Anda di halaman 1dari 18

mexsi sasy

Jumat, 06 Januari 2012


makalah defek massa dan energi ikat inti

BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFEK MASSA DAN ENERGI PENGIKAT INTI


Hasil pengukuran menunjukkan bahwa massa atom tertentu selalu lebih kecil
dibandingkan dengan massa total dari netron, proton, dan elektron yang menyusun
atom.Perbedaan antara massa atom dan penjumlahan total dari massa penyusun atom disebut
massa defek.
Massa defek (∆m)dapat dihitung menggunakan Persamaan dibawah ini:
(1.1)
Dengan mp adalah massa satu proton, mn adalah massa satu neutron, me massa satu elektron,
matom adalah massa atom, Z nomor atom, dan A nomor massa. Dalam kasus inti juga
sama.Massa inti tertentu juga selalu lebih kecil dibanding dengan massa total dari partikel-
partikel penyusunnya. Perbedaan massa untuk inti dirumuskan
(1.2)

Sebagai contoh inti deuterium atau d, yang tersusun dari satu proton dan satu netron,
massanya lebih kecil dibanding partikel-partikel penyusunnya. Ternyata massa yang hilang
tersebut dikonversi menjadi energi ikat (Binding Energy, B), yang mengikat agar partikel-
partikel penyusun inti tidak beraturan. Konversi massa-energi dapat dihitung dengan
perumusan Einstein:
8
dengan c adalah kecepatan cahaya 2,998 x 10 m/s. Dengan demikian maka energi ikat
deuterium yang tersusun dari satu proton dan satu netron dituliskan:
(1.4)

md adalah massa inti deuterium, bukan massa atom deuterium. Perlu diingat bahwa massa
inti atom berbeda dengan massa atom. Hubungan massa ataom dan inti, dinyatakan:
(1.5)
Be adalah energi ikat elektron total. Dalam kenyataan, energi massa inti berorde 10 9
hingga 1011 eV, sementara massa elektron total berorde 1 hingga 104eV. Jadi, suku terakhir
persamaan diatas yaitu (Be) kecil sekali dibandingkan dengan suku-suku didepannya. Dalam
batas ketelitian tertentu, suku terakhir terkadang bisa dihilangkan. Sehingga dinyatakan,
misalnya, bahwa massa inti atom hidrogen ( proton atau hidrogen) adalah massa atom
hiddrogen dikurangi massa satu elektron. Dengan menyisipkanpernyataan ini kedalam
persamaan (1.4), didapatkan:

(1.6)

Dari persamaan (1.6), dapat dilihat bahwa massa elektron saling menghilangkan. Oleh
karena itu, persamaan (1.6) dapat diperluas untuk menentukan energi ikat total sembarang inti
atom
(1.7)
dengan adalah massa atom X. Jika m dalam satuan massa atom (u), maka akan lebih
mudah jika c2ditulis tulis 931,5 MeV/u.
Contoh
Hitunglah energi ikat

Jawab
B=(52x1,007825u+7x1,00865u-125,903322u)x931,5 Mev/u = 1,066x103 MeV
Energi Ikat Per nukleon
Untuk mengetahui besarnya energi ikat yang dirasakan setiap partikel inti (nukleon),
tinggal membagi energi ikat total dengan jumlah seluruh nukleon (nomor massa, A). Jika energi
ikat per nekluon (B/A) untuk tiap unsur dihitung, lalu ditampilkan dalam grafik, maka akan
tampak seperti gambar dibawah:

