Anda di halaman 1dari 6

Nama : Enjang Purnami Putri

Kelas : VII H

Kisah Nabi Yusuf AS


Mimpi Nabi Yusuf

Sajadah Muslim - Yusuf adalah putra Nabi Ya’qub, diantara dua belas orang anak-anak Ya’qub,
Yusuf dan Bunyaminlah yang paling dicintai. Hal ini menimbulkan iri hati saudara-saudaranya yang lain.
Yusuf wajahnya sangat tampan, lebih tampan dari pada saudara-saudaranya yang lain. Bentuk tubuhnya
sangat bagus. Terlebih setelah ibunya (Rahil) meninggal dunia maka ia makin disayang oleh ayahnya.
Pada suatu malam ia bermimpi, ia melihat sebelas bintang bulan dan matahari bersujud kepadanya. Esok
harinya ia ceritakan hal itu kepada ayahnya. “Sebelas bintang adalah saudara-saudaramu. Matahari adalah
ayahmu, bulan adalah ibumu. Semua akan menghormatimu, kelak kau akan jadi orang besar, maka jangan
sampai saudara-saudaram tahu. Jika saudamu tahu mereka akan mencelakakanmu.”

Namun tanpa setahu Yusuf dan ayahnya ternyata salah seorang saudaranya mengetahu
pembicaraan ayahnya itu. Sejak saat itu mereka makin membenci Yusuf dan selalu berusaha
mencelakakannya. Pada suatu hari mereka meminta izin kepada Nabi Ya’qub untuk mengajak Yusuf
berburu binatang. Mula-mula Nabi Ya’qub tidak mengijinkan, tapi setelah mereka menunjukkan
kesanggupannya menjaga Yusuf dai bahaya maka Nabi Ya’qub tidak melarangnya lagi. Yusuf boleh ikut
berburu, tinggal bunyamin yang menemani Nabi Ya’qub dirumah. Di tengah hutan, setelah berburu tiba-
tiba mereka menangkap Yusuf. “Hei, mau kalian apakan aku ini ? protes Yusuf. “Diam ! “bentak salah
seorang kakaknya. Mereka hendak membunuh Yusuf, namun tidak sampai hati, salah seorang
mengusulkan agar dimasukkan saja ke dalam sumur. Pasti ada khalifah yang akan mengambilnya dan
Yusuf pasti akan dijual sebagai budak. Dengan demikian Yusuf tersingkir dari keluarga Ya’qub, usul itu
disetujui.

Demikianlah Yusuf yang masih kecil tak berdaya ketika saudara-saudaranya yang lebih besar
memasukkannya ke dalam sumu. Sebelumnya baju Yusuf telah dilepas. Mereka kemudian membunuh
hewan, darahnya ditumpahkan ke baju Yusuf, setelah pulang mereka berkata bahwa Yusuf telah dimakan
serigala hingga bajunya berlumuran darah. Nabi Ya’qb sangat sedih mendengar hal itu, demikian sangat
kesedihannya sehingga selalu menangis dan sampai-sampai matanya menjadi buta.
Yusuf Menjadi Budak Belian

Tidak berapa lama Yusuf di dalam sumur, ada serombongan Kafilah yang hendak mengambil air.
Mereka menemukan Yusuf, maka Yusuf dibawaii sebagai tawanan, mereka akan menjualnya di negeri
Mesir. Sesampai di Mesir Yusuf benar-benar dijual sebagai budak, pembelinya seorang menteri kerajaan
bernama Kitfir, kemudian menteri tersebut menyerahkan Yusuf kepada istrinya yaitu Zulaiha. Kitfir dan
Zulaiha tidak mempunyai anak, mereka brmaksud mnjadikan Yusuf sebagai anak angkatnya. Kini Yusuf
hidup dilingkungan istana Kerajaan Mesir, makin lama makin tampaklah bahwa Yusuf seorang pemuda
yang tampan lagi cerdas. Zulaiha kemudian mengangkatnya sebagai kepala pelayan di istana.

