BAB II
PEMBAHASAN
Sebagai contoh inti deuterium atau d, yang tersusun dari satu proton dan satu netron,
massanya lebih kecil dibanding partikel-partikel penyusunnya. Ternyata massa yang hilang
tersebut dikonversi menjadi energi ikat (Binding Energy, B), yang mengikat agar partikel-
partikel penyusun inti tidak beraturan. Konversi massa-energi dapat dihitung dengan
perumusan Einstein:
8
dengan c adalah kecepatan cahaya 2,998 x 10 m/s. Dengan demikian maka energi ikat
deuterium yang tersusun dari satu proton dan satu netron dituliskan:
(1.4)
md adalah massa inti deuterium, bukan massa atom deuterium. Perlu diingat bahwa massa
inti atom berbeda dengan massa atom. Hubungan massa ataom dan inti, dinyatakan:
(1.5)
Be adalah energi ikat elektron total. Dalam kenyataan, energi massa inti berorde 10 9
hingga 1011 eV, sementara massa elektron total berorde 1 hingga 104eV. Jadi, suku terakhir
persamaan diatas yaitu (Be) kecil sekali dibandingkan dengan suku-suku didepannya. Dalam
batas ketelitian tertentu, suku terakhir terkadang bisa dihilangkan. Sehingga dinyatakan,
misalnya, bahwa massa inti atom hidrogen ( proton atau hidrogen) adalah massa atom
hiddrogen dikurangi massa satu elektron. Dengan menyisipkanpernyataan ini kedalam
persamaan (1.4), didapatkan:
(1.6)
Dari persamaan (1.6), dapat dilihat bahwa massa elektron saling menghilangkan. Oleh
karena itu, persamaan (1.6) dapat diperluas untuk menentukan energi ikat total sembarang inti
atom
(1.7)
dengan adalah massa atom X. Jika m dalam satuan massa atom (u), maka akan lebih
mudah jika c2ditulis tulis 931,5 MeV/u.
Contoh
Hitunglah energi ikat
Jawab
B=(52x1,007825u+7x1,00865u-125,903322u)x931,5 Mev/u = 1,066x103 MeV
Energi Ikat Per nukleon
Untuk mengetahui besarnya energi ikat yang dirasakan setiap partikel inti (nukleon),
tinggal membagi energi ikat total dengan jumlah seluruh nukleon (nomor massa, A). Jika energi
ikat per nekluon (B/A) untuk tiap unsur dihitung, lalu ditampilkan dalam grafik, maka akan
tampak seperti gambar dibawah:
Gambar tersebut memberikan ilustrasi salah satu aspek penting dalam fisika inti. Energi
ikat per nukleon (B/A) bermula dengan nilai yang rendah, kemudian naik menuju titik
maksimum yaitu sekitar 8,79 MeV bagi 56Fe , dan selanjutnya turun lagi pada inti-inti berat.
Gambar tersebut memberi indikasi bahwa energi inti dapat dibebaskan dengan dua cara
berbeda. Jika jika inti berat (seperti 238U ) dipecah menjadi dua inti yang lebih ringan, maka
akan dilepaskan energi. Sebab, energi ikat per nukleon (B/A) lebih besar bagi kedua
pecahannya, dibandingkan inti semula. Jika energi ikat pernukleon (B/A) lebih besar berarti
massanya lebih kecil. Artinya ada massa yang hilang yang akan dikoversi menjadi energi.
Proses ini dikenal dengan fisi inti.
Selain itu, jika dua inti ringan (seperti 2H) digabungkan menjadi suatu inti yang lebih
berat, juga akan dibebaskan energi. Sebab, energi ikat per nukleon (B/A) juga lebih besar
bagi inti abungan dibandingkan inti semula. Proses ini dikenal dengan fusi inti.
Sifat Gaya Inti
Jika proton dan proton didekatkan, keduanya pasti akan saling menolak, karena adanya
gaya Coulomb. Padahal di dalam inti, terutama inti berat, terdapat banyak proton. Seharusnya
inti atom berantakan karena proton-proton saling menolak. Tetapi, hal ini tidak terjadi, karena
di inti ada gaya lain yang sangat besar yang mengikat inti untuk bersatu dan jauh lebih besar
dibanding gaya tolak elektrostatik. Gaya tersebut dinamakan gaya inti. Gaya ini merupakan
gaya paling kuat dari semua gaya yang diketahui. Karena itu, gaya ini sering disebut gaya kuat
(strong force). Namun gaya ini jangkauannya sangat pendek, yaitu hanya sejauh ukuran inti
-15
(sekitar 10 m). Pada jarak lebih dari 1 fm gaya ini akan melemah dan akhirnya menjadi nol.
Sehingga ketika kedua proton terpisah agak jauh, yang ada hanya gaya tolakan elektrostatic
Coulomb, sementara gaya nuklirnya bernilai nol
Ada dua bukti mengenai jangkauan pendek dari gaya inti ini.
1. Dari kajian kerapatan zat inti. Penambahan nukleon pada inti tidak mengubah kerapatan inti.
Ini menunjukkan bahwa bahwa tiap nukleon yang ditambahkan hanya merasakan gaya dari
tetangga terdekatnya, dan tidak dari nukleon yang lain.
2. Dari energi ikat per nukleon. Karena energi ikat per nukleon kurang lebih tetap, maka energi
ikat inti total kurang lebih sebanding dengan A. Suatu gaya berjangkauan panjang (seperti gaya
2
Coulomb dan gaya gravitasi) memiliki energi yang sebanding dengan A . Sebagai contoh,
2
tolakan elektrostatik total antara proton dalam inti sebanding dengan Z (Z-1) atau sekitar Z .
hal ini karena setiap Z proton, merasakan tolakan dari (Z-1) proton lainnya.
Model Gaya Inti
Model yang berhasil menjelaskan asal usul gaya berjangkaun pendek ini adalah model
gaya tukar (exchange force), yang diusulkan oleh Yukawa. Diandaikan ada sebuah proton dan
netron di dalam inti. Menurut model ini, netron memancarkan sebuah partikel dan sekaligus
menariknya dengan gaya yang sangat kuat. Jika partikel tadi menghampiri proton, ia akan
tertarik pola oleh proton dengan suatu gaya tarik yang sangat kuat. Proton kemudian
memancarkan sebuah partikel yang dapat diserap oleh netron. Karena proton dan netron
masing-masing menarik partikel yang dipertukarkan tersebut dengan gaya tarik yang kuat,
maka mereka seakan saling menarik.
Lalu, bagaimana mungkin sebuah netron dengan massa diam m0mc2 emancarkan partikel
dengan massa diam mc2 dan tetap sebagai netron, tanpa melanggar hukum kekekalan energi.
Jawabannya diberikan oleh asas ketidakpastian Heisenberg:
(1.8)
Energi adalah kekal, jika energi itu dapat diukur secara pasti. Kenyataannya, menurut
ketidakpastian Heisenberg, energi ΔE memiliki ketidakpastian dalam selang waktu Δt. Oleh
karena itu, hukum kekekalan energi dapat ”dilanggar” sebesar ΔE dalam selang waktu yang
cukup singkat.
Jumlah energi yang melanggar hukum kekekalan energi dalam model gaya tukar netron-
proton ini adalah mc2, yaitu energi diam partikel yang dipertukarkan.
Dengan demikian, partikel ini hanya dapat hadir dalam selang (dalam kerangka
laboratorium)
(1.9)
Jarak terjauh yang dapat dicapai partikel ini dalam selang waktu adalah x=c . Dengan
c adalah kecepatan cahaya. Namun, kecepatan yang sesuangguhnya partikel tersebut di bawah
kecepatan cahaya. Persamaan tersebut dapat diubah:
(1.10)
Atau
(1.11)
-15
Karena telah diketahui jangkaun gaya inti hanya sekitar 10 m, maka energi diam
partikel tersebut dapat ditaksir, yaitu sekitar:
Partikel yang dipertukarkan ini berupa sebuah partikel ”virtual”. Jika inti atom ”dilihat”
lebih seksama, gaya tarik menarik antara proton dan netron dapat ”terlihat”, tetapi partikel
virtual ini tidak terlihat.
Jika inti atom ditembaki dengan proyektil (partikel berenergi tinggi), proyektil tersebut
akan menumbuk proton dan netron sedemikian kuatnya, sehingga memasok momentum pental
yang memperkenankan partikel virtual itu menjadi partikel nyata dan muncul dalam
laboratorium. Partikel itu dinamakan dengan meson.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Nukleon-nukleon tetap bersatu dalam inti atom karena ada gaya inti yang lebih besar dari
gaya elektrostatik
Selisih massa ini berubah menjadi energi yang terdapat dalam inti atom (kesetaraan massa
– energi)
Gaya inti adalah gaya tarik-menarik antar nucleon, gaya terkuat dibandingkan dengan gaya
gravitasi dan gaya elektrostatik
Gaya inti memiliki jangkauan terbatas dan tidak memenuhi hukum kuadrat kebalikan serta
tidak bergantung dari jenis muatan nukleon
Selisih massa nukleon dengan massa inti atom disebut defek massa Deffek massa = massa
nukleon – massa inti
Energi yang terjadi dalam inti atom disebut energi ikat inti (binding energy)
Unsur yang energi ikatnya lebih kuat artinya nukleonnya terikat lebih kuat satu sama lain.
Semakin besar energi ikat pernukleon suatu unsur semakin stabil unsur tersebut
Inti atom yang kecil kurang stabil karena daya tarik antara nukleonnya relatif kecil, energi
ikat per nukleon maksimum sekitar 8,8 MeV dengan massa atom sekitar 56 (Fe), penurunan
grafik setelah titik maksimum (Fe) karena adanya pertambahan gaya tolak-menolak antara
proton
Pada inti yang lebih kecil dari Fe pertambahan energi ikat antar nukleon > pertambahan gaya
tolak antar proton dan pada inti yang lebih besar dari Fe pertambahan gaya tolak antar proton
> pertambahan energi ikat antar nukleon .
2. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, maka diharapkan pembaca
memberikan saran yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond.2004.Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid
1.Jakarta:Erlangga
Syukri, S.1999.Kimia Dasar 3.Bandung:ITB
Bundjali,Bunbun.2002.Kimia Inti.Bandung:ITB
Krane, Kenneth.2006.Fisika Modern.Jakarta:Universitas Indonesia
http://Komik Fisika/Teori-Meson-Gaya-Nuklir.html
1 komentar:
1.
makalah nih?
Balas
mexsi sasy
Lihat profil lengkapku
Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.
Δm = Zmp + (A – Z) mn - mX
Dengan, mp : massa proton
mn : massa neutron
mX : massa inti atom
Defek massa sebuah atom tidak hilang begitu saja, melainkan digunakan sebagai energi
untuk mengikat nukleon-nukleon dalam inti yang disebut energi ikat inti.
E = Δm 931,5 MeV
Energi ikat inti (binding energy) berkaitan dengan energi yang harus diberikan untuk
memisahkan inti menjadi nukleon pembentuknya.
Energi ikat inti belum menggambarkan kestabilan suatu nuklida. Perkiraan tentang
kestabilan inti dapat dilakukan dengan memperhatikan energi ikat rata-rata per nukleon
Eave yang besarnya dapat dihitung melalui persamaan di samping.
Dari grafik energi ikat rerata per nukleon terhadap nomor massa A di atas, dapat
diketahui bahwa:
Untuk A kecil, energi ikat rerata per nukleon rendah dan mengalami kenaikan
dengan cepat.
Untuk A disekitar 50, terdapat harga maksimum energi ikat rerata per nukleon
yang datar dan turun ketika A – 140.
Untuk A diatas 140, energi ikat rerata per nukleon mengalami penurunan.
Berikut adalah video tutorial tentang defek massa dan energi ikat inti.
<sebelumnya> <selanjutnya>
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Reaksi:
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
3 komentar:
1.
Balas
2.
Balas
3.
sekedar berbagi :
http://institutefisika.wordpress.com/2011/10/18/rangkuman/
Balas
Social Profiles
Search
Popular
Tags
Blog Archives
Translate
Pilih Bahasa ▼
Jadwal Sholat
`
Dapatkan Widget Jadwal Sholat!
powered by
Our Chat
JENIS-JENIS TUMBUKAN
Defek Massa, Energi Ikat Inti Aktivitas Inti Waktu Paruh Dosis Serap Energi Reaksi
Inti ...
Hukum Peluruhan Jumlah inti atom untuk meluruh setiap saat N bergantung pada
jumlah inti induk N o untuk selang waktu peluruhan t, meme...
Massa Atom Massa atom suatu unsur besarnya tertentu dan dinyatakan dalam satuan
massa atom (sma). Satu satuan massa atom (1 sma) didefin...
KAPASITOR
Tentang Saya
Fisika Lover
Yogyakarta, DIY, Indonesia
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.
KESTABILAN INTI ATOM
Inti Atom
Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani
(ἄτομος/átomos), yang berarti tidak dapat dipotong
ataupun sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi.
Konsep ini pertama kali diajukan oleh para filsuf India
dan Yunani. Selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-
20, para fisikawan berhasil menemukan struktur dan
komponen-komponen subatom di dalam atom, hal ini
membuktikan bahwa atom tidaklah tak dapat dibagi-bagi
lagi.
Atom adalah satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan elektron
bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran proton yang
bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral (terkecuali pada Hidrogen-1 yang tidak
memiliki neutron). Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya
elektromagnetik.
Partikel-partikel pembentuk inti atom adalah proton (1P1) dan netron ( 0n1). Kedua
partikel pembentuk inti atom ini disebut juga nukleon. Sedangkan nuklida adalah suatu inti
atom yang ditandai dengan jumlah proton (p) dan neutron (n) tertentu, dituliskan:
X = lambang unsur
Z = nomor atom = jumlah proton (= p)
A = bilangan massa = jumlah proton dan neutron ( p + n)
Dengan:
∆E=energi ikat inti atom
(dalam MeV)
Z, A= nomor atom dan nomor massa atom X
Mp= massa proton(dalam u),
Mn= massa neutron(dalam u),
Me= massa electron(dalam u),
Secara umum, kestabilan inti-inti ringan terjadi bila jumlah protonnya sama dengan jumlah
neutronnya. Sedangkan kestabilan inti-inti berat terjadi bila jumlah neutron maksimum 1,5 kali
jumlah protonnya.
