ARTIKEL CAMPAK
Sumber: http://kaltara.prokal.co/read/news/7531-tarakan-dinyatakan-klb-campak.html
BAB II
INVESTIGASI WABAH
II.1 Pendahuluan
II.2 Metodologi
a. Metode Pengumpulan Data
Data didapatkan dari data sekunder, berupa laporan KLB campak bersumber dari
data surveilans Dinkes Tarakan.
b. Waktu dan Lokasi
Penelitian dilakukan di wilayah Dinas Kesehatan Tarakan menggunakan data
sekunder.
c. Responden
Semua penderita campak usia 0-14 tahun yang tercatat pada laporan C-1 kasus
campak di pada tahun
d. Tim PE
Tim penyelidikan epidemiologi KLB campak meliputi petugas dari Puskesmas
dan Dinkes Tarakan, antara lain :
1) Dokter
2) Perawat
3) Bidan
4) Tenaga Laboratorium
5) Epidemiolog
e. Peralatan
1) Obat-obatan
2) Peralatan pengmabilan sampel
3) APD (sarung tangan, masker)
4) Antiseptik
5) Instrumen (kuesioner PE campak)
II.3 Hasil Investigasi
1. Memastikan adanya KLB
Peningkatan kasus campak secara teori sudah termasuk kejadian luar biasa. Sebab,
dengan melihat catatan laporan bulanan maka peningkatannya hampir dua kali lipat
dibandingkan dengan kasus campak bulan sebelumnya.
2. Diagnosis
Tujuan dalam pemastian diagnosis adalah
a. Untuk memastikan bahwa masalah tersebut telah didiagnosis dengan benar.
b. Untuk menyingkirkan kemungkinan kesalahan laboratorium yang menyebabkan
peningkatan kasus yang dilaporkan.
Diagnosis pasti campak ditentukan melalui pemeriksaan laboratorium berupa IgM
campak dengan tetap mempertimbangan biaya, waktu dan fasilitas pemeriksaan
penunjang. Diagnosis secara klinis didapatkan pada responden dengan gejala klinis
seperti demam, bercak kemerahan/ rash, batuk, pilek, dan mata merah/ conjunctivitis.
Selanjutnya, dari gejala klinis diatas dibandingkan dengan gejala klinis pada diagnosis
banding yang ada diduga kejadian peningkatan kasus di wilayah Tarakan.
3. Gambaran epidemiologi