Zulaikha Tergoda Ketampanan Nabi Yusuf

Sebagai pemuda yang tampan dan ramah Yusuf telah menarik perhatian Zulaiha, bukan sebagai
ibu dan anak, Zulaiha tertarik kepada Yusuf sebagai seorang wanita kepada lelaki dewasa. Pada suatu
hari, disaat suaminya pergi, Zulaiha mengenakan pakaiannya yang terbaik, bau parfum tersebar diseluruh
tubuhnya, ia menghampiri Yusuf di kamarnya. Yusuf berdebar kencang saat melihat penampilan Zulaiha
yang lain dari biasanya. Begitu menyolok dan merangsang. Berkata Zulaiha kepada Yusuf : “Marilah
Yusuf, seluruh jiwa dan ragaku kuserahkan kepadamu. “Yusuf hampir tergoda, namun ia segera ingat
kepada Tuhan, ia pun berkata : “Aku berlindung kepada Allah dai perbuatan maksiat ini. Bagaimanakah
aku akan melakukan perbuatan ini, sedang suamimu adalah Tuanku yang telah memuliakan dan berbuat
baik kepadaku, adalah tidak patut jika suatu kebaikan dibalas dengan penghinaan.”

Akan tetap hati dan pikiran Zulaiha telah dikuasai nafsu dan tergoda bujukan iblis. Ia tak
menghiraukan peringatan Yusuf. “Yusuf” desah Zulaiha sambil menghambur dan memeluk Yusuf erat-
erat. Tidak seorang pun melihat kita. Tidak ada yang mengetahui perbuatan kita. “Allah mengetahuinya !
“Jawab Yusuf sambil berontak melepaskan diri, buru-buru ia melahikan diri dari dalam kamar. Zulaiha
mengejar dan berhasil memegang baju belakang Yusuf. Ia berharap Yusuf akan berhenti dan mau
melayaninya. Tapi Yusuf terus berlari sehingga bajunya robek dibagian belakang. Di saat demikian tiba-
tiba Kitfir dating, Zulaiha segera menghampiri suaminya dan berkata : “Yusuf hendak memaksaku
melakukan perbuatan mesum. “Tidak ! “Sahut Yusuf. “Dialah yang memaksa saya untuk melakukan
perbuatan keji itu.”

Terjadilah saling tuduh menuduh, disaat demikian datanglah tetangga dekat sekaligus sebagai
penengah, berkata tetangga itu : “Kita lihat saja, jika baju Yusuf robek dibagian depan berarti dia hendak
memaksa Zulaiha berbuat mesum. Jika bajunya robek dibelakang itu pertanda Zulaiha yang memaksa
Yusuf berbuat maksiat. “Kitfir memeriksa dan ternyata baju Yusuf robek di bagian belakang, betapa malu
pembesar kerajaan Mesir itu. Ternyata istrinya sendiri yang telah berbuat salah. Kitfir menghampiri Yusuf
dan berkata : “Rahasiakanlah peristiwa ini, simpan baik-baik, jangan ada orang yang tahu, dan kamu
Zulaiha mohonlah ampun kepada Tuhanmu atas dosa yang telah kau lakukan, bertaubatlah Kepada-Nya
dengan Taubat yang sebenarnya.”

Para Wanita Terpesona Dengan Nabi Yusuf

Walau sudah diusahakan agar tidak bocor tapi peristiwa Zulaiha dengan anak angkatnya itu
akhirnya terdengar juga oleh tetangga kanan kiri. Para wanita baik tua maupun muda sama
mempergunjungkannya. Zulaiha merasa malu, dalam hati ia berkata : “Mereka belum pernah melihat
Yusuf karena selama ini Yusuf selalu berada di dalam rumah. Coba andakata mereka sudah melihatnya,
pasti lebih tergila-gila dari pada aku. “Pada suatu hai Zulaiha mengundang para wanita yang telah
mempergunjingkannya, setiap wanita yang dating diberi buah-buahan dan sebilah pisau yang tajam untuk
mengupas buah-buahan yang dihidangkan itu. Disaat para wanita itu asyik mengpas buah dengan pisau
ditangannya, Zulaiha memerintahkan pelayan untuk memanggil Yusuf agar berjalan diruang tamu.

