Anda di halaman 1dari 14

DIAGNOSA KEPERAWATAN SISTEM PERKEMIHAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Disusun Oleh :

1. TIUR TRIHASTUTIK 131611123055


2. RENY TJAHJA H 131611123056
3. ERNA EKA WULANSARI 131611123057
4. INTAN CAHYANTI SUGIANTO 131611123058
5. ENNY S BOANGMANALU 131611123059
6. RISCA MAYA P 131611123060
7. YOHANNES PEMANDI DOKA 131611123061

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017
10 DIAGNOSA MAYORITAS SISTEM PERKEMIHAN

NO Diagnosa Keperawatan Nursing Outcomes Classification Nursing Interventions Classification (NIC)


(NOC)
1. Nyeri akut (00132) Nyeri akut Nyeri akut
Domain 12 : Kenyamanan  Kontrol Nyeri (1605)  Manajemen nyeri (1400)
Kelas 1 : Kenyamanan Fisik Domain IV : Pengetahuan tentang Domain
Kesehatan dan Perilaku Kelas
Definisi : Kelas Q : Perilaku Sehat - Kaji nyeri secara komprehensif ( lokasi,
Pengalaman sensori dan emosional 160502 mengenali waktu nyeri terjadi karakteristik, onset/ durasi, frekuensi,
tidak menyenangkan yang muncul 160501 menggambarkan faktor kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan
akibat kerusakan jaringan actual penyebab faktor pencetus)
atau potensial atau yang 160503 menggunakan tindakan - Pantau ekpresi nonverbal nyeri (grimace,
digambarkan sebagai kerusakan pencegahan (missal posisi agitasi)
(International Association for yang nyaman untuk - Ajarkan dan implementasikan teknik-teknik
Study of Pain); awitan yang tiba- menghindari nyeri) mengurangi nyeri ( farmakologi sebagai
tiba atau lambat dari intensitas 160504 menggunakan tindakan tindakan kolaborasi dan tetap pantau
ringan hingga berat dengan akhir pengurangan nyeri tanpa penggunaannya, nonfarmakologi : kompres
yang dapat diantisipasi atau analgesic ( napas dalam, hangat, napas dalam, masase, relaksasi
diprediksi relaksasi progressif, imajinasi progresif, distraksi)
terpimpin, atau distraksi, - Ciptakan lingkungan yang dapat
Batasan Karakteristik : kompres hangat) meningkatkan kenyamanan
 Bukti nyeri dengan standar (ex: 160505 menggunakan analgesic
Neonatal Infant Pain Scale / sesuai indikasi Kolaborasi : pemberian analgesic sesuai
NIPS, Pain Assesment Checklist 160507 melaporkan gejala tidak indikasi
for Senior with Limited Ability to terkontrol pada professional
Communicate) untuk pasien yang kesehatan
tidak dapat mengungkapkan
nyerinya
 Dilatasi pupil
 Diaphoresis  Tingkat Nyeri (2102)
 Ekpresi wajah nyeri (grimace) Domain V : Kondisi kesehatan yang
 Fokus menyempit dirasakan
 Fokus pada diri sendiri Kelas V : status gejala
 Standar skala nyeri (+), ex :
Wong Baker FACES, skala 210201 nyeri yang dilaporkan
analog visual, skala penilaian 210204 panjangnya episode nyeri
numeric. 210206 mengerang atau menangis
210206 ekspresi nyeri wajah
210208 tidak bisa istirahat
210222 agitasi
210223 iritabilitas
210219 fokus menyempit
210210 frekuensi napas
210220 denyut nadi
2. Defisiensi Pengetahuan Pengetahuan : Manajemen Penyakit Penyuluhan : Proses Penyakit
Yang berhubungan dengan :  Mengungkapkan secara verbal Independen
 Kurang pemajanan merecall pemahaman tentang kondisi,  Kaji/pelajari kembali proses penyakit,