Gambar tersebut memberikan ilustrasi salah satu aspek penting dalam fisika inti. Energi
ikat per nukleon (B/A) bermula dengan nilai yang rendah, kemudian naik menuju titik
maksimum yaitu sekitar 8,79 MeV bagi 56Fe , dan selanjutnya turun lagi pada inti-inti berat.
Gambar tersebut memberi indikasi bahwa energi inti dapat dibebaskan dengan dua cara
berbeda. Jika jika inti berat (seperti 238U ) dipecah menjadi dua inti yang lebih ringan, maka
akan dilepaskan energi. Sebab, energi ikat per nukleon (B/A) lebih besar bagi kedua
pecahannya, dibandingkan inti semula. Jika energi ikat pernukleon (B/A) lebih besar berarti
massanya lebih kecil. Artinya ada massa yang hilang yang akan dikoversi menjadi energi.
Proses ini dikenal dengan fisi inti.
Selain itu, jika dua inti ringan (seperti 2H) digabungkan menjadi suatu inti yang lebih
berat, juga akan dibebaskan energi. Sebab, energi ikat per nukleon (B/A) juga lebih besar
bagi inti abungan dibandingkan inti semula. Proses ini dikenal dengan fusi inti.
Sifat Gaya Inti
Jika proton dan proton didekatkan, keduanya pasti akan saling menolak, karena adanya
gaya Coulomb. Padahal di dalam inti, terutama inti berat, terdapat banyak proton. Seharusnya
inti atom berantakan karena proton-proton saling menolak. Tetapi, hal ini tidak terjadi, karena
di inti ada gaya lain yang sangat besar yang mengikat inti untuk bersatu dan jauh lebih besar
dibanding gaya tolak elektrostatik. Gaya tersebut dinamakan gaya inti. Gaya ini merupakan
gaya paling kuat dari semua gaya yang diketahui. Karena itu, gaya ini sering disebut gaya kuat
(strong force). Namun gaya ini jangkauannya sangat pendek, yaitu hanya sejauh ukuran inti
-15
(sekitar 10 m). Pada jarak lebih dari 1 fm gaya ini akan melemah dan akhirnya menjadi nol.
Sehingga ketika kedua proton terpisah agak jauh, yang ada hanya gaya tolakan elektrostatic
Coulomb, sementara gaya nuklirnya bernilai nol
Ada dua bukti mengenai jangkauan pendek dari gaya inti ini.
1. Dari kajian kerapatan zat inti. Penambahan nukleon pada inti tidak mengubah kerapatan inti.
Ini menunjukkan bahwa bahwa tiap nukleon yang ditambahkan hanya merasakan gaya dari
tetangga terdekatnya, dan tidak dari nukleon yang lain.
2. Dari energi ikat per nukleon. Karena energi ikat per nukleon kurang lebih tetap, maka energi
ikat inti total kurang lebih sebanding dengan A. Suatu gaya berjangkauan panjang (seperti gaya
2
Coulomb dan gaya gravitasi) memiliki energi yang sebanding dengan A . Sebagai contoh,
2
tolakan elektrostatik total antara proton dalam inti sebanding dengan Z (Z-1) atau sekitar Z .
hal ini karena setiap Z proton, merasakan tolakan dari (Z-1) proton lainnya.
Model Gaya Inti
Model yang berhasil menjelaskan asal usul gaya berjangkaun pendek ini adalah model
gaya tukar (exchange force), yang diusulkan oleh Yukawa. Diandaikan ada sebuah proton dan
netron di dalam inti. Menurut model ini, netron memancarkan sebuah partikel dan sekaligus
menariknya dengan gaya yang sangat kuat. Jika partikel tadi menghampiri proton, ia akan
tertarik pola oleh proton dengan suatu gaya tarik yang sangat kuat. Proton kemudian
memancarkan sebuah partikel yang dapat diserap oleh netron. Karena proton dan netron
masing-masing menarik partikel yang dipertukarkan tersebut dengan gaya tarik yang kuat,
maka mereka seakan saling menarik.
Lalu, bagaimana mungkin sebuah netron dengan massa diam m0mc2 emancarkan partikel
dengan massa diam mc2 dan tetap sebagai netron, tanpa melanggar hukum kekekalan energi.
Jawabannya diberikan oleh asas ketidakpastian Heisenberg:
(1.8)
Energi adalah kekal, jika energi itu dapat diukur secara pasti. Kenyataannya, menurut
ketidakpastian Heisenberg, energi ΔE memiliki ketidakpastian dalam selang waktu Δt. Oleh
karena itu, hukum kekekalan energi dapat ”dilanggar” sebesar ΔE dalam selang waktu yang
cukup singkat.
Jumlah energi yang melanggar hukum kekekalan energi dalam model gaya tukar netron-
proton ini adalah mc2, yaitu energi diam partikel yang dipertukarkan.
Dengan demikian, partikel ini hanya dapat hadir dalam selang (dalam kerangka
laboratorium)
(1.9)
Jarak terjauh yang dapat dicapai partikel ini dalam selang waktu adalah x=c . Dengan
c adalah kecepatan cahaya. Namun, kecepatan yang sesuangguhnya partikel tersebut di bawah
kecepatan cahaya. Persamaan tersebut dapat diubah:
(1.10)
Atau
(1.11)
-15
Karena telah diketahui jangkaun gaya inti hanya sekitar 10 m, maka energi diam
partikel tersebut dapat ditaksir, yaitu sekitar:

Partikel yang dipertukarkan ini berupa sebuah partikel ”virtual”. Jika inti atom ”dilihat”
lebih seksama, gaya tarik menarik antara proton dan netron dapat ”terlihat”, tetapi partikel
virtual ini tidak terlihat.
Jika inti atom ditembaki dengan proyektil (partikel berenergi tinggi), proyektil tersebut
akan menumbuk proton dan netron sedemikian kuatnya, sehingga memasok momentum pental
yang memperkenankan partikel virtual itu menjadi partikel nyata dan muncul dalam
laboratorium. Partikel itu dinamakan dengan meson.

