Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2014

tentang kesehatan jiwa Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) adalah

orang yang mempunyai masalah fisik, mental, sosial, pertumbuhan dan

perkembangan, dan/atau kualitas hidup sehingga memiliki risiko mengalami

gangguan jiwa. Sedangkan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) adalah

orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang

termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan/atau perubahan perilaku

yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam

menjalankan fungsi orang sebagai manusia.1

Tuntutan dan masalah hidup yang semakin meningkat serta perkembangan

teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu

tidak mampu melakukan koping dengan adaptif, maka individu berisiko

mengalami gangguan jiwa. Salah satu masalah kesehatan jiwa yang sering

dialami oleh penduduk terutama di negara berkembang adalah skizoprenia,

skizofrenia adalah diagnosis psikiatri yang menggambarkan gangguan mental

yang ditandai oleh kelainan dalam persepsi atau ungkapan realitas.2

Data World Health Organization (WHO) jumlah penderita gangguan jiwa

di dunia pada tahun 2013 adalah 450 juta jiwa, angka penderita skizofrenia di

dunia menunjukkan 1% penderita atau kurang lebih 24 juta. Prevalensi

1
2

gangguan psikis dengan diagnosis skizofrenia di seluruh dunia sebesar 0,2%

hingga 2%. Sedangkan insidensi atau kasus baru yang muncul tiap tahun

sekitar 0,01% dan sebesar 75% penderita skizofrenia mulai mengidapnya

pada usia 16-25 tahun.4

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kesehatan

Kementerian Kesehatan RI tahun 2013 jumlah seluruh responden dengan

gangguan jiwa adalah sebesar 1.728 orang, prevalensi gangguan jiwa berat

nasional sebesar 1,7 per 1000 penduduk. Gangguan jiwa berat (psikosis atau

skizofrenia) di Provinsi Lampung sebesar 0,8 per 1000 penduduk, prevalensi

skizofrenia di Indonesia sebesar 1,7 per 1.000 orang.5

Data Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung tahun 2013 jumlah penderita

gangguan jiwa sebanyak 15.720 orang dan sebanyak 7.422 orang (47,2%)

mengalami skizofrenia dan penderita gangguan jiwa meningkat ditahun 2014

menjadi 17.528 orang dan sebesar 8890 orang (50,7%) mengalami

skizofrenia.6

Lingkup masalah gangguan jiwa skizofrenia yang dihadapi individu

sangat kompleks salah satu masalah yang muncul adalah perilaku kekerasan,

menurut Kaplan dan Sadock, (1998) dalam Purba (2008) Perilaku kekerasan

adalah suatu kondisi maladaktif seseorang dalam berespon terhadap marah.

Tindakan kekerasan / perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana

individu melakukan atau menyerang orang lain atau menyakiti diri sendiri

yang dimanifestasikan kedalam tindakan emosi yaitu jengkel, marah

(dendam), rasa terganggu, merasa takut, tidak aman, cemas.7


3

Bentuk perilaku kekerasan berdasarkan manifestasi klinik fisik berupa muka

merah dan tegang, Mata melotot/ pandangan tajam, tangan mengepal, rahang

mengatup, postur tubuh kaku, jalan mondar-mandir. Manifestasi klinik verbal

berupa bicara kasar, membentak atau berteriak, mengancam, mengumpat

dengan kata-kata kotor dan suara keras. Manifestasi klinik perilaku berupa

melempar atau memukul benda/orang lain, menyerang orang lain, melukai

diri sendiri/orang lain, merusak lingkungan dan amuk/agresif.7

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian tentang “gambaran bentuk kekerasan pada pasien

skizofrenia di RSJD Provinsi Lampung tahun 2015”.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah: ”bagaimanakah gambaran bentuk kekerasan pada pasien

skizofrenia di RSJD Provinsi Lampung tahun 2015”?.

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian umum

Untuk mengetahui gambaran bentuk kekerasan pada pasien skizofrenia

di RSJD Provinsi Lampung tahun 2015.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi bentuk kekerasan

berdasarkan emosional pada pasien skizofrenia di RSJD Provinsi

Lampung tahun 2015.


4

2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi bentuk kekerasan

berdasarkan verbal pada pasien skizofrenia di RSJD Provinsi

Lampung tahun 2015.

3. Untuk mengetahui distribusi frekuensi bentuk kekerasan

berdasarkan perilaku pada pasien skizofrenia di RSJD Provinsi

Lampung tahun 2015.

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai referensi

khususnya bagi peneliti dan mahasiswa Kedokteran Universitas

Malahayati tentang gambaran bentuk kekerasan pada pasien skizofrenia

serta sebagai aplikasi metodelogi penelitian.

1.4.2 Bagi aplikatif

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan informasi

bagi pertugas kesehatan RSJD Provinsi Lampung untuk dapat

meningkatkan pelaksanaan Terapi Aktifitas Kelompok perilaku

kekerasan untuk meningkatkan kemampuan pasien mengendalikan

perilaku kekerasan pada pasien skizofrenia.

1.5 Ruang lingkup

Jenis penelitian adalah kuantitatif, desain penelitian deskriptif. Subyek

dalam penelitian ini adalah pasien skizofrenia, objek penelitian adalah


5

gambaran bentuk kekerasan pada pasien skizofrenia, lokasi penelitian akan

dilakukan di RSJD Provinsi Lampung pada bulan Desember 2015.

Anda mungkin juga menyukai