Lipoprotein terdiri dari sebuah lipid hidropobik (trigliserida dan ester kolesterol)
yang dikelilingi oleh lipid hidrofilik (fosfolipid, kolesterol yang belum
teresterfikasi) dan protein yang berinteraksi dengan cairan tubuh Lipoprotein
plasma dibagi menjadi 5 kelas berdasarkan densitasnya: kilomikron, very low-
density lipoprotein (VLDL), intermediate-density lipoprotein (IDL), low-density
lipoprotein (LDL), and high-density lipoprotein (HDL).
Partikel HDL yang baru disintesis oleh usus dan hati. Segera setelah disekresikan
apoA-I dengan cepat memperoleh fosfolipid dan kolesterol tanpa esterifikasi dari
tempat sintesisnya (usus atau hati). Proses ini menghasilkan pembentukan partikel
HDL discoidal, yang kemudian merekrut kolesterol tanpa esterifikasi tambahan dari
perifer. Dalam partikel HDL, kolesterol yang diesterifikasi dengan enzim lesitin-
kolesterol acyltransferase (LCAT), plasma terkait dengan HDL, dan ester kolesterol
yang hidrofobik pada inti dari partikel HDL. Karena HDL memperoleh banyak ester
kolesterol sehingga bentuknya lebih bulat dari lipoprotein yang lain dan
apolipoproteins dan lipid tambahan akan ditransfer ke partikel dari permukaan
kilomikron dan VLDL selama lipolisis.
Kolesterol HDL diangkut ke hepatosit oleh baik dengan jalur langsung maupun tidak
langsung. Kolesterol ester pada HDL dapat ditransfer ke apoB yang mengandung
lipoprotein dalam pertukaran dengan trigliserida oleh protein transfer kolesterol ester
(CETP). Ester kolesterol kemudian dihilangkan dari peredaran sistemik oleh reseptor
LDL yang mediasi endositosis. Kolesterol HDL juga dapat diambil langsung oleh
hepatosit melalui reseptor scavenger B1 (SR-B1), reseptor pada permukaan sel yang
memediasi transfer selektif lipid ke sel.
Hormon utama kelenjar tiroid yaitu tiroksin yang berupa tetraiodotironin (T 4), dan
triiodotironin (T3). Umumnya yang disebut iroksin yaitu T4 yang sekitar 93%-nya
dibentuk langsung di kelenjar tiroid, sedang T3 yang langsung di produksi di
kelenjarnys hanya sekitar7% saja. Kecuali di dalam kelenjar, T 3 juga dibentuk di
jaringan perifir melalui proses deiodinasi T 4. Kedua hormon itu merupakan senyawa
yang berasal dari asam amino tirosin. Istimewanya hormone ini ,mengandung iodin.
Di dalam tubuh, yang mengandung iodin hanya sedikit senyawa saja.
3’ 3
C 2 C C
5’ 5
C 2 C C
N 2
T3 = triiodothyronine
Sedikit T3 terbalik (reverse triiodothyronine = RT3) dan beberapa senyawa lain
terdapat dalam darah vena kelenjar tiroid. Sebagai hormon, fungsi T4 dan T3 sama,
tetapi T3 lebih aktif dari T4. RT3 tidak aktif sebagai hormon. T4 yang secara alami
terbentuk yaitu isomer L. Isomer R terdapat hanya sangat sedikit, dan keaktifannya
juga jauh lebih kecil dari isomer L. Iodine (I) merupakan bahan mentah yang esensial
yang berupa iodida untuk sintesis hormon tiroid. Iodida yang diserap diubah menjadi
iodine. Untuk menjaga fungsi thyroid, asupan minimal seharinya sekitar 150 g. Untuk
mencegah kekurangan iodine, garam dapur yang dijual dicampur dengan natrium
iodida, yaitu satu bagian Na-I untuk 100-ribu NaCl. T3 dan T4 dimetabolisme di hati,
dan I dikeluarkan sebagian besar melalui kemih dan sedikit melalui feses. Membran
sel folikel yang menghadap ke kapiler berisi simporter yang mentransport I - dan Na+
(NIS) ke dalam sel melawan perbedaan selisih elektrokimia untuk I-. Simporter ini
mampu meningkatkan kadar I- di dalam sel sampai 20 – 40 kali lebih tinggi
dibandingkan kadar di plasma. Bila sel folikel kegiatannya sangat tinggi, kadar I - di
dalam sel bahkan dapat meningkat lebih dari 200 kaIi kadar dalam plasma. Proses ini
dipengaruhi oleh TSH dan tentu juga melibatkan pompa Na + - K+ ATPase untuk
mengeluarkan Na+ dari dalam sel. Kemudian I- menuju ke koloid dengan berdifusi,
mungkin melalui kanal khusus untuk I-. NIS merupakan protein membran yang
mempunyai 12 segmen yang menembus membran, dan yang gugus amino dan gugus
karboksilnya berada di dalam sel. I esensial untuk fungsi normal tiroid, tetapi baik
defisiensi maupun kelebihan I dapat menghambat fungsi tiroid. Kelenjar ludah,
mukosa gaster, plasenta, korpus siliare mata, pleksus korioideus, dan kelenjar mama
juga mempunyai NIS yang mentransport juga I melawan selisih konsentrasi, tetapi
asupannya tidak dipengaruhi oleh TSH. Kelenjatr mama juga mengikat I dan
membentuk diiodotirosin, tetapi tidak membentuk T3 dan T4. Makna proses ini sama
sekali belum diketahui.