B. TEORI MESON GAYA NUKLIR


Dalam ikatan kimia terlihat bahwa sebuah molekul saling mengikat dengan pertukaran
elektron antara atom komponennya. Pada tahun 1932 oleh Heisenberg yang mengusulkan
pendekatan bahwa elektron dan positron bolak-balik antar nukleon. Sebuah netron
memancarkan elektron dan menjadi proton, sedangkan sebuah proton dapat menyerap elektron
menjadi sebuah neutron. Pendekatan ini tidak tepat karena ternyata gaya yang dihasilkan dalam
pertukaran elektron dan positron terlalu kecil untuk berperan dalam struktur nuklir.
Perhitungan berdasarkan data peluruhan beta menunjukkan bahwa gaya yang timbul dari
pertukaran elektron dan positron oleh nukleon terlalu kecil dengan faktor 1014 supaya berperan
dalam struktur nuklir.
Seorang fisikawan Jepang Hideki Yukawa lebih berhasil dengan mengusulkan tahun
1935 menyatakan bahwa terdapat partikel dengan besar massa antara elektron dan nukleon
yang bertanggung jawab atas adanya gaya nuklir. Sekarang partikel ini disebut pion. Pion dapat
bermuatan (π+,π-) atau netral (π0), dan merupakan anggota kelas partikel elementer yang secara
kolektif disebut meson; kata pion ialah singkatan dari nama asalnya π meson. Menurut teori
meson semua nukleon mengandung inti-inti identik dikelilingi oleh awan yang mengandung
satu atau lebih meson. Meson-meson mungkin bermuatan netral atau muatan positif atau
negatif.
Menurut teori Yukawa, setiap nukleon selalu memancarkan dan menyerap pion. Jika
terdapat nukleon lain di dekatnya, pion yang dipancarkan dapat menyeberang kemudian
kembali ke nukleon induknya; transfer momentum yang menyertainya setara dengan aksi gaya.
Gaya nuklir saling tolak-menolak pada jarak sangat pendek dan saling tarik-menarik ketika
jarak nukleon-nukleon agak jauh, jika tidak demikian maka nukleon dalam inti akan menyatu
dan salah satu kekuatan teori meson untuk gaya tersebut ialah kedua aspek itu terpenuhi. Tidak
ada cara sederhana untuk menunjukkan yang pertama secara tepat, tetapi analogi yang berbeda
dapat mengurangi konsep tersebut. Gaya tarik dan tolak-menolak antara keduanya dapat timbul
dari pertukaran partikel.Marilah kita bayangkan dua orang anak yang saling menukar bola
basket.
Jika mereka saling melempar bola itu, anak itu bergerak mundur, dan ketika mereka
menangkap bola yang dilemparkan kepadanya, momentum mundurnya bertambah. Jadi
metode pertukaran bola basket ini menghasilkan efek yang sama sebagai gaya tolak antara
anak-anak itu. Jika anak-anak itu saling mengambil bola basket dari tangan anak lainnya,
hasilnya ialah gaya tarik timbul di antara mereka. Suatu persoalan pokok timbul di sini, jika
nukleon berkesinambungan memancarkan dan menyerap pion, neutron dan proton tidak pernah
mempunyai massa yang lain dari massa biasanya hal ini terletak pada prinsip ketaktentuan.
Hukum fisika hanya mengacu pada kuantitas terukur, dan prinsip ketaktentuan membatasi
ketepatan suatu kombinasi pengukuran yang dapat dilakukan. Pemancaran sebuah pion oleh
sebuah nukleon denagn massa tetap melanggar hukum kekekalan energi terjadi jika nukleon
itu menyerap kembali pion lain yang dipancarkan oleh nukleon tetangga, sehingga secara
prinsip tidak bisa ditentukan apakah sebenarnya terjadi perubahan massa dari prinsip
ketaktentuan dalam bentuk.
Suatu kejadian dimana sejumlah energi tak kekal tidak dilarang, apabila selang waktu
kejadian itu tidak melebihi persyaratan ini dapat dipakai untuk memperkirakan massa pion.
Kita anggap sebuah pion bergerak di antara nukleon-nukleon dengan kelajuan V c ini berarti
pemancaran pion bermassa mπ menyatakan penyimpanan energi sementara sebesar (energi
kinetik pion diabaikan; dan gaya inti memiliki jangkauan maksimum r sekitar 1,7 fm dan waktu