 Salah menginterpretasikan proses penyakit prognosis dan prognosis, dan faktor presipitasi jika
informasi kemungkina komplikasi diketahui.
 Tidak familiar dengan  Mengidentifikasi hubungan tanda  Jelaskan tingkat fungsi organ
sumber informasi dan gejala dengan proses  Diskusikan tentang proses penyakit
Definisi : penyakitdan gejala yang  Jelaskan faktr faktor penyebab
Ketiadaan atau defisiensi informasi berkorelasi dengan faktor  Diskusikan mengenai pengobatan yang
kognitif yang berkaitan dengan penyebab perlu dilakukan
topik tertentu.  Mengungkapkan pemahaman  Diskusikan pembatasan aktivitas dan
tentang kebutuhan terapiutik memmulai kembali aktivitas secara
Memulai perubahan gaya hidup yang bertahap
diperlukan dan berpartisipasi dalam  Anjurkan aktivitas terjadwal dengan
regimen terapi periode istirahat yang adekuat
 Kaji penggunaan medikasi
 Identifikasi gejala yang memerlukan
intervensi medis.
3. Ansietas berhubungan dengan Domain III: Kesehatan psikososial. Domain III: Perilaku.
kurangnya informasi mengenai Kelas M: Kesejahteraan psikologis. Kelas T: Peningkatan kenyamanan
penyakit, ditandai dengan: Kode 1211: Tingkat kecemasan. psikologis.
a. Pasien sering bertanya Kode 5820: Anxiety reduction.
mengenai kondisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan
penyakitnya. selama……. Kecemasan klien dapat 1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
b. Susah tidur. teratasi dengan kriteria hasil: dan meyakinkan (BHSP, beri kesempatan
c. Perasaan gelisah. klien untuk mengungkapkan perasaannya,
d. Perasaan takut dan khawatir. a.Klien mampu mengidentifikasi dan dan dengarkan klien dengan penuh
e. Ekspresi wajah nampak mengungkapkan gejala cemas. perhatian).
cemas. 121101 Susah tidur. 2. Identifikasi tingkat kecemasan (kaji
f. Berkeringat dingin. 121102 Berjalan mondar-mandir. perasaan cemas yang dialami klien).
g. Berjalan mondar-mandir, 121103 Meremas-remas tangan. 3. Ciptakan lingkungan yang menenangkan
meremas-remas tangan. 121105 Perasaan gelisah. dan memberi rasa nyaman.
h. Dorongan segera berkemih / 121107 Ekspresi wajah cemas & 4. Beri penjelasan mengenai prognosis
sering berkemih. tegang. penyakit serta prosedur yang akan dijalani.
i. Peningkatan tekanan darah. 121112 Kesulitan berkonsentrasi. 5. Dorong keluarga untuk mendampingi klien.
j. Peningkatan denyut nadi. 121123 Berkeringan dingin. 6. Lakukan usapan pada punggung dengan
k. Peningkatan frekuensi 121116 Mengungkapkan rasa takut. cara yang tepat.
pernafasan. 121117 Mengungkapkan rasa cemas. 7. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam.
8. Evaluasi kemampuan klien dalam usaha
b.Mengidentifikasi, mengungkapkan, dan mengurangi tingkat kecemasan.
menunjukkan teknik untuk mengontrol 9. Beri pujian terhadap perilaku yang baik
cemas. secara tepat.
c.TTV dalam batas normal. Kolaborasi pemberian obat-obatan anti ansietas
121119 TD dalam batas normal
(TD=120/80 mmHg).
121120 Frekuensi nadi dalam batas
normal
(N=60-100 x/menit).
121121 Frekuensi RR dalam batas
normal.
(RR= 16-20 x/menit).
d.Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa
tubuh, dan tingkat aktivitas
menunjukkan berkurangnya kecemasan
4. Risiko kekurangan volume Keseimbangan cairan : Pemantauan Cairan :
cairan - Menunjukkan Intake dan Output Independen
mendekati seimbang - Ukur asupan keluaran secara akurat.
Faktor risiko - Turgor kulit baik timbang berat badan setiap hari
Kehilangan cairan secara - Membran mukosa lembab - Hitung kehilangan cairan yang tidak
berlebihan (fase diuretik gagal - Nadi perifer terpalpasi terlihat
ginjal akut) - Berat badan dan TTV stabil - Anjurkan asupan cairan. berikan cairan
yang diperbolehkan selama 24 jam.
Elektrolit dalam rentang normal - Pantau tekanan darah, perubahan posisi,
dan denyut jantung
- Catat tanda dan gejala dehidrasi, seperti
membran mukosa kering, haus,
sensorium tumpul, dan vasokontriksi
perifer.
Kolaboratif
Pantau hasil pemeriksaan laboratorium, seperti
natrium.
5. Retensi urin (00023) Eliminasi urin (0503)
Domain 3 : Eliminasi dan Domain 2: Kesehatan Fisiologi 1. Manajemen Eliminasi Perkemihan (0590)
pertukaran Kelas F : Eliminasi
Kelas 1: Fungsi urinarius - 050301 Pola eliminasi Domain 1: Fisiologi Dasar
Defenisi : Pengosongan kantong - 050302 Bau urin Kelas 2: Manajemen eliminasi
kemih tidak tuntas - 050303 Jumlah urin - Monitor eliminasi urin termasuk
Faktor resiko: - 050304 Warna urin frekuensi, konsisten, bau, volume, dan
- Inhibisi arkus reflex - 050306 Kejernihan urin warna
- Sfingter kuat - 050307 Intake cairan - Pantau tanda dan retensi urin
- Sumbatan saluran - 050313 Mengosongkan kandung - Catat waktu eliminasi urin terakhir
perkemihan kemih seutuhnya - Anjurkan pasien/keluarga untuk
mencatat output urin, yang sesuai
- Tekanan ureter tinggi - 050314 Mengenali keinginan - Ajarkan pasien mengenai tanda dan
untuk berkemih gejala infeksi saluran kemih
- 050332 Retensi urin - Ajarkan pasien untuk minum 8 gelas
- 050311 keinginan mendesak per hari pada saat makan, diantara jam
untuk berkemih makan dan di sore hari
Perawatan diri : Eliminasi (0310) - Catat waktu berkemih pertama setelah
Domain 1: Fungsi kesehatan prosedur dengan tepat
Kelas D: Perawatan diri
- 031001 Merespon saat kandung 2. Perawatan retensi urin (0620)
kemih penuh dengan tepat waktu Domain 1: Fisiologi dasar
- 031006 Mengosongkan kandung Kelas 2: Manajemen eliminasi
kemih - Lakukan pengkajian komprehensif
system perkemihan focus terhadap
inkontinensia urin ( misalnya: urin
output, pola berkemih, fungsi kognitif,
masalah saluran perkemihan
sebelumnya)
- Monitor adanya penggunaan agen,-agen
tidak sesuai resep yang mengandung
bahan anticholinergic) atau alpha
agonist
- Berikan privasi dalam melakukan
eliminasi
- Stimulasi refleks kandung kemih
dengan membasuh abdomen dengan air
dingin, memberikan sentuhan pada paha
bagian dalam atau air mengalir
- Berikan waktu 10 menit untuk
pengosongan kandung kemih
- Anjurkan klien/keluarga mencatat urin
output sesuai kebutuhan
- Monitor intake dan output
- Monitor derajat distensi kandung kemih
dengan palpasi dan perkusi
- Gunakan kateter pada residu urin,
sesuai kebutuhan
- Lakukan pemasangan kateter sementara
sesuai kebutuhan

