Berdasarkan cara kerjanya OHO terbagi menjadi 4 Golongan
a. Pemicu sekresi insulin ( insulin secretagogue) - Sulfonilurea Obat golongan ini mempunyai efek utama meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pangkreas, dan merupakan pilihan utama untuk pasien dengan berat badan normal dan kurang, namun masih dapat diberikan kepada pasien dengan berat badan berlebih. Untuk menghindari hipoglikemia berkepanjangan pada berbagai keadaan seperti geriatri, gangguan faal ginjal, dan hati, kurang nutrisi serta penyakit kardiovaskuler, tidak dianjurkan penggunaan sulfoniurea jangka panjang. - Glinid Merupakan obat yang cara kerjanya sama dengan sulfoniurea, dengan penekanan pada meningkatkan sekresi insulin fase pertama. Golongan ini terdiri dari 2 macam obat yaitu: Repaglinid ( derivat asam benzoat) dan Nateglinid ( derivat fenilalanin). Obat ini diabsorbsi dengan cepat setelah pemberian secara oral dan dieksresi cepat melalui hati. Obat ini dapat mengatasi hiperglikemi post prandial. Efek samping yang mungkin terjadi adalah hipoglikemia b. Penambah sensitivitas terhadap insulin - Metformin mempunyai efek utama mengurangi produksi glukosa hati ( glukoneogenesis) dan memperbaiki ambilan glukosa perifer. Metformin tidak boleh diberikan pada GFR < 30ml/ menit/ 1,73m2, adanya gangguan hati berat, serta pasien dengan kecenderungan hipoksemia ( penyakit cerebrovaskuler, sepsis, PPOK, gagal jantung ( NYHA III-IV). Efek sampingnya adalah gejala dispepsia - Tiazolidindion (TZD) Merupakan agonis dari peroxisome Proliferator Activated Receptor Gamma ( PPAR- Gamma) suatu reseptor inti yang terdapat antara lain di sel otot, lemak dan hati. Golongan ini mempunyai efek menurunkan resistensi insulin dengan meningkatkan jumlah protein pengangkut glukosa, sehingga meningkatkan ambilan glukosa di perifer. TZD meningkatkan cairan di tubuh. Hati-hati pada penggunaan gangguan faal hati secara berkala. Obat yang masuk dalam golongan ini adalah pioglitazone c. Penghambat absorbsi glukosa di saluran pencernaan - Penghambat Alfa Glukosidase Obat ini bekerja dengan memperlambat absorbsi glukosa dalam usus halus, sehingga dapat memiliki efek menurunkan kadar glukosa darah sesudah makan. Tidak dapat digunakan pada pasien dengan GFR < 30ml/ menit/ 1,73m2, adanya gangguan hati berat, irritable bowel syndrome. Efek samping yang terjadi adalah penumpukan gas dalam usus sehingga sering menimbulkan flatus. Untuk mengurangi efek samping pada awalnya dapat diberikan dosis kecil, contoh obat acarbose. d. Penghambat DPPIV Dipeptydil Peptidase- IV) Menghambat kerja enzim DPPIV sehingga GLP-1 ( Glucose like peptide -1) tetap dalam konsentrasi yang tinggi dalam bentuk aktif. Aktivitas GLP-1 untuk meningkatkan sekresi insulin dan menekan sekresi glukagon bergantung kadar glukosa darah. Contoh obat: Sitagliptin dan Linagliptin e. Penghambat SGLT-2 Bekerja dengan menghambat penyerapan kembali glukosa pada tubulus distal ginjal dengan cara menghambat kinerja transporter glukosa SGLT-2. Contoh obat: Canagliflozin, empagliflozin, dapagliflozin ( mendapat approvable dari BPOM RI)
2. 3 Modalitas Terapi penyakit Graves
Obat anti tiroid - derivat tiomidazol ( karbimazol 5mg, metimazol/ tiamazol 5,10,30 mg) karbimazol dalam tubuh cepat diubah menjadi Metimazol, waktu paruh metimazol 4-6jam, berada di folikel 20 jam, dosis awal karbimazol dan metimazol yaitu 30 mg - derivat Tiourasil ( PTU 50, 100mg) Menghambat proses organifikasi dan reaksi autoimun, tetapi PTU masih ada efek tambahan yaitu menghambat konversi T4 menjadi T3 di perifer, waktu paruh PTU 1-2jam, PTU lebih pendek dibanding metimazol waktu berada di folikel, kadar PTU pada air susu 10 x lebih rendah. Dosis awal PTU 400 mg sehari dalam dosis terbagi - biasanya dalam 4-6 minggu tercapai euthyroid , lama pengobatan 1-1,5 tahun Operasi Tiroidektomi Operasi baru dikerjakan jika pasien eutiroid, klinis maupun biokimiawi. Plumerisasi diberikan 3kali 5 tetes solusio lugol 7-10 jam preoperatif, dengan maksud untuk menginduksi involusi dan mengurangi vaskularitas tiroid. Operasi dilakukan dengan tiroidektomi sub total dupleks dengan mensisakan jaringan seujung ibu jari, atau lobektomi total termasuk ismus dan tiroidektoni sub total lobus lain. Komplikasi yang sering terjadi adalah hipoparatiroidisme yang permanen atau sementara. Setiap pasien pasca operasi