Semua orang terbelalak kagum ketika melihat penampilan Yusuf yang ganteng dan tampan itu.
Semua tercengang dan sejenak lupa diri. “Inilah pemuda yang kalian gunjingkan, ternyata kalian juga
mengagumi kegantengannya, sehingga tanpa sadar kalian telah mengupas kulit tangan kalian sendiri,
“Kata Zulaiha. Yusuf segera masuk ke dalam, pada saat itulah para wanita tadi baru tersadar bahwa yang
mereka kupas bukan buah yang dipegangnya tapi tangan mereka sendiri, darah bercucuran, suasana jadi
panic, dengan tersipu malu mereka segera kembali pulang ke rumah masng-masing. Namun issu tentang
Zulaiha dan Yusuf masih terus merebak ke seluruh penjuru. Para wanita masih mempergunjingkannya.
Untuk menutupi rasa malunya maka Kitfir akhirnya memasukkan Yusuf ke dalam penjara. Hal ini
dilakukan secara terpaksa bahwa walaupun Yusuf benar dan Zulaiha salah namun Yusuf yang masuk
penjara.

Nabi Yusuf Dipenjara

Memang tak ada jalan lain bagi Kitfir, Yusuf harus dipenjara, jika tidak Zulaiha akan terus
tergoda dan siapa tahu lama-lama Yusuf tidak mampu mempertahankan kesuciannya ? Berangkat dari
pemikiran inilah Kitfir menjebloskan Yusuf ke dalam jeruji besi. Di dalam penjara ada dua orang pelayan
raja, yang pertama bernama Nabo kepala bagian minuman. Kedua bernama Malhab kepala bagian
makanan kue-kue. Keduanya dituduh hendak membunuh Raja dengan menaruh racun dalam makanan dan
minuman. Di dalam penjara Yusuf mengajak kedua orang itu untuk bertaubat, beribadah kepada Allah
saja.

Pada suatu hari Nabo menceritakan mimpinya kepada Yusuf : “Aku bermimpi memeras anggur
yang akan kujadikan khamar. “ Nabo minta Yusuf mengartikan mimpi itu, dengan tenang dan yakin Yusuf
menerangkan arti mimpi Nabo : “Bergembiralah kau Nabo. Sebentar lagi kau akan dibebaskan dari
penjara, kau akan diterima lagi sebagai kepala bagian minuman Raja karena tuduhan terhadapmu tidak
terbukti. “Malhab menceritakan mimpinya dan meminta Yusuf mengartikannya : “AKu telah bermimpi
membawa kue di atas kepalaku, ketika itulah seekor burung datang memakan kue itu. “Sayang sekali
Malhab, kata Yusuf, “Kau akan mengalami nasib buruk, tuduhan terhadapmu terbukti : Raka akan
menghukum kau sampai mati di tiang salib. Mayatmu akan dimakan burung buas mulai dari kepalamu.”

Beberapa hari kemudian tafsir mimpi itu terbukti kebenarannya, Nabo dibebaskan dari tuduhan
dan diperbolehkan bekerja di istana lagi, sedang Malhab dihukum mati karena terbukti kesalahannya
hendak meracuni Raja. Sebelum keluar dari penjara, Yusuf telah berpesan kepada Nabo agar
menyampaikan keadaannya di dalam penjara. Ia ingin raja meninjau kembali keputusannya karena
sesungguhnya ia tidak bersalah. Justru Zulaihalah yang bersalah. Namun setan membuat Nabo jadi lupa
sehingga Yusuf tetap berada di dalam penjara selama beberapa tahun lagi.

Nabi Yusuf Menafsirkan Mimpi Raja Mesir

Pada suatu hari Raja Mesir memanggil semua penasihat dan tukang ramalnya, tadi malam sang
Raja bermimpi melihat tujuh ekor lembu kurus memakan tujuh ekor lembu yang gemuk-gemuk. Dan
melihat tujuh tangkai gandum yang hijau dan tujuh tangkai gandum kering. Para penasihat, dukun, tukang
ramal diperintah untuk mengartikan mimpi sang Raja. Namun tidak ada seorang pun yang mampu
memberikan jawaban yang memuaskan. Raja sangat kecewa, untunglah Nabo ingat akan kepandaian
Yusuf sewaktu berada dipenjara. Ia mengatakan hal itu kepada Raja. Bahwa ada seorang pemuda yang
pandai mengartikan mimpi dengan tepat.
Raja kemudian mengutus Nabo untuk menemui Yusuf dipenjara dan minta Yusuf agar mau
mengartikan mimpi tersebut. Yusuf bukan hanya bersedia mengartikan mimpi tersebut, ia malah
menerangkan jalan keluar dari arti mimpi sang Raja itu. Berkata Yusuf : “Mesir akan mengalami masa
subur selama tujuh tahun dan mengalami masa paceklik selama tujuh tahun. “Oleh sebab itu, “sambung
Yusuf, hasil panen selama tujuh tahun dimasa subur harus disimpan baik-baik, jangan dihambur-
hamburkan. Untuk persediaan tujuh tahun masa paceklik. “Nabo kembali menghadap Raja, setelah
disampaikan arti mimpi itu sang Raja merasa senang. Disaat itulah Nabo menyampaikan pesan Yusuf agar
sang Raja mau mengadili Yusuf dengan seadil-adilnya karena sesungguhnya ia tidak bersalah. Perkara
Yusuf pun diselidiki dan setelah terbukti ia tidak bersalah sang raja membebaskannya dari penjara.

Nabi Yusuf Menjadi Menteri Ekonomi Kerajaan Mesir

Setelah Sang Raja mengetahui kebenaran dan kesucian Yusus, ia makin tertarik. Terlebih setelah
diketahuinya bahwa Yusuf itu orang yang cerdas sehingga mampu memberikan jalan keluar persoalan
Ekonomi kerajaan Mesir, maka sang Raja akhirnya memanggil Yusuf untuk diangkat sebagai Menteri
Ekonomi. Yusuflah yang mengepalai perbendaharaan Negara, ia menjadi kepala gudang aga dapat
menanggulangi keserakahan para pejabat korup dan penindasan mereka terhadap rakyat kecil terutama
jika nanti tiba musim paceklik.

Paceklik di Tanah Mesir

Apa yang diucapkan Yusuf menjadi kenyataan, sesudah berlangsung masa subur selama tujuh
tahun maka datanglah masa paceklik. Masa paceklik itu juga melanda daerah Palestina tempat tinggal
Nabi Ya’qub dan saudara-saudara Yusuf. Negeri Palestina yang tidak tahu menahu bakal datangnya
kemarau panjang itu tentu kelabakan. Rakyatnya banyak yang menderita kelaparan. Mereka mendengar di
Negeri Mesir banyak tersedia bahan makanan dan boleh ditukar dengan emas oleh umum, anak-anak
Nabi Ya’qub bermaksud pergi ke Mesir. Pada waktu itu Bunyamin tidak ikut serta. Sewaktu mereka tiba
di Mesir dan menukar emasnya dengan gandum mereka sama sekali tidak mengira bahwa kepala gudang
perbendaharaan Negeri Mesir adalah Yusuf saudara mereka sendiri. Yusuf mengetahui mereka namun
pura-pura tidak mengetahuinya.

Yusuf memperlakukan mereka sebagai tamu terhormat, dijamu dengan makanan yang lezat-lezat,
mereka juga diberi bekal pejalanan pulang. Ketika mereka bersiap-siap hendak pulang ke Palestina, Yusuf
berkata kepada mereka : “Bawalah saudaramu yang seayah (maksudnya Bunyamin) jika tidak kamu bawa
lain kali kalian tidak kuperbolehkan masuk negeri Mesir dan tidak boleh membeli bahan makanan disini.
Mereka kaget mendengar ucapan sang menteri. Tak disangka sang menteri mengetahui bahwa mereka
masih mempunyai saudara lagi yaitu Bunyamin.

Bunyamin Bertemu Yusuf

Ketika mereka tiba di rumah dan membuka karung gandum, ternyata emas-emas yang mereka
tukarkan berada di dalam karung bersama gandum. Mereka heran dan segera melaporkan kepada ayah
mereka Nabi Ya’qub. “Sungguh aneh ? “gumam Nabi Ya’qub. Ketika merekan mengatakan keinginan
Menteri Ekonomi agar mereka mau membawa Bunyamin ke Mesir, Nabi Ya’qub langsung menolak. Ia
kuatir Bunyamin akan mengalami nasib serupa Yusuf dahulu. “Jika kami tidak boleh membawa
Bunyamin maka kam tidak boleh memasuki Negeri Mesir dan tidak boleh membeli bahan makanan lagi,
“kata mereka. “Nabi Ya’qub tetap tidak memperbolehkan Bunyamin dibawa pergi. Trauma atas
kehilangan Yusuf masih menghantui dirinya. Namun ketika persediaan bahan makanan semakin menipis,
maka tak bisa tidak mereka harus pergi ke Mesir lagi.

“Bersumpalah atas Nama Tuhan, “Kata Nabi Ya’qub. “Bahwa kalian harus melindungi Bunyamin
dengan segenap jiwa raga kalian. Jika terjadi sesuatu kalian harus membelanya sampai titik darah
terakhir. “Mereka serentak menyatakan kesedihannya untuk melindungi Bunyamin dan bersumpah demi
Allah akan membela dan membawa Bunyamin kembali. Demikianlah, untuk kali yang kedua mereka
pergi ke Mesir. Yusuf sebenarnya tak kuat menahan diri begitu melihat saudara-saudaranya datang
membawa Bunyamin. Ia ingin segera memeluk Bunyamin erat-erat karena sudah lama tidak bertemu
dengan adik kandungnya itu. Namun untuk sementara ia tidak ingin saudara-saudaranya yang lain tahu
bahwa ia adalah Yusuf yang pernah mereka masukkan ke dalam sumur. Ia mencari cara agar Bunyamin
dapat tinggal di istana. Tidak ikut pulang ke Palestina. Yusuf kemudian meletakkan piala raja yang terbuat
dari emas di karung Bunyamin.

Untuk sementara Yusuf membiarkan saudara-saudaranya berjalan ke luar kota. Namun tidak lama
kemudian ia memerintahkan prajurit untuk menyusul rombongan saudara-saudaranya itu. Mereka terkejut
ketika serombongan prajurit menyusul dan memintanya berhenti. “Raja kami kehilangan piala yang
terbuat dari emas. Apakah kalian mengetahuinya, siapa yang menemukan piala itu akan diberi hadiah
gandum satu tunggangan unta. Kami datang ke Mesir bukan untuk membuat kerusuhan, “Kata saudara-
saudara Yusuf. Dan kami bukanlah termasuk orang-orang yang mencuri. Para prajurit berkata : Apakah
hukuman bagi orang yang melakukan pencurian itu ? Hukumannya adalah menjadi budak, itulah tebusan
dari perbuatannya, jawab saudara-saudara Yusuf.

Prajurit itu kemudian menggeledah tiap karung dari saudara-saudara Yusuf. Tiba-tiba mereka
menemukannya di dalam karung Bunyamin, tanpa kompromi lagi, Bunyamin dibawa menghadap Menteri
Perekonomian yaitu Yusuf. Saudara-saudara Bunyamin yang lain diperbolehkan pulang. Yahudza tak ikut
pulang, ia merasa malu kepada ayahnya karena telah berjanji melindungi Bunyamin dari segala
marabahaya, nyatanya Bunyamin sekarang tak bisa ia bawa pulang. Yahudza bersumpah tidak akan
pulang sebelum membawa Bunyamin atau ayahnya sendiri memanggilnya pulang. Sementara itu
Bunyamin gemetar saat dihadapkan kepada Menteri Ekonomi Mesir. Baru kali ini ia berhadapan dengan
pejabat tinggi di istana kerajaan. Wajahnya pucat pasi, tap hal itu tak berlangsung lama karena Yusuf
segera memeluknya dan mengatakan siapa sebenarnya sang Menteri Ekonomi itu. Pertemuan kakak
beradik itu benar-benar mengharukan, Bunyamin menangis terisak-isak, ia segera menceritakan nasib
ayahnya di Palestina. Betapa menderitanya sang ayah sejak ditinggal Yusuf setiap hari ayahnya menangis
sampai matanya menjadi putih dan tak dapat melihat lagi.