6. Risiko Infeksi (Kode 00004)  Penyembuhan luka (1102) Kontrol Infeksi (6540)
Domain 11 : Keamanan Domain II : Kesehatan Fisiologis Domain 4 : Keamanan
Perlindungan Kelas L : Integritas Jaringan Kelas V : Manajemen Risiko
Kelas 1 : Infeksi 110201 Kondisi luka - Pertahankan teknik aseptic
110214 Pembentukan bekas luka - Cuci tangan sebelum ataupun sesudah
Definisi : Rentan mengalami invasi 110209 eritema di kulit sekitarnya melakukan perawatan pada pasien
dan multiplikasi organisme 110211 Bau luka busuk (-) - Berikan teknik rawat luka yang tepat
patogenikyang dapat mengganggu 110210 Peningkatan Suhu Kulit - Pertahankan intake nutrisi adekuat dan
kesehatan. pemberian cairan yang tepat
 Keparahan Infeksi (kode: 0703) - Ajarkan pasien atau keluarga mengenai
Faktor Risiko : Domain II : Kesehatan Fisiologi bagaimana menghindari infeksi
 Prosedur invasive (pembedahan, Kelas H : Respon Imun
kateter menetap) Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi - Kolaboratif: beri antibiotic, sesuai indikasi
 Kurang pengetahuan untuk 070301 Kemerahan (-)
menghindari pemajanan 070303 cairan/ luka berbau busuk (-) Perlindungan Infeksi (6550)
pathogen 070305 drainase purulent (-) Domain 4 : Keamanan
 Penyakit kronis 070307 demam (-) Kelas V : Manajemen Risiko
Malnutrisi 070329 hipotermi (-)
070333 nyeri (-) - Monitor adanya tanda dan gejala infeksi
070311 malaise baik sistemik ataupun lokal (nadi cepat,
070331 letargi (-) malaise, suhu tubuh, menggigil,
070326 leukositosis(-) gelisah,kondisi luka dan proses
0703127 leukopeni (-) penyembuhan luka/ drainase (bila
menggunakan) : kemerahan, nyeri, pus.
 Kontrol Risiko Proses Infeksi - Monitor kerentanan terhadap infeksi
Domain IV : Pengetahuan tentang - Pantau WBC
Kesehatan dan Perilaku - Perawatan luka yang tepat
Kelas T : Kontrol Risiko dan
Keamanan - Tingkatkan asupan nutrisi adekuat dan
192426 Mengidentifikasi faktor risiko cairan yang tepat
(berhubungan dengan hygiene dan Kolaboratif : pemberian antibiotic sesuai
steril jika pada perawatan luka) indikasi
192408 Memonitor perilaku diri yang
berhubungan dengan faktor infeksi
192415 mencuci tangan
7. Gangguan eliminasi urin pada Eliminasi Urin Mendorong eliminasi urin
kasus urolitiasis  Berkemih dalam jumlah normal 1. Tindakan independen
lebih dari atau sama dengan 30 a. Catat haluaran dan karateristik urine
Gangguan eliminasi urin ml/jam dan pola biasa. b. Tentukan pola berkemih normal klien
berhubungan dengan obstruksi  Tidak mengalami retensi dan catat variasinya
anatomik c. Anjurkan peningkatan asupan cairan,
jika tidak mual
d. Saring semua urine, dokumentasikan
semua batu yang keluar dan kirim ke
laboratorium untuk analisis
e. Kaji laporan rasa penuh pada kandung
kemih; palpasi adanya distensi
suprapubik. Catat penurunan haluaran
urin dan adanya edema periorbital atau
dependen
f. Observasi perubahan status mental,
perilaku, atau tingkat kesadaran