perlu dipantau apakah terjadi remisi, hipotiroid, atau residif Iodium radioaktif Untuk menghindari kasus krisis tiroid lebih baik pasien dipersiapkan dengan obat antintiroid menjadi eutiroid, meskipun pengobatan tidak mempengaruhi hasil akhir Iodium Radioaktif. Kontraindikasi pada graviditas. Disarankan jangan hamil selama 6 bulan pascaradiasi. Setiap RAI harus kita pantau selama 3 tahun pasca RAI terjadinya hipotiroid 3. Tiroiditis Hashimoto Penyakit ini sering disebut sebagai tiroiditis autoimun kronis, terjadi hipertiroid karena proses inflamasi tetapi kemudian diikuti penurunan fungsi tiroid. Apabila muncul hipotiroid klinisnya menetap. Karakter klinisnya kegagalan tiroid yang terjadi pelan-pelan, adanya struma atau kedua-duanya terjadi akibat kerusakan tiroid karena autoimun. Ada 2 bentuk yaitu goitrous (90%) dan atrofi (10%) . Diagnosis Anamnesis: Lemas, kulit kering, sulit konsentrasi, BB naik, sesak nafas, suara serak, parestesia, gangguan pendengaran, konstipasi, badan terasa dingin, rambut rontok Pemeriksaan fisik : Tanda Hipotiroid dan goiter ( bradikardi, myxedema, alopesia, refleks tendon melambat), puffy face, thickened dan brittle nails Pemeriksaan Laboratorium:tiroglobulin, anti TPO tinggi( memperkuat adanya penyakit hashimoto), TSH rendah, FT4 rendah, terdapat antibodi sodium iodin symporter. Gambaran PA berupa infiltrasi limfosit yang profus, lymphoid germinal centers dan destruksi sel-sel folikel thyroid. Fibrosis dan hiperplasi sel folikuler menunjukkan Tiroditis hashimoto yang berat. Imaging : USG Thyroid Penatalaksanaan terapi penggantian hormon tiroid untuk mengatasi defisiensi hormon tiroid dan mengecilkan goiter. Jika goiter kecil dan atau asimptomatik tidak diperlukan pengobatan.Pemberian Levotiroksin dengan dosis 0,05-0,2 mg/hari per oral. Pembedahan dilakukan jika terdapat gejala penekanan atau terjadi pembesaran yang menetap setelah terapi supresif. Levotiroksin tetap diberikan setelah reseksi bedah karena terjadi kondisi hipotiroid post reseksi bedah. 4. Lipid Lowering Agent
Jenis Contoh obat Mekanisme
HMG- Atorvastatin Statin adalah obat penurun lipid paling efektif CoA Pravastatin untuk menurunkan kolesterol LDL. Selain itu statin Reduktas Simvastatin juga mempunyai efek meningkatkan kolesterol e Inhibitor HDL dan menurunkan TG. Cara kerja statin adalah dengan menghambat kerja HMG-CoA reduktase. Efeknya dalam regulasi CETP menyebabkan penurunan konsentrasi kolesterol LDL dan VLDL. Di hepar, statin meningkatkan regulasi reseptor kolesterol LDL sehingga meningkatkan pembersihan kolesterol LDL. Dalam keadaan hipertrigliseridemia (tidak berlaku bagi normotrigliseridemia), statin membersihkan kolesterol VLDL. Mekanisme peningkatan konsentrasi kolesterol HDL oleh statin sampai sekarang belum jelas Bile Acid Kolestiramin, Bile acid sequestrant mengikat asam empedu Sequestr colestipol (bukan kolesterol) di usus sehingga menghambat ant Colesvelam sirkulasi entero-hepatik dari asam empedu dan meningkatkan perubahan kolesterol menjadi asam empedu di hati Fibrat Fenofibrat Fibrat adalah agonis dari PPAR-α. Melalui gemfibrosil reseptor ini, brat menurunkan regulasi gen apoC- III serta meningkatkan regulasi gen apoA-I dan A- II. Berkurangnya sintesis apoC-III menyebabkan peningkatan katabolisme TG oleh lipoprotein lipase, berkurangnya pembentukan kolesterol VLDL, dan meningkatnya pembersihan kilomikron. Peningkatan regulasi apoA-I dan apoA-II menyebabkan meningkatnya konsentrasi kolesterol HDL.
Asam Niasin Asam nikotinat menghambat mobilisasi asam
Nikotinat lemak bebas dari jaringan lemak perifer ke hepar sehingga sintesis TG dan sekresi kolesterol VLDL di hepar berkurang. Asam nikotinat juga mencegah konversi kolesterol VLDL menjadi kolesterol LDL, mengubah kolesterol LDL dari partikel kecil (small, dense) menjadi partikel besar, dan menurunkan konsentrasi Lp(a). Asam nikotinat meningkatkan kolesterol HDL melalui stimulasi produksi apoA-I di hepar.
Inhibitor ezetimibe Ezetimibe merupakan obat penurun lipid pertama
Absorpsi yang menghambat ambilan kolesterol dari diet dan Kolester kolesterol empedu tanpa mempengaruhi absorpsi ol nutrisi yang larut dalam lemak. Dosis ezetimibe yang direkomendasikan adalah 10 mg/hari dan harus digunakan bersama statin, kecuali pada keadaan tidak toleran terhadap statin, di mana dapat dipergunakan secara tunggal