yang diperlukan untuk menempuh jarak sejauh itu mπ. Besaran itu kira-kira 230 kali massa-
diam elektron . Beberapa tahun setelah usul Yukawa, partikel yang sifatnya telah
diramalkannya betul-betul ditemukan. Massa diam pion bermuatan adalah 273 dan pion neutral
ialah 264 tidak jauh dari perkiraan di atas.
Terdapat dua faktor yang menyebabkan ditemukannya pion bebas agak terlambat. Pertama,
harus terdapat energi yang cukup untuk diberikan pada nukleon, sehingga pemancaran sebuah
pion memenuhi hukum kekekalan energi. Jadi sekurang-kurangnya sekitar 140 MeV yang
diperlukan. Untuk menyediakan energi sebesar itu saat nukleon dalam suatu tumbukan, partikel
yang datang harus berenergi kinetik jauh lebih besar supaya momentum dan energinya kekal.
Partikel dengan energi kinetik beberapa ratus MeV diperlukan untuk menghasilkan pion bebas,
dan partikel seperti itu terdapat dalam alam hanya dalam arus difusi radiasi kosmik yang datang
ke bumi. Jadi penemuan pion harus menunggu perkembangan metode yang cukup peka dan
tepat dalam penelitian interaksi sinar-kosmik.
Baru-baru ini pemercepat (akselerator) mulai bekerja; alat itu dapat menghasilkan
energi partikel yang diperlukan, dan pion yang terjadi dengan pertolongan alat itu dapat
dipelajari langsung.
Penyebab kedua tertundanya penemuan eksperimental dari pion ialah ketakmantapan; umur
rata-rata pion bermuatan ialah 2,6 x s dan pada pion netral ialah 8,4 x s. Karena pendeknya
sehingga keberadaannya baru didapatkan secara meyakinkan dalam tahun 1950. Walaupun
teori meson gaya nuklir masih jauh dari keterangan lengkap mengenai sifat nuklir seperti teori
kuantum dari atom dapat menerangkan sifat atomik, tetapi teori itu telah berhasil menerangkan
beberapa hasil pengamatan yang cukup membingungkan.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
 Nukleon-nukleon tetap bersatu dalam inti atom karena ada gaya inti yang lebih besar dari
gaya elektrostatik
 Selisih massa ini berubah menjadi energi yang terdapat dalam inti atom (kesetaraan massa
– energi)
 Gaya inti adalah gaya tarik-menarik antar nucleon, gaya terkuat dibandingkan dengan gaya
gravitasi dan gaya elektrostatik
 Gaya inti memiliki jangkauan terbatas dan tidak memenuhi hukum kuadrat kebalikan serta
tidak bergantung dari jenis muatan nukleon
 Selisih massa nukleon dengan massa inti atom disebut defek massa Deffek massa = massa
nukleon – massa inti
 Energi yang terjadi dalam inti atom disebut energi ikat inti (binding energy)
 Unsur yang energi ikatnya lebih kuat artinya nukleonnya terikat lebih kuat satu sama lain.
Semakin besar energi ikat pernukleon suatu unsur semakin stabil unsur tersebut
 Inti atom yang kecil kurang stabil karena daya tarik antara nukleonnya relatif kecil, energi
ikat per nukleon maksimum sekitar 8,8 MeV dengan massa atom sekitar 56 (Fe), penurunan
grafik setelah titik maksimum (Fe) karena adanya pertambahan gaya tolak-menolak antara
proton
 Pada inti yang lebih kecil dari Fe pertambahan energi ikat antar nukleon > pertambahan gaya
tolak antar proton dan pada inti yang lebih besar dari Fe pertambahan gaya tolak antar proton
> pertambahan energi ikat antar nukleon .
2. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, maka diharapkan pembaca
memberikan saran yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond.2004.Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid
1.Jakarta:Erlangga
Syukri, S.1999.Kimia Dasar 3.Bandung:ITB
Bundjali,Bunbun.2002.Kimia Inti.Bandung:ITB
Krane, Kenneth.2006.Fisika Modern.Jakarta:Universitas Indonesia
http://Komik Fisika/Teori-Meson-Gaya-Nuklir.html

Diposkan oleh mexsi sasy di 21.54


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

1 komentar:

1.

ebook-saya.com8 Oktober 2012 16.09

makalah nih?