2. Tindakan kolaboratif
a. Pertahankan kepatenan kateter menetap
– ureteral, uretral, atau nefrostomi –
jika dipasang
b. Beri medikasi sesuai indikasi, misalnya
:
Azetazolamide dan alopurinol
Penyeka adrenergik alfa
Kortikosteroid
Penisilin, tiopronin dan kalium sistrat
Amonium klorida dan kalium atau
natrium fosfat
antibiotik
c. Pantau pemeriksaan laboratorium
Elektrolit, BUN, dan kreatinin
Kultur dan sensitivitas urine
d. Siapkan klien dan bantu untuk
melakukan prosedur endoskopik seperti
berikut ini :
Basket prosedure (prosedur bedah
untuk menangani batu ginjal), litotripsi
ultrasonik perkutaneus dan pemasangan
stent Extracorporeal shock wave
lithotripsy, Nefrolitotomi perkutaneus
atau pengeluaran batu melalui insisi
terbuka.
8. Kelebihan volume cairan pada Menunjukkan haluaran urine yang Manajemen hipervolemia
kasus gagal ginjal akut tepat disertai berat jenis spesifik 1. Tindakan independen
dan pemeriksaan laboratorium a. Catat asupan dan haluaran secara akurat.
Kelebihan volume cairan lainnya yang mendekati normal; Mencakup cairan tersembunyi seperti
berhubungan dengan penurunan berat badan dan tanda-tanda vital tambahan antibiotik intravena, obat
mekanisme pengaturan ( gagal stabil dalam rentang normal klien berbentuk cair, ice chips, dan sesuatu
ginjal ) dan tidak ada edema yang beku, Mengukur kehilangan GI dan
memperkirakan kehilangan yang tidak
tampak, seperti diaforesis
b. Pantau berat jenis spesifik urin
c. Timbang berat badan setiap hari pada
waktu yang sama, menggunakan
timbangan yang sama, dengan peralatan
dan pakaian yang sama
d. Kaji kulit, wajah dan area dependen
untuk edema. Evaluasi tingkat edema
(pada skala +1 hingga +4).
e. Pantau denyut jantung, BP, dan tekanan
vena sentral (CVP), jika ada.
f. Lakukan auskultasi suara paru dan
jantung
g. Kaji tingkat kesadaran; cari tahu
perubahan dalam mentasi dan adanya
kegelisahan
h. Rencanakan penggantian cairan oral
bersama klien dengan pembatasan
beragam. Diselingi dengan minuman
yang diinginkan selama 24 jam.
Tawarkan berbagai minuman, seperti
panas, dingin dan beku.
2. Tindakan kolaboratif
a. Koreksi semua penyebab gagal ginjal
akut yang bersifat reversibel, seperti
menggantikan kehilangan darah,
memaksimalkan curah jantung,
menghentikan penggunaan obat
nefrotoksik, dan menghilangkan
obstruksi melalui pembedahan
b. Pasang dan pertahankan kateter menetap
c. Pantau pemeriksaan laboratorium dan
diagnostik seperti BUN, Cr, Natrium
serum, kalium serum, Hb/Ht, dan
pemeriksaan serial sinar x dada
d. Beri dan batasi cairan, jika diindikasikan
e. Beri medikasi, jika diindikasikan,
misalnya : Diueretik (seperti furosemid,
bumetanid, torsemid, dan manitol),
vasodilatatot (seperti fenolodopam),
antihipertensi (seperti klonidin,
metildopa, dan prazopin)
f. Persiapkan untuk terapi sulih ginjal jika
diindikasikan, seperti hemodialisis,
dialisis peritoneal, atau terapi sulih ginjal
kontinue ( CRRT)

