Anda di halaman 1dari 6

ULKUS DEKUBITUS

Pengertian
Ulkus dekubitus atau luka akibat tekanan merupakan salah satu komplikasi imobilisasi pada usia
lanjut. Ulkus dekubitus adalah luka akibat peningkatan tekanan pada daerah kulit yang sama secara
terus menerus. Pada posisi berbaring tekanan akan memberikan pengaruh pada daerah kulit,
dimana terjadi penonjolan tulang yang menyebabkan aliran darah terhambat ,dan terbentuknya
anoksia dan nekrosis jaringan. Ulkus dekubitus dapat terjadi dimana saja, 80 % terjadi pada tumit,
malleolus lateralis, sakrum, tuberositas ischium, dan trochanter mayor.

Faktor risiko

1. Mobilitas terbatas
2. Nutrisi Buruk
3. Penyakit komorbid : Diabetes , depresi, psikosis,, vaskulitis, penyakit vaskuler perifer,
imunodefisiensi, gagal jantung kongestif, gagal ginjal, demensia
4. Kulit menua

Klasifikasi Ulkus Dekubitus


Stadium 1

Reaksi Perdangan masih hanya sebatas epidermis tampak daerah kemerahan/ eritema dan
berindurasi

Stadium 2

Sudah terjadi kehilangan lapisan kulit dermis dan epidermis

Stadium 3

Sudah terjadi kehilangan lapisan kulit epidermis, dermis, subcutis dan fascia

Stadium 4

Jaringan otot , tendo dan tulang sudah terlihat

Unclassified

Lapisan atau kulit ditutupi jaringan Nekrotik yang berwarna kuning , abu-abu, coklat atau hijau.
Stadium tidak dapat ditentukan walaupun jaringan sudah lepas

Deep Tissue Injury

Pada kulit yang intak dan berwarna ungu atau merah maroon. Tampak seperti memar yang dalam.
Stadium ini cepat menjadi stadium 3 dan 4
DIAGNOSIS

1. Anamnesis
2. Identifikasi faktor risikO
3. Onset dan durasi ulkus
4. Riwayat perawatan luka sebelumnya
5. Identifikasi Faktor lainnya: Kesehatan fisiologis, status kognitif, dan perilaku, sumber daya
sosial dan finansial, akses terhadap caregiver dan kemungkinan penelantaran

Pemeriksaan Fisik

1. Inspeksi Kulit dari kepala hingga ujung kaki, depan hingga belakang, palpasi sesuai indikasi:
perhatikan jumlah, lokasi, ukuran (panjang, lebar, kedalaman) ulkus dan periksalah apakah
ada eksudat, bau, traktus sinus, formasi nekrosis atau eschar, undermining (cekungan),
tunneling (terowongan), infeksi, penyembuhan (granulasi dan epitelialisasi)
2. Penilaian ulang kulit tiap 8-24jam, dengan perubahan kondisi atau level of care
3. Tanda Infeksi

Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium : Darah Perifer lengkap, protein total, albumin, gula darah
2. Sesuai Indikasi: Foto Thoraks , USG, Termografi

Diagnosis Banding

1. Eritema non palpable yang meghilang pada penekanan


2. Dermatitis terkait kelembaban (moisture associated dermatitis)
3. Luka kronis tipe lainnya (ulkus dekubitus, ulkus venosus, ulkus arteriosus)
4. Ulkus dekubitus atipikal
5. Pioderma gangrenosum
6. Osteomielitis
Tatalaksana

