Misalnya negara X tahun 2006 mengekspor komoditas dengan nilai $100 juta ke negara Y. Di
lain pihak, negara Y mengekspor komoditas ke negara X seharga $90 juta. Aka neraca
komoditas negara X akan terlihat seperti tabel berikut.
Dengan asumsi diatas, pinjaman yang diterima negara Y bertanda + karena negara itu
menerima pinjaman. Sebaliknya pinjaman yang diberi negara X bertanda karena negara itu
memberikan pinjaman.
Bagaiman neraca pembayaran jika negara Y membayar dengan cadangan devisa ? neraca
pembayaran kedua negara tersebut akan terlihat seperti tabel berikut
NERACA PEMBAYARAN NEGARA X DAN NEGARA Y TAHUN 2006
Mari kita perluas lago contoh yang terdahulu. Bagaimana jika dalam kasus tersebut terjadi
kelebihan atau surplus ekspor pada negara X. Surplus ekspor negara X tersebut merupakan defisit
bagi negara Y yang dibayar dengan cadangan devisa sebesar $4juta, sedangakan sisanya mrupakan
pinjaman. Berdasarkan keterangan di atas, neraca pembayaran negara X dan negara Y akan terlihat
seperti tabel berikut
Jika terdapat kelebihan atau surplus ekspor pada negara X , itu berarti ada defisit pada negara Y.
Dalam contoh ini, negara Y membayar surplus tersebut dengan cadangan devisa sebesar $4 juta,
sedang sisanya merupakan pinjaman
Pinjaman yang diberikan negara X berupa pinjaman yang tidak berkaitan dengan kelebihan
ekspor atau pinjaman atas kemauan kedua belah pihak, disebut pinjaman otonom (autonomous
inflow) . dalam hal ini, neraca pembayaran negara X surplus $4 juta dan sebaliknya, nera
pembayaran negara Y defisit $4juta. Jumlah $6 juta tidak dianggap defisit atau surplus sebab tanpa
ekspor dan impor, pinjaman yang harus diterima negara Y diberikan ke negara X
Dapat diperluas lagi dengan menganggap bahwa surplus neraca pembayaran negra X
diselesaikan dengan :
Pinjaman akomodatif (accommodating inflow) adalah pinjaman yang diterima atau diberikan
dengan kelebihan ekspor dan impor. Dalam contoh ini, neraca pembayaran negara X surplus $ 7,5
JUTA dan sebaliknya neraca pembayaran negara Y defisit $ 7,5 JUTA