Impian Nabi Yusuf Menjadi Kenyataan

Begitu mengetahui Sembilan orang anaknya pulang tanpa membawa Bunyamin, Nabi Ya’qub
terpukul jiwanya. Ia bnear-benar sedih. Sudah kehilangan Yusuf kini Bunyamin dijadikan budak oleh
penguasa Negeri Mesir. Dari hari ke hari tampak nian kesedihan Nabi Ya’qub, kini ia lebih suka
menyendiri di mihrabnya (tempat ibadah). Hanya Tuhan tempatnya mengadu dan berkeluh kesah. Pada
suatu hari ia mendapat ilham bahwa Yusuf itu masih hidup dan tak lama lagi ia akan berjumpa dengan
anak yang sangat dicintainya itu. Nabi Ya’qub kemudian memerintahkan anak-anaknya mengembara ke
Mesir : “ Carilah kabar tentang Yusuf di Mesir dan berusahalah membebaskan Bunyamin agar dapat
pulang. Karena tak sampai hati melihat penderitaan ayahnya, anak-anak Nabi ya’qub itu akhirnya pergi ke
Mesir lagi. Mereka langsung menghadap Menteri Ekonomi. Di samping hendak meminta bantuan
makanan mereka juga meminta agar penguasa Mesir mau membebaskan Bunyamin.

“Ayah kam sangat bersedih sejak kehilangan Yusuf, terlebih setelah Bunyamin juga tak dapat
kembali pulang. Kami benar-benar mengharap belas kasih Paduka agar mau membebaskan Bunyamin
sehingga dapat mengurangi penderitaan ayah kami. Akhirnya Yusuf tak sampai hati mendengar penuturan
saudara-saudaranya tentang ayahnya yang menderita. Sambil tersenyum ia berkata : “Masih ingatkah
kalian, kepada saudaramu Yusuf yang kalian lemparkan ke dalam sumur tanpa belas kasih. Kalian
meninggalkannya seorang diri seperti barang yang tak berharga. Tak kalian hiraukan ratap tangisnya dan
kalian terus saja pulang tanpa merasa bersalah. Mendengar ucapan sang menteri mereka terkejut,
bagaimana menteri itu bisa mengetahu perkara rahasia yang tak pernah mereka bocorkan. Mereka saling
pandang. Perlahan-lahan mereka mengamati wajah sang menteri. Senyumnya, wajahnya, bentuk
tubuhnya dari atas hingga bawah, dan akhirnya hamper berbarengan mereka berucap : “Engkau Yusuf !”

“Benarlah ! “Jawab Yusuf, “akulah Yusuf dan inilah adikku Bunyamin. Allah dengan Rahmat-
Nya telah mengakhiri penderitaanku dan ujian berat yang telah kualami. Dan dengan rahmat-Nya pula
kami dikaruniai rezeki berlimpah ruah dan penghidupan yang sejahtera. Demikianlah barang siapa yang
bersabar, bertakwa dan bertawakkal tidaklah akan luput dari pahala dan ganjaran-Nya. “Saudara-saudara
Yusuf gemetar mendengar pengakuan itu ? Terbayang kembali perbuatan mereka saat memasukkan Yusuf
ke dalam sumur. Mereka kuatir bila Yusuf membalas dendam. Tapi ternyata Yusuf bukanlah orang yang
pendendam, mereka dimaafkan. Yusuf kemudian mengambil baju gamisnya dan diserahkan kepada
saudara-saudaranya.

“Usapkanlah baju ini pada kedua belah mata ayah, insya Allah beliau dapat melihat kembali.
Kemudia ajaklah ayah dan ibu ke Mesir secepatnya. Aku sudah tak sabar untuk bertemu. “Demikianlah,
setelah mereka datang di Palestina, baju gamis Yusuf segera diusapkan di kedua belah mata ayahnya, atas
kehendak Allah Nabi Ya’qub yang buta bisa melihat kembali. Nabi ya’qub dan keluarganya kemudian
pindah ke Mesir memenuhi permintaan Yusuf. Kini lengkaplah sudah kebahagiaan Yusuf karena dapat
berkumpul dengan seluruh keluarganya, Yusuf menaikkan ayah dan ibu (tirinya) ke singgasananya. Apa
yang pernah diimpikannya dul sekarang menjadi nyata.

Anda mungkin juga menyukai