Balas

Muat yang lain...


Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Pengikut
Arsip Blog
 ▼ 2012 (43)
o ▼ Januari (43)
 Newton's Second Law
 Newton's Third Law
 polarization
 Newton's Law
 application of optics
 ...
 circular motion
 Planck’s Route to the Black Body Radiation Formula...
 Bohr's Atom to Electron Waves
 The Born Atom
 spectra
 rays and particles
 collision
 work, energy ,and power
 lorentz transformation
 simple harmonik oscillator
 relativity
 modern physics
 Light Dedendent Resistor
 LDR
 penerapan STM dalam meningkatkan life skill
 computation
 definition of nuclear fussion
 gamma radiation
 application of physics
 phylosophy of Physics
 physics
 The Fussion Reaction
 CD Scanner
 Atomic, molecular, and optical physics
 Partikel Beta
 isotope
 makalah defek massa dan energi ikat inti
 physics Term - electromagnetic and magnetic
 physics Term - optic and wave
 physics Term-thermodinamic
 physics Term-mechanic
 physics Term - modern physic
 physics Term
 Nuclear Physics
 alpha decay
 sample of worksheet
 <!--[if !mso]> v\:* {behavior:url(#default#VML);}o...
Mengenai Saya

mexsi sasy
Lihat profil lengkapku
Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.

Defek Massa dan Energi Ikat Inti

21.41 Fisika Inti 3 comments


Massa Atom
Massa atom suatu unsur besarnya tertentu dan dinyatakan dalam satuan massa atom
(sma). Satu satuan massa atom (1 sma) didefinisika sebagai massa yang besarnya
1/12 kali massa isotop karbon C-12. 1 sma = 1,66056 x 10-27 kg.
Satuan massa atom (sma) juga sering disetarakan dengan satuan energi, yakni: 1 sma
ekuivalen dengan energi sebesar 931, 48 MeV (mega elektron volt).

Defek Massa (Δm)


Oleh karena inti atom tersusun oleh proton dan neutron, massa inti harusnya tepat sama
dengan jumlah massa proton dan massa neutron (massa nukelon). Akan tetapi,
kenyataannya tidaklah demikian. Massa inti selalu lebih kecil daripada massa nukelon.
Selisih antara massa nukleon dan massa inti disebut defek massa (Δm). Defek massa (Δm)
pada pembentukan nuklida X adalah sebagai berikut:

Δm = Zmp + (A – Z) mn - mX
Dengan, mp : massa proton
mn : massa neutron
mX : massa inti atom
Defek massa sebuah atom tidak hilang begitu saja, melainkan digunakan sebagai energi
untuk mengikat nukleon-nukleon dalam inti yang disebut energi ikat inti.

Energi Ikat Inti (E)


Konversi sebagian massa inti menjadi energi ikat E merupakan ilustrasi dari teori
Einstein (1905) dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
E = Δmc2
Dengan Δm dalam kg, c = 3 x 108 m/s, dan E dalam joule (J). Jika Δm dinyatakan dalam
satuan sma, energi ikat inti memenuhi persamaan berikut.

E = Δm 931,5 MeV
Energi ikat inti (binding energy) berkaitan dengan energi yang harus diberikan untuk
memisahkan inti menjadi nukleon pembentuknya.

Energi ikat inti belum menggambarkan kestabilan suatu nuklida. Perkiraan tentang
kestabilan inti dapat dilakukan dengan memperhatikan energi ikat rata-rata per nukleon
Eave yang besarnya dapat dihitung melalui persamaan di samping.

Grafik Energi Ikat Rerata per Nukleon terhadap nomor massa A

Dari grafik energi ikat rerata per nukleon terhadap nomor massa A di atas, dapat
diketahui bahwa:

 Untuk A kecil, energi ikat rerata per nukleon rendah dan mengalami kenaikan
dengan cepat.
 Untuk A disekitar 50, terdapat harga maksimum energi ikat rerata per nukleon
yang datar dan turun ketika A – 140.
 Untuk A diatas 140, energi ikat rerata per nukleon mengalami penurunan.