Sintesis hormon tiroid
Di dalam koloid terdapat molekul tiroglobulin yang mengandung 123 gugus tirosin.
Hanya 4- 8 gugus tirosin saja yang nantinya bereaksi membentuk hormon tiroid.
Setelah dimasukkan ke dalam koloid sebagian melalui protein pendrin yang
merupakam Cl-/I- exchanger, iodide dioksidasi menjadi iodine dan diikat oleh tirosin
yang merupakan bagian dari molekul tiroglobulin pada posisi karbon 3. Tiroglobulin
dibentuk di dalam sel-sel tiroid (thyrocytes) dan disekresi melalui proses eksositosis
dalam bentuk granule yang juga berisi thyroid peroxidase, suatu enzim yang
mengoksidasi dan mengikatkan iodine pada tirosin. Hormon tiroid yang terbentuk
tetap menjadi bagian tiroglobulin sampai disekresikan. Sebelum disekresikan, maka
koloid akan direabsorpsi oleh sel tiroid melalui endositosis, ikatan peptide akan
dihidrolisis, dan T4 dan T3 bebas dikeluarkan ke kapiler.
Sel tiroid (sel folikel/sel tirosit) dengan demikian mempunyai 4 fungsi, yaitu:
mengumpulkan dan mentransport iodine
mensintesis tiroglobulin dan mensekresikannya ke koloid
memfiksasi iodin pada tiroglobulin untuk membentuk hormon
mengambil hormon tiroid dari tiroglobulin dan mensekresikan ke peredaran
darah.
Dalam proses sintesis hormone tiroid, produk yang paling awal yaitu monoiodotirosin
(MIT). Kemudian MIT mengalami iodinasi pada karbon 5 menjadi diiodotirosin (DIT).
Kemudian terjadi oksidasi kondensasi DIT yang menghasilkan T 4. Sedang T3 mungkin
terbentuk oleh kondensasi MIT dan DIT, sedang RT3 mungkin terjadi oleh kondensasi
DIT dan MIT. Pada kelenjar tiroid manusia, distribusi rata-rata senyawa iodine yaitu
23% MIT, 33% DIT, 35% T4, dan 7% T3. RT3 hanya merupakan zat yang dapat dirunut
(traces).
Sekresi
Setiap harinya kelenjar tiroid mensekresi sekitar 80 g (103 nmol) T4, 4 g (7 nmol)
T3, dan 2 g (3,5 nmol) RT3. MIT dan DIT tidak disekresikan. Sel-sel tiroid
mereabsorpsi koloid dengan proses endositosis (fagositosis), sehingga pada sel yang
aktif terlihat lacuna-lakuna (ceruk-ceruk) reabsorpsi pada batas pinggir koloid. Di
dalam sel, globule koloid menyatu dengan lisosome. Ikatan peptide antara gugus yang
teriodinasi dan tiroglobulin diputus oleh protease dalam lisosome, dan T 4, T3, DIT, dan
MIT dibebaskan ke sitoplasma.
Tirosine yang diiodinasi (DIT dan MIT) di-deiodinasi oleh enzim deiodinase
iodotirosin dan iodin yang dibebaskan digunakan kembali untuk sintesis hormon. T 4
dan T3 tidak mengalami deiodinasi, dan dilepas ke peredaran darah. Kadang-kadang
terdapat kelainan kongenital tidak adanya enzim deiodinase iodotirosin. Pada pasien
ini DIT dan MIT terdapat dalam kemih dan terdapat gejala defisiensi iodium.
Transport dan metabolisme hormon tiroid
Kadar T4 plasma normal pada orang dewasa sekitar 8 g/dl (103 nmol/L), sedang T3
sekitar 0,15 g/dl (2,3 nmol/L), Sebagian besar terikat pada protein plasma. Angka
tersebut diperoleh dengan radioimunoesai.
Hormon tiroid bebas dalam plasma dalam keseimbangan dengan hormon tiroid yang
terikat protein dalam plasma dan jaringan. Hormon tiroid yang baru disekresikan
menambah hormon yang bebas. Hormon yang bebas ini yang aktif dan juga yang
menghambat sekresi TSH oleh hipofisis anterior.
Protein plasma yang mengikat umumnya albumin. Prealbumin yang dulu disebut
thyroxine-binding prealbumin (TBPA) sekarang disebut transtiretin. Globulin tertentu
juga dapat mengikat hormon tiroid (thyroxine binding globulin = TBG). Albumin
mmpunyai kapasitas terbesar dalam mengikat hormon tiroksin, sedang TBG terkecil.
Namun afinitas T4 terhadap TBG tinggi, sehingga sebagian besar T 4 dalam plasma
lebih banyak yang terikat pada TBG. Sebagian besar T 4 dalam plasma (99,98%)
terikat pada protein. Yang bebas hanya sekitar 0,2 ng/dl. Sebagian besar T3 juga
terikat pada protein. Hanya sekitar 0,2% (0,3 ng/dl) yang bebas.
Sebagian besar T4 dan T3 dimetabolisme di hati dan ginjal. Sebagian besar T3 dan
RT3 yang beredar merupakan hasil deiodinasi T4. Distribusi T4 dan T3 biasanya
dinyatakan dalam rasio T3/T4. Rasio T3/T4 yang paling tinggi yaitu di hipofisis dan di
korteks serebri.