk, prostat atau
dan perkembangan organ ansietas, depresi bahkan
seks pria dan mental, sakit kanker
mempertahankan kepala, prostat,
karakteristik seks pendarahan, gangguan
sekunder pada pria yang epididimitis, darah,
mengalami defisiensi impoten, gangguan
androgen priapisem. mental,
gelisah.
4. Impotensi Viagra Membantu Meningkatkan Sakit
membangkitkan ereksi kesuburan, kepala,pusing
dan menjaganya alat meningkatkan ,flushing
vital pria tetap berdiri sistem kekebalan (keringat
dengan kuat dan keras tubuh bercucuran)
mual,sakit
perut atau
ingin
muntah,perub
ahan fungsi
penglihatan,m
ata
kabur,silau
atau sulit
membedakan
warna
(terutama
warna hijau
dan biru)
5. Gonore Cefixime Sebuah Menghambat Syok,hipersen
(suprax) sefalosporin,menghamba pertumbuhan sitivitas,
t sintesis dinding sel virus dan bakteri Granulositope
bakteri dengan mengikat nia eosinofilia
satu atau beberapa kadang-
penisilin-mengikat kadang dapat
protein terjadi,
Kadang-
kadang terjadi
peningkatan
GOT, GPT
atau alkaline
pospatase
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Hormon ialah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang masuk ke dalam peredaran darah
untuk mempengaruhi jaringan target secara spesifik. Adapun klasifikasi pada hormon yaitu :Hormon
adenohiposis, Hormon tiroid dan anti tiroid dan Estrogen dan progestin, agonis dan antagonisnya.

Daftar Pustaka
Katzung, Bertam G.2001.Farmakologi Dasar dan Klinik.Salemba Medika : Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2007.Farmakologi dan Terapi.Balai Penerbit FKUI :
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai