Anda di halaman 1dari 9

ACS

1. Definisi
a. STEMI : Elevasi Segmen ST > 1mm pada 2 lead berturut (precordial dan limb
lead)1
b. Unstable Angina : Angina Pectoris Setara dengan Ischemic Discomfort dengan
satu diantara tiga kriteria : muncul saat istirahat atau latihan ringan, biasanya
berlangsung lebih dari 10 menit, gerjala berat dan baru pertama timbul, dan
atau muncul dengan pola cresendo1
c. NSTEMI : Pasien Dengan UA memiliki Necrosis Myocard yang terlihat pada
peningkatan cardiomarker

2. Pre Hospital Care2

a. Untuk meminimalisir delay pasien, diperlukan kewaspadaan pada


masyarakat awam untuk mengetahui gejala ACS dan memanggil
bantuan
b.
3. Penatalaksanaan Inisial

Penatalaksanaan awal harus ditelusuri Keluhan Nyeri Dada, Keluhan nyeri Dada
Tipikal :
 Kualitas : Nyeri seperti diremas, menahan beban berat, mencekik, tidak
bersifat tajam, tidak berubah kualitasnya bila ada perubahan posisi atau
respirasi
 Durasi : Nyeri Hilang timbul, berlangsung selama beberapa menit
 Lokasi : Substernal, menjalar ke leher, rahang, epigastrium, atau lengan
 Pemicu : Dicetuskan oleh aktifitas fisik atau stress emosional dan berkurang
bila istirahat3
Selain itu dapat dijumpai keluhan atipikal seperti sesak napas, mual muntah, lelah,
palpitasi atau sinkop

Jika kecurigaan pada nyeri dada tipikal, maka dilakukan inisial diagnosis dengan
a. EKG 12 lead (I, B)
 EKG harus selalu dikerjakan pada setiap kecurigaan STEMI,
 Kriteria STEMI jika pada dua lead berturut turut
 ST elevasi ≥ 2.5mm pada Pria < 40 tahun
 ST elevasi ≥ 2mm pada Pria ≥ 40 tahun
 ST elevasi ≥ 1.5mm pada Wanita pada lead V2-V3 dan atau ≥
1 mm pada lead lainnya
 Adanya gelombang Q patologis pada EKG tidak merubah assesment
untuk strategi reperfusi

b. EKG Posterior V7 – V9
 Dilakukan jika terdapat iskemik pada V1-V3, apalagi jika Gelombang
T positif
 V7 – V9 po
c. EKG V3r, V4r (IIa, B)
 Dilakukan jika ada iskemik pada Inferior
d. Monitoring EKG (IIa, B)
 Monitoring EKG harus dikerjakan untuk mendeteksi aritmia yang
mengancam jiwa
e. Darah Rutin Bisa dilakukan (I, C)

4. Cardiac Arrest
a. Pada pasein pasca Cardiac Arrest maka, PCI adalah terapi utama (I, B)

5. Mengatasi Simptom
a. Oksigen hanya bila SpO2 <90%, (I, C)
b. Antinyeri
 Opioid IV (IIa, C)
c. Antianxietas
 Benzodiazepin (IIa, C)

6. Terapi Reperfusi
a. Pemilihan Reperfusi
 Terapi reperfusi diindikasikan pada semua pasien dengan gejala iskemia
dibawah 12 jam dan kelainan gelombang ST elevasi yang menetap (I,
A)
 Primary PCI lebih direkomendasikan daripada fibrinolisis jika waktu
memungkinkan (I, A)
 Jika Primary PCI tidak memungkinkan, maka segera dilakukan
fibrinolitik jika tidak ada kontraindikasi (I, A)
 Jika tidak ditemukan ST Elevasi, Primary PCI diindikasikan pada pasien
suspect MCI dengan : (I, C)
o Hemodinamik tidak sabil atau syok kardiogenik
o Chest Pain berulang atau refrakter
o Aritmia mengancam jiwa atau cardiac arrest
o Komplikasi mekanik dari MI
o Gagal jantung akut
o Perubahan gelombang ST dan T dengan ST elevasi yang muncul
sesekali
 Early angiografi (24 jam pertama) direkomendasikan jika gejala dan
gelombang ST membaik paska pemberian nitrogliserin (I, C)
 Pada pasien dengan onset >12 jam, PCI diindikasikan hanya jika
terdapat perburukan gejala iskemik, hemodinamik yang tidak stabil dan
aritmia yang mengancam jiwa (I, C)
 PCI dilakukan pada pasien dengan onset 12-48 jam (IIa, B)
 PCI dengan onset >48 jam tidak diindikasikan (III, A)