Inti-inti atom yang tidak stabil, baik karena komposisi jumlah proton dan neutronnya yang
tidak seimbang ataupun karena tingkat energinya yang tidak berada pada keadaan dasarnya,
cenderung untuk berubah menjadi stabil. Bila ketidakstabilan inti disebabkan karena komposisi
jumlah proton dan neutronnya yang tidak seimbang, maka inti tersebut akan berubah dengan
memancarkan radiasi alpha (α) atau radiasi beta (β). Kalau ketidakstabilannya disebabkan
karena tingkat energinya yang berada pada keadaan tereksitasi maka akan berubah dengan
memancarkan radiasi gamma. Proses perubahan atau transformasi inti atom yang tidak stabil
menjadi atom yang lebih stabil tersebut dinamakan peluruhan radioaktif.
Berdasarkan hukum Coulomb inti atom akan pecah karena adanya daya tolak menolak
antara dua proton, akan tetapi ternyata di dalam inti atom terdapat gaya lain yang dapat
mengimbangi gaya Coulomb yaitu gaya nuklir. Kekuatan gaya nuklir ini sangat ditentukan oleh
jumlah partikel nukleonik (proton dan neutron) di dalam inti atom. Oleh karena itu,
keseimbangan antara kekuatan gaya Coulomb dan gaya nuklir di dalam inti atom tersebut
sangat dipengaruhi oleh komposisi jumlah proton dan jumlah neutronnya.
Posisi inti atom yang stabil sudah dipetakan dengan sistem koordinat jumlah proton
(sumbu-X) dan jumlah neutron (sumbu-Y) didalam kurva kestabilan inti.
Titik-titik hitam pada kurva tersebut menunjukkan koordinat (jumlah proton dan jumlah
neutron) inti atom yang stabil. Terlihat bahwa pada jumlah proton tertentu terdapat beberapa
titik hitam dengan jumlah neutron yang berbeda, berarti terdapat kemungkinan bahwa sebuah
unsur memiliki beberapa isotop yang stabil.
Bentuk grafik gambar terutama ditentukan oleh 3 faktor:
1. Lengkungan yang hampir lurus, terbentuk karena nukleon–nukleon berinteraksi hanya dengan
tetangga–tetangga terdekatnya, artinya enegi ikat per nukleon tak tergantung pada jumlah
nukleon dalam ikat (nomor massa A).
2. Lengkungan yang berkurang tajam untuk inti ringan, terbentuk karena inti ringan secara relatif
memiliki nukleon–nukleon yang lebih datar dan karena itu hanya memiliki tetangga–tetangga
terdekat yang lebih sedikit dari pada inti berat.
3. Lengkungan yang berkurang secara berangsur untuk inti berat adalah berhuungan dengan gaya
tolak menolak coulomb antara proton– proton, yang makin besar untuk jumlah proton yang
lebih banyak.
Jika kita memisah suatu inti yang berat menjadi dua inti yang lebih ringan, energi akan
dibebaskan, kerena energi ikat pernukleon lebih besar untuk dua inti yang lebih ringan daripada
untuk inti induk yang berat. Proses ini dikenal dengan reaksi fisi. Kita juga dapat
meggabungkan dua inti yang ringan menjadi sebuah inti yang berat, proses ini disebut reaksi
fusi.
Tabel periodik merupakan suatu tabel yang mencantumkan semua kemungkinan posisi
nuklida baik yang stabil maupun yang tidak stabil. Nuklida-nuklida yang tidak stabil disebut
sebagai radionuklida.
Kurva kestabilan di atas dijabarkan lebih rinci pada suatu tabel yang disebut sebagai tabel
nuklida. Jenis-jenis inti atom (nuklida), baik yang stabil maupun yang tidak stabil, dapat dilihat
pada tabel nuklida (nuclide chart). Inti atom yang stabil ditandai dengan warna hitam
sedangkan warna lain menunjukkan inti atom (nuklida) yang tidak stabil.
Sebagai contoh, terlihat pada tabel nuklida disamping bahwa unsur besi (Fe) mempunyai
tiga isotop yang stabil yaitu Fe56, Fe57, dan Fe58 serta beberapa inti atom atau isotop yang tidak
stabil, yang sering disebut sebagai radioisotop atau inti radioaktif. Demikian pula cara untuk
mengidentifikasi kestabilan inti atom pada unsur-unsur yang lain.
Radioktivitas
Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tak-stabil untuk memancarkan radiasi
menjadi inti yang stabil. Materi yang mengandung inti tak-stabil memancarkan radiasi, disebut
zat radioktif.