9. Resiko penurunan curah jantung Keefektifan pompa jantung : Pengaturan Hemodinamik :


pada kasus gagal ginjal kronik Mempertahankan curah jantung yang Independen :
dibuktikan dengan tekanan darah dan 1. Auskultasi suara jantung
denyut jantung dalam rentang normal 2. Kaji adanya derajat hipertensi: pantau
Resiko penurunan curah jantung klien; nadi perifer kuat dan sama dengan tekanan darah dan catat perubahan
Faktor resiko : waktu pengisian kapiler yang tepat postural, seperti duduk, berbaring, dan
 Perubahan afterlaod- berdiri
peningkatan SVR 3. Cari tahu adanya keluhan nyeri dada, catat
 Perubahan pre load-distensi lokasi, radiasi, keparahan ( skala 1-10 atau
vena skala yang serupa), dan apakah nyeri
 Perubahan irama dan denyut tersebut meningkat dengan inspirasi dalam
jantung dan posisi supine
4. Evaluasi suara jantung untuk friction rub,
tekanan darah, nadi perifer, JVD,
pengisian kapiler dan mentasi
5. Kaji tingkat aktivitas dan respon terhadap
aktivitas

Kolaboratif
1. Pantau pemeriksaan laboratorium dan
diagnostik, sebagai berikut :
elektrolit-kalium, natrium, kalsium,
magnesium; BuN/Cr ; Ketidakseimbangan
dapat mengubah konduksi listrik dan
fungsi jantung sinar-X dada
2. Kolaborasi dengan penanganan penyakit
atau kondisi yang mendasari, jika
memungkinkan
3. Berikan medikasi sesuai dengan indikasi,
misalnya : Inhibitor ACE, seperti
enapril,atau penghambat reseptor
angiotensin (ARB), seperti irbesartan dan
losartan agens penstimulasi eritropoeitin
4. Berikan oksigen sesuai indikasi
5. Siapkan untuk terapi sulih ginjal seperti
hemodialisis
6. Bantu dengan perikardiosentesis, jika
diindikasikan.
10. Resiko perdarahan pada kasus Keparahan kehilangan darah : Kewaspadaan perdarahan :
prostatektomi Tidak menunjukkan perdarahan aktif Independen
1. Pantau asupan dan haluaran ( I dan 0)
Resiko perdarahan 2. Pantau tanda-tanda vital, catat
Faktor resiko : peningkatan nadi dan pernapasan,
Efek samping terkait terapi penurunan tekanan darah, diaforesis,
(misalnya, pembedahan-sifat palor, pengisian kapiler yang melambat
pembuluh darah area yang dibedah dan membran mukosa yang kering
) 3. Kaji kegelidahan, konfusi, dan
perubahan perilaku
4. Inspeksi balutan dan drain luka.
Definisi : Rentan mengalami Timbang balutan, jika diperlukan. Catat
penurunan volume darah, yang pembentukan hematoma
dapat mengganggu kesehatan 5. Anjurkan peningkatan asupan cairan,
lebih dipilih air putih, hingga 2.000-
2.500 ml/hari kecuali
dikontraindikasikan oleh kondisi medis

Reduksi Perdarahan:
Independen :
1. Menjangkatkan kateter ureter dan
menghindari manipulasi berlebihan
2. Observasi drainase kateter uretra dan
supraubik, catat perdarahan berlebihan
atau kontinue
3. Evaluasi warna, konsistensi urine,
misalnya : warna merah terang dengan
bekuan darah berwarna merah terang;
merah gelap dengan bekuan berwarna
gelap dan peningkatan viskositas;
perdarahan tanpa beluan
4. Hindari mengukur suhu rektal dan
penggunaan slang rektal atau enema
Kolaboratif
1. Pantau pemeriksaan laboratorium,
sesuai indikasi, seperti :
hemoglobin/hematokrit dan sel darah
merah, pemeriksaan koagulasi dan
hitung trombosit
2. Berikan terapi intravena (IV) atau
produk darah , jika diindikasikan
3. Pertahankan traksi pada kateter
menetap; plester keteter ke paha dalam
4. Lepaskan traksi dalam 4 hingga 5 jam
Dokumentasikan periode pemasangan
dan pelepasan traksi, jika digunakan
5. Beri pelunak feses atau laksatif, jika
diperlukan

Pertanyaan:
1. Apakah ada sop perawatan kateter dengan menggunakan balutan kassa didaerah perineum?dan pembersihan perineum
mengunakan savlon?SOP tentang perawatan kateter menggunakan balutan kassa tidak ada, biasanya perawatan dilakukan
pada daerah perineum dengan menggunakan kapas basah dan tidak memakai sabun. Sabun tidak dianjurkan karna dapat
mengiritasi kulit karena perbedaan PH.Di Kalimantan penggunaan sabun Dettol digunakan untuk pembersihan perineum.
2. Perhitungan balance cairan ditentukan berdasarkan input dan output. Pada output terdapat IWL(indeks water loss)misalnya
keringat, nafas

Anda mungkin juga menyukai