Berikut adalah video tutorial tentang defek massa dan energi ikat inti.
<sebelumnya> <selanjutnya>
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Reaksi:
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

3 komentar:

1.

Teguh Farica12 Februari 2014 20.35

Energi Pernukleon ga ada ya ???

Balas

2.

Sukses Privat17 Juli 2014 06.07

Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Balas

3.

institutefisika27 Juli 2014 08.38

sekedar berbagi :
http://institutefisika.wordpress.com/2011/10/18/rangkuman/
Balas

Muat yang lain...


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Social Profiles

Search

 Popular
 Tags
 Blog Archives

Translate
Pilih Bahasa ▼

Jadwal Sholat

`
Dapatkan Widget Jadwal Sholat!

powered by

Our Chat

JENIS-JENIS TUMBUKAN

Gambar 13. Contoh peristiwa tumbukan Jenis-jenis Tumbukan Kata t umbukan


digunakan untuk melambangkan kejadian dim...

HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM

Gambar 7. Seorang pemana h yang akan melepaskan anak panah Hukum


Kekekalan Momentum Seorang pemanah yang bermassa 60 kg be...

Contoh Soal Hukum Gravitasi Universal Newton

Hukum Gravitasi Universal Newton Contoh 1 Sebuah satelit mengorbit pada


ketinggian h dari permukaan bumi yang berja...

Contoh Soal 'Fisika Inti dan Radioaktivitas'

Defek Massa, Energi Ikat Inti Aktivitas Inti Waktu Paruh Dosis Serap Energi Reaksi
Inti ...

Waktu Paruh dan Aktivitas Radioaktif

Hukum Peluruhan Jumlah inti atom untuk meluruh setiap saat N bergantung pada
jumlah inti induk N o untuk selang waktu peluruhan t, meme...

Defek Massa dan Energi Ikat Inti

Massa Atom Massa atom suatu unsur besarnya tertentu dan dinyatakan dalam satuan
massa atom (sma). Satu satuan massa atom (1 sma) didefin...

KAPASITOR

6. Kapasitor a. Kapasitas Kapasitor Kapasitor atau yang disebut juga


kondensator adalah komponen yang digunakan untuk me...

Tentang Saya
Fisika Lover
Yogyakarta, DIY, Indonesia
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.
KESTABILAN INTI ATOM

 Inti Atom
Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani
(ἄτομος/átomos), yang berarti tidak dapat dipotong
ataupun sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi.
Konsep ini pertama kali diajukan oleh para filsuf India
dan Yunani. Selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-
20, para fisikawan berhasil menemukan struktur dan
komponen-komponen subatom di dalam atom, hal ini
membuktikan bahwa atom tidaklah tak dapat dibagi-bagi
lagi.

Atom adalah satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan elektron
bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran proton yang
bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral (terkecuali pada Hidrogen-1 yang tidak
memiliki neutron). Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya
elektromagnetik.

Partikel-partikel pembentuk inti atom adalah proton (1P1) dan netron ( 0n1). Kedua
partikel pembentuk inti atom ini disebut juga nukleon. Sedangkan nuklida adalah suatu inti
atom yang ditandai dengan jumlah proton (p) dan neutron (n) tertentu, dituliskan:

X = lambang unsur
Z = nomor atom = jumlah proton (= p)
A = bilangan massa = jumlah proton dan neutron ( p + n)

 Energi Ikat Inti


Kestebilan inti merupakan persoalan energi. Energi yang terkait dengan masalah tersebut
adalah energi pengikat inti. Energi pengikat inti adalah energi yang dilepas saat nukleon bebas
membentuk inti. Energi pengikat inti dibagi jumlah jumlah nukleon disebut energi pengikat
rata-rata pernukleon. Energi pengikat dan energi pengikat inti rata-rata pernukleon dapat
menjelaskan kstabilan relatif nuklida. Nuklida kurang stabil dapat meluruh menjadi nuklida
lain, yang energi pengikat rata-rata pernukleonnya lebih kecil. Di samping itu energi pengikat
inti dan energi pengikat rata-rata pernukleon dapat memperkirakan besarnya energi yang
terlibat dalam reaksi spontan inti (peluruhan), reaksi fisi, reaksi fusi, dan reaksi penembakan
inti.
Nuklida tidak stabil karena nuklida tersebut mempunyai kelebihan energi di dalam
intinya dibanding nuklida stabilnya. Oleh karena energi sebanding dengan massa ( E = mc2 ),
maka kelebihan energi di dalam inti suatu nuklida dapat ditentukan dan ini merupakan energi
pengikat inti nuklida tersebut.
Massa sebuah inti stabil selalu lebih kecil daripada massa gaungan nukleon-nukleon
pembentuknya. Selisih massa antara gabungan massa nukleon-nukleon pembentuk inti dengan
massa inti stabilnya disebut defek massa (mass defect).
Energi yang diperlukan untuk memutuskan inti menjadi proton-proton dan neutron-
neutron pembentuknya disebut Enegi ikat inti (binding energy).
Energi ikat dan defek massa :
∆E = ∆mc2
Dengan 1 u=931MeV/c2
Sehingga jika E dan m dinyatakan dalam MeV dan u, maka menjadi ∆E=∆m x (931 MeV/u)
Rumus menghitung energi ikat :
Energi ikat inti :

