Rahmat
Gunawan i
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar………....................……………..................................................
i
Daftar Isi………………………………………………………………………....
ii
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………...
1
I.1 Latar Belakang
Penulisan……………………………………………………………......………
. 1
I.2 Tujuan
Penulisan……………………………………………………. 1
I.3 Manfaat
Penulisan………………………………………………….... 1
BAB 2 PEMBAHASAN
Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Membebaskan Irian
Barat………....... 3
BAB 3 KESIMPULAN dan PENUTUP
A.Kesimpulan………………………………………………………….
8
B.Penutup………………………………………………………………
9
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………….. 10
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan
Pengembalian Irian Barat menjadi masalah penting bagi
pemerintah Indonesia sejak tahun 1950, yaitu satu tahun setelah
penandatanganan KMB. Salah satu isi perjanjian tersebut adalah
Belanda akan menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia satu tahun
setelah pengakuan kedaulatan. Keputusan tersebut tidak pernah
ditepati oleh Belanda.
Latar belakang penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas dari Bapak Guru mata pelajaran IPS Terpadu, untuk
memberikan tambahan ilmu kepada pembaca, untuk mengingatkan
kembali pembaca pada sejarah Negara Indonesia pada tahun 1950.
B. Tujuan Penulisan
C. Manfaat Penulisan
Untuk menembah wawasan,menambah Ilmu,melatih tulisan
tangan,men
1
BAB 2
PEMBAHASAN
a. Konfrontasi Ekonomi
Sejak tahun 1957 Indonesia melancarkan aksi
konfrontasi dalam upaya pembebasan Irian Barat. Jalan
konfrontasi yang pertama ditempuh adalah konfrontasi
bidang ekonomi. Bentuk konfrontasi ekonomi dilakukan
dengan tindakan-tindakan berikut.
1) Nasionalisasi de javasche Bank menjadi Bank
Indonesia tahun 1951.
2) Pemerintah Indonesia melarang maskapai
penerbangan Belanda (KLM) melakukan penerbangan
dan pendaratan di wilayah Indonesia.
3) Pemerintah Indonesia melarang beredarnya
terbitan berbahasa Belanda.
4) Pemogokan buruh secara total pada perusahanperusahaan
Belanda di Indonesia yang
memuncak pada tanggal 2 Desember 1957.
5) Semua perwakilan konsuler Belanda di Indonesia
dihentikan mulai 5 Desember 1957
Pada saat itu juga dilakukan aksi pengambilalihan
atau nasionalisasi secara sepihak terhadap perusahaanperusahaan
Belanda di Indonesia. Perusahaanperusahaan
tersebut antara lain Netherlandsche Handel
Maatscappij (NHM) menjadi Bank Dagang Negara,
Bank Escompto, dan percetakan de Unie.
Tindakan Indonesia yang mengambil alih seluruh modal dan
perusahaan Belanda menimbulkan kemarahan Belanda, bahkan
negara-negara Barat sangat terkejut atas tindakan Indonesia tersebut.
Akibatnya hubungan Indonesia-Belanda semakin tegang, bahkan PBB
tidak lagi mencantumkan masalah Irian Barat dalam agenda
sidangnya sejak tahun 1958. 4
b . Konfrontasi Politik
Di samping melalui konfrontasi ekonomi,
pemerintah RI juga melakukan konfrontasi politik.
Pada tahun 1956 secara sepihak Indonesia membatalkan
hasil KMB yang dikukuhkan dalam UU No 13 tahun
1956. Kemudian untuk mengesahkan kekuasaannya atas
Irian Barat, maka pada tanggal 17 Agustus 1956
pemerintah Indonesia membentuk Provinsi Irian
Barat dengan ibukotanya Soa Siu. Wilayahnya
meliputi wilayah yang diduduki Belanda serta daerah
Tidore, Oba, Weda, Patani, dan Wasile. Gubernurnya
yang pertama adalah Zainal Abidin Syah. Selanjutnya
dibentuk Partai Persatuan Cenderawasih dengan
tujuan untuk dapat segera menggabungkan wilayah
Irian Barat ke dalam RI.
Pada tanggal 4 Januari 1958 pemerintah membentuk Front Nasional Pembebasan Irian Barat
(FNPIB). Tujuannya untuk
mengerahkan massa dalam upaya pembebasan Irian Barat. Ketegangan
Indonesia-Belanda makin memuncak ketika Indonesia memutuskan
hubungan diplomatik dengan Belanda pada tanggal 17 Agustus 1960.
c . Konfrontasi Militer
Untuk meningkatkan perjuangan, Dewan Pertahanan Nasional
merumuskan Tri Komando Rakyat (TRIKORA) yang dibacakan
Presiden Soekarno tanggal 19 Desember 1961 di Yogyakarta.
Bab 3
Kesimpulan & penutup
A.Kesimpulan
Upaya penyelesaian Irian Barat dimulai sejak tahun 1950. Pada awalnya
menempuh langkah diplomasi bilateral dan internasional, namun selalu
mengalami kegagalan.
Mengingat upaya diplomasi selalu mengalami kegagalan, maka pemerintah
RI menempuh cara konfrontasi baik konfrontasi ekonomi, politik, maupun
operasi militer.
Konflik antara Indonesia - Belanda mengenai masalah Irian Barat mencapai
titik temu dengan ditandatanganinya Perjanjian New York tanggal 15 Agustus
1962.
Akhir dari konflik pembebasan Irian Barat adalah diselenggarakannya
Pepera tahun 1969 yang menghasilkan keputusan bahwa rakyat Irian Barat
bergabung dengan NKRI.
Perjuangan bangsa Indonesia untuk merebut kembali Irian Barat sangat berat.
Oleh karena itu sebagai generasi muda, hendaknya menghargai jasa para
pahlawan dengan menjaga keutuhan bangsa dan negara.
Gerakan Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang ingin memisahkan diri dari
NKRI sangat tidak sesuai dengan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945 dan
UUD 1945. Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah memberikan
otonomi khusus kepada rakyat Irian Jaya. Di samping itu juga perlu
meningkatkan nasionalisme dan perasaan bangga akan jati diri sebagai bagian
dari bangsa Indonesia.
B.penutup
Puji syukur kami panjatkan kehadirat alloh swt. Karena dengan
rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan dan membuat
Makalah IPS Terpadu ini.
Dengan dibuat nya Makalah ini mudah-mudahan saya dapat lebih
aktif belajar,kratif,pintar,cerdas,dan mengetahui banyak hal.
Mudah-mudahan Makalah ini bisa bermanfaat bagi saya,maupun orang
lain
Dan Makalah IPS Terpadu ini ditujukan untuk memenuhi salahsatu
tugas dari Bapak Guru mata pelajaran IPS Terpadu. Terimakasih
kepada Bapak Guru mata pelajaran IPS Terpadu, karena telah
memberikan tugas ini kepada saya. Karena dengan membuat Makalah
ini saya menjadi lebih tahu banyak hal yang bersangkutan dengan
materi yang ada di dalam Makalah ini.
Demikian Makalah ini saya buat, apabila ada kekurangan dalam
penulisan materi atau hal-hal yang lain dalam Makalah ini, mohon
berikan kritik,saran dan komentar anda karena pendapat dari anda
sangatlah penting bagi saya.
Wasalam……
Daftar pustaka
Abdulsyani. 2002. Sosiologi - Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta:
PT Bumi
Aksara.
Agus Dwi Martono. 1998. Kartografi Dasar. Surakarta: Fakultas Geografi
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Album Pahlawan Bangsa. 2004. Jakarta: PT Mutiara Sumber Widya.
Dake, C.A. Antoni. 2006. Sukarno File, Kronologi Suatu Keruntuhan.
Jakarta:
Aksara Karunia.
Mabes ABRI. 2000. Tri Komando Rakyat Pembebasan Irian Barat.
Jakarta: Pusat
Sejarah dan Tradisi ABRI.
Marwati Djoenet P. & Nugroho Noto Susanto. 1993. Sejarah Nasional
Indonesia
VI. Jakarta: Balai Pustaka.
Microsoft Encarta Ensiclopedia Deluxe, 2004.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa
Indonesia.
Jakarta: PT Balai Pustaka.
Rahmat Gunawan. 2015. Perjuangan Bangsa Indonesia dalam
Membebaskan Irian
Barat. Ciamis: rachmatgunawan3.blogspot.com
www.google.com