1. Mengurangi tekanan pada kulit


2. Membersihkan luka
3. Debridement jaringan nekrotik
4. Mengatasi kolonisasi dan bacterial load
5. Pemilihan wound dressing
6. Status Gizi pada semua stadium Ulkus Dekubitus: pada pasien malnutrisi, diet tinggi kalori
(30-35 kalori/ kgbb / hari) tinggi protein (1,25-1,5 g/ kgbb/ hari) dan hidrasi cukup dapat
membantu penyembuhan luka, durasi rawat inap lebih pendek, dan komplikasi yang lebih
sedikit. Protein vitamin C, dan suplemen zinc dapat dipertimbangkan apabila intake kurang
atau terdapat bukti defisiensi (Rekomendasi B dan C)
7. Menggunakan emolient pada kulit kering ( Rekomendasi B)
8. Pemberian antibiotik sistemik diberikan apabila terjadi bukti selulitis, osteomielitis, atau
bakterimia. Rejimen terapi ditujukan untuk gram positif, negatif, dan anaerob. Karena
tingginya mortalitas. Antibiotik empiris dapat diberikan pada suspek sepsis atau bakterimia.
Antibiotik topikal tidak direkomendasikan ( Rekomendasi B)
9. Toilet Training Untuk pasien ulkus dekubitus perineal karena inkontinesia ( Rekomendasi B)
10. Bersihkan perineum dari feces setiap buang Air besar ( rekomendasi B)
11. Hindari posisi berbaring yang terlalu lama dan terus menerus, penekanan pada kulit karena
tekanan oleh penonjolan tulang ( Rekomendasi B)
12. Menggunakan kasur anti decubitus untuk mencegah ulkus dekubitus yang berisi udara,
menurunkan angka ulkus dekubitus dibanding kombinasi matras viskoelastis dan reposisi
tiap 4jam, namun tidak untuk os sakrum ( Rekomendasi C)
13. Luka harus dibersihkan sebelum mengganti dressing. Debridement jaringan nekrotik secara
pembedahan atau dengan menggunakan kompres kasa dengan normal saline. Antiseptik
seperti povidine iodine, asam asetat, hidrogen peroksida dan sodium hipoklorit harus
dihindari karena dapat menghancurkan jaringan granulasi. Antibiotik topikal seperti silver
sulfadiazin sebaiknya digunakan selama 2 minggu untuk membersihkan luka yang tidak
sembuh. Seperti seharusnya dilakukan perawatan optimal 2-4 minggu. ( Rekomendasi B)
14. Konsultasi bedah dipertimbangkan apabila ulkus dekubitus stadium III dan IV yang tidak
respon dengan perawatan optimal atau bila kualitas hidup pasien dapat meningkat dengan
penutupan luka secara cepat. ( Rekomendasi B)
15. Wrap therapy dapat dipertimbangkan pada ulkus dekubitus stadium III dan IV.
( Rekomendasi C)
16. Untuk ulkus bersih tanpa selulitis pada ulkus dekubitus stadium I hanya diberikan dressing
bila perlu saja ( Rekomendasi B)
17. Untuk ulkus bersih tanpa selulitis pada ulkus dekubitus stadium II dengan cara dressing
lembab ( Film transparan). ( Rekomendasi B)
18. Untuk ulkus bersih tanpa selulitis pada ulkus dekubitus stadium III dan IV tanpa jaringan
nekrotik yaitu dengan bersihkan luka dengan dengan dressing lembab absorbent ( hydrogel,
foam, atau alginate) dan konsul bedah. ( Rekomendasi B)
19. Untuk ulkus bersih tanpa selulitis pada ulkus dekubitus stadium III dan IV dengan jaringan
nekrotik maka dilakukan debridement dan dressing lembab absorbent. ( Rekomendasi B)
20. Posisi pasien di rekomendasikan dengan posisi supinasi, dimana kepala mendatar, atau
dengan menaikkan kepala 30 derajat dan menaikkan kaki ( rekomendasi B)

Komplikasi

1. Hipoalbuminemia
2. Anemia
3. Infeksi
4. Sepsis

Prognosis

Prognosis ulkus dekubitus stadium 1 dapat diprediksi dengan penilaian awal dan manajemen
yang sesuai. Studi di texas menunjukkan angka mortalitas sebanyak 68,9% pada pasien dengan
ulkus dekubitus stadium III dan IV, dengan rata-rata 47 hari mulai dari onset ulkus dekubitus
hingga kematian
Daftar Pustaka

1. Anders J, Haeinemann A, leffman C, et al. Decubitus Ulcers: Patophysiology and Primary


Prevention. Dtsch Arztebt. 2010; 107 (21): 371-382
2. Winnipeg Regional Health Authority. Pressure Ulcer Prevention and Treatment. Am Fam.
2012; 83(10) 1-83

Anda mungkin juga menyukai