∆E = [Zmp + (A-Z)mn + m ] x 931 MeV/u

Dengan:
∆E=energi ikat inti atom
(dalam MeV)
Z, A= nomor atom dan nomor massa atom X
Mp= massa proton(dalam u),
Mn= massa neutron(dalam u),
Me= massa electron(dalam u),

= massa atom netral X dari hasil pengukuran.

 Kestabilan Inti Atom


Di alam ini ada inti-inti atom yang stabil dan ada pula yang tidak stabil. Inti-inti atom yang
tidak stabil adalah inti atom yang dapat meluruh dengan sendirinya, dan inti yang mempunyai
sifat seperti ini disebut inti radioaktif. Kestabilan suatu inti pada dasarnya ditentukan oleh
perbandingan antara banyaknya netron (N) dengan banyaknya proton (Z) yang terdapat dalam
inti atom. Pada umumnya kalau N/Z = 1, maka unsur tersebut stabil. Berdasarkan banyaknya
jumlah N dan Z dalam suatu inti atom, maka dapat digolongkan menjadi 4 kelompok, yaitu:
(1) Inti atom yang terdiri dari N genap & Z genap,
(2) Inti atom yang terdiri dari N genap & Z ganjil,
(3) inti atom yang terdiri dari N ganjil & Z genap,
(4) Inti atom yang terdiri dari N ganjil & Z ganjil.
Dari pengelompokan seperti tersebut di atas, maka urutan banyaknya tipe nuklida
berdasarkan jumlahnya adalah:
(1) Senap/genap sebanyak 157,
(2) Genap/ganjil sebanyak 53,
(3) Ganjil/genap sebanyak 51,
(4) Ganjil/ganjil sebanyak 5.
Komposisi jumlah proton dan neutron di dalam inti atom sangat mempengaruhi kestabilan
inti atom tersebut. Inti atom dikatakan stabil bila komposisi jumlah proton dan neutronnya
sudah ”seimbang” serta tingkat energinya sudah berada pada keadaan dasar. Jumlah proton dan
neutron maupun tingkat energi dari inti-inti yang stabil tidak akan mengalami perubahan
selama tidak ada gangguan dari luar. Sebaliknya, inti atom dikatakan tidak stabil bila komposisi
jumlah proton dan neutronnya “tidak seimbang” atau tingkat energinya tidak berada pada
keadaan dasar. Perlu dicatat bahwa komposisi proton dan neutron yang “seimbang” atau “tidak
seimbang” di atas tidak berarti mempunyai jumlah yang sama ataupun tidak sama. Setiap inti
atom mempunyai “kesetimbangan” yang berbeda.

Secara umum, kestabilan inti-inti ringan terjadi bila jumlah protonnya sama dengan jumlah
neutronnya. Sedangkan kestabilan inti-inti berat terjadi bila jumlah neutron maksimum 1,5 kali
jumlah protonnya.

Inti-inti atom yang tidak stabil, baik karena komposisi jumlah proton dan neutronnya yang
tidak seimbang ataupun karena tingkat energinya yang tidak berada pada keadaan dasarnya,
cenderung untuk berubah menjadi stabil. Bila ketidakstabilan inti disebabkan karena komposisi
jumlah proton dan neutronnya yang tidak seimbang, maka inti tersebut akan berubah dengan
memancarkan radiasi alpha (α) atau radiasi beta (β). Kalau ketidakstabilannya disebabkan
karena tingkat energinya yang berada pada keadaan tereksitasi maka akan berubah dengan
memancarkan radiasi gamma. Proses perubahan atau transformasi inti atom yang tidak stabil
menjadi atom yang lebih stabil tersebut dinamakan peluruhan radioaktif.