b. Fibrinolysis and Pharmacoinvasive


 Keuntungan dan Indikasi
 Dilakukan jika PCI tidak dapat dikerjakan
 Fibrinolisis dilakukan jika onset <12 jam dan tidak ada
kontraindikasi
 Jika ada kontraindikasi, maka dipertimbangkan risk and benefit
rasio dari pemberian Fibrinolitik
 Fibrinolisis harus segera dilaksanakan secepat mungkin setelah
diagnosis STEMI ditegakkan (I, A)
 Agen Fibrin spesifik direkomendasikan (tenecteplase,
alteplase,atau, reteplase) (I,B)
 Dosis Tenecteplase harus disesuaikan pada pasien >75 tahun
(IIa, B)
 Pemberian Aspirin Oral atau IV sebagai komplemen
Fibrinolisis, diindikasikan (I, B)
 Pemberian Clopidogrel sebagai tambahan asipirin juga
diindikasikan (I, A)
 DAPT diindikasikan pada pasien yang dilakukan fibrinolisisi
dan PCI (I, C)
 Antikoagulan direkomendasikan sampai dilakukan
revaskularisasi atau selama 8 hari (I, A)
a. Enoxaparin IV lalu dilanjudkan subkutis (lebih dipih
daripada UFH) (I, A)
b. UFH diberikan IV bolus lalu di lanjutkan dengan infus
(I, B)
c. Jika pasien diberikan Streptokinase; Fondaparinux
diberikan IV bolus dilanjutkan dengan subkutis (IIa,B)

 Pre-Hospital Fibrinolysis
 Pre hospital fibrinolisis dapat mengurangi mortalitas sebanyak
17%
 Kontraindikasi
c. CABG Surgery
 Diindikasikan pada pasien dengan anatomi yang tidak sesuai untuk
PCI, misal kerusakan myocardial yang luas atau syok kardiogenik

7. Management dalam rawat inap


a. Coronary Care Unit
b. Monitoring
c. Early Ambulation
d. Length of Stay
e. Pasien Perhatian Khusus
 Pasien Pengguna Antikoagulan
 Pasien Geriatri
 Gangguan Ginjal
 Non Reperfusi
 Pasien Diabetes
f. Pengkajian Risiko
 Clinical Risk Assesment
 Non nvasive imaging

8. Terapi Jangka Panjang


a. Life style Modifikasi
 Berhenti Merokok
 Diet, Kurangi Alkohol, Kontrol Berat Badan
 Excercise
 Resumption of Activities
 Kontrol Tekanan Darah
 Adherence Terapi
b. Anti trombotik terapi
 Aspirin
 Dual Antiplatelet
c. Beta blocker
 Penggunaan IV
 Penggunaan jangka panjang
d. Obat Penurun Lemak
e. Nitrat
f. Calcium Antagonis
g. ACE-I dan ARB
h. Mineralocorticoid receptor antagonis

9. Komplikasi
a. Disfungsi Myocard
b. Gagal Jantung
 Presentasi Klinis
 Managemen
 Hipotensi
 Cardiogenic Shock
c. Aritmia
 Supraventrikular
 Ventrikular
 Bradicardia
d. Komplikasi Mekanik
 Ruptur Diniding Jantung
 Ruptur Septal Ventrikel
 Ruptur Musculus Papilare
e. Pericarditis
 Early and Late
 Pericardial Effusion
Daftar Pustaka

1. PPK
2. Guidelines ESC
3. EIMED

Anda mungkin juga menyukai