Proses peluruhan radioaktif seringkali harus melalui beberapa intermediate (antara)


sebelum menjadi inti atom yang stabil. Jadi seringkali suatu radionuklida tidak berubah
langsung menjadi nuklida yang stabil, melainkan mengalami beberapa perubahan lebih dulu
menjadi radionuklida yang lain sebelum akhirnya menjadi nuklida yang stabil. Misalnya dari
nuklida X yang tidak stabil berubah menjadi nuklida Y yang juga masih tidak stabil kemudian
berubah lagi menjadi nuklida Z yang stabil. Peluruhan seperti ini dinamakan peluruhan
berantai.

Berdasarkan hukum Coulomb inti atom akan pecah karena adanya daya tolak menolak
antara dua proton, akan tetapi ternyata di dalam inti atom terdapat gaya lain yang dapat
mengimbangi gaya Coulomb yaitu gaya nuklir. Kekuatan gaya nuklir ini sangat ditentukan oleh
jumlah partikel nukleonik (proton dan neutron) di dalam inti atom. Oleh karena itu,
keseimbangan antara kekuatan gaya Coulomb dan gaya nuklir di dalam inti atom tersebut
sangat dipengaruhi oleh komposisi jumlah proton dan jumlah neutronnya.

Posisi inti atom yang stabil sudah dipetakan dengan sistem koordinat jumlah proton
(sumbu-X) dan jumlah neutron (sumbu-Y) didalam kurva kestabilan inti.
Titik-titik hitam pada kurva tersebut menunjukkan koordinat (jumlah proton dan jumlah
neutron) inti atom yang stabil. Terlihat bahwa pada jumlah proton tertentu terdapat beberapa
titik hitam dengan jumlah neutron yang berbeda, berarti terdapat kemungkinan bahwa sebuah
unsur memiliki beberapa isotop yang stabil.
Bentuk grafik gambar terutama ditentukan oleh 3 faktor:
1. Lengkungan yang hampir lurus, terbentuk karena nukleon–nukleon berinteraksi hanya dengan
tetangga–tetangga terdekatnya, artinya enegi ikat per nukleon tak tergantung pada jumlah
nukleon dalam ikat (nomor massa A).
2. Lengkungan yang berkurang tajam untuk inti ringan, terbentuk karena inti ringan secara relatif
memiliki nukleon–nukleon yang lebih datar dan karena itu hanya memiliki tetangga–tetangga
terdekat yang lebih sedikit dari pada inti berat.
3. Lengkungan yang berkurang secara berangsur untuk inti berat adalah berhuungan dengan gaya
tolak menolak coulomb antara proton– proton, yang makin besar untuk jumlah proton yang
lebih banyak.
Jika kita memisah suatu inti yang berat menjadi dua inti yang lebih ringan, energi akan
dibebaskan, kerena energi ikat pernukleon lebih besar untuk dua inti yang lebih ringan daripada
untuk inti induk yang berat. Proses ini dikenal dengan reaksi fisi. Kita juga dapat
meggabungkan dua inti yang ringan menjadi sebuah inti yang berat, proses ini disebut reaksi
fusi.
Tabel periodik merupakan suatu tabel yang mencantumkan semua kemungkinan posisi
nuklida baik yang stabil maupun yang tidak stabil. Nuklida-nuklida yang tidak stabil disebut
sebagai radionuklida.

Kurva kestabilan di atas dijabarkan lebih rinci pada suatu tabel yang disebut sebagai tabel
nuklida. Jenis-jenis inti atom (nuklida), baik yang stabil maupun yang tidak stabil, dapat dilihat
pada tabel nuklida (nuclide chart). Inti atom yang stabil ditandai dengan warna hitam
sedangkan warna lain menunjukkan inti atom (nuklida) yang tidak stabil.
Sebagai contoh, terlihat pada tabel nuklida disamping bahwa unsur besi (Fe) mempunyai
tiga isotop yang stabil yaitu Fe56, Fe57, dan Fe58 serta beberapa inti atom atau isotop yang tidak
stabil, yang sering disebut sebagai radioisotop atau inti radioaktif. Demikian pula cara untuk
mengidentifikasi kestabilan inti atom pada unsur-unsur yang lain.

 Radioktivitas
Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tak-stabil untuk memancarkan radiasi
menjadi inti yang stabil. Materi yang mengandung inti tak-stabil memancarkan radiasi, disebut
zat radioktif.

Berdasarkan sifat keradioktifannya, nuklida dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai